• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pertanian Organik pada Tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Pertanian Organik pada Tanaman"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN ORGANIK

“ BUDIDAYA SAWI”

Oleh :

Nama : Dita Atasa

NIM : 135040101111072

Kelas : B

Kelompok : B1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

(2)

DAFTAR ISI

2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi...3

(3)

5.2 Saran...13 DAFTAR PUSTAKA...15 LAMPIRAN...16

(4)

BAB I pestisida di dalam melakukan budidaya. Penggunaan bahan-bahan kimia yang secara berkepanjangan akan berdampak kurang baik bagi kegiatan pertanian, produksi pertanian serta input-input pertanian yang lainnya. Dimana penggunaan bahan-bahan kimia mapu menurunkan produktivitas tanaman bila dalam jangka panjang.

Dengan adanya permasalahan yang dijelaskan diatas, dalam jangka panjang petani akan mengalami dampak yang kurang baik apabila sistem pertanian seperti itu dilakukan secara terus-menerus. Produktivitas yang diperoleh para petani akan semakin menurun dan akan berpengaruh juga terhadap pendaptan mereka. Produktifitas akan suatu komiditi pertanian, salah satunya akan dipengaruhi oleh faktor ketepatan penggunaan pemupukan yang akan membantu utuk meningkatkan produktivitas komidi tersebut. Sehingga penggunaan atau pengaplikasian pupuk seccara tepat sangat diperlukan.

(5)

1.2 Tujuan

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi

Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (2003). sistematika tanaman sawi adalah sebagai berikut :

Spesies : Brassica juncea L.

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman sawi mempunyai morfologi tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun morfologi tanaman sawi yaitu :

a. Akar

(7)

memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputih-putihan.

c. Daun

Daun sawi berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang lebar dan ada yang sempit,ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu,berwarna hijau muda, hijau keputih- putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Disamping itu, daun juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Secara umum sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.

d. Bunga

Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 1994). e. Buah dan Biji Buah sawi menurut Rukmana (1994), termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. biji sawi berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi a. Iklim

(8)

rendah maupun dataran tinggi.Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk, lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.

b. Tanah

Sawi (Brassica juncea L.) menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai pH 6-7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun lebih banyak diusahakan di daerah dataran rendah (Nazarudin,2000).

Sawi (Brassica juncea L.) dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir, seperti tanah Andosol. Pada tanah yang mengandung liat perlu penggolaan lahan secara sempurna, antara lain pengolahan tanh cukup dalam , penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah ( Dosis ) tinggi. Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah ; subur, gembur, banyak mengandung bahan orgsnik ( humus ), tidak menggenang, tata udara dalam tanah berjalan dengan baik, dan pH tanah anatar 6-7( Rukmana, 1994).

2.3 Jenis-jenis Pupuk Organik a. Kompos

(9)

(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman (Lingga dan Marsono, 2004).

b. Orok-orok (Clotalaria juncea L.)

Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau. Selain itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).

c. Paitan (Tithonia diversifolia)

Paitan merupakan merupakan jenis tumbuhan berbunga famili Asteraceae yang dikenal di Meksiko sebagai bunga matahari, bercabang sangat banyak, berbatang lembut dan agak kecil, dalam waktu yang singkat dapat membentuk semak yang lebat (Jama et al, 2000)

(10)

BAB III

BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu

Penanaman sawi dilakukan pada:

Hari/ Tanggal : Sabtu, 28 November 2015 Pukul : 06.00 WIB

3.1.2 Tempat

Penanaman sawi dilakukan di lahan Kebun Percobaan Pertanian Soekarno Hatta Malang.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat

1. Cangkul : berfungsi untuk mengolah tanah 2. Ember : berfungsi untuk mengambil air

3. Penggaris : berfungsi untuk mengukur jarak tanam dan pengukuran tinggi tanaman

4. Meteran : berfungsi untuk mengukur jarak tanam 5. Tugal : berfungsi untuk membuat lubang tanam 6. Alat tulis : berfungsi untuk menulis hasil pengamatan 7. Kamera : berfungsi sebagai alat dokumentasi

3.2.2 Bahan

1. Benih sawi (Brassica juncea L.): sebagai bahan tanam

2. Lahan : sebagai media tanam

(11)

3.3 Pelaksanaan

 

Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.

Membuat bedengan dengan luas 0,5 x 1 meter.

Cangkul tanah sampai gembur, siram dengan air untuk mempermudah pengolahan tanah.

Ada 4 perlakuan : perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia juncea L.

dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik, perlakuan keempat 50% paitan

dan 50% anorganik

Penanaman sawi  

Dokumentasikan setiap langkah yang dikerjakan dan lakukan pengamatan setiap minggu. Pengamatan tinggi dan jumlah daun tanaman Catat hasil pengamatan.

(12)

3.4 Pengamatan

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Tabel 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

PERLAKUAN TINGGI TANAMAN

PENGAMATAN 1 PENGAMATAN 2 PENGAMATAN 3

KONTROL 8 14 16

C. JUNCEA 8 15 17

KOMPOS 9 15 18

PAITAN 8 13 18

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

PERLAKUAN JUMLAH DAUN

(14)

mengalami peningkatan dari 9cm -18cm disertai penambahan jumlah daun dari 5 sampai 14 daun. Sedangkan pada perlakuan pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan paitan (50% paitan + 50 % anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman mengalami peningkatan dari 8cm-18 cm disertai penambahan jumlah daun dari 5 sampai 10 daun. tidak hanya dipengaruhi oleh unsur nitrogen, melainkan unsure yang berperan dalam proses pertambahan tinggi tanaman diantaranya adalah fospor (P), seng (Zn), besi (Fe), dan mangan (Mn). Tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan pertumbuhan yang sering diamati karena dapat menunjukan pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diberikan.

Secara teori oleh Ananda Putri (2011 : 7) bahwa jumlah daun yang di peroleh berkaitan dengan tinggi tanaman. Semakin tingginya tanaman semakin banyak ruas batang yang akan menjadi tempat keluarnya daun, batang tersusun dari ruas yang merentang di antara buku-buku batang tempat melekatnya daun, jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah daun.

(15)

pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya kandungan unsur N yang tinggi pada kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi tanaman sawi.

Ketersediaan unsur hara pada tanah berpengaruh dalam proses pembentukan daun, terutama unsur nitrogen dan fosfat Nyakpa dkk,(1988) menyatakan bahwa proses pembentukan daun tidak terlepas dari peranan unsurhara seperti nitrogen dan fosfor

(16)

BAB V Organik yaitu perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia juncea L. dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik, perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik. Parameter yang diamati dalam setiap minggunya adalah jumlah daun dan tinggi tanaman sawi. Dari hasil pengamatan 1 sampai 3 pada masing-masing perlakuan menunjukkan perlakuan dengan kompos (50% kompos + 50 % anorganik) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Penambahan bahan organik seperti pupuk kompos mempengaruhi kadar N total dan membantu mengaktifkan sel- sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya kandungan unsur N yang tinggi pada kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi tanaman sawi. Fahrudin (2009), menyatakan bahwa tinggi tanaman sangat erat hubungannya dengan jumlah daun, karena semakin tinggi tanaman semakin banyak daun yang terbentuk.

5.2 Saran

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian et al. 2010. Rhisobakteria Penghasil Fitohormon IAA pada Rhisosfir Tumbuhan Semak Karamunting, titonia, dan Tanaman Pangan. Jurnal Solum VII (1):49-60

Ananda, Habrina, Putri. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Skripsi.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava Media

Hakim, N. dkk. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung Hakim, N dan Agustian. 2012. Thitonia untuk Pertanian Berkelanjutan. Sumatera

Barat: Andalas University.

Haryanto, T.Suhartini dan E.Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok : Penebar Swadaya.

Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing. (Skripsi). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Fatma, D.M. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim. Agronobis 1(1): 89-98.

Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Redaksi Agromedia.

Nazaruddin, 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta :Penebar Swadaya.

Nyakpa, M.,dkk. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Universitas Lampung Press. Setyawidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius

(19)

Pengukuran Jarak Tanam

Pemberian Pupuk Anorganik LAMPIRAN

Bibit Sawi

(20)

Tanaman Sawi Pengukuran Tinggi dan

Gambar

Tabel 2. Jumlah Daun  Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat merampungkan proposal skiripsi dengan judul Konstruksi Realitas Sosial

Deteksi Bakteri Patogen Salmonella typhi pada Sayuran yang dikonsumsi Mentah Menggunakan Metode nested Polymerase Chain Reaction. Idar,

Dalam terminologi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, pengalihan hanya dapat berupa izin (lisensi) kepada pihak ketiga misalnya untuk karya film

Dissertasi ini juga akan melibatkan beberapa projek kajian yang akan diambil untuk dianalisa permasalahan kelewatan dalam mendapatkan kelulusan CF serta

a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen yaitu biaya penyusunan (X1), luas wilayah (X2), jumlah tenaga ahli (X3), sumber biaya (X4), jenis bantuan

Hasil analisis hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kecemasan menghadapi masa pubertas remaja, diperoleh bahwa dari 33 responden yang mempunyai dukungan teman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan konduktivitas baterai litium besi fosfat dengan melapisi bahan katode menggunakan polimer konduktif polianilin