• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL RAPAT KERJA DAERAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI DENGAN PENGADILAN AGAMA SE-WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HASIL RAPAT KERJA DAERAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI DENGAN PENGADILAN AGAMA SE-WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TAHUN 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari Nomor : W21-A/SK.53/OT.00/IV/2013

Tanggal : 5 April 2013

HASIL RAPAT KERJA DAERAH

PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI DENGAN PENGADILAN AGAMA SE-WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI

TAHUN 2013

Memperhatikan : 1. Paparan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Agung RI;

2. Paparan Ketua, Wakil Ketua, Panitera/Sekretaris dan para Hakim

Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Kendari;

3. Saran dan pendapat peserta Rapat Kerja Daerah;

Mendengar : 1. Tanggapan para Peserta pada rapat komisi-komisi dan rapat pleno

Rapat Kerja Daerah;

2. Penjelasan dari para Narasumber;

MENYIMPULKAN: I. KOMISI I

BIDANG TEKNIS

A. BIDANG TEKNIS YUSTISIAL

1. Tentang Kedudukan Pasal 84 UU Nomor 8 Tahun 1989, maka berbeda pendapat

tentang perlu tidaknya dicantumkan dalam amar putusan. Rakerda memutuskan

bahwa pencantuman amar memerintahkan panitera adalah wajib, dengan

catatan dalam pertimbangan hukum harus juga dicantumkan;

2. Apabila surat gugat dibuat oleh kuasa hukum/pengacara maka diupayakan dalam

format gugatan pihak penggugat materil didahulukan dari penggugat formil;

3. Dalam pemeriksaan perkara, Majelis Hakim harus menanyakan hal-hal yang

dianggap kurang jelas dalam gugatan, jawaban, replik dan duplik;

4. Dalam perkara perdata, Majelis Hakim wajib mendamaikan kedua belah pihak,

dan apabila upaya damai yang dilakukan Majelis Hakim tidak berhasil dilanjutkan

dengan mediasi sebagai optimalisasi upaya damai;

5. Dalam hal gugatan terdapat permohonan sita, maka dalam menaksir panjar biaya

perkara harus pula menaksir biaya sita yang terdiri dari pendaftaran sita,

pelaksanaan sita dan pengangkatan sita dan Hakim harus menjawab permohonan

sita tersebut dalam kesempatan pertama/PHS ( sebaiknya menangguhkan sita

disertai penetepan hari Sita);

(2)

7. Dalam pemeriksaan perkara prodeo yang tergugatnya ghoib maka panggilan

pertama untuk pemeriksaan prodeonya berdasarkan ketentuan Pasal 27 PP

Nomor 9 Tahun 1975 dan pemanggilan dilaksanakan sebagai prodeo murni;

8. Maksud dan tujuan penundaan sidang harus disesuaikan dengan tahapan

persidangan;

9. Ahli waris yang tidak menguasai harta warisan dan tidak mau menggugat,

didudukkan sebagai turut tergugat, begitu halnya pihak yang menguasai harta

warisan tetapi bukan ahli waris juga didudukkan sebagai turut tergugat;

10. Pemberian kuasa oleh salah satu ahli waris dapat dilakukan secara lisan dalam

persidangan dan cukup di tuangkan dalam BAS;

11. Gugatan dibacakan oleh ketua majelis atau yang ditunjuk oleh Ketua Majelis;

12. Alat bukti tertulis diberi nomor oleh Ketua Majelis setelah dicocokan tertulis yang

diberikan oleh para pihak atau kuasanya harus dicoret oleh Ketua Majelis;

13. Rincian biaya perkara dalam putusan harus, biaya proses ditambah kata-kata ATK

perkara;

B. BIDANG ADMINISTRASI YUSTISIAL

1. Menyiapkan ruang tunggu yang nyaman bagi pencari keadilan ;

2. Melaksanakan pelayanan pada loket pelayanan dengan system antri dan

melakukan penerimaan, pencatatan dan registrasi perkara gugatan dan

permohonan dengan baik dan benar;

3. Membuat PMH dan penunjukan Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti paling

lama 3 (tiga) hari setelah pendaftaran;

4. Mengelola dan membukukan keuangan perkara dengan baik dan benar;

5. Mengadakan ATK perkara;

6. Menyiapkan instrumen yang diperlukan dan menggunakannya secara tertib sesuai

kebutuhan;

7. Membuat papan monitoring perkara masuk;

8. Membuat papan data perkara yang diterima dan diputus;

9. Membuat papan monitoring bantuan pemangilan;

10. Uploading data perkara melalui SIADPA Plus sesuai dengan ketentuan (segera

setelah pelaksanaan kegiatan);

11. Melaksanakan administrasi persidangan dan membuat BAS yang sudah

ditandatangani sebelum sidang berikutnya;

12. Memberitahukan isi putusan kepada pihak yang tidak hadir segera setelah

putusan diucapkan;

13. Menyiapkan salinan putusan/penetapan kepada para pihak dengan tetap waktu;

14. Melaksanakan minutasi perkara paling lambat 14 hari setelah pembacaan putusan

(sidang terakhir);

(3)

16. Membuat dan mengirim laporan perkara bulanan, 4 bulanan, 6 bulanan dan

laporan tahunan secara akurat dan tetap waktu;

17. Menerbitkan dan menyerahkan Akta Cerai kepada para pihak dengan tepat

waktu;

18. Mengadakan lemari arsip perkara;

19. Menata arsip perkara dengan rapi dan aman;

20. Menerima, menghimpun dan meneruskan Perkara Banding, Kasasi dan PK

(4)

II. KOMISI II

BIDANG NON TEKNIS

A. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

1. Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan terhadap ketentuan:

a. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;

b. KMA No. 96 Tahun 2006 tentang Pengawasan;

c. KMA No. 70 Tahun 2008 tentang Remunerasi;

d. KMA No. 71 Tahun 2008 tentang Penegakan Disiplin Kerja;

e. KMA No. 69 Tahun 2009 tentang perubahan Pertama KMA 071 tahun 2008;

f. SE SEKMA No. 35 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan KMA 071 Tahun

2008.

g. SE SEKMA No. 008 Tahun 2012 tentang Kode Etik Pegawai Mahkamah Agung

RI.

2. Menjaga objetivitas pelaksanaan mutasi/promosi;

3. Mengukur prestasi didasarkan atas hasil evaluasi kinerja yang bersangkutan

berdasarkan Sasaran Kinerja Individu;

4. Memberikan penghargaan (reward) dan sanksi (funishment) secara proporsional

dan profesional, diantaranya:

a. Pemberian satya Lencana;

b. KNP Pilihan dipercepat pengusulannya;

c. Dan lain-lain Hak Kepegawaian berdasarkan prestasi;

d. Penjatuhan hukuman disiplin terhadap pegawai yang melanggar;

5. Memberikan rekomendasi izin belajar S.1, S.2, S.3 dari KPA dengan

memperhatikan surat edaran Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor .

008/BUA.F/izin.01.3/I/2011 dan memberikan rekomendasi usulan secara

berjenjang kepada pejabat yang berwenang;

6. Memberikan izin cuti pegawai berdasarkan PP No. 24 Tahun 1976 dan KMA 125

Tahun 2009 tanggal 2 September 2009;

7. Update data kepegawaian bagi pegawai/hakim yang mutasi (berkas pegawai)

dikirim ketempat tugas yang baru;

8. Menerapkan sanksi disiplin pegawai sesuai PP 53 Tahun 2010 dan KMA 71 Tahun

2008;

9. Penyeragaman dan penertiban pengelolaan administrasi kepegawaian:

a. Buku induk pegawai, buku pensiun, buku karis, karsu, buku KGB dan Buku

catatan;

b. Pengusulan kenaikan pangkat dan pensiun tepat waktu;

c. KGB tepat waktu;

d. DUK dan Bazetting formasi yang jelas dan tepat waktu;

(5)

f. Setiap satker harus membuat uraian tugas untuk setiap pegawai

brrdasarkan Sasaran Kinerja Individu;

10. Melengkapi SIMPEG untuk menunjang pelaksanaan kenaikan pangkat dengan

system paperless;

11. Setiap pejabat yang telah dilantik wajib menandatangani pakta integritas;

12. Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan bimtek, DDTK dan

pembinaan mental setiap pekan;

13. Membuat dan melaporkan tepat waktu data laporan Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian (SIMPEG);

14. Setiap satuan kerja menetapkan rule model berdasarkan kategori kejujuran,

kedisiplinan dan sebagainya;

B. Pengelolaan Administrasi Keuangan

1. Dalam penyusunan rencana anggaran kegiatan berpedoman pada SBU tahun lalu;

2. Dalam penyusunan anggaran kegiatan sesuai dengan kode lokasi, kode KPPN dan

kode akun;

3. Dalam penyusunan anggaran kegiatan wajib dilengkapi TOR dan Rincian anggaran

biaya dari rekanan;

4. Setiap Satuan Kerja memprogramkan tambahan daya listrik miniaml 23.000 watt

dan pemasangan trafo 25KWH;

5. Setiap Satuan Kerja mengusulkan pengadaan server 1 Tera;

6. PTA memprogramkan peningkatan sumber daya manusia melalui bimtek hakim,

kepaniteraan dan kesekretariatan (tenaga teknis dan non teknis) melalui aplikasi

RKAKL;

7. Setiap satker wajib update aplikasi yang terbaru menunggu petunjuk dari Biro

Perencanaan MARI;

8. Pertanggungjawaban remunerasi setelah diterima wajib dipertanggungjawabkan

sesuai dengan format yang diterbuitkan BUA;

9. Mengoptimalkan Kaur Keuangan sebagai pengujian SPP (harus dilengkapi

persyaratan / dokumen yang lengkap) dan penandatangan SPM;

10. Penertiban pengelolaan administrasi keuangan:

a. Setiap Satuan Kerja harus melaqkukan rekonsiliasi internal sesuai dengan

Per Menkeu 102/PMK/05/2009 tentang tatacara Rekonsialiasi BMN

sebagai upaya tindak lanjut temuan BPK;

b. Setiap Satuan Kerja harus melakukan analisa dan evaluasi pelaksanaan

anggaran tahun berjalan sebagai bahan pengusulan anggaran yang

diperlukan untuk tahun berikutnya dan disampaikan melalui Aplikasi

(6)

c. Pada tahun 2013, seluruh satker harus melaksanakan / berpedoman Per

Menkeu No. 73/PMK/05/2008 tentang PenataUsahaan dan Penyusunan

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan;

d. Setiap Satuan Kerja melakukan revisi anggaran untuk tunjangan

kemahalan hakim sesuai dengan PP No. 94 Tahun 2012;

e. Membina dan mengawasi dalam rangka penyerapan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2013, mulai tanggal 01 JAnuari 2013

sampai dengan 31 Desember 2013;

f. Membuat dan melaporkan tepat waktu data laporan realisasi anggaran

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan laporan kegiatan Aplikasi PP 39

Bapennas tahun 2006, serta manual sesuai jadwal yang telah ditentukan

ke Korwil PT dan Pengadilan Tinggi Agama Kendari pada tanggal 5 bulan

berikutnya;

11. Mengupayakan secara bersungguh-sungguh untuk merealisasikan anggaran

Belanja Modal yang non bangunan mencapai 100% paling lambat pada akhir

triwulan III (September 2013) dan anggaran belanja modal bangunan pada akhir

November 2013;

12. Mengadakan sosialisai realisasi penyerepan anggaran tahun berjalan, dan

perkembangan plafon anggaran untuk jangjka waktu 5 tahun;

13. Setiap satuan kerja memprogramkan usulan pengadaan tanah dan atau rumah

dinas;

14. Setiap satuan kerja wajib mengadakan statistik realisasi anggaran tahun berjalan;

15. Setiap satuan kerja menyiapkan tenaga sertifikasi pengadaan barng dan jasa;

16. Setiap pembahasan DIPA satuan kerja harus melibatkan semua unsur;

C. Pengelolaan Administrasi Umum

1. Setiap Satker wajib melakukan opname fisik barang (baik BMN maupun barang

persediaan) dan dilaporkan ke PTA Kendari per triwulan dan akhir tahun;

2. Tata persuratan, klasifikasi penomoran, penandatangan surat harus dilaksanakan

sesuai pola kearsipan dinamis dan buku petunjuk MARI tentang tata persuratan;

3. Setiap satuan kerja diwajibkan melakukan DDTK (Diklat di Tempat Kerja) menganai

tata persuratan berdasarkan kearipan dinamis;

4. Setiap satuan kerja memprogramkan penghapusan barang yang rusak berat atau

tidak layak pakai;

5. Daftar inventaris ruangan harus sesuai dengan kondisi ril barang yang ada dalam

ruangan tersebut;

6. Memaksimalkan pemeliharaan gedung kantor, mobil dinas, motor dinas, rumah

(7)

7. Memaksimalkan pemamfaatan website PTA oleh PA dengan menugaskan salah

satu pegawai pengelola website untuk mengupdate website Mahkamah Agung,

Badilag dan PTA setiap hari;

8. Agar setiap satuan kerja memaksimalkan penataan halaman kantor;

9. Website PA harus sudah up date awal Mei 2013;

10. Penertiban pengelolaan administrasi perlengkapan (barang milik negara) :

a. Buku Induk Inventaris beserta foto fisik, faktur pembelian dan dokumen

pengadaan;

b. Penyimpanan diokumen penting (sertifikat, IMB,BPKB) diletakan di brankas;

c. Bagi satuan kerja yang belum memiliki sertifikat tanah kantor segera

mengusulkan permohonan sertifikat tanah atas nama Pemerintah RI Cq.

Mahkamah Agung;

11. a. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemamfaatan perpustakaan kantor;

b. melakukan kerjasama dengan perpustakaan daerah untuk pendidikan pengelola

perpustakaan;

12. Mengoptimalkan tenaga pramubakti, satpam, dan sopir dalam kebersihan,

ketertiban dan keamanan kantor;

13. Mengadakan dan memasang peta yurisdiksi sesuai kondisi terakhir

14. Membuat dan melaporkan tepat waktu data laporan Sistem Akuntansi Barang

Milik Negara (SIMAK BMN);

15. PTA supaya membuat penyeragaman ukuran papan visual atau papan penunjuk;

16. Agar setiap satuan kerja membuat peta wilayah;

Agar PTA mengadakan lomba kebersihan dan keindahan kantor setiap satuan

kerja;

D. ORGANISASI EKSTRA

Setiap satuan kerja agar membentuk dan memaksimalkan organisasi ekstra yaitu:

1. DHARMAYUKTI KARINI

- Setiap pimpinan pengadilan memberikan dukungan moril maupun materil

terhadap perkembangan organisasi Dharmayukti Karini;

- Mewajibkan setiap isteri hakim, isteri pegawai dan pegawai perempuan untuk

ikut berperan aktif dalam kegiatan Dharmayukti Karini

2. IKAHI

- Membentuk dan mengaktifkan kepengurusan cabang IKAHI dimasing-masing

satuan kerja;

- Mengusulkan pengadaan kartu anggota;

- Membuat program kerja dan melakukan kajian-kajian hukum;

3. PTWP

(8)

- Setiap pimpinan,hakim dan seluruh karyawan, karyawati agar ikut berperan

aktif dalam kegiatn PTWP;

- Membuat prgram latihan bersama baik intenal maupun eksternal;

4. KOPERASI

- Agar setiap satuan kerja membentuk Koperasi;

- Setiap hakim dan pegawai diwajibkan menjadi anggota;

- Agar setiap akhir tahun melakukan rapat anggota tahunan berdasarkan

Undang-Undang No. 17 Tahun 2012;

5. IPASPI

- Membentuk organisasi IPASPI dimasing-masing satuan kerja;

- Mewajibkan setiap panitera, panitera pengganti,jurusita dan jurusita

pengganti untuk menjadi anggota;

Referensi

Dokumen terkait

PLUT-KUMKM adalah Program Kementerian Koperasi dan UKM yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan usaha mikro, kecil,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kabupaten Jepara tentang kerentanan tempat wisata terhadap penularan virus Dengue dan dapat

Bertolak dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa baik atau buruknya kepribadian siswa dapat diprediksi melalui faktor komunikasi dalam keluarga

Luyu jeung fungsina, pikeun masarakat karya ilmiah bisa dimangpaatkeun jadi (1) rujukan atawa referensi dina nyiapkeun karya tulis atawa kagiatan ilmiah; (2) sarana

Strategi yang dapat dikembangkan untuk memberdayakan zakat produktif ini, mulai dari produk hukumnya sampai pada membangun jaringan dalam bentuk kemitraan investasi

Tulisan ini menyajikan serta menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah dan jumlah uang bererdar terhadap perkembangan ekspor Indonesia menggunakan data tahun 2009 kuartal

Hasil yang diperoleh analisis antara prinsip keadilan dengan kepuasan pasien didapatkan informasi bahwa responden yang menyatakan puas dan keadilan berada pada kategori