• Tidak ada hasil yang ditemukan

inflasi indonesia mengganggu pertumbuhan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "inflasi indonesia mengganggu pertumbuhan di Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGANGGU

PEREKONOMIAN NASIONAL

Dosen Pengampu: Drs. Jhonson M.Si

Disusun oleh:

Marni Sihombing

7131141068

FAKULTAS EKONOMI

PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas berkat dan rahmat-Nya makalah tentang “tingkat inflasi indonesia

mengganggu perekonomian nasional” dapat saya selesaikan dengan baik.

Inflasi merupakan proses naiknya harga-harga secara umum dan

terus-menerus. Inflasi memang tidak secara otomatis menurunkan standar hidup,

namun inflasi tetap merupakan masalah.

Melalui makalah ini, kita didorong agar mampu memahami bagaimana

inflasi dan kenapa inflasi itu bisa terjadi.

Terakhir, terima kasih saya ucapkan kepada para penulis yang tulisannya

saya kutip sebagai bahan rujukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para

pembaca. Tentu saja makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat perbaikan makalah ini sangat diharapkan demi

perkembangan diwaktu yang akan datang.

Medan, Mei 2014

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

(4)

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus atau dengan kata lain terjadi penurunan nilai mata uang dalam negeri. Inflasi merupakan salah satu penyakit ekonomi yang sering muncul dan dialami oleh hampir semua negara di dunia khususnya di Indonesia. Tiap negara menghindari inflasi itu, karena sangat mengganggu jalannya perekonomian. Oleh karena itu, inflasi dijadikan fokus dari kebijakan ekonomi di semua negara untuk diatasi.

Pemerintah memang sulit untuk menurunkan laju inflasi karena menurunkan laju inflasi juga berdampak terhadap meningkatnya pengangguran. Ada pendapat yang mengemukakan hubungan antara inflasi dan pengangguran bersifat negatif. Apabila pengangguran dikurangi maka tingkat inflasi naik, dan sebaliknya jika inflsi diturunkan maka pengangguran naik. Hal ini dikemukakan oleh ahli ekonomi inggris bernama A. W. Philip.

Penyebab terjadinya inflasi yaitu dari aspek permintaan dan penawaran. Terjadinya inflasi karena kelebihan permintaan, kenaikan biaya produksi, khususnya kebijakan pemerintah yang kurang tepat.

(5)

tidak bisa menghapuskan inflasi. Namun pemerintah berusaha untuk membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi inflasi yang mengganggu perekonomian nasional. Dalam bab pembahasan akan dijelaskan lebih mendalam tentang tingkat inflasi mengganggu perekonomian nasional.

1

B. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian diatas, antara lain: 1. Apa pengertian dari inflasi

2. Apa penyebab terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional

3. Bagaimana cara mengatasi inflasi agar tidak mengganggu perekonomian nasional. 4. Bagaimana dampak inflasi terhadap perekonomian

C. Tujuan makalah

(6)

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INFLASI

Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus atau dengan kata lain terjadi penurunan nilai mata uang dalam negeri. Seperti halnya terjadi pada negara- negara berkembang dan pada umumnya fenomena inflasi di indonesia masih menjadi satu dari berbagai penyakit ekonomi makro yang meresahkan pemerintah terlebih bagi masyarakat.

Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237) menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.

(7)

kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen. Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.

3

Memang menjelang akhir pemerintahan orde baru (sebelum krisis moneter) angka inflasi tahunan dapat ditekan sampai pada single digit. Tetapi secara umum masih mengandung kerawanan jika dilihat dari seberapa besar persen kelompok masyarakat golongan miskin yang menderita akibat inflasi. Apalagi setelah semakin berlanjutnya krisis moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi yang menjadi salah satu dari penyebab jatuhnya pemerintahan orde baru, angka inflasi cenderung meningkat drastis mencapai >75% pada tahun 1998, dan diperparah dengan semakin besarnya presentase golongan masyarakat miskin. Sehingga bisa dikatakan bahwa angka inflasi di Indonesia termasuk dalam kategori tinggi, tetapi dengan meninjau presentase golongan masyarakat ekonomi bawah yang menderita akibat inflasi cukup besar, maka sebenarnya dapat dikatakan bahwa inflasi di indonesia telah masuk dalam hyperinflation.

(8)

JENIS-JENIS INFLASI

1. Menurut Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi a. Inflasi ringan (creeping inflation)

Adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga inflasi yang merayap, dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional. Seperti pada tahun 2004 lalu di Indonesia laju inflasi di bawah 10 %, sehingga perekonomian Indonesia pada posisi yang stabil.

4 b. Inflasi sedang

Adalah inflasi yang lajunya antara 10%-30% setahun. Pada tingkatan ini mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan, dan jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.

c. Inflasi berat

Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30%-100% setahun. Pada tingkat ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.

d. Hiperinflasi

Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara besar-besaran dan jika diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada waktu itu.

2. Menurut Penyebab Awal Inflasi

a. Inflasi tarikan permintaan ( demand pull inflation.)

(9)

a) bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru;

b) bertambahnya investasi swasta karena adanya kredit murah; dan c) bertambahnya permintaan barang-barang ekspor.

Apabila permintaan barang-barang tersebut bertambah terus-menerus, sedangkan seluruh faktor-faktor produksi sudah sepenuhnya digunakan maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga. Kenaikan harga yang secara terus-menerus inilah yang disebut inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan inilah yang dinamakan inflasi tarikan (Demand Pull Inflation).

5 3. Berdasarkan Asal Inflasi

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut domestic inflation, yaitu inflasi yang disebabkan adanya peristiwa ekonomi dalam negeri, misalnya terjadi defisit anggaran belanja negara yang secara terus-menerus, kemudian pemerintah memerintahkan Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah besar. Atau misalnya karena panen yang gagal secara menyeluruh.

b. Inflasi yang tertular dari luar negeri, yang dikenal dengan imported inflation, yaitu penularan melalui harga barang impor. Inflasi ini umumnya terjadi di negara berkembang yang mana sebagaian besar bahan baku dan peralatan dalam unit produksinya berasal dari luar negeri. Misalnya di Jepang terjadi inflasi, sedangkan bahan-bahan untuk keperluan industri perakitan mobil, elektronik, foto, tekstil, farmasi dan lain-lain Indonesia mengimpor dari Jepang.

Dengan adanya inflasi maka bahan-bahan tersebut ikut naik. Indonesia sebagai negara pengimpor mau tidak mau juga harus mengikuti kenaikan harga tersebut, imbasnya mau tidak mau hasil produksi dari unit produksi juga akan naik. Selanjutnya hal ini juga akan mengakibatkan inflasi di Indonesia.

(10)

Krisis moneter yang melanda Indonesia diawali dengan terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (terutama dolar Amerika), akibat adanya domino effect dari terdepresiasinya mata uang Thailand (bath), salah satunya telah mengakibatkan terjadinya lonjakan harga barang-barang yang diimpor Indonesia dari luar negeri. Lonjakan harga barang-barang-barang-barang impor ini, menyebabkan harga hampir semua barang yang dijual di dalam negeri meningkat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, terutama pada barang yang memiliki kandungan barang impor yang tinggi. Karena gagal mengatasi krisis moneter dalam jangka waktu yang pendek, bahkan cenderung berlarut-larut, menyebabkan kenaikan tingkat harga terjadi secara umum dan semakin berlarut-larut. Akibatnya, angka inflasi nasional melonjak cukup tajam.

6

Lonjakan yang cukup tajam terhadap angka inflasi nasional yang tanpa diimbangi oleh peningkatan pendapatan nominal masyarakat, telah menyebabkan pendapatan riil rakyat semakin merosot. Juga, pendapatan per kapita penduduk merosot relatif sangat cepat, yang mengakibatkan Indonesia kembali masuk dalam golongan negara miskin. Hal ini telah menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat, khususnya pada masyarakat strata ekonomi bawah. Jika melihat begitu dasyatnya pengaruh lonjakan angka inflasi di Indonesia (akibat dari imported inflation yang dipicu oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing) terhadap perekonomian nasional, maka dirasa perlu untuk memberikan perhatian ekstra terhadap masalah inflasi ini dengan cara mencermati kembali teori-teori yang membahas tentang inflasi; faktor-faktor yang menjadi sumber penyebab timbulnya inflasi di Indonesia; serta langkah-langkah apakah yang sebaiknya diambil untuk dapat keluar dari perangkap inflasi ini.

Faktor-faktor penyebab inflasi, antara lain: a. Demand-Full Inflation

Deman full inflation merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus karena adanya kenaikan jumlah permintaan barang/jasa. Inflasi ini terjadi karena adanya permintaan total, sedangkan kapasitas produk telah berada atau hampir dalam kesempatan kerja penuh.

b. Cost-push Inflasion

(11)

dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini biasanya diawali dengan adanya penurunan dalam penawaran total karena kenaikan biaya produksi.

Ada Beberapa Teori Tentang penyebab Inflasi yaitu sebagai berikut: 1. Teori kuantitas, mengatakan bahwa penyebab utama dari inflasi adalah

pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

2. Teori Keynes, mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuannya. Jika jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat melebihi barang yang tersedia, maka harga akan naik.

7

3. Teori Strukturalis, memberikan tekanan pada kekakuan dari struktur perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara berkembang.

C. CARA MENGATASI INFLASI

Pemerintah dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk memecahkan masalah inflasi ini. Kebijakan itu antara lain:

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.

Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.

(12)

policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.

• Peningkatan cash ratio:Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

8

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:

• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.

• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

3. Kebijakan Non Moneter

Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya. Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.

(13)

dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.

• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.

• Pemerintah melakukan distribusi secara langsung. Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.

9

• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:

 Penurunan nilai uang

 Pembekuan sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan

jangka panjang oleh pemerintah.

Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.

 Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

(14)

 Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.

D. DAMPAK INFLASI TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

10

Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

(15)

2. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

11

4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan temenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

5. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

(16)

mengganggu mobilisasi dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi sumber dana investasi.

7. Inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat

meningkatkan utang luar negeri.

8. Inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan terjadinya transfer sumber daya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada produsen.

9. Inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal ke luar negeri. 10. Inflasi yang tinggi akan dapat menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal

yang dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu (Hera Susanti dkk, 1995).

12

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(17)

Inflasi berdampak buruk terhadap perekonomian. Inflasi dapat berpengaruh terhadap distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi, dan terhadap produk nasional.

B. SARAN

Pemerintah hendaknya melakukan pembenahan didalam struktur dan sistem birokrasi dari penyaluran-penyaluran anggaran pembangunan agar dapat meminimalisir penyelewengan yang selama ini terjadi, sehingga efisiensi dan efektivitas pengeluaran pemerintah dapat ditingkatkan

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Pengantar Ekonomi Makro. Team Pengampuh. Universitas Negeri Medan.2014

2. Markwi,N. Glegory.2003. Pengantar Ekonomi, Jilid 1 & 2, edisi keenam. Jakarta: Erlangga

3. Yuliana-Nurhayadi. 2011. Ekonomi. Jakarta: Bailmu

4. Dumairy. 1999. Matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta:BPFE

(18)

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KUALITAS PRODUK DAN LABEL HALAL PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH (Study Kasus Mahasiswa UIN Walisongo Semarang periode 2016).. Terimakasih atas partisipasi anda

Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan Tinggi No.. Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Kurs

Dari hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Al-Muslim, 52% responden adalah laki-laki, 60% responden berumur

Indonesia yang menunggu jadwal penerbangannya pada saat kabut asap akan mendapatkan akomodasi makanan sehingga para penumpang bisa menunggu jadwal dengan nyaman. Hal

Supada (2002) di dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Peranan Sektor pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Boyolali”, memproyeksikan kesempatan kerja

“Pengaruh Indeks Hang Seng, Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2018)”. Oleh karena itu untuk

Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu post SC di RS Nur Hidayah Bantul adalah 85%.. Kata kunci :ASI eksklusif, Bayi