• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta 4.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peta 4.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

4.1

Administrasi dan Geografis

Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis terletak pada

koordinat 2° 1’ 37”b - 2° 35’ 58” Lintang Selatan dan 144° 50’ 58” - 115° 50’ 24” Bujur

Timur. Dengan luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 892,7 km² atau hanya

sekitar 2,38 % dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini

memiliki sejumlah wilayah administrasi desa/ kelurahan sebanyak 219 desa/kelurahan.

Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan

Kabupaten Tabalong;

Sebelah Barat : Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur Propinsi Kalimantan

Tengah;;

Sebelah Selatan : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin , Barito Kuala

dan Hulu Sungai Tengah;

Sebelah Timur : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

Sebelum 25 Februari 2003, HSU merupakan pusat pertumbuhan Banua Lima (terdiri

atas Kabupaten Tabalong, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Utara dan Selatan) masih terbagi

dalam dua wilayah topografi yaitu dataran rendah dan dataran tinggi.

Dengan diberlakukannya Undang-undang No.2 Tahun 2003 tentang pembentukan

Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan, maka wilayah dataran tinggi yang

(2)

Kabupaten Balangan. Kenyataan ini sedikit banyak berpengaruh pada fungsi dan peranan

yang dipegang oleh Kabupaten HSU terhadap kota-kota dan kabupaten yang ada di

(3)
(4)

Tabel 4.1 Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2010

4.2

Kondisi Fisik Dasar

Tabel 4.2 Kelas Ketinggian dan Kelas Kelerengan Wilayah Kecamatan Kecamatan

District

Kelas Lereng/Kemiringan (0)/Slope Class (0)

0-2 2-8 8-15 15-25 25-40 > 40

(5)
(6)

4.2.2

Geohidrologi

Dari sisi geohidrologi, kondisi dilapangan terdapat beberapa daerah atau wilayah

yang sulit mendapatkan air, baik yang berasal dari permukaan air (sungai), alternatifnya

dengan pengeboran air tanah yang cukup dalam. Untuk pemenuhan air pada daerah –

daerah yang sulit pelayanan air tersebut, dimasa mendatang antara lain harus didukung dan

disuplai sungai terdekat. Sehubungan dengan itu dalam perencanaan tata ruang yang perlu

dipertimbangka adalah pelestarian dan peningkatan sumber – sumber air , serta pengaturan

tata guna air baik bagi kepentingan irigasi, penggelontoran, maupun suplai bahan baku air

bersih. Bagi wilayah perkotaan (permukiman kota kecamatan) dan sekitranya yang kondisi

topografinya relatif datar dan dilalui oleh sungai sedikit tidak menemui kesulitan akan

kebutuhan air. Beberapa sungai besar yang melintasi dan terdapat di Kabupaten Hulu Sungai

Utara adalah : Sungai Balangan, Sungai Tabalong, dan Sungai Negara.

4.2.3

Klimatologi

Iklim di Kabupaten Hulu Sungai Utara dikelompokkan sebagai Afaw (menurut

sistem Koppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas.

Kondisi di lapangan terdapat beberapa daerah atau wilayah yang sulit mendapatkan air,

baik yang berasal dari permukaan air (sungai), alternatifnya dengan pengeboran air

tanah yang cukup dalam.

Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografis dan

perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam tiap bulan.

Jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2011 terjadi selama bulan februari dengan

curah hujan tertinggi mencapai 384,5 mm, sementara curah hujan paling rendah terjadi

pada tahun 2009 yaitu pada bulan juli.

4.2.4

Geologi

Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara meliputi kuarter (89.013

Ha), Misozoikum, Neopleosin, Meosin, batuan beku dalam dan Paleogen. Kabupaten Hulu

Sungai Utara memiliki beberapa jenis tanah yaitu: Podsolik, Alluvial, Orgonosol, Latosol.

Jenis – jenis tanah tersebut memiliki karakter yang berbeda – beda, misalnya jenis tanah

alluvial dan Orgonosol Gleihumus merupakan jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang

tinggi dan juga tidak peka terhadap erosi sehingga sangat potensial untuk pertanian, dan

sisanya memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(7)
(8)
(9)
(10)

Tabel 4.3 Jenis Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Sumber: BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2006

4.2.5

Pola Penggunaan Lahan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.435/Menhut-II/2009,

luas penggunaan lahan Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2011 didominasi oleh hutan

produksi yang dapat dikonversi yaitu seluas 41.934 ha dari total luas 88.429 hektar.

Berikutnya adalah sawah seluas 25.492 ha dan rumput rawa seluas 22.230 ha. Permukiman

atau kampung hanya 4.285 hektar.

Gambar 4.1 Diagram Penggunaan Lahan 2011

4.3

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2012 adalah 216.320 jiwa.

Distribusi penduduk terbanyak di Kecamatan Amuntai Tengah berjumlah 50.128 jiwa,

sedangkan distribusi jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Paminggir dengan

(11)

penduduk dalam kurun waktu 2007-2011 mengalami pertambahan dan penurunan.

Perkembangan Jumlah Penduduk dapat dilihat pada grafik jumlah penduduk 2007-2011.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012

No Kecamatan

Sumber: Berdasarkan Proyeksi Penduduk HSU 2013

Gambar 4.2 Diagram Jumlah Penduduk Hulu Sungai Utara Tiap Kecamatan Tahun 2012

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013

Penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010 ini disebakan karena pada tahun

tersebut Badan Pusat Statistik melakukan sensus penduduk nasional sehingga data

yang ada merupakan data nyata di lapangan, sedangkan data pada tahun sebelumnya

merupakan data proyeksi. Dari sisi laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai

Utara relatif kecil yang masih dibawah 1% pertahun. Kepadatan rata-rata penduduk

(12)

terpadat adalah Kecamatan Amuntai Tengah (879 jiwa/km2) disusul Kecamatan Sungai

Pandan (593 jiwa/km2), sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Paminggir (49

jiwa/km2).

Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2008 -2012

Jumlah 216.181 218.109 209.246 211.699 216.320

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013

4.4

Transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

(13)

Aksesbilitas ke/ dari Kalimantan Selatan melalui darat dilayani oleh tiga koridor

utama, yaitu:

1. Koridor jalan raya bagian tengah atau sebelah timur Gunung Meratus yang

menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur, melalui Kabupaten Hulu

Sungai Utara.

2. Koridor jalan raya yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan

Tengah, melalui Kabupaten Hulu Sungai Utara,

3. Koridor jalan raya, yang masih dalam proses peningkatan yang membentang di

sepanjang pantai, menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur.

Jaringan jalan utama yang ada dan melewati Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah:

Jaringan jalan Pantai Hambawang – Amuntai – Kalua – Pasar Panas (perbatasan Kalimantan

Tengah) yang merupakan satu jalur jalan utama Propinsi Kalimantan Selatan.

Ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah:

1. Amuntai – Lampihong sepanjang 17 Km,

2. Lampihong – Mantimin sepanjang 10,5 Km,

3. Paringin – Halong sepanjang 31,7 Km,

4. Negara – Muara Tapus sepanjang 29,34 Km.

Selain jaringan jalan, transportasi sungai merupakan transportasi yang sudah lama

digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dengan adanya 3 (tiga) aliran sungai besar di Kabupaten Hulu Sungai Utara, maka

dimanfaatkan sebagai alur transportasi sungai yang menghubungkan antara Hulu Sungai

Utara dengan Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Tapin

hingga ke Kota Banjarmasin dan beberapa wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang

arus dibeberapa sungai tersebut tidak dipengaruhi pasang surutnya air.

Dalam menunjang transportasi sungai, maka diperlukan juga

Pelabuhan-pelabuhan sebagai tempat turun dan naiknya penumpang jalur sungai dengan jenis

angkutan sungai meliputi motor boat, klotok, speed boat, dan long boat..

Pelabuhan-Pelabuhan yang ada dan yang telah melayani masyarakatnya adalah:

1. Pelabuhan Sungai Danau Panggang, Kecamatan Danau Panggang

2. Pelabuhan Sungai Babirik, Kecamatan Babirik

3. Pelabuhan Sungai Alabio, Kecamatan Sungai Pandan

4. Pelabuhan Sungai Benua Lima, Kecamatan Amuntai Tengah

5. Pelabuhan Sungai Pasar Amuntai, Kecamatan Amuntai Tengah

6. Pelabuhan Sungai Telaga Silaba, Kecamatan Amuntai Selatan

(14)

Untuk transportasi darat ditunjang dengan adanya terminal juga merupakan bagian

terpenting dari prasarana transportasi darat. Eksistensi terminal di Kabupaten Hulu Sungai

Utara adalah:

1. Terminal Banua Lima Kecamatan Amuntai Tengah untuk jurusan Amuntai–Barabai,

Amuntai–Balikpapan/Samarinda (Kalimantan Timur), Amuntai–Ampah, Bontok, Muara

Teweh dan Pasar Panas (Kalimantan Tengah).

2. Terminal Plampitan (Kecamatan Amuntai Tengah) untuk melayani jurusan transportasi

Amuntai–Muara Tapus, Amuntai–Barabai, Amuntai–Alabio, Amuntai–Danau Panggang.

3. Terminal Hulu Pasar/Tambalangan Kecamatan Amuntai Tengah untuk jurusan Amuntai–

Lampihong–dan Paringin.

Tabel 4.7 Sarana Terminal Penumpang Umum Tahun 2011

Nama Terminal Tipe

Terminal Palampitan C Amuntai Tengah 85 x 85

Terminal Pasir Mas C Amuntai Tengah 80 x 80

Terminal Hulu Pasar C Amuntai Tengah 80 x 80

Sub Terminal Babirik C Amuntai Tengah 55 x 100

Sub Terminal Alabio C Babirik 65 x 65

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel, Tahun 2012

4.5

Perekonomian

4.5.1

Potensi Ekonomi

Keuangan daerah mencerminkan potensi dan kemampuan daerah dalam membiayai

kegiatan baik pemerintahan maupun pembangunan di wilayahnya. Semakin besar

penerimaan yang diperoleh daerah dalam neraca anggarannya maka akan semakin besar

kemampuan daerah tersebut untuk membiayai pembangunan yang dilakukan. Pendapatan

Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.8 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012

Lapangan Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012

Pertanian 408.323.850 470.512.984 564.184.487 615.828.226

Pertambangan dan Penggalian

428.196 515.983 577.257 597.502

Industri Pengolahan 117.451.466 141.004.767 160.021.393 169.604.129

Listrik dan Air Minum 7.342.996 8.279.321 8.981.012 10.223.910

Bangunan dan Konstruksi

86.480.821 97.284.591 115.073.524 123.944.785

Perdagangan 240.020.617 269.215.633 305.188.168 347.907.657

Pengangkutan dan Komunikasi

(15)

Lapangan Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

57.237.931 66.137.792 75.834.020 84.659.602

Jasa-jasa 315.197.575 376.585.943 435.105.483 491.888.082

PDRB 1.338.032.527 1 547.046.584 1.798.145.198 1.992.916.352

Ket.: *) Angka Diperbaiki

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2012

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2010-2012 bersifat

positif, yang artinya terus mengalami peningkatan pendapatan. Laju pertumbuhan yang

sangat besar terlihat pada lapangan usaha jasa-jasa dan listrik, gas dan air minum.

Sedangkan pertumbuhan yang paling rendah adalah dari lapangan usaha pertanian. Lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (2000), 2010-2012

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012

1 Pertanian 291.279.795 307.925.789 319.557.060

2 Pertambangan dan Penggalian 168.958 173.437 176.220

3 Industri Pengolahan 85.422.940 88.403.273 92.333.786

4 Listrik, Gas dan Air Minum 4.608.907 4.892.700 5.293.339

5 Konstruksi 55.828.667 58.334.270 61.675.329

6 Perdagangan, Restoran, dan Perhotelan 171.224.418 182.222.794 194.049.366

7 Pengangkutan dan Komunikasi 61.985.403 65.496.431 69.346.287

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa, 35.080.129 37.654.651 39.296.732

9 Jasa-jasa/ Services 164.566.310 179.574.526 195.148.184

PDRB / GRDP 870.165.527 924.677.871 976.876.304

Ket.: *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013

Keuangan Daerah Kabupaten Sungai Hulu Utara bersumber dari Pajak Bumi dan

Bangunan, Retribusi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,

investasi sektor swasta dan pendapatan sah lainnya. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sungai Hulu Utara meningkat sebesar 8% dari dari tahun sebelumnya. Ini menunjukan

kinerja positif dari seluruh elemen di Kabupaten Sungai Hulu Utara.

Jika dilihat dari kontribusi sektornya, maka sektor Pertanian memberikan kontribusi

terbesar terhadap PDRB sebesar 30,9 % pada tahun 2012. Untuk angka PDRB perkapita

pada tahun 2010-2012 terus mengalami peningkatan baik berdasarkan harga berlaku

rata-rata sebesar 0, 1 % maupun untuk harga konstan sebesar 0, 04 %. Lebih lengkapnya dapat

(16)

Tabel 4.10 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010-2012

No Tahun Atas Dasar Harga

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka Tahun 2013

4.5.2

Komoditas Andalan

Untuk komoditas andalan di Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari sektor

peternakan dan perikanan rawa maupun sungai. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada

uraian berikut ini.

A. Peternakan

Komoditas peternakan yang menjadi unggulan di Kabupaten Hulu Sungai Utara

adalah Ternak kerbau dan itik. Pada tahun 2013 populasi tertinggi ternak besar adalah

kerbau sebanyak 7.813 ekor yang sebagian besar dibudidayakan di Kecamatan Paminggir.

Tabel 4.11 Hasil Produksi Peternakan Besar Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012

Kecamatan Sapi Kerbau

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013

Populasi tertinggi kelompok ternak kecil adalah kambing sebesar 2.477 ekor yang

sebagian besar di ternakkan di Kecamtan Amuntai Tengah, Banjang dan Sungai Pandan.

Sedangkan populasi tertinggi kelompok ternak unggas yaitu itik dengan populasi 1.254.252

ekor yang terbesar terletak di Kecamatan Amuntai Selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai

(17)

Tabel 4.12 Banyaknya Ternak Unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Kecamatan Ayam Ras

Pedaging

Ayam

Buras Itik

1. Danau Panggang 26.170 139.023 140.016

2. Paminggir - 316 3.145

3. Babirik 14.261 241.029 145.308

4. Sungai Pandan 90.994 17.284 156.246

5. Sungai Tabukan 10.945 9.855 76.350

6. Amuntai Selatan 674.220 229.323 649.816

7. Amuntai Tengah 1 584.265 58.793 136.204

8. Banjang 8.615 17.218 38.143

9. Amuntai Utara 84.700 15.243 47.619

10. Haur Gading 108.800 13.674 33.366

Jumlah

2012 2.602.970 741.758 1.426.213

2011 762.332 713.171 1.339.202

2010 708.369 1 018.815 1.280.591

2009 703.591 1.005.787 1.254.252

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013

Tabel 4.13 Hasil Produksi Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara No Komoditas Satuan Produksi

1 Telur

Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013

B. Perikanan

Produk perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan salah satu produk

andalan daerah. Tahun 2011 produksi ikan jenis perairan rawa mencapai 7.507,5 ton atau

senilai dengan Rp. 97.338.700.000,- dan produksi ikan jenis perariran sungai sebanyak

(18)

terdiri dari budidaya rawa, sungai, kolam dan keramba. Sebagian besar masyarakat lebih

memilih budidaya ikan di rawa dan sungai. Produksi perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara

pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.14 Hasil Produksi Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Kecamatan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp 000)

Rawa Sungai Rawa Sungai

1. Danau Panggang 1.963,8 1.066,2 28.703.600 20.595.800

2. Paminggir 1.366,4 741,7 19.972.600 14.331.200

3. Babirik 677,8 368,0 9.906.400 7.108.200

4. Sungai Pandan 390,4 212,0 5.706.500 4.094.600

5. Sungai Tabukan 253,8 137,8 3.709.200 2.661.500

6. Amuntai Selatan 1.602,2 869,9 23.419.400 16.804.200

7. Amuntai Tengah 498,9 270,9 7.292.900 5.232.900

8. Banjang 358,4 194,6 5.238.500 3.758.800 Sumber: Kabupaten Hulu Sungai Utara Dalam Angka, Tahun 2013

4.6

Kondisi Sosial dan Budaya

Kesejahteraan Sosial ini diukur dan dianalisis sejumlah indikator yang terkait dengan

perkembangan tingkat pendidikan masyarakat, perkembangan jumlah penduduk miskin.

Sedangkan untuk Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang terbentuk oleh

beberapa unsur seperti agama, adat istiadat, bahasa, karya seni.

A. Pendidikan

Kondisi perkembangan pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Angka Pendidikan

yang ditamatkan (APT) adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir

suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda

tamat belajar/ijazah. Tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan ukuran kualitas

sumber daya manusia yang selanjutnya dapat dijadikan ukuran keberhasilan baik dari sudut

sosial maupun ekonomi. Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) di Kabupaten Hulu Sungai

(19)

Tabel 4.15 Perkembangan Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Hulu Sungai Utara

No Status Pendidikan Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa penduduk yang belum/tidak mempunyai

ijasah SD sebanyak 31,99%, penduduk yang mempunyai ijasah SD sebanyak 35,35%, atau

dengan perkataan lain bahwa jumlah penduduk yang belum/tidak mempunyai ijasah SD dan

yang mempunyai Ijasah SD lebih dari 50%, ini berarti bahwa masih berat tugas pemerintah

daerah dalam hal menyelesaiakan wajar 9 tahun. Demikian juga untuk penduduk yang

mempunyai ijasah setingkat SLTP sampai SLTA masih rendah, yaitu sebesar 26,06 persen.

Sedangkan penduduk yang sudah menyelesaian pendidikan tinggi baru sebesar 4,04 persen.

Hal ini terjadi disebabkan karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan

disamping sedikitnya pemahaman yang disampaikan kepada masyarakat oleh pemerintah

akan arti pentingnya pendidikan, bisa juga dikarenakan biaya pendidikan yang masih

dianggap membebani kehidupan bukan dianggap sebagai investasi sumber daya manusia

masa depan.

Berdasarkan Tabel berikut terlihat bahwa rasio ketersediaan Sekolah Dasar dari tahun

2008 sampai dengan 2011 terus naik dari 97,43 per 10.000 penduduk menjadi 111,52 per

10.000 penduduk. Rasio ini menggambarkan ketersediaan sekolah dasar terhadap penduduk

usia sekolah dasar, kondisi data ini dapat diinterprestasikan bahwa penyediaan sekolah

tingkat dasar sudah terpenuhi, bahkan nilai rasionya sudah melebihi angka 100.

Tabel 4.16 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 – 2011 Kabupaten Hulu Sungai Utara

No Jenjang Pendidikan Tahun

(20)

No Jenjang Pendidikan Tahun

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Hulu Sungai Utara

Rasio ketersediaan sekolah tingkat menengah pertama dari tahun 2008 sampai

dengan 2011 terus naik dari 42,77 per 10.000 penduduk menjadi 48,59 per 10.000

penduduk. Trend kenaikan rasio ketersediaan sekolah perlu ditingkatkan terus sampai

mendekati angka 100, agar terpenuhi angka ketersediaan sekolah atau dengan kata lain

bahwa penyediaan sekolah tingkat menengah pertama masih diperlukan.

Demikian juga rasio ketersediaan sekolah tingkat menengah atas dari tahun 2008

sampai dengan 2011 terus naik dari 16,48 per 10.000 menjadi 20,12 per 10.000 penduduk.

Trend kenaikan rasio ketersediaan sekolah perlu ditingkatkan terus sampai mendekati angka

100, agar terpenuhi angka ketersediaan sekolah atau dengan kata lain bahwa penyediaan

sekolah tingkat menengah atas masih diperlukan.

B. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang memerlukan penanganan yang

menyeluruh dan berkesinambungan. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara dari Tahun 2007

sampai dengan 2011 angka kemiskinan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun

dengan trend yang menurun. Pada tahun 2009 persentase penduduk miskin masih di atas

7% dan terus mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga tahun 2013. Untuk lebih

mengefektifkan lagi penurunan persentase kemiskinan, perlu kebijakan penanggulangan

kemiskinan berupa program dan kegiatan yang lebih baik dan terencana.

Tabel 4.17 Perkembangan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, Tingkat Kedalaman Kemiskinan,dan Tingkat Keparahan Kemiskinan

Tahun 2009 – 2013 Kabupaten Hulu Sungai Utara

Kemiskinan 2009 2010 2011 2012 2013

Garis Kemiskinan 216.012 245.812 264.058 286.430 312.537

Jumlah Penduduk Miskin 15.702 16.241 15.664 15.045 15.228

Persentase Penduduk Miskin (P0) 7,29 7,76 7,31 6,94 6,92

(21)

Kemiskinan 2009 2010 2011 2012 2013

Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2) 0,26 0,11 0,22 0,29 0,11

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan 2014

C. Agama

Mayoritas agama yang di anut oleh warga Amuntai adalah Agama Islam. Dalam

sejarah agama di Kabupaten Hulu Sungai Utara, daerah tersebut awalnya merupakan

kerajaan hindu yang sangat kuat. Seiring berkembang dengan pesatnya ajaran agama Islam,

agama Hindu mulai berkurang dan berganti menjadi Agama Islam, hingga seluruh kerajaan

memeluk agama Islam. Tetapi dalam penerapannya, agama Islam yang saat itu bukanlah

ajaran agama Islam yang murni, karena suasana upacara dalam agama hindu di campur

dalam ajaran Islam. Hal ini disebabkan karena agama Islam tidak bisa sepenuhnya

dimasukkan kepada masyarakat, sehingga secara perlahan dengan tetap memasukkan bau

kehinduan. Oleh karena itu, adanya kegiatan seperti behaul, meniga hari, menujuh hari,

manyalawi, menyaratus orang meninggal, batatamba, dan beberapa hal lainnya yang

sebenarnya bukan ajaran Islam masih diterapkan bahkan hingga sekarang.

Setelah berkembangnya ajaran Islam tersebut, Amuntai menjadi daerah yang

agamis. Kekentalan tersebut paling dirasakan di daerah Alabio. Sekarang, terdapat beberapa

aliran agama islam di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Muhammadiyah yang masih kuat di

Alabio, Islam mahzab Syafi’iah yang dibawa oleh NU, serta Islam yang masih beraromakan

Hindu. Berikut adalah tabel jumlah pemeluk agama setiap kecamatan di Kabupaten Hulu

Sungai Utara pada tahun 2012.

Tabel 4.18 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012

Kecamatan Islam Kristen Hindu Budha

1. Danau Panggang 21.610 - - -

Gambar

Tabel 4.1 Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Gambar 4.1 Diagram Penggunaan Lahan 2011
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peran pelaksana program sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan program karena kurangnya dukungan bidan terhadap program dapat mempengaruhi implementasinya terhadap

Pada pembuahan ganda tumbuhan angio- spermae, terjadi fertilisasi antara inti gen- eratif dengan inti kandung lembaga sekunder yang menghasilkan .... Zigot yang merupakan

ISIS disebut sebagai gerakan atau kelompok ekstremis radikal karena tindakan yang dilakukannya sangat sadis, salah satunya dengan memenggal kepala korbannya.

Penulis menggunakan Pocket Expense berbayar dengan versi 4.5.1 untuk iPad dan iPhone yang penulis beli dari App Store pada April 2014 lalu. Logo dari versi berbayar Pocket

Jika tak ada momen gaya luar yang bekerja pada sebuah benda tegar, maka tidak ada perubahan rotasi terhadap sumbu putar yang tetap.. Hukum

– Sequence diagram emphasize time ordering – Communication diagrams make object

Produk kebijakan yang meliputi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) yang menjadi sebagian dari landasan

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada