Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 1
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
( LKIP )
TAHUN ANGGARAN 2016
PEMERINTAH KOTA MATARAM
KANTOR KETAHANAN PANGAN
Jalan Kebyar No. 2 Mataram - Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2016 ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab serta kewenangan yang telah dilaksanakan. Adapun sistimatika penyusunan Laporan ini mengacu pada Keputusan Kepala LAN RI Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai penjabaran Inpres Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dalam Laporan ini disajikan informasi tentang Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Pencapaian Sasaran, guna mengetahui sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan tugas dapat diimplementasikan berdasarkan tugas yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2016.
Disadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan adanya masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan Laporan di masa yang akan datang.
Kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari persiapan bahan sampai selesainya penyusunan Laporan ini kami ucapkan terima kasih dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat.
Mataram, Januari 2017
Kepala Kantor Ketahanan Pangan
Kota Mataram
Ir. H. Tri Djoko Purnomo Handoko Pembina Tk. I (IV/b)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap
organisasi perangkat daerah diwajibkan untuk menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja yang merupakan wujud atau bentuk
pertanggungjawaban suatu organisasi dalam hal keberhasilan, hambatan
maupun kegagalan yang dihadapi oleh organisasi dalam melaksanakan tujuan
dan sasaran yang dilakukan secara periodik dan berkelanjutan dalam
mencapai visi dan misi organisasi tersebut sehingga dalam pelaksanaan
kebijakan yang diberikan nantinya diharapkan mampu menciptakan
transparansi pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dalam upaya
mendorong adanya keterbukaan kepada masyarakat luas, dengan harapan
akan terciptanya peran serta masyarakat yang berkesinambungan dalam
memantau jalannya kegiatan suatu organisasi pemerintah daerah sesuai
dengan visi dan misi organisasi tersebut .
Metode penyusunan LKIP Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram
secara umum mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyususnan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Dengan telah terbentuknya organisasi Kantor ketahanan Pangan Kota
Mataram sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun
2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah; dan
Peraturan Walikota Mataram Nomor 28 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram, maka Susunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 4
- Unsur Pimpinan adalah Kepala Kantor
- Unsur Pembantu Pimpinan adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha
- Unsur Pelaksana adalah Kepala Seksi, yang terdiri dari :
1. Kepala Seksi Ketersediaan dan Kelembagaan Pangan
2. Kepala Seksi Distribusi dan Penganekaragaman Pangan
3. Kepala Seksi Konsumsi dan Keamanan Pangan
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
1.2.1. Kedudukan
Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram merupakan
peningkatan fungsi dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Ketahanan Pangan dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi
Pemerintah dan dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota Mataram
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah; dan Peraturan Walikota Mataram Nomor 28 Tahun
2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Ketahanan
Pangan Kota Mataram secara resmi bertugas untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat Kota Mataram dalam ketahanan pangan dengan
memanfaatkan potensi lokal yang ada.
1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota
Mataram adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
Sesuai dengan Peraturan Walikota Mataram Nomor 28 Tahun 2011
tentang rincian tugas pokok dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan
Kota Mataram yaitu “menyelenggarakan kewenangan urusan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 5
b. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,
Kantor Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Ketahanan Pangan .
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dibidang Ketahanan Pangan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Ketahanan Pangan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
1.3. Landasan Hukum
Penyusunan Laporan Kinerja Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun
2016, memperhatikan ketentuan dan materi pokok yang terdapat dalam
beberapa peraturan perundang-undangan dibawah ini:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Mataram;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 6
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota
Mataram;
16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 tahun 2011 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai
Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram
17. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram
2011-2015;
18. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 16 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
19. Peraturan Walikota Mataram Nomor ....Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2016;
20. Keputusan Walikota Mataram Nomor 675/IX/2012 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Mataram 2011-2015.
21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 7
22. Peraturan Walikota Mataram Nomor 28 Tahun 2011 tentang rincian tugas
pokok dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram
1.4. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2016
adalah sebagai berikut :
I. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
1.3. Landasan Hukum
1.4. Sistimatika Penulisan
II. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
2.1. Rencana Strategis
2.2. Visi, Misi
2.3. Perjanjian Kinerja
III. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 8
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Tahun 2016 - 2021
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan
instrumen pertanggungjawaban, perencanaan strategis merupakan langkah awal
untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis
Instansi Pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia
dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan
serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen.
Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah
dituntut untuk melaksanakan perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek guna memberikan arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, serta arah kebijakan umum dan program
pembangunan daerah. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2016 -2021 dengan tahun
perencanaan 2016, merupaka tahap IV (keempat) RPJPD Kota Matram
2005-2025. Untuk diketahui RPJMD Tahun 2016 – 2021 dipimpin oleh kepemimpinan
yang sama dengan periode yang sebelumnya.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, serta mampu eksis
dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang
berubah sangat cepat ini, maka suatu instansi pemerintah harus terus menerus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 9
konsisten dan berkelanjutan, dengan dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan Perencanaan
Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin
timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai
tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan program dan kegiatan yang realistis
dengan mengantipasi perkembangan masa depan.
Dalam rencana strategis untuk Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram,
yang perlu di pahami adalah bagaimana upaya mewujudkan ketahanan pangan
sampai di tingkat rumah tangga melalui sub sistem yang saling berinteraksi antara
sub sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Ketiga sub sistem tersebut
harus dimantapkan untuk dapat mewujudkan swasembada pangan yang tidak
hanya terbatas pada beras, akan tetapi pada pemenuhan pangan lainnya yang
merupakan sumber karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Pendekatan yang
ditempuh dalam membangun ke tiga sub sistem tersebut adalah melalui
koordinasi dan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.
2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Sebagai gambaran ringkas dari rencana strategis dapat dijabarkan sebagai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 10
1. Pernyataan Visi
Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana, dan bagaiman Instansi
pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, inovasi dan produktif.
Mengacu pada Visi Kota Mataram Tahun 2016 - 2021 yaitu terwujudnya
Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya yang selaras dan sinkron
dengan keadaan yang ingin dicapai Kota Mataram tahun 2025 sebagaimana
amanat Peraturan Daerah Kota Matram Nomor 8 Tahun 2008 tentang RPJPD
Kota Mataram Tahun 2005-2025 yang menjabarkan visi Kota Mataram
2005 – 2025 adalah Terwujudnya Kota Mataram yang religius, maju dan
berbudaya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa tahun 2025.
Bertitik tolak dari dasar visi pembangunan daerah Kota Mataram, maka Kantor
Ketahanan Pangan Kota Mataram sesuai kondisi saat ini melakukan analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan
dalam rencana pembangunan jangka panjang dan aspek potensial yang
berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu strategis dan
perkembangan global yang pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis
masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan
budaya yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut maka Visi Kantor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 11 “MENJADIKAN KANTOR KETAHANAN PANGAN YANG PROAKTIF
DAN ASPIRATIF DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
YANG BERKELANJUTAN.”
2. Pernyataan Misi
Berdasarkan Visi yang telah ditetapkan, dirumuskan Misi Kantor
Ketahanan Pangan Kota Mataram adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan pangan dengan mengandalkan produktifitas
dan potensi lokal.
2. Memantau distribusi dan akses pasar dengan harga yang layak bagi
masyarakat.
3. Meningkatkan konsumsi pangan yang cukup dan bermutu dengan
mengandalkan keanekaragaman sumber pangan lokal.
4. Meningkatkan kualitas SDM aparat dan mendorong partisipasi masyarakat
sebagai kekuatan utama ketahanan pangan
5. Mengembangkan hubungan melembaga antara pelaku utama, pelaku
usaha, penyuluh dan peneliti
3. Tujuan
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan Kantor
Ketahanan Pangan Kota Mataram, memiliki tujuan utama yaitu :
Terpenuhinya ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, berdasarkan
pendekatan Pola Pangan Harapan, dengan kualitas yang memadai , tersedia
sepanjang waktu, harga yang terjangkau, aman untuk dikonsumsi, melalui
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 12
penganekaragaman konsumsi pangan, serta terintegrasi dalam suatu sistem
ketahanan pangan yang didukung kelembagaan pangan yang mantap dan
partisipasi masyarakat.
4. Sasaran
1. Terpeliharanya kemantapan ketersediaan pangan sesuai dengan
kebutuhan konsumsi penduduk setiap waktu pada seluruh wilayah.
2. Terlaksananya distribusi pangan dengan harga yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat dalam lintas waktu dan wilayah.
3. Terciptanya keseimbangan pola konsumsi melalui penganekaragaman
konsumsi dan pengembangan pangan lokal,baik yang bersumber dari
bahan pangan nabati maupun hewani.
4. Terlaksananya sistem kewaspadaan pangan dan gizi di wilayah dengan
mengembangkan sistem informasi dan deteksi dini terhadap setiap
gejala kerawanan pangan dan gizi yang disesuaikan dengan
karakteristik wilayah.
5. Tersedianya kelembagaan pangan yang dapat menunjang sistem
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 13
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dengan menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram telah
menyusun Perjanjian Kinerja ( Jankin ) Tahun 2016 sesuai dengan kedudukan,
tugas pokok, dan fungsinya. Jakin Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram
Tahun 2016 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Jankin ini merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
akhir tahun 2016.
Untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan terhadap suatu sasaran
kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian visi, misi Kantor
Ketahanan Pangan Kota Mataram, harus dapat diselaraskan dengan visi dan misi
yang dimiliki Kota Mataram. Pengukuran kinerja tersebut dilakukan dengan cara
membandingkan antara target yang telah disusun dan disepakati dalam bentuk
input, output serta outcome yang tertera dalam dokumen anggaran dengan
realisasi yang telah dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram.
Berikut ini adalah Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang disepakati antara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 14
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA MATARAM
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama ( IKU )
Target Capaian
Meningkatnya efektifitas Pemenuhan
Kebutuhan Pangan Daerah
Tingkat Cadangan Pangan
60 Ton 10 Ton
Sebelumnya Penetapan kinerja yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Mataram Tahun 2010 -2015 adalah yang tercantum dalam Prosedur Standar
Pelayanan Minimal bidang ketahanan pangan Kota Mataram dengan merujuk pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/PERMENTAN/OT.140/12/2010 tentang
standar pelayanan minimal bidang ketahanan pangan daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota. Target indikator kinerja sesuai standar pelayanan minimal tahun
2015 tidak berlaku lagi untuk tahun tahun 2016, karena target Standar Pelayanan
Minimal untuk tahun 2016 sampai saat ini belum ditetapkan oleh Kementerian
Pertanian tetapi tidak menutup kemungkinan masing-masing kabupaten/kota dapat
menggunakan standar pelayanan minimal sebagai indikator bidang ketahanan
pangan.
Sesuai dengan jenis pelayanan dasar dan indikator Standar Pelayanan
Minimal bidang Ketahanan Pangan, penyelenggaraan pelayanan di bidang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 15
1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
- Ketersediaan energi dan Protein per kapita
- Penguatan Cadangan Pangan
2. Distribusi dan Akses Pangan
- Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
- Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
- Skor Pola Pangan Harapan
- Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
4. Penanganan Kerawanan Pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan terhadap suatu sasaran
kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian visi, misi Kantor
Ketahanan Pangan Kota Mataram harus dapat diselaraskan dengan visi dan misi
yang dimiliki Kota Mataram. Pengukuran kinerja tesebut dilakukan dengan cara
membandingkan antara target yang telah disusun dan disepakati dalam bentuk
input, output serta outcome yang tertera dalam dokumen anggaran dengan
realisasi yang telah dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota
Mataram.
Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup
penetapan indikator kinerja. Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi
tentang sasaran, indikator kinerja sasaran dan rencana pencapaiannya
( program, kegiatan serta kelompok indikator kinerja dan rencana capainya).
Selain itu dimuat pula keterangan yang menjelaskan keterkaitan kegiatan dengan
sasaran, kebijakan dengan programnya dan keterkaitan kegiatan yang
dilaksanakan oleh sektor lain. Untuk penilaian kinerja dilakukan melalui beberapa
formulir pengukuran kinerja yang terdiri dari :
- Formulir rencana kinerja tahunan (RKT ) yang berisi rencana kerja untuk
tahun 2016 (terlampir )
- Formulir pengukuran kinerja yang mencakup penilaian terhadap realisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 17
Penyelenggaraan pelayanan dibidang Ketahanan Pangan merupakan
kebijakan/program/kegiatan yang mengindikasi ukuran keberhasilan atau
kegagalan Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Adapun evaluasi capaian
sasaran target dan realisasi pencapaian pelayanan bidang Ketahanan Pangan
dari masing-masing jenis pelayanan dasar adalah sebagai berikut :
Tabel
Evaluasi Capaian Sasaran sesuai Standar Pelayanan Minimal
N
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 18
4 Penanganan Kerawanan Pangan 1. Penanganan Rawan
Pangan
% 60 100 166,66 100 100
Rata-rata capaian IKU 225,03 113,84
Kinerja Capaian Sasaran 225,03 113,84
Berdasarkan Tabel diatas bahwa pencapaian standar pelayanan minimal
sebagai indikator kinerja bidang ketahanan pangan rata-rata sudah tercapai.
Realisasi pencapaian indikator kinerja bidang Ketahanan Pangan Pangan adalah
sebagai berikut :
1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
a. Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita
Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi
dalam negeri dan atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi
menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya.
Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 sumber yaitu (1) produk
dalam negeri, (2) pemasokan pangan, dan (3) pengelolaan cadangan
pangan. Salah satu rekomendasi forum Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi (WKNPG) ke VIII tahun 2004 menetapkan tingkat
ketersediaan energi sebesar 2.200 Kkal/Kapita/Hari dan protein 57,00
Gram/Perkapita/Perhari. Untuk Kota Mataram, ketersediaan Energi
dan Protein Per kapita sudah melampaui target yaitu sebesar (energi :
2.876,46 K.kal/Kap/Hr) lebih tinggi 676,46 K.kal/Kap/Hr dari anjuran
sebesar 2.200 K.kal/Kap/Hr apabila diprosentasekan sebesar 30,75%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 19
Dan (Protein : 91,18 gram/Kap/hari) lebih tinggi 34,18 gram/Kap/hari
dari standar anjuran sebesar 57 gram/Kap/hari. Apabila
diprosentasekan, ketersediaan protein penduduk di wilayah Kota
Mataram sebesar 59,96 % dari standar anjuran. Sehingga indikator
Ketersediaan Energi dan Protein tahun 2016 adalah sebesar
145,36%.
Nilai Standar Pelayanan Minimal bidang Ketahanan Pangan di
wilayah Kota Mataram pada Indikator Ketersediaan Energi dan
Protein tahun 2015 adalah sebesar 235,50%, dimana energi dan
protein per kapita ( energi : 2.632,43 K.kal/Kap/Hr) lebih tinggi 432,43
K.kal/Kap/Hr dari anjuran sebesar 119,66 % atau lebih tinggi 19,66 %
dari standar anjuran, dan (Protein : 127,63 gram/Kap/hari) lebih tinggi
70,63 gram/Kap/hari dari standar anjuran sebesar 57 gr/Kap/hari.
Apabila diprosentasekan, ketersediaan protein penduduk di wilayah
Kota Mataram sebesar 223,91 % lebih tinggi 123,91 dari standar
anjuran. Capaian Kinerja pada Kantor Ketahanan Pangan Kota
Mataram terjadi penurunan sebesar 145,36% pada tahun 2016
dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 yaitu
sebesar 235,50 %.
b. Penguatan Cadangan Pangan.
Cadangan Pangan Nasional meliputi persediaan pangan diseluruh
pelosok wilayah Indonesia untuk di konsumsi masyarakat, bahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 20
Cadangan Pangan Pemerintah terdiri dari cadangan pangan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
dan pemerintah desa yang perwujudannya memerlukan inventarisasi
cadangan pangan, memperkirakan kekurangan pangan dan keadaan
darurat, sehingga penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan
cadangan pangan dapat berhasil dengan baik.
Cadangan Pangan Masyarakat adalah cadangan pangan yang
dikelola masyarakat atau rumah tangga, termasuk petani, koperasi,
pedagang, dan industri rumah tangga.
Lumbung pangan masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan
penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual,
penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan bahan
pangan yang dikelola secara kelompok.
Cadangan Pangan ditingkat Pemerintah yaitu Tersedianya cadangan
pemerintah di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton
ekuivalen beras dan di tingkat provinsi minimal sebesar 200 ton
ekuivalen beras; Adanya lembaga cadangan pangan pemerintah
pada setiap provinsi dan kab/kota; Tersedianya cadangan pangan
pemerintah, minimal 25 ton ekuivalen beras.
Tahun 2016 Kota Mataram mendapatkan alokasi dana APBD II untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 21
Sehingga pada tahun 2016 nilai Indikator Penguatan Cadangan
Pangan adalah sebesar 10 %.
Sesuai dengan hasil rapat evaluasi pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang diikuti oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan seluruh SKPD yang menangani Ketahanan Pangan di
Kabupaten/Kota serta narasumber dari Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian RI. yang dilaksanakan pada bulan April 2014,
yang dijadikan acuan sebagai angka Standar Pelayanan Minimal
adalah Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam arti bahwa
Cadangan Pangan tersebut bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu oleh
pemerintah Kabupaten/Kota untuk menangani kerawanan pangan
pangan transient yang terjadi pada masyarakat.
2. Distribusi dan Akses Pangan
Evaluasi capaian sasaran pada indikator kinerja Distribusi dan Akses
pangan adalah :
a. Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan Akses Pangan di daerah
Informasi harga, pasokan, dan akses pangan adalah kumpulan data
harga pangan, pasokan pangan, dan akses pangan yang dipantau dan
dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh provinsi maupun
kabupaten/kota untuk dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat
analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 22
Perhitungan Angka capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketahanan Pangan pada indikator Ketersediaan Informasi Harga,
Pasokan dan Akses Pangan tahun 2016 sesuai dengan hasil
pertemuan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang
Ketahanan Pangan tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat diambil
kesepakatan bahwa angka untuk Akses sangat sulit untuk didapatkan,
dikarenakan berasal dari survey mandiri yang membutuhkan dana yang
cukup besar, sehingga angka pencapaian pada indikator Ketersediaan
Informasi Harga, Pasokan dan Akses Pangan faktor pembaginya yang
semula adalah 3 (Harga, Pasokan dan Akses) disepakati untuk dirubah
menjadi 2 (harga dan Pasokan).
Disimpulkan bahwa angka pencapaian pada Indikator Ketersediaan
Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di daerah di Kota
Mataram pada tahun 2016 tidak dapat diakomodir karena adanya
rasionalisasi anggaran sesuai dengan PMK Nomor 125/PMK.07/2016.
b. Stabilitas Harga dan Pasokan pangan
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan dapat diartikan sebagai upaya
Memantau dan melakukan intervensi secara cepat jika harga dan
pasokan pangan di suatu wilayah tidak stabil.
Harga dinyatakan stabil jika gejolak harga pangan di suatu wilayah
kurang dari 25 % dari kondisi normal.
Pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan pasokan pangan di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 23
Penyelenggaraan pelayanan di bidang distribusi dan akses pangan
untuk tahun 2016 tidak dapat dilakukan perhitungan karena adanya
rasionalisasi anggaran.
.1. 3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
Evaluasi capaian sasaran pada Indikator Kinerja Penganekaragaman
dan Keamanan pangan adalah :
a. Skor Pola Pangan Harapan
Konsumsi Pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh
seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu.
Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah upaya memantapkan
atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beranekaragam
dan seimbang serta aKman dalam jumlah dan komposisi yang cukup
guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif
dan produktif.
Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup
jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang
umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang
didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama
baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan atau
konsumsi pangan.
Nilai capaian pada indikator Skor Pola Pangan Harapan Kota
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 24
dengan Pola Pangan Harapan tidak dianggarkan pada DPA Tahun
Anggaran 2016.
b. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia,
dan benda lain yang menganggu, merugikan, dan membahayakan
manusia.
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan
yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan
baku pengolahan pangan
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
(pewarna, pemanis, penyedap rasa dan pengawet).
Pada Tahun 2016, Kantor Ketahanan Pangan telah melakukan uji Lab
terhadap produk segar yang beredar dan sering dikonsumsi oleh
masyarakat Kota Mataram di Laboratorium MIPA Universitas Mataram
untuk mengetahui produk pangan tersebut terkontaminasi oleh
cemaran biologis, kimia maupun bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kesehatan manusia atau tidak.
Setelah dilakukan uji Laboratorium, didapatkan data sebagai berikut :
Tomat : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan masih
dibawah ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai standar yang
berlaku ( aman untuk dikonsumsi ).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 25
Cabe rawit : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan masih
dibawah ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai standar yang
berlaku.
Terong lalap hijau : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan
masih dibawah ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai
standar yang berlaku ( aman untuk dikonsumsi ).
Kangkung sawah : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan
masih dibawah ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai
standar yang berlaku ( aman untuk dikonsumsi )
Kol : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan masih dibawah
ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai standar yang berlaku (
aman untuk dikonsumsi )
Kacang Panjang : Hasil Analisa Residu Pestisida/Kontaminan
masih dibawah ambang batas maksimum residu (BMR) sesuai
standar yang berlaku ( aman untuk dikonsumsi )
Dapat kita simpulkan bahwa nilai SPM untuk indikator Pengawasan
dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kota Mataram adalah sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 26
.2. 4. Penanganan Kerawanan Pangan .3.
Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang
dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk
memenuhi standar kebutuhan fiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan
masyarakat.
Rawan Pangan kronis adalah ketidakmampuan rumah tangga untuk
memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode
yang lama karena keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan
kekurangan pendapatan.
Rawan Pangan Transien adalah suatu keadaan rawan pangan yang
bersifat mendadak dan sementara, yang disebabkan oleh perbuatan
manusia (penebangan liar yang menyebabkan banjir atau karena konflik
sosial), maupun karena alam berupa berbagai musibah yang tidak dapat
diduga sebelumnya, seperti: bencana alam (gempa bumi, tanah longsor,
gunung meletus, banjir bandang, tsunami).
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah suatu sistem
pendeteksian dan pengelolaan informasi tentang situasi pangan dan gizi
yang berjalan terus menerus. Informasi yang dihasilkan menjadi dasar
perencanaan, penetuan kebijakan, koordinasi program dan kegiatan
penanggulangan rawan pangan dan gizi.
Penanganan rawan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan
kerawanan pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu
wilayah sedini mungkin dan kedua melakukan penanggulangan kerawanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 27
rawan pangan di wilayah tersebut dapat tertangani, dan penanggulangan
daerah rawan transien melalui bantuan sosial.
Indikator yang digunakan dengan pendekatan SKPG antara lain :
a. Pertanian : Ketersediaan pangan
b. Kesehatan : Preferensi energi
c. Sosial ekonomi : kemiskinan karena sejahtera dan prasejahtera.
Kemudian masing – masing indikator diskor, gabungan 3 indikator ini
merupakan penentu rawan pangan resiko tinggi, sedang dan rendah.
Hasil Pertemuan Evaluasi pencapaian SPM tingkat Provinsi Nusa Tenggara
Barat diambil kesepakatan bahwa data yang dipakai untuk menentukan
apakah suatu daerah termasuk rawan pangan atau tidak adalah data
SKPG, data Peta Kerawanan Pangan/FSVA (Food Security and
Vulnerability Atlas) dan data jumlah keluarga pra sejahtera.
Kabupaten/Kota dapat menggunakan salah satu atau semua sumber data
tersebut tergantung kesiapan data dari masing-masing Kabupaten/Kota.
Untuk Kota Mataram sampai dengan tahun 2016 masih menggunakan data
SKPG yang dibuat setiap bulan dari hasil pemantauan petugas disetiap
kecamatan. Dari hasil pemantauan yang dilakukan, didalam laporan SKPG
terdapat 3 (tiga) data acuan bagi laporan SKPG. Data tersebut adalah :
Ketersediaan, Akses dan Pemanfaatan. Dari masing-masing data tersebut
mempunyai indikator-indikator yang harus dipenuhi untuk menjadikan
daerah tersebut rawan ( merah), waspada (kuning) dang hijau (aman).
Hasil Pemantauan SKPG di 6 (enam)Kota Mataram, adalah sebagaimana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 28
A. Ketersediaan :
Untuk indeks ketersediaan, Lima Kecamatan yang kondisinya
waspada karena mempunyai indeks nilai ketersediaan 2 yaitu
kecamatan Ampenan, Sekarbela, Cakranegara, Selaparang dan
Sandubaya, dan Kecamatan Mataram.
B. Akses :
Untuk indeks akses pangan, Kota Mataram termasuk dalam kategori
aman karena nilai indeks aksesnya adalah 1, kemungkinan hal ini
disebabkan oleh tingginya daya beli masyarakat walaupun harga
komoditas pangan cenderung naik karena hari besar Agama dan
Nasional
C. Pemanfaatan :
Kota Mataram termasuk rawan, dikarenakan prosentase balita yang
ditimbang kenaikannya berat badannya kurang dari 80%. HaI ini
disebabkan karena pola hidup masyarakat urban yang serba instan,
sehingga makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kaidah B2SA
(beragam, bergizi, berimbang dan aman), khususnya asupan gizi
balita untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Dari Hasil Analisa SKPG di Kota Mataram, 6 (enam) kecamatan dikota
mataram masih termasuk rawan pangan dikarenakan masih merahnya
pada data pemanfaatan pangan. Sehingga menyebabkan warna merah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 29
Untuk Penyampaian angka Standar Pelayanan Minimal pada Indikator
Penanganan Kerawanan Pangan di Kota Mataram adalah :
Beberapa program yang sudah digulirkan oleh Kantor Ketahanan Pangan
Kota Mataram pada tahun 2016 antara lain adalah DEMAPAN
(Desa/Kelurahan Mandiri Pangan), P2KP dan KRPL, dan Lumbung Pangan
ini dilakukan di setiap kecamatan yang ada di Kota Mataram baik itu dana
yang bersumber dari APBN dalam bentuk Dana Dekonstrasi, APBD
Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui DPA-SKPD BKP Provinsi NTB
maupun dari APBD II Kota Mataram melalui DPA-SKPD Kantor Ketahanan
Pangan Kota Mataram.
Dari hasil uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencapaian SPM
pada Indikator Penanganan Daerah Rawan Pangan di Kota Mataram
adalah sebesar 100% dan capaian kinerja adalah sebesar 100 %.
Dalam pelaksanaan Kegiatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan tahun
2016, masih terdapat kendala-kendala dikarenakan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP) 100 Ton equivalen beras, merupakan komoditas yang Jumlah Daerah Rawan Pangan
PDRP = x 100 Jumlah Daerah Rawan Pangan yang ditangani
6 Kecamatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 30
perlu penanganan yang intensif, sehingga diperlukan tempat, tenaga yang
menjalankan kegiatan Cadangan Beras Pemerintah tersebut.
B. Alokasi Anggaran APBD II
Pada tahun 2016 anggaran APBD Kota Mataram yang tertuang dalam
DPA-SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram untuk mencapai target
sasaran standar pelayanan minimal bidang Ketahanan Pangan 4 (empat) jenis
pelayanan sebesar adalah sebesar Rp. 710.127.000,00 ( Tujuh Ratus Sepuluh
Juta Seratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah ). Dengan alokasi untuk
masing-masing jenis pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan dan Cadangan pangan sebesar Rp. 191.060.500,00
yang tertuang dalam kegiatan Penyusunan Data Base Potensi
Produksi Pangan, Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dan
pengembangan lumbung pangan masyarakat
b. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan sebesar
Rp. 406.449.000,00 yang tertuang dalam kegiatan Peningkatan Mutu
dan Keamanan Pangan dan penyuluhan sumber pangan alternatif,
serta Pegembangan Rumah Pangan Lestari.
d. Penanganan Kerawanan Pangan Sebesar Rp. 112.618..000,00 yang
tertuang dalam kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan,
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Penguatan Pelaksanaan
Kelembagaan Pangan.
a. Realisasi Anggaran
Anggaran Belanja pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram
pada Tahun Anggaran 2016 semula adalah sebesar Rp. 2.150.085.254,00
setelah mengalami perubahan dengan adanya kebijakan rasionalisasi dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 31
2016 menyebabkan anggaran perubahan menjadi Rp. 1.838.880.874 yang
terdiri dari :
1. Belanja Tidak Langsung
Anggaran untuk belanja tidak langsung adalah sebesar
Rp. 799.190.119,00 dengan Realisasi anggaran adalah sebesar 99,32 % atau
Rp. 793.746.881. Nilai ini menunjukkan bahwa implementasi organisasi dalam
kegiatan Aparatur termasuk dalam katagori baik. Kegiatan pembiayaan untuk
belanja tidak langsung merupakan kegiatan yang terkait dengan belanja rutin
aparatur yaitu gaji dan tunjangan-tunjangan. Dengan pencapaian sebesar
99,32 % artinya masih terdapat sisa antara jumlah dana yang dianggarkan
pada saat perencanaan dengan realisasi yang dilakukan selama tahun
berjalan. Sisa anggaran yang ada tersebut merupakan dana persiapan dari
aparatur yang mendapatkan kenaikan pangkat ataupun kenaikan gaji berkala
atau adanya penambahan/mutasi pegawai dari SKPD lain.
2. Belanja Langsung
Belanja Langsung terdiri atas 4 ( Empat ) Program dan 33 ( Tiga Puluh
Tiga ) kegiatan. Program/Kegiatan yang dilaksanakan tersebut merupakan
bentuk program/kegiatan yang disesuaikan berdasarkan tugas pokok dan
fungsi dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Adapun anggaran dan
realisasi anggaran pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 32
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan sistem
Pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran pada Kantor Ketahanan Pangan
Kota Mataram pertanggal 31 Desember 2016 realisasinya adalah sebesar
Rp. 1.838.880.874 ( Satu Miliar Delapan Ratus Tiga Puluh Delapan Juta
Delapan Ratus Delapan Puluh Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Empat Rupiah )
atau sebesar 98,86 %.
c. Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja Kegiatan
Evaluasi akuntabilitas keuangan dilakukan pada tahapan-tahapan yang
dilalui, mulai dari perumusan rencana keuangan, pelaksanan pembinaan
kegiatan, evaluasi atas kinerja keuangan dan pelaksanaan pelaporannya.
1. Evaluasi Atas Proses Penganggaran
Sumber pendanaan kegiatan Aparatur dan Pelayanan Publik pada Kantor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 33
pengajuan anggaran telah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip rencana
strategis organisasi, MPBM dari tingkat lingkungan, kelurahan, Kecamatan,
Kota dan disesuaikan dengan Visi dan Misi serta program prioritas yang
dimilliki oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram hingga menghasilkan
RKA dan DPA. Hal tersebut juga disesuaikan dengan standar kinerja
keuangan (standar harga, standar barang yang diterbitkan Walikota Mataram
Tahun 2016.
2. Evaluasi Atas Pelaksanaan Pembiayaan Kegiatan
Secara keseluruhan capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Ketahanan
Pangan setiap kegiatan telah terlaksana dengan baik dan lancar sesuai target
dan termasuk kategori sangat baik yaitu 98,86 %.
3. Evaluasi Atas Kinerja Keuangan
Pelaksanaan kegiatan rutin dan pembangunan pada Kantor Ketahanan
Pangan Kota Mataram sejauh ini telah menggunakan standar-standar
Anggaran Kinerja yang ada berdasarkan RKA dan DPA SKPD Kantor
Ketahanan Kota Mataram yang telah disusun dan dikonsultasikan serta
disetujui dengan sumber pembiayaan berasal dari dana DAU serta telah
dituangkan dalam perda Kota Mataram. Dilihat dari capaian kinerja, tingkat
penyerapan keuangan berkisar 98,86 %. (katagori Sangat Baik), artinya
seluruh proses kegiatan dan komponen pembiayaannya telah berjalan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 34
4. Evaluasi Atas Pelaporan Keuangan
Pelaksanaan pelaporan keuangan sudah dilaksanakan sebagaimana
mestinya mulai dari laporan bulanan, triwulan dan laporan akhir tahun telah
sesuai format baku laporan keuangan. Namun selama ini laporan
pelaksanaan keuangan jarang digunakan sebagai dasar penetapan kegiatan
dan komponen pertimbangan untuk tahun anggaran berikutnya. Pada aspek
lainnya, frekuensi pelaporan berjalan baik demikian juga dengan isi laporan,
karena selalu dilakukan pemantauan dan pengendalian serta evaluasi pada
lingkup Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram.
5. Evaluasi Atas Ketaatan Pada Peraturan Perundang-undangan
Implementasi kegiatan dengan komponen pembiayaanya sejauh ini telah
dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Perangkat peraturan perundang-undangan yang dipedomani meliputi
Undang-Undanga Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
Undang-Undanga Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Pengelolaan
Keuangan Pusat dan Daerah dan KEPPRES Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan barang dan jasa beserta perubahannya,PERPRES Nomor 70
tahun 2012 tentang perubahan Pengadaan barang dan jasa. Sehingga
secara aturan proses ketaatan dalam implemetasi tata cara management
keuangan sesuai dengan azas ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Hambatan yang umumnya dijumpai Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram
terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama yaitu “diversifikasi pangan”
adalah antara lain tingkat konsumsi relatif rendah, daya beli masyarakat masih
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 35
program antar instansi belum optimal, kuantitas personil belum memadai,
lingkungan kerja belum memadai, sarana dan prasarana kerja masih kurang,
dana operasional terbatas. Sulit untuk merubah pola pikir dan perilaku
masyarakat bagaimana mengkonsumsi menu yang beragam, bergizi,
berimbang dan aman.
Strategi pemecahan masalah yang dapat diupayakan diantaranya :
1. Mengintensifkan penyuluhan dalam meningkatkan produktivitas
untuk menuju swasembada Pangan dan berkelanjutan.
2. Mendayagunakan struktur organisasi, tupoksi dan uraian tugas
dalam mengoptimalkan koordinasi untuk meningkatkan dukungan
legislatif dan daerah.
3. Mendayagunakan program tahunan Kantor Ketahanan Pangan
untuk meningkatkan dukungan anggaran APBD.
4. Meningkatkan sumber daya manusia yang terlibat baik aparat,
pelaku usaha dan pelaku utama melalui diklat pengembangan
agribisnis.
5. Mempertahankan kemandirian masyarakat dalam membangun
swasembada pangan berkelanjutan di Kota Mataram yang dimulai
dari tingkat rumah tangga.
6. Mendayagunakan operasionalisasi struktur organisasi untuk
meningkatkan integrasi dan sinkronisasi program antar instansi
terkait.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KKP Kota Mataram 2016 36
P E N U T U P
Data yang disajikan dalam format pengukuran kinerja serta penjabaran Visi dan
Misi dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Program dan kegiatan yang tertuang dalam LKIP Kantor Ketahanan Pangan Kota
Mataram Tahun Anggaran 2016 sudah sesuai dengan tujuan stategis yang telah
ditetapkan organisasi. Hal ini terlihat dari jumlah pagu dana sebesar
Rp. 1.838.880.874 ( satu miliar delapan ratus tiga puluh delapan juta delapan
ratus delapan puluh ribu delapan ratus tujuh puluh empat rupiah). Dengan hasil
capaian kinerja keuangan sebesar 98,86 % yang berasal dari capaian belanja tidak
langsung sebesar 99,32 % dan belanja langsung sebesar 98,50 %.
b. Untuk tingkat pencapaian kinerja (nilai capaian akhir) khususnya untuk
kebijaksanaan, program dan kegiatan yang termasuk dalam belanja langsung
termasuk dalam katagori sangat baik. Hal ini berarti bahwa seluruh nilai capaian
input, output, outcome, benefit dan impact sudah mewujudkan tujuan strategis yang ditetapkan, tingkat kepuasan pelayanan serta tingkat kontribusinya terhadap
perkembangan ekonomi masyarakat.
c. Dalam pelaksanaan program/kegiatan masih banyak terdapat hambatan-hambatan
yang dihadapi terhadap pencapaian program prioritas yaitu Diversifikasi Pangan,
yang akan terus diupayakan pencapaiannya melalui strategi pelaksanaan kegiatan