• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komoditas agroindustri yang sudah tidak asing lagi di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komoditas agroindustri yang sudah tidak asing lagi di Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu komoditas agroindustri yang sudah tidak asing lagi di Indonesia adalah salak. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara yang sangat populer di Indonesia, dan mempunyai prospek yang baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Kelebihan salak pondoh dibandingkan salak lain yaitu rasa buahnya yang manis meskipun belum matang, memiliki kandungan air yang cukup, berbuah sepanjang tahun, masa simpan buah lebih dari 20 hari, bila dimakan dalam jumlah banyak tidak menimbulkan rasa tidak enak di perut, dan harga jual relatif lebih tinggi (Purnomo, 2001).

Kandungan terbanyak yang ada dalam buah salak pada kondisi segar adalah sukrosa, kemudian diikuti glukosa dan fruktosa. Salak memiliki aktivitas antioksidan salah satu yang tertinggi dari jenis buah tropis yang lain, bahkan lebih tinggi dari manggis, alpukat, jeruk, pepaya, mangga, kiwi, pomelo, lemon, nenas, apel, rambutan, pisang, melon dan semangka (Aralas dkk, 2009).

Salak merupakan buah yang paling banyak di produksi dibandingkan dengan buah lainya di D.I.Yogyakarta.

(2)

Gambar 1.1 Volume Produksi Tanaman Buah – Buahan D.I Yogyakarta Tahun 2015 (Sumber : Bandan Pusat Statistik D.I.Yogyakarta 2015)

Salak pondoh merupakan produk unggulan yang berasal dari Kabupaten Sleman. Kawasan perkebunan salak pondoh di Kabupaten Sleman meliputi kecamatan Turi, Tempel dan Pakem. Berdasarkan hasil pemetaan kawasan salak pondoh, Kabupaten Sleman memiliki total area 2.419.829 Ha, yang terdiri dari Kecamatan Turi 1.560.891 Ha, Kecamatan Tempel 672.574 Ha, dan Kecamatan Pakem 186.364 Ha (Hermantoro dan Uktoro, 2011).

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian). Setiap industri dalam menjalankan kegiatanya membutuhkan berbagai macam sumber daya seperti energi, bahan baku, dan manusia. Pertumbuhan industri selain memberi dampak positif juga memberikan dampak

49667 26870 13606 56062 23069 75751 33065 11736 M an gga (To n ) Na n gka /C emp ed a k (To n ) Pe p aya (To n ) Pisa n g (To n ) Ramb u tan (To n ) Salak ( To n ) M elon (To n ) Se man gk a (To n )

Produksi Tanaman Buah-buahan

(3)

negatif, terutama terhadap lingkungan. Perkembangan industri saat ini memang semakin meningkat pesat, tetapi disamping itu usaha untuk melindungi lingkungan juga harus tetap dijaga, sehingga keduanya harus tetap seimbang.

Kawasan agrowisita Turi di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan salah satu pusat penghasil salak pondoh di Indonesia. Salak pondoh (Sallaca edulis Reinw cv Pondoh) di Turi telah ditanam sejak tahun 1917. Dahulu salak pondoh di Turi hanya dijual berupa buahnya saja, tetapi sekarang masyarakat sudah memulai melakukan kegiatan pengolahan salak.

Salah satu industri yang mengolah salak ini adalah KWT Sri Rejeki Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ yang terletak di Jalan Salak km 5,5 Kembang Arum Turi Sleman Yogyakarta. Terdapat berbagai macam olahan salak pada Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ seperti keripik salak, wajik salak, dodol salak, geplak salak, caramel salak, manisan salak, rujak salak, sari salak, sirup salak, bakpia salak, dan kopi biji salak.

Mulai berkembangnya pemikiran masyarakat di daeran Turi akan potensi olahan salak ini sebagai industri yang menjanjikan dan memiliki prospek kedepan yang baik, menyebabkan masyarakat mulai berpikir dan belajar untuk memberikan nilai tambah pada buah salak yang dihasilkan di kebun mereka. Selain karena dapat memperpanjang umur simpan tetapi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari buah salak itu sendiri. Salah satu yang mengolah dan menjadi contoh bagi masyarakat di kawasan Turi yaitu KWT Sri Rejeki Aneka Olahan Salak ‘Cristal’. Berdasarkan prospek dan keuntungan yang dihasilkan oleh KWT

(4)

Sri Rejeki dengan olahan salaknya yang dapat menyediakan produk dengan harga yang stabil tanpa di pengaruhi musim serta jumlah konsumen yang terus meningkat, menyebabkan masyarakat mulai berorientasi terhadap industri ini. Oleh karena itu dengan kesadaran masyarakat yang mulai meningkat akan potensi yang dapat dicapai melalui pengolahan salak dapat dikatakan daerah penghasil salak di Turi ini memiliki potensi yang besar sebagai pusat industri dan olahan salak di Yogyakarta.

Seiring dengan potensi tersebut meningkatnya kesadaran masyarakat di dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Merupakan pertimbangan bagi industri dalam menentukan strategi perancangan dan pengembangan produk jangkan panjang, yakni dengan terus berusaha untuk meningkatkan perhatian pada dampak negatif terhadap lingkungan. Belum banyaknya industri pengolahan salak di daerah Turi dan potensi olahan salak dapat terus berkembang, maka diperlukan analisis dampak terhadap lingkungan sedini mungkin. Hal ini perlukan agar dapat mengantisipasi dampak negatif terhadap lingkungan.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisi dampak suatu kegiatan terhadap lingkungan adalah Life Cycle Assessment (LCA). LCA merupakan sebuah mekanisme untuk menganalisis dan memperhitungkan dampak lingkungan total dari suatu produk dalam setiap tahap siklus hidupnya. Dimulai dari persiapan bahan mentah, proses produksi, penjualan dan transportasi, serta pembuangan produk (ISO 14040, 2006). LCA bertujuan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan, sumber polusi dan emisi gas rumah kaca yang kemudian bisa

(5)

mengetahui potensi dampak pada pemanasan global, perubahan iklim, eutrophication, acidification, dan kesehatan manusia (Pleanjai et al. 2007).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik dan pengurus industri, pada KWT Sri Rejeki keripik salak merupakan produk dengan permintaan tertinggi dibandingakan dengan produk olahan salak lainya. Oleh karena itu produk keripik salak menjadi produk dengan produksi tertinggi dan dapat dikatakan produk utama pada industri KWT Sri Rejeki Aneka Olahan Salak ‘Cristal.

KWT Sri Rejeki Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ merupakan industri olahan salak cukup baik dalam pengelolaan industrinya. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan produksi keripik salak pada KWT Sri Rejek yang sudah stabil dan konsisten. KWT Sri Rejeki sudah dapat memproduksi keripik salak sepanjang tahun baik saat buah salak sedang peak season maupun off season.

Belum dilakukannya penilaian daur hidup produk pada kegiatan industri keripik salak di daerah Turi khususnya pada Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ terhadap dampak lingkungan, menyebabkan perlunya penerapan metode LCA yang diharapkan mampu memberikan informasi dan rekomendasi terhadap industri keripik salak khususnya Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ sebagai salah satu pelopor dan contoh industri keripik salak di kawasan Turi dalam mengambil keputusan terkait permasalahan penggunaan sumberdaya, energi, dan dampaknya terhadap lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berkembangnya industri keripik salak dapat menyebabkan adanya potensi dampak lingkungan. Industri pengolahan keripik salak memerlukan input berupa

(6)

bahan baku dan bahan tambahan serta energi untuk menghasilkan produknya. Proses produksi keripik salak yang dilakukan kemudian akan menghasilkan output berupa emisi dan limbah yang dapat memberikan potensi dampak terhadap lingkungan. Penggunaan bahan dan energi serta jumlah emisi yang dihasilkan merupakan hal dasar yang perlu di ketahui oleh suatu industri. Hal ini dikarenakan penggunaan energi dan emisi yang dihasilkan dapat berpengaruh terhadap faktor ekonomi maupun lingkungan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penilitan ini yaitu

1. Berkembangnya industri keripik salak berpontensi menimbulkan dampak lingkungan

2. Belum dilakukannya pehitungan terhadap energi dan emisi serta potensi dampak lingkunagan yang ditimbulkan selama daur hidup produk keripik salak

1.3 Batasan Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian adalah pengadaan bahan baku dan bahan tambahan, serta kegiatan produksi keripik salak.

2. Perhitungan emisi dibatasi pada emisi yang dihasilkan oleh gas CO2, SO2,

NOX, CH4, N2O, dan CO.

3. Penelitian tidak mencakup uji mikrobiologi, uji organoleptik dan dampak sosial-ekonomi.

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menghitung jumlah konsumsi energi pada produksi keripik salak ‘Cristal’ di KWT Sri Rejeki.

2. Menghitung jumlah emisi yang dihasilkan dari proses produksi keripik salak ‘Cristal’ di KWT Sri Rejeki.

3. Melakukan penilaian terhadap potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi keripik salak ‘Cristal’ di KWT Sri Rejeki.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai siklus hidup produk keripik salak pada industri olahan salak khususnya Aneka Olahan Salak ‘Cristal’ dan memberikan informasi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

1. Mengetahui Life Cycle Assessment pada produk keripik salak ‘Cristal’

2. Memberikan informasi kepada industri mengenai input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan dalam proses produksinya, serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

3. LCA dapat digunakan sebagai perencanaan strategis. Begitu peraturan lingkungan dan harapan lingkungan meningkat, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan bagi perusahaan untuk memperbaiki operasi lingkungan mereka. Kinerja lingkungan juga cenderung menjadi lebih kritis bagi daya kompetisi internasional.

Gambar

Gambar 1.1 Volume Produksi Tanaman Buah – Buahan D.I Yogyakarta Tahun  2015 (Sumber : Bandan Pusat Statistik D.I.Yogyakarta 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, guru sekolah mitra LPTK dan dosen Unsyiah serta UIN Ar Raniry Banda Aceh melakukan penelitian bersama yang berfokus pada penerapan investigasi kelompok agar dapat

Bahkan bila kita amati masih banyak lagi film-filam yang dikonsumsi oleh pemirsa (mad’u) seperti film Rahasia Illahi, Demi Masa, Insyaf, Taubat, dan masih banyak lagi film yang

12 Sedangkan tujuan instruksional khusus (TIK) bertitik tolak dari perubahan tingkah laku, serta dapat diamati dan diukur. Perumusan TIK bersumber dari TIU

Kebijakan dividen sendiri merupakan sebuah keputusan mengenai laba yang diperoleh akan dibagikan atau akan digunakan untuk reinvestasi perusahaan. Ketika perusahaan memutuskan

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kita telah memberikan hak kepada warga negaranya untuk melapor atau mengadu apabila mereka melihat,

Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Implementasi Pembiasaan Kegiatan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan biaodsorben yang berasal dari limbah biomassa pertanian, berupa : sekam padi, serbuk gergaji dan kulit kacang tanah

Pola kategori pengembangan hubungan antarpribadi secara tertutup merupakan bentuk pengembangan hubungan di mana mantan na- rapidana perempuan setelah beradaptasi mereka tetap