• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BNP2TKI

TAHUN 2016

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

LAPORAN KINERJA

BNP2TKI

TAHUN 2016

(2)

i

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Tahun 2016 dapat

tersusun, sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi

yang dipercayakan kepada BNP2TKI atas target kinerja dan penggunaan

anggaran tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja BNP2TKI diukur atas dasar penilaian

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan

sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016.

Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 menggambarkan sejumlah capaian kinerja yang telah dicapai

dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 beserta analisisnya.

Berbagai kebijakan dan upaya telah ditempuh sebagai langkah guna mewujudkan kehadiran Negara

dalam Tata Kelola Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sehingga

manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas khususnya para CTKI/TKI/TKI Purna dan

keluarganya serta stakeholder pendukung lainnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi akan

menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya.

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia Tahun 2016 ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan

peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan BNP2TKI.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap gerak dan langkah kita dalam mewujudkan pelayanan

yang terbaik kepada segenap masyarakat Indonesia.

Kepala

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia

(3)

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

TENAGA KERJA INDONESIA

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia untuk Tahun Anggaran 2016 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi

informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas Laporan Kinerja telah disajikan secara akurat,

andal dan valid.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam

meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam Laporan Kinerja ini.

Inspektur

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI

Firdaus Zazali

NIP. 196802241988031001

(4)

iii

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

D A F T A R I S I

Kata Pengantar

i

Pernyataan Telah Direviu

ii

Daftar Isi

iii

Daftar Tabel

v

Daftar Gambar

vi

Ringkasan Eksekutif

vii

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1

1.1. Latar Belakang

1.1

1.2. Isu Strategis

1.4

1.3. Peluang dan Manfaat

1.6

1.4. Permasalahan

1.7

1.5. Maksud dan Tujuan

1.8

1.6. Tugas dan fungsi BNP2TKI

1.9

1.7. Keragaan SDM BNP2TKI

1.11

1.8. Sistematika Penyajian LAKIP

1.13

BAB II.

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.14

2.1. Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019

2.14

2.1.1. Visi dan Misi

2.14

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

2.16

2.1.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)

2.17

2.2. Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

2.17

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016

3.21

3.1. Pengelolaan Kinerja BNP2TKI

3.21

3.2. Metodologi Pengukuran Kinerja

3.23

3.3. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016

3.23

(5)

3.4.1.1. Sasaran 1 Meningkatnya pemanfaatan jobinfo BNP2TKI dalam

alur proses Penempatan TKI

3.25

3.4.1.2. Sasaran 2 Meningkatnya penempatan tenaga kerja luar negeri

memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem

Penempatan dan Perlindungan TKI

3.29

3.4.1.3. Sasaran 3 Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,

sampai dengan Pemulangan.

3.40

3.4.1.4. Sasaran 4 Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang Berwirausaha

3.46

3.4.1.5. Sasaran 5 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab,

serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan

akuntabel.

3.53

3.4.1.6. Sasaran 6 Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI

3.57

3.4.1.7. Sasaran 7 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan

Penyelenggaraan SPIP.

3.61

3.5. Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI

3.63

3.6. Kinerja Keuangan

3.69

3.7. Hambatan/Permasalahan

3.70

BAB IV. PENUTUP

4.72

4.1. Capaian Kinerja IKU

4.72

4.2. Langkah-langkah Perbaikan

4.73

Lampiran:

1. Penetapan Rencana Strategis;

(6)

v

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

DAFTAR TABEL No. hal Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Tabel 26. Tabel 27. Tabel 28. Tabel 29. Tabel 30. Tabel 31. Tabel 32. Tabel 33. Tabel 34.

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI Tahun 2016 Penetapan Kinerja BNP2TKI 2016

Target Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016

Capaian Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 Capaian indikator kinerja Sasaran 1

Data Supply 2016 Data Demand 2016

Capaian indikator kinerja Sasaran 2 Perbandingan capaian sasaran 2015-2016 Penempatan Formal vs Informal

Penempatan TKI berdasarkan Jenis Kelamin Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Penempatan TKI 25 Kab/Kota Terbesar

Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai Tunda Layan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan Kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan Penempatan TKI berdasarkan berdasarkan Status Perkawinan

Penempatan TKI berdasarkan tingkat pendidikan

Penempatan TKI berdasarkan 25 Besar Negara Penempatan Penempatan TKI berdasarkan 25 Jabatan Terbesar

Penempatan TKI berdasarkan KLUI Penempatan G to G dan G to P

Jumlah Pendaftar Program G to G Jepang Capaian indikator kinerja Sasaran 3 Pengaduan yang diselesaikan

Pengaduan berdasarkan media pengaduan Pengaduan berdasarkan status pengaduan Pengaduan berdasarkan Provinsi

Pengaduan berdasarkan negara penempatan Pengaduan berdasarkan jenis masalah

Capaian Sasaran Kegiatan 9 menurunya Permasalahan TKI Kedatangan TKI berdasarkan Debarkasi

Kedatangan TKI bermasalah berdasarkan Debarkasi

2.16 2.18 2.19 3.23 3.24 3.25 3.28 3.28 3.29 3.30 3.32 3.32 3.33 3.33 3.34 3.35 3.36 3.36 3.37 3.37 3.38 3.38 3.39 3.39 3.40 3.41 3.41 3.41 3.42 3.42 3.43 3.44 3.45 3.45

(7)

Tabel 35. Tabel 36. Tabel 37. Tabel 38. Tabel 39. Tabel 40. Tabel 41. Tabel 42. Tabel 43. Tabel 44. Tabel 45. Tabel 46. Tabel 47. Tabel 48. Tabel 49. Tabel 50. Tabel 51 Tabel 52. Tabel 53. Tabel 54. Tabel 55. Tabel 56.

Kedatangan TKI berdasarkan Negara Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Kedatangan TKI berdasarkan TPI Capaian Sasaran 4

Pemberdayaan TKI Purna TKI Purna yang berwirausaha Pelayanan Kedatangan TKI Pelayanan TKI Bermasalah

TKI Meninggal Kawasan Timur Tengah TKI Meninggal Kawasan Asia Pasific Penerimaan Remitansi

Penerimaan Remitansi Berdasarkan Kawasan Capaian Sasaran 5

Penilaian PMPRB BNP2TKI Penilaian LAKIP BNP2TKI Opini Publik

Capaian kegiatan Sasaran 17

Stakeholder yang terintegrasi dengan SISKOTKLN Capaian Sasaran 7

Penilaian Tingkat Maturitas SPIP Realisasi Anggaran

Realisasi Anggaran per Jenis Belanja

3.45 3.46 3.46 3.47 3.47 3.48 3.49 3.49 3.50 3.50 3.50 3.51 3.53 3.55 3.57 3.57 3.59 3.60 3.61 3.62 3.69 3.69

(8)

vii

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

DAFTAR GAMBAR No. hal Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14.

Struktur Organisasi BNP2TKI

Grafik Pegawai menurut Status Kepegawaian Grafik Pegawai menurut Unit Kerja

Grafik Pegawai menurut Golongan Grafik Pegawai menurut Jabatan

Grafik Pegawai menurut Tingkat Pendidikan

Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI Integrasi SISKOTKLN

Grafik Tunda Layan

Grafik Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan Grafik Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Grafik Trend Kasus

Grafik Pemberdayaan TKI Purna

1.11 1.11 1.12 1.12 1.12 1.13 3.27 3.31 3.31 3.35 3.36 3.37 3.41 3.48

(9)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan salah satu solusi dalam mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Bekerja di luar negeri akan menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Proyeksi Bank Dunia bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi lebih dari 15 juta tenaga kerja baru pada lima tahun kedepan. Untuk itu agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri perlu mendapat dukungan dari semua pihak.

Tahun 2016 merupakan tahun kedua Kabinet Kerja dan masa perjalanan RPJMN 2015–2019, dan tahun kedua pula pelaksanaan Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019, dimana telah ditetapkan arah dan tujuan pembangunan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Terdapat 7 (tujuh) sasaran strategis utama berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai yaitu :

1. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI;

2. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI; 3. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan;

4. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha;

5. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel;

6. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI;

7. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Berdasarkan 7 (tujuh) sasaran strategis utama ditetapkan 11 (sebelas) indikator kinerja utama dengan 18 (delapan belas) sasaran strategis kegiatan dan 32 (tiga puluh dua) indikator kinerja kegiatan guna mencapai tujuan yang akan dicapai. Secara umum capaian penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang mudah, murah, cepat dan aman, sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra BNP2TKI 2015-2019 mengambarkan perkembangan yang baik, meskipun beberapa indikator masih memerlukan kerja keras dan perhatian tidak hanya dari BNP2TKI, namun juga komitmen dan keterlibatan K/L terkait dan seluruh Stakeholder dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Adapun tingkat capaian kinerja sasaran BNP2TKI sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2016 rata-rata diatas 95% yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 18 kinerja sasaran ditetapkan, sebanyak “15” sasaran dinyatakan berhasil, dan “3” sasaran belum berhasil mencapai target. Sasaran yang dinyatakan “berhasil” jika capaiannya > 75% dari target yang telah ditetapkan.

Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalah 1) melalui Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan dengan layanan terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan

(10)

ix

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

Manusia dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta Batam, Tanjung Pinang. 2) mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui Skema Baru KUR bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas dan Maybank Indonesia. 3) Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini (early warning system) dengan uji coba pada negara tujuan penempatan Hongkong.

Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik dan memuaskan segenap stakeholder khususnya masyarakat pekerja migran. Untuk itu dilakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: a). Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI Non Prosedural telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI, integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi. Kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI non procedural; b). Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI yang berangkat secara non procedural Dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah tentang moratorium penempatan ke Timur Tengah; c). Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI, untuk meningkatkan kemampuan CTKI/TKI dalam pengelolaan keuangan, dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN; d). TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan; e). Penerapan e-KTKLN, sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-KTKLN, pada tahun 2017 akan dilaksanakan kembali penerbitan KTKLN; f). Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi para CTKI/TKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan dengan realisasi 12.151 TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp 177.329.283.641,00; g). Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non prosedural khususnya di daerah perbatasan, telah dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri; h). Pembentukan Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI; i). Pembayaran Non Tunai, sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan; j). Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi-informasi kinerja di lingkungan BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi-informasi; k). Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah untuk diukur tingkat keberhasilannya; l). Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada dilingkungan BNP2TKI; m). Pembenahan insfratruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik; n). Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI; dan o). Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

(11)

Untuk mencapai visi BNP2TKI Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera, kedepan sangat diperlukan koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder terkait dalam penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia.

Mendukung capaian kinerja tahun 2016 telah dikeluarkan dana sebesar Rp 305.595.453.125,00 atau 81,77% dari pagu sebesar Rp 373.739.846.000,00.

Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja KinerjaTarget CapaianRealisasi Kinerja % 1

Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI

Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil

ditempatkan. 40% 17% 43

2

Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI

Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan.

70% 60% 85,71

3

Meningkatnya

Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan.

Persentase CTKI/TKI Bermasalah

yang Tertangani 92% 95% 103,26

4 Meningkatnya CTKI/TKIPurna yang berwirausaha. Persentase TKI Purna yangMenjadi Wirausaha 34% 63% 185,29

5

Pelayanan Terpadu, Profesional dan

Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel

Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu

Pintu (LTSP) di

BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat

50% 54% 108

Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai

80% 100% 125

Nilai Capaian Reformasi Birokrasi

BNP2TKI 85% 84,70% 99,65

Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 6 Citra terbaik untuklembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembagaBNP2TKI Baik(80) Cukup(55) 68,75

7

Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200

Tingkat Kematangan

Implementasi SPIP Skor 1 3 300

Tujuh Sasaran Strategis BNP2TKI yang sudah ditetapkan dalam tahun 2016, rata-rata

capaiannya diatas 95%. Pencapaian kinerja sasaran strategis seperti dalam tabel di atas

keberhasilan capaian kinerjanya didukung oleh kinerja dari 18 sasaran kegiatan dengan 31 indikator

kinerja, dengan capaian kinerja seperti dalam tabel dibawah ini:

(12)

xi

LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dg negara tujuan penempatan

Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan

10 Dokumen Kerjasama 4 Dokumen Kerjasama 40 2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/

kompetensi CTKI potensi dengan permintaan

Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan

formal yang sesuai potensi persediaan Negara10 2 Negara 20

3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia

Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI

Potensi dengan Permintaan 60% 14,95% 24,92

Persentase CTKIppeennddaaffttaarrjojobbininffootteellaahhbbeerrhhaassiillddiitteemmppaattkkaann 40% 17% 43 4 Meningkatnya Penempatan TKLN

memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI

Persentase TKTKII yayanngg ddiitteemmppaattkkaann mmeemmiilliikkii dodokukummeenn ddaann m

meemmeennuuhhiiststaannddaarryayannggdiditteettaappkakann.. (300.000)100 (234.451)78% 78 Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat

Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem (210.000)70% (125.176)60% 86 5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak

pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan

Cost structure dengan beban tanggungjawab wajar antara TKI,

PPTKIS dan Majikan (Indonesia+Negara Penempatan) 30% 71% 236 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan

sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non

tunai. 30% 40% 133

6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku

Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang

berlaku. 85% 88% 103

7 Meningkatnya pelayanan penempatan

pemerintah (G to G dan G to P ) Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G danG to P berbasis pendaftaran online 100% 100% 100 8 Pengaduan masalah TKI dilayani,

diproses, dan diselesaikan Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senterberbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L/Perwakilan RI 25% 34,48%% 180 Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early

Warning System memanfatkan beragam tools 30% 20% 75

9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan

hukum 100% 70% 84

10 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi

pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna1.475 1.475 TKI 100

Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 63% 185

Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re

integrasi usaha di desa asalnya. 30% 20,5% 68,33

11 Meningkatnya layanan pendampingan

usaha dan akses permodalan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donordalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan

penyediaan bantuan modal. 30% 100% 333

12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI

Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit

intelijen. 30% 37% 123

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural

di Kantong TKI non procedural. 92% 99% 108

13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI;

Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi

pelaksanaan anggaran 92% 84,15% 93,5

Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB* 100

14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi birokrasi

Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di

BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP2 UPP/ 2 UPP/3 LTSP 200(25)

Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70% 99,65

15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang milik

Negara yang tertib dan akuntabel; Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100

16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga BNP2TKI;

Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat

kekosongan hukum 100% 100% 100

Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik(80) Cukup(55) 68,75 17 Terselenggaranya layanan system

informasi P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan

Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga

penempatan dalam Tata Kelola TKI 80% 100% 125

Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9 4 44 18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas

APIP dan Penyelengaraan SPIP Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingkat pengangguran yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja diperkirakan masih akan terjadi, hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan yang bersumber dari pengangguran akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak Tenaga Kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan, Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru pada 2020 mendatang.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019, visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong" dalam Misi

dan Sembilan Agenda Prioritas yang terkait dengan program ketenagakerjaan luar negeri adalah Misi ke 5 yaitu Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing dan agenda prioritas ke 1 yaitu Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, disamping itu agenda prioritas lain yang dijalankan adalah membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan merupakan landasan utama untuk mempersiapkan Indonesia lepas dari posisi sebagai negara berpendapatan menengah menjadi negara maju. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari sisi ketenagakerjaan ditandai dengan terjadinya tranformasi ekonomi melalui penguatan pertanian, perikanan dan pertambangan, berkembangnya industri manufaktur di berbagai wilayah, modernisasi sektor jasa, penguasaan iptek dan berkembangnya inovasi, terjaganya kesinambungan fiskal, meningkatnya daya saing produk ekspor non migas, terutama produk manufaktur dan jasa, meningkatnya daya saing dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi serta meningkatnya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang berkualitas.

(14)

Agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri dengan sub agenda :

1. Meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dan melindungai hak dan keselamatan pekerja migran;

2. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan data serta informasi kependudukan.

Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dengan strategi :

1. Peningkatan keberpihakan dilpomasi Indonesia pada WNI/BHI;

2. Pelayanan dan perlidungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan;

3. Pelaksanaan perjanjian bilateral untuk memberikan perlidungan bagi WNI/BHI di luar negeri; dan 4. Penguatan konsolidasi penanganan WNI/BHI diantara seluruh pemangku kepentingan terkait melalui

koordinasi dan pembagian tugas yang jelas.

Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai terkait agenda melindungi Hak dan Keselamatan TKI adalah menurunnya jumlah Pekerja Migran/TKI yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri. Sasaran lainnya adalah :

1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melidungi pekerja migran/TKI;

2. Meningkatnya pekerja migran/TKI yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri;

3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon pekerja migran/calon TKI;

4. Tersedianya regulasi yang memberikan perlindungan bagi pekerja migran/TKI.

Sejalan dan selaras dengan Visi dan Misi agenda prioritas serta arah kebijakan umum

pembangunan nasional, maka arah kebijakan dan strategi dalam upaya untuk melindungi hak dan keselamatan pekerja migran/TKI adalah :

1. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan, yaitu melakukan pembenahan, meningkatkan koordinasi mulai dari penyusunan informasi peluang pasar, diseminasi, penyiapan program rekruitmen, penerapan kriteria dalam menentukan persyaratan baik dokumen jati diri maupun pendidikan dan keterampilan untuk mengisi kebutuhan pasar kerja dan pelaksanaan kerjasama hingga promosi dan mekanisme/proses perlindungannya. Penguatan kelembagaan tata kelola penempatan pekerja migran harus segera dilakukan sehingga tidak terdapat tumpang tindih wewenang antara kementerian/lembaga. Selain itu, informasi pekerja migran diluar negeri harus menjadi suatu bagian yang utuh dalam sistem informasi tenaga kerja. Informasi ini memudahkan perwakilan Pemerintah diluar negeri melakukan pemantauan;

(15)

2. Memperluas kerjasama dalam rangka meningkatkan perlindungan, yaitu meninjau nota kesepakatan dengan negara-negara dengan jumlah permasalahan pekerja migran paling banyak sebagai awal, kemudian memperluas nota kesepakatan dengan negara tujuan lainnya. Sehingga terdapat kerangka umum, yang dapat melindungi secara kuat pekerja migran. Selain itu, perlindungan pekerja migran dapat ditingkatkan dengan memperkuat kerangka kerjasama dalam forum internasional yang terkait migrasi;

3. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian terutama dengan meningkatkan efektivitas penggunaan dan kualitas Balai Latihan Kerja (revitalisasi BLK) dan lembaga pelatihan milik swasta terstandar, sehingga lulusannya dapat memenuhi keahlian yang

diperlukan oleh negara pengguna, serta pembekalan pengetahuan tentang pengarusutamaan prinsip HAM dalam Penyusunan Kebijakan dan Pendidikan terhadap Pekerja melalui instrumen hukum berspektif HAM terutama Konvensi ILO serta mekanisme internasional lainnya;

4. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja, melalui pengenalan jasa keuangan untuk

menyimpan tabungan dan pengiriman uang kepada keluarga di tanah air, peningkatan akses kredit, serta penyusunan skema asuransi yang efektif.

Berdasarkan arah kebijakan dan strategi diatas, maka Pengarustamaan Pengelolaan TKI dalam kurun waktu lima tahun kedepan, BNP2TKI harus mampu mewujudkan keselamatan dan keberpihakan

penempatan dan perlindungan pekerja migran/TKI yang mampu mewujudkan Calon TKI/TKI terlindungi di dalam negeri, tidak bermasalah di luar negeri dan sejahtera saat kembali ke dalam negeri, untuk melaksanakan hal tersebut ada 6 tahapan yang harus dilakukan BNP2TKI yaitu :

1. Stop pengiriman PLRT, karena kita punya harga diri dan martabat, dengan menetapkan pada tahun 2019 kita sudah Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;

2. Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan, sehingga diharapkan pra keberangkatan TKI rata-rata 1 bulan;

3. Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;

4. Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp 70 Triliun/Tahun;

5. TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan (Perlindungan di 4 Tahapan);

6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri yaitu TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan dalam negeri.

(16)

Mencermati kondisi dan permasalahan serta dalam upaya mejalankan visi, misi dan arah pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam RPJM Nasional Tahun 2015- 2019, sebagai dokumen kebijakan yang mendasari pelaksanaan program-program tahunan dalam lima tahun kedepan maka dituangkan dalam

Rencana Stratregis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015 - 2019, dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia Nomor PER-10/KA/IV/2015.

Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan, BNP2TKI sebagai unit kerja pemerintah semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggara negara dituntut untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program/kegiatan kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari anggaran berbasis kinerja.

Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, BNP2TKI diwajibkan untuk:

1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi;

2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Atas dasar hal-hal di atas tersebut, BNP2TKI sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja tahun 2016 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP BNP2TKI Tahun 2016 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.

1.2. Isu Strategis

Perekonomian dan Ketenagakerjaan. Indonesia saat ini masih dikategorikan sebagai negara yang

memiliki kinerja perekonomian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir rata-rata di atas 6 persen, sehingga masuk dalam kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kinerja perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dengan kondisi dan dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal, seperti kondisi sosial, ekonomi dan politik dalam negeri; Komunitas ASEAN (Asean Community) 2015, perkembangan ekonomi politik global, era perdagangan bebas, dan APEC. Komunitas ASEAN 2015 dalam waktu dekat akan mengintegrasi negara-negara di ASEAN agar tercipta kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli di antara negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. Komunitas ASEAN 2015 yang ditopang tiga pilar yaitu Komunitas politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial dan Budaya

(17)

ASEAN tersebut, mengharuskan masyarakat Indonesia siap menghadapinya antara lain dari sisi daya saing ketenagakerjaan.

Kependudukan dan Sumber Daya Manusia. Indonesia sudah mencapai bonus demografi mulai 2010,

dan akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030. Secara konseptual, bonus demografi adalah proporsi penduduk usia produktif yang sangat besar atau sekitar 69% dari jumlah penduduk, sedangkan rasio angka ketergantungan (dependency ratio) mencapai titik terendah. Artinya, pada saat itu jumlah angkatan kerja sangat besar, namun menanggung beban kelompok usia anak dan lansia yang sangat kecil. Sebagian besar penduduk usia produktif yang ada pada satu hingga tiga dekade mendatang itu adalah para remaja dan generasi muda saat ini.

Angkatan kerja Indonesia pada Februari 2016 sebanyak 127,7 juta orang, yang bekerja 120,7 juta orang dan 7,0 juta orang yang menganggur. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2016 sebesar 5,50 persen menurun dibanding TPT Februari 2015 (5,81 persen) dan TPT Agustus 2014 (5,94 persen). Angkatan kerja yang bekerja paling banyak tingkat pendidikan SMP kebawah yaitu 61,26 persen, menurun dibandingkan dengan Februari 2015 sebesar 62,92 persen. Sementara yang berpendidikan menengah dan tinggi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,25 persen poin dan 0,45 persen poin.

Selama setahun terakhir (Agustus 2014–Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).

Penduduk bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 sebanyak 80,5 juta orang (70,12 persen), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,5 juta orang (5,63 persen). Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,33 persen.

Pada 2020-2030, diperkirakan 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44 orang tak produktif. Setelah itu, angka ketergantungan penduduk akan naik kembali. Berkaitan dengan hal ini, Chris Manning mengingatkan bahwa bonus demografi ini kemungkinan besar tidak akan dapat dimanfaatkan oleh Indonesia melihat rendahnya kualitas penduduk Indonesia baik dari aspek pendidikan maupun keterampilan. Jika tidak dilakukan aksi sejak sekarang, maka yang akan terjadi bukanlah windows of opportunity, melainkan door to disaster. Pengangguran akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik yang dapat mendorong timbulnya sosial unrest dan peningkatan jumlah penduduk miskin. Fenomena kependudukan yang akan terjadi tiga dekade kedepan ini memerlukan kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan aspek kependudukan.

Problematik Pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi, dan keterbatasan lapangan kerja, kedepan diperkirakan masih akan terjadi, dan hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. kemiskinan yang bersumber dari pengangguran, akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Dan bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih

(18)

baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan,Proyeksi Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru, pada 2020 mendatang.

Globalisasi dan Trend Mobilitas Internasional.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mepengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Seperti diketahui, salah satu bentuk globalisasi adalah globalisasi perekonomian, yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.

Tuntutan Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan. Dalam kenyataan, hak untuk memperoleh pekekerjaan

secara layak belum dapat terpenuhi secara maksimal, karena kesempatan kerja di dalam negeri masih sangat terbatas. Pembangunan dan industrialisasi belum sepenuhnya mampu menyerap tenaga kerja. Keadaan inilah yang kemudian menyebabkan banyak warga negara Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri.

1.3. Peluang dan Manfaat

Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negara-negara di seantero

dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara yang satu kenegara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara lain.

Dampak Positif SebagaI Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri diketahui telah

memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara, di antaranya adalah:

1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia;

2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi

(19)

jangka panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah;

3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan diperdalam dan dipratekan di negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi TKI dan bekerja di negara-negara penempatan;

4. Perolehan ketrampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini merupakan negara-negara yang lebih maju perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih mampu membeli produk-produk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu mempergunakan tehnologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut;

5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing yang di kirim melalui lembaga keuangan adalah berturut-turut pada, tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar, tahun 2013 sebesar US$. 7,40 miliar, tahun 2014 sebesar US$ 8.43, tahun 2015 sebesar US$ 9.42 dan tahun 2016 sebesar US$ 7.47. Besarnya remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat mengingat jumlahnya cukup signifikan dan menerus;

6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 208 negara dengan jumlah yang besar 3 s/d 6 juta orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri.

1.4. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia, antara lain :

1. Penguatan PPTKIS

Pengawasan dan monitoring kinerja PPTKIS lemah dan pemberdayaan PPTKIS belum berjalan secara utuh;

2. Lembaga BNP2TKI

a. Tata kelola organisasi BNP2TKI di Pusat dan Daerah dari masing-masing unit perlu disesuaikan dengan dinamika perkembangan organisasi serta menyelaraskan dengan beban tugas organisasi;

(20)

b. Bisnis proses penempatan TKI terlalu panjang, perlu dilakukan reformasi Bisnis Model Penempatan dengan jalan memangkas business process Pengiriman TKI dari 14 tahapan kepada 8 tahapan; c. Agar pelayanan dapat lebih cepat, mudah, murah dan aman maka perlu dbentuk Layanan Terpadu

Satu Pintu (LTSP);

d. SDM BNP2TKI dirasakan masih kurang, perlu ditingkatkan dan dikembangkan; e. Isu Image BNP2TKI secara kelembagaan belum baik;

f. Isu koordinasi BP3TKI di Propinsi dan Kab/Kota belum sepadan. 3. Produk layanan TKI

a. Beban biaya ditanggung TKI mahal, negara belum hadir untuk membantu secara maksimal;

b. Sumber pembiayaan TKI sangat terbatas belum ada Bank Umum Nasional yang membiayai TKI, karena tidak adanya agency collection di Negara penempatan;

c. Kualitas layanan TKI masih bermasalah; d. Biaya komuinikasi dan tranfer mahal;

e. TKI kembali ke indonesia, miskin layanan dan tidak aman; f. Klaim asuransi sulit dan mengelabui;

g. Layanan selama di luar negeri tidak jelas;

h. Layanan perlindungan baru tersedia bila sudah ada kasus; i. Transparansi dan partisipasi publik perlu ditingkatkan; j. Pemerintah cenderung responsif bukan atisipasif. 4. Kebijakan dan Regulasi

a. Keselarasan regulasi dengan Kemenaker; b. Pemerintah cenderung dominan;

c. Arah kebijakan tidak jelas. 5. Kondisi TKI

a. Pungutan liar dan intimidasi kepada TKI; b. TKI tidak memenuhi syarat tetap berangkat; c. Masih banyak TKI Ilegal;

d. Keberadaaan TKI tidak terdeteksi.

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan LAKIP BNP2TKI tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala BNP2TKI kepada Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BNP2TKI.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja pembangunan penempatan dan perlindungan TKI.

(21)

1.6. Tugas dan Fungsi BNP2TKI

Berdasarkan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNP2TKI, tugas BNP2TKI adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut BNP2TKI menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri atas dasar perjanjian secara tertulis

antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna Tenaga Kerja Indonesia atau Penguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan;

2) Pemberian pelayanan, pengkoordinasian, pelaksanaan pengawasan mengenai; a. Dokumen;

b. Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); c. Penyelesaian masalah;

d. Sumber-sumber pembiayaan;

e. Pemberangkatan sampai pemulangan;

f. Peningkatan kualitas Calon Tenga Kerja Indonesuiaia; g. Informasi;

h. Kulalitas pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Inonesia, dan i. Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan keluarganya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNP2TKI dibantu oleh unit eselon I sebagai berikut:

1)

Sekretariat Utama (Settama) yaitu unsur pembantu yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama dan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BNP2TKI. Susunan organisasi Settama terdiri dari:

a. Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama; b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;

c. Biro Keuangan dan Umum;

d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat.

2) Inspektorat, yaitu unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2TKI dan secara adminsitrasi dikoordinir oleh Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur. Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari:

a. Subbagian Tata Usaha;

(22)

3) Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Puslitfo), yaitu unsur pemdukung pelaksanaan tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2KI melalui Sekretaris Utama. Puslitfo dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian dan Pengmbangan. Susunan organisasi Puslitfo BNP2TKI terdiri dari:

a. Bidang Penelitian dan Pengembangan; b. Bidang Sistem Informasi;

c. Bidang Pengolahan dan Penyiapan Data; d. Subbagian Tata Usaha.

4) Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi (Deputi I) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk kerjasa sama billateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan pejabat tinggi, menteri dan kepala negara/pemerintah dan organisasi internasioanal, pemetaan dan harmonisasi kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri serta Promosi. Deputi I dipimpin oleh seorang Deputi.

Susunan organisasi Deputi I terdiri dari: a. Direktorat Kerjasama Luar Negeri;

b. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I; c. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II; d. Direktorat Kerjasama Promosi.

5) Deputi Bidang Penempatan (Deputi II) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan kelembagaan penempatan, penyiapan dan pembekalan serta pelayan penempatan pemerintah. Deputi II dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi II terdiri dari:

a. Direktorat Kerjasama Verifikasi Pelayanan Dokumen; b. Direktorat Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan; c. Direktorat Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan; d. Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah.

6) Deputi Bidang Perlindungan (Depuit III), yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis pelayanan pengaduan, mediasi dan advokasi, pemberdayaan serta pengamanan dan pengawasan untuk perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Deputi III dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi III terdiri dari:

a. Direktorat Pelayanan Pengaduan; b. Direktorat Mediasi dan Advokasi; c. Direktorat Pemberdayaan;

(23)

Struktur organisasi BNP2TKI seperti pada gambar berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi BNP2TKI

1.7.

Keragaan SDM BNP2TKI

Jumlah pegawai di BNP2TKI (Pusat dan UPT) s. d tanggal 31 Desember 2016 mencapai 1.696 orang, terdiri dari PNS sebanyak 929 orang dan Honorer sebanyak 767 orang.

PNS NON PNS

Gambar 2. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Honorer BNP2TKI Tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut: 1) Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon I (Pusat) : Sekretariat Utama 196 orang (PNS

(24)

Deputi Bidang Penempatan 110 orang (PNS 94 orang dan Honorer 16 orang), Deputi Bidang Perlindungan 87 orang (PNS 83 orang dan Honorer 4 orang), Inspektorat 27 orang (PNS 24 orang dan Honorer 3 orang), dan UPT Daerah 1.208 orang (PNS 522 orang dan Honorer 686 orang);

Gambar 3. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja

2) Jumlah PNS BNP2TKI sebanyak 929 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 513 orang dan perempuan sebanyak 416 orang;

3) Dirinci menurut golongan: Golongan IV sebanyak 116 orang, Golongan III sebanyak 7 3 7 orang, Golongan I I sebanyak 72 orang, dan Golongan I sebanyak 4 orang.

Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV

Gambar 4. Jumlah Pegawai Menurut Golongan

4) Dirinci menurut jabatan, jabatan Eselon I sebanyak 5 orang, jabatan Eselon II sebanyak 17 orang, jabatan Eselon III sebanyak 72 orang, jabatan Eselon IV sebanyak 197 orang, jabatan Eselon V sebanyak 4 orang, jabatan fungsional 42 orang, dan pelaksana/staf sebanyak 592 orang.

Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Fungsional Staf

Gambar 5. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

Settama Deputi I Deputi II Deputi III Inspektorat UPT Daerah

(25)

5)

Dirinci menurut tingkat pendidikan: S-3 sebanyak 2 orang atau 0,22 %, S-2 sebanyak 119 orang atau 12,81 %, S-1 sebanyak 638 orang atau 68,68 %, D-3 sebanyak 46 orang atau 4,95 %, SLTA sebanyak 115 orang atau 12,38 %, SLTP sebanyak 5 orang atau 0,56 %, SD sebanyak 4 orang atau 0,43 %. S-3 S-2 S-1 D-3 SLTA SLTP SD

Gambar 6. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan

1.8.Sistematika Penyajian LAKIP

Laporan Akuntabiltas Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja BNP2TKI selama Tahun 2016. Capaian Kinerja (Performance Results) 2016 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance Plan) BNP2TKI Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Adapun sistematika penyajian laporan sebagai berikut:

1) Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini berisi ringkasan secara menyeluruh LAKIP BNP2TKI;

2) Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, tugas dan fungsi organisasi dan keragaan SDM BNP2TKI;

3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, pada bab ini berisi perencanaan strategis BNP2TKI 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2016;

4) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini berisi hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan BNP2TKI tahun 2016;

5) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP BNP2TKI dan rekomendasi perbaikan kinerja ke depan;

(26)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019), visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan

Gotong Royong" dalam Misi ke 5 yaitu; “Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing” dan agenda prioritas ke 1

yaitu; “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara”. Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, yang salah satu tahapan sasarannya; memantapkan penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK dan memperkuat daya saing perekonomian.

Sejalan dengan itu dibidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah dengan meningkatkan kompetensi CTKI/TKI agar mampu bersaing di pasar kerja global guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Meningkatkan nilai tawar tenaga kerja Indonesia dengan merumuskan MoU antara Pemerintah Indonesia dengan negara penerima TKI. Menetapkan jabatan-jabatan prioritas dan sektor-sektor lapangan usaha yang boleh dan yang tidak boleh diisi oleh tenaga kerja Indonesia. Meningkatkan perlindungan TKI dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, sasaran strategis pembangunan penempatan dan perlindungan TKI tahun 2015-2019 dan penetapan kinerja 2016 ditetapkan sebagai berikut:

2.1. Rencana Strategis BNP2TKI 2015 – 2019

Sesuai dengan Peraturan Ka. BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2015 tentang Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015-2019.

2.1.1. Visi dan Misi

A.

VISI

Pada Rencana Strategis BNP2TKI tahun 2015-2019 adalah melaksanakan Visi Presiden pada pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 Yaitu : "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong".

Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Visi yang diemban BNP2TKI adalah :

1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri; 2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri;

(27)

Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk : ““Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera”.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan :

“Profesional”, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan

pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi.

Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat

perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai

keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa.

Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin diwujudkan kedepan adalah: TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila, TKI yang secara sosial, politik dan budaya, memiliki karakter pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau “duta” WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja tinggi, serta mampu menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja. Dengan kata lain, bahwa terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia (national character building).

B.

MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKI yaitu :

1. “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera” 2. “Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing”

Selaras dengan misi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI :

1. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;

2. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan;

3. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;

4. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;

5. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan;

(28)

6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan.

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis BNP2TKI tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera;

2. Mengarustamaan tata kelola pemerintahan yang baik.

Sasaran Strategis BNP2TKI adalah suatu Outcome yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh BNP2TKI dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis. Adapun Sasaran Strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis BNP2TKI tahun 2015-2019 terdiri dari :

a. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI;

b. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI; c. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan;

d. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha;

e. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel;

f. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI;

g. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.

Tabel 1. Sasaran Srategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI tahun 2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam

alur proses penempatan TKI. Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasilditempatkan. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat

kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI.

Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,

sampai dengan Pemulangan. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha. Pelayanan Terpadu, Profesional dan

Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai.

Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI. Opini BPK atas laporan keuangan.

Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan

Penyelengaraan SPIP. .

Tingkat Kapabilitas APIP.

(29)

2.1.3. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016

Terdapat 11 (sebelas) IKU BNP2TKI sebagai ukuran keberhasilannya yang terbagi antara berbagai bidang kedeputian (Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), adalah:

1. Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan;

2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan;

3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani; 4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha;

5. Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat;

6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai;

7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI; 8. Opini BPK atas laporan keuangan

9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI; 10. Tingkat Kapabilitas APIP;

11. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP.

2.2. Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) tahun 2016 yang telah disepakati (Perka BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), yaitu:

1. Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan, sebesar 40%;

2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan, sebesar 70%;

3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani, sebesar 92%; 4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, sebesar 34%;

5. Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat, sebesar 50%;

6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai, sebesar 80%;

7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI, sebesar 85%; 8. Opini BPK atas laporan keuangan dengan predikat WTP; 9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI, dengan kategori Baik;; 10. Tingkat Kapabilitas APIP, dengan Skor 1;

(30)

Tabel 2. Penetapan Kinerja BNP2TKI tahun 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI

dalam alur proses penempatan TKI Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasilditempatkan. 40% Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi

syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI

Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan.

70% Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama,

sampai dengan Pemulangan.. Persentase Tertangani CTKI/TKI Bermasalah yang 92% Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang

berwirausaha. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34%

Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel

Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat

50% Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem

Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk

transaksi non tunai 80%

Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85% Opini BPK atas laporan keuangan WTP Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan

Penyelengaraan SPIP Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1

Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1 Perjanjian Kinerja BNP2TKI tahun 2016 diimplementasikan dalam satu Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dengan 18 (delapan belas) Sasaran Kegiatan yaitu: 1) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang KLN dan Promosi.

Tujuan : meningkatnya penempatan dan perlindungan TKI untuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan pejabat tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintah serta organisasi internasional, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta promosi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Peningkatan Kerjasasama Luar negeri;

b) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I; c) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri II; d) Peningkatan Promosi TKI ke negara penempatan.

2) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Penempatan.

Tujuan : meningkatnya kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan kelembagaan penempatan, penyiapan pembekalan pemberangkatan serta pelayanan penempatan pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan:

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BNP2TKI
Tabel 1. Sasaran Srategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI tahun 2015-2019
Tabel 3. Target Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016
Tabel 5. Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa perkawinan dibawah umur masih terjadi jika dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan akan tetapi jika berdasarkan hukum

Setelah dilakukan perhitungan dalam penentuan biaya, waktu dan konsumsi cat untuk keempat metode pengecatan pada proses pengecatan cargo tank/ruang muat pada kapal chemical tanker

akuntansi dan pelaporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam huruf b, Menteri

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dari data sekunder pada lima perusahaan telekomunikasi yang terdatar di BEI periode 2010-2014 yaitu PT Bakrie

Analisis Materi Pembelajaran Mandiri Bahasa Perancis dalam Buku dan CD AUDIO Talk French , Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI..

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.. Badrina

PENGGUNAAN SCHEDULE BOARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN.. Metode dan Desain Penelitian

1) Bahwa gugatan Penggugat telah secara keliru diajukan kepada Pengadilan Negeri Kls IA Bandung yang merupakan badan peradilan dalam lingkungan peradilan