• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 55

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN

INSTRUMENT PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

SE-KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

Susi Hermin Rusminati

1

, Apri Irianto

2

, Arif Mahya Fanny

3

, Pana Pramulia

4

PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

susiherminr@unipasby.ac.id

Abstrak

Guna meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah melakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013. Akan tetapi sampai saat ini guru masih bingung menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang terkait dengan penilaian. Selain itu guru juga dituntut untuk mampu membuat kisi-kisi soal, membuat soal, jawaban serta rubrik penilaian yang mengacu pada kriteria berbasis High Order Thinking Skills (HOTS). Tuntutan ini memacu guru agar lebih baik lagi dalam membuat soal, sehingga tidak hanya sekedar membuat soal untuk memenuhi kewajiban, akan tetapi harus memperhatikan konten soalnya.

Kata kunci: Kompetensi Guru, Instrumen Penilaian, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan merupakan salah satu fokus pemerintah. Hal ini dikarenakan tombak ujung berkembangnya suatu negara tidak lepas dari kemajuan pendidikan. Guna meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah melakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013. Akan tetapi sampai saat ini guru masih bingung menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran.

Saran dari peserta pelatihan yaitu agar TIM PPM mengadakan kegiatan pelatihan tentang evaluasi di SD sebagai tindaklanjut kegiatan sebelumnya yaitu tentang “pelatihan dan pendampingan pengembangan model pembelajaran sebagai implementasi kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Kecamatan Gondang Mojokerto”.

Menindaklanjuti saran dari peserta pelatihan, maka TIM PPM mengadakan pelatihan dan workshop dengan tema “Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Mengembangkan Instrument Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto”. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang terkait dengan penilaian.

Selain itu guru juga dituntut untuk mampu membuat kisi-kisi soal, membuat soal, jawaban serta rubrik penilaian yang mengacu pada kriteria berbasis High Order Thinking Skills (HOTS). Tuntutan ini memacu guru agar lebih baik lagi dalam membuat soal, sehingga tidak hanya sekedar membuat soal untuk memenuhi kewajiban, akan tetapi harus memperhatikan konten soalnya.

(2)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 56 Penilaian dengan soal yang berbasis HOTS sangat penting karena dapat melatih peserta didik berpikir dan bernalar tingkat tinggi. Kemampuan berpikir seseorang harus dilatih sejak dini, karena jika seseorang tersebut terbiasa berpikir tingkat tinggi sejak dini maka ketika ia menemukan kesulitan akan mudah menemukan solusinya.

Kelompok sasaran dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) ini adalah guru SD di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Kondisi profil kelompok sasaran memberikan gambaran bahwa potensi guru SD di daerah tersebut sebagian besar telah sarjana, sehingga memungkinkan lebih mudah untuk ditingkatkan dan diberdayakan menjadi lebih potensial dan profesional. Namun saat ini dengan diberlakukannya kurikulum K13 menjadikan penilaian menjadi lebih komplek dan rumit. Untuk itu melalui workshop ini diharapkan para guru di sekolah dasar tidak kesulitan dalam melakukan penilaian di sekolah dasar.

Tabel 1. Bidang Garap, Sasaran, dan Kondisi Sekolah No Bidang Garap dan Sasaran Kondisi Sekolah

1 Memberikan pemahaman terhadap pentingnya pengembangan instrument penilaian berbasis HOTS

Sebagian besar guru belum paham tentang arti penting pengembangan instrument penilaian berbasis HOTS

2 Perlu diadakan pelatihan

pengembangan instrument penilaian pembelajaran berbasis HOTS, sehingga guru nantinya mampu mengembangkan instrument penilaian berbasis HOTS sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013

Mayoritas guru belum mengembangkan instrument penilaian pembelajaran berbasis HOTS, mereka menggunakan instrument penilaian yang ada pada buku buku yang ada.

3 Memberikan pengalaman nyata kepada para guru dalam penyusunan instrument penilain pembelajaran berbasis HOTS

Mayoritas guru belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan instrument penilaian berbasis HOTS

METODE PELAKSANAAN

a. Mekanisme pelaksanaan Pengabdian Masyarakat

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat dirancang sebagai berikut: 1) Survey lapangan

2) Negosiasi mitra 3) Penyusunan proposal 4) Pengurusan perijinan

5) Sosialisasi dan Pelatihan kelompok sasaran 6) Pendampingan operasional

(3)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 57 7) Pembuatan Laporan Pengabdian Masyarakat

b. Materi Pelatihan

1) Pelaporan Nilai Berbasis Excel

2) Pelaporan Menggunakan Software Sederhana 3) Pelaporan Jurnal Sikap dan Spiritual

4) Pelaporan Nilai Sikap

5) Pelaporan Nilai Pengetahuan dan Ketrampilan 6) Pelaporan Nilai Raport

c. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) bertempat di SDN Gondang. Pemilihan lokasi dikarenakan atas pertimbangan lokasi KKN Semester Genap 2018/2019 mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2019 - 8 Juni 2019. Untuk pelaksanaannya dilakukan setiap hari jumat dan sabtu tergantung dengan situasi dan kondisi di sekolah setempat

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan workshop dengan diawali pemaparan materi, diskusi, dan workshop dengan pendampingan dosen saat kerja kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembuatan soal instrument penilaian tidak harus melalui kegiatan perencanaan penilaian yang penting mengukur materi dan kompetensi siswa. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 82% sangat setuju dan 18% setuju.

82 90

94

80

18 0 0 8 2 0 6 0 0 18 2 0

1 2 3 4

PEMAHAMAN TERHADAP PERENCANAAN

INSTRUMEN PENILAIAN DI SD

(4)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 58 2. Perencanaan instrument penilaian cukup membuat kisi-kisi soal penilaian saja. Hal ini dapat

terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 90% sangat setuju, 8% setuju dan 2% kurang setuju.

3. Perencanaan penilaian meliputi beberapa tahapan: pemetaan KD tiap tema; sub tema masing-masing muatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 94% sangat setuju dan 6% setuju.

4.

Penyusunan rubrik penilaian hanya sekedar untuk melengkapi perangkat instrument penilaian. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 80% sangat setuju, 18% setuju dan 2% kurang setuju.

1. Perlu melakukan analisis dan pemetaan KD pada buku guru yang bersumber dari silabus. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 86% sangat setuju dan14% setuju.

2. Penilaian harus direncanakan hanya untuk satu sub tema untuk mengukur KD pengetahuan yang terjaring pada sub tema tersebut. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 84% sangat setuju dan 16% setuju.

3. Perencanaan penilaian tengah semester mengukur semua KD yang terjaring pada dua sampai dengan tiga tema awal dalam semester tersebut. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 81% sangat setuju, 16% setuju dan kurang setuju 3%.

4. Perencanaan penilaian akhir semester hanya mengukur KD sisa tema dalam semester tersebut. Hal ini dapat terlihat dari angket respon peserta yang mengikuti pelatihan bahwa 90% sangat setuju dan 10% setuju. 86 84 81 90 14 0 0 16 0 0 16 3 0 10 0 0 1 2 3 4

PELAKSANAAN PERENCANAAN

INSTRUMEN PENILAIAN

SS S KS TS

(5)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 59 1. Tidak selalu merencanakan penilaian dalam membuat soal penilaian harian maupun penilaian tengah

semester dan penilaian akhir semester. Dalam kegiatan ini ada 27% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut, 68% setuju, dan 5% kurang setuju.

2. Mengembangkan soal penilaian berorientasi pada materi dan kompetensi soal buku kumpulan soal-soal SD. Dalam kegiatan ini ada 97% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut dan 3% setuju.

3. Tidak semua tahapan perencanaan penilaian dilakukan karena masih banyak kurang pemahaman cara melakukannya. Dalam kegiatan ini ada 86% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut, 11% setuju, dan 3% kurang setuju.

27 97 86 68 3 11 5 0 0 0 3 0 1 2 3

PENGALAMAN PERENCANAAN

INSTRUMEN PENILAIAN

SS S KS TS 92 76 95 62 8 24 5 35 0 0 0 0 0 0 3 0 1 2 3 4

RESPON/TANGGAPAN TERHADAP

PERENCANAAN INSTRUMEN PENILAIAN

(6)

Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian | 60 1. Workshop perencanaan penilaian ini dirasa sangat penting dan bermanfaat bagi pengembangan

kompetensi guru. Dalam kegiatan ini ada 92% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut dan 8% setuju.

2. Materi workshop sesuai dengan kebutuhan guru dalam merencanakan penilaian di SD. Dalam kegiatan ini ada 76% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut dan 24% setuju.

3. Contoh dan latihan dalam workshop memenuhi ketercakupan dan kecukupan kebutuhan perencanaan penilaian. Dalam kegiatan ini ada 95% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut dan 5% setuju.

4. Merencanakan dan mengembangkan instrument penilaian ternyata cukup rumit dan banyak yang harus dilakukan oleh guru. Dalam kegiatan ini ada 62% peserta yang memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pendapat tersebut, 35% setuju, dan 3% kurang setuju

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu : (1) pembuatan soal instrument penilaian tidak harus melalui kegiatan perencanaan penilaian yang penting mengukur materi dan kompetensi siswa, (2) perencanaan instrument penilaian cukup membuat kisi-kisi soal penilaian, (3) perencanaan penilaian meliputi beberapa tahapan: pemetaan KD tiap tema; sub tema masing-masing muatan pembelajaran di Sekolah Dasar, dan (4) penyusunan rubrik penilaian hanya sekedar untuk melengkapi perangkat instrument penilaian.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang telah memberikan support sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

FANANI,A.,&KUSMAHARTI,D.(2018).PENGEMBANGANPEMBELAJARANBERBASISHOTS

(HIGHER ORDER THINKING SKILL) DI SEKOLAH DASAR KELAS V. JURNAL PENDIDIKAN DASAR.

Fitri, H., Dasna, I., & Suharjo. (2018). Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual.

Nurhayati, & L. A. (Desember 2017). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa (Higher Order Thinking) dalam Menyelesaikan Soal Konsep Optika melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika.

Primayana, K. H. (2019). Menciptakan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah Dengan Berorientasi Pembentukan Karakter Untuk Mencapai Tujuan Higher Order Thingking Skilss (HOTS) Pada Anak Sekolah Dasar. PURWADITA: Jurnal Agama dan Budaya.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode (NHT) Numbered Head Together dengan Media Kartu Kalimat terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas I pada Tema Kegemaranku di SDN Oro-Oro

abo ve, the translator added the word “rapuh”, as on the table 3.3 to make the sentences clearer about the resemblance, and the translator did not change the image to keep the

Profil baja I WF yang sudah dirubah menjadi balok baja kastilasi diperkaku pada badan dengan menambahkan pelat di bagian badannya untuk mengetahui seberapa jauh

Wanag wong menika gabungan saking seni drama ingkang ngerembaka ing negeri Eropa kaliyan seni pengelaran wayang ingkang ngerembaka ing tanah Jawa utawa pulo

terdiri dari (1) pengirim mempunyai ide/gagasan; (2) ide diubah menjadi pesan; (3) pesan disampaikan; (4) penerima mendpt pesan; (5).. penerima bereaksi dan mengirim

volume dan biaya material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan, baik. material pekerjaan pokok maupun

Pengujian keseluruhan sistem dilakukan mulai dari sensor PIR mendeteksi gerakan manusia, kamera merekam foto atau video, Raspberry Pi berkomunikasi dengan bot Telegram

Meskipun dasar daripada demokrasi Indonesia adalah demokrasi politik dan ekonomi, namun Hatta secara lebih rinci membahas mengenai konsep demokrasinya itu dalam