ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KOTA MALANG
(Studi Pada Sentra Industri Kecil Keripik Tempe Sanan Kota Malang)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Dhita Sekar Prihanti 105020100111063
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KOTA MALANG
(Studi pada Sentra Industri Kecil Keripik Tempe Sanan Kota Malang) Dhita Sekar Prihanti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: dhitasekar@gmail.com
ABSTRAK
Industri kecil merupakan pelaku ekonomi terbesar dari sisi jumlah usaha dalam perekonomian Indonesia.Peranan industri kecil sangat nyata dengan pembuktian empiris saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, dimana ketika sektor industri yang lebih besar kolaps, industri kecil justru menjadi penyelamat bagi perekonomian Indonesia.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil penelitian berdasarkan analisis variabel-variabel independen yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil.
Penelitian ini dilakukan di Sentra Industri Kecil Keripik Tempe Sanan, Kota Malang.Metode pengumpulan data yang digunakan dengan metode kuosioner kepada responden.Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan program SPSS menggunakan analisis regresi berganda.Variabel independen yang diteliti terdiri dari: Nilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), Tingkat
Upah (x4), Lama Usaha (x5), dan variabel dependen Penyerapan Tenaga Kerja
(Y). Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 31 responden diketahui bahwa variabel Nilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), dan Lama Usaha(x5)
berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y). Sedangkan variabel Tingkat Upah (x4) tidak berpengaruh signifikan.Variabel Bahan Baku
(x3) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja (Y).
Kata kunci:industri kecil, penyerapan tenaga kerja, pengaruh
A. PENDAHULUAN
Setelah terjadi pergantian era pemerintahan dari orde lama (Orla) menjadi orde baru (Orba), dimana telah lebih dari enam puluh tahun, Indonesia mengalami berbagai kemajuan yang signifikan di bidang pembangunan ekonomi.Namun, tantangan pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan sangatlah kompleks. Berbagai perubahan kondisi perekonomian domestik maupun global harus diwaspadai Indonesia karena saat ini kondisi perekonomian masih penuh ketidakpastian.Dalam rangka memperlancar pembangunan yang merata untuk seluruh rakyat Indonesia, industrialisasi merupakan langkah yang tepat.
Dalam hal ini, sektor industri kecil dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan ekonomi, karena sifatnya padat karya serta dapat menjangkau seluruh lapisan elemen masyarakat. Peranan industri kecil dalam perekonomian nasional sudah tidak diragukan lagi, dengan kontribusi yang besar dalam menyediakan lapangan kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB)
Nasional, devisa nasional melalui ekspor, dan investasi nasional.Industri kecil merupakan pelaku ekonomi terbesar dari sisi jumlah usaha dalam perekonomian Indonesia. Kementerian Koperasi dan UMKM pada tahun 2013, menyatakan jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 56,5 juta unit atau 99,8 persen dari total unit usaha Indonesia.Sektor ini juga telah menyerap 101,72 juta tenaga kerja atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia.
Tabel 1: Perkembangan Data Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2007 - 2012 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Usaha Mikro 84.452.002 87.810.366 89.960.695 91.729.384 94.957.797 99.859.517 Usaha Kecil 3.278.793 3.519.843 3.520.497 3.768.885 3.919.992 4.535.970 Usaha Menengah 2.761.135 2.694.069 2.712.431 2.740.644 2.844.669 3.262.023 Usaha Besar 2.535.411 2.756.205 2.753.049 2.753.049 2.891.224 3.150.645
Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (diolah), 2013
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim hingga tahun 2012, mencapai sekitar 6.825.931 juta unit usaha mayoritas terletak di Kabupaten Jember, Malang dan Banyuwangi.Penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur sebagian besar terletak pada sektor pertanian yaitu 56,54 persen (6.286.111 orang), kemudian sektor perdagangan yaitu 25,11 persen (2.791.124 orang), diikuti sektor industri pengolahan 8,50 persen (944.599 orang), diurutan keempat sektor jasa-jasa dengan jumlah tenaga kerja 6,65% (739.448 orang) dan sektor transportasi diurutan kelima sebanyak 2,09 persen (231.827 orang).
Kota Malang sebagai salah satu kota besar di Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai kota pendidikan dan perdagangan dengan potensi alam yang menjadikan tujuan wisata para wisatawan domestik maupun mancanegara.Salah satu UKM yang berkembang dan eksistensinya diakui oleh masyarakat luas sebagai oleh-oleh khas Malang adalah sentra industri keripik tempe Sanan. Industri makanan yang berada di Jl. Sentra Industri Tempe Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing Kota Malang ini merupakan daerah yang perkembangannya sangat pesat karena selalu menjadi tempat berbelanja makanan khas yang dituju oleh para pelancong yang mengunjungi Kota Malang.Usaha industri keripik tempe Sanan bersifat padat karya dan memiliki potensi dijadikan target kebijakan industri untuk meningkatkan perekonomian dengan memberdayakan masyarakat yang berada di sekitar industri, karena mereka dapat diperkerjakan pada proses produksi tempe, produksi keripik tempe hingga proses pendistribusian pada konsumen. Sehingga usaha ini menggerakkan perekonomian daerah tersebut dengan banyaknya penduduk yang menjadi tenaga kerjanya.
Berdasarkan realitas di lapangan mengenai eksistensi industri kecil di Kota Malang dalam beberapa tahun terakhir dapat meningkatkan penyerapan tenaga
kerja selanjutnya dapat menekan tingkat pengangguran, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apakah variabelNilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), Tingkat
Upah (x4), dan Lama Usaha (x5) berpengaruh secara simultan terhadap
penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang?
2. Apakah variabel Nilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), Tingkat
Upah (x4), dan Lama Usaha (x5) berpengaruh secara parsial terhadap
penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang?
3. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang?
B. TINJAUAN PUSTAKA
Saat ini, industri kecil telah mengalami banyak perkembangan di Indonesia dan dapat menarik masyarakat untuk berwirausaha karena sektor ini dapat menjadi tonggak perekonomian masyarakat serta dapat menyediakan banyak kesempatan kerja.Anoraga dan Sudantoko (2002: 225), menyatakan bahwa secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik, yaitu (1) sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di-up to date, sehingga sullit untuk menilai kinerja usahanya, (2) margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi, dan (3) modal terbatas.
Teori Permintaan Tenaga Kerja
Menurut Arfida (2003: 42), permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah (yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk diperkerjakan (dalam hal ini dapat dikatakan, dibeli).
Teori Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja didefinisikan sebagai suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya (Arfida, 2003: 64). Menurut Suparmoko (162: 2000), penawaran tenaga kerja datang dari pemilik tenaga atau buruh.
Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja terjadi apabila permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja bertemmu pada titik ekuilibrium yang menunjukkan tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah seimbang.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Hipotesis menurut (Sugiyono, 2010: 224), diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Untuk menjawab permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Diduga Nilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), Tingkat Upah (x4),
dan Lama Usaha (x5) memiliki pengaruh secara parsial terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri kecil keripik tempe Sanan Kota Malang.
H1: Diduga Nilai Produksi (x1), Modal (x2), Bahan Baku (x3), Tingkat Upah (x4),
dan Lama Usaha (x5) memiliki pengaruh secara simultan terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri kecil keripik tempe Sanan Kota Malang.
H2: Diduga Modal (x2) merupakan variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kecil keripik tempe Sanan Kota Malang.
C. METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup dan Fokus Penelitian
Dalam upaya menganalisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Malang, peneliti menggunakan metode penelitian penjelasan (explanatory
research). Adapun alasan utama pemilihan jenis penelitian ini adalah untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.Melalui uji hipotesis yang telah diajukan, diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yang ada.Penelitian ini dilakukan di Jl. Sentra Industri Tempe Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Independen
1. Nilai Produksi (x1), merupakan jumlah produksi dikalikan harga produk
dalam satu kali proses produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp). Dalam penelitian ini, terdapat beberapa pengusaha yang menjual produk dalam
Keripik Tempe SananKelurahan Purwantoro Kota
Malang
Penyerapan Tenaga Kerja pada
Industri Kecil Keripik TempeSanan (y) Industri Mikro Industri Kecil Industri Menengah Industri Nilai Produksi (x1) Modal (x2) Bahan Baku (x3) Tingkat Upah (x4) Lama Usaha (x5)
bentuk tempe dan keripik tempe. Untuk membatasi cakupan penelitian agar lebih fokus, maka peneliti hanya meneliti kaitan produk keripik tempe dengan variabel penyerapan tenaga kerja.
2. Modal (x2), merupakan modal yang dimiliki dalam satu kali produksi untuk
dialokasikan dalam aktivitas produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3. Bahan Baku (x3), merupakan bahan baku yang diperoleh untuk diolah
menjadi barang jadi dan dijual kembali, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
4. Tingkat Upah (x4), merupakan besaran upah yang dibayarkan pengusaha
kepada tenaga kerja, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
5. Lama Usaha (x5), merupakan lamanya seorang pengusaha dalam menjalankan
usahanya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih rinci, pada kuosioner, responden menjawab lama usaha dengan cara: (1) jumlah tahun dan (2) bulan. Kemudian lamanya bulan dibagi dengan 12 bulan, sehingga didapat hasil dalam bentuk desimal, dinyatakan dalam satuan tahun.
Variabel Dependen
1. Penyerapan tenaga kerja dapat diukur dari banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan produksi pada industri keripik tempe Sanan, dinyatakan dalam orang.
Metode Analisis
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.Regresi linier berganda adalah analisis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan penelitian yang dibahas, maka perumusan model regresi berganda untuk lima variabel dapat dinyatakan dalam bentuk:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Dimana:
Y = Penyerapan tenaga kerja α = Konstanta β1, β2, β3, β4,β5 = Koefisien X1 = Nilai produksi X2 = Modal X3 = Bahan baku X4 = Tingkat upah X5 = Lama usaha
ε = disturbance error atau variabel penganggu Uji Statistik
Uji statistik dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang akan diteliti yakni, nilai produksi, modal, bahan baku, tingkat upah dan lama usaha berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil keripik tempe Sanan. Uji statistik dalam penelitian ini meliputi Uji F (simultan), Uji T (parsial) dan Koefisien Determinasi (R2).
Uji Asumsi Klasik
Dalam melakukan analisis regresi berganda, maka pengujian model terhadap asumsi klasik harus dilakukan. Uji asumsi klasik tersebut antara lain sebagai berikut:Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Normalitas.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian
Sentra Industri Keripik Tempe Sanan, Kelurahan Purwantoro
Purwantoro adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.Jumlah penduduk sebanyak 28.715 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 5.743 KK. Oleh-oleh makanan khas Kota Malang didominasi oleh keripik tempe yang sebagian besar proses produksinya berada di daerah ini yang dikenal dengan Sentra Industri Keripik Tempe Sanan. Kebanyakan penduduk di daerah ini awalnya adalah pengrajin tempe yang sudah turun temurun kemudian berkembang dengan memproduksi keripik tempe. Ada yang menjadi pembuat tempe, pengusaha keripik tempe, pengiris tempe, penggoreng tempe, dan pembungkus keripik tempe.
Identitas Responden
Metode kuosioner ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus – 6 Oktober 2014.Identitas responden digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Karakteristik tersebut dapat ditinjau dari tiga belas hal, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, modal, nilai produksi, biaya bahan baku, asal bahan baku, jumlah penjualan 1x produksi, harga jual, jumlah tenaga kerja, tingkat upah dan sistem upah.
Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi linier dimaksudkan untuk mendapatkan model pengaruh antara nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas.
Tabel 2:Uji Asumsi Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Nilai Produksi 0.393 2.545
Jumlah Modal 0.156 6.398
Biaya Bahan Baku 0.129 7.763
Tingkat upah 0.768 1.303
Lama Usaha 0.131 7.612
Sumber: Data primer (diolah), 2014
Berdasarkan output pengujian asumsi multikolinieritas terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10, sehingga model regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala multikolinier.
Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 3: Uji Asumsi Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Z 0.751
Probabilitas 0.625
Sumber: Data primer (diolah), 2014
Pengujian asumsi normalitas menghasilkan statistik uji Kolmogorov
Smirnov sebesar 0.751 dengan probabilitas sebesar 0.625. Hasil ini menunjukkan
bahwa probabilitas >level of significant (α=5%). Hal ini berarti residual dinyatakan berdistribusi normal.Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi.
Asumsi Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki ragam yang homogen (konstan) atau tidak.
Tabel 4:Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Variabel t Sig.
Nilai Produksi 1.748 .093
Jumlah Modal -1.393 0.176
Biaya Bahan Baku 1.761 0.090
Tingkat upah -1.478 0.152
Lama Usaha 0.796 0.433
Sumber: Data primer (diolah), 2014
Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas menggunakan uji glesjer dapat diketahui bahwa semua variabel bebas menghasilkan probabilitas yang lebih besar dari level of significant (α=5%). Dengan demikian residual dinyatakan memiliki ragam yang homogen.
Tabel 5: Estimasi Regresi
Unstandardize d Coefficients Standardiz ed Coefficients t Sig. B Beta (Constant) 0.798 3.383 0.002 Nilai Produksi 0.437 0.196 3.273 0.003 Jumlah Modal 0.751 0.224 2.365 0.026
Biaya Bahan Baku 2.028 0.404 3.872 0.001
Tingkat upah 0.187 0.024 0.555 0.584 Lama Usaha 0.084 0.219 2.119 0.044 F-hitung= 137.531 Sign-F= 0.000 R Square (R2) = 0.965 Adjusted. R2 = 0.958 R= 0.982 Sumber: Data primer (diolah), 2014
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama
usaha secara bersama-sama terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengujian signifikansi secara simultan menghasilkan nilai Fhitung = 137.531 dengan
probabilitas 0.000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan probabilitas hitung <level of significance ( =5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) variabel nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
Uji Signifikansi Parsial T(Uji T)
Pengujian signifikansi parsial digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja. Kriteria pengujian menyatakan jika probabilitas hitung <level of significance ( )
a. Uji Signifikansi Parsial antara Nilai Produksi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pengujian signifikansi secara parsial (individu) nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerjamenghasilkan nilai thitung = 3.27333 dengan probabilitas
0.003.Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
b. Uji Signifikansi Parsial antara Jumlah Modal terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pengujian signifikansi secara parsial (individu) jumlah modal terhadap penyerapan tenaga kerjamenghasilkan nilai thitung = 2.365 dengan probabilitas
0.026. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan jumlah modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
c. Uji Signifikansi Parsial antara Biaya Bahan Baku terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pengujian signifikansi secara parsial (individu) biaya bahan baku terhadap penyerapan tenaga kerjamenghasilkan nilai thitung = 3.872 dengan probabilitas
0.001.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan biaya bahan baku terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
d. Uji Signifikansi Parsial antara Tingkat Upah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pengujian signifikansi secara parsial (individu) tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerjamenghasilkan nilai thitung = 0.555 dengan probabilitas
0.584.
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
e. Uji Signifikansi Parsial antara Lama Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pengujian signifikansi secara parsial (individu) lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerjamenghasilkan nilai thitung = 2.119 dengan probabilitas
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya kontribusi nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja dapat diketahui melalui koefisien determinasinya (adjusted R2) yaitu sebesar 0.958 atau sebesar 95.8%. Hal ini berarti kontribusi nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 95.8%, sedangkan sisanya sebesar 4.2% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Model Empirik Regresi Linier
Persamaan regresi linier berganda dari hasil pengujian adalah : Y = 0.798+ 0.437 X1 + 0.751 X2 + 2.028 X3 + 0.187 X4 + 0.084 X5
Persamaan ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 0.798 menyatakan apabila variabel nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha bernilai konstan maka laju perubahan variabel jumlahtenaga kerja sebanyak 0.798 ~ 1 orang.
2. Koefisien nilai produksi sebesar 0.437menyatakan nilai produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tenaga kerjapada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang. Hal ini berarti meningkatnya 1 satuan nilai produksi pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang maka dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 0.437 ~ 1 orang.
3. Koefisien jumlah modal sebesar 0.751 menyatakan jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. Hal ini berarti meningkatnya 1 juta rupiah modal yang dikeluarkanpada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang maka dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja sebesar 0.751 ~ 1 orang.
4. Koefisien biaya bahan baku sebesar 2.028 menyatakan biaya bahan baku berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang. Hal ini berarti meningkatnya 1 juta rupiah biaya bahan baku yang dibutuhkanmaka dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang sebesar 2.028 ~ 2 orang.
5. Koefisien tingkat upah sebesar 0.187 menyatakan tingkat upah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang. Hal ini berarti meningkatnya 1 juta rupiah tingkat upah yang dibayarkanmaka dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang sebesar 0.187 ~ 1 orang. Meskipun mampu meningkatkan jumlah tenaga kerja, tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan.
6. Koefisien lama usaha sebesar 0.084 menyatakan lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tenaga kerja pada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang. Hal ini berarti meningkatnya lama usaha industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota
Malang 1 tahunmaka dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja tersebut sebesar 0.084 ~ 1 orang.
Pengaruh Dominan
Pengaruh dominan variabel bebas terhadap variabel terikatnya dapat dilihat melalui standardized coefficient, di mana apabila suatu variabel memilikistandardized coefficientyang paling besar maka variabel tersebut dinyatakan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikatnya. Hasil estimasi yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki koefisien standardisasi terbesar adalah variabel biaya bahan baku sebesar 0.404. Dengan demikian variabel biaya bahan bakupada industri keripik tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap jumlah tenaga kerja pada industri tersebut.
E PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dibahas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa nilai produksi, jumlah modal, biaya bahan baku, tingkat upah, dan lama usaha berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap penyerapan tenaga kerja pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang.
2. Hasil uji t menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan di Kelurahan Purwantoro, Kota Malang adalah variabel nilai produksi, modal, bahan baku, lama usaha, sedangkan variabel tingkat upah tidak berpengaruh signifikan.
3. Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel penyerapan tenaga kerja adalah variabel bahan baku.
Saran
1. Bagi pengusaha, saran yang dapat diberikan untuk jangka pendek dan jangka panjang antara lain:
a. Jangka pendek, dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial, para pengusaha keripik tempe dapat melakukan evaluasi usaha untuk mengontrol aktivitas produksi, seperti mencari informasi dengan metode kepustakaan ataupun media elektronik untuk menggunakan sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, laporan laba/rugi, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang supaya tidak terjadi tumpang tindih jam kerja.
b. Jangka panjang, para pengusaha dapat meminta peran pemerintah melalui kementerian yang terkait, supaya tidak hanya menyediakan bahan baku tetapi juga memberi pelatihan agar dapat meningkatkan kemampuan efisiensi aktivitas produksi. Dengan manajerial yang profesional, pengusaha dapat mengajukan proposal profil usahanya kepada perusahaan lain untuk berinvestasi atau kepada lembaga keuangan untuk kemudahan dalam bidang permodalan. Dengan demikian, skala produksi dan jumlah tenaga kerja dapat ditingkatkan.
2. Bagi pemerintah, diperlukan kontribusi yang nyata untuk meningkatkan kemampuan UKM supaya skala usaha UKM lebih besar dan lebih berdaya saing, diantaranya adalah:
a. Jangka pendek, pemerintah dapat bekerjasama dengan para akademisi dan peneliti yang membidangi masalah UKM untuk mengadakan seminar kewirausahaan supaya aktivitas produksi lebih efisien dan biaya transaksi dapat diturunkan.
b. Jangka panjang, pemerintah telah menyusun program pengembangan Usaha Skala Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (PKMK). Tujuan program ini adalah membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha dengan memperhatikan kaidah-kaidah ekonomi sebagai prasyarat utama untuk berkembangnya PKMK. Program ini meliputi kebijakan dan langkah- langkah sebagai berikut (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 277):
1) Penyempurnaan peraturan perundang-undangan, penyederhanaan perijinan, birokrasi, peraturan daerah dan retribusi, serta peningkatan upaya penegakan hukum dan perlindungan usaha terhadap usaha yang tidak sehat;
2) Pengembangan kebijakan fiskal, perpajakan, sektoral termasuk perdagangan dan jasa antar daerah dan antar negara, dan investasi UKM;
3) Pemberian insentif dan kemudahan untuk mengembangkan sistem dan jaringan lembaga pendukung PKMK yang lebih meluas di daerah, seperti lembaga keuangan masyarakat/tradisional (LKM), lembaga penjamin kredit, dan lembaga-lembaga penyedia jasa pengembangan usaha, pelatihan, teknologi, informasi dan jasa advokasi;
4) Peningkatan kemampuan dan pelibatan unsur lintas pelaku
(stakeholder) dalam pengembangan UKM di tingkat pusat dan daerah
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan dan program pembangunan, termasuk pengembangan mekanisme koordinasinya, serta pengembangan etika dan budaya usaha.
3. Dari hasil penelitian, tingkat upah tidak termasuk variabel yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian tenaga kerja tidak memperhatikan jumlah upah yang diterima, karena mereka hanya ingin memperoleh pekerjaan. Hal ini seharusnya diperhatikan oleh pemerintah untuk memberikan insentif kepada pengusaha keripik tempe supaya terdapat keseimbangan antara pengusaha dan pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Rizky. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus pada Industri Krupuk Rambak di Kelurahan Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya: Malang.
Aminuddin, Ichwan. 2011. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri
Kendang Sentul (Studi Kasus Kelurahan Sentul Kota Blitar).
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Malang.
Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan
Usaha Kecil. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Arfida, BR. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia: Jakarta. Asikin, Zainal. Agusfian Wahab. Lalu Husni. Zaeni Asyhadie. 1993. Dasar-dasar
Hukum Perburuhan. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Menurut Lapangan
Usaha di Jawa Timur Tahun 2012 (persen). http://bps.go.id
(diakses pada 5 Februari 2014)
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang.2014. Rekapitulasi
Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Kelamin.http://dispendukcapil.malangkota.go.id/ (diakses tanggal 4 Desember 2014)
Farhani, Ahmadan. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
pada Industri Kecil Kota Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya: Malang.
Ferdiansyah, Fendi. 2011. Pengaruh Upah Minimum Kabupaten (UMK), Nilai
Produksi dan Peran Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Malang. Furqon, Ahmad Mujahidul. 2014. Analisis Pengaruh PDRB Upah Minimum,
Jumlah Unit Usaha dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur di Kabupaten Gresik Tahun 1998-2012. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya:
Malang.
Husni, Lalu. 2005. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kementerian Koperasi dan UMKM. 2013. Perkembangan Data Jumlah Usaha
Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2007 – 2012. http://depkop.go.id (diakses pada 3 Februari 2014)
Kementerian Koperasi dan UMKM. 2013. Perkembangan Data Jumlah Tenaga
Kerja yang Terserap pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2007 – 2012.
http://depkop.go.id(diakses pada 3 Februari 2014)
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif
Pembangunan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Munawir, S. 1981. Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta
Pemerintah Kota Malang.Produk Unggulan Kota Malang. 2014.
www.malangkota.go.id (diakses pada 4 Desember 2014)
Pratomo, Devanto Shasta dan Putu Mahardika Adi Saputra. 2011. Kebijakan
Upah Minimum untuk Perekonomian yang Berkeadilan: Tinjauan UUD 1945. Journal Of Indonesian Applied Economics Vol. 5 No. 2 Oktober 2011, 269-285. http://jiae.ub.ac.id (diakses pada 10 Juni
2014)
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti.2007. Metode Penelitian
Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.
Penerbit Gava Media: Yogyakarta.
Sijabat, Saudin. 2011. Analisis Faktor Penerapan Teknologi Tepat Guna Untuk
Meningkatkan Produktivitas UMKM Di Bidang Tanaman Pangan Dan Hortikultura.Infokop Volume 19 – Juli 2011: 86 – 103.
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI_19_JULI2011/
INFOKOP%202011_ok.pdf(diakses pada 12 Februari 2014)
Simanjuntak, Payaman, J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai.
Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES): Jakarta.
Soeratno dan Lincolin Arsyad.1998. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Penerbit BPFE: Yogyakarta.
Soekartawi.1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Pres: Jakarta.
Subanar, Harimurti. 2001. Manajemen Usaha Kecil. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
Sudarman, Ari dan Algifari. 2001. Ekonomi Mikro-Makro. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Suparmoko, M. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
Suparmono. 2005. Pengantar Ekonomika Makro. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN: Yogyakarta.
Sumarsono, Sony. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Graha Ilmu: Yogjakarta.
Wahyuni, Christin. 2011. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Home Industry Batik
Khas Banyuwangi dalam Mensejahterakan Masyarakat Sekitar (Studi Kasus Di Kabupaten Banyuwangi). Fakultas Ekonomi dan