• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT BPPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT BPPT"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

INSPEKTORAT BPPT

TAHUN ANGGARAN 2015

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 2

KATA PENGANTAR

Dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme, dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, Asas Kepentingan Umum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas, dan Asas Akuntabilitas.

Di dalam bagian Penjelasan UU No. 28 Tahun 1999, mengenai pasal 3 tersebut dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan “Asas Akuntabilitas” adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Inspektorat sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja pada Lembaga Non Kementerian BPPT melalui LAKIP Inspektorat TA.2015 ini melaporkan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan Anggaran yang telah dialokasikan untuk Inspektorat.

Sebagaimana UU No. 28 Tahun 1999 dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tersebut diatas, Peraturan perundangan lainnya yang menjadi landasan disusunnya LAKIP Inspektorat BPPT adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Surat Edaran Menteri PAN&RB Nomor 03 Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013, Tentang Penempatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Atau Laporan Kinerja Tahunan Pada Website (Laman) Atau Portal Berita Resmi Instansi.

(3)
(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 4

IKHTISAR EKSEKUTIF

Inspektorat BPPT sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya serta penggunaan anggaran yang dikelolanya. Hasil capaian Kinerja Sasaran yang ditetapkan dalam Dokumen Perencanaan Kinerja Inspektorat Tahun 2015, secara umum dapat dipenuhi targetnya, serta sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bahkan, berapa capaian melampaui target yang ditentukan. Meskipun demikian, dalam pencapaian target indikator kinerja tersebut diperoleh gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan pengawasan, pembangunan sistem pengedalian intern diseluruh Unit/Satuan Kerja, serta peningkatan kapabilitas dan kompetensi Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah, secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan peranserta aktif segenap komponen aparatur negara di lingkungan BPPT, Counterpart Inspektorat yaitu BPK, BPKP, Kementerian PAN&RB, Forum Inspektorat LPNK Ristek (FILI), masyarakat, dan pihak terkait lainnya sebagai kesatuan integral dari pembaharuan sistem administrasi negara untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BPPT.

I. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran

Secara umum, tingkat realisasi terhadap 4 (empat) target sasaran strategis yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Inspektorat BPPT Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.1. Laporan Keuangan BPPT telah direviu dan disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP). .

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 5

Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L), sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.41/PMK.09/2010tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan dan Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 9/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah pusat.

Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran dan Laporan Keuangan BPPT dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2015.

1.2. Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP Unit Kerja/Satker tepat waktu.

Tujuan dari kegiatan Evaluasi LAKIP Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB No.20 Tahun 2013 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA tahun anggaran 2014 Unit/Satker di lingkungan BPPT adalah ;

a. Memberikan penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ;

b. Memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ; c. Memberikan saran perbaikan guna peningkatan kinerja dan

akuntabilitas Unit/Satuan Kerja.

d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.

Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 1.2. dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit kerja eselon I di lingkungan BPPT.

2. Terlaksananya percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 6

ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan dalam melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan anggaran dan kinerja dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2 tersebut diatas, dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah Rekomendasi BPK dengan jumlah Tindak Lanjut yang dilaksanakan oleh Unit Kerja/Satuan Kerja yang diaudit, dimana dengan semakin besar persentase perbandingan, semakin baik kondisinya

3. Dibangunnya sistem pengendalian intern di seluruh Unit Kerja/Satker dengan berbasis pada implementasi manajemen risiko.

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.3. dilakukan dengan cara menghitung realisasi penerapan SPIP Tahap Penilaian Risiko terhadap Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT dibandingkan dengan target yang ditentukan sebanyak 4 (empat) unit/satuan kerja.

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.3. dilakukan dengan cara menghitung jumlah unit kerja atau satuan kerja yang menerapkan SPIP pada tahap penialain risiko dengan target sebesar 2 (dua) unit/satuan kerja.

Implementasi SPIP pada tahap penilaian risiko pada tahun 2015 dilaksanakan pada empat satuan kerja, yaitu:

1. Balai Besar Teknologi Pati;

2. UPT. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika;

3. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan & Teknologi; dan 4. Balai Pengkajian Dinamika Pantai.

Dengan demikian capaian kinerja Inspektorat sebesar 4 unit satuan kerja (200%) melampaui target yang ditentukan..

4. Terlaksananya reformasi birokrasi melalui monitoring evaluasi dan quality assurance pelaksanaan reformasi birokrasi.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB nomor 01/2012 Tentang Pedoman PMPRB, Inspektorat Instansi Pemerintah adalah Koordinator Asesor di lingkungan Kementerian/Lembaga. Untuk

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 7

itu Inspektorat telah mengkoordinir pelaksanaan penilaian mandiri atas pelaksanaan RB BPPT, dengan menilai 6 Kedeputian/Setama Eselon I, dan 45 Unit Kerja/Satuan Kerja Eselon II/III. Hasilnya telah dilaporkan dan di-submit kepada Kementerian PAN&RB pada bulan April 2015.

Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT dilakukan secara menyeluruh di 6 Kedeputian/Setama dan 45 Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT. Inspektorat selaku Koordinator Asesor bersama 6 Asesor Deputi/Setama serta 12 Asisten Asesor melaksanakan tahapan penilaian serta melengkapi dokumen evidence dari tiap-tiap unsur yang dinilai untuk mendukung hasil penilaian yang dicapai.

Untuk memperoleh pemahaman penilaian PMPRB secara tepat sesuai peraturan Menteri PAN&RB, dilaksanakan juga workshop PMPRB oleh Kementerian PAN&RB yang dihadiri oleh seluruh Unit/Satuan Kerja.

II. Capaian Kinerja Lainnya

1. Pelaksanaan penelitian/penelaahan RKAKL Tahun Anggaran 2014. Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 94 Tahun 2013 diamanatkan kepada APIP bahwa mulai tahun 2013 melakukan penelitian terhadap RKAKL. Pada tahun 2014 Inspektorat melakukan penelaahan terhadap RKAKL TA.2015. Dalam rangka menjamin kebenaran, kelengkapan dan kepatuhan dalam penerapan kaidah perencanaan penganggaran sebagaimana disebutkan dalam peraturan tersebut, Inspektorat telah melaksanakan penelitian terhadap RKAKL 45 Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, dan hasilnya telah disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui DirJen.Anggaran.

2. Pelaksanaan pemantauan penerapan INPRES 02/2014 tentang Strategi

Nasional Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) di Lingkungan BPPT.

Pelaksanaan Stranas Aksi PPK di lingkungan BPPT dikoordinasikan oleh Biro Perencanaan. Inspektorat secara periodik melakukan pemantauan dan

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 8

evaluasi atas pelaksanaan Inpres tersebut. Sebagai hasil pemantauan tersebut, telah direkomendasikan kepada Unit Kerja terkait untuk melaksanaan pembuatan peraturan mengenai pemberlakuan Inpres, membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan tindak pidana korupsi, dan SOP penanganan pengaduan masyarakat mengenai kasus korupsi yang terjadi di lingkungan BPPT.

3. Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi auditor melalui Diklat Sertifikasi Penjenjangan dan Teknis Pengawasan.

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.5 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan. Dalam pemenuhan capaian targetnya telah diajukan 7 (tujuh) Auditor untuk mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga persentase capaian sasaran strategisnya adalah: 175%.

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5. telah dapat dicapai, bahkan melampaui target 4 (empat) pegawai yang ditentukan, yaitu sebanyak 7 (tujuh pegawai atau sebesar 175%.

4. Penyusunan dan pelaksanaan evaluasi SOP dilingkungan Inspektorat.

Inspektorat telah menyusun SOP yang berlaku dilingkungan Inspektorat sebanyak 12 SOP dan telah dievaluasi oleh PDIS selaku pusat dokumentasi, informasi dan standardisasi di lingkungan BPPT.

III. Akuntabilitas Keuangan

Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada seluruh Unit/Satuan Kerja,maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun Anggaran 2014yang semula sebesar Rp.3.000.000.000,-menjadi Rp.2.402.196.000,-. Dengan dilakukannya pemotongan anggaran dalam rangka Penghematan dan Pengendalian Belanja K/L melalui Pemotongan Belanja K/Lmaka terdapat penghematan anggaran sebesar Rp.882.784.000,-(24,88%).

Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut:

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 9

1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.117.216.000,- (100%) dari total anggaran DIPA Inspektorat sebesar Rp. 2.117.216.000,-.

2. Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun 2014 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target bahkan 2 sasaran strategis melampaui target yang direncanakan, dan dapat dilakukan penghematan anggaran sebesar 29,42%.

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 10

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR 2 IKHTISAR EKSEKUTIF 4 DAFTAR ISI 10 DAFTAR GAMBAR 11 DAFTAR TABEL 12 Bab I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I – 13

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I – 14

1.3. Layanan Inspektorat I – 15

1.4. Visi Misi dan Nilai I – 16

1.5. Struktur Organisasi I – 17

1.6. Sumber Daya Manusia I – 17

1.7. Permasalahan Utama (Strategic Issues) I – 24

1.8. Sistematika Penyajian I – 25

Bab II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra dan Perencanaan Kinerja II – 28

2.2. Renstra Inspektorat Tahun 2015-2019 II – 31

2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai Renstra2015-2019 II – 31

2.4. Evaluasi Kinerja II – 33

Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2015

3.1. Pengukuran Kinerja III – 34

3.2. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis dan IKU III - 35

3.3. Capaian Kinerja Lainnya III – 48

3.4. Akuntabilitas Keuangan III – 52

Bab IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan IV – 54

4.2. Saran IV - 55

LAMPIRAN:

1. Pelaksanaan Rencana Aksi Tahun 2014

2. Keputusan Kepala BPPT No.:065/Kp/KA/IV/2003 - 29 April 2003 3. Surat Tugas Tim Penyusun LAKIP Inspektorat TA.2015

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Visi Misi dan Nilai Organisasi Inspektorat. I – 16 Gambar 1.2. Struktur Organisasi SDM Inspektorat. I – 17 Gambar 1.3. Grafik Komposisi SDM Inspektorat. I – 18 Gambar 1.4. Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat. I – 19 Gambar 1.5. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

Inspektorat.

I – 20 Gambar 1.6. Grafik Komposisi Personil Menurut Golongan / Kepangkatan I – 20 Gambar 1.7. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum. I – 21 Gambar 1.8. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis I – 22 Gambar 1.9. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

I – 23 Gambar 1.10 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan

Ruang Kepangkatan

I - 24 Gambar 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan III – 36

Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut III – 43

Gambar 3.3. Pelaksanaan Penerapan Tahapan SPIP oleh BPKP, Inspektorat dan Satker/Unit Kerja.

III – 45 Gambar 3.4. Bimtek dan Supervisi oleh Kementerian PAN&RB III – 48 Gambar 3.5. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP III – 49 Gambar 3.6. Diklat Teknis Substansi Audit Kinerja III – 49

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Komposisi SDM Inspektorat I – 18

Tabel 1.2. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat I – 19 Tabel 1.3. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat I – 19

Tabel 1.4. Komposisi Jabatan Fungsional Umum I – 21

Tabel1.5. Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis I – 21

Tabel1.6. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan. I – 22 Tabel1.7. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Kepangkatan I – 23

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Inspektorat 2015 II – 32

Tabel 3.1. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Keuangan BPPT

III – 36 Tabel 3.2. Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Direviu III – 37 Tabel 3.3. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Evaluasi AKIP Unit Kerja di

BPPT

III – 38 Tabel 3.4. Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Dievaluasi III – 38 Tabel 3.5. Daftar Rincian Penilaian AKIP Unit Kerja Eselon I di Lingkungan

BPPT

III – 39 Tabel 3.6. Daftar Rincian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK III – 42

Tabel 3.7. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Tindak Lanjut Rekomendasi III – 43 Tabel 3.8. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Penerapan SPIP di Unit Kerja/

Satuan Kerja di BPPT III - 44

Tabel 3.9. Daftar Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP di BPPT . III – 45

Tabel 3.10 Perbandingan Nilai PMPRB III – 47

Tabel 3.11. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Terlaksananya PMPRB di

lingkungan BPPT tepat waktu III – 47

Tabel 3.12 Pelaksanaan Diklat Pengawasan SDM Inspektorat III – 50

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 13

BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah harus mampu merespon berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan pengawasan nasional.

Arah kebijakan pengawasan nasional yang diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dinyatakan dengan :

1. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat. 2. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan

pemeriksaan.

Untuk melaksanakan peran pengawasan secara optimal, Inspektorat BPPT sebagai unit APIP Pusat menentukan prioritas sasaran pengawasanserta melaksanakan kegiatan pengawasan yang tepat dan relevan sesuai program pengawasan yang telah ditetapkan. Program/Kegiatan Inspektorat BPPT juga disesuaikan dengan kebijakan pengawasan nasional.

Sesuai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Inspektorat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (Quality Assurance) terhadap efektifitas Sistem Pengendalian Intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, sehingga sasaran program/kegiatan tahun 2015 diarahkan untuk dapat memantau dan mengawal serta mengevaluasi pelaksanaan kinerja BPPT dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya Inspektorat.

Inspektorat BPPT sebagai Unit Kerja Eselon II adalah unsur penyelenggara pemerintahan negara yang berkewajiban mempertanggung-jawabkan

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 14

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Satker/Unit Kerja.

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Kewenangan

Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan Inspektorat adalah sebagai berikut :

1.2.1. Kedudukan Inspektorat

Unit Kerja Inspektorat dipimpin oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPPT.

1.2.2. Tugas Pokok Inspektorat

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan BPPT.

1.2.3. Fungsi Inspektorat

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional;

b. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

1.2.4. Kewenangan Inspektorat

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat diberikan wewenang sebagai berikut:

a. Mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi audit intern;

b. Melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja yang menjadi obyek audit intern dan pegawai lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan audit intern;

c. Memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan dan melakukan konsultansi dengan Pimpinan Lembaga dan berkoordinasi dengan pimpinan lainnya;

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 15

d. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal; f. Mengalokasikan sumber daya Inspektorat BPPT serta menetapkan

frekuensi, obyek, dan lingkup audit intern;

g. Menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan audit intern;

h. Meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang diperlukan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal BPPT dalam rangka pelaksanaan fungsi audit intern.

1.3. Layanan Inspektorat

Produk hasil pelaksanaan tatalaksana pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat adalah layanan dibidang pengawasan berupa:

1. Audit, terdiri dari: 1.1. Audit Kinerja;

1.2. Audit Tujuan Tertentu/Audit Khusus; 1.3. Audit Investigatif;

1.4. Audit Barang Milik Negara (BMN).

2. Reviu, terdiri dari:

2.1. Reviu Laporan Keuangan Lembaga; 2.2. Reviu Laporan Realisasi Anggaran; 2.3. Reviu RKAK/L;

2.4. Reviu Atas Laporan Kinerja.

3. Evaluasi, terdiri dari: 3.1. Evaluasi SPIP;

3.2. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

4. Pemantauan, terdiri dari:

4.1 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional; 4.2 Pemantauan Capaian Kegiatan Program Kedeputian.

5. Kegiatan Pengawasan lainnya, terdiri dari: 5.1. Konsultasi dan Asistensi;

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 16

5.2. Supervisi dan Pendampingan; 5.3. Sosialisasi.

6. Telaah Teman Sejawat, terdiri dari:

6.1. Penelaahan Teman Sejawat (Peer Review).

1.4. Visi-Misi dan Nilai

Visi yang hendak dicapai oleh seluruh jajaran pegawai di Inpektorat adalah “Mencapai APIP yang profesional dalam rangka meningkatkan kinerja BPPT menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)”

Dalam mencapai Visinya, Inspektorat menempuh 3 cara yaitu:

1. Meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara melalui pengawasan yang efektif.

2. Mendorong peningkatan sistem pengendalian intern melalui asistensi penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

3. Mengawal reformasi birokrasi melalui pemantauan dan quality assurance pelaksanaan reformasi birokrasi.

Visi-Misi dan Nilai Inspektorat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1.1.

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 17

1.5. Struktur Organisasi

Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006,Tanggal 21 April 2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka struktur organisasi Inspektorat adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2.

Struktur Organisasi Inspektorat

(SK Ka.BPPT No.: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006)

Sesuai dengan gambar 1.1.diatas, dalam melaksanakan tugasnya, Inspektur membawahi :

1. Sub Bagian Tata Usaha

 Mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi di lingkungan Inspektorat

2. Kelompok Jabatan Fungsional

 Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

1.6. Sumber Daya Manusia

Inspektorat memiliki jumlah SDM yang kurang memadai dengan komposisi disiplin ilmu yang terbatas. Sebagai gambaran tentang kekuatan SDM Inspektorat posisi per 31 Desember 2015 dapat disampaikan sebagai berikut: a. Komposisi SDM Inspektorat

Sebaran sumber daya pegawai yang ada di unit kerja Inspektorat dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

INSPEKTUR

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Sub Bag. Tata Usaha

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 18

Tabel 1.1

Komposisi SDM Inspektorat

NO STATUS JUMLAH (Orang)

1 Inspektur 1

2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1

3 Auditor Utama 1 Auditor Madya 5 Auditor Muda 2 Auditor Pertama 10 Auditor Penyelia 2 3 Fungsional Arsiparis 1 3 Fungsional Umum 6 TOTAL 29 Gambar 1.3.

Grafik Komposisi SDM Inspektorat

1 1 1 5 2 2 10 1 6

Personil Berdasarkan Jabatan

Inspektur Ka. Subbag TU Auditor Utama Auditor Madya Auditor Penyelia Auditor Muda Auditor Pertama Auditor Pelaksana Staf

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 19

b. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat

Tabel 1.2

Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat

NO JABATAN STRUKTURAL JUMLAH (Orang)

1 Inspektur 1

2 Ka. Sub. Bagian Tata Usaha 1

TOTAL 2

Gambar 1.4.

Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat

c. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

Tabel 1.3

Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat

NO JABATAN AUDITOR JUMLAH (Orang)

A. AUDITOR AHLI : 1 Auditor Utama 1 2 Auditor Madya 5 3 Auditor Muda 2 4 Auditor Pertama 10 B. AUDITOR TERAMPIL : 1 Auditor Penyelia 1 2 Auditor Pelaksana 1 TOTAL (A + B) 20 0 0.5 1 1.5 2

Inspektur Ka. Sub. Bagian Tata Usaha Total 1 1 2 Ju m la h S D M ( O ra n g ) Jabatan Struktural

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 20

Gambar 1.5.

Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat

Gambar 1.6.

Grafik Komposisi Personil Menurut Golongan / Kepangkatan 1 5 1 2 10 1

Komposisi Jabatan Fungsional Auditor

Auditor Utama Auditor Madya Auditor Penyelia Auditor Muda Auditor Pertama Auditor Pelaksana 13 3 4 2 1 3 3

Personil Menurut Golongan

Gol 3 A Gol 3 B Gol 3 C Gol 3 D Gol 4 B Gol 4 C Gol 4 D

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 21

d. Komposisi Jabatan Fungsional Umum

Tabel 1.4

Komposisi Jabatan Fungsional Umum

NO JABATAN FUNGSIONAL UMUM JUMLAH (Orang)

1 Analisis Data 0

2 Pelaksana Urusan 1

3 Pembantu Pelaksana Urusan 0

TOTAL 1

Gambar 1.7.

Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum

e. Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis

Tabel 1.5

Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis

NO JABATAN ARSIPARIS JUMLAH (Orang)

A. ARSIPARIS AHLI : 1 Arsiparis Utama 0 2 Arsiparis Madya 0 3 Arsiparis Muda 0 4 Arsiparis Pertama 1 B. ARSIPARIS TERAMPIL : 1 Arsiparis Penyelia 0 2 Arsiparis Pelaksana Lanjutan 0 3 Arsiparis Pelaksana 0 TOTAL (A + B) 1 0 1 2 3 4 5 6

Analisis data Pelaksana urusan Pembantu Pelaksana Urusan Total 0 6 0 6 J u m la h S D M ( O ra n g )

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 22

Gambar 1.8

Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis

f. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1.6

Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan N

O

TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

(Orang) 1 S2 4 2 S1 23 3 D1 - D3 1 4 SLTA 1 TOTAL 29 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Arsiparis Terampil Arsiparis Ahli Pertama Arsiparis Ahli Muda Arsiparis Ahli Madya Arsiparis Ahli Utama Total 0 1 0 0 0 1 J u m la h S D M ( O ra n g )

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 23

Gambar 1.9.

Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

g. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan.

Tabel 1.7

Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

NO GOLONGAN RUANG JUMLAH (Orang)

1 Golongan IV 7 2 Golongan III 22 3 Golongan II 0 4 Golongan I 0 TOTAL 29 0 5 10 15 20 25 S2 S1 Diploma SLTA 4 23 1 1

Pendidikan Terakhir

S2 S1 Diploma SLTA

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 24

Gambar 1.10.

Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

Memperhatikan gambaran kondisi pegawai Inspektorat diatas, terlihat bahwa komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang dimiliki oleh Inspektorat pada saat ini menunjukkan telah terjadi kekurangan jabatan Auditor Ahli Muda dengan peran sebagai Ketua Tim. Dalam mengatasi kekurangan didalam pelaksanaan tugas-tugas pengawasan, diambil kebijakan memberdayakan personil Subbagian Tata Usaha, dan memerankan anggota JFA Auditor Ahli Pertama sebagai Ketua Tim (limpah atas).

Untuk melaksanakan pengembangan SDM Inspektorat, dilakukan program Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Diklat Teknis Substansi Pengawasan, dan kegiatan workshop/seminar di bidang pengawasan.

1.7. Permasalahan Utama (Strategic Issues)

Pelaksanaan tugas-tugas di Inspektorat dituangkan dalam program-program PKPT dan Non PKPT. Disamping itu sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, tugas-tugas Inspektorat dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur BPPT yang dituangkan dalam 19 Kegiatan. Pelaksanaan kegiatan tersebut direalisasikan untuk mencapai APIP yang memiliki integritas dan

14 2 4 2 1 3 3

Personil Menurut Golongan

Gol 3 A Gol 3 B Gol 3 C Gol 3 D Gol 4 B Gol 4 C Gol 4 D

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 25

kapabilitas dalam menjalankan fungsi pengawasan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Kendala dan permasalahan strategis yang dihadapi Inspektorat BPPT dapat dipahami dari gambaran kondisi sebagai berikut, yaitu terbatasnya tenaga Auditor dibandingkan dengan ruang lingkup objek pengawasan ; komposisi jenjang jabatan Auditor yang tidak ideal ; adanya kesenjangan personil Auditor yang senior dengan yang lebih yunior sebagai akibat moratorium penerimaan pegawai, sehingga terdapat kevakuman proses alih pengetahuan dan pengalaman-pengalaman pengawasan. Disamping itu, faktor-faktor seperti keterbatasan anggaran penyelenggaraan diklat pengawasan ; keterbatasan peralatan pengolah data dan komunikasi dan sudah tidak memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas pengawasan juga menjadi kendala terhadap kinerja Inspektorat.

Sementara itu, dengan dituntutnya peranan APIP yang lebih besar dengan penugasan bersifat Adhoc seperti: Evaluasi RB ; Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ; Pelaksanaan Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi ; Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) ; Reviu RKAKL ; tak jarang menyita waktu dan energi para Auditor untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melakukan pemeriksaan/audit pada unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Hambatan lainnya yaitu adanya keberatan dari pihak Auditee karena unit kerjanya telah diaudit oleh BPK sehingga merasa tidak perlu diaudit karena menimbulkan kesan adanya tumpang tindih pemeriksaan yang menyita waktu mereka.

1.8. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit Kerja Inspektorat TA.2015 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu sebagai berikut:

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 26

Bab I – Pendahuluan,

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (Strategic Issue) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014,

A. Capaian Kinerja Inspektorat

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasilpengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan /penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;

7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2015.

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 27

Bab IV – Penutup,

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 28

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan dan perjanjian kinerja Inspektorat sebagai unit kerja dilingkungan BPPT tidak dapat dipisahkan, terkait dan selaras dengan perencanaan dan perjanjian kinerja BPPT. Demikian juga BPPT terkait dan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan rencana pembangunan yang terintegrasi dari seluruh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan Pemerintahan Daerah.

2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra dan Perencanaan Kinerja. 2.1.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional

Pengawasan Intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Intern Pemerintah harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, yang berpengaruh terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan.

Inspektorat BPPT merupakan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pusat, dimana APIP Pusat, yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat LPNK, dll. adalah unsur pengawasan intern pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam rangka menjamin terwujudnya kepemerintahan yang baik melalui pengawasan intern yang bertujuan membantu unsur menajemen pemerintahan dalam meningkatkan kinerjanya.

Untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi penggunaan sumberdaya pengawasan antar unsur APIP tersebut, perlu dilakukan koordinasi antara APIP Pusat dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Hasil koordinasi tersebut diwujudkan dalam bentuk PKPT APIP Pusat, sehingga tercipta sinergi, menghindari tumpang tindih, kelancaran pelaksanaan tugas di instansi masing-masing maupun pada tingkat nasional.

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat ini merupakan acuan bagi seluruh APIP Pusat dalam melakukan pengawasan. Demikian pula dengan Inspektorat BPPT, perencanaan Program Pengawasan disamping

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 29

mengacu pada Rencana Strategis BPPT, juga mengacu pada Peraturan Pemerintah dan Kebijakan Pengawasan Nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara PAN&RB sebagaimana tersebut dibawah ini:

1. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 47 dan Pasal 48 dinyatakan bahwa:

a. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara; b. Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam butir (a)

dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah;

c. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada butir (b) melakukan pengawasan intern melalui: audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.

2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: PER/03.1/M.PAN/03/2007 tentang Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; disebutkan bahwa arah kebijakan pengawasan dinyatakan dengan :

a. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat; b. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan

pemeriksaan;

c. Pemberian sanksi maksimal bagi para pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.1.2.Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP

a. Visi dan Misi Pengawasan b. Tujuan c. Arah Kebijakan d. Program-program Pengawasan: 1. Kegiatan Utama 2. Kegiatan Penunjang 3. Koordinasi Pengawasan

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 30

a. Visi dan Misi Pengawasan Visi Pengawasan

Terwujudnya APIP yang profesional, independen dan mampu mendorong penerapan prinsip kepemerintahan yang baik

Misi Pengawasan

APIP melaksanakan pengawasan intern berdasarkan kode etik dan standar pengawasan yang diakui bersama dalam rangka memberikan jaminan bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan serta terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan

b. Tujuan

- Menetapkan arah kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah (PIP) - Meningkatkan efektivitas dan efisiensi PIP

- Menjadi dasar penyusunan kebijakan pengawasan Tahunan APIP Pusat dan Daerah

c. Arah Kebijakan

- Meningkatkan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah (PIP).

- Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat (wasmas)

- Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.

- Pemberian dukungan bagi APH dalam percepatan pemberantasan KKN. d. Program Pengawasan: 1. Kegiatan utama a. Audit (Pemeriksaan) b. Monitoring c. Evaluasi d. Reviu e. Sosialisasi&Asistensi

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 31

2. Kegiatan Penunjang

a. Sinergi pelaksanaan kegiatan pengawasan

b. Penelitian,pengembangan&studi di bidang pengawasan c. Diklat pengawasan

d. Pengembangan sistem informasi pengawasan e. Pembinaan JFA

f. Kegiatan penunjang lainnya

3. Koordinasi Pengawasan

Koordinasi pengawasan dilakukan dalam rangka konsultasi, klaridikasi dan koordinasi kepada unit kerja di lingkungan BPPT dan Instansi di luar BPPT

2.2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015-2019

Mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentangPetunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 disusun berdasar pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 yang mengacu pada Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015–2019. Namun demikian, Renstra mengalami penyempurnaan pada tahun 2015, sehingga untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 menyajikan penyempurnaan sasaran strategis dan indikator kinerja Renstra Inspektorat mengikuti dan menyesuaikan terhadap Renstra BPPT.

2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai Rencana Strategis 2015-2019

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berjalan efektif, efisien dan akuntabel, Inspektorat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada:

1. Rencana Strategis BPPT Tahun 2015-2019 2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015-2019 3. Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2015.

Dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat dibuat sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 32

Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 31 Desember 2010,yang terinci didalam tabel berikut ini :

:

Tabel 2.1.

Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2015

No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

(1) (2) (3)

1.

Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi audit sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran dengan mengacu peraturan perundang-undangan.

1.1. Laporan Keuangan BPPT telah direviu dan disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP). 1.2.Jumlah Laporan Hasil Audit

(LHA) tepat waktu. 1.3.Jumlah Laporan Hasil

Evaluasi (LHE) terhadap LAKIP Unit Kerja/Satker di Lingkungan BPPT.

1.5.Laporan Kinerja BPPT telah direviu dan disajikan mengacu pada Kemen PAN & RB No. 53 Tahun 2015.

2. Mendorong percepatan

penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.

Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil

pemeriksaan oleh Satker dilingkungan BPPT terhadap jumlah rekomendasi

3. Meningkatkanbudaya pengawasan di lingkungan BPPT.

Jumlah unit kerja yang menerapkan SPIP pada tahapan Penilaian Risiko. 4. Mendorong percepatan PMPRB dan

memenuhi harapan pemangku kepentingan.

4.1.Jumlah laporan asessmen PMPRB BPPT tepat waktu

4.2.Nilai asesmen PMPRB BPPT..

Jumlah Total Anggaran: Rp.3.000.000.000,- Pemotongan : Rp.597.804.000,- (24,88%). Pagu setelah pemotongan : Rp. 2.402.196.000,-

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 33

2.4. Evaluasi Kinerja

Hasil evaluasi kinerja di Inspektorat dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Inspektorat BPPT telah melakukan evaluasi atas penerapan Sistem AKIP unit kerja.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pedoman yang mengacu kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN&RB. 2. Meningkatkan kualitas evaluasi internal dengan cara menjaga keselarasan (updating) pedoman evaluasi yang ada dengan ketentuan yang berlaku dan memastikan tersedianya tenaga evaluator yang memadai, dengan mengikuti Diklat Evaluasi SAKIP di Pusdiklatwas BPKP.

3. Telah dilakukan penyempurnaan Renstra Inspektorat 2015 yang menyesuaikan dengan penyempurnaan Renstra BPPT 2015.

(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 34

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT

3.1. Capaian Kinerja Inspektorat

Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target, dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Oleh karena itu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka dasar penyusunan Laporan AKIP Inspektorat 2015 ini adalah peraturan tersebut sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.

Sasaran Strategis Inspektorat tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis No.1 adalah sebagai berikut:

1.1. Laporan Keuangan BPPT telah direviu dan disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP).

1.2. Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP Unit Kerja/Satker tepat waktu.

2. Terlaksananya percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.

Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 2 adalah sebagai berikut:

2.1. Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan oleh Satker dilingkungan BPPT terhadap jumlah rekomendasi.

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 35

3. Dibangunnya sistem pengendalian intern di seluruh Unit Kerja/Satker dengan berbasis pada implementasi manajemen risiko.

Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 3 adalah sebagai berikut:

3.1. Jumlah Unit Kerja/Satuan Kerja yang menerapkan SPIP pada tahapan Penilaian Risiko.

4. Terlaksananya reformasi birokrasi melalui monitoring evaluasi dan quality assurance pelaksanaan reformasi birokrasi

Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 4 adalah sebagai berikut:

4.1. Jumlah laporan hasil assessment PMPRB di lingkungan BPPT tepat waktu.

3.2. Pengukuran dan Evaluasi Capaian Sasaran Strategis dan IKU

Pengukuran kinerja Inspektorat dilakukan terhadap Sasaran Strategis yang direalisasikan pencapaiannya sebagaimana terlihat dibawah ini:

1. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi APIP sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.1. Laporan Keuangan BPPT telah direviu dan disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP)..

Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L), sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.41/PMK.09/2010tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan dan Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 9/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah pusat.

Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran dan Laporan Keuangan BPPT dilaksanakan 2

(36)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 36

kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2015.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai Standar Akuntansi Instansi (SAI), serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang berkualitas.

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 1.1. dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II Tahun 2015.

Tabel 3.1.

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Keuangan BPPT

NO REVIU LAPORAN KEUANGAN SATKER BPPT (%)

TAHUN TARGET REALISASI

1. 2013 2 2 100

2. 2014 2 2 100

3 2015 1 1 100

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No. 1.1 telah tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 1 (satu) buah laporan hasil Reviu terhadap Laporan Keuangan BPPT.

(37)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 37

Tabel 3.2.

Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Direviu

NO SATUAN KERJA NO SATUAN KERJA

1 Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur

(B2TKS) 11 Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP) 2 Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika

(BPPH) 12 Balai Besar Pengembangan Teknologi Industri Berbasis Pati (B2TP) 3 Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero,

Gasdinamika dan Getaran (UPT.LAGG) 13 Balai Pengkajian Bioteknologi (BPB) 4 Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi

(BTMP) 14 Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (UPT.HB) 5 Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP) 15 Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK) /

(TEKSURLA) 6 Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan

Otomasi (BMPTPO) 16 Balai Teknologi Lingkungan (BTL) 7 Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) 17 Balai Inkubator Teknologi (BIT) 8 Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni

dan Teknologi Keramik dan Porselin-Bali (UPT.PSTKP)

18 Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi (BRDST)

9 Balai Ipteknet 19 Sekretariat Utama 10 BPPT Enjiniring

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis:

1. Mekanisme reviu terbagi menjadi 2, yaitu Reviu Laporan Keuangan Satker dan Reviu Laporan Keuangan BPPT.

2. Jumlah SDM cukup memadai. 3. Reviu oleh SDM yang berkompeten.

4. Pelaksanaan reviu dilakukan secara paralel antara Inspektorat dengan Biro Keuangan.

1.2. Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP Unit Kerja/Satker tepat waktu.

Tujuan dari kegiatan Evaluasi LAKIP Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB No.20 Tahun 2013 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA tahun anggaran 2014 Unit/Satker di lingkungan BPPT adalah ;

a. Memberikan penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ;

b. Memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ; c. Memberikan saran perbaikan guna peningkatan kinerja dan

(38)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 38

d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.

Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 1.2. dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit kerja eselon I di lingkungan BPPT.

Tabel 3.3.

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Evaluasi AKIP Unit Kerja di BPPT

NO LAPORAN HASIL EVALUASI AKIP UNIT KERJA/SATKER BPPT (%)

TAHUN TARGET REALISASI

1. 2013 4 6 150

2. 2014 6 6 100

3 2015 6 6 100

Pelaksanaan Evaluasi AKIP Unit Kerja Eselon I di BPPT dilakukan oleh Tim Mandiri Pejabat Fungsional Auditor, dimana Laporan Ikhtisar Hasil Evaluasi keseluruhan LHE disampaikan kepada Kementerian PAN&RB sesuai PerMen PAN&RB 20/2013.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap Sistem AKIP unit kerja eselon I di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka diperoleh nilai/skor untuk masing-masing unit kerja eselon I sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Dievaluasi No. UNIT KERJA SKOR /NILAI PREDIKAT

(1) (2) (3) (4)

1 Deputi Bidang TIEM 67,28 B / Baik 2 Deputi Bidang TIRBR 68,34 B / Baik 3 Deputi Bidang TPSA 68,04 B / Baik 4 Deputi Bidang TAB 67,18 B / Baik 5 Deputi Bidang PKT 70,97 B / Baik 6 Sekretariat Utama 69,95 B / Baik

(39)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 39

Tabel 3.5.

Daftar Rincian Penilaian AKIP Unit Kerja Eselon I di Lingkungan BPPT

Unit Organisasi Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Pencapaian

Kinerja Nilai Total

Kategori Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai

Deputi Bidang TIEM 35 25,54 20 16,35 15 11,48 10 7,92 20 6,00 100 67,28 B/Baik

Deputi Bidang

TIRBR 35 27,08 20 14,26 15 10,64 10 5,58 20 10,78 100 68,34 B/Baik

Deputi Bidang TPSA 35 28,52 20 15,53 15 11,20 10 7,67 20 5,13 100 68,04 B/Baik

Deputi Bidang TAB 35 27,76 20 15,61 15 11,69 10 7,21 20 12,17 100 67,18 B/Baik

Deputi Bidang PKT 35 26,29 20 13,50 15 10,64 10 5,67 20 14,88 100 70,97 B/Baik

(40)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 40

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.1.2. telah dapat dicapai sesuai target 6 (enam) LHE yang ditentukan, atau sebesar 100% (Berhasil).

Apabila kita memperhatikan dan membandingkan Nilai Rata-Rata tersebut diatas dengan hasil penilaian Kementerian PAN&RB terhadap AKIP BPPT Tahun 2014 sebesar 68,14 (Baik), maka hasil penilaian yang didapat tidak jauh berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil evaluasi yang diberikan oleh Inspektorat bersifat obyektif dan memiliki unsur keterwakilan opini pihak penilai eksternal.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis:

1. Adanya peningkatan kepedulian dari unit kerja Eselon-I untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi AKIP

2. Adanya peningkatan pemahaman Sistem AKIP dari evaluator AKIP internal BPPT.

3. Mekanisme penilaian AKIP telah mencakup seluruh unit Eselon-I di lingkungan BPPT.

4. Pedoman evaluasi AKIP di lingkungan BPPT yang digunakan telah selaras dengan Pedoman Evaluasi AKIP yang dibuat oleh Kementerian PAN&RB.

2. Terlaksananya percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan. 2.1. Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil

pemeriksaan oleh Satker dilingkungan BPPT terhadap jumlah rekomendasi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan dalam melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan anggaran dan kinerja dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana.

(41)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 41

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2 tersebut diatas, dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah Rekomendasi BPK dengan jumlah Tindak Lanjut yang dilaksanakan oleh Unit Kerja/Satuan Kerja yang diaudit, dimana dengan semakin besar persentase perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun rekapitulasi tindak lanjut atas rekomendasi BPK dari tahun 2006 sampai dengan 2015 adalah sebagai tabel berikut :

(42)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 42

Tabel 3.6.

Daftar Rincian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK

No Objek Pemeriksaan BPK TL BPPT (Klasifikasi) % Penyelesaian TL BPK % Kesesuaian Penyelesaian TL BPK Temuan Rekomendasi Sesuai Sesuai Belum Belum di TL Dapat di Tidak

TL

1 Laporan Keuangan 121 228 155 72 1 0 99,6 67,9 2 Pengelolaan PNBP 17 32 3 23 6 0 81,3 9,3 3 Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan 6 10 10 0 0 0 100 100 4 Belanja Barang dan Modal 7 16 16 0 0 0 100 100 5 Pengelolaan Kas & Rekening

7 7 2 5 0 0 100 28,5

6 Anggaran & Kegiatan 5 11 11 0 0 0 100 100

(43)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 43

Adapun hasil pembandingan kinerja penyelesaian Tindak Lanjut atas rekomendasi BPK adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7.

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Tindak Lanjut Rekomendasi

Tahun

Pemeriksaan Pemeriksaan Jenis TemuanJumlah /Rekom endasi

Tindak Lanjut Belum Tindak Lanjut Target (%) Capaian (%) Status Selesai Belum Selesai 2015 LK BPPT 2014 21 / 52 0 51 1 76 98 2014 PDTT Pengelolaan PNBP 2013 - 2014 11 / 26 0 26 0 75 100 2014 LK BPPT 2013 17 / 48 38 10 0 75 100 2013 LK BPPT 2012 12 / 24 22 2 0 75 100

Dari 52 rekomendasi telah ditindaklanjuti sebanyak 51 rekomendasi oleh seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.2.1. telah mencapai 98% (Berhasil), dengan perincian: (1) tindak lanjut status selesai 0 (0%) (2) tindak lanjut dalam proses 51 (98%) dan yang belum ditindaklanjuti ada 1 (2%).

Pemantauan terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Satuan Kerja dilakukan Inspektorat secara intensif dan berkala. Dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

(44)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 44

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis:

1. Adanya komitmen pimpinan dalam menindaklanjuti seluruh rekomendasi yang diberikan oleh pengawas eksternal maupun pengawas internal.

2. Adanya peran aktif dari unit kerja/satuan kerja dalam menindaklanjuti seluruh rekomendasi.

3. Adanya peran aktif Tim Pemantau Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan dalam memantau penyelesaian rekomendasi.

3. Dibangunnya sistem pengendalian intern diseluruh Unit Kerja/ Satker dengan berbasis pada implementasi manajemen risiko.

3.1. Jumlah unit kerja / satuan kerja yang menerapkan SPIP pada tahapan Penilaian Risiko.

Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.3. dilakukan dengan cara menghitung jumlah unit kerja atau satuan kerja yang menerapkan SPIP pada tahap penialain risiko dengan target sebesar 2 (dua) unit/satuan kerja.

Implementasi SPIP pada tahap penilaian risiko pada tahun 2015 dilaksanakan pada empat satuan kerja, yaitu:

1. Balai Besar Teknologi Pati;

2. UPT. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika;

3. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan & Teknologi; dan 4. Balai Pengkajian Dinamika Pantai.

Dengan demikian capaian kinerja Inspektorat sebesar 4 unit satuan kerja (200%) melampaui target yang ditentukan.

Tabel 3.8.

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Penerapan SPIP di Unit Kerja/ Satuan Kerja di BPPT

NO PENERAPAN PENILAIAN RISIKO UNIT KERJA/SATKER BPPT (%)

TAHUN TARGET REALISASI

1 2013 4 4 100

2. 2014 2 2 100

(45)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 45

Disamping capaian tersebut diatas telah dilakukan implementasi SPIP pada tahap kematangan (maturitas level) pada Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan

Adapun Rekapitulasi pelaksanaan SPIP dimulai tahun 2012 sampai dengan 2015 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.9

Daftar Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP di BPPT

(%No Tahap

Unit Kerja Satuan Kerja

Keterangan

Target Realisasi % Target Realisasi %

1 Sosialisasi 26 26 100 19 19 100 2 Self

Assessment 2 2 100 0 0 0 SETAMA & TPSA 3 Bimtek

Penilaian Risiko 0 0 0 13 13 100 Satker yang belum: LAGG, BTL, MEPPO, PSTKP 4 Evaluasi

Maturitas 0 0 0 1 1 100 Hujan Buatan

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis:

1. Adanya komitmen pimpinan dalam membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

2. Adanya peran aktif dari unit kerja/satuan kerja dalam mengimplementasikan SPIP.

3. Adanya peran aktif Tim Pembina BPKP dan Tim Pendamping BPPT dalam pelaksanaan implementasi SPIP di lingkungan BPPT.

(46)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 46

4. Terlaksananya Reformasi Birokrasi melalui monitoring, evaluasi dan quality assurance pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

4.1. Jumlah laporan hasil Asesment PMPRB di lingkungan BPPT tepat waktu.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB nomor 01/2012 Tentang Pedoman PMPRB, Inspektorat Instansi Pemerintah adalah Koordinator Asesor di lingkungan Kementerian/Lembaga. Untuk itu Inspektorat telah mengkoordinir pelaksanaan penilaian mandiri atas pelaksanaan RB BPPT, dengan menilai 6 Kedeputian/Setama Eselon I, dan 45 Unit Kerja/Satuan Kerja Eselon II/III. Hasilnya telah dilaporkan dan di-submit kepada Kementerian PAN&RB pada bulan April 2015.

Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT dilakukan secara menyeluruh di 6 Kedeputian/Setama dan 45 Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT. Inspektorat selaku Koordinator Asesor bersama 6 Asesor Deputi/Setama serta 12 Asisten Asesor melaksanakan tahapan penilaian serta melengkapi dokumen evidence dari tiap-tiap unsur yang dinilai untuk mendukung hasil penilaian yang dicapai.

Untuk memperoleh pemahaman penilaian PMPRB secara tepat sesuai peraturan Menteri PAN&RB, dilaksanakan juga workshop PMPRB oleh Kementerian PAN&RB yang dihadiri oleh seluruh Unit/Satuan Kerja.

Hasil yang dicapai:

Hasil penilaian yang diperoleh dari pelaksanaan PMPRB baik penilaian oleh Asesor BPPT maupun oleh Kementerian PAN&RB dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.10.

Perbandingan Nilai PMPRB

Komponen Pengungkit

NO Area Perubahan Asesor RB Menpan Asesor RB

2014 2015 1 Manajemen Perubahan 4,65 3,48 4,65 2 Penataan Perautan Perundang 3,13 2,71 1,88

(47)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 47

Undangan

3 Penataan dan Penguatan Organisasi 3 1,83 6 4 Penataan Tata laksana 4,34 3,09 4,59 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 8,71 6,93 13,81 6 Penguatan Akuntabilitas 5,8 2,65 4,74 7 Penguatan Pengawasan 8,61 4,72 6,29 8 Peningkatan Kualitas Layanan 5,67 3,48 5,62

Komponen Hasil

NO Area Perubahan Asesor RB Menpan Asesor RB

2014 2015 1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja

Organisasi 13,55 13,95 13,55 2 Pemerintahan yang bersih dan bebas

KKN 8,25 3,00 6,5

3 Kualitas Pelayanan Publik 8 7,20 8

TOTAL INDEKS RB 73,71 53,05 75,51

Hasil penilaian telah disampaikan kepada Kementerian PAN&RB pada bulan April 2015.

Dengan selesainya proses PMPRB tersebut maka target kinerja dapat tercapai 100% (Berhasil).

Tabel 3.11.

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Terlaksananya PMPRB di lingkungan BPPT tepat waktu

NO PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (%)

TAHUN TARGET REALISASI

1. 2013 4 4 100

2. 2014 6 6 100

3. 2015 1 1 100

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis:

1. Adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan PMPRB.

2. Adanya peran aktif asesor di lingkungan BPPT dalam menilai pelaksanaan RB.

(48)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 48

3. Adanya peran aktif APIP dalam mengkoordinir pelaksanaan PMPRB.

Adanya perbedaan hasil penilaian mandiri antara Tim Penilai Internal BPPT dengan Tim Penilai Kementerian PAN&RB dikarenakan:

1. Tidak dilakukan klarifikasi hasil penilaian RB BPPT oleh Tim Penilai dari Kementerian PAN&RB.

2. Perbedaan persepsi penilaian dari Tim Penilai Internal BPPT. Dengan demikian perlu dilakukan beberapa tindakan perbaikan antara lain:

1. Dilakukan mekanisme klarifikasi hasil penilaian oleh Tim Penilai Kementerian PAN&RB sebelum ditetapkan penilaian akhir.

2. Peningkatan profesional judgement di Tim Penilai Internal BPPT.

Gambar 3.4. Bimtek dan supervisi PMPRB oleh Kementerian PAN&RB

3.3. Capaian Kinerja Lainnya

1. Jumlah SDM Inspektorat yang mengikuti pendidikan sertifikasi pada Pusdiklatwas BPKP dan Diklat Teknis Pengawasan lainya.

Untuk meningkatkan profesionalisme Auditor dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar terlaksana secara efisien dan

(49)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2015 Halaman 49

efektif serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensinya.

Dengan adanya program kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan bagi Pejabat Fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat BPPT Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada BPPT pada umumnya dan Inspektorat BPPT khususnya, untuk saling membantu, bersinergi dan berkolaborasi dalam memperbaiki kinerja para pelaksana kegiatan di BPPT.

Gambar 3.5. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP

Gambar

Grafik Komposisi SDM Inspektorat
Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Marilah kita membalas kebaikankebaikan Tuhan dengan berkomitmen bahwa di tahun 2014 kita akan lebih mengasihi dan takut Tuhan, tekun melayani, terdidik, tahan uji dan menjadi

Prosesor yang cepat dapat kita lihat dari core (inti prosesor) semakin banyak core yang digunkan pada prosesor semakin cepat juga kinerja komputer yang kita

Tampak bahwa play dan exit tulisannya terlalu besar, pilih FontComicSans yang merupakan child objek dari SpriteButton di folder prefabs, lihat pada property Scale, ubah nilai X

KUMPULAN DENAH 36 LEBAR

Latihan dapat meningkatkan metabolisme lemak sehingga dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif dan aman bagi program penurunan berat badan, dan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Non Ekskusif

Minggu, 18 Maret 2012 sekitar pukul 09.00 WIB, pemilik kendaraan mengemudikan kendaraannya mobil penumpang Suzuki Carry dengan nomor kendaraan Z 951 W, dari rumah di