• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembangunan daerah, karena wilayah Indonesia terdiri atas provinsi-provinsi, kabupaten/kota serta daerah-daerah yang lebih kecil. Kegiatan pembangunan yang direncakan dan dilakukan haruslah mampu menyentuh dan dirasakan hingga masyarakat kecil. Pembangunan memiliki arti yang luas yaitu suatu proses multi dimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial,

akselerasi pertumbuhan ekonomi, kesenjangan, penggangguran dan

pemberantasan kemiskinan (Todaro, 2000:10). Tujuan inti dari proses pembangunan adalah: meningkatnya ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kehidupan pokok, meningkatnya standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan, dan perbaikan kualitas pendidikan) dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial (Arsyad, 2010:11).

Faktor tenaga kerja sebagai bagian dari sumber daya manusia di masa pembangunan nasional merupakan faktor yang teramat penting bagi terselenggaranya pembangunan nasional di Negara Republik Indonesia. Pemanfatan jumlah angkatan kerja tentu akan mampu mempercepat pembangunan dan pertumbuhan nasional. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar menunjukkan ukuran pasar domestiknya lebih besar.

(2)

2

Menciptakan tenaga kerja yang ahli dan memiliki kompetensi yang baik dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan masyarakat madani. Sumber daya manusia mengandung dua pengertian. Pertama, bahwa sumber daya manusia adalah kualitas atau karakteristik yang perlu dimiliki oleh seseorang atau individu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, bahwa sumber daya manusia menyangkut kelompok masyarakat yang mampu bekerja dan memberi kontribusi terhadap perekonomian secara keseluruhan, dengan demikian pengertian sumber daya manusia khususnya tenaga kerja mencakup aspek kuantitas dan kualitas atau karakteristik manusia itu sendiri untuk melaksanakan proses itu sendiri.

Indonesia yang merupakan negara berkembang adalah salah satu dari sekian banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Masalah yang dimaksud adalah masalah mengenai tingginya jumlah pengangguran. Seperti yang kita tau pengangguran merupakan masalah yang menghambat proses pembangunan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapat pekerjaan. Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Nanga, 2005:249). Masalah ketenagakerjaan adalah masalah yang sangat luas dan kompleks. Masalah pengangguran muncul akibat tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan yang ada. Pengangguran yang jumlahnya bertambah

(3)

3

terus menerus tentunya akan menambah beban perekonomian daerah dan mengurangi kesejahteraan rakyat (Hadi Hasana, 2009), jika hal ini tidak dengan cepat diatasi maka akan menyebabkan masalah kesejahteraan dan kerawanan sosial yang nantinya berpotensi mengakibatkan kemiskinan (Cang dan Wu, 2012). Kesulitan dalam mengendalikan peningkatan pengangguran merupakan masalah serius bagi pemerintah dan juga bagi masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menangani masalah pengangguran melalui pembangunan yang telah dilaksanakan terkadang masih tidak sanggup menyediakan kesempatan kerja kepada angkatan kerja yang ada, perlu dirumuskan kebijakan yang memberi dorongan kepada perluasan kesempatan kerja agar alat–alat kebijakan ekonomi dapat mengurangi pengangguran.

Keberhasilan sebuah pemerintahan dalam hal pembangunan salah satunya dapat dilihat dari seberapa jauh pemerintah mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran, dengan penciptaan lapangan pekerjaan yang tinggi akan berdampak pada terserapnya tenaga kerja yang ada sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan peningkatan daya beli yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Paramitha Purwanti, 2009:1). Akan tetapi, perlu juga disadari kenyataan yang ada bahwa kesempatan kerja tidak selalu terjelma menjadi penyerapan tenaga kerja dan tenaga kerja yang terserap bisa memiliki pekerjaan lebih dari satu (Passay dan Taufik, 1990).

(4)

4

Tabel 1.1 Kondisi Umum Ketenagakerjaan di Provinsi Bali Tahun 1994-2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Tabel 1.1 menunjukkan data mengenai kondisi umum ketenagakerjaan di Provinsi Bali tahun 1994-2013. Krisis moneter yang mulai melanda Indonesia sejak tahun 1997 berdampak pada menurunnya pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 1998 yaitu sebesar -2,93 persen. Namun pada tahun berikutnya, pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja di Bali justru bertambah dengan cukup siginifikan yaitu sebesar 6,62 persen, dimana hal ini menunjukan bahwa kondisi ketenagakerjaan di Bali dapat pulih dengan cepat pasca krisis moneter. Pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja kembali turun secara berturut turut pada tahun 2000 dan 2001 dimana penurunan yang terjadi pada

Tahun Jumlah Penduduk

Usia Kerja (orang) Angkatan Kerja (orang) Penduduk Yang Bekerja (orang) Pertumbuhan (%) 1994 2.379.424 1.679.968 1.620.632 1995 2.391.171 1.663.334 1.603.993 -1,03 1996 2.420.073 1.646.406 1.584.827 -1,19 1997 2.432.689 1.691.281 1.645.408 3,82 1998 2.465.645 1.674.454 1.597.179 -2,93 1999 2.517.091 1.765.779 1.702.941 6,62 2000 2.598.942 1.752.769 1.712.954 0,59 2001 2.568.784 1.629.917 1.583.917 -7,53 2002 2.654.395 1.777.909 1.715.452 8,30 2003 2.773.628 1.910.054 1.765.317 2,91 2004 2.514.701 1.924.805 1.835.165 3,96 2005 2.569.445 2.002.171 1.895.741 3,30 2006 2.607.821 1.990.476 1.870.288 -1,34 2007 2.661.913 2.059.711 1.982.134 5,98 2008 2.696.136 2.009.278 2.029.730 2,40 2009 2.728.747 2.123.588 2.057.118 1,35 2010 2.902.573 2.246.149 2.117.358 2,93 2011 2.952.545 2.257.258 2.204.874 4,13 2012 3.008.973 2.316.033 2.268.708 2,90 2013 3.073.019 2.315.379 2.273.897 0,23

(5)

5

tahun 2001 cukup drastis yaitu sebesar -7,53 persen, hal ini diduga disebabkan akibat naiknya harga bbm sehingga harga-harga faktor produksi ikut naik yang akhirnya juga berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja.

Pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja mengalami fluktuasi hingga pada akhirnya Bali dihadapkan pada kejadian bom bali satu pada tahun 2002 yang berdampak pada penurunan pertumbuhan penduduk bekerja pada tahun 2003 dan bom Bali kedua pada tahun 2005 yang berdampak pada penurunan penduduk bekerja pada tahun 2006. Pertumbuhan penduduk bekerja yang tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu 8,30 persen dan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar -7,53 persen.

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang terserap dan bekerja di Provinsi Bali diduga dipengaruhi oleh terkendalinya tingkat inflasi, bertambahnya jumlah produk domestik regional bruto dan besar kecilnya pertumbuhan upah minimum provinsi yang ditentukan. Sebaliknya berkurangnya jumlah penyerapan tenaga kerja diduga dipengaruhi oleh turunnya produktifitas yang disebabkan tingkat inflasi yang tak terkendali, berkurangnya jumlah PDRB dan terlalu besarnya pertumbuhan UMP yang ditentukan. Kondisi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013 yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun menjadi ketertarikan tersendiri untuk dijadikan sebagai bahan penelitian, serta perlu juga diteliti sejauh mana peran inflasi, PDRB dan upah minimum berpengaruh terhadap fluktuasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan sejumlah pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Apakah inflasi, PDRB dan upah minimum secara simultan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali tahun 1994-2013?

2) Bagaimanakah pengaruh inflasi, PDRB dan upah minimum secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali tahun 1994-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh inflasi, PDRB dan upah minimum secara simultan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013.

2) Untuk mengetahui pengaruh inflasi, PDRB dan upah minimum secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini merupakan penerapan ilmu dan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.Hasil dari penelitian yang penulis buat ini diharapkan dapat

(7)

7

memberikan informasi, refrensi, dan wawasan ilmu pengetahuan berupa tambahan bukti empirissehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini merupakan peluang bagi mahasiswa untuk dapat terjun langsung kelapangan kerja dan memperoleh pengetahuan dan ilmu praktis tentang bidang kerja yang dialami.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan teratur sehingga penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan rumusan hipotesis yang digunakan sebagai dasar penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(8)

8

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum wilayah penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan simpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran yang didasarkan pada simpulan yang ada.

Gambar

Tabel 1.1 Kondisi Umum Ketenagakerjaan di Provinsi Bali Tahun 1994-2013

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dari 9 sektor yang diteliti diperoleh koefisien nilai LQ yang lebih besar >1 adalah sektor Perdagangan dengan nilai rata-rata LQ 1,13,

1) Bila SPPT SNI dan regulasi yang digunakan sebagai acuan dalam dokumen ini mengalami revisi dan perubahan, LSPro IAPMO mempublikasikan perubahan serta masa transisi

Untuk menentukan batas maritim antara Indonesia dengan Timor Leste pada Selat Wetar dan Selat Ombai yang adil bagi kedua negara tersebut berdasarkan Konvensi Hukum

Hasil simulasi menunjukan kondisi terbaik diperoleh pada saat sistem mendapat injeksi daya reaktif saat kapasitor 15 MVAR dipasang pada bus Bagan Batu, sedangkan

Selain sumber dana yang digunakan dari dana desa, kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan BUMDes juga dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.. Hal ini juga disampaikan oleh

Khusus untuk unit program studi, Evaluasi kinerja program studi untuk periode Audit Mutu Internal 2012/2013 ‐ 2014/2015 mengalami satu perubahan yang

Apakah anda mengamalkan ajaran dari Tuanku Keramat syekh

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase