PENGARUH PROMOSI DAN MUTASI JABATAN TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. JASA MARGA
(PERSERO) TBK CABANG BELMERA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Program Studi Manajemen
Oleh :
HILAL AKBAR
NPM : 1205160688
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
i
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera. Skripsi. Fakultas Eknonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kepuasan kerja merupakan rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya sendiri. Promosi jabatan adalah apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggungjawab, dan level. Mutasi jabatan berarti penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggung jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relatif sama dengan statusnya yang lama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel yang penulis teliti dan yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah untuk memperluas pengetahuan penulis tentang sumber daya manusia, khususnya tentang promosi jabatan, mutasi jabatan dan kepuasan kerja karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera.
Penelitian ini menggunakan teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan promosi dan mutasi serta kepuasan kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera yang berjumlah 199 orang. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 67 orang. Jumlah sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kelonggaran kesalahan 10%.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan asumsi klasik, regresi linier berganda, uji parsial dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial promosi jabatan (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y), sedangkan mutasi
jabatan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y).
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini berjudul “Pengaruh Promosi dan Mutasi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera”. Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Agussani M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
2. Bapak Zulaspan Tupti, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak Januri, SE, MM, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Ade Gunawan, SE, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera
iii
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan serta
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh pegawai Biro Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Seluruh staf dan karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Belmera yang telah membantu penulis dalam penyediaan data yang
dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini mungkin terdapat kesalahan, baik dari
segi penyusunan, tata bahasa maupun data-data yang dilaporkan. Oleh karena itu
penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan skripsi ini.
Medan, Oktober 2017 Penulis
HILAL AKBAR NPM. 1205160591
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Uraian Teori ... 8
1. Kepuasan Kerja ... 8
a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 8
b. Manfaat Kepuasan Kerja ... 9
c. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja... 9
d. Indikator Kepuasan Kerja ... 12
2. Promosi ... 14
v d. Jenis Promosi ... 17 e. Indikator Promosi ... 18 3. Mutasi ... 20 a. Pengertian Mutasi ... 20 b. Manfaat Mutasi ... 22
c. Faktor Dilakukannya Mutasi ... 23
d. Jenis-jenis Mutasi ... 24
e. Indikator Mutasi ... 25
B. Kerangka Konseptual ... 25
C. Hipotesis ... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Pendekatan Penelitian... 29
B. Definisi Operasional ... 29
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Uji Instrumen Penelitian ... 34
G. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
vi
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59 A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
vii
Tabel III-1 Indikator Kepuasan Kerja ... 29
Tabel III-2 Indikator Promosi ... 30
Tabel III-3 Indikator Mutasi ... 30
Tabel III-4 Waktu Penelitian... 31
Tabel III-5 Populasi ... 32
Tabel III-6 Sampel Penelitian ... 33
Tabel III-7 Skala Likert ... 34
Tabel III-8 Uji Validitas Instrumen Promosi ... 36
Tabel III-9 Uji Validitas Instrumen Mutasi ... 36
Tabel III-10 Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja ... 36
Tabel III-11 Hasil Uji Reliabilitas ... 37
Tabel IV-1 Skala Likert ... 42
Tabel IV-2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel IV-3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 43
Tabel IV-4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 44
Tabel IV-5 Data Kuesioner Kepuasan Kerja ... 44
Tabel IV-6 Data Kuesioner Promosi ... 46
Tabel IV-7 Data Kuesioner Mutasi ... 48
Tabel IV-8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52
Tabel IV-9 Koefisien Regresi Linier Berganda ... 54
Tabel IV-10 Model Summary Ganda dan R-Square ... 55
Tabel IV-11 Uji t ... 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Kerangka Konseptual ... 26
Gambar II-2 Kerangka Konseptual ... 27
Gambar II-3 Kerangka Konseptual ... 27
Gambar III-1 Uji Parsial (Uji t) ... 39
Gambar IV-1 Hasil Uji Normalitas ... 51
1 A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, dunia bisnis dituntut untuk mampu meningkatkan
efisiensi dalam operasinya. Salah satu antisipasinya adalah pengembangan sumber
daya manusia yang lebih terampil dan berkualitas. Setiap perusahaan dalam
beroperasi mempunyai sumber daya diantaranya adalah sumber daya manusia dan
non sumber daya manusia.
Sumber daya manusia mempunyai arti penting karena manusia berperan
aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Manusia dalam organisasi
berperan sebagai penentu, pelaku, dan perencana dalam mencapai tujuan
perusahaan sekaligus menentukan maju mundurnya perusahaan.
Manusia adalah sumber daya yang berbeda dari faktor produksi lainnya
karena manusia mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan latar belakang yang
heterogen. Karyawan akan berusaha untuk memperoleh kedudukan dengan cara
memaksimumkan keahlian, keterampilan, kemampuan, dan tenaganya dalam
bekerja dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya ke arah yang
lebih baik.
Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik
jenis maupun tingkatannya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung
tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan
2
kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang
dimilikinya, dicapai, dan dinikmati, oleh karena itu manusia terdorong untuk
melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja, meskipun tidak semua aktivitas
dikatakan kerja.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting utuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan
dalam bekerja, dia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan
demikian, produktivitas dan hasil kerjanya akan meningkat secara optimal.
(Badriyah, 2015, hal. 227).
Menurut Rivai (2009, hal. 856) kepuasan kerja yaitu evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja.
Menurut Hasibuan (2009, hal. 203) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang sesuai
dengan keahlian, berat atau ringannya pekerjaan, suasana dan lingkungan
pekerjaan, peralatan penunjang terlaksananya pekerjaan, sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya, dan sikap pekerjaan yang monoton atau tidak.
Sesuai dengan yang disebutkan di atas, bahwasanya salah satu faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah penempatan yang sesuai dengan keahlian.
Penempatan posisi karyawan dalam perusahaan atau organisasi, biasanya
diterapkan dengan promosi dan mutasi jabatan.
Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan, dari satu jabatan ke
tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki
sebelumnya. Selanjutnya, pada umunya promosi juga diikuti dengan peningkatan
income serta fasilitas yang lain. Tetapi, promosi itu sendiri sebenarnya mempunyai nilai, karena promosi adalah merupakan bukti pengakuan antara lain
terhadap prestasinya. (Alex S. Nitisemito dalam Kadarisman, 2013, hal. 131)
Karyawan akan mendapatkan kepuasan akan pekerjaannya bila mereka
merasa kesempatan untuk dipromosikan terbuka lebar. Dengan sistem
pelaksanaan promosi jabatan yang adil dan merata maka karyawan akan
mempunyai anggapan bahwa mereka juga memiliki kesempatan untuk
dipromosikan. Setiap karyawan mengharapkan adanya promosi jabatan karena
promosi dapat berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan
dan kecakapan karyawan dalam bekerja untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi. Promosi jabatan juga diartikan sebagai penghargaan atas keberhasilan.
Selain promosi, penempatan karyawan juga diterapkan pada mutasi
jabatan. Menurut Wahyudi (1995) dalam Mila Badriyah (2015, hal. 216)
mengemukakan bahwa mutasi adalah perpindahan pekerjaan seseorang yang
memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelumnya. Kompensasi
gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru adalah sama seperti sebelumnya.
Mutasi dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan pada rutinitas
pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya
seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain dalam bidang yang
berbeda di suatu perusahaan. Jadi, selain menjalankan faktor penempatan yang
4
Penelitian dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
Jasa Marga adalah perusahaan penyedia dan pengoperasi jalan tol yang sekaligus
juga sebagai pemimpin pasar industri jalan tol di Indonesia. Sebagai pemimpin
pasar, pelayanan serta kinerja perusahaan dituntut selalu baik. Untuk itu,
diperlukan dukungan penuh dari para karyawannya. Karyawan dituntut untuk
bekerja dengan semaksimal mungkin agar dapat memberikan kinerja terbaiknya.
Berdasarkan prariset yang peneliti lakukan, terdapat beberapa masalah
yang ditemukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. Penerapan
promosi bagi karyawan yang memiliki kinerja bagus, tidak serta merta
memotivasi dan membentuk disiplin karyawan. Beberapa karyawan sering tidak
berada ditempatnya saat jam kerja. Beberapa karyawan juga menyalahgunakan
fasilitas kerja seperti bermain facebook dan youtube di komputer kerja mereka. Bahkan ada karyawan yang belum pernah mendapatkan promosi walaupun telah
bekerja lebih dari dua puluh tahun.
Sedangkan masalah yang berkaitan dengan mutasi, peneliti menemukan
fakta bahwa beberapa karyawan yang mengalami mutasi merasa kebingungan
dengan prosedur kerja pada posisi mereka yang sekarang dikarenakan kurangnya
pengetahuan pada bidang pekerjaan mereka yang baru.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan
judul : “Pengaruh Promosi dan Mutasi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
secara umum permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dan disiplin kerja karyawan masih rendah.
2. Masih ada karyawan yang belum pernah mendapatkan promosi
walaupun telah bekerja lebih dari dua puluh tahun.
3. Karyawan kebingungan dengan prosedur kerja karena kurangnya
pengetahuan pada bidang pekerjaan yang baru.
C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis
memfokuskan dan memperkecil bahasan masalah agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pembahasan. Dalam penelitian ini penulis hanya akan
membahas sebatas pengaruh promosi dan mutasi jabatan terhadap kepuasan
kerja karyawan. Dan ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah karyawan
tetap pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh promosi terhadap kepuasan kerja karyawan pada
6
b. Apakah ada pengaruh mutasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ?
c. Apakah ada pengaruh promosi dan mutasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Relevan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
b. Untuk mengetahui pengaruh mutasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
c. Untuk mengetahui pengaruh promosi dan mutasi terhadap kepuasan
kerja karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis ; penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan
teori-teori tentang promosi, mutasi dan kepuasan kerja karyawan.
b. Manfaat praktis ; sebagai bahan masukan kepada PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Belmera dan juga organisasi atau perusahaan
promosi dan mutasi dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
c. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
referensi untuk penelitian selanjutnya. Dan bagi peneliti lain, dapat
8 BAB II
LANDASAN TEORI A. Uraian Teori
1) Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat
individual, karena setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi
penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu,
maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut, dengan
demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang
atas perasaan sikap senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam
bekerja.
Menurut Siagian (2013, hal. 295) kepuasan kerja adalah suatu cara
pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang
pekerjaannya.
Menurut Mangkunegara (2013, hal. 117) kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.
Sedangkan menurut Handoko (2008, hal. 193) mengemukakan
bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja merupakan rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang
berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya sendiri yang
berpengaruh pada emosional dan tingkah laku dalam bekerja bisa berupa
moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan itu sendiri.
b. Manfaat Kepuasan Kerja
Menurut Robbins dalam Badriyah (2015, hal. 240) kepuasan kerja
akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Menimbulkan peningkatan kebahagiaan karyawan 2. Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja
3. Pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan.
4. Meningkatkan gairah dan semangat kerja 5. Meningkatkan disiplin kerja
6. Mengurangi labour turnover
7. Mengurangi tingkat kecelakaan kerja 8. Menimbulkan kematangan psikologis
9. Menimbulkan sikap positif terhadap pekerjaannya
c. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada
karyawan tergantung pada individu masing-masing karyawan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan (2009, hal. 203)
antara lain :
1) Balas jasa yang adil dan layak
2) Penempatan yang sesuai dengan keahlian 3) Berat atau ringannya pekerjaan
4) Suasana dan lingkungan pekerjaan
10
6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya 7) Sikap pekerjaan monoton atau tidak
Sedangkan menurut Robbins (1996) dalam Mila Badriyah (2009, hal
229) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
adalah :
1) Kerja yang secara mental menantang 2) Ganjaran yang pantas
3) Kondisi kerja yang mendukung 4) Rekan kerja yang mendukung
5) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Berikut ini penjelasan dari faktor-faktor yang disebutkan di atas :
1) Kerja yang secara mental menantang
Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menggunakan keterampilan,
kemampuan, serta menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik
mengenai usaha keras mereka mengerjakan tugas tersebut. Karakteristik
ini menjadikan pekerjaan secara mental menantang. Pekerjaan yang
kurang menantang menciptakan kebosanan, dan sebaliknya jika terlalu
banyak pekerjaan menantang dapat menciptakan frustasi dan perasaan
gagal. Pada kondisi tantangan sedang, kebanyakan karyawan akan
mengalami kesenangan dan kepuasan dalam bekerja.
2) Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan pemberian upah dan kebijakan
promosi yang adil serta sesuai dengan harapan mereka. Dikatakan adil
apabila pemberian upah ini didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
3) Kondisi kerja yang mendukung
Berbagai studi menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai
lingkungan kerja yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, temperature,
cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain harus diperhitungkan
dalam pencapaian kepuasan kerja.
4) Rekan kerja yang mendukung
Karyawan akan mendapatkan lebih daripada sekadar uang atau
prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan,
kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu,
sebaiknya karyawan mempunyai rekan kerja yang ramah dan
mendukung.
5) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Pada hakikatnya, orang yang tipe kepribadiannya sesuai dengan
pekerjaan yang mereka pilih lebih menunjukkan bakat dan kemampuan
yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaannnya. Dengan
demikian, lebih besar kemungkinan untuk berhasil dapa pekerjaan
tersebut dan mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.
Pendapat lain dikemukakan oleh Brown dan Ghiselli dalam Sutrisno
(2009, hal. 79) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh :
1) Kedudukan
Pada umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang
bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan memiliki kepuasan yang
12
2) Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau
golongan, pekerjaan tersebut memberikan pangkat tertentu pada orang
yang mendudukinya. Perbedaan tingkat atau pangkat tersebut biasanya
diikuti dengan perbedaan upah. Kebanggan terhadap pangkat serta upah
yang lebih tinggi akan mengubah kepuasan karyawan tersebut
3) Jaminan finansial dan sosial
Selain mendapatkan upah, karyawan juga membutuhkan
jaminan tentang masa depannya di perusahaan tempat dia bekerja.
Biasanya semakin baik jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan,
maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja karyawan.
4) Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat
penting artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat
ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan
kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian penting dari perusahaan tersebut.
d. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara (2013, hal. 126) terdapat beberapa indikator
dari kepuasan kerja yaitu :
1) Kerja 2) Pengawasan 3) Upah 4) Promosi 5) Co-worker
Berikut penjelasan indikator tersebut:
1) Kerja
Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek
pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika
aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.
2) Pengawasan
Suatu proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
3) Upah
Hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan kepada pekerja/karyawan yang ditetapkan
dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesempatan atau peraturan
perundang-undangan.
4) Promosi
Suatu proses pemindahan karyawan dari satu jabatan kejabatan lain
yang lebih tinggi yang selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang lebih tinggi pula dari jabatan yang diduduki sebelumnya.
5) Co-worker
Rekan kerja yang ramah dan menyenangkan serta kepemimpinan
yang baik dari pimpinan organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan kerja
14
2. Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi mempunyai peranan penting bagi karyawan, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada
kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan
bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan
demikian, promosi akan memberikan status sosial, wewenang (authority), tanggung jawab (responsibility), serta penghasilan (outcomes) yang semakin besar bagi karyawan.
Promosi jabatan mempunyai arti penting baik bagi karyawan
maupun bagi perusahaan secara keseluruhan. Dengan memberikan
kesempatan promosi, berarti perusahaan melakukan usaha pengembangan
karyawan melalui jenjang karir yang jelas, sehingga karyawan akan
termotivasi untuk bekerja dan berprestasi. Dengan demikian kelangsungan
operasional perusahaan akan lebih terjamin.
Menurut Rivai (2009, hal. 211) promosi adalah apabila seorang
karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi
dalam pembayaran, tanggungjawab dan level.
Menurut Siagian (2013, hal. 169) yang dimaksud promosi adalah
apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan
lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.
Sedangkan menurut Tohardi (2002, hal. 382) menjelaskan bahwa
yang lain yang mempunyai syarat-syarat lebih baik dalam hal kedudukan dan
tanggungh jawab.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
promosi jabatan adalah proses pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke
jabatan lain yang lebih tinggi, yang biasanya diikuti oleh tugas, tanggung
jawab, wewenang dan penghasilan yang juga lebih tinggi dari jabatan yang
didudi sebelumnya.
b. Manfaat Promosi
Menurut Hasibuan (2009, hal. 113) manfaat dari promosi adalah
sebagai berikut :
1) Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang
semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
2) Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial
yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar
3) Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja,
berdisiplin tinggi dan memperbesar produktivitas kerjanya.
1) Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan
promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat
serta penilaian yang jujur.
2) Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai
(multilier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.
16
kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal
perusahaan.
4) Untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman
kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan
lainnya.
5) Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar
jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.
6) Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,
kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat
sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.
10. Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya
kesempatan promosi merupakan daya dorong serta perangsang bagi
pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.
11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara
menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Promosi
Menurut Handoko (2008, hal. 89) faktor yang mempengaruhi
promosi jabatan, yaitu:
1) Pengalaman (senioritas)
Promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja
karyawan merupakan promosi yang menghargai Kecakapan
karyawan. Kebaikannya adalah penghargaan dan pengakuan bahwa
2) Kecakapan (keterampilan)
Seseorang akan dipromosikan berdasarkan atas penilaian
kecakapan yaitu ketrampilan dan keahlian kerja yang didukung
dengan prestasi kerja yang baik. Kecakapan merupakan total dari
semua keahlian yang dimiliki untuk mencapai hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan.
3) Kombinasi pengalaman dan kecakapan
Kombinasi ini menggabungkan antara pengalaman dan
kecakapan. Promosi ini didasarkan atas lamanya dinas, ijasah
pendidikan formal yang dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan.
Cara ini merupakan cara yang terbaik untuk menempatkan orang
dengan pengalaman dan kecakapan yang mendukung.
d. Jenis Promosi Jabatan
Menurut Hasibuan (2009, hal. 114) jenis promosi yang umum
dikenal adalah sebagai berikut:
1) Promosi Sementara
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara
karena adanya jabatan yang kosong, dan harus segera diisi.
2) Promosi Tetap
Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke
jabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah
memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat promosi ini adalah
18
3) Promosi Kecil
Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak
sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit, yang membutuhkan
keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji
atau upah.
4) Promosi Kering
Seorang karyawan dinaikkan ke jabatan yang lebih tinggi
disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan
tanggungjawab, tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau
upah.
e. Indikator Promosi
Hasibuan (2009, hal. 111) merumuskan indikator-indikator umum
yang diperhitungkan dalam proses promosi jabatan, yaitu :
1) Prestasi Kerja 2) Disiplin 3) Kecakapan 4) Pendidikan 5) Kejujuran 6) Loyalitas 7) Kepemimpinan 8) Kerjasama 9) Komunikatif
Berikut penjelasan dari indikator tersebut :
1) Prestasi Kerja
Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas, dan dapat
karyawan itu dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan
alat-alat dengan baik.
2) Disiplin
Karyawan itu harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya
serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis
maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting karena hanya
dengan disiplin ini memungkinkan perusahaan dapat mencapai
hasil yang optimal.
3) Kecakapan
Karyawan itu cakap, kreatif dan inovatif dalam
menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan tersebut dengan baik.
Karyawan harus bisa bekerja secara mandiri dalam mengerjakan
pekerjaannya dengan baik, tanpa mendapat bimbingan yang terus
menerus dari atasannya.
4) Pendidikan
Karyawan harus memiliki pengetahuan serta pendidikan
formal yang sesuai dengan spesifikasi dari jabatannya.
5) Kejujuran
Karyawan itu harus jujur terutama pada dirinya sendiri dan
orang lain. Perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau
mengelola jabatan tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya.
Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan
pribadinya.
20
Karyawan itu harus loyal dalam membela perusahaan dari
tindakan yang merugikan perusahaannya. Ini menunjukkan bahwa
karyawan ikut berpartisipasi aktif terhadap perusahaannya.
7) Kepemimpinan
Pimpinan harus mampu membina dan memotivasi
bawahannya untuk bekerjasama secara efektif dalam mencapai
sasaran perusahaan. Pimpinan harus dapat menjadi panutan bagi
bawahannya.
8) Kerjasama
Karyawan itu dapat bekerjasama secara harmonis dengan
sesama karyawan baik horizontal maupun vertikal dalam mencapai
sasaran perusahaan. Dengan demikian akan tercipta suasana
hubungan kerja yang baik di antara semua karyawan.
9) Komunikatif
Karyawan harus dapat berkomunikasi secara efektif, dan
mampu menerima atau mempersepsikan informasi dari atasan
maupun dari karyawan lainnya.
3. Mutasi
a. Pengertian Mutasi
Salah satu dorongan seseorang bekerja pada suatu organisasi adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat manusia pada
umumnya, manusia selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari
dalam hidupnya. Kesempatan untuk maju dalam organisasi disamping
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, juga dapat dilakukan dengan
dengan mutasi jabatan.
Kata mutasi sudah dikenal sebagian masyarakat, baik dalam
lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan. Mutasi atau
pemindahan adalah kegiatan memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sederajat.
Mutasi atau pemindahan merupakan kegiatan rutin dari perusahaan
untuk melaksanakan prinsip “the right man in the right place” atau “orang yang tepat pada tempat yang tepat”. Dengan demikian, mutasi dijalankan
agar pekerjaan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Suatu mutasi yang tidak dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tidak akan mempunyai arti, bahkan justru mungkin akan merugikan
perusahaan. Untuk itu mutasi harus didasarkan pada pertimbangan yang
matang.
Pengertian mutasi telah banyak diuraikan diantaranya menurut
Nitisemito (2002, hal. 71) dia mengatakan bahwa mutasi adalah kegiatan
pemindahan personil dari suatu tempat ke tempat lain yang sederajat.
Menurut Siagian (2013, hal. 172) mutasi berarti penempatan
seseorang pada tugas baru dengan tanggung jawab, hierarki jabatan dan
penghasilan yang relatif sama dengan statusnya yang lama.
Sedangkan menurut Gouzali (2002, hal. 97) mutasi adalah
pemindahan karyawan dalam bentuk tour of area atau alih tempat dan tour of duty atau alih tugas.
22
Dengan memperhatikan definisi-definisi yang telah dikemukakan
di atas, maka dapat diketahui bahwa mutasi atau transfer yaitu kegiatan
memindahkan pegawai sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
pegawai tersebut terutama dari segi kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilannya.
b. Manfaat Mutasi
Menurut Saydam (2000) dalam Kadarisman (2013, hal. 79) manfaat
mutasi pegawai adalah :
1) Menempatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi 2) Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja pegawai
3) Sebagai tindakan preventif dalam upaya mengamankan pegawai dan organisasi
Selanjutnya Hasibuan (2009, hal. 102) mengemukakan bahwa manfaat
mutasi yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan produktivitas kerja pegawai
2) Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan/jabatan
3) Memperluas atau menambah pengetahuan pegawai 4) Menghilangkan rasa bosan terhadap pekerjaannya
5) Memberikan perangsang agar pegawai mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi
6) Pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran yang dilakukannya 7) Memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya
8) Alat pendorong agar semangat kerja meningkat melalui persaingan terbuka
9) Tindakan pengamanan yang lebih baik
10) Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai 11) Mengatasi perselisihan antara sesama pegawa
c. Faktor Dilakukannya Mutasi
Menurut Samsuddin (2006, hal. 260) ada beberapa faktor mengapa
1. Adanya prinsip the right man in the right place
Pegawai yang tidak produktif atau tidak dapat berkembang di
suatu bidang pekerjaan, bukan berarti dia tidak produktif dan tidak
dapat berkembang juga di bidang pekerjaan yang lain. Ketidak
produktifan tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kemampuan
pegawai tersebut dalam bidang pekerjaan yang dilakukannya sekarang.
Maka dari itu perlu penempatan posisi yang tepat agar pegawai
tersebut dapat bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Menurunnya moral kerja
Pegawai sebagai manusia biasa memiliki rasa bosan, terutama
untuk jenis pekerjaan yang tetap, monoton dan tidak ada variasi.
Apabila ada rasa bosan dalam bekerja, maka akibatnya kualitas
pekerjaan menurun tidak lagi sesuai dengan standar. Dan keadaan
demikian terasa menyiksa terhadap pegawai yang bersangkutan. Jalan
keluar dari keadaan demikian disamping adanya kesempatan istirahat,
juga kesempatan untuk pindah ke bidang pekerjaan yang lain.
3. Terjadinya labour turnover
Adanya perubahan komposisi tenaga kerja yang agak meluas
meliputi beberapa badan atau organisasi, sehingga menimbulkan
kelebihan tenaga di satu pihak dan kekurangan tenaga di pihak yang
lain. Badan atau organisasi yang kekurangan tenaga dapat menerima
24
c. Jenis-jenis Mutasi
Menurut Samsuddin (2006, hal. 256) mutasi pegawai dapat dibedakan
menjadi dua sumber, yaitu :
1. Mutasi atas keinginan pegawai
Kadang-kadang pegawai mengajukan keinginannya untuk
dipindahkan ke tempat kerja yang lain yang ada dalam lingkungan
organisasi tersebut. Berbagai alasan sering kali mereka kemukakan,
misalnya tugas dan pekerjaan yang saat ini mereka kerjakan kurang
sesuai dengan keinginannya, lingkungan kerja kurang menggairahkan,
dan alasan-alasan lainnya.
2. Mutasi atas kebijakan manajemen
Manajemen SDM yang bijaksana akan memprogramkan
kegiatan ini, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam
jangka pendek biasanya diperuntukkan karena tuntutan yang
mendesak, sedangkan dalam jangka panjang dalam usaha menjaga
kontinuitas produksi maupun kontinuitas organisasi secara makro.
Selanjutnya Samsuddin (2006, hal. 256) menjelaskan bahwa
menurut sifatnya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Mutasi jangka panjang
Pegawai dipindahkan ke tempat atau status kepegawaian lain
dalam jangka waktu lama dan sifatnya tetap. Hal ini terjadi karena
dunia, keluar dari organisasi, atau mungkin di promosikan pada
jabatan yang lebih tinggi.
2. Mutasi jangka pendek
Pegawai dipindahkan ke tempat atau status kepegawaian lain
yang sifatnya sementara. Hal ini terjadi karena beberapa sebab,
misalnya pegawai mengikuti program pendidikan dan pelatihan,
penataran, seminar, cuti, sakit, berlibur dan sejenisnya.
e. Indikator Mutasi
Menurut Nitisemito (2002, hal. 120) yang menjadi indikator dalam
pelaksanaan mutasi adalah :
1. Frekuensi mutasi ; tingkat keseringan pelaksanaan mutasi dalam organisasi.
2. Alasan mutasi ; mengapa mutasi dilakukan pada karyawan tersebut.
3. Ketepatan pelaksanaan ; mutasi harus disesuaikan dengan kemampuan, pendidikan, dan keahlian karyawan serta kesesuian antara jabatan yang lama dengan jabatan yang baru.
B. Kerangka Konseptual
1. Pengaruh Antara Promosi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Alex S. Nitisemito dalam Kadarisman (2013, hal. 131)
mengatakan bahwa promosi diikuti dengan peningkatan income serta fasilitas yang lain. Tetapi, promosi itu sendiri sebenarnya mempunyai
nilai, karena promosi adalah merupakan bukti pengakuan antara lain
26
Promosi Jabatan
Kepuasan Kerja
Penerapan promosi memiliki hubungan erat dengan kepuasan
kerja. Dengan diterapkannya promosi dalam sebuah perusahaan,
karyawan akan berusaha bekerja sebaik mungkin dan mengeluarkan
seluruh kemampuan agar prestasinya meningkat. Kualitas dan prestasi
kerja yang baik serta meningkat merupakan salah satu syarat agar
mendapatkan promosi. Dengan mendapatkan promosi, pendapatan
karyawan bertambah sehingga member rasa puas terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Leli
Ramdani Hiya (2009) bahwa promosi jabatan menunjukkan pengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Sebagaimana didukung
oleh penelitian Maria Magdalena Minarsih (2009) bahwa terdapat
pengaruh secara signifikan antara promosi terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Gambar II-1 Paradigma Penelitian
2. Pengaruh Antara Mutasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Hasibuan (2009, hal. 102) salah satu tujuan diterapkannya
mutasi jabatan adalah untuk menghilangkan rasa bosan karyawan
terhadap pekerjaannya. Dengan menghilangkan rasa bosan, diharapkan
semangat kerja karyawan kembali bergairah sehingga karyawan merasa
Mutasi Jabatan Kepuasan Kerja Promosi Jabatan Mutasi Jabatan Kepuasan Kerja
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Surasmi
(2009) bahwa mutasi jabatan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan. Sebagaimana didukung oleh penelitian Siti Aminah (2013)
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara mutasi jabatan dengan
kepuasan kerja karyawan.
Gambar II-2 Paradigma Penelitian
3. Pengaruh Antara Promosi dan Mutasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Haikal
(2015) menyimpulkan bahwa promosi dan mutasi mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dapat dilihat
dengan kerangka konseptual sebagai berikut :
28
C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari
pertanyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian (Juliandi, 2013, hal.
45). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang
dikemukakan di atas, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh promosi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Belmera.
2. Ada pengaruh mutasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Belmera.
3. Ada pengaruh promosi dan mutasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
29 A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan
asosiatif. Menurut Sugiyono (2012, hal. 11) pendekatan asosiatif bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur,
untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dari suatu penelitian. Yang menjadi
defenisi operasional adalah:
1. Kepuasan Kerja (Y)
Kepuasan kerja (Y) adalah adalah suatu cara pandang seseorang,
baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya.
(Siagian, 2013, hal. 295). Adapun indikator dari kepuasan kerja dapat dilihat
pada table berikut ini :
: Tabel III-1
Indikator Kepuasan Kerja
Sumber : Mangkunegara (2013, hal. 126)
No Indikator 1. 2. 3. 4. 5. Kerja Pengawasan Upah Promosi
30
2. Promosi (X1)
Promosi adalah apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran,
tanggungjawab dan level (Rivai, 2009, hal. 211). Adapun indikator dari
promosi dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel III-2 Indikator Promosi
Sumber : Hasibuan (2009, hal. 111)
3. Mutasi (X2 )
Mutasi berarti penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggung
jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relatif sama dengan statusnya yang
lama (Siagian, 2013, hal. 172). Adapun indikator dari mutasi dapat dilihat pada
table berikut ini :
Tabel III-3 Indikator Mutasi
Sumber: Nitisemito (2002, hal. 120)
No Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Prestasi Kerja Disiplin Kecakapan Pendidikan Kejujuran Loyalitas Kepemimpinan Kerjasama Komunikatif No Indikator 1. 2. 3. Frekuensi mutasi Alasan mutasi Ketepatan pelaksanaan
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh promosi dan
mutasi jabatan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Belmera yang beralamat di Jl. Simpang Tanjung
No. 1 A, Medan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan November 2015
sampai dengan November 2016.
Tabel III-4
Tabel Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan
November Desember Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penelitian Awal Penyusunan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Skripsi Bimbingan Skripsi Sidang Meja Hijau
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sugiyono (2012, hal. 115) mengatakan populasi adalah wilayah
32
karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap pada PT.
Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera yang berjumlah 199 orang. Jumlah
populasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel III-5 Jumlah Populasi
No. Departemen / Divisi Populasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. SDM dan Administrasi Logistik
Community Development Program Keuangan
Maintenance
Manajemen Pengumpulan Tol Manajemen Lalu-lintas Tol Gerbang Tol 11 5 5 10 12 7 31 118 Jumlah 199
Sumber : Departemen SDM dan Administrasi PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera
2. Sampel
Sugiyono (2012, hal. 116) mengatakan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam hal ini peneliti mengambil seluruh karyawan sebagai objek
penelitian tetapi hanya sebagian saja yang dijadikan sampel. Penentuan
jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu
sebagai berikut : 2 1 Ne N n + =
N = jumlah seluruh anggota populasi
=
e toleransi terjadinya galat / taraf signifikansi.
Peneliti mengambil taraf signifikansi 10%. Jadi dengan rumus di atas
diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
Dik : N = 199 e = 10% = 0,1 Dit : n ? Jwb : 2 1 Ne N n + = = 1 + (199.0,1199 ) = 66,55 dibulatkan menjadi 67
Adapun jumlah sampel dari masing-masing unit kerja dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel III-6 Sampel Penelitian
No Departemen / Divisi Sub
Populasi Jumlah (Org)
1 SDM dan Administrasi 11 67/199×11=4
2 Logistik 5 67/199×5=2
3 Community Development Program 5 67/199×5=2
4 Keuangan 10 67/199×10=4
5 Maintenance 12 67/199×12=4
6 Manajemen Pengumpulan Tol 7 67/199×7=2 7 Manajemen Lalu-lintas Tol 31 67/199×31=9
8 Gerbang Tol 118 67/199×118=40
34
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Daftar pertanyaan (angket/kuisioner), adalah metode pengumpulan data
dengan membuat daftar pertanyaan/pernyataan dalam bentuk angket yang
ditujukan kepada para pegawai dengan menggunakan skala Likert dengan
bentuk Cheklist, dimana setiap petanyaan mempunyai 5 opsi. Tabel III-7 Skala Likert PERNYATAAN BOBOT SangatSetuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
2. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
F. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan dengan tujuan menganalisis apakah
instrument yang disusun memang benar - benar tepat dan rasional untuk
mengukur variabel penelitian.
Untuk mengukur validitas setiap butir pertanyaan, maka digunakan
a.
(
)(
)
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−(
∑
)
}
= 2 2 i 2 2 1 i i i xy y y n x x n y -y x n. r i i i x (Sugiyono, 2012, hal. 248) Keterangan :n = banyaknya pasangan pengamatan Σxi = jumlah pengamatan variabel x
Σyi = jumlah pengamatan variabel y
(Σxi2) = jumlah kuadrat pengamatan variabel x
(Σyi2) = jumlah pengamatan variabel y
(Σxi)2 = kuadrat jumlah pengamatan variabel x
(Σyi)2 = pengamatan jumlah variabel y
Σxiyi = jumlah hasil kali variabel x dan y
Syarat minimum untuk memenuhi syarat apakah setiap pertanyaan
valid atau tidak valid, dengan membandingkan dengan r tabel = 0,30. Jadi
jika korelasi antara butir skor dengan total kurang dari 0,30 maka butir
dalam pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Sebaliknya jika r hitung
lebih besar dari r tabel dinyatakan valid.
Hipotesisnya adalah :
a. HO : p = 0 [tidak ada korelasi signifikan skor item dengan total
skor (tidak valid)]
b. HI : p ≠ 0 [ada korelasi signifikan skor item dengan total skor
(valid)]
Tabel III-8
Uji Validitas Instrumen Promosi (X1)
No. Butir
Pertanyaan r tabel
Koefisien Korelasi
( r hitung ) Status
36 2 0,30 0,707 Valid 3 0,30 0,189 Tidak Valid 4 0,30 0,501 Valid 5 0,30 0,267 Tidak Valid 6 0,30 0,580 Valid 7 0,30 0,402 Valid 8 0,30 0,414 Valid 9 0,30 0,256 Tidak Valid 10 0,30 0,487 Valid Tabel III-9
Uji Validitas Instrumen Mutasi (X2)
No. Butir Pertanyaan r tabel Koefisien Korelasi ( r hitung ) Status 1 0,30 0,487 Valid 2 0,30 0,624 Valid 3 0,30 0,646 Valid 4 0,30 0,794 Valid 5 0,30 0,708 Valid 6 0,30 0,658 Valid 7 0,30 0,774 Valid 8 0,30 0,647 Valid 9 0,30 0,467 Valid 10 0,30 0,706 Valid Tabel III-10
Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja (Y) No. Butir Pertanyaan r tabel Koefisien Korelasi ( r hitung ) Status 1 0,30 0,500 Valid 2 0,30 0,433 Valid 3 0,30 0,758 Valid 4 0,30 0,573 Valid 5 0,30 0,591 Valid 6 0,30 0,430 Valid 7 0,30 0,239 Tidak Valid 8 0,30 0,637 Valid 9 0,30 0,519 Valid 10 0,30 0,529 Valid
b. Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah
instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat
dipercaya. Selanjutnya menurut Nunnaly dalam Juliandi dan Irfan (2013,
hal. 83-84) menyatakan bahwa “jika nilai koefisien reliabilitas > 0,60
maka instrument memiliki reliabilitas yang baik / reliabel / terpercaya”.
Menurut Arikunto dalam Juliandi dan Irfan (2013, hal. 86)
menyatakan bahwa pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik
Cronbach Alpha dengan rumus sebagai berikut :
r = −
∑
2 1 2 1 1 -k k σ σb Dimana :r = Reliabilitas instrument (cronbach alpha) k = Banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 = Jumlah varians butir
σ12 = Varians Total
Dengan kriteria :
a) Jika nilai cronbach alpha ≥ 0,6 maka instrument variabel adalah reliabel (terpercaya)
b) Jika nilai cronbach alpha < 0,6 maka instrument variabel tidak realiabel (tidak terpercaya).
Tabel III-11 Hasil Uji Realibilitas
Variabel Nilai Reliabilitas Status
Promosi 0,663 Reliabel
Mutasi 0,760 Reliabel
38
G. Teknik Analisis Data 1. Asumsi Klasik
Hipotesis memerlukan uji asumsi klasik, karena model analisis
yang dipakai adalah regresi linier berganda. Asumsi klasik yang dimaksud
terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam
model regresi, variable dependen dan independennya memiliki distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Kriteria pemgambilan keputusannya adalah jika
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengkuti arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (Gujarti, Santoso, Arif
dalam Juliandi, 2013, hal. 174).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antara variabel independen.
Apabila terdapat korelasi antar variabel bebas, maka terjadi
multikolinearitas, demikian juga sebaliknya.Pengujian multikolinearitas
dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflasi Factor) antar variabel independen dan nilai tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksaman varian dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, disebut homokedastisitas sebaliknya jika varian
berbeda disebut heterokedastisitas. Ada tidaknya heterokedastisitas dapat
diketahui dengan melalui grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan heterokedastisitas adalah :
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas
2. Metode Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus
untuk melihat analisis linier berganda :
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
β = Konstanta
40
β1 danβ2 = Besaran koefisien regresi dari masing - masing variabel
X1 = Kepemimpinan Transformasional
X2 = Motivasi Kerja
e = Error
3. Pengujian Hipotesis
Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara
individual mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat (Y).
t= 2 1 2 r n r − − Keterangan: t = nilai thitung
rxy =korelasi xy yang ditemukan
n = jumlah sampel Bentuk pengujiannya adalah:
a) Ho:ri =0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
b) Ho:r ≠ 0, artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y).
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu dengan mengkuadratkan
koefisien yang ditemukan yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sugiyono, 2012, hal. 277)
Keterangan:
D = Determinasi
R2 = Nilai korelasi berganda 100% = Persentase Kontribusi
42 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menjadikan pengolahan data dalam bentuk
angket (kuesioner) yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk variabel promosi (X1)
yang disebarkan kepada 67 orang karyawan tetap pada PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk Cabang Belmera yang mana peneliti memperoleh hasil yang valid dan
reliabel, 10 pertanyaan untuk variabel mutasi (X2) yang disebarkan kepada 67
orang karyawan tetap pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera yang
mana peneliti memperoleh hasil yang valid dan reliabel, dan 10 pertanyaan untuk
variabel kepuasan kerja karyawan (Y), yang disebarkan kepada 67 orang
karyawan tetap pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera yang mana
peneliti memperoleh hasil yang valid dan reliabel. Angket yang disebarkan ini
diberikan kepada 67 orang karyawan sebagai sampel penelitian dan dengan
menggunakan skala likert.
Tabel IV-1 Skala Likert PERNYATAAN BOBOT SangatSetuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono (2012, hal. 133)
2. Identitas Responden
Untuk mengetahui identitas responden maka dapat dilihat dari
karakteristik responden berikut ini :
Tabel IV-2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 42 62.7 62.7 62.7
Perempuan 25 37.3 37.3 100.0 Total 67 100.0 100.0
Sumber : SPSS (2016)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terdiri dari 42 orang
laki-laki (62,7%) dan 25 orang perempuan (37,3%).
Tabel IV-3
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18-30 3 4.5 4.5 4.5 31-40 15 22.4 22.4 26.9 41-50 32 47.8 47.8 74.6 >50 17 25.4 25.4 100.0 Total 67 100.0 100.0 Sumber : SPSS (2016)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berusia antara
18-30 tahun sebanyak 3 orang (4,5%), responden yang berusia antara 31-40 tahun
44
orang (47,8%), sedangkan responden yang berusia diatas 50 tahun sebanyak 17
orang (25,4%).
Tabel IV-4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMA/SMK 42 62.7 62.7 62.7
D3 6 9.0 9.0 71.6
S1 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0
Sumber : SPSS (2016)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden
untuk SMA/SMK sebanyak 42 orang (62,7%), pendidikan D3 sebanyak 6 orang
(9,0%), dan pendidikan S1 sebanyak 19 orang (28,4%).
3. Analisa Variabel Penelitian
Berikut ini penulis menyajikan tabel frekuensi hasil skor jawaban
responden dari kuesioner yang telah disebarkan :
Tabel IV-5
Data Kuesioner Kepuasan Kerja (Y) No.
Item
Item Pernyataan Jumlah
SS S KS TS STS F % F % F % F % F % F % 1 21 31,3 42 62,7 3 4,5 1 1,5 0 0 67 100% 2 13 19,4 52 77,6 1 1,5 1 1,5 0 0 67 100% 3 8 11,9 50 74,6 7 10,4 2 3 0 0 67 100% 4 7 10,4 52 77,6 5 7,5 3 4,5 0 0 67 100% 5 15 22,4 46 68,6 3 4,5 1 1,5 2 3 67 100%
6 19 28,3 43 64,2 3 4,5 2 3 0 0 67 100% 7 7 10,4 54 80,6 5 7,5 1 1,5 0 0 67 100% 8 12 17,9 48 71,6 6 8,9 1 1,5 0 0 67 100% 9 17 25,4 47 70,1 2 3 1 1,5 0 0 67 100% 10 22 32,8 43 64,2 2 3 0 0 0 0 67 100% Sumber : Data Diolah (2016)
Berikut ini penjelasan tabel tersebut :
1) Jawaban responden pada item 1 tentang “Semangat karyawan dalam bekerja
dipengaruhi oleh cocok atau tidaknya pekerjaan” mayoritas responden
memilih setuju yaitu sebesar 62,7% (42 orang).
2) Jawaban responden pada item 2 tentang “Ruangan kerja yang bersih dan
nyaman” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar 77,6% (52 orang).
3) Jawaban responden pada item 3 tentang “Atasan selalu mengawasi aktivitas
kerja bawahannya” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar 74,6%
(50 orang).
4) Jawaban responden pada item 4 tentang “Dukungan dan pengawasan atasan
terhadap bawahan dapat meningkatkan kepuasan kerja” mayoritas responden
memilih setuju yaitu sebesar 77,6% (52 orang).
5) Jawaban responden pada item 5 tentang “Gaji yang diterima karyawan selalu
tepat waktu” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar 68,6% (46
orang).
6) Jawaban responden pada item 6 tentang “Karyawan yang berprestasi dalam
bekerja mendapatkan bonus” mayoritas responden memilih setuju yaitu
sebesar 64,2% (43 orang).
7) Jawaban responden pada item 7 tentang “Karyawan mendapat posisi jabatan
sesuai dengan kemampuannya” mayoritas responden memilih setuju yaitu
46
8) Jawaban responden pada item 8 tentang “Hasil kerja yang baik menghasilkan
adanya promosi jabatan pada karyawan” mayoritas responden memilih setuju
yaitu sebesar 71,6% (48 orang).
9) Jawaban responden pada item 9 tentang “Rekan kerja yang baik memberikan
semangat dalam bekerja” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar
70,1% (47 orang).
10) Jawaban responden pada item 10 tentang “Hubungan harmonis tercipta dari
hubungan baik antar rekan kerja” mayoritas responden memilih setuju yaitu
sebesar 64,2% (43 orang).
Kesimpulan secara umum bahwa kepuasan kerja karyawan berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban responden yang
rata-rata menjawab setuju. Namun ada jawaban responden yang tidak setuju, hal ini
bisa menjadi pemicu permasalahan.
Tabel IV-6
Data Kuesioner Promosi (X1)
No. Item
Item Pernyataan Jumlah
SS S KS TS STS F % F % F % F % F % F % 1 6 8,9 50 74,6 7 10,4 4 6 0 0 67 100% 2 6 8,9 46 68,6 8 11,9 5 7,5 2 3 67 100% 3 20 29,8 45 67,2 2 3 0 0 0 0 67 100% 4 16 23,9 50 74,6 1 1,5 0 0 0 0 67 100% 5 4 6 51 76,1 11 16,4 1 1,5 0 0 67 100% 6 34 50,7 33 49,2 0 0 0 0 0 0 67 100% 7 22 32,8 41 61,2 4 6 0 0 0 0 67 100% 8 10 14,9 50 74,6 7 10,4 0 0 0 0 67 100% 9 12 17,9 52 77,6 3 4,5 0 0 0 0 67 100% 10 11 16,4 53 79,1 2 3 1 1,5 0 0 67 100% Sumber : Data Diolah (2016)
Berikut ini penjelasan tabel tersebut :
1) Jawaban responden pada item 1 tentang “Prestasi kerja sudah sesuai dengan
harapan” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar 74,6% (50 orang).
2) Jawaban responden pada item 2 tentang “Penilaian prestasi kerja yang ada
selama ini sesuai dengan yang diharapkan” mayoritas responden memilih
setuju yaitu sebesar 68,6% (46 orang).
3) Jawaban responden pada item 3 tentang “Dalam melaksanakan pekerjaan
harus didasarkan atas kedisiplinan yang baik” mayoritas responden memilih
setuju yaitu sebesar 67,2% (45 orang).
4) Jawaban responden pada item 4 tentang “Mampu menjalankan tugas
sehari-hari dengan baik” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar 74,6%
(50 orang).
5) Jawaban responden pada item 5 tentang “Penempatan posisi atau jabatan
disesuaikan dengan latar belakang dan jenjang pendidikan” mayoritas
responden memilih setuju yaitu sebesar 76,1% (51 orang).
6) Jawaban responden pada item 6 tentang “Dalam hal pekerjaan apapun,
kejujuran harus diutamakan” mayoritas responden memilih sangat setuju yaitu
sebesar 50,7% (34 orang).
7) Jawaban responden pada item 7 tentang “Memilik loyalitas tinggi terhadap
perusahaan tempat bekerja” mayoritas responden memilih setuju yaitu sebesar
61,2% (41 orang).
8) Jawaban responden pada item 8 tentang “Memiliki jiwa kepempinan”