LAPORANHASTL
PENELITIAN
DISERTASI
DOKTOR
-vS-s-.
DEMOKRATISASI DAI{
EFEKTI\TTAS
PEI\YELENGGARAAI{ PEMII-IHAN I'MUIT{
KEPAI.A
DAERA.H
KAB{IFAT'EN GOWA
OLEIT
KOMIST
PEMII,II{AN UFftIM DAERAII
Tah*n
ke
1
dari
rencana
I
tahu.n
Risma Niswaty,
S.S,,
M.Si
00260172s5
Dibiayai
oleh:
DIPA
sesuai
Kontrak
Penelitian
Nomor
1294/JJN36{PL12$13
.
Tanggal
22
Mei
2013
FAKUT,TAS
ILMU
SOSIAL
UNII/ERSTTAS
NEGERI MAKASSAR
LAPORAN
HASII,
PENELITIAN
DISERTASI
DOKTOR
DEMOKRATISASI
DAII
EFEKTI\'ITAS
PEI{I'ELENGGARAAN
PEMILIHAN I]MIJM KEPALA
DAERAH KABUPATEN GOWA
OLEII
KOMISI
PEMILIIIAN
UMUM DAERAH
Tahun
ke
I
dari
rencana
I
tahun
Risma
Niswaty,
S.S.nM.Si
0026017205
Dibiayai
oleh:
DIPA
sesuai
Kontrak
Penelitian
Nomor
l294NN36lPLl20l3
Tanggal
22 M.ei
2013
FAKULTAS
ILMU
SOSIAL
UNT!'ERSITAS
ITEGERI
MAKASSAR
hdll
Kegirrao P€ooliti / PelabaDa Nasa Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Itogram Studi Nomorl{?
Surel (email)Iostihsi Mr'hs 0ika ada) Nama Institusi Miha
Alernat
Penanggung Jawab Tahon Pelakoaaa
Bista Tahlrl Berjafan
Biay8
K€s€lnlrhe
EALAI{,{N
PENGESAIIANDemokrattsasi daD Efeki! iLas Komis; pemilihaD Umum Kabubaren
Uowa pada Pefiilihan Kepala Daerab dan Wakjl Kepala Daerib
R]SMA MSWATY S.S., M.Si 0026027206
Peadidikan Ekonomi
081343972223
rismaniswaS'@,gmai1.com
Tahunke
I
darirencaual
tahunRp.31.500-000,00
Rp. 0,00
Makassar, 14 - 12 - 2013, Ketua Petreliti,
(RJSMA NISWATY S.S.. M-sir NIP,NrK197201262003 122004 .Pd. 1231 198503 l0 r 6 Mengetahui
fsu
r"{
:.:l
$i*"
,-;'.-.,:,/
99a
w
?5t
:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LEMBAGA PENELITIAN
Meaala Piaisi
Lt.
10-11 KaEpus UltMJl.
A.Pslg€Elg
Pettaraai, ldalaEar-
90222 Telepor {o41U 868E79rq.
a6aa79 Dmail:leElttunlrg}ahoo.co.id
* Pus ii Kependudukan dan Lingkungan
Hidup
* Puslit l\lakanan Tradislonat. cizidan Kesehatan * Puslrt Pemberdayaan Perempuan* Plrslit Budaya dan Seni Elnik Sulawesi
* Pus il Pengembangan
lhu
Pendidikan * Puslil Pemuda dan Olah RasaSURAT
KETERANGAN
No
1sAIN 116 LPT./2014Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar mellerangkan bahwa :
Nama
NIP
: Risma Niswaty, S.S..N4.Si
: 19720126 200312 2004
Fakultas/Jurusan
:FIS
IINM
/ PendidikanEkoromi
Telah melaksanakan penelitian denganjudul :
Deniobnsi
danEfektititsss
Pe J,elenggafaanPemilihu, Ilmum
Kepala Dd.erth Kabupaten Gowa Oleh Korrrisi Pemilihan Uwtam DaeruhPenelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, sebagai Ketua Peneliti Skim
Penelitian
: DisertasiDollor
Anggota tim
pereliti
: Tidak adaIrmbaga
Penelitian Universitas Negeri Makassar mendokumentasikan Laporan Penelitiannya pada bulan Desembei 2013Demikian surat keterangal dibuat
{nhrk
dipergrmakan sebagaimana mestinya.Jamari
2014V'ir
-f
v..14..
{. Jufri, M.PdI
BAB
1BAB
2BAB
3BAB
4 IlalarnanI
3DAtrTAR
ISI
PENDAH1]I-I'AN
l
1,
Latar Belakang1.2.
Rumusan MasalahTINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tata Kelola Pemerintahan Demokratis2.2,
Dernoloasi dalam Pemerintahan dan KebijakanPublik
2.3,
Pemilihan Umum sebagai Wujud DemoloasiPenyelenggaraan Negara
2.4,
Penyelenggara Pemilu yang Demokratis2.5.
Studi Pendahuluan2.6.
Penelitian Terdahulu yang Relevan2.7.
Kerangka KonseptualTUruAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Ponelitian
3.2. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
METODE
PENELITIAN
4.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
4.2. Lokasi Penelitian 4.3. Sumber Data
4.4. Fokus Masalah Penelitian dan
Deskipsi
Fokus4.5.. lnstrumen Penjaring Data
4.6.
Tetnik
Pe4iaringan dan Pengabsahat Data 4.7. TeknikAqalisis
Data'7 9 16
t7
18 212t
25 25 2'7 28 28BAB5
}IASIL DAN PEMBAI{ASAN
5.1.
Penempan Prinsip lndependensi dalampenyelenggalaan
345.2.
Penerapan Prinsip Impa$iaitas olehK?UD
dalaDPenyelenggaraan pemilukada Gowa Tahun
2010
545.3.
Pelaksanaan Tugas secara Kompeter olehKptID
dalam
gl
Penyelenggaraau Pemilukada Gowa Tahun
2Ol0
8AB6
RENCANA
TAIJAPAN BERIKUTNYA
BABT
KESIMPULAN DAN
SARAN
6.1. Kesimpulan
'
6.2. Saran dan RekomendasiDAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9l
94 97l0l
t02
RINGKASAN
. .
P;nelilian
ini
bertujuan
untuk mengkaji dan
menganalisis penerapanL11s_.p
d:-ol<r""|
daoefellivitas pemilukada
oleh penyelenggarapemilu yaitu
KPUD. Sec?rl
khusus,tujuan
penelitian
ini
dirnaksudian
,rrrtrk
-"ng*utiri,
independensi
KPU
Gowa dalam pelaksanaan pemilihan kepala daemhdin
v"akil
kep:la
daerah tahun 2010di
Gowa; menganatisisimparsiatiias
KpU
Gowa dalampelaksanaan pemilihan kepala
daerahdan
wakil lepala
daerah tahrm2010 di
Go*.1j.
da1
mcnganalisis
profesionalisme
KpU
Gowa dalam
pelaksanaanpemilihan kepala daerah dan
rakil
kepala daerah tahua 2010 di Gowa.penelitian
ini
diharapkan dapat memberi
perkembangan barubagi.ilmu
admini$"si
publik
dalamkajian
evaluasi kebijakanpublik kiususnya
kebijakan
yang
mendukung
pembangunan
demokrasi
terkait
pelaksanaanpemilihan umum kepala
daerah
dan
wakil
kepala
daerah
dan
memberikankontribusi
berupa rekomendasibagi
perbaikankinerja
KpU
danKpUD
sebagairynye,lenggla
Pemilu
untuk
dapat
melaksanakanpemilukada
yaog
tebihdemokatis
danefellif
.
Teknik
pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitianini
adalahobservasi,
wawancaE
secara rnendalam danterstuktur/oczs
Group Discussion(FGD), dan
dokumentasi.Analisis
datahasil
pencatatan secam sistematis daripelaksanaan pengumpulan data akan
disajikan
sebagai temuanhasil
penelitian. Seluruh data yang diperoleh akandilakukan
sesuaihgkah-langkah
y-g
t""diri
fq
wgap*a"
&14
reduksi dat4
member
cL""*,
"kftasl-autu,
pe;*ikan
kesimpulaq dan keabsahan
data
-Luaran
dari
penelitian disertasi
doktor
ini
adalah: disertasi
yangpendapStkal pe$etujuan
perrbimbing
dan
publikasi
ilniah
pada jumal
T"":a.si"4.
Selain
itu,
diharapkan
pula
igar
hasil penelitian
ini
dapat disosialisasikanmelalui
seminarnasional
yang memberikaniontibusi
pemikiranSUMMARY
This
study
aims
to
examine
and
analyze
the
effectiveness
of
theapplication of the
principles of
democracy and election by electiono.g;o,
thu,the
Election
Commission .In
particular , the purposeoftlis
studyis"inte;;d
to
analyze
the independenceof
theElection
Commissionh
theim;f"-*tutio"
of
Gowa.local
elections and deputy regional
headin
Gowa20t0;
analyze Gowa
rrhpartEtrty
of
the
Commissionin
the implementationof
the tegionaL head and deputyregional
headin
2010
in
Gowa,
and analyzeprofessioialir.
l"'Co*u
Commission
implementationof
the regional
head anddeputy
regionafLad
in
2010
in
Gowa.The benefits
of
this
research are expectedto
provide a new developmentfor
the_science
of public
administralionin
theevaluation.t
af
"f
p"UfJ
plii"y,
especially^policies
that
support
the
developmentof
democracyi"g*aiig
tfr"
conduct
of
electionsof
regional headsard
depury headsof
regions*i
"""frU,"
to
the
recornmendationsfor
improving
thep".fo.m-ce
of
tie Comrns;i;
and thelllection
Commission as the election organizers in order to implement Election is moredemoqatic
and effective..
Datacollection
techniques usedin
this
studyis
the observation, io_depthard sbuctued
inrerviews. focus groupdiscussionsi
FCD).an;;;;;;;;;or.
Data
analysisresults
in
a
systematicrecording
of
the
execution
of
the
datacollectoo
wii
be presented as a result ofresearch findings.All
data obtainedwill
becaried-out
according to the steps comprising thedataixposure,
a"tuiJo"trora
member check,
verification
ofdat4
drawing conctus;ons, anavaijiry
"frl"
a""
Outcome
of
this
doctoral
disserration rcsearch
are:
the
dissertationsupervisor
approval and scientific publications
in
intemational
j""-a".'fi1
addition,
it
is
also expectedthat
the resultsofthis
res"*"t
"-
U"&r""*lrrut"O
through national seminars that contuibute new ideas to the students uUoot tt e stoay
BAB
I
PENDAIIULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada
bulan
Juni
2005,
melalui
pengesahanUU
No.32 tahun 2004
tentangPemedntahan
Daerah,
yang
salah
satu
unsur di
dalamnya
mengatur tentimgpemilihan kepala daerah seoam langsung, maka bulan
Juni 2005
menjadi sejarahpertama pelaksanaan Pilkada langsung. Setelah pelaksanaan pilkada pada tahun 2005, rnaka pada
tahun 2010
menjadi mom€ntum periode kedua pelaksanaan pemilihan kepala daerah danwakil
kepala daerah secaralangsung.
Setelah disyahkannyaUU
No.27 tahun 2OO7
tflfiang
Penyelenggarapemilu
dan menjadikanpilkada
sebagaibagian
dari
Pemilu makaistilah
Pilkada berubah menjadi pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (pemilukada).Meskipun
Pemilukadatelah
memasukiperiode
kedua pelaksanaannya ataus€tara dengan sepuluh tahun, namun temyata dalam pelaksanaan tahapan pemilukada,
tetap dit€mukan
sejurnlah
persoalan. Jika
permasalahaopemilukada
2010diinventarisir, maka
secara
umum
tahapan
yang
berrnasalahadalah
masalahpemutakhiran
data
pemilih yang
menimbulkan
persoalanDaftar pemilih
Tetap(DPT), tahap pedcalonan, tahap pengadaan dan distribusi logistic, tahap pemungutan
dan penghitungan suar6, serta tahap penetapan dan pelantikan calon terpilih.
Dari
beberapa permasalahandalam pemilukada
tersebutdapat
dilihat
dari kecenderungan maxaknya tuntutan dari berbagai pasangan calon yang harus diprosesoleh Mahkamah Konstitusi
(MK).
Sepuluh (10) kabupaten dari 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatanyang
melaksanakan pemilukada pada tahun 2010, seluruhnya harus menghadapi persidangan karena adanya gugatandi
MK.
Salah satu daerahyang penyelengganan Pemilukadanya digugat
melalui
MK
maupunpTuN
adalah kabupatenGowa.
Untuk
Pemiukada Gowa, bukan saja harus menghadapi gugarantersgbut, melainkan
KPU
Gowa harus pula menghadapi sidang Dewan Kehormatan(DK)
sebagai akibat dari adanya laporan masyarakat atas dugaan p€langgaran Kode Etik.Berdasarkan data yang diperoleh
dari
KpU
Sulsel, pada sidang pelanggaranKode
Etik
Penyelengga.a Pernilu untukKpU
Gowa, diduga melakukan pelanggaran terutama atas tigapasal.
Pefiama,KpU
Gowa diduga melanggar pasall0
ayat 4UU
No.27 tahun 2007 tentang Peny€lenggara
pemilu.
Kedu4
diduga melanggar pasal 60UU
No,l2
tahun2008
tentang pe.ubahan Kedua terhadapUU
No,32
tahun 2004tentang Pemerintahan
Daerah.
Dugaan pelanggaranketiga
adalah pada peraturanKPU Nomor
68
tahun 2009
tentang pedoman
Teknis Tata'Cara
pencalonan Pemilihan Kepala Daerahdar
Wakil Kepala Daerah.Dugaan
pelanggaraan
terhadappasal
l0
UU
No.27 tahun 2007
tentangPenyelenggara Pemilu tersebut berkaitan dengan asas independensi, imparsial, dan
profesionalisme
penyelenggara.
Dapatdilihat
bahwabunyi
pasal tersebut adalah keharusan bagiKPU
danKPTID
untuk memperlakukan peserta pemilu dan pasangancalon secara
adil
dan merata.Ini
adalah substansi dari asasimpamial.
pasal inijuga
menyebutkan
bahwa
KPU
dan
KPUD harus
menyampaikansemua
informasipenyelenggaraan Pernilu kepada masyarakat. Asas
ini
merupakan salah satu bentukprofesionalisme penyelenggara
pemilu.
Dengan demikian,jika KpU
Gowa sebagai penyelenggara Pemilukadayang
seharusnya bersikap independen,imparsial,
dankompeten
tersebutdibefientikan
karena adanya keputusanDewan
Kehomatan,maka menarik untuk mengkaji ketiga hal te6ebut.
Melalui
sudut pandang adminishasi, dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip penyelenggaraan Pemilukada Gowa 2010 tersebut merupakan amanat kebijakan yang secarasimbolik melgatur perilaku
masyarakat terhadap penghormatan akan nilai_nilai
demolcasi. Argumentasi
tersebut, secarakritis
hendak menyatakan bahwa sesungguhnya, penyelenggaraantugas
dan
ftngsi
K?U
Gowa
sebagai institusidemokasi, berada
dalam
fluktuasi
situasi
yang
kompleks
yakni,mengimplementasikan produk kebijakan (adminishasi
publik)
yang mengamanatkansubstansi
politik
sekaligus.
Hal
mana,
menurut
Lev
Kuleshov
(1917)
da4t
menciptakan suatujir*rraposisi. Jukstaposisi
ini
dapat diamati melalui jeqjang urutanlangkahJangkah
dalam
determinan
implementasi
kebijakan,
yang
memiliki
keterkaitan satu sama
lain
dengan substaNi kebijakan yangjushu
sangat potensial menciplakan perlawanan makra terhadap implementasi kebiiakan itu sendiri.1.2.
Rumuser Mssalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan penglitian
ini,
maka dirumuskanlah masalah penelitianini
yaitu demokatisasiKpU
Gowa pada pemilihan Kepala Daerah danWakil
Kepala Daerah Tahun2010.
Adapun pertan5raan penelitian yang diajukan,sebagai berikut:
l.
Seberapa jauh prinsip independensi diterapkan oleh Komisi pemilihan UmumDaerah
(KPIID)
dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah danwakil
kepala daerah kabupaten Cowa tahun 2010?
2.
Seberapajauh
prinsip
imparsial
diterapkanoleh Komisi
pemilihan UmumDaerah
(KPIID)
dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah danwakil
kepala daerah kabupaten Gowa tahun 20 I 0?
3.
Seberapaoptimal
kompetensi anggotaKomisi pemilihan Umum
Daerah(KPUD) dalam
meiaksanakantugas
menyelenggarakanpemilihan
kepala daerah danwakil
kepala daemh di kabupaten Gowa tahun 2010?BAB
2TINJAUAT\ PUSTAKA
Mengkaji
tentangpemilu
sebagaiwujud
pelaksanaan prinsip demokrasi dan penerapanregulasi
oleh
penyelenggarapemilu
yaitu KpUD,
maka
dibutuhkanberbagai pustaka yang dapat memperkaya wawasan.
Gagasan_gagasan yang penting
untuk
dikemukakan
adalah
yang t€rkait
dengan
prinsip-prinsip
Tata
Kelola
Pemerintahan (Good
Gotenarce),
Demokrasi dalam pemerintahandan
Kebijakal
Publik,
Pemilu
sebagai
Wujud
Demolcasi
penyelenggaraanNegara,
dan Penyelenggara pemilu yang Demokraris,
2.1.
Tata
Kelolapemerintahan
Demokr.atisGagasan
mengenai
demokrasitelah dikenal
sejakawal
dalam peradabanYunani
seLitar penghujung abadV
sebelumMasehi.
Demokrasi
rtar
demokratia merupakan ungkapan
dari
kata demosyang
sinonim
dengat
katapopxlous
yangmengandung
arti
,iakyat,,
dankratia
yang berarti
pemerintahan atau wewcnang.Dengan demikiran, demohasi diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat.
Dasat hukum good govemance pada institrrsi peme.intahan menurut patriadi
QOO4),
pertana
adalahTAP MpR
No.
VILMPR/2001
tentang penyelenggaraanNegara
yang
Baik
dan
Bersih,yang
mencakup:(l)
temujudnya
penyelenggara€nnegao yang profesional,
t
ansparan, akuntabel,memiliki hedibilitas
dan bebas
KKN;
(2) terbenh <rlya penyelenggara negara yang peka dan tanggap terhadap kepentingan
dan
aspirasi
rakyat
diseluruh
wilayah
negara, termasuk daerah
terpencil
danperbatasaD;
(3)
berkembangnya transparansidalam budala dan perilaku
seria
ahivitas
politik
dan
pemerintahan.
Kedua
pp
No.
I
Tahun
2000
tenrang Pemerintahan yang bailg berisi antara lain:
(l)
kepemerintahan yang mengembangkanda.
menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas,
transparfisi,
pelayanan prima; (2) demokrasi, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum dan diterima
Untuk membangun pemerintahan yang demokratis dibutuhkan
adanya
aksesyang memungkinkan ketedibatan dan keikutsertaan masyarakat dalam proses-prcses pembuatan keputusan. Sebuah masyarakat
sipil
yang
kuat
merupakan salah satuprasyarat bagi demokrasi yang kuat, sekalipun diakui bahwa demokrasi mengizinkan
berdirinya pengelompokan
dan
organisasi-organisasi yangmemiliki
ide
dan sikapyang jushu bertentangan dengan perdamaian, toleransi, dan prinsip-prinsip demokasi
itu sendiri.
Panegakan konsep good
govemance
pada institusi pemerintah memerlukan actionplan
atau agenda pemerintahan dalam rangka mewujudkan kepem€rintahan yang baik.Menurut Tjokoamidjojo
dalam P?atadi, (2004: 79), ada 5(lima)
agenda yang harus dilaksanakan,yaitu:
(i)
perubahan sistempolitik
ke
arah sistempolitik
yang demolsatis,
pa.tisipatif dan
egalitarian;(ii)
reformasi dalam sistembirokasi
militer (TNI),
dimana kekuatanmiliter
harus menjadi kekuatan yang profesional danindepekdent
(iii)
reformasi dalam bidang administrasipublik perlu
diarahkan pada peningkatan profesionalisme birokmsi pemerintah;(iv)
reformasi pemerintahaan yangjuga
penting adalah
perubahan
dari
pola
sentralisasi
ke
desetrtralisasi;(v)
menciptakan pemerintahan yang bersih (c/ean gotemment).
Untuk itu
semua aparat institusi pemerintahan (birokrasi) perlu dipikirkan secara manusiawi berkaitan dengan wealfare system, manpowerplanning
dan penegakan hukumnya.Demokrasi dan prinsip-prinsip demokrasi harus didukung dan dipertahankan lewat sistem-sistem akuntabilitas
demolcatis.
Untuk mendukung akuntabilitas demi tercapainya demokrasi,melalui
sebuahForum untuk
ReformasiDemokatis
yangdigagas
oleh
Intemational Instit
tefol
Democracy
and Electoral
Asistance(IIDEA),
diajukan
terbentuknya5
(lima) pnnata, yaitu:
ombudsmarqpemerika
umum,
komisi
pemilihanyang
independen,komisi
hak asasi manusia, dan komisi22.
Demokrasi
dalam
Pemeritrtahan danKebijakan
publik
Demokasi
secaraetimologi
berasal dari bahasayunani,
yakni Demoklatia.Demokasi berarti mengandung makna suatu sistem
politik
dimana rakyat memegangkekuasaan tertinggi, bukan kekuasaan oleh raja atau kaum bangsawan.
Pemilu sebagai salah satu
wujud
demokrasi merupaka[ salah satu kebijakanyang
diambil
oleh pemerintah danlegislatif. Menuut
palazzolo (2005), salah satucai:a untuk mengukur kapasitas pemilu adalah menentukan atau menetapkan regulasi
ltng
memenuhi standar-standar teknis pemungutan suaraya[g
mengakomodir hak-hak masyarakat sebagai pemilih.Tilly (2007)
menyatakan, terdapat4
(empat)
pemahamanpublik
akandemokasi.
Keempat
pgmahamanitu
berdampak pada perbedaanpenafsinn
danimplementasi pemerintah
suatu
negara
dalam
mengadopsikonsep
demokasi,Keempat
definisi
mengenai
demokasi
itu
terdiri
atas
:
Demokasi
secaraKonstitusional (constitutional):
Demokasi
secara Substantif
(substafifue);Demokasi
secara Prosedural (procedurol); dan Demokmsi secara Orientasi proses Q)rocess-oriented).Titik
perhatian pada pemilihan umumini
krusial, oleh sebab lewat prosedur teNebut perubahatkebijakar
dan personil pemerintahaa akanterjadi.
Jika prosedurpemilihan umum tidak mengandung nuansa kompetitif, penganut aliran procedural
ini
menganggap suatu negam tidaklah demokmtis.
Ini
misalnya terjadi di pemilu_pernilu Iadonesia era Orde Baru. Pemilu-pemilu yang terjadi tidaklah komperitif oleh sebab legaraikut
serta dalam pemilu lerrat salah satu kontestannya.Suatu organisasi bemarna Freedom House mengkategorikan, prosedur dari
sratu demohasi
adalah
:
Sistem
politik
multipartai yang
kompetitif; Hak pilih
universal bagi orang-orang dewasa; Adanya pemilu periodik yang mengandung asas
langsung
umum, bebas, dan rahasia; dan Warganegara dapat mengakses informasiProblem utama yang kerap muncul dalam
suatudemolcasi
adalah peran negara.Cukup
banyak negara yang termasuk demolcatis, menurut salah satu darikeempat penge.tian tersebut,
yang
monemui hanbatan dalam
menjalankan pernerintahannya.Di
jaman modem sekarangini,
hampir semua negara mengklaimm€njadi penganut paham demokrasi. seperti diketahui dari penelitian Peaslee (1950: 8), dari 83
UUD
negara-
negara yang diperbandingkannya, terdapat 74 negaruyang
konstitusinya secara resmi menganut prinsip kedaulatan mkyat (90 pe$en).23.
PemilihatrUmum
sebagaiWujud
DemokrasiPenyelelggaraan
NegaraSebuah pertanyaan diajukan oleh Surbakti (2008: 9-10) mengenai
demokasi
yang
dipilih me[jadi
salah satupilar
penyelenggaraannegara.
Menurutnya, jawabanatas pertanyaan
ini
membawakita
pada apa dan di mana letak pentingnya demokrasisebagai suatu sistem p olitik, Pertqma, demokasi mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum
otokBt
yang kejam danlicik
Kedua,demokasi
menjamin sejumlah hak asasibagi warga negar4 yang
tidak
diberikan
oleh
sistem-sistemyang
tidak
demokratik.
Ketiga,
dernolaasi menjamin kebebasanpribadi
yang lebih luas
bagiwarga
negara dadpadaaltematif
lain
yang
memungkinkar
Keempat, demokra"simembanlu
orang untuk
melindungi
kepentinganpokok
mereka.Kelittlq,
hanyapemerintahan yang
demokatik
yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besamyabagi warga
negarauntuk
menggunakan k€bebasan menentukan nasibnya sendiri,yaitu hidup dibawah hukum yang mereka
pilih
sendiri. Keenam, hanya pemerintahandernokatik
yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besamya untuk menjalankanunggungjawab
moral,
temasuk
akuntabilitas pemegang kekuasaan kePada rakyatyang menjadi
konsituten.Ketujuh,
demoktasi membantu perkemba[gan manusialebih
total
daripada
altematif
lain
yang memungkinkan.
Kedelapan,
hnya
p€rnerintah yang
demokatik
yang dapal membantu perkembangan kadar persamaanddak
pernah berpe.ang
satu
sama
lain.
Kesepuluh,
negara-negam denganp<merintahan
yang demokatik
cenderunglgbih
makmur
daripada negara-negaradagan
pemerintahan yang tidakdemokatik'
Pemilihan
umrlm
adalah
sarana
pelaksanaankedaulatan
rakyat
yangdilsksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasi4
jujur,
danadil
dalam Negara KesatuanRepublik
lndonesia berdasarkan Pancasiladan
UndangUndang
DasarlicTard Republik hdonesia Tahun 1945 (Pasal
I
angkaI
Undang-undangNomor
l0
Tahun 2008). Pemilihan umum yang telah diselenggarakan
di
Indonesiaterdiri
atasriga
jenis, yaitu
(l)
PemilihanUmum
Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kot4(2)
Pemilihan Umum Presiden danWakil
Presiden; dan (3)Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
Wakil
Kepala Daemh'Pemilihan umum menului
pe6pektif kontrol
rakyat
merupakan komunikasipolirik
atauaktivitas
penyampaian pesan (nessages) untukmemilih
pemerintahan' bokan untuk mengomunikasikan kebijakan atau memberikan mandat untuk membuat lrogr-am tertentu.Menurut
Supriyanto
QOOT|23)
dalam
pengantamya, terdapat sejumlahgndar
yang dikenal secaraintenasional,
yang menjaditolok
ukurdemokatis
atautllak
demokratisnya sebuahpemilu.
Standar intemasionalini
menjadi syalat minimalbagi kerangka hul,:um untuk menjamin pemilu yang
demokalis'
Mengutip gagasanfuiIDEA
(I
stitutefor
Denoctacy
dnd Electoral Assislance)' tetdapat indikator darissndar
intemasioral yang meliputi 15 (lima
belas)
aspek,yaitu:
Pen]'usunankerargka hukum;
Pemilihar
sistem pemilu; Penetapan daerah pemilihan; Hak untukursrnilih
dandipilih;
Badan penyelenggarapemilu;
Pendaffaranpernilih
dan daftar p€ddlih; Akses kertas suara bagi partaipolitik
dan kandidat; Kampanye pemilu yangdernokratis;
Akes
ke
media
dan
kebebasan berekspresi; Pembiayaan
danp.ngeluaran; Pemungutan suara; Penghitungan dan rekapitulasi suara; Peranan
wakil
pdtai
dankandidat;
Pemantauanpemilu;
dan Penataan dan penegakan peraturan perniluKelima
belas aspek tersebut salingterkait
dan secara bersama-sama rnenjadifaktor
penentu tersel€nggaranyapemilu
yangdemokatis.
Dengan demikian,jika
aerdapat satu aspek yang berjalan
kuang
baik, maka halitu
akan memengaruhiaspek-aspek yang lain, sehingga secara keseluruhan akan berdampak pada kualitas pemilu.
Salah satu
pendekatanuntuk
menunjukkanrelevansi
demokasi
dengaur pemilihan umum adalah melihat demokrasi dari segi lingkup dan intensitas partisipasier'arga negam dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik.
pendekatanini
membedakan status demokrasi pada empattingkat yang berbed4 yaitu
demokasipmsedural, demokrasi agegatif, demokasi deliberatif, dan demokrasi partisipatoris.
2-4. Peuyelenggara Pemilu yang
Demokratis
Setiap lembaga
atau
organisasi,
dalam aktivitas
kesehariannya untuk p€ncapaian tujuan lembaga atau organisasi mengandalkan pada kineda karyawan ataupegawai.
Padakondisi
ini,
maka
sebuah lembagaatau
organisasi diharapkanmemiliki
sumber daya-sumber daya yanghandal.
Surnber daya dimaksud tentu sajater*ait
dengan sumber daya manusia dan pendukungnya.Komisi pemilihan
UmumffPLI)
merupakan sebuah lembaga negam yang dalam aktivitasnya helibatkan unsur independen dalarn keanggotaanKIU
danKPIID
s€rta p€gawailegeri sipil
dalamstrultur
organisasi kesekretariatannya.Dalam
menyelenggarakanaktivitas
organisasinyasebagai
Penyelenggara Pemilu,KPU
menerapkan 12 (dua belas) asas,yaitu:
mandiri,jujur,
adil,
kepastianhukum,
tertib
penyelenggara
pemilu,
kepentingan
umum,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, danefeklivitas.
Kedua belas asas tersebut melengkapi kedudukandan
susunan organisasiLPU
yang
bersifat nasional, t€tap, danmandiri.
Sifat nasional, dalam halini
mengandung makna bahwa10
KPU secara
stuktural
berjenjang atauhirarkis.
Hal ini menjadi landasan dibentuknyaKPU P.ovinsi dan KPU Kabupater/kota.
Untuk
penatala.ksanaan organisasiKpU
disusunlahtata kerja yang
berupa p€ngaturan uraian tugas dan mekanismekerja
organisasiyang meliputi
penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggung;awaban kerja, yang berlakuuntuk
Pemilu Anggota DpR,DpD,
DPRD, danpemilu
presiden danWakil Prcsiden, serta Pemilihan Kepala Daerah (pilkada).
Beberapa asas dan prinsip penyelenggaraan pemilu yang
demohatis,
tertuang dalam pbrundang-undangan dan regulasiKpU,
penjabaran asasdemokasi
tarnpakdalam
visi
dan
misi
KPU.
Dalam
visi KpU
lercantum bahwavisi
KpU
adalahter*ujudnya Komisi
Pemilihan Umum sebagai penyelenggara pemilihan Umum yangmemiliki
integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptaoyademokasi
Indonesia yangberkualiks
berdasarkan pancasila danUUD
1945 dalam wadah Negara KesatuanRepublik
lndonesia. Visi
tersebut, selanjutnya diperkuat pula dengan adanya misiKpU,
yaitu :l.
Membangun lembaga penyelenggara pemilihanUmum
yangmemiliki
kompetensi,
kedibilitas dan
kapabilitas dalam
menyelenggarakanPemilihan Umum;
2.
Menyelenggarakan PemilihanUmum untuk memilih Anggota
DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Dae.ah,
Dewan
perwakilan11
Wakil
Kepala Daerah secara langsung, urnum, bebas, rahasi4jujur,
adil, akuntabel, edukatif dan beradab;3.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien danefellif;
4.
Melayani
dan memperlahrkan setiap peserta PemilihanUmum
secaraadil
dan
setara, seda menegakkan peraturan PemilihanUmum
secarakonsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5.
M€ningkatkan kesadaranpolitik
rakyat untuk berpaftisipasiaLtif
dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyaratat Indonesia yangdemokmtis,
Jika
pada proses persiapanPemilu
Tahun 2004, kelembagaanKpU
diaturdalam UU
No.l2
Tahun 2003, maka untuk persiapan Pemilu 2009 k€lembagaanKpU
setagai
penyelenggara
ditetapkan
melalui
Ltu
No.22
Tahun
2007
tentang PenyelenggaraPemilu.
PenrbahanUU
ini
berimplikasi
pada berubahnyajumlah
petsonil
KPU.
Untuk keahggotaan KPU berjumlah 7 orang sedangkanKpU provinsi
da
KPU Kabupaten/kota berjumlah 5 omng.Unft
< penatalaksanaan organisasiKPU
disusunlahtata
ke{a
yang
berupap.ogaturan uraian tugas dan mekanisme
kerja
organisasi yangmeliputi
penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban kerja,1)
-ia!g
berlakuuntuk
Pemilu Anggota DPR,DPD,
DPRD, danPemilu
Presiden dani\
akil Presiden, serta Pilkada.Secara
hi.arkis, KPU
sebagai penyelenggara Pemilumemiliki
karaktedstikiepemimpinan dan
budaya organisasitersendiri. Hal
ini
menjadi
sesuatu yangmenarik
untuk
dijadikan
sebuahkajian
ilmiah.
Kepemimpinandalam
kebiiakan:eriadi
manakalaindividu
atau kelompok
memusatkan perhatianpada issu
atau:rasalah
dan
mengangkatnyake
agendapublik,
mendorong terciptanya aksi-aksisolaboratif dan terpusat
oleh
para stakeholderuntuk
mengatasi issu tersebut, dannenjalankan
aksiaksi
berkesinambungan
dalam
implementasinya.
Seorangsrnimpin
kebijakan dalam konteks kebijakan publik terkait adalah orang yang dapatienstimulasi
aksi-aksikolektif
terhadap sasaran tertentu manakalatidak
ada satu:rilnsi
atau
kewenanganhukum
lainnya yang
memiliki
kekuatan
sumberdaya, :€ngaruh, atau kewenangan ]1angmemadai-urttuk
menetapkan solusi umumnya.Terkait
dengan penyelenggarapemilu,
Birch
(2007:
2)
menuliskan bahwa&Jarn penglitiannya mengenai kecenderungan sistem penyelenggara
pemilu
yangj:berlakukan di 24 negara pecahan
Uni
Sovyet, maka mengutip Lopez-Pintor (2000),Birch menyajikan data
bahwa
53 persen penyelenggarapemilu
adalah merupakanrefnbaga ifldependen, 20 persen dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara,
can 27 persen dilaksanakan oleh pemerintah namun
di
bawah pengawasan lembaga13
berdasarkan temuannya, pemilu yang diselenggarakan oleh lembaga indgpenden jauh
lebih menghasilkan pemilu
yangjujur
dan adil,Mengenai penyelenggara pemilu yang
efektif
dandemokatis,
Baxter (1997:l-13)
mengajukantiga
prasyarat untuk memenuhikiteria
pemilu
yangefektif
dandemokatis,
yaitu
idependensi, imparsial, dankompetensi
penyelenggara pemilu.Dijelaskan.oleh
Bfiter
bahwa komisi pemilihan umum terbagi ke dalam 2tipe.
Tpe p.ertama adalahKPU
yang
dirancang sebagai organisasidi
narnaKPU
bertindaksebagai
pembuat
atau
pen]'usun kebijakan
yang
secaraadministratif
memiliki
kelnatan
dukungan
sumberdaya
dari
para
pegawai.
Tipe
kedua
adalahpua
penyelenggara
pemilu
yang
secaraaldif
dalam
kesebadannyabertindak
sebagai pelaksana administmsi kepemiluan. Berdasarkan pada penelitiannya terkait pemilu diAiiika,
Ba{er
mengidentifikasi bahwa dalam tahapanpemilu
selalu saja terdapat c€lah yang memungkinkan pemilu terselenggara secaratidak demokatis
dan tidakefektif.
Berangkat dari temuan-temuan penelitiannya, makaBa\ter
mengajukan tiga karakteristik fundamentalyang
berbasis pada sistem manajemen penyelenggaraan pemilu.Menelusuri tiga karakteristik fundamental pemilu yang
demokatis
danefeLlif
nenurut
Ba{ter
(1997: 1-13), maka gagasan tersebut terdiri dari:a.
Independensi (Independence):yaitu
kebebasan penyelengga.apemilu
untuk bebasbertindak dan
melakukantindakan
yang
bemsas pada kepentingan74
b.
pemilih (roleru) dan
bukan
berdasarkanpada
kepentinganpartai
ataupun kaodidattertentu.
Karakteristikini
bertujuanultuk
membangun kepercayaan sehingga semua unsur dapat menghargai (respecl) proses dan hasil (result) pemilu.Imparsialitas
(inpafiiality):
serupa dengan
independensi,
kara.Lleristikimparsial
juga
be(ujuan
untuk
menumbuhkan kepercayaan
terhadap penyelenggarapemilu.
Secaraumum,
penyelenggarapemilu
selayaknyaterdiri
dad
individu yang
menjunjung
tinggi
prinsip
imparsial
sehingga mereka dapat berlakuadil
dan mernberikan keseimbangan&esetaraan. Untukmemperoleh kepercayaan
dari parpol
maupun
masyarakat, penyelenggarapemilu
harus
menempkan hukum dan
regulasi
secarakonsisten
danterkendali.
Agar setiap tahapan pemilu berjalan dengan prinsip imparsial, maka prosedur
setiap
tahapanharus
disampaikan secaratmnspa.an
kepadapalpol
dan
publil/masyarakat-Kompetensi
(co
pelence)i sebuah lembaga penyelenggara yang independen dan imparsialtidak
akan bermaknajika
masih terdapatpemilih
yang tidak terdaftar, lolosnya kandidaVcalon yangtidak
berkualilas, tidak terlaksananya pelatihan teknis pemilu, ataupun pemungutan suara yang bergeser dari jadwal.Masyarakat
dan parpol
harus dapat
menjadi
saksi bahwa
penyelenggarapemilu
memiliki
kapabilitas unhrk
melaksanakantugas
dan
tanggungjawabnya.
Pelaksanaantahapal
pemilu yangtidak
sesuai jadwal,15
dan kebingungan dalam pelaksanaan tugas operasional oleh para pegawai
di
KPU,
rendahnya komunikasi dan dialog antara penyelenggara pemilu dengan parpol danmedia,
ataupun hal-hal lainnya yang kurang terorganisir dan tidakdikomunikasikan
dengan
baik oleh
penyelenggara
pemilu,
dapat menimbulkan ketidekefektivan kinerja penyelenggara pemilu.Lebih
jauh
lagi, Baxte. (1997t
1-13) secaraimplisit
memberikan beberapabatasan
yang
rnelingL:upiketiga indikator,
yaitu
independensi, imparsialitas, dankompetensi.
l)
Fokus IndependenBaxler (1997)
memberikan
batasanbahwa
independensi penyelenggarapemilu
seharusnya: bebasdari
campur tangan kekuasaan pemerintah/elitpolitik
dalam
pembentukannya; keanggotaannyatidak
melibatkan individu yangterlibat
dengan panaipolitik;
lembaga penyelenggara pemilumemiliki
shuktur
yarg
berjenjang/adadi
setiap tingkatan; dan keanggotaannya terbukapada keragaman latar belakang pekerjaan.
Fokus Imparcial
Ada
dua
aspek menurut
B,lxter
(l99jt
11-12) yang
terkait
denganimparsialitas penyelenggara
pemilu,
yaitu:
menerapkanhukum dan
aturanpemilukada secara
adil
dan merata kepada pesefa pemilukada dan konstituen pemilukada; serta memperlakukan peserta pemilukada dan masyarakat setaradan tidak berpihak kepada unsur alau golongan teftentu.
16
3)
Fokus KompetensiBaxter
(1997:
12-13) menekankan bahwa kompetensi peryelenggara pemiluyang demokratis dan
efektif
mensyaratkan: terlaksananya pelatihan-pelatihanteknis
bagi
penyelenggarapemilukada; adanya
informasi
bagi
publik
mengenai tahapan pemilukada dan sistem pemilukada; tersedianya pendidikan
pemilih terkait teknis pemilukada yang ditujukan kepada masyarakat sebagai
pemilih;
dan
secara
berkala dilakukan
pelaporan
mengenai
tahapan pemilukada,25.
Studi PendahuluanUntuk
mendukung pelaksanaan
penelitiao
mengenai
demokmtisasi penyelenggaraan pemilukadadi
Gowa tahun 2010 tersebut, makatelah
dilakukans
di pendahuluan. Mengingat bahwa objek penelitianini
adalah pada peristilva yangrelah
tedadi
Q)ostfaclut
t),
maka studi yang dilakukan
adalahstudi
dokurtenterberdasarkan dokumentasi yang menjadi arsip KPU Gowa dan KPU
Sulsel.
Selain itu,pengalaman personal
peneliti
selama bekerja sebagai salah satu komisionerKpU
Gowa sejak
tahun
2003-2010menjadi
salah satupiranti Hal
ini
sejalan dengan p€ndangan Denzin danLincoln
(2009:4971
yang memasukkan metode pengalamanpcrsonal sebagai
salah satu
metode pengumpulan dataempiris dalam
penelitiankualitatif.
Menurutnya, pengalarnan personal merefleksikan ide, gagasan, dan makna pengalamanindividu
tertentu pada situasikekinian.
Jika pengalaman saling terkait,17
2.6.
Penelitian Terdahulu
yang ReleyanDari
penelusuran dokumentasihasil-hasil penelitian
yangtelah
dilakukan sebelumnya yang berfokus panda demokrasi dan pemilu,peneliti
menemukan salahsatu penelitian yang relevan
terkait
dengan demokasi danpemilu.
Hasil
penelitianyang dalam
pandanganpeneliti
cukup relevan
dengan
lokus
demokatisasi penyelenggarapemilu yang peneliti
kaji
adalah disertasi
yang
disusun
oleh Munandar(2011).
Disertasi Munandar tersebutberjudul
"Antara Jemaah dan PartaiPolitik:
Dinamika Habitus Kader
PartaiKeadilan
Sejahteradalam Arena Politik
Indonesia Pasca
Pemilu
2004.
Disefiasi
ini
merupakanhasil
penelitiankualitatif
dengan
ragam
studi
kasus
yang
mengidentifikasi
polapengelompokkan/faksionalisasi
yang ada
di
PKS,
sekaligrs
menggambarkanbagaimana kelompok-kelompok/faksi-faksi tersebut bekerja dalam dinamika intemal
PKS, khususnya pasca Pemilu 2004.
Sebuah
hasil
penelitian lainnya yang
juga
menarik
dan
relevan
denganpenelitian
ini
adalah
yang dilakukan oleh Huda (2011) yang berfokus
pada pelanggaran Pemilukada.Huda(2011)
menuliskan hasil penelitiannya denganjudul
'Pola
Pelanggamn Pemilukada
dan
PerluasanKeadilan
Substantif.
Dalampenelitiamya tersebut, Huda menemukan bahwa Pola pelanggaran Pemilukada secara
langsung dan
praktik
MK
dalam mengadili perselisihan hasil Pemikukada mengalami perkembangan pesat.Pemilihan umum
sebagaiobjek
kajianjuga
dilakukan oleh
Hakim
(2012)18
Indonesia pada
Era Reformasi".
PenelitianHakim
tersebut membahas mengenaipembentukan perudang-undangan yang berkaitan dengan
pemilihan
umum denganfocus
pembahasanpanda
penyelenggaraPemilu,
pesertap€milu,
dan
systempemilihan
pandaera
reformasi. Dalam
pembahasannya,dilengkapi
pula
dengankajian
mendalam mengenai implementasi berbagai peraturan pelundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggara pemilu, peseria pemilu, dan system pemilihan.Terdapat
lima
kesimpulan sebagai temuan dalam penelitianHakim
(2012),yaitu:
l)
Politik
hukum dalam pembentukan hukum te.ltait pemilihan umum belum berbasis pada demokrasi dan perbaikansystenl
melainkanlebih
didasari pada kepentilganPartai
politik
belakaf
2)
Terdapat
metamorphosis penyelenggaraPemilu;
3) Persyaratan pesertap9milu yang
semakin
ketat;
4)
Sistem proporsional
yang berkembang; dan 5) Ambang batas yang berubah.2.7.
KerangkaKonseptual
Untuk
mengkaji demohatisasi
dan
efeklivitas
kinerja
penyelenggara Pemilukada Gowatahu!
2010 maka digunakan gagasandari
Baxter (1997) yangmengajukan
tiga
pmsyarat
untuk
memenuhi
hiteria
pemilu yang efektif
dandemokratis,
yaitu
idependensi, imparsial, dan kompetensi penyelenggara pemilu.Indenpendensi bermakna bahwa
komisi
pemilihan
[mum tidak
terpengaruh ataudipengamhi
oleh kekuatan /tekuasaanpolitik,
imparsial bermaknabahwa
komisipemilihan
umum
melaksaoakandan
menerapkanhukum
secaraadil
dan
tidak memihak atau menguntungkansalah
satu pesertapemilu,
sedangkan kompetensiBAB
3TUJUAN DAN MANF'AAT
PENELITIAN
3.1.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
bedujuanuntuk:
l)
Menganalisis independensiI(PU
Cowadalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan
wakil
kepala daerah tahun 2010 di Gowa;2)
Menganalisisimparsialitas KPU
Gowa dalampelaksanaan
pemilihankepala daerah dan
wakil
kepala daerah tahun 2010di
Gowa; dan3)
Menganalisiskompetensi KPU
Gowa dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah danwakil
kepala daerah tahun 2010 di Gowa.
Manfaat
penclitian
ini
dapatdipilah
menjadidu4
yaitu
(1)
secara teoritik,penelitian
ini
memberi informasi bagi ilmu administrasipublik
dalam kajian evaluasikebijakan
publik
khususnya kebijakanyang
mendukung pembangunan demokasirerkait pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah dan
wakil
kepala daemh dan (2)secara
praktis, penelitian
ini
memberikan
kontribusi
berupa
rekomenasi bagiperbaikan
kinerja
KPU
dan KPUD
s€bagai penyelenggaraPemilu untuk
dapat melaksanakao Pemilukada yang lebih demokatis.31.
Urgensi(Keutamaal)
PenelitiatrPenelitian
ini
merupakan penelitian eksplanatifkualitatif
yang menjelaskan fenomena,fakta
empirik
secarakompehensif,
dan penjelasan/eksplanasi terhadap22
fakta yang
melihat
implementasikebijakan
Pemilukadayang
dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemilu.Penelitian
ini
sangatugen
dilakukan karena beberapa hal sebagai berikut :l.
Melalui penelitianini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi kajianilmu
administrasi
publik
khususnya yang berhubungan dengan kebijakan demokrasidan kebijakan pemilu.
2.
Sampai saat ini,jumlah
studi tentang ahalisis kebijakanpublik
terkait Pemilu,demokrasi,
dan
kebijakanpolitik
masih
sangat terbatas sehingga diperlukan untuk mengkaji sebuah kebijakan dan implementasinya.3-
Implementasi kebijakan pemilu belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan regulasi Pemilu dan masih banyaknyatindakan
olehKPU/KIUD
yang tidakindependen,
impaniat,
dan
tidak profesional.
Sehinggahasil
penelitianini
dapat menjadi
rekomendasi
penting
untuk
psnyempumaam
sistempemildpemilukada.
Penelitian
ini
menjadi penopangutama
dalam penyelesaian disertasi untuk programdoctoral dalam
bidangIlmu
Administrasi
Publik
yangpeneliti
sedangtekuni.
Penelitianini
sangat dihampkan dapat menyelesaikan kendala teknis terkaitpenyelesaian srudi doktoral peneliti.
Luaran dari penelitian disertasi
doktor
ini
adalah: disertasi yang mendapatkan persetujuanpenbimbing
danpublikasi
ilrniah padajrmal
intemasional.
Selain itu, diharapkanpula
agar
hasil
penelitian
ini
dapat
disosialisasikanmelalui
seminar23
nasional
yang
membelikan kontribusi pemikiran barubagi
mahasiswa mengenatBAB
4METODE PENOLITIAN
{.1.
Jenis
danPendekatan
PenelitiatrPenelitian
dimaksudkanuntuk
menggali
berbagaidata
seoa€
mendalammengenai demokatisasi penyelenggaraan pemilihan
kepala daerah dan
wakil
kepaladaerah tahun
2010
Bedasarkan karakteristikpenelitian
te$ebut
maka pendekatanyang digunakan dalam penelitian
ini
adalah €ksplanatifkualitatif'
Penelitian
ini
m€nggunakan pendekatan studi kasus(case
study\'
Fathoni(2006: 99) menjelaskan bahwa studi kasus
berati
penelitian teftadap suatu kejadian
atau
peristiwa yang
mengandung masalah atauperkara'
sehinggaperlu
ditelaahkemudiandicarikancarapenanggulangannya'antaralainmelaluipenelitian.Kasus
dalampenelitiankualitatifdapatberupaindividu,program,institusi,ataukelompok
(Patton dalarn Ahmadi,
2005:35).
Terkait
denganpenelitian Pemilukada
di
Gowaini.
sebagaimana digambarkan pada latar belakangbahwa Gowa merupakan salah
satu daerah penyelenggara pemilukada yang menghadapi
gugatan
hukum
di MK'
SelaingugatanMK'masalahlainyangdihadapipenyelenggaraPemilukadadiGowa
adalah Sidang Dewan Kehormat'an
KPU
sebagaitindak lanjut
gugatan dan laporanmasyarakat mengenai indikasi adanya pelanggaran Kode
25
4.2.
Lokrsi
Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi penerapan
prinsip demokasi
ini
s€cara mendalam diupayakan menemukan berbagai data mengenai demokrutisasipenyel€nggaraan
pemilihan
kepala dae.ahdan
wakil
kepala daerahtahun
2010.Irkasi
penelitian adatahdi
kabupatenGow4
dengan objeknyayaitu
penyelenggara Pemilukada2010
yaitu
KIU
Gowa. Denganobjek
penelitianKpU
Gowa,
maka ditetapkan bahwalokasi
pengambilan data berfokus padaKpU Cow4
baik
unsurkomisioner
maupun sekr€tariatKPU
Gowa para periode
2008-2013.,
Lembagapenyelenggara
ini
beralamat
di
Jl.A.Mallombassang
No.69
Sungguminasa, Kabupaten Gowa.43.
SumberData
Terkait
dengan
kinerja
kepemiluan,
maka subjek penelitian
ini
adalah lembaga yang merupakan penyelenggarapemilu.
Lembaga dimaksud,yaitu
KpU
Gowa dan struktur jajaran kerja yang ada pada tingkatan
di
bawahnya,.
Lembaga tersebut, yaitu:a.
Komisi
Pemilihan Umum
(KPU)
Cowa, yang
merupakan penyelenggarapemilukada
2010.
Lembagaini
bertanggungjawab untuk
mengorganisir,merencanakan, mengelola,
melaksanakan,dan
mengevaluasi
pelaksanaan pemilukada 2010 di kabupaten Gowa.26
b.
Panitia Pemilihan
Kecamatan
@pK),
sebagai
penyelenggaradi
tingkat kecamatanyang
membantuKpU
Gowa
dalam
memperlancar pelaksanaan pemilukada Gowa 2010.c.
Panitia Pemungutan Suara (PpS), yang merupakan penyelenggara pemilukadadi
tingkat
desa
atau
kelumhan
yang
bertugas
melaksanakan
pemilukada berdasarkan peraturan yang ditetapkan olehKpU.
d.
Kelompok
Pelaksana Pemungutan Suara(KppS),
yang
befanggung jawabmelaksanakan
pemungutan
dan
penghitungan
suara
di
tingkat
tempatpemungutar suara (TPS).
Untuk
memenuhi kecukupandan
keterpenuhan data dalampenelitian ini,
maka
dilakukan
pengumpulandan
komparasi data
dai
12 (dua
belas)
orangiJDfotma.l (informan), yang
tediri
dari:l.
I
(satu) orang mantan ketuaKpU
Cowa periode 200g-2010.2.
I
(satu) orang mantan ketuaKpU
Gowa periode 2003-2008,3.
I
(satu) orang mantan Kasubag pada SeketariatKpU
Gowa.4.
I
(satu)orang
mantanAnggota
panwaslukada Gowa2010
yang membidangi Pelaporan dan Pengawasan pelanggaran pemilukada.Masing-masing
I
(satu) orang mantan anggotappK
danpps
dari 2 kecamatan.2
(dua) orangdari mantan tim
pemenangan pasangan calon kepala daerah danwakil
kepala
daerah.
Representasitim
pemenangterdiri
dari
I
orang tim
pemenang dari pasangan calon yang diusung oleh partai
polilik
danI
orangtim
pemenang dari pasangan calon perseorangan (independen).
5.
-F+:r.6r:fsanrEi
7.
I
(satu) orang akrivisLSM
peserta seleksi KpU tahun 2008.8.
I
(satu) omng tokoh masyarakat kabupateri Crowa.4.4.
Fohs
Masdah perclitiatr drn
Deskripsi FokusFokus Independen
a)
Bebas,dari
campur tangan
keluasaan pemerintah/elit
politik
dalampembettukannya
b)
Tidak terlibat d€ngar parrailrolitik
onpartisarc)
Memiliki
struktur yang be{enjang/ada di setiap tingkatand)
Keaoggotaannya terbuka pada keragaman latar belakang pekerjaan @NSDepdag.i, Akademisi,
dll)
Fokus Imparsiat
a)
Menerapkanhukum
dan aturanpenilukada
secamadil
dan memta kepadapes€rta pemilukada dan konstituen pemilukada
b)
Memperlakukan pes€rta pemilukada dan masyarakat setara dan tidak berpihakkepada unsw atau golongan tertentu
Fokus Kompetensi
2a
Adanya informasi
bagi
publik
mengenai tahapan pemilukadadan
sistempemilukada
Tersedianya
pendidikan
pemilih
terkait toknis
pemilukadayang
ditujukankepada masyarakat sebagai
pemilih
Secara berkala dilakukan pelaporan mengenai tahapan pemilukada
4.5,
Instrumen
Penjariog Data
Instrumed
kunci
dalam penelirianini
adalahpeneliti
sendiri.
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka instrument penjaring dataditentukan dengan
menetapkanacuan waw.lncara terbuka
dan
kisi-kisi
untukpelaksanaan
Focus Group
Discussion
(FGD).
Alat-alat
yang
digunakan untukmenjaring
data adalahalat
perekarn(tape
rccorder),
catata\,dan
kamgra untuk pengambilan foto.4.6.
Teknik Petrjaritrgar
dan petrgabsaharData
Berdasarkan permasalahan
yang diteliti
maka dalam pengumpulan data daninformasi
yang
dibutuhkan,peneliti
menggunakan beberapateknik
pengumpulandata berikut
ini.
b)
c)
29
1. Observasi
Peneliti telah bekerja pada kantor
KpU
Gowa sejaktahun 2003_2010, Keterlibatan
sebagai anggota
KpU
Gowa selama tujuhtahun teNebut, menjadikan peneliti telah
menjalani,
mengaahui,
dan memahamifokus
penelitian denganbaik.
peneliti dapat secara terbuka memaparkan permasarahandan peristiwa
khusustefkait
Pemilukada
Gowa tahun 2010 yang
dapat mengarah pada
autocritic
tfrhadap lembaga penyelenggara di kabupaten.Disadari oleh peneliti
bahwa observasi dalarn pengertian pengamatan dengan pencatatan langsung
(on the
spot) atas peristiwa penelitiantidak
munSkin ragidilakukan karena pemilukada
di
Gowa telah
selesai. Untuk
membantu peneliti,maka
akurasi dan kerengkapanarsip-arsip
dan dokumentasi pemilukada Gowatahun
2010 yang
masih terjaga denganbaib
sehingga
masih
dapatdilalq*an
pengumpulan data dengan teknik dokumentasi.2.
Pengalaman personalPeneliti seca.a personal
memiliki
pengalaman beke4a selama 7(tujuh) tahun
pada lembaga yang menjadi objek
penelitian.
selama
7
tahun tersebur peneritimenduduki
jababn
KetuaDivisi
SosialisasiInformasi
dan pendidikanpemilih
(sejak tahun
2003-200g) dan seranjutnya menjabat sebagai Kepara
Divisi reknis
PenyelenggaraanPemilu
(tahun2003-2010).
l
30
Denzin dan
Lincoln
(2009t 49'1) yang memasukkan metode pengalaman personalsebagai salah satu metode pengumpulan data empiris dalam p€nelitian kualitatif.
Menurutnya,
pengalamanpersonal m€refleksikan
ide,
gagasan,dan
makna pengalamanindividu
tertentu pada situasi
kekinian.
Jika
pengalaman salingterkait, maka memahaminya berfungsi sebagai sebuah rentetan kisah.
3, Warvancara
Metode wawancara mendalall:' (indepth
interview)
digu]€lkai
dalam
penelitianini.
Datayang
diperolehmelalui
wawancarayaitu
mengenai: Tata cara teknis penyelenggaraan yang disusunKPU
Gowa melalui berbagai regulasi pemilukada; Mekanisme sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan selama pelaksanaanpemilukada; Tata cara pe.€krutan tenaga pelaksana dan penyelenggara peilukada
mulai
dari
tingkat
kecamalan,
desa&elurahan,dan
TpS;
Langkah-langkahantisipatif
yang dilakukanKPU
Gowa ketikaterjadi
permasalahan teknis dalam penyelenggaraanpemilukada;
Sistemkoodinasi,
pengawasan, dad pemantauanpenyelenggaraan
pemilukada;
dan
Dukungan
pemerintah
terhadap penyelenggaraan pemilukada.Alat
bantu atau
perlengkapan wawancaxayang
digunakan
ydtr
taperearder,
ballpoin,
pensil,
blncknote,stopfiap
plastik"daftar
pertanyaan, dan daftarinforman-31
4.
DokumentasiTeknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi
ini
berupa pengumpulan datadokument€r, bahan-bahan
visual,
dan penelusuran dataon
line.
Seoara delailbahan dokumenter
yang
dijadikan
sumberinformasi
terbagi beberapa macam,yaitu:
Surat-surat, buku-buku atau catatan harian, memorial;Klipping!
Dokumendui
stakeholderKPU
Gowq
baik dari
kantor pemerintah maupunpihak
swasta yang melakukan kerja sama denganKpU
Gowa selama tahapan pemilukada; Datadisewet dan Jlashdisk:
dat
Dat^tercimpan dl webjite.
5.
Focus Group Discussion(FGD)
FGD berlangsung dalam 2 (dua)
sesi.
Sesi pertama untuk memperoleh data daninformasi
mengenai regulasipemilukada.
Untuk mencapai tujuanFGD
sesipertama
ini,
maka peserta berasal dari kelompok masyarakat yangterdidik.
padasesi kedua
diperoleh informasi
mengenaiteknis
penyelenggaraan pemilukada, sehingga peserta yanghadir
adalahkelonpok
masyamkat yang menjadipemilih
pada Pemilukada 2010
di
Gowa.peneliti
menggunakan jasaLSM
BarugaCipt4
yaitu
sebuahLSM di
kabupatencowa,
yang telah cukup berpengalaman dalam melakukan pendampingan di masyarakat dan menguasai teknik pelaksanaan FGD.Pihak-pihak
yang
dilibatkan dalam
FGD
adalah
pam
stakeholderPemilukad4
meliputi:
Unsur
KpU
Gowa;
ppK;
mantan
panwaslukada;32
awam,
dan
masyarakat berkebutuhankhusus.
Segmentasi pesertaFGD
ini
ditindaklanjuti dalam dua kali kegiatan FGD.4.7.
Teknik
AnalisisData
Mengacu
pada
tahapanyang
disebutkanoleh Bungin
(2007:144), makadalam penelitian
ini
dilakukan tahapan analisis sebagai bedkut:.
a-
Datamengenai
sikap independen, Imparsial, dankompetensi
sebagai penyelenggam pemilukada diidentifikasi.b.
Selaojuhya identifikasi data
tersebut
dipilah
berdasarkankategori-kategod data. Kategorisasi dib,rat berdasarkan
deskipsi
fokus yang telah ditetapkan.c.
Kategorisasi datayang dibuat
selanjutnya
dit€lusuri dan
dijelaskankategorisasinya.
Misalnya
data-data
yang
melatari
sehinggadikategorisasikan sebagai fokus independensi penyelenggara pemilu.
d.
Setelah
ditelusuri dan
dijelaskan setiap kategori,
maka
dijelaskanhubungan-hubungannya. Sebagai
contoh,
deskripsi
struL:tur penyelenggara pemilukada dihubungkan dengan deskripsi komposisi da.nkialifi
kasi keanggotaan.e.
Hubungan-hubungandari
setiap kategorisasijuga
dilihat
sejauh manademokrasi dalam
pelayananpemilukada
sebagaisalah
satu
bentuk implementasi kebijakan publik.*rro.nifl",i"o"oro*
Beilhav
(2002:
?8)
menuliskan tentang Derrida dengan gagasan dekonstruksinyayang menegaskan bahwa
tidak
ada teksyang
dapat dipahami secaratotal
tanpamelibatkan signifikasi. Bahwa senantiasa ada sesuatu yang terabaikan, sebuah aspek
atau dimensi teks yang mengalami reduksi, terlewatkan, terberangus atau terdiamkan.
Gagasa!
ini
menyadarkankita
bahwa seharusnyakita
tetap terbuka dan responsifterhadap
'hal-hal
yanglain'
(othimess).
Keseluruhan data dalam penelitianini
bersumber
dari
teks-teks yang dikemukakan oleh para informan dan peserta FGD,juga
ditunjangoleh
sejumlah dokumenpemilukada.
Sebagai upaya merangkai danmensistematisasi data-data
yang
diperoleh,
maka data dalam
pembahasanini
dikaitkan dengan teori-teori tertentu.
Berdasarkan
tiga
fokus yang
dikaji dengan
pendalaman gagasan yang dikemukakan oleh Baxter (1997), maka pembahasan penelitian ini pun terkategorisasiberdasarkan
ketiga
fokus
penelitian,
yaitu
independensi,
imparsialilas,
dan kompetensi.5.1.
PeDer.apatrPrirsiplndependensi dalampeayelenggaraanpemilihan
Kepala Daerah dan
Wakil
K€pala Da€rah Gowa Tahun 2010Fokus
independensiKPU
Gowa
sebagai penyelenggarapemilukada
di35
campur tangan kel:uasaan pemerintah/elit
politik
dalam pembentukaonya;2)
Tidak terlibat dengan partaipolitikNonpartisan; 3)
Memiliki
struktur yang berjenjang/ada
di
setiap tingkatan; dan4)
Keanggotaannya terbuka pada keragaman ratar berakang
pekerjaan
(PNS
Depdagri, Akadernisi,
dan
jenis
pekerjaan
lainnya).
Keemparindikator tersebut dilihat penerapannya pada tingkatan seleksi
KpU
Gowa,KpU
danSeketariat
KpU
Gowa,ppK,
ppS, danKppS.
Sebagai pengantar pemahaman awal mengenai temuan
terkait
peneBpanprinsip
independensidalam
penyelenggaraan pemilukada tahun 2010 dikabupaten Gow4 dapat dilihatpadaTabel
5.Tabel
l.
Matriks
penerapar
pr.insip IndependensiPemilukada 2010 Oleh
KpU
Gowa,
,.IKATOR
L :ari
canpurbr
lekuasaanF--r3ll./etit
potitilb
hrLkannya
F
,.-g
dtmatsudllt
unsur-unsurln.'r-i
danhe.ya
harusfr :n
campurln
i]l
UrsumyaIE
<PUts
i-'*a
:r
pps,
danPEMBAIIASAN
Tim6el: (pasat 4 pKpU 1J2007)
.
Timsel dominanterdli
dari akademisi.Kornposisi tirFel:
4
akadembi, 1 tokohmasyalakal
.
Tims€l:dibentuk
tidak
menenuhiketerwakihn unsur. Fakta bahwa
tidak ada satupun
tnset
yang bera5al dadunsur
ptofesional.
Juga
tjdakmercpresentasikan
ketenlakilanpercmpuan.
.
Timsel yang diajukan oleh DPRDGo,,,ia
tkiak djlakukan metatui sidang paripuma, melainkan hngsung menjadi kewenangan pimpinan DPRD.
KPU Gowa:
.
Terdapat calon 10 besar KpU Gowa yangTimsel:
'
Eelum sepenuhnya bebas dari camour tangan elit pemedntah dan etit Doiilikkarena masih
tedapaurya iuasapeNona (persona/ pou€r) oleh elit
pemerintah
dan
kecenderunoantindakan
loneksi
potitik
(polAicai connedion)KPU Gowa:
'
Belum terbebas dari campur tangan elit pemerintah n elit polilik karenamasih terdapatnya k