• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA SKRIPSI"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FEBRIANTI NUR NIM 166411163111

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 0606

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q.S Al Insyirah : 1-8)

PERSEMBAHAN

Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan pada dua orang paling berharga dalam hidup saya. Hidup menjadi begitu mudah dan lancar ketika kita memiliki orang tua yang lebih memahami kita daripada diri kita

sendiri. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.

Saudara-saudaraku tersayang dan semua rekan-rekan seangkatanm yang telah membantu dan memberikan sara untuk kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,

(7)

vii

ABSTRAK

Febrianti Nur. 0606. Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

Skripsi.Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Abdul Rahman dan pembimbing II Ernawati.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Sungguminasa. (0) apakah terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa. (4) apakah terdapat pengaruh positif minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan sampel 11 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tahun ajaran 0606/0601 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen: (1) angket minat belajar, (0) angket kecerdasan emosional, (4) dan tes hasil belajar matematika. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan desain penelitian menggunakan analisis regresi linear ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) minat berpengaruh positif terhada hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf sisgnifikan 60666 6066 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (60311

00661,0), maka H6 ditolak dan H1 diterima. (0) kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf signifikan 60610 6066 dan nilai thitung lebih

besar dari ttabel (00164 00661,0), maka H6 ditolak dan H0 diterima. (4) minat dan

kecerdasan emosional secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf signifikan 60666 6066 dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (480343 401,), maka

H6 ditolak dan H1 diterima.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin. Segala puji hanya milik Allah Swt yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, dan menganugerahkan nikmat-Nya yang begitu banyak. Shalawat dan salam penulis sanjungkan ke hadirat nabi besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarga beliau yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan, dan Nabi Muhammad Saw yang diutus ke dunia untuk menjadi tauladan dan membawa

suatu perubahan, seorang revolusioner yang bertitel “Agent of change”. Semoga

keberkahan selalu bersama beliau.

Alhamdulillah dengan petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah selesai menyusun skripsi yang sangat sederhana ini untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana pada Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1Sungguminasa.”

Penulis menyadari bahwa tugas ini merupakan tugas yang amat berat. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa izin Allah SWT. Berbagai pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis peroleh, untuk itu penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skipsi ini, yaitu:

1. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

(9)

ix

orang tua Ayahanda Muhammad Nur dan Ibunda Murni yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada saudaraku Hasriani Nur, S.Pd selaku kakak saya dan Nur Fakhriyah Umar selaku adik Sepupu saya yang selalu memberi dukungan baik berupa materi maupun motivasi.

0. Bapak Prof.Dr. Abdul Rahman, M.Pd. selaku pembimbing pertama beserta Ibu Ernawati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing kedua.

4. Bapak Ilhamuddin, S.Pd,. M.Pd. selaku Validator I dan bapak Abdul Gaffar, S.Pd,. M.Pd, validator II yang telah memvalidasi instrument penelitian.

3. Ibu Adriani, S.Pd.,M.M. Selaku Kepala SMP Negeri 1 Sungguminasa beserta guru dan staf yang berada di sekolah telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan untuk kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap semoga apa yang telah disajikan dalam karya ini mendapat keridhaan dari-Nya dan bermanfaat

bagi sekalian. Amin ya Rabball „Alamin.

Makassar, 0606 Penulis Febrianti Nur

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN ... vi

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 1

(11)

xi

B. Kerangka Pikir ... 82

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Populasi Dan Sampel ... 24

C. Variabel dan desain penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian... 26

E. Defenisi Operasional Variabel ... 23

F. Instrumen Penelitian... 22

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 64

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

2.1 Indikator Minat Belajar ... 22

2.8 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar ... 26

2.2 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar ... 47

2.4 Indikator Kecrdasan Emosional ... 47

2.5 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional ... 41

2.6 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ... 48

2.3 Hasil Perhitungan Validasi ... 45

2.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas... 45

2.6 Skala Likert ... 43

4116 Kategori Variabel Hasil Belajar ... 42

4111 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VII Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Sungguminasa ... 42

2.18 Kategori Rumusan Distribusi Skor Untuk Angket ... 46

2.12 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Minat ... 46

2.14 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Kecerdasan Emosional... 57

311 Statistik Deskriptif Minat ... 52

310 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Minat Siswa ... 54

314 Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional ... 55

313 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Kecerdasan Emosional ... 56

316 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika ... 53

311 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika ... 52

(13)

xiii

318 Hasil Uji Linieritas Y dengan X1... 67

314 Hasil Uji Linieritas Y dengan X0... 61

3116 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas ... 68

3111 Hasil Uji Hipotesis ... 68

3110 Hasil Analisis Uji-t Untuk Masing-masing Variabel Bebas... 62

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Desain Penelitian ... 26

4.1 Diagram Frekuensi Minat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa 54

4.8 Diagram Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VII SMP Negeri

1 Sungguminasa ... 56

4.2 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ... 52

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 (Instrumen Penelitian )

0. Lampiran 0 (Hasil Uji Coba Instrumen)

4. Lampiran 4 (Hasil Penelitian)

3. Lampiran 3 (Teknik Analisis Data)

6. Lampiran 6 (validitas angket)

1. Lampiran 1 (Lembar Kerja Siswa)

,. Lampiran , (Persuratan)

8. Lampiran 8 (Kartu Kontrol bimbingan proposal, instrumen, dan skripsi)

4. Lampiran 4 (Dokumentasi)

(16)

1

A.Latar Belakang

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu bentuk penilaian kepada setiap pribadi dengan mencapai pengetahuan dan interpretasi yang lebih baik mengenai objek spesifik serta khusus. Pemahaman yang didapat secara formal setiap individu, yaitu memiliki kerangka berpikir, etika serta karakter yang cocok dengan pendidikan dia peroleh. (wedan, 0611) Menurut Dananjaya (061,11,) “karakter dalam prosedur dalam menggali ilmu merupakan usaha sadar dan terjadwal seorang pendidik. Dirumuskan dalam UU sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat petama , “yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran adalah menempatkan murid sebagai pusat perhatian. Inilah yang dimaksud dengan proses pembelajaran berbasis siswa (student centre learning)”.

Mapel matematika merupakan satu-satunya mapel yang diajarkan pada hampir tiap-tiap bentuk serta tingkatan pendidikan, mulai dari tingkatan pendidikan awal hingga pada tingkatan pendidikan tinggi, baik pendidikan kejuruan maupun pendidikan umum.

Kemahiran belajar peserta didik sangat memastikan ketercapaiannya dalam caranya belajar. Dalam metode tersebut banyak faktor-faktor yang memengaruhi belajar diantaranya minat (Djaali, 06111161). Minat dalam belajar merupakan ambisi peserta didik dalam mencapai impian seorang

(17)

pendidik, orang tua dengan teman bahwa dirinya termasuk peserta didik yang mempunyai keahlian serta kebijakan dalam belajar. Minat belajar adalah gerakan batin yang timbul dari seorang siswa yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan dalam belajar sehingga terlaksananya suatu keinginan dan meningkatnya minat belajar.

Menurut Slameto (Rosida,061,144) Ada dua faktor atau aspek yang mempengaruhi belajar adalah aspek internal dan eksternal. Aspek internal yaitu aspek yang bersumber pada pribadi siswa yakni minat dengan kecerdasan emosional sedangkan aspek eksternal adalah aspek yang bersumber dari luar diri siswa yakni mempengaruhinya dalam belajar anak diantaranya berawa dari keluarga, masyarakat, serta sekolah.

Pengaruh minat sangat besar terhadap suatu proses pembelajaran, karena jika bidang tersebut akan dipelajari tak sinkron dengan minat peserta didik, maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan maksimal, sehingga tidak ada kemauan dalam dirinya. Siswa merasa segan untuk belajar, karena tidak mendapatkan secara maksimal dari materi tersebut. Materi yang menarik minat siswa lebih gampang dipelajarinya serta diingat, oleh sebab itu minat memperbanyak aktivitas dalam belajar (Slameto,061616,). Interakasi belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak bisa memperoleh prestasi belajar yang sama dengan potensi intelegensi yang ia miliki. Menurut Gusniwati (0616) menyatakan bahwa ada siswa hendak memiliki prestasi potensi IQ tinggi namun mendapatkan prestasi belajar relative dibawa rata-rata, tetapi ada pula peserta didik yang memiliki potensi IQ dibawah rata-rata namun prestasi yang diperoleh relative tinggi, akan tetapi tingkat IQ tidak satu-satunya menjadi faktor

(18)

penentu suksesnya setiap orang, melainkan EQ sebagai faktor lain yang mempengaruhi dari hasil belajar siswa dan sepatutnya harus mendapatkan kepedulian yang lebih agar hasil dari belajar matematika siswa akan meningkat. Semakin tinggi EQ pada mata pelajaran matematika, namun makin tinggi pula kompetensi peserta didik mengontrol emosinya disaat menerima bahan belajar matematika. Menurut Goleman (Andrianto,0611) mengatakan bahwa fungsi kecerdasan akademik (kognitif) yang hendak menopang kehidupan seseorang sebanyak 062 sedangkan 862 lainnya berupa faktor-faktor yang disebut dengan kecerdasan emosional.

Menurut Sukriadi,dkk. (0611111) menyatakan bahwa jika seseorang memiliki intelegensi tinggi, tapi taraf EQ rendah maka mengarah hendak muncul dengan sikap yang egois, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan mudah mempercayai orang lain, serta mengarah ke pesimis jika merasakan gangguan mental, dengan keadaan sebaliknya yang dialami oleh orang yang memiliki IQ rata-rata, akan tetapi kecerdasan emosional yang dimilikinya tinggi. Peserta didik yang yang memiliki kecerdasan emosional sangat penting ada pada dirinya dalam meraih prestasi akademik.

Dari pemaparan tersebut, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Minat Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

(19)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah pada penelitian yaitu:

1. Apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?

0. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?

4. Apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dilaksanakan pada penelitian ini yaitu :

1. Dapat mengetahui apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

0. Dapat mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

4. Dapat mengetahui apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

(20)

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang diharapkan ini yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan pemikiran tentang minat dan EQ yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

0. Manfaat Praktis a. Siswa

Menginformasikan kepada siswa tentang minat dan kecerdasan emosional itu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

b. Guru

Sebagai bahan acuan bagi guru bahwa minat dan kecerdasan emosional mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta memberikan gambaran untuk peneliti selanjutnya.

(21)

1 A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah satu cara yang berlaku selama hidupnya. Nyaris semua kemampuan, kualitas, keahlian, kerutinan, kesengangan, serta tingkah laku orang yang terdidik, dikonversi serta meningkat sebab belajar. Oleh karena itu, belajar adalah cara bermakna nang berlangsung selama aktivitas manusia. (Khodijah,

061313,)

Belajar merupakan sebanjar aktivitas rohani jasmani demi mendapat satu modifikasi karakter seperti efek pada pengalaman setiap orang saat hubungan bersama lingkungannya nang didalamnya yakni psikologis, perilaku, serta kompetensi. (Djamarah, 0611: 14)

Belajar adalah perubahan tingkah laku melewati suka duka (learning isi defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).

Berdasarkan penjelasan yang tertera bahwa belajar adalah satu cara, satu aktivitas serta tidak satu dampak dan sasaran. Belajar tidak sekedar mengenali melainkan lebih besar dari tersebut, yaitu menjalani. Hasil belajar bukan satu kemahiran akibat bimbingan tetapi pembaruan tingkah laku. (Hamalik,

061,10,).

Menurut Suyono dan Hariyanto (061,116) menyatakan bahwa belajar bisa berlaku di mana dan kapan saja, enggak mesti pada saat situasi resmi saat dikelas, melainkan bisa juga dengan tidak resmi, peserta didik bisa belajar dari

(22)

keadaan masyarakat setiap harinya. Sebab itu, searah dengan kebenaran yang aktual yang dilalui peserta didik pada teknik perubahan pada diri dan teknik demi mencapai kelapangan serta kestabilan kemampuan yang ada pada dirinya, atas dasarnya belajar memiliki tujuan demi mencapai satu kebijakan belajar. Hikma penataran diartikan secara wawasan atau penafsiran yang didapat dengan keahlian.

Pada aktivitas setiap hari, secara terminologi belajar digunakan secara luas. Oleh karena itu aktivitas yang diucap belajar tersebut tampak pada keragaman sikap. Memahami isi buku, menghafal ayat-ayat al-qur‟an, menyalin materi yang sedang dipelajari, semua disebut belajar.

Menurut Hamalik (Amin,dkk.0606 : 31) menerangkan bila kebenaran setiap orang sudah belajar yaitu terjadinya modifikasi kelakuan pada orang tersebut, semisal bermula yang tidak mengerti hingga mengerti serta dari yang belum paham menjadi paham. Perilaku mempunyai bagian subjektif serta bagian motoris. Bagian subjektif merupakan bagian batiniah sebaliknya bagian motoris merupakan bagian badaniah. Bila seorang dikatakan berasumsi bisa diamati pada raut wajahnya, perilaku pada batiniahnya enggak dapat terlihat.

Berdasarkan beberapa penjelasan tentang belajar, bisa ditarik kesimpulan mengenai belajar merupakan cara yang membolehkan setiap orang mendapat serta melatih kemampuan, kepandaian dan perilaku yang terkini.

Menurut Nurul (0606) terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi belajar diantaranya :

(23)

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang ada pada diri pribadi setiap orang yang tengah belajar. Faktor internal dapat dikategorikan pada 0 faktor antara lain :

a. Faktor Jasmani

Faktor kesegaran, dalam arti stabil yaitu saat kondisi elok segenap raga serta setiap bagiannya maupun lepas pada masalah. Kesegaran merupakan kondisi atau keadaan yang sehat. Kesegaran tiap orang berdampak pada hasil belajar siswa. Cara belajarnya dapat terhambat ketika kesehatannya terganggu. Dengan begitu akan cepat lelah, gampang puyeng, kurang bergairah, mengantuk apabila tubuhnya lemas, hipotensi maupun terdapat gangguan (kelainan) fungsi pada penglihatan serta tubuhnya.

b. Faktor Psikis

Terdapat , faktor yang didalamnya termasuk faktor psikis yang memengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut yaitu : minat, bakat, intelegensi, ketertarikan, motif, kematangan serta kelelahan.

Adapun interpretasi mengenai tujuh faktor tersebut antara lain :

1. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan dengan tujuan mengalami serta menempatkan pada kondisi yang aktual dengan kilat serta praktis. Dengan efektif dalam memahami ide-ide yang

(24)

abstrak. Memahami relasi serta mengamati dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap perkembangan belajar.

0. Perhatian

Perhatian merupakan suatu kesungguhan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan tujuan untuk mendapatkan jaminan hasil belajar yang baik, maka peserta didik perlu mendapatkan perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Andaikata materi pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik, sehingga timbul kejenuhan, maka peserta didik tidak tertarik untuk belajar.

4. Minat

Minat merupakan kehendak yang tentu dengan tujuan mencermati serta memikirkan beberapa aktivitas. Aktivitas yang disukai seseorang, mengamati terus menerus yang diiringi dengan perasaan senang. Minat tinggi dampaknya mengenai belajar, sebab jika materi pengetahuan yang dipelajari tak searah dengan minat peserta didik, peserta didik tidak bakal belajar dengan sebaiknya, dikarenakan tidak ada rasa kemauan yang tertanam pada dirinya. Untuk itu ia merasa segan-segan dalam belajar,sehingga ia tidak memperoleh hasil dari pelajaran itu. Bahan materi yang memukau minat siswa makin muda dipelajari dan dikuasai, sebab minat dapat meningkatkan aktivitas belajar.

(25)

Bakat adalah keterampilan yang dimiliki sejak lahir sebagai kemampuan yang harus dididik serta dibangun supaya bisa terbentuk. Bakat membutuhkan bimbingan dan didikan supaya satu kegiatan mampu dilaksanakan dikemudian hari. Melainkan, kecerdasan bakat adalah faktor yang memutuskan tercapai tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar dengan bidang yang cocok dengan bakatnya bakal memperkaya kesempatan setiap orang untuk sukses.

6. Motivasi

Motivasi adalah suatu tindakan berupa dukungan yang terdapat dalam diri anak. Terdapat dua jenis motivasi adalah motivasi instrinsik (melekat) dan motivasi eksterinsik (sifat). Motivasi yang melekat merupakan motivasi yang muncul berawal pada pribadi tiap individu. Sebaliknya motivasi sifat merupakan motivasi yang lahir dengan dorongan dari luar atau motivasi yang dikarenakan oleh faktor dari luar kondisi belajar, contohnya ijazah, angka, persaingan, tingkatan, hadiah, pertentangan, sindiran, cemoohan serta hukuman. Besar kecilnya motivasi banyak di dampakkan dengan keperluan pribadi yang ingin diwujudkan. Motivasi tersebut pasti dibutuhkan disetiap sekolah sebab tidak semua bahan materi cocok oleh minat serta keperluan siswa.

1. Kematangan

kematangan merupakan satu tingkat atau fase pada kemajuan seorang yang fisiknya telah matang dengan tujuan melakukan kebijakan yang terkini. Contohnya, anak bersama

(26)

kakaknya sedia hendak berjalan, tangan serta jarinya sedia buat mencatat, serta otaknya sedia buat berfikir , dan sebagainya.

,. Kesiapan

Kesiapan merupakan kesanggupan demi memberi balasan atau berkorelasi. Kesiagaan tersebut penting diamati selama berjalannya siswa belajar, sebab apabila peserta didik belajar serta telah sedia kesiagaan dalam dirinya, lalu hasil belajarnya bakal cenderung makin bagus. Kesiagaan itu tampak dari dalam pribadi setiap orang serta berangkaian atas kedewasaan, sebab kedewasaan bermanfaat kesiagaan dengan tujuan melakukan kecekatan.

0) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar peserta didik merupakan faktor dari luar diri anak dan juga turut memengaruhi belajar anak, yaitu dari yang terdekat yakni berawal dari orang tua, kemudian sekolah serta masyarakat.

a) Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor pokok yang berasal dari orang tua yaitu teknik didikan orang tua kepada anaknya. Orang tua pun sering menaruh perhatian terhadap anaknya sewaktu belajar baik langsung ataupun enggak langsung serta menyampaikan arahan bilamana hendak melaksanakan kegiatan yang kurang teratur dalam belajar. Pada kepemimpinan pancasila ini yang artinya orang tua melakukan kerutinan yang actual terhadap anak yang dapat dicontoh.

(27)

b) Faktor berasal dari sekolah

Adapun beberapa faktor berasal dari sekolah misalnya dari pendidik, bahan materi didapatkan dari pendidk, mata pelajaran yang ingin dicapai,serta trik yang diaplikasikan. Oleh sebab itu mata pelajaran mayoritas anak memfokuskan ketertarikannya terhadap pelajaran yang ia sukai, sehingga menyebabkan mutu yang didapatkan enggak sinkron dengan yang diinginkan. Faktor guru banyak menjadi pemicu kekandasan belajar anak, yakni mengait kepribadian pendidk, kesanggupan dalam mengajar. c) Faktor yang berasal dari masyarakat

Faktor masyarakat bahkan paling besar dampaknya pada edukasi anak. Dampak penduduk makin rumit diatasi. Membantu atau tidak membantu kelanjutan anak, penduduk tersebut pun turut mempengaruhi. Untuk itu enggak luput dari bagian masyarakat. b. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah satu cara hubungan antara elemen-elemen bentuk bimbingan. Rancangan serta penafsiran bimbingan bisa dimengerti beserta mengkaji kegiatan elemen siswa, guru, materi ajaran, perangkat, alat, metode serta prosedur belajar. Rancangan utama ketika mendalami pembelajaran

tersebut bisa dilihat dari apa artinya “Belajar”. (Daryanto, 0610 : 46)

Pembelajaran adalah pemberian yang dibagikan pendidik supaya bisa berjalan cara perolehan ilmu serta pengetahuannya, kemampuan kecakapan serta

(28)

bakat dan juga penciptaan perilaku dan panutan terhadap peserta didik. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan tempat penetahuan terhadap satu lingkungan belajar. Dan juga pembelajaran merupakan cara guna mendukung peserta didik supaya bisa belajar dengan sebaiknya. Suatu metode pembelajaran menjadi selama hidup seorang manusia serta bisa aktif dimana pun dan kapan pun. Pembelajaran memiliki penjelasan yang hampir sama dengan pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak sama. Pembelajaran merupakan penguatan kemampuan siswa menjadi keahlian. Aktivitas penguatan ini tidak bisa tercapai tanpa seseorang yang ikut bantu.

Suriasumantri (06141146), “Matematika merupakan bahasa yang melambangkan segaris makna dari pernyataan yang ingin kita berikan, lambing-lambang matematika bersifat arrificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah

makna diberikan padanya”.Sementara itu Suhendri (0611140) mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu tentang bilangan, bangun, hubungan-hubungan konsep dan logika dengan menggunakan bahasa lambang atau simbol dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dan menurut sirait (0611 : 44) menyatakan matematika bahwa matematika yaitu kebutuhan semua orang, oleh sebab itu matematika suatu pengetahuan yang sering ada kaitannya terhadap kegiatan setiap harinya. Dan mengetahui matematika sangat berguna maka sebaiknya matematika itu sebagai pelajaran yang disukai agar peserta didik hendak mempunyai keinginan dalam belajar matematika.

(29)

Dari beberapa penjelasan tersebut mengenai matematika, maka penulis mampu menyimpulkan pengertian matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika merupakan seluruh rangkaian aktivitas peserta didik dan pendidik yang sudah dibuat agar peserta didik dapat belajar matematika, maksudnya berdasarkan pembuatan tersebut, pendidik menerimakan terhadap peserta didik supaya mereka mendapatkan pengetahuan ataupun penjelasan mengenai matematika, baik itu berbentuk fakta, prinsip, konsep, kepandaian, proses pemecahan masalah, nilai-nilai (values), serta proses berpikir matematis.

Menurut Daryanto (06101036) materi yang mengenai matematika itu penting dibagikan pada seluruh siswa, yang berawal dari SD agar dapat memperlengkapinya atas kemampuan berpikir analitis, kritis, logis, sistematis serta kreatif dan juga potensi kerja samanya. Pada pemberian pelajaran matematika kepada peserta didik. Bilamana pendidik tengah mengaplikasikan model pembelajaran tradisional, sehingga dapat diartikan koneksi pada pembelajaran matematika lebih mengarah satu tujuan, pada umumnya dari pendidik ke peserta didik, pendidik lebih menguasai pembelajaran sehingga pembelajaran mengarah pada yang tetap hingga menyebabkan siswa merasa bosan serta mengalami kesulitan.

c. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar mampu dimengerti dari dua kata,dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Penjelasan tentang hasil mengarah dalam suatu dapatan sebab

(30)

praktis (purwanto,, 0611: 33). Menurut Sudjana (Burhan, 061813,) bahwa

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang.”

Menurut Sudjana (Husamah,dkk. 0618) menyatakan dengan ini tentang hasil belajar adalah potensi yang ada pada peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Sudjana (dalam lestari,061,), ”pengertian hasil belajar adalah potensi-potensi yang dipegang siswa sesudah ia mendapatkan pengalaman

belajarnya”. Nasution mengatakan mengenai hasil belajar merupakan suatu

modifikasi yang terbentuk terhadap individu yang sedang belajar, selain itu terbentuk komitmen serta pujian dalam diri pribadi yang belajar.

Hasil belajar merupakan suatu hasil yang didapatkan dari keaktifan kejiwaan merupakan aktivitas pembelajaran yang memperlihatkan jenjang kesuksesan seorang ketika belajar materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor dan didapatkan dari hasil tes.

John M. Keller (Rurin,0616: 16) pandangan mengenai hasil belajar suatu terbitan dari bentuk prosedur sebagai petunjuk yang berupa informasi. Dari beberapa petunjuk menurut John Keller bisa dibagi kedalam dua kelompok yakni kelompok petunjuk pribadi (dorongan, ketercapaian dengan mencapai keberhasilan, intelegensi dan kemahiran awal, dan penilaian kognitif). Serta kelompok petunjuk lingkungan (agenda dan manajemen motivasional, agenda pengelolaan aktivitas belajar serta agenda dan pengelolaan ulangan penguatan).

(31)

Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman siswa yang mencakup afektif , psikomotorik dan ranah kognitif. (Ridwan, 061818)

1) Bidang kognitif berkaitan pada hasil belajar cendekiawan yang terdapat 1 bagian yakni keahlian, apresiasi, implementasi, kajian, teori, serta evaluasi.

0) Bidang afektif yang ada kaitannya dengan perilaku serta nilai yang mencakup lima tahapan kesanggupan yakni memufakati, menanggapi ataupun anggapan, mengevaluasi, institusi serta karakter dengan suatu evaluasi.

4) Bidang psikomotorik hasil belajar psikomotor jelas pada wujud kecekatan dan keahlian beraksi individu, meliputi kepandaian bergerak, manipulasi benda-benda, mengkomunikasikan, dan menciptakan.

Dari uraian diatas tersebut, jadi bisa diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah satu hal ketercapaian terhadap peserta didik selepas melewati proses belajar yakni reaksi kejiwaan pada arah untuk mendalami arti serta maksud pada simbol-simbol dan proses pemalsuan simbol-simbol tersebut yang kompleks merupakan sederhana berlandaskan dugaan awal, pendapat, dalil-dalil serta teorema yang telah dibuktikan kebenarannya.

0. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Menurut Purnama (06111048) Minat belajar merupakan ambisi siswa dengan tujuan terwujudnya harapan seorang pendidik, orang tua serta teman bahwa dirinya termasuk peserta didik yang mempunyai kesanggupan serta kemahiran dalam belajar. Suatu ketercapaian kemauan yakni hendak tumbuh minat belajar, yang dimaksud dengan minat belajar merupakan dukungan jiwa

(32)

yang tumbuh pada diri siswa dengan tujuan meningkatnya kerutinan belajar. Minat belajar hendak tumbuh ketika peserta didik mempunyai kemauan dengan tujuan menggapai nilai yang memuaskan, ataupun kepingin menjuarai peraduan ketika belajar oleh peserta didik lainnya dan juga minat belajar bisa dikembangkan atas penetapan keinginan yang besar searah pada tabiat serta potensi peserta didik.

Guilford (lestari,0618144) minat belajar merupakan dukungan bermula pada siswa secara spiritual ketika menekuni sesuatu dengan penuh kedisiplinan keinsafan, dan kedamaian hingga mengakibatkan individu secara antusias dan bahagia untuk menjalankannya.

Pangestu (0616: 18) berpendapat, maka minat adalah satu-satunya hal yang turut memastikan kesuksesan setiap orang di segala bidang, baik ketika belajar, kerja dan kegiatan lainnya.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang minat belajar, maka dapat ditarik kesimpulan maka minat belajar merupakan alternatif kebahagiaan saat melaksanakan setiap aktivitas serta bisa menaikkan antusiasme seseorang demi memenuhi kemauan dalam belajar.

b. Faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar

Beberapa faktor yang memengaruhi minat belajar peserta didik menurut Totok Susanto (Simbolon,0613111) antara lain :

1) Memotivasi dan cita-cita

Menurut purwono (066,) motivasi merupakan dorongan suatu upaya yang dirasa dengan tujuan memengaruhi perbuatan setiap orang supaya jiwanya tergerak untuk bekerja mengerjakan suatu hal hingga menggapai hasil atau

(33)

harapan yang ingin dicapai. Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah kemampuan dukungan individu dengan melakukan aktivitas dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.

0) Keluarga

Keluarga adalah pokok pembelajaran yang paling utama, oleh sebab itu dalam kehidupan siswa sebagian besar ada didalam kerabat. Kerabat paling utama yaitu orang tua yang seharusnya merawat serta mengajar anak dengan penuh cinta. Sabri Alisuf (0666103) mengatakan orang tua berperan dalam memastikan masa depan anaknya. Secara mental anak tumbuh dengan cerdas, dan secara fisik anak tumbuh secara sehat. Orang tua yang berpendidikan dan kepedulian terhadap perubahan anaknya, juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam mendidik. Kasih sayang yang ada pada orang tua adalah kasih saying yang tidak mudah di dapatkan dari orang lain. Sehingga dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam memberi dorongan agar tumbuh minat belajar dan menjadi anak yang cerdas. Dengan demikian keadaan keluarga serta keadaan rumah juga mempengaruhi minat belajar peserta didik. Sehingga suasana keluarga yang tenang, damai, tentram dan menyenangkan akan mendukung minat siswa dalam belajar di rumah.

4) Peranan Guru

Guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik, guru menciptakan kondisi yang membangun dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Guru dapat memahami karakteristik unik dan berusaha memenuhi

(34)

kebutuhan pendidikan masing-masing peserta didik yang memiliki minat dan potensi yang perlu dicapai secara optimal.

3) Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah sangat mendukung minat belajar peserta didik. Sehingga apabila fasilitas yang tersedia kurang memadai akan membuat peserta didik kurang berminat dalam belajar.

6) Teman Pergaulan

Ketika teman pergaulan memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar, maka akan memengaruhi minat belajar teman yang lainnya. Oleh karena itu, teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

1) Mass Media

Mass media yang berarti media massa, merupakan media yang dapat memengaruhi minat belajar siswa diantaranya, gawai, laptop, televisi, radio, dan media cetak lainnya seperti buku cetak, jurnal, majalah, dan surat kabar. c. Indikator Minat Belajar

Ada beberapa indikator menurut Mayura (0613), menyatakan bahwa siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah, antara lain:

1. Perasaan senang

Ketika seorang siswa yang memiliki perasaan senang dan suka terhadap perhitungan , maka ia hendak terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut seperti mata pelajaran matematika. Sehingga tidak ada timbul perasaan terpaksa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut.

(35)

0. Ketertarikan siswa untuk belajar

Ketertarikan siswa dalam belajar tergantung proses yang diterapkan dalam kegiatan itu sendiri, baik berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk lebih merasa tertarik terhadap guru, bahan materi, kegiatan, ataupun berupa pengalaman yang efektif.

4. Menunjukkan perhatian saat belajar

Perhatian adalah suatu kepedulian, konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya. Orang yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, maka secara tidak langsung dia akan menunjukkan perhatian saat belajar. Misalnya, seorang peserta didik menaruh minat terhadap pelajaran matematika, maka ia akan memperhatikan gurunya saat menjelaskan pelajaran matematika tersebut.

3. Ketertarikan dalam belajar

Ketertarikan seseorang terhadap suatu objek akan mengakibatkan orang merasa senang dan tertarik untuk melakukan serta melaksanakan kegiatan yang berasal dari objek tersebut.

Membangun minat belajar siswa tidak dapat terlepas sepenuhnya pada siswa itu sendiri, melainkan orang tua dan guru juga sangat berperan penting dalam membangun minat belajar siswa. Peran guru dan orang tua yaitu memberikan dukungan moral bahwa mereka memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik sehingga siswa tidak gelisah dan lebih percaya diri

(36)

bahwa mereka pada dasarnya memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menguasai mata pelajaran matematika itu sendiri.

Dengan adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong siswa untuk mempelajari sesuatu dalam meraih hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, minat merupakan unsur yang berperan mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia berminat dan sanggup melakukan kegiatan mengenai objek tersebut.

Menurut Gusniwati (0616108) dengan adanya minat besar pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan belajar tanpa adanya minat akan terasa membosankan. siswa yang memiliki minat pada kegiatan belajar hendak berusaha lebih giat dibandingkan siswa yang kurang berminat. Minat yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran, kemungkinan siswa akan memberikan perhatian yang tinggi terhadap mata pelajaran itu sehingga memungkinkan pula memiliki prestasi yang lebih baik lagi. Maka untuk mencapai prestasi yang lebih baik , disamping kecerdasan, minat juga perlu ditingkatkan, karena tanpa minat kegiatan belajar tidak akan efektif.

Minat dalam belajar diartikan sebagai dorongan seseorang dalam melakukan proses belajar. Menurut Hartantia,dkk(0614) aspek dari minat belajar yaitu perhatian, kesenangan, kemauan, kesadaran, sedangkan indikatornya merupakan siswa belajar disaat waktu senggang, siswa memperhatikan guru menerangkan didepan kelas sambil mencatat hal-hal yang penting, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa menanyakan materi yang belum dipahami, siswa berperan aktif dalam

(37)

diskusi, siswa masuk kelas tepat waktu dan tidak keluar kelas sebelum pelajaran selesai.

Menurut Salim (0611) menyatakan bahwa siswa hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun tanpa adanya dorongan dari orang lain. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar maka seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong siswa untuk terus belajar.

Pengolahan data pada penelitian Nurhasanah (06111140) persamaan yang digunakan yakni persamaan linear sederhana yang menunjukkan hasil persamaan yang positif, dengan ini menerangkan bahwa kaitan antara variabel berjalan satu arah, artinya semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Sehingga ketika minat belajar siswa menurun, maka hasil belajar siswa pun menurun. Pada penelitian ini didapatkan hasil perhitungan yaitu berada pada kategori sedang/cukup kuat yang berarti ada pengaruh yang kuat dari minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah mempelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar. Sebaliknya jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran.Fungsi minat dalam belajar lebih besar

(38)

sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar.

4. Kecerdasan Emosional

a. Emosi

Kesadaran emosi adalah kecakapan emosional dasar yang melandasi terbentuknya kecakapan-kecakapan lain, misalnya kendali diri akan emosi (Goleman, 0606110)

Menurut Mayer (Goleman, 0606114) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka antara lain :

1) Sadar Diri. Peka akan suasana hati mereka ketika mengalaminya dapat dimengerti bila orang-orang ini memiliki kepintaran tersendiri dalam kehidupan emosional mereka. Bila suasana hati mereka sedang jelek, mereka tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mereka mampu melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. Kejernihan pikiran mereka tentang emosi boleh jadi melandasi ciri-ciri kepribadian lain: mereka mandiri dan yakin akan batas-batas yang mereka bangun, memiliki kesehatan jiwa yang bagus, dan cenderung berpendapat positif akan kehidupan. Dengan itu, ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong untuk mengatur emosi.

0) Tenggelam dalam permasalahan. Mereka adalah orang-orang yang sering kali menganggap dirinya dikuasai oleh emosi dan tak berdaya untuk melepaskan diri, seakan-akan suasana hati mereka telah mengambil ahli kekuasaan.

(39)

4) Pasrah . Meskipun sering kali orang-orang ini peka dengan apa yang mereka rasakan, karena mereka juga cenderung menerima begitu saja suasana hati mereka, sehingga tidak berusaha untuk mengubahnya.

b. Pengertian kecerdasan emosional

Menurut Goleman (Indriyani dkk, 0618164) menyatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang spesifik, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk melangkah. Pada dasarnya emosi merupakan dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi adalah reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri setiap individu. Sebagai contoh yaitu emosi senang dalam memberi dorongan perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat terbahak, emosi sedih dalam memberi dorongan seseorang yang berperilaku menangis.

Menurut Goleman (Lestari,0618143) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, empati, motivasi diri, pengendalian diri, dan keterampilan sosial.

Menurut Goleman (gusniwati,0616146) kecerdasan emosional merupakan kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi

(to manager our emosional life with intelligence); menjaga keseimbangan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)

melalui keterampilan kesadaran diri, empati, pengendalian diri, motivasi diri, dan keterampilan sosial. Goleman juga memaparkan beberapa hasil penelitiannya dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence. Koordinasi

(40)

suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seorang pandai menyesuaiakan diri dengan suasana hati individu yang lain, orang itu akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, ketahanan dalam menghadapi kekalahan, serta mengatur keadaan jiwa.

Menurut Vebri (Yulianto,dkk.0606111) Kecerdasan emosional merupakan kompetensi peserta didik untuk mengenali emosi diri, memotivasi diri sendiri mengelola emosi diri dan mengenali emosi orang lain,serta kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Goleman (0616: 34) “Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,

berempati, dan berdoa”.

Beberapa penjelasan diatas mengenai kecerdasan emosional, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan kompetensi yang mencakup pengenalan emosi baik untuk diri sendiri maupun orang lain, mampu memahami perasaan orang lain, pengendalian diri, dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain serta dapat memotivasi diri untuk melakukan hal-hal yang terarah.

c. Indikator Kecerdasan Emosional

(41)

1) Mengenali Emosi Diri

Seseorang yang mengenali emosinya sendiri adalah apabila ia mempunyai kepekaan yang tajam atas perasaan mereka, kemudian mengambil keputusan secara mantap. Arti dari kemampuan mengenali emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Hal ini sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Dalam hal ini, misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan, seperti memilih sahabat, sekolah, pekerjaan, sampai soal pasangan hidup.

0) Mengelola Emosi

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat memengaruhi perilakunya secara salah. Dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya kesuatu kota tujuan, kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya, seseorang yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahannya secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

4) Memotivasi diri sendiri

Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan memberikan semangat kepada diri sendiri dengan tujuan melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini, terkandung harapan, unsur, dan optimisme yang tinggi, sehingga seseorang memiliki kekuatan semangat untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya dalam hal bekerja, belajar, membantu orang lain dan sebagainya.

(42)

3) Mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain merupakan kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti perasaannya. Kemampuan ini sering pula disebut sebagai kemampuan berempati dan mampu menangkap pesan nonverbal dari orang lain. Dengan demikian, peserta didik akan cenderung disukai orang.

6) Membina hubungan

Maksud dari kemampuan membina yaitu untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas. siswa dengan kemampuan ini, akan lebih banyak memiliki banyak teman, pandai bergaul, menjadi lebih populer.

Menurut Rosida(0616184) Kecerdasan Emosional (EQ) bekerja secara sinergi dengan Kecerdasan Intelektual (IQ). Seseorang akan berprestasi tinggi bila memiliki keduanya. Namun, apabila seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya kurang akan mempengaruhi kecerdasan intelektualnya. Tingginya penguasaan matematika dapat membuat kita meraih prestasi di berbagai bidang. Sedangkan kecerdasan emosional dapat menentukan batas kemampuan kita sehingga menentukan keberhasilan kita dalam hidup. Rosida (0616184) mampu mengungkapkan gagasan baru dalam suatu bidang juga mampu mengolah emosinya dengan baik, mampu memecahkan masalah, bersikap tegas, mudah bergaul, serta dapat berfikir dengan baik dan benar. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, kemahiran dalam matematika merupakan salah satu kemampuan

(43)

khusus yang dimiliki seseorang serta kemampuan ini sangat menunjang dalam mempelajari bidang-bidang yang lain. Sehingga kecerdasan emosional (EQ) sangat mempengaruhi semua kemampuan yang dimiliki seseorang.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara cerdas berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosional misalnya: mengelola dan mengontrol emosi, mengenali emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain (empati), kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama) dengan orang lain, serta memahami dan mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain secara akurat, sehingga dapat menggunakan emosi dengan baik dan mengelolanya menjadi sebuah kecerdasan yang berguna untuk hal-hal yang positif. Disamping itu keterampilan emosi bisa memotivasi peserta didik dalam meningkatkan minat belajarnya dan dapat mempermudah seseorang berinteraksi dengan baik dengan orang lain dan lingkungannya serta menjadi penetap kesuksesannya di masa sekarang dan yang akan datang.

B. Kerangka Pikir

1. pengaruh minat terhadap hasil belajar matematika

Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam belajar dengan siswa lainnya. Dengan itu minat belajar adalah dorongan batin yang tumbuh dari seorang siswa untuk meningkatkan kebiasaan belajar.

Terdapatnya minat terhadap objek yang dipelajari hendak mendorong orang akan mendalami sesuatu dan menggapai hasil belajar yang maksimal.

(44)

Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia mengadakan kegiatan berkisar objek yang diminati.

Dengan itu minat memiliki pengaruh yang besar dalam belajar karena apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan apabila materi pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan sebab adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Hasil Penelitian yang dilakukan Pangestu dkk. Pengaruh Minat Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi menyatakan bahwa hasilnya minat siswa memiliki sig.=60661, lebih kecil dari = 6066 atau thitung =

40661 ttabel = 1048 yang dipilih. Hal ini menunjukkan hipotesis H6 ditolak,

berarti minat siswa memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi.

Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan kemudian.

0. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika

Intelegensi dan berpikir sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena didalam belajar seseorang hendaklah dalam keadaan nyaman dan tidak banyak godaan dalam pikirannya. Menurut Goleman (Lestari,0618143)

(45)

mengemukakan, bahwa kecerdasan emosional merupakan kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, mengontrol keselarasan emosi dan perumpamaannya melampaui keterampilan kesadaran diri, keterampilan sosial, motivasi diri, pengendalian diri, dan empati.

Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika, penelitian yang dilakukan Rosida dengan judul penelitian “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar” menyatakan bahwa dengan persamaan

regresi 0,4 6641 1 6301 0 6416 4 614, 3 66,3 6 dengan koefisien R0 = 6018 dengan taraf signifikan P = 60666 = 6066 yang berarti bahwa pengujian signifikan, H1 diterima yang berarti kecerdasan emosional (kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial) berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar.

Peserta didik yang memiliki pemahaman pada dirinya yang tinggi mereka tidak akan larut kedalam permasalahannya dan peserta didik tersebut dapat fokus dalam pembelajarannya sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat memuaskan. Hal ini berbeda jika siswa tidak memiliki kesadaran diri tinggi mereka cenderung tidak fokus dalam pembelajaran akan tetapi lebih fokus pada masalah yang dihadapi sehingga mereka larut dalam permasalahannya dan tidak fokus pada pembelajaran, biasanya peserta didik seperti ini sering terdiam ketika pembelajaran sedang berlangsung yang berdampak pada hasil belajar mereka turun ( Goleman, 0661).

(46)

Hasil penelitian yang dilakukan Sukriadi,dkk. “Pengaruh Kecerdasan

Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Sudut Dan

Garis di Kelas VII MTs Normal Islam Samarinda mengatakan bahwa hasilnya terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar matematika dengan nilai probabilitas sebesar 60666. Hal ini berarti p = 60666 = 6066 maka H6 ditolak, koefisien determinasi (r0) =

60,38 menunjukkan bahwa kontribusi sebesar ,3082.

4. Pengaruh minat dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

matematika

Mempelajari matematika berarti mempelajari ide-ide yang tersusun secara hierarkis dan memerlukan penalaran struktur-struktur yang merupakan ciri dari matematika. Oleh karena itu belajar matematika memerlukan keinginan dan mental yang kuat.

Penguasaan matematika bekerja secara sinergis dengan minat dan kecerdasan emosional, orang yang ingin penguasaan matematikanya baik harus memiliki ke duanya. Tinggi penguasaan matematika dapat membuat kita bersaing dalam mencapai prestasi di berbagai bidang. Minat bisa membuat seseorang berjuang dengan sangat sungguh-sungguh, sedangkan kecerdasan emosional dapat menentukan batas kemampuan kita untuk memanfaatkan kemampuan mental bawaan, dan bisa menentukan keberhasilan kita dalam hidup. Faktor-faktor kecerdasan emosional (EQ) juga dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, misalnya semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang maka cenderung makin tinggi juga hasil belajar matematikanya, seperti yang diungkapkan penelitian sebelumnya (Rosida 0663104).

(47)

Minat terhadap sesuatu objek merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya, minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta memengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan kemudian.

Tingkat kecerdasan emosional (EQ) tidak terikat oleh faktor genetik, dan juga tidak hanya dapat berkembang selama masa kanak-kanak, melainkan kecerdasan emosional lebih banyak diperoleh melalui proses belajar yang bisa terus menerus berkembang sepanjang hidup.

Hasil penelitian yang dilakukan Ude. “Pengaruh Kecerdasan Emosional

Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

Negeri 4 Delanggu Tahun Pelajaran 061,/0618 menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika dengan hasil perhitungan dimana nilai Fhitung Ftabel (60,30 40046) dan signifikan 6066 (6066, 6066).

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dipaparkan maka hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

1: Terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

(48)

0. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

1: Terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

6: 0≤ 6 ; 1: 0 > 6

4. 6: Tidak terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri

1 Sungguminasa

1: Terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

(49)

43 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ex post facto. Ex post facto berarti sebuah fakta yang terjadi. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan melainkan mengungkapkan hal yang terjadi secara alamiah dan sudah berlangsung yang mempunyai keterikatan antara variabel dependen dengan independen sehingga peneliti dapat melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang hendak diteliti. Populasi pada penelitian ini yaitu semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan jumlah siswa keseluruhan 361 orang yang terdiri dari 11 kelas.

0. Sampel

Sampel merupakan sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Yuandari, 061,18). Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode sampel acak proporsional (proportional stratified random sampling).

Menurut Arikunto (Hatmoko, 061611,41) menjelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 166, alangkah baiknya diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi jika jumlah subjeknya

(50)

besar ( 166 ) dapat diambil antara (16-16)% atau (06-06)% ataupun lebih. Untuk penelitian yang besar, sampelnya besar sehingga hasilnya akan lebih baik juga.

Adapun langkah-langkah untuk pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel acak proporsional berstrata (proportionate stratified random sampling) antara lain :

a. Mengidentifikasi semua kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan jumlah siswa keseluruhan 361 dari 11 kelas.

b. Penentuan sampel dengan mengambil secara acak dari setiap kelas secara proporsional 162 dari banyaknya populasi, maka jumlah sampel keseluruhan yang diambil adalah 11 siswa.

C. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini yang digunakan terdiri dari 0 macam variabel yakni variabel bebas dan variabel tak bebas (terikat), yang termasuk variabel tak bebas yaitu hasil belajar matematika dengan simbol Y sedangkan yang termasuk variabel bebasnya yaitu minat yang disimbolkan dengan X1 dan kecerdasan emosional yang diberi simbol X0.

0. Desain Penelitian

Pada penelitian ini yang hendak diselidiki yaitu hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas. Adapun yang menggambarkan hubungan variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 411 berikut :

(51)

Gambar 411 Desain Penelitian (sumber : Sugiyono,061,116) Keterangan : 1 0 D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Melakukan eksplorasi kepustakaan yang mendukung variabel sebagai indikator pengumpulan informasi.

b. Melakukan pengsahihan (validasi instrumen) terhadap hasil eksplorasi kepustakaan yang dilakukan oleh validator.

c. Meminta persetujuan atau izin dari kepala sekolah

d. Mendiskusikan jadwal kegiatan penelitian dengan wakasek pembelajaran.

8. Tahap Pelaksanaan

a. Menyampaikan tujuan dan menjelaskan kegiatan yang hendak dilakukan kepada siswa melalui wali kelas masing-masing berhubung penelitian dilakukan secara online menggunakan google forms.

𝑋1

𝑋2

(52)

b. Membagikan angket minat, kecerdasan emosional dan tes hasil belajar siswa lewat google forms.

c. Mengumpulkan data yang sudah diperoleh dan mengolahnya dan selanjutnya di interpretasikan.

E. Definisi Operasional Variabel

Gambaran yang diperoleh dengan jelas tentang variabel-variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini maka secara operasional diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini yaitu skor yang telah dicapai siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah diberikan tes hasil belajar matematika berdasarkan materi yang telah dipelajari siswa.

0. Faktor-faktor minat pada penelitian ini yaitu skor yang akan diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tentang kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan siswa terhadap pelajaran. Yang diukur melalui angket minat.

4. Faktor-faktor kecerdasan emosional pada penelitian ini yaitu skor yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa yang mengenai potensi mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, motivasi diri sendiri dan pengelolaan emosi dengan baik pada diri sendiri serta dalam hubungan dengan orang lain. Indikator yang digunakan untuk mengembangkan alat ukur kecerdasan emosional adalah kesadaran diri, empati dan keterampilan sosial yang diukur melalui angket kecerdasan emosional.

(53)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ada 0 instrumen yakni instrumen berbentuk tes dan instrumen berbentuk angket. Instrumen berbentuk tes merupakan tes hasil belajar siswa, sedangkan instrumen berbentuk angket yaitu:

1. Kisi-kisi Instrumen

a. Angket minat yang ditandai dengan beberapa indikator yang digunakan

Tabel 411 Indikator Minat Belajar

No. Indikator Sub Indikator

1. Kesukaan  Bergairah untuk belajar

 Mempunyai inisiatif untuk belajar

0. Ketertarikan  Tertarik pada pembelajaran  Tertarik pada guru

 Kesegaran dalam belajar

4. Perhatian  Konsentrasi dalam belajar  Teliti saat belajar

3. Keterlibatan  Punya kemauan belajar  Ulet dalam belajar

(54)

Tabel 410 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat belajar

No. Dimensi Indikator Nomor Pernyataan

Favorable Unfavorable 1. Kesukaan

Bergairah untuk belajar Mempunyai inisiatif untuk belajar 1001 4004 6000 ,003006 0. Ketertarik an

Tertarik pada pelajaran, Tertarik pada guru, Kesegaran dalam belajar 0001 3, ,08 4, 16 1100, 1,004 46 4. Perhatian Konsentrasi dalam belajar

Teliti saat belajar

14041 14 10 06 3. Keterlibat an

Punya kemauan belajar

Ulet dalam belajar

Bekerja keras dalam belajar 1 8040 13044 16 18 11

(Adaptasi dari Fitriani : 0613)

Dari penjelasan tabel 410 ada 44 butir pernyataan, dimana dari beberapa butir pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak valid.

Berdasarkan data hasil uji coba instrumen yang dilakukan bahwa ada satu pernyataan yang tidak valid karena rhitung, rtabel. dan 40 pernyataan yang valid

karena telah memenuhi kriteria pengujian suatu butir dengan rhitung rtabel, maka

dari 40 pernyataan yang valid akan digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian.

(55)

Tabel 414 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar

No. Indikator Sub Indikator Nomor Pernyataan

Favorable Unfavorable

1. Kesukaan

Bergairah untuk belajar 1006 01 Mempunyai inisiatif

untuk belajar 4000

1004003

0. Ketertarikan

Tertarik pada pelajaran 0006 16001 Tertarik pada guru 3, 0, 11008 Kesegaran dalam belajar 8, 13 04

4. Perhatian

Konsentrasi dalam

belajar 18046

11

Teliti saat belajar 10 14

3. Keterlibatan

Punya kemauan belajar

6

4

Ulet dalam belajar ,041 1,

Bekerja keras dalam

belajar 14040

16

b. Angket kecerdasan emosional yang ditandai dengan indikator

Tabel 413 Indikator Kecerdasan Emosional

No. Indikator Sub Indikator

1. Kesadaran diri

 Kesadaran emosi

 Penilaian diri secara teliti  Percaya diri 0. Pengaturan diri  Adaptasi  Inovasi  Kendali emosi  Kewaspadaan

 Sifat dapat dipercaya

4 Motivasi diri

 Dorongan prestasi  Inisiatif

 Optimis

3. Empati

 Memahami orang lain  Orientasi pelayanan

 Mengembangkan orang lain  Mengatasi keragaman

6. Keterampilan sosial

 Pengaruh  Kepemimpinan  Komunikasi

 Kolaborasi dan koperatif dan kemampuan tim  Pengikat jaringan

(56)

Tabel 416 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional

No. Indikator Nomor Pernyataan

Favorable unfavorable

Kesadaran Diri

1. Kesadaran Emosi 41040 1

0. Penilaian Diri Sendiri 06044034 01

4. Percaya Diri 43 4046 Pengaturan Diri 1. Adaptabilitas 41 3 0. Inovasi 4, 6 4. Kendali Emosi 0 0, 3. Kewaspadaan 48 1

6. Sifat dapat dipercaya 8 ,

Motivasi Diri

1. Dorongan Prestasi 16044 4036

0. Inisiatif 08 11, 10

4. Optimism 14031 30

Empati

1. Memahami Orang lain 18034 13

0. Orientasi Pelayanan 16 33

4. Mengembangkan Orang Lain 11 36

3. Mengatasi keragaman 16 1,, 04

Keterampilan Sosial

1. Pengaruh 31 46

0. Kepemimpinan 14 3,

4. Komunikasi 06066

3. Kolaborasi dan kooperatif dan

kemampuan tim 01, 00 38

6. Pengikat jaringan 04, 03

(Adaptasi dari Fitriani : 0613)

Dari penjelasan tabel 416 ada 66 butir pernyataan, dimana dari beberapa butir pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak valid.

Berdasarkan data hasil uji coba instrument yang telah dilakukan bahwa ada 13 pernyataan yang tidak valid sebab rhitung rtabel sedangkan 41 pernyataan

Gambar

Tabel 411 Indikator Minat Belajar
Tabel 410 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat belajar  No.   Dimensi  Indikator       Nomor Pernyataan
Tabel 413 Indikator Kecerdasan Emosional
Tabel 416 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional
+7

Referensi

Dokumen terkait

akan lebih baik sebab orang tua tidak ditekankan didalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Peranan kondisi sosial ekonomi orang tua sangat penting. Karena kondisi sosial

Berdasarkan hasil analisis data pada pengujian homogen dengan analisis inferensial untuk kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan

Menurut Mulyasa (2008) terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa diantaranya ; (1) Mendesain topik pembelajaran

bahwa sebagian besar keluarga siswa mempunyai fasilitas pendidikan di rumah berupa kamar/ruang belajar, kamus dan buku-buku pelajaran. Pola asuh belajar yang dilakukan orang tua

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) terdapat pengaruh langsung secara signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP

Keluarga dalam hal ini orang tua, mempunyai peranan yang sangat penting dan kewajiban yang lebih besar bagi pendidikan dan mengembangkan pribadi anak. Menjadi ayah dan

Maka perlu ada motivasi dari setiap orang tua karena motivasi orang tua akan sangat berhubungan besar didalam keberhasilan belajar anak jika setiap orang tua

1 Faktor Keluarga a Cara orang tua mendidik b Relasi antara anggota keluarga c Suasana rumah d Keadaan ekonomi keluarga e Pengertian orang tua f Latar belakang kebudayaan 2 Faktor