• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Kerja Pemerintahan Desa | PEMERINTAHAN DESA CILAYUNG LKPJKeuanganDesa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Kerja Pemerintahan Desa | PEMERINTAHAN DESA CILAYUNG LKPJKeuanganDesa"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan ajar Diklat Tehnis

Disampaikan oleh; syamsu rizal

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

(2)

●Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berupaya untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

●Sejak pemberian autonomi daerah, istilah "desa" dapat

disebut dengan berbagai-bagai nama yang lain, misalnya nagari

di Sumatera Barat, dan kampung di Papua.

●Begitu juga dengan segala istilah dan institusi di desa yang

dapat disebut dengan nama lain, sesuai dengan adat istiadat

desa tersebut, dan ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat

(3)

1.Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2.Urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

3.Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan

4.Urusan pemerintahan lainnya yang oleh

peraturan perundangundangan diserahkan kepada desa.

(4)

●Urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Kabupaten/Kota yang

diserahkan pengaturannya kepada Desa adalah urusan pemerintahan yang secara

(5)

●Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa wajib disertai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia.

●Penyelenggaraan tugas pembantuan berpedoman

pada peraturan perundangundangan.

●Desa berhak menolak melaksanakan tugas

pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia.

(6)

●Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang

menjadi kewenangan desa didanai dari anggaran

pendapatan dan belanja desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.

●Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

●Penyelenggaraan urusan pemerintah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari

(7)

●Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah Desa

adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan

Keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa

dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan;

●Kepala Desa dalam melaksanakan

pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh

Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);

(8)

Kepala Desa mempunyai kewenangan:

●Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan

APBDesa

●Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan

barang desa

●Menetapkan bendahara desa

●Menetapkan petugas yang melakukan

pemungutan penerimaan desa; dan

●Menetapkan petugas yang melakukan

(9)

Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan

Desa (PTPKD) adalah Perangkat Desa, terdiri

dari:

Sekretaris Desa; dan

Perangkat Desa lainnya.

Sekretaris Desa bertindak selaku

koordinator pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa

dan bertanggung jawab kepada

Kepala Desa.

Kepala Desa menetapkan Bendahara Desa

(10)

●Sekretaris Desa mempunyai tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa.

b. Menyusun dan melaksanaan Kebijakan Pengelolaan Barang Desa.

c. Menyusun Raperdes APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa.

(11)

Belanja desa

meliputi :

Semua pengeluaran dari

rekening desa yang merupakan

kewajiban desa dalam 1 (satu)

tahun anggaran yang tidak akan

(12)

Pembiayaan desa

meliputi :

semua penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran

yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan

(13)

Pembiayaan Desa terdiri dari:

a. Penerimaan Pembiayaan; dan

b.Pengeluaran Pembiayaan.

Penerimaan Pembiayaan

mencakup:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya.

b. Pencairan Dana Cadangan.

c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

(14)

Pengeluaran Pembiayaan

mencakup:

a. Pembentukan Dana

Cadangan.

(15)

Kekayaan Desa terdiri atas :

a. tanah kas desa;

b. pasar desa;

c. pasar hewan;

d. tambatan perahu;

e. bangunan desa;

f. pelelangan ikan yang dikelola oleh

desa; dan

(16)

Belanja Desa terdiri dari:

a.

Belanja langsung, dan

b.

Belanja tidak langsung

Belanja Langsung terdiri dari:

a. Belanja Pegawai;

(17)

Belanja Tidak Langsung

terdiri dari:

●Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap; ●Belanja Subsidi;

●Belanja Hibah (Pembatasan Hibah); ●Belanja Bantuan Sosial;

(18)

●Bupati harus menetapkan Evaluasi Rancangan

APBDesa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja

●Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu

dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa

(19)

●Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi

Raperdes tentang APBDesa tidak sesuai dengan

kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi;

●Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala

Desa dan BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya;

●Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya

(20)

●Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah, Kepala

Desa harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD

mencabut peraturan desa dimaksud;

●Pencabutan peraturan Desa dilakukan dengan

Peraturan Desa tentang Pencabutan Peraturan Desa tentang APBDesa;

●Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APBDesa

(21)

(1) Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa;

(2) Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya diserahkan kepada daerah;

(3) Program dan kegiatan yang masuk desa merupakan sumber penerimaan dan pendapatan desa dan wajib dicatat dalam APBDesa

(4) Setiap pendapatan desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;

(22)

(6) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan desa;

(7) Pengembalian atas kelebihan pendapatan

desa dilakukan dengan membebankan pada pendapatan desa yang bersangkutan untuk pengembalian

pendapatan desa yang terjadi dalam tahun yang sama. (8) Untuk pengembalian kelebihan pendapatan desa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya

dibebankan pada belanja tidak terduga;

(23)

1.Setiap Pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;

2.Bukti tsb harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud;

3.Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa;

(24)

4.Pengeluaran kas desa tsb tidak termasuk untuk belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja

desa yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa;

5.Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib

menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan

(25)

Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun

sebelumnya, merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:

a. menutupi defisit anggaran apabila realisasi

pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja;

b. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanjalangsung;

c. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.

(26)

a. Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan pada kas desa tersendiri atas nama dana

cadangan pemerintah desa.

b. Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam peraturan desa tentang pembentukan dana cadangan.

c. Kegiatan yang ditetapkan berdasarkan peraturan desa dilaksanakan apabila dana cadangan telah

mencukupi untuk melaksanakan kegiatan.

(27)

Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila terjadi:

a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja.

b. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih

perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.

c. Keadaan darurat d. Keadaan luar biasa

(28)

●Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1

(satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.

●Perubahan APBDesa terjadi bila Pergeseran

anggaran yaitu Pergeseran antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan desa

(29)

Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya

dalam perubahan APBDesa, yaitu Keadaan

yang menyebabkan sisa lebih perhitungan

anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus

digunakan dalam tahun berjalan.

Pendanaan Keadaan Darurat.

Pendanaan Keadaan Luar Biasa.

Selanjutnya Tata cara pengajuan

(30)

●Kepala Desa dalam melaksanakan penatausahaan

keuangan desa harus menetapkan Bendahara Desa.

●Penetapan Bendahara Desa harus dilakukan

sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan berdasarkan keputusan kepala desa;

PENATAUSAHAAN DAN

(31)

Penatausahaan Penerimaan wajib

dilaksanakan oleh Bendahara Desa;

Penatausahaan menggunakan:

Buku kas umum;

Buku kas pembantu perincian obyek

penerimaan;

Buku kas harian pembantu;

(32)

●Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan

penerimaan uang yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;

●Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri

dengan:

●Buku kas umum

(33)

(1) Penatausahaan Pengeluaran wajib dilakukan oleh Bendahara Desa;

(2) Dokumen penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan pada Peraturan Desa tentang APBDesa atau Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa melalui pengajuan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP);

(3) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, harus disetujui oleh Kepala Desa melalui Pelaksana Teknis Pengelolaan

Keuangan Desa (PTPKD);

(34)

(4) Bendahara Desa wajib

mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan

pertanggungjawaban pengeluaran kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;

(5) Dokumen yang digunakan Bendahara Desa dalam melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi:

a. Buku kas umum;

(35)

●Laporan pertanggungjawaban pengeluaran

harus dilampirkan dengan: a. Buku kas umum

b. Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah

c. Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara.

(36)

(1) Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dan Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang

Pertanggungjawaban Kepala Desa;

(2) Sekretaris Desa menyampaikan kepada Kepala Desa untuk dibahas bersama BPD;

(3) Berdasarkan persetujuan Kepala Desa dengan BPD, maka Rancangan Peraturan Desa tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dapat

(37)

1) Peraturan Desa tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Desa disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat;

(2) Waktu penyampaian paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Peraturan Desa ditetapkan.

(38)

SEMPAI JUMPA

Makasih daaah...

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengelola melakukan wawancara mengenai proses pPelatihan tata kecantikan kulit yang berlangsung di mana pesertanya sebagian besar adalah para ibu rumah tangga dan

Wawancara dilakukan peneliti kepada orang-orang yang dikatagorikan sebagai pengguna media sosial Path, yaitu mahasiswa unikom dengan jumlah 5 orang informan, yang

Lokasi Kegiatan : Kecamatan Bogor Tengah Keluaran : Pengamanan aset pemerintah Kota Bogor. berupa tanah dan bangunan dari penguasaan yang tidak sah oleh

Hasil penelitian Sulistomo (2012) adalah sikap terhadap perilaku whistleblower berpengaruh positif terhadap niat seseorang untuk melakukan whistleblowing, hal ini

Berdasarkan simulasi yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa, sel bahan bakar tipe PEMFC memiliki respon dinamik yang sangat lambat pada saat start-up

Memberi kuasa kepada tenaga medis / dokter / rumah sakit / klinik / laboratorium / badan usaha atau perorangan, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, menganalisa,

Untuk menentukan suatu faktor signifikan atau tidak dalam rancangan FF tanpa pengulangan pada percobaan tersebut dapat digunakan metode Bissell sehingga

Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa, paling