• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Penerbitan Sukuk Sebagai Alternatif Pembiayaan Di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Penerbitan Sukuk Sebagai Alternatif Pembiayaan Di Indonesia."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

POTENSI PENERBITAN SUKUK SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN DI INDONESIA*

Oleh : Dr Lastuti Abubakar,S.H.,M.H.

lastutiabubakar@unpad.ac.id.

I. PENDAHULUAN

Krisis finansial secara global sudah berlangsung lama, ditandai dengan kejatuhan Enron, perusahaan yang bermain dalam transaksi derivatif berupa forward dan swap, diperparah dengan kasus subprime mortgage sebagai salah

satu instrumen finansial yang direkayasa (structured finance), dan diakhiri

dengan bangkrutnya Yunani. Penyebab krisis finansial global tersebut ditengarai disebabkan oleh beberapa hal antara lain : pinjam meminjam (kredit) yang berlebihan yang cenderung mengeksploitasi para peminjam (debitor), benturan kepentingan antara ekonomi produktif dan utang untuk konsumsi; sekuritisasi finansial yang tidak transparan semisal banyaknya instrumen utang yang

disekuritisasi, credit ratings yang menyesatkan dan kegagalan menerapkan tata

kelola yang baik ( governance) seperti kompensasi untuk para eksekutif yang

tidak terkendali, manajemen risiko yang tidak seimbang, benturan kepentingan dan moral hazard terkait lembaga pemeringkat1. Krisis ini mendesak seluruh pelaku ekonomi, termasuk pemerintah negara-negara mencari solusi untuk mengatasi krisis berlanjut. Sistem ekonomi Islam dianggap mampu memberikan jalan keluar karena filosofinya yang justru menjauhi eksploitasi, melarang

penjualan utang, transaksi yang spekulatif (maisir) dan transaksi yang objeknya

tidak jelas (gharar) 2 dan menawarkan instrumen finansial yang aman , disamping

mengharuskan adanya komisi syariah atau dewan pengawas syariah yang akan memantau setiap aktivitas ekonomi syariah.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang mengarah pada penggunaan sistem ekonomi syariah, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar terus membenahi infrastruktur hukumnya agar dapat

memanfaatkan peluang ini. Bermula dengan diperkenalkannya dual banking

system 3, yang memungkinkan nasabah memilih perbankan yang menawarkan baik produk konvensional maupun produk syariah. Selanjutnya, Indonesia terus

*tulisan ini merupaka bagia dari Buku Ko pilasi Huku Bis is –dalam Rangka Purnabhakti Prof. Dr. H.Man Sastrawidjaja,S.H.,S.U.

1 Thomas A Myers, From Enron to Subprime Mortgage to Greece : How Islamic Finance Principles Might Have

Avoided the Recent Financial Crises, Durham Islamic Summer School, 2012.

2 Lihat Lastuti Abubakar, Implikasi Aktivitas Ekonomi Syariah Terhadap Perkembangan Hukum Ekonomi di

Indonesia, Jurnal Legal Review Volume I Nomor 2 Desember Tahun 2010.

3Dual banking system sudah diperkenalkan oleh UU no : 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU no : 7 Tahun

(4)

menerus melebarkan sayap, mengembangkan regulasi, institusi dan menawarkan aneka ragam produk syariah baik di pasar lokal maupun global.

Dari sisi regulasi dan institusi, terlihat dari banyaknya regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur aktivitas ekonomi syariah, mulai dari Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan otoritas tertentu seperti Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia), Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal- Lembaga Keuangan (

Peraturan Bapepam –LK ) hingga dikukuhkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia

melalui Dewan Syariah Nasional sebagai sumber dalam pembentukan perundang-undangan yang mengatur aktivitas syariah.

Bertumbuhnya jumlah Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah, asuransi syariah, koperasi syariah dan kontrak-kontrak yang menggunakan akad syariah di Indonesia menunjukkan grafik meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan Indonesia memang masih jauh di bandingkan negara Islam lainnya, menurut hasil

survey tahun 2010 oleh The Banker , terkait institusi yang bergerak di bidang

industri keuangan Islam yakni bank, asuransi dan lembaga pembiayaan serta aset lainnya, Indonesia berada di urutan ke 12 di bawah Bangladesh, bahkan United Kingdom yang notabene bukan negara dengan mayoritas penduduk beragama

Islam.4 Meskipun pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia terhitung lambat

bila dibandingkan negara lain, khususnya Malaysia, namun keuangan syariah Indonesia mulai diperhitungkan dunia. Salah satu indikasinya adalah penempatan

Indonesia di posisi ke empat dalam Islamic Finance Country Index mengalahkan

Malaysia.5

Banyak faktor yang menyebabkan lambannya pertumbuhan pranata berbasis syariah di Indonesia, antara lain adalah kesiapan regulasi yang menjadi landasan hukum bagi aktivitas berbasis syariah, minimnya sumber daya manusia yang memahami syariah dan yang tak kalah penting adalah kemauan pemerintah untuk mengembangkan keuangan syariah. Sementara itu, di negara-negara lain, seperti Malaysia, Uni Emirat Arab dan negara Islam lainnya, pemanfaatan produk syariah sudah menjadi kebutuhan, khususnya untuk menunjang pembangunan ekonomi. Pembiayaan pembangunan atau pembiayaan perusahaan saat ini lebih

di dominasi oleh penerbitan surat berharga syariah (sukuk), baik government

sukuk maupun corporate sukuk. Berkaitan dengan corporate sukuk ini, Muzaffar

Hisham CEO Maybank Islamic menegaskan bah a sea dai ya I do esia ,salah

satu pasar keuangan syariah terbesar di Asia membuka sukuk berdenominasi

rupiah untuk korporat, Indonesia akan melesat di pasar sukuk global.6

Terminologi sukuk dikenal dalam aktivitas ekonomi Islam, khususnya

keuangan Islam, yakni merupakan bentuk jamak dari sakk atau sertifikat. Dalam

praktik banyak yang menyamakan sukuk dengan obligasi, sementara menurut

4 Sinergi Keuangan Syariah Asean, Majalah Sharing, Edisi 67 Tahun VI Juli 2012.

5 Ekonomi Syariah Khas Indonesia, Majalah Sharing, Edisi 62 ,Tahun VI Februari 2012, Hlm : 10.

(5)

hemat penulis terdapat perbedaan mendasar antara ke duanya, yakni obligasi merupakan surat berharga yang bersifat utang, dan memberikan keuntungan

pada pemiliknya berupa bunga yang disepakati. Di sisi lain, sukuk adalah surat

berharga syariah yang merupakan bukti kepemilikan atas suatu aset berwujud , hak atas manfaat, dan jasa-jasa, yang mekanismenya tunduk pada prinsip syariah, dan menghindari keuntungan dari bunga sebagaimana halnya obligasi.

Hal ini sesuai dengan tujuan diterbitkannya sukuk yakni untuk menggantikan

obligasi yang bersifat utang dengan kewajibannya membayar berdasarkan

bunga.7 Dalam berbagai literatur memang sukuk dipadankan dengan Islamic

Bonds 8 atau obligasi syariah, yang maknanya tidak sama dengan pengertian obligasi.

Berbeda halnya dengan obligasi konvensional yang menyatakan bahwa

penerbit berhutang pada investor, maka sukuk di desain untuk mengalihkan

kepemilikan atas satu atau lebih aset dasar. Ini merupakan fitur penting, yang

menyebabkan sukuk merupakan instrumen yang dapat diperdagangkan untuk

kepentingan syariah.9

Di Indonesia, dengan diterbitkannya Undang-Undang No : 19 Tahun 2008

Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara , maka

landasan hukum bagi pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan

seharusnya sudah kokoh, tinggal bagaimana kemauan pemerintah ( political will )

untuk menggunakan dan mengoptimalkan sukuk , baik sukuk negara maupun

korporasi sebagai alternatif pembiayaan pembangunan.

Pasal 1 Angka 1 UU SBSN mendefisikan SBSN atau sukuk negara sebagai

surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah aupu aluta asi g . “ela jut ya Pasal 1 Angka 3 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aset negara adalah objek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN .

Bukan tidak mungkin , salah satu cara untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan transportasi untuk mengurai kemacetan ibukota misalnya dapat

diperoleh melalui penerbitan sukuk. Sebagai perbandingan misalnya, Malaysia

merencanakan pembangunan jalur MRT sungai Buloh- Kajang line (SBK Blue Line) yang diestimasi akan menelan dana lebih dari RM 30 miliar melalui penerbitan sukuk.

7 Lihat Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 32/DSN-MUI/ 2002 Tentang Obligasi Syariah.

8 Muhammad al-Bashir Muhammad al-Amine, Global Sukuk and Islamic Securitization Market, Brill, London,

2012, hlm. 57.

9 Lihat wedderburn- Day, A. Roger, Souvereign Sukuk : Adaptation and Innovation, Law & Contemporary

(6)

Saat ini Malaysia memang dikenal sebagai salah satu pemimpin pasar sukuk

dunia. Berdasarkan laporan Zawya Quarterly Bulletin Q1 2012, penerbitan sukuk

global meningkat 55 % pada kuartal II 2012 dari kuartal II 2011 meningkat dari USD 25 miliar atau menjadi USD 67,9 miliar, dan penerbit terbesar adalah

Malaysia dengan 69,8 %. 10 tahun 2012, Malaysia melalui CIMB Islamic kembali

mengeluarkan sukuk berdenominasi poundsterling yang permintaannya

diprediksi akan sangat kuat. Beberapa alasan bagi perusahaan-perusahaan Malaysia dapat menggunakan kesempatan dengan sangat baik adalah perekonomian Malaysia yang sehat dan regulasi yang baik dengan dukungan

pemerintah yang sangat kuat.11

Praktik penerbitan sukuk sebagai alternatif pembiayaan pembangunan di

Indonesia ditengarai masih terkendala oleh regulasi, minimnya sosialisasi dan lemahnya sumber daya manusia. Namun demikian, pemerintah optimis dan

mencoba untuk mulai menggunakan sukuk sebagai alternatif pembiayaan

proyek. Hal ini terlihat dari penerbitan sukuk berbasis proyek yang sudah

dialokasikan dalam APBN 2012. Pasca penerbitan UU SBSN, pemerintah memiliki

6 jenis sukuk negara dengan sukuk beredar (outstanding)per Juli 2012 sebanyak

Rp 111,4 Triliun. Salah satu jenis sukuk yang menjadi andalan pemerintah adalah

sukuk berbasis proyek (Project based sukuk/PBS) yang bertujuan mempercepat pembangunan infrastruktur dan menggerakkan sektor riil. Selanjutnya,

pemerintah berencana menerbitkan sukuk proyek (project financing sukuk)

sebesar Rp. 1,5 triliun pada tahun 2013 untuk membiayai satu proyek infrastruktur yakni pembangunan proyek jalur ganda Kereta Api Cirebon Kroya

sepanjang 158 km.12

Beberapa permasalahan yang masih memerlukan kajian lebih lanjut adalah

bagaimana regulasi dapat mendukung keberadaan sukuk sebagai alternatif

pembiayaan pembangunan di Indonesia, upaya apa yang dapat dilakukan pemerintah dan swasta untuk menarik investor agar yakin bahwa berinvestasi

pada sukuk akan mendatangkan keuntungan investasi yang dijamin dan

dilindungi, serta bagaimana mengatasi keterbatasan sumber daya manusia yang

memahami aktivitas ekonomi syariah, khususnya tentang sukuk sebagai surat

berharga.

II. MANFAAT SUKUK DALAM AKTIVITAS EKONOMI

10 Ambisi negeri Jiran, Majalah Sharing, Edisi 68 Tahun VI Agustus 2012.

11 Mohamad Safri Shahul Hamid, CIMB Islamic Plots Sterling Sukuk Breakthrough, Euroweek 22 Juni 2012, Issue

1261,hlm.45, di download dari http :// web.ebscohost.com/ehost/delivery?sid=5e 746697-d985-4027 tanggal 14 September 2012.

(7)

Kehadiran sukuk dalam aktivitas ekonomi mengikuti eksistensi sukuk sebagai

surat berharga syariah, baik yang diterbitkan oleh negara (souvereign sukuk)

maupun oleh korporasi (corporate sukuk).

Istilah sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu sakk atau dalam bentuk plural

disebut sukuk yang berarti ..a claim similar to a note or certificate, like a trust

certificate...this claim however is not simply a financial claim to a cash flow, but an ownership claim. A sakk represent either a proportional or an undivided interest in an asset or pool of assets . 13 Sementara itu, The Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institution (AAOIFI) Shariah Standard No : 17 on investment sukuk mendefinisikan sukuksebagai certificates of equal value representing undivided shares in ownership of tangibles assets, usufruct and services or in ownership of the asset of a particular project or special investment activity. Sejalan dengan AAOIFI, The Islamic Financial Services Board (IFSB) standard on Capital Adequaty Requirements for Sukuk Securitizations and Real Estate Investment mendefinisikan sukuk sebagai ertifi ates ith ea h sakk representing a proportional undivided ownership right in tangible assets,or a pool of predominantly tangible assets, or a usi ess e ture . Berdasarkan

beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sukuk adalah sertifikat

yang memberikan atau mempresentasikan hak kepemilikan yang tidak terbagi kepada pemegangnya atas aset , manfaat, jasa-jasa atau aset tertentu, proyek atau kegiatan investasi tertentu.

Dalam hukum positif Indonesia, sukuk sebagai surat berharga syariah

dikukuhkan dalam Fatwa DSN No : 32 /DSN-MUI/IX/2002, yang mendefinisikan sukuk

atau obligasi syariah sebagai suatu surat berharga ja gka pa ja g berdasarka prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh

te po . Selanjutnya , sebagai instrumen keuangan sukuk berkaitan dengan

beberapa hal,yakni14 :

1. merupakan surat berharga

2. keikutsertaan investasi

3. ada underlying assets

4. Kupon menjadi bagi hasil

5. Segmentasi syariah dan non syariah

6. Emiten kriteria Jakarta Islamic Indeks (JII)

7. Dicatat sebagai investment account.

13 Rodney Wilson, Overview of The Sukuk Market, Euro Money Books, Nestor House-Playhouse Yard,

London,UK, 2004,hlm. 42.

14 Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam- Istilah-istilah Populer dalam Perbankan, Bursa Saham,

(8)

Selain beberapa karakteristik di atas, sukuk bukanlah instrument utang melainkan

penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.15 Berdasarkan

hal tersebut, akad yang menjadi dasar hubungan hukum antara penerbit atau emiten ( mudharib) dan investor (pemilik dana/ shahibul maal) bukanlah utang piutang,

melainkan penyertaan. Return atau keuntungan yang di dapat oleh investor dapat

berupa bagi hasil/margin di dapat dari akad murabahah, salam, istishna, sedangkan

berupa fee di dapat dari akad ijarah.

. Sebagai surat berharga, tentu saja sukuk memiliki nilai komersial baik sebagai

instrumen investasi bagi pemilik dana (investor) maupun sebagai alternatif

pembiayaan bagi dunia usaha. Oleh karena itu, manfaat sukuk dapat dilihat baik dari

sisi investor maupun sisi pelaku usaha.

a. Sukuk sebagai instrumen investasi

Berdasarkan Peraturan Bapepam –LK No : IX.A.13 tentang Penerbitan Efek

Syariah sukuk di defi isika sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahka atau tidak terbagi), atau syuyu /undivided share atas :

1. Aset berwujud tertentu (ayyan maujudat);

2. Nilai manfaat atas aset berwujud ( manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah

ada maupun yang akan ada;

3. Jasa ( al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada.

4. Aset proyek tertentu ( aujudat asyru uayya ) ; dan atau

5. Kegiatan investasi yang telah ditentukan ( nasyath intistmarin khashah).

Istilah sukuk tidak digunakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama

Indonesia (MUI). Hal ini terlihat dalam Fatwa No : 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah ,yang menggunakan istilah obligasi syariah.

Sukuk sebagai instrumen investasi memiliki karakteristik yang khas yakni keberadaan underlying asset berupa aset riil yang menjadi dasar penerbitan sukuk. Hal ini menjadi jaminan bagi para investor bahwa investasi yang ditanamkan akan dilindungi sebesar nilai aset yang mendasari transaksi sukuk tersebut. Selain itu, sukuk memberikan keuntungan bagi para investor berupa 16:

1. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif

dibandingkan dengan isntrumen keuangan lain.

2. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk negara sampai dengan jatuh

tempo dijamin oleh pemerintah.

3. Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

15 Penulis berpendapat bahwa pengertian sukuk sebagai penyertaan (investasi) hanya tepat untuk sukuk yang

akadnya mudharabah, namun tidak tepat untuk jenis sukuk dengan akad yang lain, semisa sukuk murabahah.

16 Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam – Tinjauan Teoretis dan Praktis, Kencana, Jakarta,

(9)

4. Memungkinkan diperolehnya tambahan penghasilan berupa margin ( capital gain )

5. Aman dan terbebas dari unsur riba (usury), gharar ( uncertainty ) dan maysir

(gambling).

6. Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan syariat Islam.

Di samping itu, investor akan memperoleh hasil dari pengelolaan aset sukuk. Disinilah letak perbedaan sukuk dengan obligasi. Ciri khas sukuk lainnya adalah , jika sertifikat tersebut mencerminkan kewajiban kepada pemegangnya, maka sertifikat tersebut tidak dapat diperjualbelikan di pasar sekunder sehingga menjadi instrumen

jangka panjang yang dimiliki hingga jatuh tempo atau dijual pada nilai nominal.17

Berikut ini perbedaan antara sukuk, obligasi dan saham

Tabel 1: perbedaan sukuk,obligasi, dan saham

Deskripsi sukuk obligasi Saham

Prinsip dasar Bukan merupakan

surat utang,

melainkan bukti

kepemilikan

bersama atas

suatu aset/proyek

Surat pernyataan

utang dari penerbit

Bukti kepemilikan saham perusahaan

Klaim Klaim kepemilikan

didasarkan pada

aset/proyek yang spesifik

Emiten

berkedudukan

sebagai phak

peminjam

Menyatakan kepemilikan terhadap perusahaan

Penggunaan dana Harus

dipergunakan

untuk kegiatan

usaha yang halal

Dapat digunakan

untuk apa saja

Dapat digunakan

untuk apa saja

Jenis penghasilan Imbalan, bagi hasil,

marjin dan capital

gain

Bunga/kupon, capital gain

Dividen/capital

gain

Underlying asset Perlu Tidak perlu Tidak perlu Syariah

endorsement

Perlu Tidak perlu Tidak perlu

17 Tim Kajian Pengembangan Produk Syariah, Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal (Sukuk

(10)

Sumber : tim Kajian Pengembangan Produk Syariah-Bapepam-LK, 2009.

Salah satu ciri surat berharga sebagai instrumen investasi adalah dapat

diperdagangkan, namun demikian sukuk berdasarkan aset atau proyek yang

mendasarinya (underlying asset) dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis , yakni sukuk

yang dapat diperdagangkan (tradable sukuk) yakni sukuk yang mewakili aset

berwujud atau porsi kepemilikan dari usaha atau portofolio investasi tertentu,

contohnya seperti sukuk ijarah, sukuk mudharabah atau sukuk musyarakah, dan

sukuk yang tidak dapat diperdagangkan (non-trdable sukuk) yakni sukuk yang mewakili piutang dalam bentuk uang maupun barang tidak dapat diperdagangkan,

contohnya sukuk salam, ishtisna dan sukuk murabahah.

b. Sukuk sebagai alternatif pembiayaan

Perkembangan sukuk sebagai alternatif pembiayaan dimulai pada tahun 2002

ketika Malaysia menerbitkan sukuk berdenominasi dollar sebesar 600 juta US

dolar, yang selanjutnya diikuti oleh penerbitan Solidarity Trust Sukuk dari Islamic

Development bank (IDB) sebesar 400 juta US dolar pada September 2003. Sejak

saat itu,sekitar 40 jenis sukuk baik souvereign18 maupun corporate sukuk

ditawarkam di Bahrain, Malaysia, Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab, United

Kingdom, Jerman, Pakistan dan Indonesia serta sejumlah negara lain di dunia.19

Saat ini, sukuk populer dan tumbuh menjadi alternatif pembiayaan yang

menempati posisi penting dalam pembiayaan pemerintah dan korporasi global sebagai instrumen pasar modal yang tunduk pada prinsip syariah.

Di Indonesia, perkembangan pemanfaatan sukuk sebagai alternatif

pembiayaan , khususnya pembiayaan proyek menunjukkan grafik meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal,

per April 2011 tercatat emisi sukuk oleh korporasi sebesar Rp. 7.815.00 miliar

dengan 47 jenis sukuk , dan tercatat 32 jenis dengan nilai sukuk outstsnding

sebesar Rp. 6.221.00 miliar.20 Selanjutnya berdasarkan data tersebut dapat

diketahui bahwa emiten atau penerbit sukuk di Indonesia masih sangat terbatas,

yakni terdiri dari BUMN seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Adhikarya (Persero) ,Tbk, PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), dan bebrapa korporasi yakni PT Indosat,Tbk,PT Matahari Putra Prima, Tbk; PT Berlian Laju Tanker, Tbk; PT Salim Ivomas Pratama; PT Mitra Adhiperkasa, TBk; PT Titan Petrokimia Nusantara, dan 2 emiten dari perbankan yakni PT Bank Pembangunan Sumatra Barat ( Bank Nagari ) dan PT Bank Pembangunan Sulawesi Selatan. Melihat

jumlah dan karakteristik penerbit sukuk di Indonesia, dapat dikatakan fungsi

sukuk sebagai alternatif pembiayaan belum digunakan secara optimal.

18Souvereign sukuk merujuk pada sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah atau badan usaha milik negara,

sedangkan corporate sukuk adalah sukuk yang diterbitkan oleh korporasi swasta.

19 Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, John Wilay & Sons Limited, Englad, 2007, hlm . 389.

(11)

Berdasarkan Pasal 3 UU SBSN, jenis SBSN yang dapat dikeluarkan dapat berupa :

1. SBSN ijarah, yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah

2. SBSN mudharabah

Di lihat dari jenis akadnya penerbitan sukuk Indonesia ,khususnya SBSN baru

menggunakan akad mudharabah dan ijarah. Dimaksudkan dengan akad mudharabah , berdasarkan Pasal 1 Angka 7 UU SBSN adalah :

akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai

dengan jumlah partisipasi modal masing- asi g pihak .

Sementara itu, ijarah adalah akad ya g satu pihak berti dak se diri atau

melalui wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga se a da periode se a ya g disepakati .

Khusus sukuk yang diterbitkan oleh negara (SBSN) maka hingga saat ini yang

digunakan sebagian besar adalah akad ijarah sale and lease back.

Namun demikian, otoritas keuangan dalam hal ini Bapepam-LK sudah

mencanangkan penerbitan sukuk dengan akad-akad lain seperti sukuk

musyarakah dan sukuk istishna.

III. PRAKTIK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MELALUI PENERBITAN SUKUK

Penerbitan sukuk , baik sebagai alternatif investasi maupun pembiayaan

perusahaan di Indonesia menjadi topik ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.

Penggunaan sukuk sebagai alternatif pembiayaan di Indonesia memang relatif

kecil dibandingkan dengan total nilai pembiayaan secara keseluruhan, namun

dari data yang dikeluarkan oleh otoritas keuangan, perkembangan sukuk

memperlihatkan grafik meningkat dari tahun ke tahun. Sejak diundangkannya UU No : 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syarah Negara (SBSN),

pemerintah telah menerbitkan Rp. 4.699 miliar dengan underlying asset berupa

aset atau bangunan milik negara , sementara itu, penerbitan sukuk korporasi

sampai akhir tahun 2008 mencapai Rp 4,76 Triliun, dan pada periode 2007-2012

mencapai Rp 5,2 Triliun untuk sukuk dengan akad ijarah (72 %), dan sisanya

Rp.52,4 Triliun adalah sukuk mudharabah ( 28%). Berdasarkan data yang

dikeluarkan oleh Bapepam –LK dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang pada

tahun 2012 baik SBSN maupun sukuk korporasi mengalami peningkatan yang

signifikan.

Tabel 2 : jumlah Total Penerbitan Sukuk 2002- 2012

Tahun Sukuk Korporasi SBSN Jumlah Total

(12)

Jumlah Total

(miliar)

Total penebit Jumalah Total

(miliar )

sukuk korporasi

2002 175.00 1 - 175.00

2003 740.00 6 - 740.00

2004 1.394.00 13 - 1.394.00

2005 1.979.40 16 - 1.979.40

2006 2.179.00 17 - 2.179.40

2007 3.204.40 21 - 3.204.40

2008 5.498.40 29 4.699.70 10.198.10

2009 7.015.40 43 14.298.90 21.234.30

2010 7.815.00 47 38.500.00 46.315.40

2011 7.915.00 48 62.771.00 70.686.40

2012 /juli 9.390.40 52 76.875.00 86.265.40

Sumber : Bapepam-LK dan Ditjen Pengelolaan Utang, 2012.

Berdasarkan tabel di atas ,diketahui bahwa sukuk korporasi pertama diterbitkan

oleh PT Indosat, Tbk pada bulan oktober 2002 dengan akad mudharabah dengan nilai nominal RP. 175 miliar. Selanjutnya, pada pertengahan Juli 2012 ,jumlah

total kor[porasi yang menerbitkan sukuk berjumlah 52 dengan nilai total

Rp.9,390.00 triliun.

Sejak awal 2011 penerbit sukuk di dominasi oleh perusahaan yang bergerak di

bidang infrastruktur , utilitas dan transportasi sebesar 25 %, , jasa keuangan 18 % , perdagangan , jasa dan investasi sebanyak 14% . industri kimia dasar dan

industri barang konsumsi sebesar 3 %. 21Data ini menunjukkan bahwa sukuk

sebagai alternatif pembiayaan semakin banyak digunakan oleh para pelaku usaha. Bersama sama dengan negara Asean lainnya, yakni Malaysia dan

Singapura, Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan sukuk yang cukup kuat

pada tahun 2012. Allan Redemerio,Director, Head of Infrastructure Ratings at

“ta dard & Poor’s percaya bahwa Indonesia berpotensi menjadi pusat bagi pasar sukuk dengan alasan bahwa Populasi muslim yang besar dan fakta bahwa

penerbit sukuk Indonesia cenderung lebih banyak melakukan pinjaman yang

(13)

sifatnya lintas negara mengingat pasar utang lokal yang kecil.22 Dengan langkah

cepat untuk mempromosikan sukuk, maka akan mempercepat eksistensi sukuk

sebagai instrumen pembiayaan.

Dari sisi investor, sukuk masih didominasi oleh institusi keuangan yakni

perusahaan asuransi sebesar 29 %, perbankan syariah 27 %, 12 % oleh dana pensiun, 9 % dikuasai perusahaan sekuirtas, 5 % oleh perusahaan asuransi syariah (Takaful), selebihnya (4%) dimiliki oleh bank konvensional, reksadana

syariah, raksadana konvensional, dan dana pensiun syariah.23 Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan bahwa investor non syariah mengasai sukuk sebesar

63 %, dan sisanya dikuasai oleh investor syariah sebesar 37 %.

Minat investor terhadap sukuk sebagai alternatif investasi di Indonesia cukup

menggembirakan, hal ini misalnya, dapat dilihat dari pemesanan sukuk IFR 0001

dan IFR 0002 yang oversubscribed 24, yakni sebanyak 1.6 kali dengan total

permintaan mencapai Rp. 8.07 triliun dari target Rp.5 triliun. Permintaan dari investor domestik mencapai Rp.7.1 triliun atau 88% dari total permintaan. Hal ini

menunjukkan bahw pasar sukuk di Indonesia sangat potensial.

Berkenaan dengan praktik penerbitan sukuk sebagai alternatif pembiayaan,

pemerintah sejak tahun 2011 sudah berencana menerbitkan SBSN untuk

mempercepat pembangunan infrastruktur di tanah air. Nilai sukuk berbasis

proyek tersebut mencapai Rp.20,9 Triliun. Setidaknya pada tahun 2011 ada 2

jenis sukuk yang diterbitkan, yakni :

1. Sukuk yang diterbitkan menggunakan proyek-proyek kementerian/lembaga

(K/L) yang sudah ada dalam APBN sebagai dasar penerbitan (project

underlying).

2. Sukuk yang diterbitkan secara khusus untuk membiayai proyek-proyek baru (project based sukuk).

Proyek yang didanai dari hasil penerbitan sukuk ini antara lain untuk pembangunan

jalan tol 40 %, perumahan atau rusunawa sebesar 15 %, fasilitas penyeberangan dan

pelabuhan 16 % dan peningkatan kapasitas bandara 5,6 %. Penerbitan SBSN

tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar

internasional,mengingat penerbitan sukuk tersebut menciptakan bencmark di pasar

keuangan syariah internasional dan perluasan basis investor,khususnya Islamic

investors dari pasar internasional. Diharapkan pada tahun 2013, beberapa proyek

infrastruktur akan dapat dibiayai dengan sukuk, selain satu proyek pembangunan

jalur ganda kereta api Cirebon Kroya. Struktur sukuk yang diterbitkan oleh

pemerintah menggunakan akad ijarah asset to be leased, yang berarti penggunaan

22 Lorraine Cushine, Sukuk Growth Potential Strong in Southeast Asia, Asiamoney Jan 2012, Vol 23 Issue 1,

hlm.100, di download dari http:// web.obscohost.com/ehost/delivery?sid=5e747797-d985-4027-87 tanggal 14 September 2012.

23 Ibid.

24Oversubscribed terjadi apabila jumlah permintaan melebihi jumlah sukuk yang dtawarkan pada pasar

(14)

proyek sebagai underlying asset penerbitan tidak akan mengubah pelaksanaan kegiatan oleh kementerian/lembaga , termasuk dalam pelaksanaan anggaran.

Beberapa manfaat penerbitan sukuk bagi Indonesia, selain untuk mendapatkan

pembiayaan pembangunan, melainkan juga bermanfaat antara lain 25:

1. Proyek-proyek infrastruktur yang menyerap biaya besar yang selama ini tidak

dapat dibiayai, dapat direalisasi dengan masuknya investor asing, khususnya negara-negara timur tengah.

2. Korporasi dapat memanfaatkan sukuk untuk melakukan ekspansi usaha,

khususnya ikut berperan serta dalam pembangunan.

3. Pasar modal dan pasar keuangan syariah akan berkembang dengan hadirnya

produk-produk yang semakin variatif, mengingat keberagaman produk merupakan salah satu daya tarik investor, yang dapat meningkatkan permintaan

pasar. Diharap kan kehadiran sukuk dapat meningkatkan jumlah aset keuangan

syariah, dan selanjutnya berdampak terhadap dinamisasi pasar modal syariah.

4. Diversifikasi basis investor, khususnya basis investor yang menginginkan

berinvestasi secara syariah, sehingga optimalisasi dana masyarakat dapat tercapai.

Mengacu pada tujuan dan manfaat penerbitan sukuk dalam menunjang

pembangunan ekonomi, maka sudah selayaknya Indonesia mempersiapkan

infrastruktur legal dan meminimalisasi hambatan lainnya guna meningkatkan peran sukuk sebagai alternatif pembiayaan dan investasi, khususnya di pasar global.

Disamping manfaat ekonomis, maka praktik penerbitan sukuk di Indonesia

berimplikasi terhadap pembangunan manusia Indonesia, khsuusnya terhadap pengembalian keahlian dalam berbagai instrumen pembiayaan Islam, terhadap pendidikan dan pelatihan serta dapat menciptakan

IV. BEBERAPA PERMASALAHAN YURIDIS DALAM PENERBITAN SUKUK DI INDONESIA

Mengacu pada praktik penerbitan sukuk di Indonesia, potensi untuk

mengembangkan sukuk sangat besar, namun demikian perlu ditemukenali

hambatan-hambatan yang menyebabkan pasar sukuk Indonesia masih jauh

tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, khususnya malaysia. Penulis

menemukan beberapa kendala dalam pengembangan sukuk di Indonesia.

1. Kendala yuridis

Indonesia memang memiliki serangkaian aturan yang berkenaan dengan

penerbitan sukuk, mulai dari UU sampai Fatwa DSN-MUI,khususnya UU No :

19 Tahun 2008 Tentang SBSN. Berdasarkan UU SBSN, jenis akad yang banyak

digunakan dalam praktik adalah akas ijarah sale and lease back. Hal ini

berarti investor pemegang sukuk seharusnya menjadi pemilik dari aset dasar

yang digunakan dalam penerbitan sukuk. Selanjutnya pemerintah menyewa

(15)

kembali aset tersebut, mengelola aset dan membagi keuntungan kepada

investor sebagai return investor. Dari sudut pandang hukum, masih terdapat

keragu-raguan mengenai status kepemilikan aset selama sukuk belum jatuh

tempo. Apakah aset beralih kepada investor karena akad yang dijual adalah jual, atau hanya hak manfaat dari aset saja yang dialihkan kepada investor. Ke duanya menyisakan problem hukum, mengingat aset negara atau barang milik negara tidak diperkenankan untuk dialihkan atau dijaminkan. Hal ini jelas diatur dalam pasal 2 G UU No : 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Andai yang dialihkan hanyalah hak manfaat, maka perlu penegasan dan landasan hukum yang kokoh mengenai kedudukan investor sebagai penerima manfaat saja, namun tidak memiliki asetnya. Dari sisi hukum kebendaan, sangat sulit untuk memisahkan pengalihan hak manfaat dari

bendanya mengingatkan sistem hukum benda tidak mengenal dua

lownership.

Kendala yuridis lain adalah ketentuan di bidang perpajakan yang dianggap tidak efisien, karena kadangkala terhadap akad yang dilakukan

dalam penerbitan sukuk masih terkendala dengan pajak ganda.

2. Kerjasama antar lembaga yang belum optimal dan political will yang masih

rendah.

Penerbitan sukuk di Indonesia memerlukan kerjasama yang solid bukan

hanya antara pemerintah dan swasta sebagai pelaku usaha yang secara profesional mampu melaksanakan proyek-proyek yang sudah direncanakan, melainkan juga memerlukan kordinasi antara otoritas keuangan, antar kementerian/lembaga. Selain Bapepam-LK dan Bank Indonesia ,dan sekarang

hadir Otoritas Jasa Keuangan, maka penerbitan sukuk memerlukan kerjasama

antara kementerian keuangan, Bappenas, Kementerian BUMN, dan

kementerian lain yang menggagas proyek yang akan dibiayai oleh sukuk.

Berkaitan dengan peran pemerintah, baik sebagai pelaku maupun regulator, diperlukan keterlibatan secara aktif dan kemauan yang kuat untuk membangun infrastruktur yang dapat mendorong bertumbuhnya keuangan syariah secara cepat. Malaysia misalnya, selain menargetkan pangsa pasar

secara realistis 26, maka pemerintah terlibat secara langsung dengan

perusahaan-perusahaan keuangan berbasis syariah. Perlaku /perusahaan yang aktif dalam penerbitan instrumen syariah hampir 70 % memiliki afiliasi dengan pemerintah.

3. Kendala lain yang dihadapi Indonesia adalah kendala sumber daya manusia.

Saat ini, perguruan tinggi yang berkonsentrasi pada ekonomi atau keuangan syariah belum banyak, hal ini diakui oleh Muhammad Syafii Antonio ,ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia. Fakultas hukum Unpad misalnya,

26 Pada tahun 2010 Malaysia menargetkan pangsa pasar keuangan syariah mencapai 20 %, dan itu dapat

(16)

memasukkan ekonomi syariah secara sporadis ke dalam matakulaih tertentu, sebagai bagian dari satuan acara perkuliahan. Hal ini berbeda dengan Malaysia , yang secara serius mengembangkan sumber daya manusia. Selain rutin menggagas konferensi keuangan syariah yang sifatnya internasional, Malaysia mencoba menjadikan negaranya sebagai pusat sumber daya

berbasis syariah dengan mendirikan INCEIF ( International Center for

Education in Islamic Finance )sebagai lembaga yang menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang syariah. Di samping itu masih terdapat

IBFIM ( Islamic Banking and Finance Institute Malaysia ) dan ISRA

(International Sharia Research Academy ) 27. Malaysia juga giat mengundang perusahaan-perusahaan internasional dari Timur Tengah untuk membuka cabang di Malaysia dengan insentif pengurangan bahkan penghapusan pajak.

4. Kurangnya sosialisasi bagi masyarakat sebagai investor potensial.

Pangsa pasar yang besar di Indonesia masih belum menjamin bahwa

penerbitan sukuk dapat segera menyerap dana masyarakat. Hal ini dapat

dilihat dari data statistik yang dikeluarkan Bapepam-LK bahwa nilai nominal

dari sukuk yang beredar (outstanding) hanya 4,5 % , dan sisanya 95,6 % masih

dikuasai oleh obligasi konvensional. Sedangkan dari sisi jumlah sukuk yang

beredar baru 11,5 % dari 100 % , yang artinya 88, 5 masih didominasi oleh

obligasi konvensional.28

Minimnya pengetahuan tentang surat berharga sukuk, memerlukan

sosialisasi terus menerus agar masyarakat memahami sukuk secara

komprehensif. V. KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa simpulan yang dapat ditarik dalam praktik penerbitan sukuk sebagai

alternatif investasi di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Simpulan :

1. Sukuk berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan infrastruktur yang

menyerap dana besar. Sukuk yang dapat diterbitkan adalah sukuk yang

selain menyerap dana dari pasar lokal, juga dapat menyerap dana global atau lintas negara.

2. Selain pemerintah yang dapat menerbitkan souvereign sukuk atau sukuk

negara, maka korporasi merupakan mitra pemerintah dalam menyerap dana baik lokal maupun global untuk pembiayaan pembangunan, khususnya infrastruktur. Selanjutnya pemerintah dan swasta dapat bekerja sama ,

dimana setiap pelaku usaha swasta yang menerbitkan sukuk menjadi afiliasi

atau memiliki hubungan dengan pemerintah.

27 Ambisi negeri Jiran, Majalah Sharing, Edisi 68 Tahun VI Agustus 2012.

(17)

3. Indonesia masih belum optimal mempersiapkan infrastruktur yang dapat

menghasilkan human capital atau sumber daya manusia yang siap

mendukung pasar sukuk khususnya, dan aktivitas ekonomi syariah pada

umumnya. Hal ini terlihat belum banyak institusi pendidikan atau pun pusat studi yang menghasilkan tenaga2 berpengetahuan syariah yang handal.

b. Saran :

1. Diperlukan political will yang kuat dari pemerintah untuk menyiapkan

infrastruktur baik legal maupun sumber daya manusia yang handal untuk

mendukung pengembangan pasar sukuk di Indonesia.

2. Diperlukan mekanisme yang tepat bagi hubungan pemerintah-swasta dalam

menyerap dana lokal dan global melalui penerbitan sukuk.

3. Diperlukan kerjasama antara perguruan tinggi, pusat studi atau institusi yang

sudah ada dengan perguruan tinggi dan institusi di negara-negara yang sudah mapan dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang ekonomi syariah.

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku

Thomas A Myers, From Enron to Subprime Mortgage to Greece : How Islamic Finance

Principles Might Have Avoided the Recent Financial Crises, Durham Islamic Summer School, 2012.

Dat Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam – Tinjauan Teoritis dan

Praktis, Kencana, Jakarta, 2010.

Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, John Wilay & Sons Limited, Englad, 2007

Rodney Wilson, Overview of The Sukuk Market, Euro Money Books, Nestor House-Playhouse

Yard, London,UK

Muhammad al-Bashir Muhammad al-Amine, Global Sukuk and Islamic Securitization Market,

Brill, London, 2012

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 32/DSN-MUI/ 2002 Tentang Obligasi Syariah.

Makalah, Artikel, Dan Lain-lain

Lastuti Abubakar, Implikasi Aktivitas Ekonomi Syariah Terhadap Perkembangan Hukum

Ekonomi di Indonesia, Jurnal Legal Review Volume I Nomor 2 Desember Tahun 2010.

Sinergi Keuangan Syariah Asean, Majalah Sharing, Edisi 67 Tahun VI Juli 2012.

Ekonomi Syariah Khas Indonesia, Majalah Sharing, Edisi 62 ,Tahun VI Februari 2012

Ambisi negeri Jiran, Majalah Sharing, Edisi 68 Tahun VI Agustus 2012

(18)

Statistik Pasar Modal Syariah 2011.

Tim Kajian Pengembangan Produk Syariah, Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal

(Sukuk Musyarakah dan Sukuk Ishtisna), Bapepam-LK, Jakarta, 2009

Lorraine Cushine, Sukuk Growth Potential Strong in Southeast Asia, Asiamoney January

2012, Vol 23 Issue 1, di download dari http://

web.ebscohost.com/ehost/delivery?sid=5e747797-d985-4027-87 tanggal 14

September 2011

Wedderburn- Day, A. Roger, Souvereign Sukuk : Adaptation and Innovation, Law &

Contemporary Problems, Fall 2012, Vol.73 Issue 4, hlm . 325-333. Di download dari http://web.ebscohost.com/ehost/delivery?sid=f135f349-bced-4874.

Gambar

Tabel 1: perbedaan sukuk,obligasi, dan saham

Referensi

Dokumen terkait

Vapakalastuksen osuus koko vapaa-ajan kuhasaaliista oli vuoden 2010 arvion mukaan vain viidennes, kun se vuonna 2008 oli yli puolet, ja myös vuonna 2010

Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang pikirannya akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur warna daun seperti cara yang cukup sulit dan mahal dengan menggunakan SPAD-502, yakni alat yang nantinya mencatat

Untuk memasukkan lebih lanjut nilai yang ada pada tiap ciri-ciri anjing maka dapat menekan nama ciri-ciri yang telah diinputkan pada listbox yang ada yang akan menampilkan form

1) Menciptakan spesialisasi dengan adanya produk jasa yang heterogen melalui program pelatihan dan pendidikan, kompensasi dan insentif, dan program pewujud motivasi sebagai

Gambar.. Rumus 2 merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung berat material pada saat user melakukan kustomisasi frame. Berat yang dihitung saat user melakukan

diketahui bahwa corporate governance yang diukur dengan komite audit dan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kepemilikan keluarga

Variabel rasio hutang memiliki koefisien negatip, hal ini berarti penggunaan instrumen kebijakan hutang terkait dengan struktur kepemilikan insider yang lebih rendah