• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. menghindari kesamaan peneliti, maka diperlukan adanya kajian pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. menghindari kesamaan peneliti, maka diperlukan adanya kajian pustaka"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Peneliti Terdahulu

Penelitian ini pastinya tidak terlepas dari bermacam penulisan terdahulu yang digunakan untuk acuan, dalam menulis tugas akhir. Untuk menghindari kesamaan peneliti, maka diperlukan adanya kajian pustaka terhadap penelitian terdahulu.

Menurut Sa`diyah S (2017) Yang berjudul “Analisis Penerapan Pengendalian Risiko Pada Produk Kafalah Pembiayaan SurretyyBond pada PT. Jaminan PembiayaannAskrindooSyariah KPS..Surabaya. Didalam penelitian tersebut risiko bisa terjadi padaaproduk suretybond yaitu risiko spekulatif sehingga bisa menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan proyek. Salah satu risikonya tanggal proyek yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tanggal pelaksanaannya. Melihat adanya risiko yang mungkin terjadi maka perlu dibutuhkannya manajemen risiko, dimana didalam manajemen risiko tersebut selain meliputi aktivitas pengembangan alat, dan juga pengendalian. Didalam pengendalian risiko yang ada pada produk Kafalah Pembiayaan Surety Bond hanya melaksanakan sesuai dengan

ketentuan dari kantor pusat. Pengendalian risiko tertuju pada teknik untuk menurunkan frekuensi dari kerugian yang terjadi secara tiba-tiba.

Sedangkan pembiayaan

(2)

risiko tertuju pada teknik yang menyediakan biaya-biaya kerugian yang terjadi. Disini banyak sekali manajer risiko yang menggunakan perpaduan dari teknik tersebut untuk melakukan setiap potensi kerugian. Tidak adanya kemungkinan yang dapat menghindari risiko. Semakinn luasnya risiko yang ada, akan semakinn besar juga ketidak mungkinan menghindarinya. Seperti halnya, menghindariirisikooklaim yang seharusnya nasabah datang langsung ke kantor asuransi untuk pengecekan barang tetapi nasabah hanya mengirim format foto atau dokumen tanpa ada pemeriksaan lebih lanjut.

Adapun keterkaitan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dimana penelitian ini pengembangan dari peneliti terdahulu dan dimana peneliti terdahulu menulis dasar hukum dan penerapan manajemen risiko pada produk pembiayaan. Sedangkan penulis membahas penerapan pengendalian risiko pada produk asuransi. Adapun perbandingan comparative riset dilihat dari persamaan, persamaan penelitian penulis yaitu

pada ruang lingkup pembahasan yaikni membahas penerapan risiko, dan penyebab terjadinya klaim, sehinggaabisa dijadikannya sebagai acuan didalam penelitian penulis. Dilihat dari perbedaan penelitian ini dengan peneliti penuliss yakni pada ruang lingkup penelitian, dimana peneliti penulis berkaitan mengenani penerapan pengendalian risiko produk Asuransi Oto Plus. Sedangkan peneliti ini lebih terfokus dasar hukum dan penerapan manajemen risiko pada produk kafalah pembiayaan.

Menurut Abdurrahman,dkk (2018) “Analisis Implementasi Manajemen Pengendalian Risiko Dalam Upaya Tercapainya Tujuan

(3)

Organisasi”. Risiko terdapat dari dalam ekternal maupun dari luar internal.

Berdasar tingkat risiko dapat dibedakan menjadi: (1) risiko manajemen tertuju pada yang bersifat kebijakan strategis sampai dengan finansial, dengan dalamnya pemerintahan dapat disetarakan dengan level program kebijakan indikator kinerja berupa impact atau outcome. (2) risiko operasional mengarah untuk kegiatan operasional ataupun teknis, didalam pemerintahan bisa disetarakan dengan level kegiatan indikator output.

Manajemen risiko bisa membantu instansi untuk melaksanakan strategi kedepannya, lalu meninjau kembali startegi yang sudah dilaksanakan agar bisa relevan dengan situasi yang akan terus berkembang. Manajemen risiko dirancang agar bisa menganalisa dan mengendalikann risiko yang bisa saja terjadi untuk setiap proses aktivitas yang dilakukan. Jika pemerintah sudah mempunyai atupun menjalankan manajemen risiko dengan efektif maka risiko yang dihadapi oleh pemerintah sudah dikelola sedemikian rupa sampai tingkatan tertentu agar bisa diterima dengan baik oleh pemerintah.

Adapun keterkaitan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dimana penelitian ini pengembangan dari peneliti terdahulu dan dimana peneliti terdahulu menulis pentingnya penerapan manajemen risiko pada lingkungan kementrian keuangan dalam rangka mengamankan sasaran strategis organisasi. Sedangkan penulis membahas penerapan pengendalian risikoopada produk asuransi.

(4)

B. Tinjauan Pustaka 1. Asuransi

Seperti kita ketahui salah satu cara mengatasi risiko melalui pembiayaan yaitu dengan mengasuransikan suatu risiko ke perusahaan asuransi. Cara tersebut dapat dianggap sebagai metode yang paling penting dalam mengatasi risiko, karena banyak orang yang berpendapat bahwa manajemen risiko sama hal nya dengan asuransi. Padahal yang sebenarnya tidaklah demikian. Asuransi bukan satu satunya alat dasar manajemen risiko, namun merupakan sarana yang cukup penting dari pada transfer teknik risiko dan merupakan dasar dari kebanyakan program manajemen risiko. Saat ini asuransi telah berkembang menjadi suatu bidang usaha atau bisnis yang menarik dan memiliki peranan yang tidak kecil didalam kehidupan ekonomi maupun didalam perkembangan ekonomi. Secara umum asuransi dapat diartikan sebagai suatu persetujuan yang didalamnya ada kesepakatan bahwa penanggung yang memperoleh premi telah menjanjikan kepada tertanggung untuk menggantikan kerugian atas yang dipertanggungkan karena sebab tertentu yang tidak disengaja, misalnya kehilangan, kebakaran, kerusakan dan sebagainya.

Di Indonesia saat ini pengertian asuransi tercantum di dalam Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan diatur secara khusus di dalam Undang-Undnag Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian. Asuransi yaitu perjanjian sebagaimana dinyatakan

(5)

dalam KUHD Pasal 246, bahwa : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.” Ruang lingkup pengaturan dalam KUHD tersebut terlihat sangat sempit sekali. Ruang perlindungan hanya terhadap risiko kerugian, kerusakan ataupun kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang belum tentu. Padahal kita tahu bahwa banyak sekali risiko dalam kaitannya dalam perkembangan dan kehidupan nya tidak hanya pada tiga jenis pokok yang ditentukan dalam KUHD.

Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian telah memperluas ruang lingkup perlindungan meliputi risiko dari tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, asuransi jiwa, dan bunga cagak hidup. Pasal 1 Nomor 1 UU Nomor 2 Tahun 1992 menyatakan bahwa: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

(6)

mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut(Salim, 2007) Menyatakan bilamana kita melihat cabang- cabang perusahaan asuransi yang ada di negara kita, maka bentuk asuransi dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Asuransi kerugian (asuransi umum) yaitu mengenai hak milik, kebakaran, dan lain – lain

b. Asuransi varia (marine insurance, asuransi kecelakaan, asuransi mobil dan pencurian).

c. Asuransi jiwa (life insurance), yaitu yang menyangkut kematian, sakit, cacat dan lain – lain.

2. Risiko

(Kasidi, 2010) Menjelaskan semua orang menyadari bahwa didunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian. Meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian didalamnya antara lain mengenal kapan, maupun penyebabnya. Ketidakpastian menimbulkan adanya risiko yang merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, lebihnya di dunia bisnis. Ketidakpastian tersebut beserta risikonya merupakan suatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja, namun demikian harus diperhatikan secara teliti. Risiko didalam kehidupan manusia akan

(7)

selalu melekat pada setiap kehidupannya. Risiko berkaitan dengan ketidakpastian apa yang akan terjadi pada kehidupan manusia. Untuk mengantisipasi risiko diperlukan mencegah, mengantisipasi, mengurangi dan mengalihkan risiko. Pada dasarnya setiap manusia mempunyai risiko atas apapun yang mereka lakukan. Selain itu hidup manusia sendiri juga mengandung banyak risiko. Risiko yang dilindungi dengan asuransi lebih banyak merupakan risiko materil. Meskipun demikian, risiko immateril bisa dilindungi dengan asuransi, tetepi kerugian tidak dapat diukur dengan finansial (dinilai dengan uang).

Risiko demikian biasanya terdapat pada asuransi kesehatan, asuransi pendidikan dan sebagainya yang lebih menonjol manfaatnya adalah sebagai sebagai investasi (menyimpan dana). Dengan demikian risiko pada asuransi kerugian misalnya kebakaran, kehilangan mobil, kecurian, kerusakan dan lain-lain adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian ekonomis.

Bentuk-bentuk risiko yaitu risko murni, risiko spekulatif, risiko partikular dan risiko fundamental. Risiko murni yaitu risiko yang berakibat hanya ada dua macam rugi atau break even, contohnya pencurian, kecelkaaan atau kebakaran. Risiko spekulatif adalah risiko yang berakibat ada tiga macam yaitu rugi, untung, atau break even, contohnya judi. Risiko partikular yaitu risiko yang berasal dari individu dan dampaknya yaitu lokal contohnya, pesawat jatuh, tabkrakan mobil.

Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari

(8)

individu dan dampaknya begitu luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.

Secara umum, macam-macam risiko yang dikenal dalam asuransi antara lian yaitu (Kasidi, 2010):

a. Risiko umum, berarti ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau hanya ada peluang merugi dan bukan suatu kerugian ataupun hanya peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan dengan makna lain risiko murni yaitu suatu yang terjadi tidak juga memberikan keuntungan.

b. Risiko Spekulatif yaitu risiko yang mengandung dua kemungkinan, yaitu kemungkinan yang menguntungkan ataupun kemungkinan yang merugikan. Risiko tersebut biasanya berkaitan dengan risiko usaha atau bisnis. Contohnya; pembelian saham, perjudian, perubahan tingkat suku bunga perbankan.

c. Risiko Individu atau Risiko Pribadi yaitu risiko yang dapat memepengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan yang dapat menyebabkan mati muda, cacat fisik ataupun kehilangan pekerjaan.

d. Risiko Harta yaitu terjadinya kerugian kerugian keuangan apabila kita mempunyai suatu bendu atau harta, dimana adanya peluang harta tersebut hilang, dicuri ataupun rusak. Hilangnya suatu harta berarti suatu kerugian finansial.

(9)

e. Risiko Tanggung Gugat yaitu risiko yang mungkin kita alami atau diderita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau pihak lain.

3. Pengendalian Risiko

Masing-masing metode pemanfaatannya dapat dikombinasikan yang satu dengan yang lain.

a. Menghindari Risiko

Salah satu cara untuk pengendalian risiko ialah dengan jalan menghindari risiko, misalnya dalam mengendarai mobil dalam musim hujan kecepatan kendaraan dibatasi (kurang lebih 60 km/jam).

b. Mengendalikan kerugian (Loss Control)

Pengendalian kerugian dapat di lakukan dengan beberapa cara antara lain :

1) Memperkecil chance (kans) untuk terjadinya kerugian.

2) Mengurangi keparahan atas kerugian bila kerugian sesungguhnya tidak dapat di hindarkan.

3) Dengan menjalankan pencegahan kerugian (preventive) 4) Tindakan mengurangi kerugian.

c. Pemisahan Risiko

Risiko yang mungkin terjadi kita pisahkan untuk memperkecil kerugian. Misalkan satu perusahaan taxi yang

(10)

memiliki 200 taxi. Untuk mengurangi risiko kerugian, pooling taxi yang bersangkutan tidak ditempatkan dalam satu pool, yaitu dengan di pencar – pencar menjadi empat pooling (Pool A, B, C, D). Bila 50 unit mobil rusak, pada pool A (terbakar) sedangkan pool yang lain aman. (satu pool = 50 menit)

d. Pemindahan Risiko

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan memindahkakan kerugian atau risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain (perusahaan asuransi), misalnya mengasuransikan mobil, rumah, pabrik kepada perusahaan asuransi kerugian atau dengan cara reasuransi (pertanggungan ulang).Dengan pemindahan risiko dilakukan secara juridis (perjanjian) serta jelas objek yang akan dipertanggungkan tersebut. Manajemen risiko akan menentukan kebijaksanaan dalam menghadapi risiko atau kerugian dalam perusahaan untuk memilih metode yang akan digunakan. Selain pemindahan risiko, manajemen risiko dapat membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian - kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri) (Soeisno, 2003).

Asuransi salah satu bentuk pengendalian risiko yang dapat dilakukan dengan cara mengalihkan ataupun mentransfer risiko dari satu pihak ke pihak yang lainnya didalam hal tersebut adalah perusahan asuransi. Selain asuransi sebagai bentuk pengendalian risiko secara finansial, asuransi juga mempunyai berbagai

(11)

manfaat yang diklasifikasikan ke dalam fungsi utama, fungsi tambahan dan fungsi sekunder. Fungsi utama asuransi yaitu sebagai pengalihan risiko, pengumpulan dana dan premi yang seimbang. Fungsi tambahan asuransi yaitu sebagai investasi dana dan invisible earnings. Fungsi sekunder asuransi adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan

4. Sumber Risiko beserta Macam

Menganalis risiko diperlukan, terlebih dahulu tingkatan posisi risiko yaitu (Soeisno, 2003):

a. Bahayaa(Hazard), dalam kondisi dapat berpengaruh adanya yang bisa terjadi seperti terjadinya kerugian dari suatu bencana.

b. Bencanaa(Peril), kejadian dapat mengakibatkan rugi seperti pencurian, kecelakaan, gempa bumi, banjir dan lain-lain.

c. Kerusakann(Lose), kerugian bisa berakibat dari keadaan yang kurang diharapkan tapi dapat terjadi.

(Kasidi, 2010) Menuliskan sumber risiko dapat diklasifikasikan menjadi risiko sosial, risiko fisik dan risiko ekonomi.

a. Risiko sosial. Sumber dari risiko ini yaitu masyarakat, yang berarti dapat diartikan tindakan orang-orang menimbulkan kejadian yang akan menyebabkan penyimpangan seperti

(12)

merugikan, misal; pencurian, huru-hara, peperangan dan lain- lain.

b. Risiko fisik. Dalam risiko ini ada banyak sumber, sebagian yaitu fenomena alam dann sebagian dikarenakan oleh tingkah laku manusia. Kebakaran adalah penyebab cidera fisik, kematian ataupun kerusakan harta.

c. Risiko ekonomi. Dalam risiko ini banyak risiko yang dihadapi oleh manusia itu bersifat ekonomi. Misalnya; inflasi, fluktuasi harga dan lain sebagainya.

5. Asuransi Jasindo Oto Plus

Asuransi Jasindo OtoPlus yaitu produk asuransi yang dapat memberikan jaminan kerugian untuk kendaraan bermotor roda empat (mobil) milik nasabah di PT Asuransi Jasindo Kantor Cabang Malang

Asuransi Jasindo Oto Plus membagi menjadi dua kategori dan satu kategori gabungan yang dapat dipilih oleh nasabah asuransi, yaitu :

a. Asuransi All RiskkCoverratau Comprehensivee

Jenis asuransi yang jauh lebih lengkap karena pada produk tersebut menjamin dalam segala hall jenis risiko, dimulaii dari jenis kerusakan ringan sampai dengan berat. Selain kerusakan asuransi ini menanggung seperti kehilangan.

b. Totall Loss Onlyy

Jenis asuransi Total Loss Only yaitu asuransi yang menjamin kerugian ataupun kerusakan pada skala diatas 75%. Selain rusak,

(13)

asuransi ini juga dapat menanggung kehilangan karena dicuri dan tidak ditemukan dalam waktu 60 hari sejak pelaporan kejadian pencurian tersebut.

6. Kontrak Asuransi Oto

(Salim, 2007) Mengatakan pada kontrak asuransi oto atau mobil, bahaya atau risiko atau bencana bisa disebabkan oleh hal – hal berikut.

a. Karena kita memiliki mobil, maka kita harus memeliharanya, tetapi bisa pula terjadi kerugian – kerugian atau kebakaran atas mobil tersebut meskipun kita telah memeliharanya. Oleh sebab itu perlu di asuransikan.

b. Kerugian (loss) bisa terjadi yang disebabkan pencurian pada bagian – bagian atau onderdil mobil.

c. Kerugian yang timbul dikarenakan “tabrakan”

Pada asuransi mobil ada dua macam risiko yang dijamin, yaitu :

a. Beban wajib (liability insurance)

b. Pertanggungan milik (property insurance)

Di USA yang lebih diutamakan ialah liability insurance. Contoh :

a. Menubruk orang hingga luka – luka

b. Menubruk mobil orang lain dari belakang. Keadaan sub a) dan sub b) dinamakan beban wajib, bisa diganti kerugian tersebut.

Sedangkan di Indonesia pertanggungan milik (property insurance) yang lebih didahulukan dari pada beban wajib. Jadi yang

(14)

sudah maju, di mana jiwa seseorang lebih dipentingkan dari pada milik dalam automobile insurance itu.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terlalu pekat atau lebih, maka alkali bebas tidak berikatan dengan trigliserida atau asam lemak akan terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan iritasi pada

Tabel 4.20 Perhitungan Index of Fit Dies dengan Distribusi Weibull 73 Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Index of Fit Dies (TTF) 73 Tabel 4.22 Perhitungan Index of Fit Punch

Berniat menjamak shalat yang pertama (shalat zuhur) dengan jamak taqdim.. “Saya berniat shalat zuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat asar dengan jamak taqdim karena

Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu software untuk mendeteksi penyakit kelainan jantung PACs mengunakan RR interval dan algoritma QRS Detection Pan and

Berdasarkan data penilaian Pra PTK serta siklus I, pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup optimal pada setiap siklus, dan ini berarti

Pada gambar V.13 menampilkan antarmuka menu scan yang merupakan bagian utama pada aplikasi ini.. Dimana pada menu ini akan menampilkan objek Augmented Reality berdasarkan

La lupa capitolina è una scultura in bronzo che si trova nei Musei Capitolini vicini alla sede del Municipio della città in quanto essa è il simbolo e l’icona stessa di Roma e di

Pelaksanaan penerapan sistem poin dalam mengatasi pelanggaran tata tertib pada tahap hukuman dari pihak madrasah melalui tahap pertama peringatan lisan dari semua