• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Strategi Pemasaran Tenun Ikat Kupang Berdasarkan Tingkat Kepentingan Konsumen dengan Metode Cluster Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Usulan Strategi Pemasaran Tenun Ikat Kupang Berdasarkan Tingkat Kepentingan Konsumen dengan Metode Cluster Analysis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Kepentingan Konsumen dengan Metode Cluster Analysis

Proposed Marketing Strategy Proposal for Hand Woven Ikat Fabric Kupang Based on Consumer’s Needs with Cluster Analysis

Yulianti, Valentino Romansya Halan

Jurusan Teknik Industri - Universitas Kristen Maranatha E-mail:yulianti2009@yahoo.com,valen55@ymail.com

Abstrak

Tenun ikat adalah salah satu produk lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan produk kerajinan tangan yang sudah diwariskan sejak jaman dahulu. Produk lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi NTT ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat NTT secara adat dan budaya. Berbagai motif pada tenun ikat mempunyai daya tarik yang kuat, baik bagi masyarakat NTT maupun bagi masyarakat di luar NTT bahkan di luar negeri.

Dalam proses pemasarannya, sentra-sentra tenun ikat memiliki peranan penting dalam menyiapkan produk di pasar. Data Departemen Perindustrian dan Perdagangan menunjukkan adanya pengurangan jumlah sentra tenun ikat di Kupang, yang diakibatkan karena masuknya bahan textil yang bermotif tenun ikat ke Kupang sehingga banyak konsumen yang memilih untuk menggunakan bahan textil dibandingkan tenun ikat asli. Akibatnya banyak sentra tenun ikat yang tidak beroperasi lagi.

Untuk meningkatkan penjualan tenun ikat pada sentra-sentra, sehingga budaya tenun ikat ini dapat terus lestari, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan usulan strategi pemasaran bagi sentra tenun ikat.

Data dikumpulkan melalui kuesioner penelitian yang disebarkan pada 250 konsumen dengan menggunakan variabel bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence), dan metode sampling Purposive Sampling. Data tingkat kepentingan konsumen diolah dengan menggunakan Cluster Analysis, kemudian hasil Cluster Analysis ditabulasi silang dengan profil konsumen. Usulan bagi sentra tenun ikat diberikan berdasarkan hasil pengolahan Cluster Analysis, tabulasi silang dan profil responden.

Kata kunci: bauran pemasaran, Cluster Analysis, tabulasi silang Abstract

Hand woven ikat fabric is one of the local products in Province of East Nusa Tenggara (NTT), which is hand-crafted products that have been become heritage of antiquity. This local products became the pride of the NTT’s people that has special meaning in the tradition and cultures. Various pattern on ikat fabric has a strong attractiveness, both for people inside and outside NTT, even abroad.

In marketing process, ikat fabric centers have an important role in preparing the product for the market. Ministry of Industry and Trade’s data showed that the amount of ikat fabric centers in Kupang decreased, which is caused by the entry of a patterned ikat textile to Kupang that many consumers are opting to use these textile materials than the original ikat fabric. This problem results many ikat fabric centers that do not operate anymore.

To increase sales of ikat fabric centers for the sustainability of hand woven ikat fabric, conducted research that aims to produce the proposed marketing strategy for ikat fabric centers.

(2)

Data collected through questionnaires distributed on 250 consumers using the Marketing Mix variables 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence), and Purposive Sampling method. Consumers’ need data processed using Cluster Analysis, then the results from Cluster Analysis cross-tabulated with consumers’ profile. The proposal for ikat fabric centers given based on Cluster Analysis processing, cross-tabulations and consumer’s profile.

Keywords: marketing mix, Cluster Analysis, cross tabulations

1. Pendahuluan

Tenun ikat adalah salah satu produk lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan produk kerajinan tangan yang sudah diwariskan sejak jaman dahulu. Produk lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi NTT ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat NTT, secara adat dan budaya. Berbagai motif pada tenun ikat mempunyai daya tarik yang kuat, baik bagi masyarakat NTT maupun bagi masyarakat di luar NTT bahkan di luar negeri.

Secara adat dan budaya, tenun ikat tradisional dari Kota Kupang NTT memiliki banyak fungsi.

Pada umumnya tenun ikat Kupang digunakan sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat, sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin), sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian, sebagai denda adat untuk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu (fungsi hukum), sebagai mitos yaitu lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/desain tertentu akan memberikan perlindungan (dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain), serta sebagai alat penghargaan bagi tamu.

Dilihat dari kegunaannya, produk tenun ikat di Kupang NTT terdiri dari tiga jenis yaitu sarung, selimut dan selendang. Warna dasar tenunan pada umumnya adalah warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua, karena pengrajin tradisional selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah maron.

Gambar 1. Produk Kain Tenun Ikat Gambar 2. Produk Tenun Ikat Busana Adat

(3)

Gambar 3. Produk Tenun Ikat Selendang Sedang Gambar 4. Produk Tenun Ikat Selendang Besar Untuk memproteksi keberadaan dan keberlanjutan tenun ikat, pemerintah di Kota Kupang mengeluarkan suatu kebijakan dalam bentuk peraturan daerah yang mewajibkan para Pegawai Negeri Sipil mengenakan pakaian tenun ikat motif daerah pada hari Rabu dan Kamis. Selain itu, terdapat dua perihal himbauan Gubernur NTT yaitu memanfaatkan kain tenun ikat sebagai pemberian hadiah untuk para tamu dari luar NTT dan mengenakan kain tenun ikat NTT apabila berada di luar NTT. Hal ini dilakukan agar kain tenun NTT, lebih dikenal di luar daerah NTT sebagai bentuk promosi. Dengan demikian, diharapkan meningkatkan pendapatan perkapita daerah.

Saat ini, tenun ikat menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat NTT, terutama masyarakat pedesaan. Dalam proses pemasarannya, sentra-sentra tenun ikat yang memiliki peranan penting dalam menyiapkan produk di pasar. Dalam operasionalnya, sentra tenun ikat di Kupang melaksanakan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan tenun ikat NTT.

Dengan demikian, tenun ikat sebagai warisan budaya NTT dapat dilestarikan dan tercipta lapangan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga. Pemerintah juga melibatkan sentra tenun ikat untuk mengikuti pameran pada hari Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus dan event-event tertentu seperti Sail Komodo dan Sail Flobamora, untuk meningkatkan penjualan tenun ikat di sentra-sentra tenun ikat.

Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pada tahun 2012 terdapat 12 sentra tenun ikat di Kupang, namun pada tahun 2014 tinggal 6 sentra tenun ikat yang masih bertahan. Hal ini disebabkan pada awal tahun 2010 masuknya bahan textil yang bermotif tenun ikat ke Kupang. Sebagian besar konsumen memilih bahan textil karena lebih murah, tidak luntur, mudah diperoleh dan tidak panas. Hal ini yang menyebabkan beberapa pemilik sentra di Kupang menutup sentranya karena tidak mampu bersaing baik dalam kualitas produksi maupun dalam pemasaran.

Selain kerjasama dan dukungan dari pemerintah daerah, pemerintah daerah juga menghimbau agar setiap sentra tenun ikat lebih kreatif dan memperhatikan strategi pemasaran agar produk tenun ikat dapat memenuhi kebutuhan para konsumen di berbagai kelompok kepentingan.

(4)

2. Tinjauan Pustaka

Studi Pustaka ini berisi teori-teori yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang ada sehingga teori-teori tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kerangka berpikir dan landasan dalam pengolahan data serta penganalisaan data dari penelitian yang telah dilakukan.

2.1 Bauran Pemasaran (Kotler, 1997)

Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya pada pasar sasaran. Umumnya, pada penelitian pemasaran produk, bauran pemasaran lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion); sedangkan pada penelitian pemasaran jasa, bauran pemasaran lebih dikenal dengan 7P (Product, Price, Place. Promotion, People. Process, dan Physical Evidence.

 Product (Produk)

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, meliputi kualitas, desain, fitur, merek, dan kemasan produk. Produk adalah sesuatu yang langsung dapat dirasakan atau dinikmati oleh konsumen, sehingga pengendalian terhadap suatu produk sangat penting dilakukan secara berkelanjutan.

 Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk yang ditawarkan. Persepsi konsumen menilai kualitas suatu barang atau jasa dari sudut pandang nilai harganya sehingga harga sering menjadi alat untuk menjalin hubungan dengan konsumen dan digunakan sebagai alat untuk bersaing dalam merebut pangsa pasar.

 Place (Tempat//Lokasi)

Tempat (lokasi) adalah tempat di mana suatu produk atau jasa diproduksi, ditawarkan, dan dapat ditemukan oleh konsumen. Lokasi dapat digunakan untuk mengembangkan keunggulan bersaing perusahaan, sehingga pemilihan lokasi yang tepat adalah lokasi yang dapat menjangkau konsumen yang menjadi pasar sasarannya.

 Promotion (Promosi)

Promosi merupakan aktivitas yang dilakukan sebagai bentuk usaha dengan tujuan mengomunikasikan produk atau jasa dalam menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengetahui keberadaan produk atau jasa dengan tujuan agar konsumen bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut.

 People (Orang)

People adalah semua orang yang berperan dalam penyampaian jasa dan dengan demikian mempengaruhi persepsi pembeli, yaitu personil perusahaan, pelanggan, dan pelanggan lainnya dalam lingkungan (Zeithaml, 2013).

 Process (Proses)

Proses adalah prosedur, mekanisme, dan aliran aktivitas sehingga layanan/jasa dan sistem operasi tersampaikan (Zeithaml, 2013). Konsumen seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.

 Physical Evidence (Bukti Fisik)

Bukti fisik adalah lingkungan yang di dalamnya layanan/jasa disampaikan dan di mana perusahaan dan pelanggan berinteraksi, dan setiap komponen yang nyata terlihat yang memfasilitasi performansi atau komunikasi layanan/jasa (Zeithaml, 2013). Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan di mana layanan jasa diciptakan dan di mana antara penyedia jasa dan pengguna jasa berinteraksi atau pengguna jasa dapat melihat serta menilai secara langsung lingkungan operasional penyedia jasa tertentu.

(5)

2.2 Cluster Analysis (Hair, 2006)

Cluster Analysis adalah teknik multivariate yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang mereka miliki. Cluster Analysis mengelompokkan orang atau objek kedalam cluster/kelompok sehingga objek yang berada dalam cluster yang sama akan lebih mirip satu sama lain daripada objek yang berbeda cluster. Cluster yang dihasilkan harus memiliki homogenitas internal yang tinggi (diantara anggota cluster yang sama) dan heterogenitas eksternal yang tinggi (antara anggota cluster yang berbeda).

Cluster Analysis seringkali digunakan akademisi dan peneliti pasar untuk menemukan masalah yang perlu dipecahkan dengan cara mendefinisikan kelompok objek yang serupa (baik kelompok orang-orang, kelompok perusahaan, kelompok produk atau bahkan kelompok perilaku). Strategi pemasaran dibuat berdasarkan kelompok yang diidentifikasi dari populasi, seperti segmentasi dan target pasar. Peneliti mencari struktur alami diantara observasi berdasarkan profil-profilnya.

Metode dalam Cluster Analysis:

 Hierarchical: merupakan proses clustering yang repetitif, untuk mendefinisikan kemiripan antar cluster dengan banyak anggota cluster, ada hirarki (tingkatan) yang jelas antar objek. Prosedur ini sangat berguna untuk mengidentifikasi outlier, namun sulit apabila jumlah pengamatan banyak.

 Nonhierarchical / K-Means Cluster: bertolak belakang dengan Hierarchical, metode ini tidak menggunakan dendogram, namun memindahkan objek kedalam cluster-cluster setelah jumlah cluster ditentukan sebelumnya.

 Kombinasi: Hierarchical digunakan untuk membuat clustering yang lengkap, menghasilkan cluster yang dianggap tepat, mendefinisikan jumlah cluster dan mengidentifikasi outlier.

Setelah outliers dibuang, sisa observasi dapat dicluster dengan metode K-Means Cluster.

Profiling hasil cluster meliputi penggambaran karakteristik tiap cluster untuk menjelaskan bagaimana perbedaan dimensinya. Walaupun hasil mungkin tidak didukung teori, namun biasanya berguna secara praktis.

3. Pembahasan

3.1 Penentuan Variabel Penelitian

Untuk menjawab tujuan penelitian ini, ditentukan variabel penelitian sebagai berikut:

 Variabel penelitian untuk melakukan segmenting, targeting dan positioning:

1. Demografis:

- Jenis kelamin konsumen - Usia konsumen

- Pekerjaan konsumen 2. Geografis:

- Tempat tinggal konsumen.

3. Psikografis:

- Pertimbangan utama dalam memilih sentra tenun ikat - Sumber informasi mengenai sentra tenun ikat

- Bahan pewarna tenun ikat yang lebih disukai - Proses menenun yang lebih disukai

(6)

4. Perilaku:

- Frekwensi pembelian produk tenun ikat - Tujuan penggunaan tenun ikat

- Produk tenun ikat yang sering dibeli

- Harga produk tenun ikat berdasarkan kebutuhan

 Variabel penelitian berdasarkan bauran pemasaran 7P : 1. Product (Produk)

1) Keanekaragaman jenis produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba) yang ditawarkan.

2) Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)

3) Kejelasan label harga pada produk-produk tenun ikat

4) Keanekaragaman motif tenun ikat yang telah dimodifikasi (modifikasi tenun ikat dengan parada atau modifikasi tenun ikat dengan benang emas) ditawarkan

5) Kejelasan informasi tentang komposisi bahan: berbagai macam benang tenun, zat pewarna sintetis, dll

6) Hasil kualitas tenun ikat yang baik(tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan tenun ikat rata tidak bergelombang)

7) Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang kapas/katun, zat pewarna)

8) Ketersediaan model produk sesuai pesanan konsumen pada sentra tenun ikat 9) Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat

10) Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat 2. Price (Harga)

1) Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun ikat yang lain.

2) Pemberian potongan harga untuk pembelian produk-produk tenun ikat dalam jumlah besar

3) Pemberian potongan harga tenun ikat untuk event-event tertentu 3. Place (Tempat/Lokasi)

1) Lokasi tempat sentra tenun ikat yang mudah dijangkau 2) Area parkir yang memadai

4. Promotion (Promosi)

1) Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media cetak (koran Pos Kupang) 2) Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media elektronik (Radio,TV) 3) Kemenarikan Promosi tenun ikat melalui media sosial (Facebook, Twitter) 5. Process (Proses)

1) Kecepatan dalam pelayanan

2) Kecepatan dalam proses pembayaran 3) Ketepatan dalam memberikan kembalian 4) Ketepatan dalam perhitungan harga 5) Sarana pembelian melalui online 6) Cara pembayaran bisa dengan cash

7) Cara pembayaran dengan mengunakan kartu debit atau kartu kredit 6. People (Orang)

1) Keramahan karyawan terhadap pembeli/konsumen 2) Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen

3) Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian wanita, pakaian pria,dll) yang dijual

(7)

4) Pengetahuan karyawan yang memadai tentang berbagai jenis motif modifikasi dari macam-macam tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)

5) Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan dengan pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen

6) Karyawan mampu mengatasi jika terjadi masalah dalam hal memilih jenis tenun ikat, juga motif tenun ikat

7) Karyawan cepat tanggap dalam melayani permintaan konsumen 7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

1) Kebersihan sentra tenun ikat didalam ruangan

2) Kebersihan sentra tenun ikat diluar ruangan sentra tenun ikat 3) Kebersihan toilet di sentra tenun ikat

4) Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat 5) Sirkulasi udara yang baik pada sentra tenun ikat

6) Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat 7) Ketersediaan kamar pas pada sentra tenun ikat

8) Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat 3.2 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian, dimana kuesioner penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu:

1. Bagian pertama berisi data/profil responden dengan variabel penelitian untuk segmenting dan targeting. Konsumen mengisi pertanyaan dengan memilih satu atau beberapa jawaban yang sesuai dengan profil dan kondisi konsumen.

2. Bagian kedua berisi pengukuran tingkat kepentingan konsumen ketika membeli tenun ikat dengan skala Likert: Sangat Tidak Penting hingga Sangat Penting / bobot 1 hingga 4.

Penentuan jumlah responden menggunakan rumus Paul Leedy:

 

p 1 p

e n Z

2

α 

 

 Dimana :

n : Ukuran sampel minimum yang dibutuhkan

Z : Nilai batas Z yang didapatkan dari Tabel Normal, sesuai  yang dipilih yaitu nilai Z = 1.96 untuk : 0.05 (2 arah)

e : Error sampling yang diperkenankan, yaitu 0.1

p : Proporsi populasi yang akan diteliti. Jika proporsi populasi tidak dapat diperkirakan, maka diambil kemungkinan terburuk yaitu p = 0.5.

Sehingga didapatkan jumlah sampel minimum 96.04 orang. Kuesioner penelitian ini disebarkan pada 250 orang responden, dengan metode sampling Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampling, yaitu pada konsumen yang telah berusia minimum 15 tahun dan pernah membeli tenun ikat di Sentra-Sentra Tenun Ikat yang ada di kota Kupang

Penyebaran kuesioner dilakukan di lokasi Sentra-Sentra di Kota Kupang sebagai berikut :

(8)

Tabel 1. Sentra-Sentra Tenun Ikat di Kupang

No Nama

Sentra

Alamat

Jalan Desa/

Kelurahan Kecamatan Kab/ Kota

1 Ina Sabu Sikun 1 Oepura Oepura Kota Kupang

2 Louis Art Tompello no 23 e Alak Alak Kota Kupang

3 Sinar Baru Siliwangi no 94 Batuplat Alak Kota Kupang 4 Jula Huba Untung Suropati Airnona Oebobo Kota Kupang

5 Peradi Cak Doko no 88c Naimata Maulafa Kota Kupang

6 Ina Ndao Kebun Raja II Naikoten I Oebobo Kota Kupang 3.3 Pembahasan

Untuk meningkatkan penjualan tenun ikat pada sentra-sentra, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan usulan strategi pemasaran bagi sentra tenun ikat. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data tingkat kepentingan konsumen akan tenun ikat.

3.3.1 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian

Pada pengujian validitas didapatkan bahwa nilai r variabel 4 dan variabel 13 < dari nilai r minimum (nilai r minimum dari tabel r kritik = 0.1241), karena itu variabel 4 dan variabel 13 dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Hasil pengujian validitas yang kedua menunjukkan bahwa data hasil pengumpulan kuesioner penelitian valid (nilai r seluruh variabel > nilai r minimum yaitu 0.1241) dan reliabel (nilai α = 0.896 > 0.7) maka data dari 250 orang responden dan 38 variabel dapat diproses lanjut.

Sesuai tujuan penelitian, dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

1. Tingkat kepentingan konsumen diolah dengan menggunakan Cluster Analysis, metode K-Means Cluster, untuk mendapatkan kelompok konsumen berdasarkan kepentingan tiap kelompok pengguna tenun ikat.

2. Profil responden diolah dengan cross tabulation untuk mendapatkan profil pengguna tenun ikat per cluster.

3. Profil responden keseluruhan dengan metode deskriptif.

3.3.1.1 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Cluster Analysis

Cluster Analysis adalah teknik multivariate yang bertujuan utama mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang mereka miliki, dimana dalam penelitian ini yaitu pengelompokan konsumen dalam memilih tenun ikat berdasarkan tingkat kepentingan.

Sesuai dengan tujuan Cluster Analysis yaitu menghasilkan cluster yang memiliki homogenitas internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi, dilakukan pengujian ANOVA untuk menguji perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster. Cluster yang baik adalah cluster yang menunjukkan perbedaan tingkat kepentingan konsumen yang signifikan.

Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster Hi : Terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster

(9)

Tabel 2. ANOVA

Cluster Error

F Sig.

Mean Square df Mean Square df

VAR00001 3.517 2 .272 247 12.915 .000

VAR00002 6.634 2 .452 247 14.678 .000

VAR00003 5.016 2 .384 247 13.061 .000

VAR00005 8.247 2 .205 247 40.295 .000

VAR00006 14.814 2 .379 247 39.035 .000

VAR00007 18.497 2 .359 247 51.561 .000

VAR00008 7.828 2 .352 247 22.243 .000

VAR00009 11.139 2 .620 247 17.952 .000

VAR00010 10.840 2 .342 247 31.715 .000

VAR00011 4.755 2 .424 247 11.225 .000

VAR00012 5.774 2 .335 247 17.242 .000

VAR00014 9.356 2 .341 247 27.446 .000

VAR00015 8.913 2 .218 247 40.937 .000

VAR00016 8.400 2 .278 247 30.248 .000

VAR00017 8.856 2 .237 247 37.371 .000

VAR00018 6.485 2 .254 247 25.530 .000

VAR00019 7.810 2 .238 247 32.871 .000

VAR00020 5.548 2 .247 247 22.496 .000

VAR00021 5.590 2 .273 247 20.512 .000

VAR00022 6.668 2 .278 247 23.981 .000

VAR00023 6.790 2 .263 247 25.838 .000

VAR00024 10.441 2 .226 247 46.237 .000

VAR00025 8.047 2 .286 247 28.130 .000

VAR00026 14.678 2 .209 247 70.099 .000

VAR00027 23.736 2 .206 247 115.404 .000

VAR00028 19.226 2 .289 247 66.432 .000

VAR00029 6.859 2 .290 247 23.627 .000

VAR00030 7.950 2 .529 247 15.027 .000

VAR00031 14.877 2 .212 247 70.284 .000

VAR00032 12.116 2 .229 247 52.945 .000

VAR00033 16.902 2 .237 247 71.250 .000

VAR00034 15.135 2 .195 247 77.672 .000

VAR00035 14.075 2 .250 247 56.250 .000

VAR00036 9.270 2 .412 247 22.479 .000

VAR00037 12.920 2 .294 247 43.922 .000

VAR00038 23.965 2 .375 247 63.935 .000

VAR00039 12.920 2 .294 247 43.922 .000

VAR00040 23.965 2 .375 247 63.935 .000

Tabel ANOVA menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai Sig < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar ketiga cluster yang terbentuk.

Tabel 3. Jumlah Anggota Masing-Masing Cluster Number of Cases in each Cluster

Cluster 1 26.000

2 82.000

3 142.000

Valid 250.000

Missing .000

(10)

Tabel 3 di atas menunjukkan jumlah anggota tiap cluster berdasarkan pengelompokan tingkat kepentingan konsumen dalam memilih tenun ikat, yaitu mayoritas adalah Cluster 3 : 142 orang, diikuti oleh Cluster 2 sejumlah 82 orang konsumen. Untuk tujuan pemasaran, disarankan agar sentra tenun ikat menjadikan anggota kedua cluster tersebut sebagai target pasar.

Untuk mengetahui tingkat kepentingan tiap cluster terutama cluster yang memiliki jumlah anggota banyak, dilakukan analisis terhadap hasil cluster final di bawah ini :

Tabel 4. Final Cluster Centers Cluster

1 2 3

VAR00001 3.04 3.61 3.57

VAR00002 2.73 3.37 3.51

VAR00003 3.46 3.65 3.21

VAR00005 3.00 3.90 3.77

VAR00006 2.38 3.56 3.47

VAR00007 2.19 3.56 3.25

VAR00008 2.69 3.55 3.20

VAR00009 2.04 3.10 2.80

VAR00010 2.27 3.32 3.06

VAR00011 2.85 3.32 3.49

VAR00012 2.62 3.38 3.16

VAR00014 2.62 3.50 3.06

VAR00015 2.85 3.54 3.00

VAR00016 2.88 3.56 3.04

VAR00017 3.62 3.89 3.31

VAR00018 3.50 3.88 3.38

VAR00019 3.12 3.82 3.34

VAR00020 3.12 3.80 3.47

VAR00021 3.42 3.80 3.35

VAR00022 2.88 3.70 3.42

VAR00023 2.92 3.74 3.48

VAR00024 2.92 3.77 3.23

VAR00025 3.04 3.68 3.17

VAR00026 2.62 3.68 3.09

VAR00027 2.19 3.67 3.05

VAR00028 2.00 3.39 2.99

VAR00029 2.77 3.38 2.91

VAR00030 2.38 3.09 2.60

VAR00031 3.42 3.78 3.03

VAR00032 3.04 3.77 3.12

VAR00033 2.92 3.84 3.09

VAR00034 2.85 3.77 3.08

VAR00035 2.69 3.72 3.13

VAR00036 2.27 3.20 2.81

VAR00037 2.54 3.52 2.96

VAR00038 2.23 3.61 2.87

VAR00039 2.54 3.52 2.96

VAR00040 2.23 3.61 2.87

(11)

Keterangan:

 Angka yang tercetak tebal dan digaris bawahi menunjukkan nilai tingkat kepentingan tertinggi jika dibandingkan dengan nilai variabel lainnya pada setiap cluster.

 Angka yang tercetak miring dan digaris bawahi menunjukkan nilai tingkat kepentingan yang rendah (rata-rata < 2.50).

Hasil final cluster menunjukkan tingkat kepentingan konsumen pengguna tenun ikat yaitu:

Cluster 2

Cluster 2 adalah cluster yang memiliki jumlah anggota cluster terbanyak kedua. Cluster 2 ini berisi konsumen dengan nilai tingkat kepentingan yang paling tinggi hampir untuk seluruh variabel yaitu:

 Keanekaragaman jenis produk tenun ikat ( tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba ) yang ditawarkan.

 Kejelasan label harga pada produk-produk tenun ikat

 Kejelasan informasi tentang komposisi bahan: berbagai macam benang tenun, zat pewarna sintetis, dll

 Hasil kualitas tenun ikat yang baik(tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan tenun ikat rata tidak bergelombang)

 Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang kapas/katun, zat pewarna)

 Ketersediaan model produk sesuai pesanan konsumen pada sentra tenun ikat

 Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat

 Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat

 Pemberian potongan harga untuk pembelian produk-produk tenun ikat dalam jumlah besar

 Lokasi tempat sentra tenun ikat yang mudah dijangkau

 Area parkir yang memadai

 Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media cetak (koran Pos Kupang)

 Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media elektronik (Radio,TV)

 Kemenarikan Promosi tenun ikat melalui media sosial (Facebook, Twitter)

 Kecepatan dalam pelayanan

 Kecepatan dalam proses pembayaran

 Ketepatan dalam memberikan kembalian

 Ketepatan dalam perhitungan harga

 Sarana pembelian melalui online

 Cara pembayaran bisa dengan cash

 Cara pembayaran dengan mengunakan kartu debit atau kartu kredit

 Keramahan karyawan terhadap pembeli/konsumen

 Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen

 Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian wanita, pakaian pria,dll) yang dijual

 Pengetahuan karyawan yang memadai tentang berbagai jenis motif modifikasi dari macam- macam tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)

 Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan dengan pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen

 Karyawan mampu mengatasi jika terjadi masalah dalam hal memilih jenis tenun ikat, juga motif tenun ikat

 Karyawan cepat tanggap dalam melayani permintaan konsumen

 Kebersihan sentra tenun ikat didalam ruangan

 Kebersihan sentra tenun ikat diluar ruangan sentra tenun ikat

 Kebersihan toilet di sentra tenun ikat

 Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat

 Sirkulasi udara yang baik pada sentra tenun ikat

 Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat

 Ketersediaan kamar pas pada sentra tenun ikat

(12)

 Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat Cluster 3

Cluster 3 merupakan cluster dengan jumlah anggota terbanyak. Cluster 3 ini merupakan kelompok konsumen dengan nilai tingkat kepentingan yang sedang. Anggota Cluster 3 paling mementingkan kedua variabel ini dibandingkan anggota cluster lainnya:

 Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun ikat yang lain (Variabel 2)

 Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba) (Variabel 11)

Cluster 1

Cluster 1 merupakan cluster dengan jumlah anggota terkecil. Anggota Cluster 1 memiliki nilai tingkat kepentingan terendah dibandingkan anggota cluster lainnya. Anggota Cluster 1 tidak mementingkan :

 Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat

 Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat

 Hasil kualitas tenun ikat yang baik (tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan tenun ikat rata tidak bergelombang)

 Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang

 Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan dengan pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen

 Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen

 Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian wanita, pakaian pria,dll) yang dijual

 Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat

 Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat

 Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat

3.3.1.2 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Profiling Anggota Cluster (Tabulasi Silang/Crosstabs)

Proses profiling merupakan proses lanjutan dari hasil clustering yang telah diperoleh, untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh mengenai konsumen pengguna tenun ikat. Mengingat jumlah anggota terbanyak berada pada Cluster 2 dan 3 maka proses profiling ini juga lebih fokus pada anggota Cluster 2 dan 3.

Proses profiling ini menggunakan crosstabs, dengan menggunakan data profil responden yaitu jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 5. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Cluster Jenis_kelamin * Cluster Number of Case Crosstabulation

Cluster Number of Case

Total

1 2 3

Jenis_kelamin Pria Count 14 19 51 84

% 53.8% 23.2% 35.9% 33.6%

Wanita Count 12 63 91 166

% 46.2% 76.8% 64.1% 66.4%

Total Count 26 82 142 250

% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

(13)

Dari tabel tabulasi silang antara jenis kelamin dan cluster, terlihat bahwa mayoritas pembeli tenun ikat adalah wanita, ditunjukkan dengan total % jumlah wanita lebih tinggi daripada pria. Selain itu, wanita memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria yang ditunjukkan dengan % jumlah wanita yang berada di Cluster 2 dan Cluster 3 jauh lebih tinggi dibandingkan % pria.

Tabel 6. Tabulasi Silang Usia dan Cluster Usia * Cluster Number of Case Crosstabulation

Cluster Number of Case Total

1 2 3

Usia 15 sd 21 tahun Count 4 22 36 62

% 15.4% 26.8% 25.4% 24.8%

22 sd 26 tahun Count 7 24 25 56

% 26.9% 29.3% 17.6% 22.4%

27 sd 35 tahun Count 2 7 17 26

% 7.7% 8.5% 12.0% 10.4%

36 sd 41 tahun Count 10 15 52 77

% 38.5% 18.3% 36.6% 30.8%

> 41 Count 3 14 12 29

% 11.5% 17.1% 8.5% 11.6%

Total Count 26 82 142 250

% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Hasil tabulasi silang antara usia dan cluster menunjukkan bahwa % usia pengguna tenun pada usia 15-26 tahun pada Cluster 2 dan 3, namun mayoritas konsumen tenun ikat berusia 36 – 41 tahun pada Cluster 3.

Tabel 7. Tabulasi Silang Pekerjaan dan Cluster Pekerjaan * Cluster Number of Case Crosstabulation

Cluster Number of Case Total

1 2 3

Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Count 7 31 39 77

% 26.9% 37.8% 27.5% 30.8%

Wiraswasta Count 2 11 10 23

% 7.7% 13.4% 7.0% 9.2%

Pegawai Swasta Count 7 10 31 48

% 26.9% 12.2% 21.8% 19.2%

Ibu Rumah Tangga Count 3 4 11 18

% 11.5% 4.9% 7.7% 7.2%

Pegawai Negri Count 6 20 43 69

% 23.1% 24.4% 30.3% 27.6%

Lainnya Count 1 6 8 15

% 3.8% 7.3% 5.6% 6.0%

Total Count 26 82 142 250

% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Hasil tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebaran pengguna tenun ikat pada pekerjaan mayoritas adalah pelajar dan pegawai negeri. Mayoritas Pelajar/Mahasiswa berada pada Cluster 2 sedangkan mayoritas Pegawai Negeri berada di Cluster 3. Pada Cluster 3, pekerjaan Pegawai Swasta memiliki jumlah persentase yang cukup besar.

(14)

Tabel 8. Tabulasi Silang Penggunaan dan Cluster Penggunaan * Cluster Number of Case Crosstabulation

Cluster Number of Case

Total

1 2 3

Penggunaan Upacara kematian Count 2 6 10 18

% 7.7% 7.3% 7.0% 7.2%

Syukuran Count 0 2 6 8

% .0% 2.4% 4.2% 3.2%

Pernikahan Count 1 19 21 41

% 3.8% 23.2% 14.8% 16.4%

Lebih dari 1 penggunaan Count 23 55 105 183

% 88.5% 67.1% 73.9% 73.2%

Total Count 26 82 142 250

% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Mayoritas konsumen menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan, yaitu pada upacara kematian dan pernikahan.

Dari tabel tabulasi silang pada anggota Cluster 2 dan 3 didapatkan bahwa mayoritas pengguna tenun ikat adalah wanita yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria, usia 15- 26 tahun dan 36-41 tahun, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, pegawai negeri dan pegawai swasta, serta menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan (upacara kematian dan pernikahan).

3.3.1.3 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Profil Keseluruhan Pengguna Tenun Ikat

Berikut adalah profil keseluruhan pengguna tenun ikat yang didapatkan dari kuesioner penelitian bagian pertama. Profil ini akan digunakan untuk melengkapi dan mempertajam usulan yang diberikan pada sentra tenun ikat.

Tabel 9. Profil Pengguna Tenun Ikat

Pertanyaan Profil Pengguna Tenun Ikat Jumlah %

Jenis Kelamin Pria 84 34.60%

Wanita 166 66.40%

Usia

15 tahun ≤ Usia ≤ 21 tahun 62 24.80%

22 tahun ≤ Usia ≤ 26 tahun 56 22.40%

27 tahun ≤ Usia ≤ 35 tahun 26 10.40%

36 tahun ≤ Usia ≤ 41 tahun 77 30.80%

> 41 tahun 29 11.60%

Pekerjaan

Pelajar/mahasiswa 77 30.80%

Wiraswasta 23 9.20%

Peg Swasta 48 19.20%

Ibu Rumah Tangga 18 7.20%

Peg Negeri 69 27.6%

Lainnya 15 6.00%

Tempat Tinggal

Kec.Oebobo 48 19.20%

Kec.Penfui 37 14.80%

Kec.Kota Raja 27 10.80%

Kec.Kelapa Lima 58 23.20%

Lainnya 80 32.0%

Bahan Pewarna Alami 142 56.80%

Sintetis 108 43.20%

(15)

Tabel 9. Profil Pengguna Tenun Ikat (Lanjutan)

Pertanyaan Profil Pengguna Tenun Ikat Jumlah %

Proses Menenun Tradisional 209 83.60%

Modern 37 16.40%

Jangka Waktu Pembelian

1 bulan dua kali 7 2.80%

1 Tahunan tiga kali 50 20.00%

6 Bulanan dua kali 77 30.80%

Lainnya 116 46.40%

Pertimbangan Utama Memilih Sentra

Harga terjangkau 128 51.20%

Kelengkapan motif tenun ikat 77 30.80%

Tempatnya mudah diakses 34 13.60%

Lainnya 11 4.40%

Informasi Mengenai Sentra

Internet 89 35.60%

Teman 157 62.80%

Media Cetak(Koran Pos

Kupang) 100 40.00%

Media Elektronik(Radio

RRI/TV) 84 33.60%

Lainnya 24 9.60%

Penggunaan Tenun Ikat

Upacara Kematian 18 7.20%

Pernikahan 8 3.20%

Syukuran 41 16.40%

Lebih dari 2 penggunaan 183 73.20%

Produk yang Sering Dibeli

Selendang Sedang 138 34.07%

Sarung 136 33.58%

Selendang Besar 95 23.48%

Lainnya 35 8.89%

Dari tabel 9 di atas, terlihat beberapa profil pengguna tenun ikat pada satu segmen yang memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, sedangkan profil lainnya memiliki persentase yang cenderung merata. Terlihat bahwa sebagian besar pembeli tenun ikat berjenis kelamin wanita, lebih menyukai proses menenun tradisional, jangka waktu pembelian cukup panjang, memilih sentra dengan pertimbangan utama harga terjangkau dan kelengkapan motif tenun ikat, memperoleh informasi mengenai sentra dari teman, dan menggunakan tenun ikat untuk lebih dari 2 penggunaan.

4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa:

 Cluster yang disarankan untuk dijadikan target pasar adalah Cluster 3 dan Cluster 2 yang memiliki jumlah anggota terbanyak. Cluster 3 yang memiliki jumlah anggota terbanyak mementingkan variabel 2 (Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun ikat yang lain) dan variabel 11 (Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)). Cluster 2 yang memiliki jumlah anggota terbanyak kedua, memiliki nilai tingkat kepentingan paling tinggi hampir untuk seluruh variabel.

 Hasil Crosstabs menunjukkan bahwa pada anggota Cluster 2 dan 3 mayoritas pengguna tenun ikat adalah wanita yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria, usia 15- 26 tahun dan 36-41 tahun, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, pegawai negeri dan pegawai swasta, serta menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan (upacara kematian dan pernikahan).

(16)

 Profil responden menunjukkan bahwa pertimbangan utama dalam membeli tenun ikat adalah harga terjangkau dan kelengkapan motif tenun ikat; informasi tentang sentra mayoritas didapatkan dari teman, media cetak dan elektronik; produk yang sering dibeli adalah selendang besar dan sarung.

 Berdasarkan hasil pengolahan data, saran bagi sentra-sentra tenun ikat adalah sebagai berikut:

o Product

 Menyediakan beragam motif berdasarkan asal daerah dan pemberian label nama yang jelas dengan menggunakan huruf kapital. Penyusunan produk dilakukan per jenis dan ukuran sehingga memudahkan konsumen dalam mencari tenun ikat tersebut.

 Menyediakan berbagai alternatif warna sesuai penggunaan tenun ikat, yaitu warna gelap untuk penggunaan untuk upacara kematian dan warna cerah untuk kegiatan lainnya.

 Lebih banyak menyediakan berbagai variasi jenis dan warna produk tenun ikat untuk wanita, terutama produk yang dapat digunakan oleh pelajar dan karyawan.

 Mengadakan kerja sama dengan Dinas Perindustrian untuk pelatihan kepada pembuat tenun ikat agar tenun ikat yang dihasilkan berkualitas baik, yaitu padat dan tidak bergelombang.

 Penggunaan bahan benang katun/kapas supaya mudah menyerap keringat ketika digunakan oleh konsumen.

 Menyediakan pilihan modifikasi tenunan yang sesuai dengan selera saat ini misalnya prada.

 Ketersediaan garansi produk untuk setiap pembelian bila terdapat cacat produk (warna luntur, bahan bergelombang) dalam jangka waktu tertentu.

o Price

 Harga yang ditawarkan bisa dijangkau oleh semua Lapisan masyarakat, terutama bagi tenun ikat untuk tujuan upacara kematian karena penggunaan tenun ikat untuk upacara kematian merupakan kewajiban secara adat istiadat.

 Adanya potongan harga bagi setiap pembelian selendang sedang, sarung, jas pria dll dalam jumlah besar tertentu yang digunakan untuk acara pernikahan.

o Place

 Mempunyai lahan tempat parkir yang memadai artinya tempat parkir yang cukup luas sehingga mudah memarkirkan kendaraan konsumen.

o Promotion

 Melibatkan konsumen dalam melakukan promosi misalnya memberikan diskon bagi konsumen yang mengupload foto saat berbelanja atau menggunakan produk tenun ikat di Instagram atau Facebook.

 Meningkatkan jumlah promosi yang dilakukan melalui media elektronik dan media cetak yaitu di stasiun radio favorit di Kupang seperti Radio Lisbet, Radio Ferbum dan media cetak Kupang seperti Koran Viktori News, dan Koran Timor Ekspres.

 Bekerjasama dengan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintahan, untuk pengadaan pakaian kerja atau pakaian dinas, mengingat mayoritas konsumen tenun ikat berprofesi sebagai pegawai swasta dan negeri.

o People

 Meningkatkan kualitas layanan karyawan melalui pelatihan/training agar konsumen nyaman pada saat dilayani.

 Meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai macam-macam motif dan produk tenun ikat yang ditawarkan sehingga dapat memberi penjelasan dan alternatif yang baik kepada konsumen.

(17)

o Proses

 Melatih karyawan agar mampu berkomunikasi dengan baik dan cepat tanggap dalam menanggapi permintaan dan keluhan konsumen.

o Physical Evidence

 Meningkatkan kenyamanan sentra meliputi sirkulasi udara yang baik dan bersih, dilengkapi dengan fasilitas kamar pas sehingga konsumen dapat melakukan proses pemilihan produk nyaman.

5. Daftar Pustaka

Ghozali, I. (2006), “Aplikasi, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Keempat, Jakarta.

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., Tatham (2006), “Multivariate Data Analysis”, Prentice-Hall International, Inc., USA.

Kotler, P. (1997), “Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control”, 9th edition, Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Sugiyono. (2010), “Metode Penelitian Administrasi”, CV. ALFABETA, Bandung.

Srinoviyanti. (2014), “Mengenal Tenun Ikat NTT”, Kompas.com.

Website Resmi Pemerintah Nusa Tenggara Timur

Zeithaml, V., Bitner, M. J., Gremler, D. (2013), “Service Marketing”, 6th edition, Irwin/McGraw Hill.

Gambar

Gambar 1. Produk Kain Tenun Ikat Gambar 2. Produk Tenun Ikat Busana Adat
Gambar 3. Produk Tenun Ikat Selendang Sedang Gambar 4. Produk Tenun Ikat Selendang Besar Untuk memproteksi keberadaan dan keberlanjutan tenun ikat, pemerintah di Kota Kupang mengeluarkan suatu kebijakan dalam bentuk peraturan daerah yang mewajibkan para Pe
Tabel 1. Sentra-Sentra Tenun Ikat di Kupang
Tabel 2. ANOVA
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kedua anak Inaq Lembain melihat tanah yang semakin bawah dari tempat duduknya.. Mereka mengingat beberapa saat sebelumnya tanah itu bisa dijangkau dengan

Untuk itu perlu ada upaya untuk mewujudkan sistem pembelajaran dalam kerangka pendidikan inklusif yang memberikan peluang bagi peserta didik yang mengalami hambatan

Efek Toksik Tak Terbalikkan (Ireversibel) Kerusakan bersifat permanen Paparan berikutnya akan menyebabkan kerusakan yang sifatnya sama memungkinkan terjadinya akumulasi efek

Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti amalan pemakanan di kalangan pelajar, mengenal pasti tahap pengetahuan pelajar terhadap makanan berkhasiat,

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak manInggalkan dan mengosongkan Sarusunawa Bukan Hunian/Kios Kegiatan Usaha dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak pemberitahuan

Perasaaan tersebut memang telah terlihat semakin lama semakin menipis dan dapat dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang ingin melakukan aksi main hakim sendiri kepada

Adapun kaitannya dengan penelitian yang penulis bahas adalah sama-sama membahas tentang wakalah dalam talak, akan tetapi dari beberapa penelitian terdahulu