• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sfrr/.^"rr* %*r,bt i q"*ra Qrurrt* efr,,ara dfra*,h

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sfrr/.^"rr* %*r,bt i q"*ra Qrurrt* efr,,ara dfra*,h"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sfrr/.^"rr*

%*r,bt

i

q"*rA

Qrurrt*

efr,,Ara

dfrA*,h

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 144 TAHUN 2OO9

TENTANG

PETU NJ UK PEI.AKSANAAN RAS I ONALISAS I/EFISI ENS I PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI

SIPIL

UNIT PENGELOLA PERPARKIRAN

DINAS PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI

DAEMH

KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

Menimbang

:

a.

bahwa

berdasarkan Keputusan Gubernur

Nomor 108 Tahun 200g.

Unit

Pengelola

Perparkiran

Dinas

Perhubungan

Provinsi

DKt

Jakarta

telah menerapkan

Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

umum

Daerah

(PPKBLUD) secara bertahap;

@

bahwa dengan

jumlah

pegawai

yang ada saat

ini

pada

unit

pengelola

Perparkiran

Dinas

Perhubungan

dinilai sudah

melebihi

kebuiuhan

organisasi, sedangkan

dari

pendapatan operasional

Unit

pengelola

Perparkiran

Dinas

Perhubungan

tidak mampu untuk

membiayai oelanja

pegawai, maka dalam upaya penerapan PPK-BLUD sesuai dengan asas

dan

tujuannya dipandang

perlu

dilakukan rasionalisasi/efisiensi terhadap

pegawai Non Pegawai Negeri

sipil

(Non

pNS) unit

pengelola perparkiran Dinas Perhubungan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf

b

perlu

menetapkan

peraturan Gubemur

tentang

petunjuk

Pelaksanaan Rasionalisasi/Efisiensi

pegawai

Non pNS Unit

pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan;

Undang-Undang

Nomor

7

Tahun 1gg3

tentang

pajak

penghasilan sebagaimana telah diubah dengan undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000;

Undang-Undang Nomor

10

Tahun 2004

tentang

pembentukan peraturan

Perundang-undangan;

Mengingat

:

1.

(2)

@

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2004 tentang

Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008;

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah

Khusus lbukota Jakarta Sebagai lbukota Negara Kesatuan

Republik lndonesia;

Peraturan Pemerintah Nomor 149 Tahun 2000 tentang Pemotongan Pajak

Penghasilan

Pasal

21

atas

penghasilan

berupa Uang

Pesangon, Uang

Tebusan Pensiun dan Tunjangan HariTua atau Jaminan Hari Tua;

Peraturan Pemerintah

Nomor

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan

Keuangan Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan

Daerah

sebagaimana

telah

diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007:

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah;

Peraturan Daerah

Nomor 10

Tahun

2008 tentang organisasi

Perangkat

Daerah;

Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2007 tentang Pegawai Non Pegawai

Negeri Sipil Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja yang menerapkan

Pola

Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan

umum

Daerah

provinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta;

Peraturan Gubernur

Nomor

128

Tahun 2007 tentang

Pembentukan

prganisasi dan Tata Kerja Unit Fengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta;

Peraturan

Gubernur

Nomor

101

Tahun

2008

tentang

Pembentukan

prganistsi

dan Tata Kerja

unit

Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

Peraturan Gubernur

Nomor 106 Tahun 2008 tentang Pola

Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

Peraturan Gubernur Nomor

97

Tahun 2009 tentang

organisasi dan

Tata

Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

16. Keputusan Gubernur

Nomor 1112 Tahun

1988

tentang

Peraturan

Kepegawaian

Badan

Pengelola Perparkiran Pemerintah

Daerah

Khusus

lbukota Jakarta;

17.

Keputusan Gubernur Nomor 180/2008 tentang Pola Pengelolaan Keuangan

Badan

Layanan

Umum

Daerah

pada Unit

Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta secara bertahap;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN GUBERNUR

TENTANG PETUNJUK

PELAKSANMN

RASIONALISASI/EFISIENSI PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL UNIT

PENGELOLA PERPARKIRAN DINAS PERHUBUNGAN. 4. 5. 6. 7.

L

9.

@

10. 11. 12. 13. 14. 15.

(3)

J 5. 6. 7.

BAB

I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1.

Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

2.

Kepala Dinas

Perhubungan

adalah Kepala Dinas

Perhubungan Provinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta;

3.

Dinas

Perhubungan adalah

Dinas

Perhubungan Provinsi Daerah Khusus

lbukota Jakarta;

4.

Unit

Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan

yang

selanjutnya disebut

Unit

Pengelola

Perparkiran

adalah

Unit

Pengelola Perparkiran

Dinas

Perhubungan Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

Kepala Unit Pengelola Per:parkiran adalah Kepala Unit Pengelola Perparkiran

Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

Badan Pengelola Perparkiran adalah Badan Pengelola Perparkiran Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

Pola

Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah

yang

selanjutnya disingkat PPK'BLUD adalah Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan umum

Provinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta

sebagaimana

diatur dalam

Peraturan Gubernur

Nomor 106 Tahun 2009 tentang

pola

Pengelolaan Keuangan

Badan

Layanan

umum provinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta;

satuan

Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat

sKpD

adalah

Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta yang bertindak sebagai Pembina Teknis/Pembina Keuangan unit Pengerora perparkiran;

SKPD lnduUPembina Teknis adalah Dinas Perhubungan provinsi Daerah

Khusus lbukota Jakarta;

Unit

Kerja yang selanjutnya disingkat

uK

adalah Bagian atau

sub

ordinat

dari sKPD yang

mempekerjakan Pegawai

Non PNS dengan

membayar upah/imbalan dalam bentuk lain;

Pegawai Non Pegawai Negeri

sipil

yang selanjutnya disebut pegawai Non

PNS adalah Pegawai yang bukan berstatus PNS atau pensiunan pNS atau

bukan berstatus TNI/Polri atau Pensiunan TNI/Polri yang dipekerjakan oleh

sKPD/uK yang

menerapkan PPK-BLUD dengan menerima upah/imbalan

dalam bentuk lain;

Pegawai

tetap adalah

Pegawai

tetap yang diangkat oreh Kepala unit

Pengelola Perparkiran

Dinas

Perhubungan

dan

diberikan

upah

serta

diberikan tunjangan lainnya yang

sah

berdasarkan Keputusan Kepala Unit

Pengelola Perparkiran;

calon

Pegawai adalah calon Pegawai yang diangkat oleh eks Kepala Badan

Pengelola Perparkiran dan telah menjalani masa percobaan;

@

8. 9. 10. 11. 12. 13.

(4)

4

@

Tenaga honorer adalah Tenaga honorer

yang

diangkat

oleh

eks

Kepala

Badan Pengelola Perparkiran terikat dengan perjanjian kerja waktu tertentu yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Upah adalah Upah pokok ditambah dengan tunjangan lainnya yang sah baik

tunjangan

tetap

maupun

tunjangan tidak

tetap

yang diberikan

kepada

pegawai tetap, calon pegawai dan tenaga honorer yang ditetapkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

Rasionalisasilefisiensi adalah Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Unit

Pengelola Perparkiran

untuk

mengurangi

jumlah

pegawai

Non

PNS

agar dapat melaksanakan PPK-BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku;

Uang

pesangon

adalah

Pembayaran

berupa

uang

dari

Unit

Pengelola

Perparkiran Dinas Perlrubungan kepada pegawai tetap dan calon pegawai yang diberhentikan dalam rangka pelaksanaan rasionalisasilefisiensi;

Uang penghargaan masa kerja adalah Uang jasa sebagai penghargaan dari

Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan kepada pegawai tetap dan

calon pegawai yang diberhentikan dalam rangka pelaksanaan rasionalisasi/ efisiensidikaitkan dengan lamanya masa kerja;

Uang penggantian hak adalah Pembayaran berupa uang dari Unit Pengelola

Perparkiran Dinas Perhubungan kepada pegawai tetap dan calon pegawai

sebagai penggantian

cuti

tahunan

yang

belum diambil

dan

belum gugur,

penggantian perumahan serta pengobatan serta perawatan dalam rangka

pelaksanaan rasionaliasi/efi siensi ;

Uang

kerohiman

adalah

Pembayaran

berupa uang

dari

Unit

Pengelola

Perparkiran Dinas Perhubungan kepada pegawai tetap sebagai tambahan

uang pesangon dalam rangka pelaksanaan rasionalisasi/efisiensi.

BAB II

KEDUDUMN DAN STATUS

Bagian Kesatu Kedudukan

Dasal 2

Pelaksanaan rasionalisasi/efisiensi

dilakukan terhadap pegawai

Unit

Pengelola

Perparkiran

yang

berkedudukan

sebagai Pegawai

Non

PNS

Unit

Pengelola

Perparkiran Dinas Perhubungan yang menerapkan PPK-BLUD secara bertahap,

Bagian Kedua Status

Pasal

3

Status pegawai Non PNS yang akan dilakukan rasionalisasiiefisiensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 adalah :

a.

Pegawaitetap;

b.

Calon Pegawai; dan

c.

Tenaga honorer. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

(5)

@

BAB III

KRITERIA DAN JUMLAH PEGAWAI YANG AKAN DIRASIONALISASI/EFISIENSI

Bagian Kesatu

Kriteria Pegawai Yang Akan DirasionalisasiiEfisiensi

Pasal 4

(1)

Kriteria pegawai

Non PNS Unit

Pengelola Perparkiran

Dinas

Perhubungan

yang terkena

rasionalisasi/efisiensi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal

3 huruf a adalah sebagai berikut :

a.

Pegawai tetap yang berusia 50 (lima puluh) tahun pada bulan April 2009 sampaidengan usia 55 (lima puluh lima) tahun ditahun 2009;

b.

Pegawai

tetap yang tidak cakap

jasmani/rohani

atau dengan

alasan

kesehatan;

c.

Pegawai

tetap yang pernah dijatuhi

hukuman

disiplin tingkat

sedang dan/atau tingkat berat;

d.

Pegawaitetap yang mempunyai hubungan keluarga; dan

e.

Pegawai tetap

yang

berusia

di

bawah

50

(lima

puluh) tahun

yang mengajukan permohonan penawaran rasionalisasi/efisiensi.

(2)

Pegawai yang tidak cakap jasmani/rohani sebagaimana dimaksud

pada

ayat

(1)

huruf

b

adalah

pegawai

yang

menderita

sakit dan/atau cacat

badan sehingga tidak memungkinkan untuk dipekerjakan di semua jabatan.

(3)

Kriteria hubungan keluarga sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf

d,

dilakukan sesuai ketentuan Pasal

21

pada ayat (1) huruf

d,

dilakukan sesuai Peraturan Gubernur Nomor T2Tahun 2007 yaitu :

a.

Bapak/lbu dengan anak kandung atau sebaliknya;

b.

Bapak/lbu dengan cucu atau sebaliknya;

c.

KakaUAdik kandung seayah/seibu atau sebaliknya;

d.

Suamidengan isteri atau sebaliknya; dan

e.

Mertua dengan menantu atau sebaliknya,

(4)

Terhadap pegawai tetap yang memasuki batas usia pengabdian 56 (lima puluh

enam)

tahun

pada tahun 2009,

tidak

termasuk

dalam

kriteria pegawai yang

terkena rasionalisasi/efi siensi.

Bagian Kedua

Jumlah Pegawai Yang Akan Dirasionalisasi/Efisiensi

Pasal

5

(1)

Jumlah

pegawai

Unit

Pengelola

Perparkiran

yang akan

dilakukan

rasionalisasi/efisiensi sebanyak 381 (tiga ratus delapan puluh satu) orang terdiri

dari :

a.

Calon pegawai sebanyak 51 (lima puluh satu) orang;

b.

Tenaga honorer sebanyak 2 (dua) orang; dan

(6)

@

(2)

Jumlah

maksimal pegawai

Unit

Pengelola Perparkiran

Dinas

Perhubungan

setelah dilakukan rasionalisasi/efisiensi sebanyak

322 (tiga ratus dua

puluh dua) orang terdiridari :

a.

Pegawai tetap Non PNS sebanyak 307 (tiga ratus tujuh)orang; dan

b.

PNS sebanyak 15 (lima belas) orang.

BAB IV

Bagian Kesatu

Hak-hak Pegawai Non PNS

Pasal 6

Bagi pegawai Non PNS yang akan dirasionalisasi/efisiensidiberikan :

a.

Uang Pesangon;

b.

Uang Penghargaan Masa Kerja;

c.

Uang Penggantian Hak; dan

d.

Uang Kerohiman.

Bagian Kedua

Uang Pesangon

Pasal 7

(1)

Perhitungan besarnya

uang

pesangon sebagaimana dimaksud

dalam pasal

6

huruf .a, sebagai berikut

a.

masa kerja kurang

dari 1

(satu)

tahun,

mendapat

uang

pesangon

1

(satu)

bulan upah;

b.

masa kerja

1

(satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari

2

(dua)

tahun,

mendapat uang pesangon 2 (dua) bulan upah;

masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, mendapat uang pesangon 3 (tiga) bulan upah;

masa kerja

3

(tiga) tahun atau lebih tetapi

kurang

dari

4

(empat) tahun,

mendapat uang pesangon 4 (empat) bulan upah;

masa kerja

4

(empat)

tahun atau lebih tetapi

kurang

dari

s

(lima)

tahun,

mendapat uang pesangon 5 (lima) bulan upah;

masa kerja

5

(lima)

tahun atau lebih, tetapi

kurang

dari

6

(enam) tahun,

mendapat uang pesangon 6 (enam) bulan upah;

masa kerja

6

(enam)

tahun atau lebih tetapi

kurang

dari

7

(tujuh) tahun,

mendapat uang pesangon 7 (tujuh) bulan upah;

masa kerja

7

(tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang

dari

8

(delapan) tahun,

mendapat uang pesangon 8 (delapan) bulan upah; dan

masa kerja

I

(delapan)

tahun

atau

lebih, mendapat

uang

pesangon

g

(sembilan) bulan upah.

c.

(7)

(2)

Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besarannya diberikan 2 (dua)

kali dari jumlah

perhitungan besarnya uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ).

(3)

Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada pegawai tetap dan calon pegawai

Bagian Ketiga

Uang Penghargaan Masa Kerja

Pasal 8

(1)

Perhitungan besarnya uang penghargaan masa kerja :

a.

masa kerja

3

(tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari

6

(enam)

tahun,

mendapat uang penghargaan masa kerja2 (dua) bulan upah;

b.

masa kerja

6

(enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari

9

(sembilan) tahun,

mendapat uang penghargaan masa kerja 3 (tiga) bulan upah;

c.

masa kerja

9

(sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari

12 (dua

belas)

tahun, mendapat uang penghargaan masa kerja 4 (empat) bulan upah;

d.

masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang

dari

15 (lima belas)

tahun, mendapat uang penghargaan masa kerja 5 (lima) bulan upah;

e.

masa

kerja

15 (lima belas) tahun atau lebih

tetapi

kurang

dari 18

(delapan belas) tahun mendapat uang penghargaan masa kerja 6 (enam) bulan upah;

f.

masa kerja

18

(delapan belas) tahun

atau

lebih

tetapi

kurang

dari 21

(dua

puluh satu) tahun, mendapat uang penghargaan masa keria

7

(tujuh) bulan upah;

g.

masa kerja

21

(dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 24

(dua

puluh empat)

tahun,

mendapat

uang

penghargaan

masa kerja

8

(delapan) bulan upah; dan

h.

masa kerja

24

(dua

puluh

empat)

tahun

atau

lebih,

mendapat

uang

penghargaan masa kerja 10 (sepuluh) bulan upah.

(2)

Uang

penghargaan

masa kerja

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1),

hanya

diberikan untuk pegawai tetap dan calon pegawai.

Bagian Keempat

Uang Penggantian Hak

Pasal 9

(1)

Untuk perhitungan besarnya uang penggantian hak adalah sebagai berikut :

a.

cuti tahunan yang belum diambil atau belum gugur, untuk tenaga staf sebesar 12122x upah dan untuk tenaga operasionalilapangan sebesar

ftnS

x upah; dan

(8)

8

b.

penggantian perumahan, pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar 15 %

(lima

belas persen)

dari uang

pesangon dan/atau

uang

penghargaan masa

kerja, apabila masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan uang

penghargaan masa kerja.

(2)

Uang penggantian hak hanya diberikan kepada pegawaitetap dan calon pegawai. Bagian Kelima

Uang Kerohiman

Pasal

10

(1)

Selain diberikan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8 dan pasal 9,

kepada pegawai tetap Non PNS Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan diberikan tambahan uang kerohiman sebesar 10 (sepuluh) kaligajisebulan.

(2)

Pemberian uang kerohiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak diberikan

kepada calon pegawai dan tenaga honorer sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf b dan hurufc.

BAB

V

KETENTUAN PENGUPAHAN

Bagian Kesatu

Upah Yang Belum Dibayarkan

Pasal 11

Upah/gaji

calon

pegawai

yang belum

dibayarkan

sejak bulan Januari

200g sampai dengan diterbitkannya

surat

keputusan pemberhentian sebagai calon pegawai Unit Pengelola Perparkiran wajib untuk dibayarkan.

Upah/gaji tenaga honorer yang belum dibayarkan

sejak

bulan Januari sampai

dengan September 2008 wajib untuk dibayarkan.

Bagian Kedua

Upah Sebagai Dasar Pembayaran pesangon

Pasal

12

Bagi

pegawai/calon pegawai

dan tenaga

honorer

yang

mempunyai gaji/upah

masih

di

bawah ketentuan Upah Minimum provinsi, maka upah sebagai dasar

perhitungan

uang

pesangon disesuaikan dengan

Upah

Minimum

provinsi Tahun 2009.

upah sebagai dasar pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja

dan uang penggantian hak terdiri dari Upah pokok dan segala mbcam tunjangan

yang diberikan kepada pegawaitetap/calon pegawai dan keruarganya. (1)

(2)

(1)

(9)

(1)

(2)

BAB

VI

rUNSA KERJA

Pasal

13

Perhitungan masa kerja sebagaidasar perhitungan uang pesangon bagi pegawai

tetap Unit

Pengelola Perparkiran dengan

tetap

memperhitungkan

masa

kerja

selama menjadi pegawai Badan Pengelola Perparkiran;

Perhitungan masa kerja sebagai dasar perhitungan uang pesangon bagi calon pegawai adalah sejak tanggal pengangkatan calon pegawai yang bersangkutan.

3AB

VII

POTONGAN PAJAK PFNGHASILAN

Pasal

14

Jumlah dari uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian

hak yang diperoleh seorang pegawai, diterima yang bersangkutan setrelah dipotong Pajak Penghasilan (PPh pasal 21) apabila :

a.

penghasilan

brutto diatas Rp

25.000.000,00

(dua puluh lima

juta

rupiah)

s.d Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dipotong sebesar b

%

(lima persen);

b.

penghasilan brutto

diatas

Rp

50.000.000,00

(lima

puruh

juta

rupiah)

s.d.

Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dipotong sebesar 10 % (sepuluh persen);

c.

penghasilan

brutto

diatas

Rp

100.000.000,00

(seratus

juta

rupiah)

s.d.

Rp

200.000.000,00

(dua

ratus

juta

rupiah) dipotong sebesar

15

To

(lima

belas persen); dan

d.

penghasilan brutto

diatas Rp

200.000.000,00

(dua

ratus

juta

rupiah) dipotong sebesar 25 o/o (dua puluh lima persen).

BAB

VIII

SOSIALISASI RENCANA RASIONALISASI/EFISIENSI

Pasal

15

(1)

Dalam rangka

pelaksanaan rasionalisasi/efisiensi

Pegawai

Non PNS

Unit

Pengelola Perparkiran terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada seluruh

Pegawai

Non PNS

mengenai rencana

pelaksanaan rasionalisasi/efisiensi,

seh ingga tidak terjad i gejolak sosialiketenaga kerjaa n ;

(2)

Untuk

pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh pegawai

Non

PNS

Unit

Pengelola Perparkiran

dapat

berkoordinasi

dengan

instansi

terkait

dan

(10)

10

BAB

IX

PEMBIAYMN

Pasal

16

Biaya

yang

diperlukan

untuk

pembayaran

uang

pesangon

dan/atau

uang

penghargaan masa kerja dan/atau uang penggantian hak serta uang kerohiman bagi

pegawai

Unit

Pengelola

Perparkiran

Dinas

Perhubungan

yang

terkena

rasionalisasi/efisiensi dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran

yang

melalui Dokumen

Pelaksanaan

Anggaran (DPA)

Dinas Perhubungan Tahun Anggaran 2009.

Pasal

17

Pelaksanaan pemberian

uang

pesangon dan/atau

uang

penghargaan

masa

kerja

dan/atau uang

penggantian

hak serta uang

kerohiman

dapat

dilakukan setelah

mendapatkan persetujuan dari Dinas Perhubungan selaku SKPD Induk.

BAB

X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal

18

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar

setiap orang

mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan

Peraturan

Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus

lbukota Jakarta.

Ditetapkan diJakarta

pada

tanggal

25 Agustus 2009

GUBERNUR NSI DAERAH KHUSUS JAKARTA,

Diundangkan diJakarta

pada

tanggal

27 Agustus

2009

SEKRETARIS

DAEMH

PROVINSI DAERAH KHUSUS

MUHAYAT NtP 050012362

BERITA DAERAH PROVINSI

DAEMH

KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TAHUN

z00e

NOMOR

141

Referensi

Dokumen terkait

Kecuali di mana berlaku ketentuan-ketentuan dalam Pasal 10 (Orang/Badan yang Memiliki Hubungan Istimewa) ayat (1), Pasal 12 (Bunga) ayat (5), atau Pasal 13

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan fungsi lahan di kelurahan tuatunu (2) menganalisis dampak perubahan fungsi

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia sampel MOCAF seperti penentuan kadar air, kadar abu, kadar amilosa, dan pH dengan analisis kimiawi

Berdasarkan ketentuan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, Badan Usaha Nasional yang

Pendatang (Madura) begitu menguasai, padahal (Dayak) adalah tuan rumah. Begitu pula dalam migrasi atau memindahkan orang dan terbentuk pemukiman satu suku, biasanya

pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor

Usaha yang dilakukan diantaranya adalah mengembangkan sistem pemantau truk angkutan secara realtime , sms center pengaduan dan mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan

Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Membentuk Karakter Siswa Sebagai Upaya Menanggulangi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... Hambatan yang Muncul dan Upaya