• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES PESAN DAKWAH KONTEKSTUAL PADA TERHADAP MINAT BELAJAR ALQURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES PESAN DAKWAH KONTEKSTUAL PADA TERHADAP MINAT BELAJAR ALQURAN"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

@QURANREVIEW TERHADAP MINAT

BELAJAR ALQURAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Nur Afifah NIM 11160510000131

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H / 2021 M

(2)
(3)

@QURANREVIEW TERHADAP MINAT

BELAJAR ALQURAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) Oleh: Nur Afifah 11160510000131

Pembimbing:

Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag NIP. 197505082008011012

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/ 2021 M

(4)
(5)

Nur Afifah, 11160510000131, Pengaruh Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual pada Instagram @Quranreview Terhadap Minat Belajar Alquran

Dakwah di era digital kini bisa dilakukan di berbagai media sosial, contohnya Instagram. Salah satu akun dakwah di

Instagram yang memiliki konsep berbeda yaitu akun Instagram

@quranreview. Akun @quranreview secara aktif membagikan pesan dakwah kontekstual di akunnya, dan mengajak umat Islam untuk lebih dekat dengan Alquran. Selain itu Quranreview juga membuat kelas belajar Alquran, sehingga mampu membagi semangat untuk mempelajari dan memahami Alquran dengan baik kepada pengikutnya di Instagram.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab, Indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pengikut Instagram @quranreview? Indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk minat belajar Alquran pengikut Instagram @quranreview? Apakah terdapat pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada

Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di

kalangan pengikut?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori intensitas dan minat. Aspek Intensitas menurut Ajzen yaitu, perhatian, penghayatan, durasi, dan frekuensi. Menurut Susanto minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan indikator minat belajar terbagi menjadi empat yakni, perasaan senang, ketertarikan, perhatian belajar, dan keterlibatan.

Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode eksplanatori survei dan teknik regresi sederhana. Teknik sampling yang digunakan teknik non probability sampling yaitu,

sampling kuota dengan jumlah responden 100 orang. Metode

pengumpulan datanya yaitu data primer dengan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan.

(6)

perhatian dengan skor rata-rata 4,022. Indikator yang paling dominan dalam membentuk minat belajar Alquran pengikut

Instagram @quranriview adalah indikator perasaan senang

dengan skor rata-rata 4,55. Demikian terdapat pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut bersifat positif.

Kata kunci: Intensitas, Dakwah Kontekstual, Instagram, Minat Belajar Alquran

(7)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahirabbil‘alamin, Segala puji dan syukur

penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkah hingga penulis mampu menyelesaikan kuliah S1 dengan waktu terbaik. Selanjutnya selawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabat yang telah menjadi rahmat bagi seluruh alam sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil penelitian ini menjadi sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual pada Instagram @Quranreview Terhadap Minat Belajar Alquran”.

Skripsi adalah tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari mungkin terdapat kekurangan, kesalahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Demikian selama masa perkuliahan, penelitian, penyusunan, penulisan hingga rampungnya skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

(8)

ii

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Suparto, M. Ed., Ph.D, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Cecep Drs. Castrawijaya, MA, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin, S.Ag., MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Dra. Rochimah Imawati, M.Psi, Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis dalam memberikan arahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan, dan pemahaman dengan baik kepada penulis selama penulisan hingga penelitian skripsi ini dapat selesai sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan pengalaman berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Kedua orang tua saya Achmad Muhidin, S.H dan Insupiani yang tidak pernah lelah untuk selalu memberi doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan studi S1 dengan baik.

(9)

iii

8. Abang dan kakak saya Muttaqin Achmad Ningrat, S.E, Murtadhi Achmad Ningrat, S.H, Resi Resviani, S.Pd, dan Shahirah Fazliana, S.AP yang selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi, dan mendengarkan keluh kesah penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu dalam mengisi kuesioner penelitian ini, sehingga penelitian dalam skripsi ini dapat berjalan dengan baik. 10. Sahabat-sahabat Isya Tur Rodiyah, S.Pd, Fathima Azzahra

Azhiemy, Ininda Oktavia, S.E, dan Huriyyah Rahayu Ningsih, S.E yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberikan dukungan, dan mewarnai hari-hari penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat Siti Nur Lailah Sya’diah, S.Sos, Sifqa Amalia Ramadhanti, S.Sos, Zianun Najibah, S.Sos, dan Helen Sagita, S.Sos yang memberikan dukungan dari masa awal perkuliahan dengan canda tawa hingga penulisan skripsi membuat masa-masa kuliah penulis berwarna.

12. Teman-teman KPI C, HMJ KPI, seluruh teman KPI angkatan 2016, dan teman KKN 044 yang telah memberikan pengalaman berharga semasa penulis berkuliah.

Dengan segala bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas segala kebaikan yang diberikan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan umumnya bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan

(10)

iv

balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu.

Jakarta, 1 Februari 2021

Nur Afifah

(11)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Batasan Masalah... 15

D. Rumusan Masalah ... 16

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 16

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II ... 23

TINJAUAN PUSTAKA ... 23

A. Minat Belajar Alquran... 23

1. Pengertian Minat Belajar ... 23

2. Aspek Minat ... 25

(12)

vi

4. Indikator Minat Belajar ... 28

B. Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 29

1. Definisi Intensitas ... 29

2. Aspek-Aspek Intensitas ... 32

C. Pesan Dakwah Kontekstual ... 33

1. Definisi Dakwah Kontekstual ... 33

2. Definisi Pesan Dakwah ... 35

3. Karakteristik Pesan Dakwah ... 35

D. Media Baru (New media) ... 36

1. Definisi Media Baru ... 36

2. Karakteristik Media Baru ... 37

E. Media sosial ... 38

1. Definisi Media Sosial ... 38

2. Karakteristik Media Sosial ... 39

F. Instagram ... 40 G. Kerangka Pemikiran ... 41 H. Hipotesis ... 43 BAB III ... 44 METODE PENELITIAN ... 44 A. Paradigma Penelitian ... 44 B. Pendekatan Penelitian ... 44 C. Metode Penelitian... 45

(13)

vii

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

F. Sumber Data ... 46

G. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi Penelitian ... 46

2. Sampel Penelitian ... 47

H. Instrumen Penelitian... 49

1. Minat Belajar Alquran ... 49

2. Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 55

I. Teknik Pengumpulan Data ... 61

J. Teknik Pengolahan Data ... 62

K. Teknik Analisis Data ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Linieritas ... 63

3. Uji Korelasi ... 64

4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 66

5. Uji Koefisien Determinasi ... 68

BAB IV ... 70

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Temuan Penelitian ... 70

B. Pembahasan ... 91

(14)

viii

SIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Simpulan ... 107

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Konten Akun Instagram @quranreview yang Memiliki

Banyak Komentar Positif ... 13

Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu dengan Penelitian yang Dilakukan ... 18

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Alquran ... 50

Tabel 3. 2 Ketentuan Skala dan Skor pada Instrumen Minat Belajar Alquran ... 51

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar Alquran .. 53

Tabel 3. 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Belajar Alquran ... 54

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instrumen Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 56

Tabel 3. 6 Ketentuan Skala dan Skor pada Instrumen Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 57

Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 59

Tabel 3. 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 61

Tabel 3. 9 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan... ... 66

Tabel 4. 1 Data Berdasarkan Usia Responden ... 70

Tabel 4. 2 Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4. 3 Data Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 73

(16)

x

Tabel 4. 5 Analisis Deskriptif Variabel Intensitas Mengakses

Pesan Dakwah Kontekstual ... 75

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Skor Variabel Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 76

Tabel 4. 7 Analisis Deskriptif Variabel Minat Belajar Alquran . 79 Tabel 4. 8 Rekapitulasi Skor Variabel Minat Belajar Alquran ... 80

Tabel 4. 9 Output Uji Normalitas ... 83

Tabel 4. 10 Output Uji Linieritas ... 85

Tabel 4. 11 Output Uji Korelasi ... 87

Tabel 4. 12 Output Uji Regresi Sederhana... 89

Tabel 4. 13 Output Koefisien Determinasi ... 90

Tabel 4. 14 Temuan Pengaruh Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap Minat Belajar Alquran... 103

(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Platform Media Sosial yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia... 3 Gambar 1. 2 Profil Instagram @quranreview ... 9 Gambar 2.1Konstelasi Penelitian...43 Gambar 4. 1 Unggahan Pesan Dakwah Kontekstual Instagram @quranreview ... 94 Gambar 4. 2 Caption Unggahan Pesan Dakwah Kontekstual

Instagram @quranreview ... 95

Gambar 4. 3 Unggahan Quranic Arabic Class Instagram @quranreview ... 98

(18)

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Hasil Skor Rata-Rata Variabel Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 76 Grafik 4. 2 Hasil Skor Rata-Rata Variabel Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual ... 77 Grafik 4. 3 Hasil Skor Rata-Rata Variabel Minat Belajar Alquran80 Grafik 4. 4 Hasil Skor Rata-Rata Variabel Minat Belajar Alquran 80

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu akan terus berinteraksi terhadap individu lainnya, dengan saling menyampaikan informasi, opini, gagasan, sikap dan ide-ide. Hal itu meyakini bahwa komunikasi akan terus hadir di tengah-tengah kehidupan. Menurut Book sebagaimana dikutip oleh Pieter, komunikasi adalah suatu transaksi atau proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan dengan membangun hubungan antara manusia, melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berupaya untuk mengubah sikap dan perilakunya.1

Penyampaian pesan kepada orang lain menjadikan sebuah komunikasi memiliki bentuk-bentuk yang beragam salah satunya komunikasi massa. Menurut Gabner yang dikutip oleh Romli, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat Indonesia.2 Namun saat ini saluran komunikasi massa bukan hanya pada

1Herri Zan Pieter, Dasat-Dasar Komunikasi Bagi Perawat, (Jakarta: Kencana, 2017), 5.

2Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Grasindo, 2016), 2.

(20)

media massa seperti radio dan televisi, kini telah mencapai pada media baru (new media) yaitu teknologi berbasis komputer.

Teknologi informasi dan komunikasi kini telah berkembang sangat pesat. Masyarakat abad ke-21 menjadikan informasi sebagai suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan. Sumber-sumber untuk mendapatkan sebuah informasi pun beragam mulai dari lingkungan keluarga, pertemanan, dan masyarakat ataupun dari berbagai media yang tersedia seperti media massa konvensional dan media baru (new media).

Demikian media sosial mengintegrasikan teknologi, interaksi sosial, dan penciptaan informasi melalui connect online. Melalui media sosial, orang atau sekelompok orang menciptakan, mengorganisasikan, mengedit, memberikan komentar, dan

meng-share-kan konten semunya dalam proses untuk mencapai misi

tertentu.3 Maka untuk mendapatkan informasi, masyarakat sangat mudah dapat mengakses media sosial. Salah satu media sosial yang memiliki popularitas yang cukup tinggi saat ini adalah

Instagram.

3 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpersonal, (Jakarta: Prenada Media Group, 2017), 293.

(21)

Gambar 1. 1

Platform Media Sosial yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia

(sumber: https://www.quora.com/Whats-the-most-popular-social-networking-app-used-in-Indonesia)

Terlihat dari gambar di atas bahwa media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia yakni urutan keempat diduduki oleh Instagram dengan presentase 77%. Hal ini diyakini

Instagram cukup populer dalam masyarakat Indonesia sebagai

salah satu medium untuk mencari informasi.

Instagram adalah media sosial yang digunakan untuk

berbagai foto, video berdurasi 60 detik di linimasa utama, video berdurasi 15 detik pada stories, dan video berdurasi hingga 60 menit pada Instagram TV (IGTV). Instagram memiliki banyak

(22)

konten yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Berbagai macam konten yang tersedia seperti informasi lowongan pekerjaan, beasiswa, rekomendasi tempat liburan, update berita terkini, dan sarana pembelajaran hingga dakwah.

Dakwah secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu usaha mengajak seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegah perbuatan buruk yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang terkandung di dalam Alquran dan hadis. Maka untuk mempermudah kegiatan berdakwah diwajibkan bagi setiap muslim untuk belajar Alquran.

Alquran merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, yang mana berisikan kalam-kalam Allah Swt. Untuk itu mempelajari Alquran menjadi wajib bagi setiap muslim untuk menjaga mukjizat yang terbesar ini dengan cara memahami, membaca dan mengamalkan kandungan dari tiap ayat-ayat Alquran yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan.

Belajar merupakah suatu usaha untuk melakukan aktivitas yang dapat mengubah tingkah laku dan cara berpikir sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi. Oleh karena itu, bila ingin memahami Alquran maka sebagai jalan untuk memahami adalah dengan belajar. Namun belajar akan berjalan dengan baik apabila memiliki minat khusus dari dalam diri untuk melakukannya.

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memperhatikan suatu aktivitas tertentu dan melakukannya dengan

(23)

perasaan bahagia. Demikian minat dapat membantu dalam proses belajar agar menjadi mudah dan menyenangkan.

Islam mengajarkan umatnya untuk terus belajar dan menuntut ilmu tanpa ada batasan waktu dan usia. Menuntut ilmu menjadi suatu hal yang wajib dilakukan sejak dalam buaian hingga tutup usia, dikarenakan ilmu tidak akan pernah habis untuk terus dipelajari. Oleh karena itu terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Majjah, Rasulullah Saw bersabda:

ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ِﱠS ﻰﻠﺻ ِﱠS ُﻝﻮُﺳ َﺭ َﻝﺎَﻗ ٍﻚِﻟﺎَﻣ ِﻦْﺑ ِﺲَﻧَﺃ ْﻦَﻋ

4

ٍﻢِﻠْﺴُﻣ ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ٌﺔَﻀﻳ ِﺮَﻓ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺍ ُﺐَﻠَﻁ

Artinya: “Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Mencari ilmu sangat diwajibkan atas setiap orang Islam,” (HR Ibnu Majjah).

Maka hadis di atas dapat menjadi pedoman betapa pentingnya dan diwajibkannya menuntut ilmu apalagi ilmu agama yang mana untuk memahami kitab suci umat Islam yaitu Alquran. Namun terdapat dalam Alquran sebagaimana surat yang pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah Saw dan Allah Swt berfirman pada surat al-Alaq ayat 1-5:

(٢) ٍﻖَﻠَﻋ ْﻦِﻣ َﻦ َٰﺴﻧِ ْﻹٱ َﻖَﻠَﺧ (١) َﻖَﻠَﺧ ﻯِﺬﱠﻟٱ َﻚِّﺑ َﺭ ِﻢْﺳﭑِﺑ ْﺃَﺮْﻗ ِﺍ

(٤) ِﻢَﻠَﻘْﻟﭑِﺑ َﻢﱠﻠَﻋ ﻯِﺬﱠﻟٱ (٣) ُﻡ َﺮْﻛَ ْﻷٱ َﻚﱡﺑ َﺭ َﻭ ْﺃَﺮْﻗٱ

4

Abi ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah, Sunan Ibnu Majah, (Saudi Arabia: Bait al-Afkar al-dawaliyyah, 1999), 39.

(24)

5

(٥-١: ﻖﻠﻌﻟ

ﺍ). (٥) ْﻢَﻠْﻌَﻳ. ْﻢَﻟ ﺎَﻣ َﻦ َٰﺴﻧِ ْﻹٱ َﻢﱠﻠَﻋ

Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia, 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena,

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs: al-Alaq, 1-5)

Berdasarkan pada surat al-Alaq di atas pada ayat 1-3 Allah menekankan untuk membaca, di mana membaca merupakan suatu langkah awal dalam proses mendapatkan ilmu atau pengetahuan. Namun perintah membaca itu bukan sekadar membaca saja, tetapi memiliki pesan untuk belajar dan mengajarkan. Sedangkan pada ayat keempat menegaskan untuk mengajarkan menulis sebagaimana setelah ditulis ilmu akan diwarisi pada generasi selanjutnya. Lalu untuk ayat kelima, Allah mengajari manusia atas apa yang tidak diketahui. Oleh karena itu belajar adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang pesan-pesan yang terkandung dalam Alquran.

Hendaknya sebagai umat Islam memahami bahwa kitab Alquran merupakan petunjuk bagi manusia terdapat

5

Alquran Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per Kata

(25)

penjelasan tentang petunjuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Untuk memahaminya barang tentu harus pula mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Mempelajari Alquran dapat dibagi menjadi dua bagian, baik mengenai cara membacanya yaitu sesuai kaidah ilmu tajwid ataupun mengkaji kandungan isinya yang mampu diambil hikmahnya sebagai pelajaran dan hukum mempelajari Alquran wajib bagi setiap muslim.

Belajar Alquran yang dapat dipahami bukan hanya sekadar belajar membacanya, namun lebih dari itu. Belajar Alquran juga termasuk belajar memahami, menulis ataupun menghafalnya. Akan tetapi pada saat ini banyak dari masyarakat yang tidak memahami betul makna-makna yang terkandung dalam Alquran. Faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan dari ketidakmampuan masyarakat khususnya umat Islam dalam memahami Alquran ialah individu masing-masing orang, lingkungan keluarga dan pertemanan ataupun faktor lainnya. Maka dalam belajar Alquran tiap individu harus memiliki minat belajar Alquran untuk memudahkan dalam proses belajar.

Realitas yang terjadi masih ada umat Islam di Indonesia yang belum memahami Alquran dengan baik dapat dilihat dari segi membacanya atau memahami makna dari tiap ayat yang ada pada Alquran untuk dijadikan pedoman hidup. Berdasarkan hasil riset PTIQ Jakarta dalam republika.co.id, umat Islam Indonesia

(26)

yang tidak bisa membaca Alquran ada sekitar 60-70 persen.6 Maka adanya hasil riset PTIQ Jakarta tentang ketidakmampuan membaca Alquran memungkinkan umat Islam Indonesia yang mampu membaca dan memahami makna ayat Alquran pun rendah.

Minat belajar Alquran adalah kecenderungan seseorang untuk mempelajari Alquran atas dasar keinginan dari dalam diri yang menghasilkan rasa senang dalam mempelajarinya. Maka minat belajar Alquran harus didukung dengan metode belajar ataupun media belajar yang dapat memudahkan dalam proses belajar. Seiring dengan perkembangan teknologi di era modern, kini media untuk belajar beragam seperti media sosial yaitu

Instagram. Salah satu akun yang menyampaikan pesan dakwah

untuk mengajak belajar Alquran adalah akun Instagram @quranreview yang telah memiliki pengikut 189.000 dan 254 kiriman dalam Agustus 2020.

6 https://m.republika.co.id/berita/pgfc9e366/50-persen-umat-islam-indonesia-belum-bisa-baca-alquran diakses pada tanggal 26 Februari 2021 jam 06.59 WIB.

(27)

Gambar 1. 2

Profil Instagram @quranreview (Sumber: https://www.Instagram.com/quranreview/)

Beragamnya akun dakwah di Instagram memiliki ciri khas masing-masing dari setiap akun seperti shiftmedia.id, rumayshocom, dan islamidotco. Namun terdapat salah satu akun dakwah seperti pada gambar 1.2 yaitu akun Instagram @quranreview yang memfokuskan kontennya membahas bagaimana memahami ayat-ayat Alquran, membedah ayat Alquran menggunakan literatur bahasa Arab dan kaidah ilmu Nahwu, dan pengamalan ayat-ayat Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Akun @quranreview membahasnya dengan apik dan mudah dipahami, menggunakan bahasa bertutur dalam menjelaskan makna dari ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan peristiwa tertentu serta kontennya dikemas dengan visual

(28)

yang menarik perhatian sehingga dapat menarik followers atau pengguna Instagram.

Akun @quranreview menyajikan konten-konten dari permasalahan yang sedang viral, kehidupan atau peristiwa yang dekat dengan masyarakat sekaligus membedah ayat Alquran yang berhubungan dengan peristiwa tersebut dan membahas ayat-ayat Alquran apa saja yang menjadi pengingat untuk selalu taat dan kembali ke jalan Allah Ta’ala. Memiliki moto be humble and stay

close with quran menjadikan akun @quranreview untuk terus

mengajak masyarakat khususnya umat Islam agar mau belajar dan lebih dekat dengan Alquran serta mampu memahaminya dengan baik.

Namun dikarenakan Alquran menggunakan bahasa Arab, sebagai umat Islam yang berasal dari Indonesia menjadi suatu tantangan tersendiri dalam memahami makna Alquran. Oleh karena itu Quran Review mengajak umat Islam untuk lebih dekat dengan Alquran agar mampu memahami makna dan mencintai Alquran bukan hanya sekadar membacanya.

Perbedaan akun @quranreview dengan akun dakwah lainnya yang ada di Instagram adalah Quranreview menggunakan strategi dakwah kontekstual. Dakwah kontekstual adalah dakwah yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi orang yang didakwahi, tetap menggunakan dalil Alquran atau hadis namun diperjelas dengan dalil-dalil akal untuk memudahkan orang yang didakwahi dalam menerima pesan dakwah yang disampaikan

(29)

pendakwah. Konten pesan dakwah yang disampaikan akun @quranreview bersifat kontekstual salah satunya seperti di mana ketika terjadi suatu hal atau peristiwa terkini baik di Indonesia maupun dunia, @quranreview menyampaikannya dengan mengaitkan ayat Alquran yang berkenaan dengan peristiwa tersebut. Quranreview juga memfasilitasi pengikutnya dengan kegiatan belajar Alquran seperti kelas belajar Alquran daring atau kegiatan Alquran review online camp. Selain itu setiap hari jumat memberikan penjelasan makna dari surat al-Kahfi satu Jumat satu ayat pada chat Whatsapp sekaligus mengingatkan untuk membaca surat al-Kahfi dan mengajak pengikutnya infaq Jumat untuk proyek akun Instagram @quranreview berbagi Alquran kepada masjid dan musala yang membutuhkan.

Salah satu konten pesan dakwah kontekstual pada

Instagram @quranreview adalah ketika dunia sedang mewabah

virus Covid-19 dan tepatnya pada bulan Maret 2020 virus itu telah sampai di Indonesia. Namun akun @quranreview membahasnya dengan bijak. Bahwa wabah yang terjadi saat ini bukanlah suatu hal yang terbaru, akan tetapi telah terjadi wabah-wabah lain pada masa Rasulullah Saw. Oleh karena itu, @quranreview memberikan saran agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak meninggalkan kota atau tempat tinggal menuju daerah lain hal ini sesuai dengan anjuran pada zaman Rasulullah Saw.

Agar tercapai tujuan dan harapan yang diinginkan untuk mengajak umat Islam lebih dekat dengan Alquran, tim Quran

(30)

Review mengadakan kursus belajar bahasa Arab Alquran dan

melaksanakan kegiatan-kegiatan lain untuk memahami makna ayat-ayat Alquran dengan pembahasan tertentu seperti Ramadhan

Online Camp, Ladies in the Quran, The World of Quran Marriage, Unboxing Something Asik-Able From Quran, Quranic Arabic Class dsb.

Demikian kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan tim

Quran Review disambut dengan antusias di kalangan pengikut

akun Instagram @quranreview salah satunya kegiatan The World

of Quran Marriage batch 2 yang pesertanya mencapai 300 orang.

Berdasarkan hasil observasi awal penulis mewawancarai pengikut akun Instagram @quranreview dengan nama pengguna Chibirita92 tentang alasan tertarik mengikuti kegiatan belajar Alquran yang diadakan tim @quranreview adalah kemampuan yang tidak memadai untuk mengerti makna dari Alquran sehingga merasa masih harus belajar agar memahami makna ayat Alquran yang diturunkan Allah sebagai pedoman hidupnya.7

Pengalaman penulis mengikuti kegiatan yang diselenggarakan tim Quran Review memang cukup mengesankan karena mendapatkan pengetahuan baru yang dapat dijadikan pelajaran dengan cara membedah ayat Alquran dan memaknai lebih dari sekadar terjemah yang ada namun menggunakan gramatika bahasa Arab. Hal ini membuat penulis takjub dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Respon yang penulis lihat di

7

Wawancara kepada salah satu pengikut Instagram @quranreview pada 25 Februari 2021.

(31)

akun @quranreview atas foto dan video beserta penjelasan yang diunggah, mendapatkan banyak komentar positif dan banyak pengikut menyukai apa yang diunggah akun itu.

Tabel 1. 1

Konten Akun Instagram @quranreview yang Memiliki Banyak Komentar Positif

No. Judul Konten Tanggal

Publikasi

1. Alwi Bikin Nangis? (al-Hijr: 3) 21 Agustus 2020 2. Allah Pengen loh (at-Taubah: 15) 16 Agustus 2020 3. ‘Cuek’ Ayatnya? (al-A’raf: 172) 14 Agustus 2020 4. Dipaksa Nikah? (ar-Rad’u:38) 29 Juli 2020 5. Tungguin Aku Ya (an-Nahl: 125) 22 Juli 2020 6. Rasanya Party di Surga? (al-Insan:

5)

18 Juni 2020

7. Hikmah Lagu Lathi (al A’raf: 26) 14 Juni 2020 8. Black Lives Matter (al Isra’: 70) 05 Juni 2020

9. Tanda Ramadhanmu Gagal? 26 Mei 2020 10. Corona dibawa Setan? 27 Maret 2020 11. Dear Anker (Yasin: 04) 28 februari 2020 12. Ngapain Less Waste? 21 Januari 2020 13. I Love Jesus ‘Alaihissalam 25 Desember 2019 Sumber: Konten Instagram @quranreview.

Demikian konten yang dibuat selalu menarik untuk dibaca dan dijadikan pelajaran, dengan banyaknya komentar positif

(32)

memungkinkan pesan dakwah yang disampaikan dapat saja menimbulkan minat tertentu, salah satunya minat belajar Alquran. Dengan belajar seseorang berusaha untuk memperoleh ilmu atau kepandaian atas ilmu yang dipelajarinya. Namun dalam belajar seseorang harus memiliki minat yakni keinginan dari dalam diri dan hati untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Untuk itu minat belajar Alquran menjadi suatu hal yang patut timbul dalam diri seorang muslim.

Intensitas mengakses sosial media adalah seberapa lama dan berapa kali dalam sehari seseorang membuka dan mencari informasi di media sosial. Maka bila seseorang dengan durasi dan frekuensi tertentu dalam mengakses Instagram memungkinkan memiliki dampak sosial seperti efek merugikan atau menguntungkan sesuai dengan konten yang diakses. Untuk itu dalam penelitian ingin melihat pengaruh yang terjadi ketika pengikut akun Instagram @quranreview mengakses konten pesan dakwah kontekstual yang diunggah Instagram @quranreview. Pengaruh dapat diartikan kekuatan yang timbul dari sesuatu benda maupun orang dapat membentuk sikap, perilaku atau perbuatan seseorang.

Dari uraian yang telah dijelaskan, penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap pengikutnya dalam menumbuhkan minat belajar Alquran.

(33)

B. Identifikasi Masalah

Minat belajar Alquran di kalangan pengikut akun

Instagram @quranreview memungkin memiliki berbagai

macam alasan yang dapat memengaruhi variabel terikat tersebut seperti:

1. Pengikut memiliki tingkat kesadaran tentang Alquran yang masih kurang.

2. Memiliki lingkungan pertemanan dan keluarga yang kurang mendukung untuk belajar Alquran.

3. Konten yang disajikan akun Instagram @quranreview menarik perhatian dan menyampaikan pesan dakwah kontekstual dengan bahasa yang mudah dipahami.

4. Pengikut kesulitan mencari pengajar dan memiliki waktu yang terbatas untuk belajar Alquran secara offline.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual yang disajikan oleh akun Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikutnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview dengan alasan Instagram @quranreview mampu mengemas konten pada feed Instagram dengan visual berupa gambar yang menarik, menambahkan

(34)

penjelasan pada caption untuk mendukung gambar atau video yang diunggah serta disampaikan dengan bahasa bertutur yang mudah dipahami, dan konten yang disajikan merupakan informasi kekinian atau yang sedang jadi perbincangan banyak orang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pengikut Instagram @quranreview?

2. Indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk minat belajar Alquran pengikut Instagram @quranriview?

3. Apakah terdapat pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pengikut Instagram @quranreview.

(35)

2. Untuk mengetahui indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk minat belajar Alquran pengikut Instagram @quranriview.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut. Manfaat Penelitian ini sebagai berikut:

a. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan referensi ilmiah dalam perkembangan ilmu komunikasi dan komunikasi penyiaran Islam tentang komunikasi massa dan media sosial khususnya mengenai Instagram, minat, dan pesan dakwah.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam bentuk nyata untuk memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian sebagai berikut:

(36)

Tabel 1. 2

Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu dengan Penelitian yang Dilakukan

Judul penelitian Pengaruh Intensitas Mengakses Youtube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini Terhadap Perilaku Modelling Followers Remaja Pengaruh Intensitas Mengakses Instagram Korean Wave Terhadap Perilaku Fanatisme Pada Mahasiswa Dirasat Islamiyah UIN Jakarta Pengaruh Intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @Quranreview Terhadap Minat Belajar Alquran

Peneliti Adinda Putri Dhea Hastika Nur Afifah Lembaga dan tahun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2018 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2019 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2021

(37)

Masalah penelitian Bagaimana pengaruh intensitas mengakses Youtube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling followers remaja Bagaimana pengaruh intensitas mahasiswa Dirasat Islamiyah UIN Jakarta dalam mengakses informasi mengenai Korean Pop Apakah terdapat pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut. Teori - Teori Intensitas - Teori Modelling - Teori Intensitas - Teori Fanatism e Budaya - Teori Intensitas - Teori Minat Metode penelitian Kuantitatif, Eksplanatif Kuantitatif, Eksplanatif Kuantitatif, Eksplanatif Hasil penelitian Terdapat hubungan antara intensitas Dalam penelitian ini, intensitas mengakses Terdapat pengaruh yang positif terhadap intensitas

(38)

mengakses Youtube channel Gita Savitri dengan perilaku modelling followers remaja yang menonton segmen beropini yang memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 26,1%. video Korean pop di Instagram memengaruhi fanatisme budaya mahasiswa Dirasat Islamiyah UIN Jakarata dengan uji regresi ordinal adalah Negelkerke sebesar 45,8%. mengakses pesan dakwah kontekstual dengan minat belajar Alquran di kalangan pengikut dengan persamaan regresi sederhana Y= 22,485 + 0,314X dan nilai koefisien determinasi sebesar 12,9%.

(39)

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab. Masing-masing bab terdiri dari subbab yang akan dibahas dan diteliti. Adapun sistematika penulisan pada skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan landasan teori, konsep, kerangka pemikiran dan hipotesis. Teori yang digunakan adalah teori intensitas dan teori minat. Untuk konsep yang akan dijelaskan adalah pesan dakwah kontekstual, media baru (new

media), media sosial, dan Instagram.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang akan digunakan penulis seperti, paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

(40)

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi temuan dan pembahasan penelitian. Menjelaskan hasil analisis korelasi dengan data penelitian yang disertai dengan perspektif penulis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan simpulan dan saran setelah mendapatkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan.

(41)

23

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Belajar Alquran

1. Pengertian Minat Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.8 Sedangkan dalam Kamus umum bahasa Indonesia minat diartikan sebagai perhatian kesukaan (kecenderungan hati) pada suatu keinginan.9 Menurut Djamarah minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.10

Susanto mengartikan minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.11 Menurut Jahja minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik dan

8KBBI Edisi V daring https://kbbi.kemdikbud.go.id diakses pada 05 Mei 2020 jam 14.15 WIB

9W.J.S Poerdaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), 97.

10Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Rineka Cipta, 2011), 166.

11Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarat: Prenadamedia Group, 2013), 16.

(42)

merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.12

Menurut Darmadi minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu objek, di mana perhatian tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat di samping perhatian juga terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari objek minat tersebut.13 Minat menurut Slameto sebagaimana dikutip dalam Syahputra adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.14 Sedangkan menurut Hilgard dalam Slameto yang dikutip oleh Syahputra berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.15

The Liang Gie dalam Syahputra mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan

12Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), 63.

13Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), 307.

14Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi: Haura Publishing, 2020), 14.

15Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar,..., 13.

(43)

suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.16 Crow dan Crow sebagaimana dikutip dalam Darmadi menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau objek lain.17

Demikian minat dapat diartikan sebagai sebuah keinginan seseorang untuk mengetahui dan mencari yang diinginkannya atas dasar suka dengan suatu aktivitas tertentu. Oleh karena itu minat belajar kecenderungan seseorang untuk mempelajari suatu ilmu atau pengetahuan yang mana dapat menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, perilaku dan sikap.

2. Aspek Minat

Menurut Syahputra aspek minat terbagi menjadi tiga jenis yaitu:18

a. Aspek Kognitif

Aspek ini didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika seseorang

16Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar,..., 12.

17Darmadi, Membaca Yuk: Strategi Menumbuhkan Minat Baca pada Anak Sejak Usia Dini, (Jakarta: Guepedia, 2018), 144.

18Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar,..., 16-17.

(44)

melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada aktivitas yang diminatinya.

c. Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinteralisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

(45)

3. Faktor yang Memengaruhi Minat

Menurut Crow & Crow faktor-faktor yang memengaruhi minat terbagi menjadi tiga macam, seperti:19

1) Faktor dorongan dari dalam (internal) merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa takut, rasa sakit dan sebagainya. Jika individu merasa lapar ini akan menimbulkan minat untuk mencari makanan.

2) Faktor motif sosial, merupakan faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan sosial.

3) Faktor emosional atau perasaan. Faktor-faktor ini dapat memacu minat individu, apabila menghasilkan emosi atau perasaan senang, perasaan ini akan membangkitkan minat dan memperkuat minat yang sudah ada.

Maka dalam penelitian ini minat belajar Alquran adalah ketertarikan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk mempelajari dan menyadari pentingnya memahami Alquran dengan rasa senang melakukan aktivitas tersebut yang mana setelahnya dapat menimbulkan perasaan senang, terpenuhi pengetahuannya tentang Alquran atau alasan lainnya sesuai dengan faktor yang memengaruhi dalam melakukan kegiatan

19Zuhdi Ahsan, “Hubungan Minat Fotografi dengan Motivasi Bekerja Pada Anggota Organisasi Jhepret Club Universitas Islam Negri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang”, (Skripsi: UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2012), 11.

(46)

belajar Alquran. Demikian hal yang dilakukan adalah atas dasar keinginan dan tanpa adanya paksa dari pihak lain.

4. Indikator Minat Belajar

Indikator minat ada empat yaitu: a) perasaan senang, b) ketertarikan, c) perhatian, dan d) keterlibatan. Masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:20

a. Perasaan senang. Seseorang memiliki perasaan suka terhadap suatu hal atau aktivitas tertentu, dan bila mana dia akan terus melakukan hal-hal yang disenanginya dengan senang hati tanpa adanya paksaan. Contoh: seseorang memiliki minat untuk belajar Alquran, maka dia akan mempelajarinya dengan hati yang gembira.

b. Ketertarikan. Berhubungan dengan gaya gerak yang dapat mendorong seseorang cenderung untuk tertarik pada suatu kegiatan, orang, benda atau perasaan afektif yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukannya. Misalkan, seseorang yang memiliki minat belajar Alquran, demikian orang tersebut akan antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut.

c. Perhatian belajar. Perhatian belajar merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seperti pengamatan dan pengertian dengan mengesampingkan yang lainnya. Contoh: seseorang yang memiliki minat belajar Alquran maka sdia

20

Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil

(47)

akan memperhatikan atau mendengarkan penjelasan ketika sedang belajar Alquran dan mencatat materi yang disampaikan.

d. Keterlibatan. Ketertarikan seseorang pada suatu objek mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek itu. Misalkan, ketika sedang belajar maka seseorang tersebut akan aktif dalam diskusi, bertanya, dan menjawab pertanyaan.

B. Intensitas Mengakses Pesan Dakwah Kontekstual 1. Definisi Intensitas

Intensitas dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam

Bahasa Indonesia adalah keadaan tingkatan atau ukuran

intensinya.21 Intensitas juga dapat diartikan 1) nilai kuantitatif dari rangsangan atau sensasi, 2) kekuatan perilaku apapun, berhasil sebagai dorongan atau emosi, 3) kekuatan kinerja individu dalam beberapa kegiatan atau bidang dengan mengacu pada satu atau lebih atribut berikut: gairah, komitmen, usaha, ketegasan, dan fokus perhatian.22

Keadaan tingkatan menggambarkan seberapa sering pengikut mengakses sosial media Instagram @quranreview

21J.S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2013), 58.

22American Psychological Association, APA Dictionary of Psychology/ Gary R. Vandenbos, editor in chief, Second Edition, (Washington

(48)

dengan durasi tertentu untuk mencari informasi tentang Alquran, memberikan komentar pada kiriman, membalas komentar pengikut lain di kiriman dan membalas insta story ke akun

Instagram @quranreview.

Menurut Gulo dalam Septia dan Indrawati, intensity atau intensitas adalah 1) Besar atau kekuatan suatu tingkah laku; 2) Jumlah energi fisik yang dibutuhkan untuk merangsang salah satu indera; 3) Ukuran fisik dari energi atau data indera. Sedangkan pada Chaplin intensitas adalah suatu sifat kuantitatif dari satu penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya, seperti kecermelangan suatu warna, atau suatu bunyi,kekuatan tingkah laku suatu reaksi emosional, kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap.23 Intensitas mengakses akan memengaruhi tindakan, dan sikap seseorang yang mengakses. Pengikut akan mendapatkan rangsangan dari apa yang dilihat seperti konten pesan dakwah yang dikirim oleh akun Instagram @quranreview. Semakin sering akun Instagram @quranreview mengirimkan konten pesan dakwah kontekstual maka pengikut yang mengaksesnya akan memperoleh rangsangan yang mana memungkinkan menimbulkan tindakan ataupun sikap tertentu.

Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karenanya timbul keinginan untuk

23

Rahmat Fitrah Tuasikal, “Hubungan antara Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Agresivitas” (Jurnal Psikologika Vol.13 No.25 – Januari 2008), 75.

(49)

memenuhinya.24 Oleh karena itu setiap intensitas mengakses media Instagram hal ini memungkinkan didasari dengan adanya kebutuhan individu dan sosial khalayak. Khalayak menggunakan media secara aktif untuk memenuhi kebutuhannya dan memiliki tujuan yang diinginkan. Maka sebagian besar perilaku khalayak menjelaskan kebutuhan dan kepentingan individu. Demikian pengikut akun Instagram @quranreview mengakses konten yang disajikan atas dasar kebutuhan dan kepentingan pribadi yang ingin dipenuhi.

Sedangkan intensitas menurut Fishbein dan Ajzen sebagaimana dikutip oleh Rahmat adalah besarnya usaha individu dalam melakukan suatu tindakan.25 Nuryani menjelaskan intensitas mengakses situs jejaring sosial adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera seperti berapa durasi dan berapa frekuensi yang dilakukan dalam mengakses.26

Mengakses media merupakan suatu tindakan seseorang untuk memperoleh informasi. Penggunaan media itu terdiri dari, misalnya, jumlah waktu yang digunakan untuk mengikuti media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara

24Susilo Rahardjo dan Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Nontes Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2013), 13.

25Rahmat Fitrah Tuasikal, “Hubungan antara Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Agresivitas” (Jurnal Psikologika Vol.13 No.25 – Januari 2008), 75.

26Evi Nuryani, “Hubungan Intensitas Mengakses facebook dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Tenggarong Seberang” (eJournal Ilmu

(50)

individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.27

Oleh karena itu dapat ditarik benang merahnya, intensitas adalah suatu ukuran secara kuantitatif seseorang dalam melakukan suatu tindakan tertentu untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya dapat dilihat dari frekuensi atau pengulangan, durasi dan sikap memperhatikan pada kegiatan yang dilakukan. Sehingga intensitas dalam penelitian ini diartikan seberapa banyak pengulangan kegiatan dan waktu yang dihabiskan dalam mengakses konten pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview dan sejauh mana pengikut terlibat aktif atas konten yang disajikan serta pemahaman pesan dakwah kontekstual yang disampaikan.

2. Aspek-Aspek Intensitas

Ajzen mengemukakan bahwa aspek-aspek intensitas adalah sebagai berikut:28

a. Perhatian

Merupakan ketertarikan individu terhadap objek tertentu yang menjadikan target perilaku.

27Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2018), 26.

28Cicilia Shendy Setya Ardari, “Pengaruh Kepercayaan diri Terhadap Intensitas penggunaan media sosial pada Remaja Awal” (Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016), 12.

(51)

b. Penghayatan

Merupakan pemahaman dan penyerapan terhadap informasi sebagai pengetahuan yang baru bagi individu yang bersangkutan.

c. Durasi

Durasi merupakan kebutuhan individu dalam selang waktu tertentu untuk melakukan perilaku yang menjadi target (lamanya selang waktu dalam satuan jam).

d. Frekuensi

Merupakan banyaknya pengulangan perilaku yang menjadi target (dalam kurun waktu satu hari).

C. Pesan Dakwah Kontekstual 1. Definisi Dakwah Kontekstual

Secara etimologi, dakwah berasal dari bahasa Arab

“da’wah”. Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain,

dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dan ragam makna. Makna tersebut memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.29

Sedangkan dakwah menurut Syekh Muhammad al-Khaidir Husain sebagaimana dikutip dalam Azis ialah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada

29Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah: Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2017), 5.

(52)

kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.30

Dakwah kontekstual adalah dakwah yang memiliki kemampuan menjawab beberapa persoalan kehidupan dalam masyarakat.31 Dakwah kontekstual adalah metode dakwah yang dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal yang ada di luar teks aslinya. Dakwah kontekstual memperhatikan dakwah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat yang didakwahi. Begitu pula dalam menyampaikan materi, dakwah kontekstual tetap menggunakan dalil-dalil Alquran atau hadis namun diperjelas dengan dalil-dalil akal sebagai bentuk memahami lebih daripada teks yang ada. Hal ini para pelaku dakwah kontekstual biasanya lebih fleksibel dalam menjalankan dakwahnya.32

Demikian dakwah kontekstual dapat diartikan sebagai berdakwah yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh pendakwah dengan orang yang didakwahi. Hal ini digunakan agar pesan dakwah yang disampaikan dapat dipahami dan orang yang didakwahi tertarik untuk memperhatikan pesan dakwah yang disampaikan.

30Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah: Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2017), 10.

31Welhendri Azhar dan Muliono, Sosiologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2020), 121

32Syamsuddin, AB, Pengantar Sosiologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2016), 266-267

(53)

2. Definisi Pesan Dakwah

Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah message, yaitu simbol-simbol. Dalam literatur berbahasa Arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al-da’wah. Istilah pesan dakwah dipandang lebih tepat menjelaskan “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.”33

3. Karakteristik Pesan Dakwah

Menurut Abd. Al-Karim Zaidan sebagaimana dikutip oleh Mawardi karakteristik pesan dakwah terbagi menjadi lima yaitu:34

1. Anannahu Min ‘Indillah (berasal dari Allah Swt)

2. Al-Syumul (mencakup semua bidang kehidupan)

3. Al-‘Umum (umum untuk semua manusia)

4. Al-Jaza’ Fil-Islam (ada balasan untuk setiap tindakan)

5. Al-Miysaliyyah Wal Waqi’iyyah (seimbang antara

idealitas dan realitas.

Makna pesan dakwah dapat diartikan amanat yang disampaikan dai (komunikator) kepada mitra dakwah

33Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah: Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2017), 272.

34Mawardi MS, Sosiologi Dakwah, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), 66.

(54)

(komunikan) berupa materi yang dibawakan. Oleh karena itu pesan dakwah kontekstual adalah sebuah pesan dapat berupa ajakan atau nasihat yang mana dalam pesan yang disampaikan memiliki hubungan antara situasi yang ada pada dua zaman yang berbeda dengan suatu kejadian yang telah terjadi sebelumnya, misalnya kejadian sebelumnya pada zaman para nabi yang termaktub pada Alquran dan hadis dengan zaman setelah nabi wafat.

D. Media Baru (New media) 1. Definisi Media Baru

Media baru menurut Hermin (2013) merujuk pada media dengan platfrom baru karena konvergennya karakter media cetak, audio, dan visual sekaligus ditandai oleh karakter interaktivitas yang tinggi. Selanjutnya media baru dapat dipetakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) media baru akan diarahkan pada objek diskusi mengenai internet. Media internet muncul sebagai media yang “baru” dalam arti sesungguhnya karena selain karakter konvergensi, sinergi, media internet juga memiliki karakter sebagai link medium yang tak kenal batas (borderless). (2) Kajian media baru akan dikaitkan dengan proses digitalisasi yang melanda media konvensional. (3) Media baru akan dikaitkan dengan area media telekomunikasi dan aspek industrinya yang lebih spesifik, yaitu mengenai peraturan provider mobile phone.35

35Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), 1.

(55)

Era media baru juga ditandai dengan apa yang disebut konvergensi media. Secara struktural konvergensi media berarti integrasi dari tiga aspek, yaitu telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu medium. Dalam tataran praktis, konvergensi media bisa terjadi melalui beberapa level: (1) level struktur seperti kombinasi transmisi data maupun perangkat antara telepon dan komputer; (2) level transportasi seperti web TV yang menggunakan kabel atau satelit; (3) level manajemen seperti perusahaan telepon yang juga memanfaatkan jaringan telepon untuk TV berlangganan; (4) level pelayanan

(services) seperti penyatuan layanan informasi dan komunikasi di

internet; dan (5) level tipe data seperti menyatukan data, teks, suara, maupun gambar.36

2. Karakteristik Media Baru

Menurut Manovich sebagaimana dikutip dalam Liliweri, media baru difokuskan terhadap tiga aspek yaitu:37

1) Variabilitas

Variabilitas merupakan salah satu karakteristik utama masyarakat postmodern, menjelaskan bahwa semua orang dapat memproduksi gambar dan suara menurut versi mereka. Variabilitas menjadi mungkin karena digitalisasi di mana semua informasi dikodekan dalam data biner 0 dan 1.

2) Modularity

36Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2014), 15.

(56)

Satu konsep yang dipahami oleh masyarakat pascaindustri, menjelaskan bahwa media digital memiliki berbagai komponen bersifat diskrit artinya tampak terpisah namun setiap saat dapat disusun atau digabungkan dalam representasi data numerik, dari modularitas inilah orang dapat menciptakan variasi konten.

3) Transcoding

Sebuah proses yang memungkinkan pengguna semakin mudah menerjemahkan apa yang dia kerjakan ke dalam format yang berbeda apalagi didukung oleh proses komputerisasi.

E. Media sosial

1. Definisi Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi (berhubungan, baik secara personal, kelompok dan lain sebagainya) antar penggunanya. Secara garis besar media sosial dan jaringan sosial menggunakan sistem yang sama yaitu media daring yang terhubung dengan internet. Media sosial merupakan media interaksi online seperti blog, forum, aplikasi

chatting sampai jaringan sosial.38

Sedangkan Media sosial menurut Zarellah dalam Nuramila adalah sebuah media yang memungkinkan penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi dan saling berbagsi. Kehadiran media sosial merupakan wujud dari

38Yusrin Ahmad Tosepu, Media Baru dalam Komunikasi Politik, (Surabaya: Jakad Publishing, 2018), 56.

(57)

perkembangan teknologi berbasis internet yang memungkinkan penggunanya berinteraksi secara langsung dalam beberapa bentuk.39

2. Karakteristik Media Sosial

Media sosial paling baik dipahami sebagai sekelompok jenis baru dari media online yang sifatnya berbagi dengan beberapa karakteristik, antara lain:40

a) Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang terlibat, membiaskan batasan antara media dan penggunanya.

b) Media sosial terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui sarana-sarana voting, komentar dan berbagi informasi. Jarang adanya hambatan untuk mengakses dan memanfaatkan konten-konten seperti password yang dilindungi.

c) Perbincangan memungkinkan terjadinya perbincangan pengguna secara “dua arah”. Ketika media lama (tradisional) adalah tentang “siaran” di mana konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada penonton, maka sosial media lebih dilihat sebagai percakapan dua arah.

39Nuramila, Kajian Pargmatik Tindak Tutur dakam Media Sosial, (Serang: YPSIM Banten, 2020), .37.

40Fahmi Gunawan, dkk, Religion Society dan Social Media, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 20-21.

(58)

d) Media sosial memungkinkan masyarakat untuk membentuk suatu komunitas secara cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas merupakan suatu kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama seperti pecinta fotografi, dan lainnya.

e) Keterhubungan di mana mayoritas media sosial tumbuh subur lantaran kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna, melalui fasilitas tautan (links) ke website, sumber-sumber informasi dan pengguna-pengguna lain. Sebagian besar media sosial berkembang pada keterikatan hubungan antarpenggunanya, dapat memanfaatkan link dari situs, sumber dan orang-orang.

F. Instagram

Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi

aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polariod di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet. Sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima

(59)

dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan gabungan dari kata instan dan telegram.41

Instagram pertama kali berdiri pada tahun 2010 dan

didirikan oleh perusahaan Burbn, Inc. Yang merupakan sebuah teknologi stratup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. Sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5

mobile, tetapi kedua CEO, yaitu Kevin Systrom dan juga Mike

Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama Burbn. Namun, di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final adalah aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada dan memulai lagi dari awal, tetapi akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk meyukai sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjsadi Instagram.42

G. Kerangka Pemikiran

Intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada

Instagram @quranreview terhadap pengikut dapat dilihat oleh

41Meutia Puspita Sari, “Fenomena Penggunaan Media Sosial Instagram Sebagai Komunikasi Pembelajaran Agama Islam Oleh Mahasiswa FISIP Universitas Riau”, (JOM FISIP vol,. 4 No. 2 – Oktober 2017), 5-6.

42Nuramila, Kajian Pragmatik Tindak Tutur dalam Medi Sosial,..., .38.

(60)

beberapa faktor seperti perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi sehingga memengaruhi seseorang untuk memiliki minat belajar Alquran. Teori minat menurut Slameto adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 43

Minat menekankan pada tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Pada aspek kognitif dapat diukur dengan seseorang yang menggali sebanyak mungkin suatu informasi yang diminati atau ingin diketahui. Sedangkan aspek afektif berkembang ketika seseorang mendapatkan pengalaman pribadi dari orang-orang atau sesuatu yang dianggap penting, seperti seorang pengguna Instagram mengakses konten

Instagram @quranreview dan merasa sesuai dengan kebutuhan

dirinya, maka dia merasa terhubung dengan akun itu atas konten yang disajikannya, hal itu menjadi pengalaman bagi dirinya yang dapat memengaruhi pola pikirnya. Demikian pada aspek psikomotorik seseorang berusaha mewujudkan suatu minatnya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya itu.

Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat hubungan antara variabel X berupa intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview dengan variabel Y yaitu minat belajar Alquran di kalangan pengikut. Maka konstelasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

43Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi: Haura Publishing, 2020), 14.

(61)

Gambar 2. 1 Konstelasi Penelitian

H. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan hubungan antara variabel dengan variabel, yang bersifat sementara atau bersifat dugaan, atau yang masih lemah.44 Maka hipotesis dapat diuji kebenarannya secara empiris untuk mendapatkan hasil akhir apakah hipotesis akan diterima atau ditolak. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut.

H1 : Ada pengaruh intensitas mengakses pesan dakwah kontekstual pada Instagram @quranreview terhadap minat belajar Alquran di kalangan pengikut.

44Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017), 47.

Intensitas mengakses pesan dakwah

kontekstual

Minat Belajar Alquran

Gambar

Gambar  1.  1  Platform  Media  Sosial  yang  Paling  Banyak  Digunakan di Indonesia.................................................................
Grafik 4. 1 Hasil Skor Rata-Rata Variabel Intensitas Mengakses  Pesan Dakwah Kontekstual .........................................................
Gambar 2. 1   Konstelasi Penelitian
Tabel 4. 9   Output Uji Normalitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelilian ini dilakukan upaya untuk mengetahui salah satu karakteristik minyak kedelai yaitu pengaruh perubahan konsentrasi terhadap putaran optik dari minyak kedelai

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan dibidang sosial budaya serta keagamaan, maka dalam kehidupan masyarakat Kenegerian Rumbio Kabupaten Kampar sangat

Namun dari beberapa cerita di atas, Jarwo juga digunakan untuk memahami urang Banjar Keturunan mapun Urang Banjar Asli yang memang sudah hidup dalam percampuran

Dalam penyusunan “Studi Komparasi Bentuk dan Pola Kota di Kedua Bekas Kota Kerajaan (Surakarta dan Yogyakarta)” pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

Hasil penelitian terkait manajemen penguatan pendidikan karakter di kabupataen Sidoarjo (studi multi kasus di SMAN 1 Krian dan SMAN 1 Taman) menunjukkan bahwa, perencanaan

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang menyajikan berbagai macam masalah, mengajukan pertanyaan dan

Berbeda dengan temuan pada ekskavasi tahun 2009 yang didominasi temuan cangkang moluska, baik artefak maupun ekofak, ekskavasi tahun 2010 ini lebih didominasi

ALOKASI DANA BOS (Rp) NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING