• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN

INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA

EVY

JL.U No 21 N&G,jakarta barat 0818405229

evy_chen@ymail.com

Dosen Pembimbing : Tjhin Tjiap Lung, SE.., MM., AK

(2)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi

Jurusan Akuntansi dan Keuangan Skripsi Sarjana Strata 1 Akuntansi Semester Genap tahun 2012/2013

Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan Intensifikasi Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua

Evy 1301042360

Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai kegiatan Ekstensifikasi wajib pajak dan Intensifikasi pajak pada KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua. Yang bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan kegiatan tersebut. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif. Dalam penelitian ini menemukan bahwa kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak dilakukan di KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua belum dijalankan dengan maksimal, meski pertumbuhan wajib pajak dan penerimaan pajak terus meningkat dari tahun 2010-2012, masih banyak upaya yang harus dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua untuk memaksimalkan pelaksanaan kegiatan tersebut dan penulis menyarankan untuk menambah Sumber Daya Manusia lebih giat untuk melakukan sosialisasi dengan wajib pajak dan memperluas kerjasama dengan pihak baru. LDF Kata Kunci : Ekstensifikasi Wajib Pajak, Intensifikasi Pajak, Kantor Pelayanan Pajak.

(3)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi

Jurusan Akuntansi dan Keuangan Skripsi Sarjana Strata 1 Akuntansi Semester Genap tahun 2012/2013

Analisis Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna Norma : Studi Kasus Tentang Pengusaha Orang Pribadi Tertentu Di Jakarta Pusat

Lisadea Febiana 1301044731

Abstrak

This thesis discusses the activities taxpayers and the intensification of a tax on KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua that which is purposed to know constraints that occurs in the implementation of then event. The method used was a method of qualitative. In this research found that activity was taxpayers and the intensification of tax done in KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua has not been executed with the maximum, although the growth of taxpayers and tax receipts from year 2010-2012.

Continues to rise still a lot of effort to be done by KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua to maximize the implementation of the event and writer suggest to add human resources harder to socialize it to taxpayers and expand cooperation with the new. LDF

Keywords: Extensification Taxpayers, Intensification Of Tax, The Tax Service Office.

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini pendapatan negara yang paling besar adalah berasal dari sektor pajak, sekitar 70%

s/d 75%. Pajak merupakan sumber utama dana untuk pembangunan, karena hampir sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak.

Pajak telah menjadi tulang punggung penggerak roda pembangunan yang sangat dominan. Alokasi dana pajak selain untuk pembangunan juga untuk bidang-bidang lain, seperti, untuk infrastruktur negara, fasilitas umum, dan dana sosial negara yang dalam hal ini untuk membantu program-program pemerintah dalam rangka menanggulangi masalah kemiskinan yang ada di negara ini. Selain itu pajak juga dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di segala bidang. Jadi, bisa dikatakan pajak juga ikut berperan dalam mensejahterakan rakyat Indonesia. Sehingga studi tentang perpajakan menjadi menarik untuk dikaji.

Mengingat pentingnya peranan pajak yang besar, pemerintah, khususnya yang terkait dengan bidang perpajakan, selalu mengevaluasi dan memperbaharui berbagai kebijakan di bidang perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Hal ini diawali dengan reformasi perpajakan tahun 1983. Direktorat Jendral Pajak (DJP) juga melaksanakan perbaikan atas sistem pelayanan kepada masyarakat, mulai dari penyuluhan, sistem administrasi pajak, sistem pembayaran pajak, hingga pengawasan pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan orang pribadi, maupun badan. Ini semua dilakukan untuk memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Sehingga diharapkan timbul kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya agar penerimaan pajak bisa maksimal. Peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan aturan dan ketentuan pajak yang berlaku sangat diharapkan pemerintah, namun pada kenyataannya masih banyak ditemui masyarakat yang seharusnya telah mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tetapi mereka belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP. Untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak, salah satu upaya yang dilakukan DJP adalah dengan program Estensifikasi Wajib Pajak, sedangkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dengan Wajib Pajak yang sudah ada DJP melakukan program Intensifikasi Pajak.

Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar, terutama Wajib Pajak orang pribadi , dan perluasan objek pajak dalam administrasi DJP. Hal ini dilakukan karena masih ada orang pribadi yang penghasilannya sudah melebihi PTKP tetapi belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Ekstensifikasi tercapai jika penerimaan pajak meningkat diikuti oleh bertambahnya Wajib Pajak yang dapat terjaring. Sedangkan intensifikasi pajak dilakukan dengan mengoptimalkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak (yang sudah ada sebelumnya). Sasarannya adalah orang atau badan yang telah memiliki NPWP. Intensifikasi tercapai jika terjadi peningkatan penerimaan pajak dari sektor perpajakan tanpa harus memperluas jumlah Wajib Pajak. Hal ini merupakan kemajuan dalam bidang perpajakan.

Program ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak baru dilakukan beberapa tahun belakangan ini. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelaksanaan dua program pajak tersebut maka KPP Pratama Jakarta adalah tempat yang paling tepat, karena disini ada seksi-seksi yang kelompok pekerja aktif adalah pekerja yang diasumsikan memiliki penghasilan diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).

Jadi sumber pendanaan yang terbesar atas kebutuhan biaya pembangunan berasal dari sektor pajak, yaitu sebesar Rp 878 triliun pada tahun 2011, sedangkan realisasi penerimaan pajak per tanggal 5 Agustus 2011 baru sebesar Rp 466 triliun, yang hanya didukung oleh 486 ribu perusahaan dan 8,5 juta orang. Untuk mencapai target penerimaan tersebut, maka diperlukan terobosan untuk menggali potensi Wajib Pajak, karena itu masyarakat diimbau untuk membayar pajak sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.

Peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan aturan dan ketentuan pajak yang berlaku sangat diharapkan pemerintah, namun pada kenyataannya masih banyak ditemui masyarakat yang seharusnya telah mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tetapi mereka belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP. Untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak, salah satu upaya yang di lakukan DJP adalah dengan program sensus pajak yang didalamnya terdapat ekstensifikasi dan Intensifikasi wajib pajak orang pribadi.

Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar, terutama Wajib Pajak orang pribadi,dan perluasan objek pajak dalam administrasi DJP. Hal ini dilakukan karena masih ada orang pribadi yang penghasilannya sudah melebihi PTKP tetapi belum mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

(5)

Intensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak.

Program ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak baru saja dilakukan dalam beberapa tahun ini. Namun, untuk mengetahui beberapa program pajak KPP Pratama Tamansari Dua adalah tempat yang paling tepat, karena disini ada seksi-seksi yang berkaitan dengan kedua program pajak tersebut, yaitu seksi ekstensifikasi, seksi pengawasan dan konsultasi (waskon) dan juga seksi pengolahan data dan informasi (PDI). Selain itu, jakarta sebagai ibukota indonesia adalah kota yang paling berkembang dan maju dalam hal pembangunan. Di Jakarta, objek wisata, kegiatan bisnis, kegiatan pemerintahan, kegiatan pendidikan berpusat menjadi satu. Sangatlah tepat apabila KPP di Jakarta dijadikan tempat objek penelitian untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak. Diharapkan dengan adanya penelitian mengenai ekstensifikasinya, penerimaan pajak bisa meningkatkan dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak atau mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP juga bertambah.Dengan mengetahui mekanisme pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak orang pribadi, bisa diketahui juga kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan apa yang ada dalam pelaksanaan program ini. jadi, pihak yang terkait bisa memperbaikinya, juga meningkatkan kinerja yang sudah baik. .

Uraian di atas membuat bidang perpajakan menarik untuk dikaji, maka dari itu penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi ini mengambil judul :

" EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA".

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Adanya keterbatasan waktu dan luasnya pembahasan mengenai ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak, oleh karena itu penelitian ini dibatasi hanya tentang evaluasi atas pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak yang terdaftar terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua pada tahun 2010-2012.

Metode penelitian

3.1 Objek Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua yang terdiri dari sajarah singkat, tugas dan fungsi, visi, misi, struktur organisasi, uraian tugas kegiatan dan gambaran umum pada seksi ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak.

Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai desain penelitian yang penulis gunakan, seperti jenis dan sumber data, metode analisis data, dan metode penyajian data.

3.1.1 Sejarah Singkat dan fungsi KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua

Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Jakarta Tamansari Dua adalah unit di bawah Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat. Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat membawahi sebelas Kantor Pelayanan Pajak, antara lain KPP Madya Jakarta Barat, KPP Pratama Jakarta Palmerah, KPP Pratama Jakarta Tambora, KPP Pratama Jakarta Taman Sari I, KPP Pratama Jakarta Taman Sari II, KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk dan KPP Pratama Jakarta Cengkareng, KPP Pratama Jakarta Kalideres, KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk II, KPP Pratama Jakarta Kembangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, kantor pelayanan pajak (KPP) Jakarta Tamansari Dua menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1.Pengumpulandan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pembinaan potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak.

2.penatausahaan dan pengecekan SPT Tahunan, SPT Masa serta berkas Wajib Pajak.

3.Pengawasan pembayaran masa pajak pernghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan pajak tidak langsung lainnya.

4.Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, pelaksanaan urusan restitusi pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya.

(6)

5. Penelitian, pemeriksaan dan penerapan sanksi perpajakan.

6. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan..

7.Pelaksanaan urusan penerbitan Surat Ketetapan Pajakan.

8.Pelaksanaan urusan tata usaha rumah tangga, kepegawaian dan keuangan.

Tugas dan fungsi yang diperankan KPP Jakarta Tamansari Dua pada hakekatnya merupakan amanat Direktur Jenderal Pajak, oleh karena itu KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua berusaha menjadi aparat yang accountable, yaitu mampu menjalankan tugas dan fungsi secara berdaya guna dan berhasil guna, bersih dari berbagai bentuk penyalahgunaan wewenang dan dapat mempertanggung jawabkan atas keberhasilan atau kegagalan visi dan misi yang dibebankan secara transparan.

3.2. Desain Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, karena jenis penelitian ini kualitatif.

Yang dimaksud dengan data primer adalah, Pengumpulan data yang didapat dari melakuakan tinjauan langsung ke tempat yang diteliti dengan seperti melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini melalui 2 (dua) cara, yaitu:

1. Studi kepustakaan

Penelitian dilakukan dengan cara membaca serta mempelajari literatur yang berkaitan dengan opik yang dibahas dalam skripsi ini. .

2. Studi lapangan

Penelitian dilakukan secara langsung di KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua, untuk mendapatkan informasi dan gambaran jelas mengenai objek penelitian dengan cara :

a). Observasi

Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung atas kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan objek yang diteliti,sehinggga memperoleh data yang diinginkan.

b). Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan, dalam hal ini pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini adalah seksi-seksi yang ada di KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua, khususnya seksi ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak.

c). Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi data dari KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua.

(7)

Hasil dan bahasan

Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Tahun 2008-2012

uraian 2008 2009 2010 2011 2012

WP Badan 14.377 14.064 14.168 15.366 15.478

WPOP

Karyawan 17.083 13.304 13.053 14.098 15.022

WPOP non

karyawan 4.422 4.043 4.737 4.897 5.543

total 35.882 31.411 31.958 34.361 36.043

Sumber : seksi PDI, KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat program ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi Pajak pada KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua sudah berhasil dari data yang sudah di lihat dalam tabel 4.3 di atas dari tahun 2008-2012 terjadi penurunan jumlah Wajib Pajak terdaftar pada tahun 2008-2009.

Karena pada tahun 2008 adalah realisasi terbesar yang dapat dicapai oleh KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua, hal ini dikarenakan adanya proses canvassing atau penyisiran terhadap pengusaha di pusat perkantoran dan sentra ekonomi baru mulai dirancangkan, yaitu pada tanggal 1 februari 2008 serentak dilakukan seluruh jakarta, sehingga pada tahun-tahun berikutnya Wajib Pajak terdaftar mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 35.882 jiwa menjadi 31,411 jiwa.Lalu pada tahun 2010 jumlah wajib pajak terdaftar mengalami penurunan lagi tetapi jumlahnya tidak sebanyak pada tahun 2008, namun ini merupakan hasil yang buruk bagi KPP Pratama Jakarta Tamansari dua beralasan unu dikarenakan adanya perubahan undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang semula PTKP adalah :

- untuk Wajib Pajak Orang Pribadi diri sendiri Rp13.200.000 menjadi Rp 15.840.000 dan tambahan istri yang penghasilannya digabung dengan suami dan Rp 1.200.000 menjadi Rp 1.320.000 untuk Wajib Pajak kawin dan tambahan utuk masing-masing anak.Peraturan baru ini tertera pada undang-undang nomor 36 tahun 2008 yang berlaku tanggal 1 januari 2009.Berikut pada tahun 2011 dan 2012 jumlah wajib pajak terdaftar mulai mengalami kenaikan,walaupun total terdaftar wajib pajak naik, bila diikatkan pada Wajib Pajak Orang Pribadi non karyawan mengalami penurunan, hal ini dikarenakan KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua melakukan kerjasama dengan pengelola pasar setempat. Selain karena seksi ekstensifikasi yang bekerja keras untuk memperbaiki kinerjanya hal ini juga ridak lepas dari program SPN yang mulai dijalankan tahun 2011. SPN dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berada langsung dibawah Kepala Kantor KPP. Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan negara dengan mendatangi subjek pajak diseluruh Indonesia, yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak dan bekerja sama dengan pihak lain.

Perkembangan Penerimaan Pajak

uraian 2010 2011 2012

(%) 2010-2011

(%) 2011-2012

Penerimaan

pajak 1.921.905.384 2.907.842.846 4.992.766.167 15,13% 17,17%

(8)

Penerimaan

dari WP baru 136.421.961 139.106.932 144.198.512 9,97% 15,29%

total 2.058.327.345 3.046.949.778 5.136.964.679 25.1% 32,46%

Sumber : seksi PDI, KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa total penerimaan pajak dari tahun 2010-2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tetapi tidak begitu dengan penerimaan pajak yang berasal dari Wajib Pajak baru. Dari tahun 2010 ke 2011 penerimaan pajak yang berasal dari WP baru mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 9,97% kemudian pada tahun 2012 sebesar 15,29%, walau tidak di ikutinya dengan total jumlah penerimaan pajak penurunan penerimaan pajak yang berasal dari WP baru yang terjadi pada tahun 2012 lebih besar daripada kenaikan yang dialami tahun 2011. Hal ini merupakan kerja baik untuk KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua.

Rencana dan Realisasi penerimaan pajak

Uraian Rencana Realisasi (%)

Tahun 2010 PPH

PPN Pajak Lain

110.063.998.395 170.640.950.905 553.874.216

129.132.045600 189.708.998.205 734.211.039

11,51%

24,46%

20,57%

Total 281.258.823.516 319.575.254.844 56,54%

Tahun 2011 PPH

PPN Pajak Lain

153.987.384.388 235.502.008.348 49.348.835

164.076.487.441 248.237.505.558 46.265.959

10,6%

10,5%

-6,11%

Total 389.538.741.671 412.360.259.958 14,99%

Tahun 2012 PPH

PPN Pajak Lain

190.110.788.344 233.709.842.421 188.665.330

188.855.701.881 290.812.421.613 49.234.919

-9,9%

12,2%

-26%

Total 424.609.296.109 479.717.358.414 23,7%

Sumber: seksi PDI, KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan total penerimaan pajak terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, realisasi penerimaan pajak juga dapat melampaui rencana penerimaan pajak. Rencana penerimaan pajak yaitu, pada tahun :

- 2010 realisasi penerimaan pajak Rp 281.258.823.516 dan realisasinya mencapai Rp 319.575.254.844. Itu berarti realisasi berhasil melampaui rencana sebesar 56,54%

(9)

-2011realisasi penerimaan paak juga lebih besar dari rencana sebesar Rp 389.538.741.671 dan realisasinya mencapai Rp 412.360.259.958 itu berarti realisasinya naik sebesar 14,99%.

-2012 realisasi penerimaan pajak rencana sebesar Rp 424.609.296.109 dan realisasinya mencapai Rp 479.717.358.414 itu berarti realisasinya melampaui 23,7%

Simpulan dan saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua, maka dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

Kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak pada KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua belum dilakukan dengan maksimal. Hal ini ditandai dengan adanya butir-butir dalam SE-06/PJ.9/2001 yang tidak dijalankan. Penentuan prioritas dan kerjasama diluar lingkungan DJP pada tahap persiapan adalah salah satu butir yang tidak dijalankan. Namun kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak tetap dapat dikatakan berhasil karena jumlah Wajib Pajak terdaftar dari tahun 2010-2012 meningkat.

Begitu pula dengan kegiatan intensifikasi pajak, walau ada beberapa butir yang dikerjakan kurang maksimal, namun tetap dapat mencapai sasaran. Ini ditandai dengan terus meningkatnya jumlah penerimaan pajak dari tahun 2010-2012.

Meskipun kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak belum dilakukan secara maksimal pada beberapa program, bukan berarti semua program ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak dilakukan dengan tidak baik oleh KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua. Seksi Ekstensifikasi dan Seksi Waskon menjalankan dengan teratur sosialisasi kepada masyarakat, menerbitkan surat himbauan ber-NPWP, mapping, profilling, benchmarking, dan lain sebagainya.

Selain itu, seksi Ekstensifikasi juga melakukan canvassing dengan baik, sesuai dengan PER- 175/PJ./2006 dan PER16/PJ/2007, dengan menyisiri lokasi potensial Wajib Pajak yang belum ber- NPWP, seperti pusat perkantoran contohnya.

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak pada KPP Pratama Tamansari Dua.

Upaya-upaya yang dilakukan KPP Pratama Tamansari Dua sebagai solusi untuk mengatasi hambatan yang ada dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak.

5.2 Saran

1. Kerjasama dengan pihak luar terkait ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak harus lebih ditingkatkan dan dikembangkan lagi oleh Seksi Ekstensifikasi dan Seksi Waskon.

Jangan hanya melakukan kerjasama dengan pihak instansi dibawah lingkungan DJP, tetapi juga harus melakukan kerjasama dengan instansi diluar lingkungan DJP.

2. KPP hendaknya melakukan pengelompokkan data, agar apabila data tersebut diperlukan bisa dengan cepat ditemukan, data juga tidak tercecer. Pengelompokkan data bisa berdasarkan alamat tinggal WP, pekerjaan WP, tingkat penghasilan WP, dan lain sebagainya.

3. KPP hendaknya melakukan update data secara berkala, sebulan sekali misalnya, agar data selalu akurat. Keadaan diluar sangat cepat berubah, seperti pertumbuhan penduduk, pertambahan jumlah ruko dan perkantoran, peningkatan harta kekayaan WP, dan lain-lain.

4. KPP harus meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak, baik dalam bentuk penambahan fasilitas, keramahan pelayanan, juga dalam merespon keluhan-keluhan Wajib Pajak.

5. KPP harus lebih tegas dalam dan konsisten dalam penegakkan hukum kepada Wajib Pajak yang tidak kooperatif atau lalai dalam menunaikan kewajiban perpajakannya, dengan memberikan sanksi baik denda, kenaikan tarif pajak, maupun sanksi pidana. Selain dengan Wajib Pajak, KPP juga harus tegas kepada pegawai dan pejabat pajak yang melakukan tindakan penggelapan dan korupsi pajak berupa sanksi hukum pidana dan perdata.

(10)

Referensi

Direktorat Jenderal Pajak. (2009). Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Direktorat Jenderal Pajak. (2001). SE-06/PJ.9/2001 tentang Tujuan Pelaksanaan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak. (2011). Per-175/PJ/2011 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan /atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan.

Direktorat Jenderal Pajak. (2007). Per-16/PJ/2007. tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berstatus sebagai Pengurus,

Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja dan Bendaharawan Pemerintah.

Manihuruk, Wiston. (2010). Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta. PT Kharisma.

Mardiasmo Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi Publisher.

Maulida, Mirza. (2011). Evaluasi atas Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak serta Kontribusinya Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Tesis S1, tidak di publikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Nurseto, Rina (2008). Evaluasi Atas Pelaksanaan Ektensifikasi Wajib Pajak Serta Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Tesis S1, Tidak Dipublikasikan, Universitas Bina Nusanatara, Jakarta

Prasetyo,Pras.(2011).EkstensifikasiPerpajakan.

http://kawuloraharjo.blogspot.com/2012/06/ekstensifikasi- pepajakan.html.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012 tentang NPWP secara jabatan.

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai pemberi kerja/bendaharawan pemerintah.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sumarsan, Thomas. (2012). Sensus Pajak Nasional! Siapa Takut?.

Jakarta: PT Indeks.

Suminarto, Basuki. (2008). Ekstensifikasi dan Intensifikasi.

http://suminarto-basuki.com/?p=14. Diakses 23 Desember 2008.

Supramono. (2010). Perpajakkan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Wahyudi, Dudi. (2010). Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak.

http://blog.dudiwahyudi.com/intensifikasi-dan-ekstensifikasi-pajak.html. diakses 20 Oktober 2010.

Waluyo. (2010). Perpajakkan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Zain, M & Hermana, S. (2010). Himpunan Undang-undang Perpajakan 2010. Jakarta: PT Indeks.

www.ortax.go.id

www.pajak.go.id & www.pajakonline.com

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, serta melakukan pembinaan peran serta

Paparan ultraviolet diduga merupakan faktor pencetus timbulnya nevus pigmentosus, hal ini dilihat dari beberapa individu asal Eropa utara, terutama yang berasal

Di tempat dengan sarana yang lebih memadai, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relatif lama dengan jumlah obat yang banyak, dalam

Berdasarkan grafik di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan tentang sifat-sifat fungsi eksponen, yaitu.. Daerah hasilnya ( R f ) adalah himpunan seluruh bilangan

Liberti Pandiangan Susanti (2012) membahas mengenai pengaruh penerapan ekstensifikasi wajib pajak terhadap peningkatan penerimaan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama

Dimana kegiatan ekstensifikasi wajib pajak ditujukan untuk menambah jumlah wajib pajak dan atau PKP dengan menemui calon wajib pajak dengan menunjukkan surat

Upaya percepat an diversif ikasi konsumsi pangan menuj u t ahun 2015 memerlukan dukungan dan f asilit asi pej abat sebagai pemangku kepent ingan mulai dari t ingkat pusat ,

Nilai (value) manfaat yang dirasakan dari suatu harga yang berdampak pada tingkat kepuasan yang ada, indikator ini juga sangat berpengaruh bagi konsumen saat berbelanja di