• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penjelasan (Explanatory Research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penjelasan (Explanatory Research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti merupakan penelitian penjelasan (Explanatory Research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka yang dijadikan sebagai alat untuk mengetahui informasi yang di harapkan (Darmawan, 2013). Didalam penelitian ini pengaruh yang diteliti meliputi time budget pressure, kualitas audit dan independensi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh auditor inspektorat pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan masa menjabat sebagai auditor di Inspektorat Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau selama 2 tahun. Data dalam penelitian di dapat dari kuisioner yang telah disebar oleh peneliti kepada responden, dalam hal ini pihak auditor Inspektorat Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu dimana seluruh auditor berjumlah 33 orang sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

Table 3.1 Kriteria dan jumlah responden

Kriteria Jumlah Responden

Auditor yang bekerja di Inspektorat selama atau lebih dari 2 tahun

27

(2)

Auditor yang bekerja di Inspektorat kurang dari 2 tahun

5

Seluruh Auditor yang ada di Inspektorat 33

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen (X)

Time budget atau anggaran waktu adalah suatu audit yang disusun dengan memprediksi waktu yang dibutuhkan pada setiap tahap dalam program audit untuk berbagai tingkat auditor dan menjumlahkan prediksi tersebut, yaitu dengan mengestimasi jumlah jam yang dibutuhkan oleh setiap level staf dan mengestimasi out of pocket cost Rahayu, (Rahayu, 2010), Menurut (Nurlaeli, 2010) indikator-indikator independensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Pemahaman tentang time budget.

2) Tanggungjawab terhadap time budget.

3) Penilaian kinerja dari atasan.

4) Frekuensi revisi time budget

Indikator-indikator diatas diukur menggunakan skala Linkert satu sampai empat poin. Perntanyaan yang digunakan pada kuisioner merupakan pertanyaan positif (favorable). Berikut adalah simbol untuk menentukan skor jawaban dari responden :

a) Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi skor 4 b) Jawaban S (Setuju) diberi skor 3

(3)

c) Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

d) Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1 2. Variabel Dependen (Y)

(Simanjuntak, 2008) mendefinisikan kualitas audit sebagai penilaian oleh pasar dimana terdapat kemungkinan auditor akan memberikan penemuan mengenai suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan adanya pelanggaran dalam pencatatannya. Kemungkinan bahwa auditor akan melaporkan adanya laporan yang salah saji telah dideteksi dan didefinisikan sebagai independensi auditor. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut kualitas audit merupakan suatu fungsi dari kemampuan auditor untuk mendeteksi laporan yang salah saji dan independensi auditor yang dinilai oleh pasar ). Menurut (Nurlaeli, 2010) indikator-indikator independensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Mengemukakan temuan audit secara akurat dan obyektif.

2) Melaporkan semua kesalahan auditee.

3) Menyelesaikan audit secara tepat waktu.

4) Berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

5) Berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan.

6) Rekomendasi yang sesuai dengan penyebab kesalahan.

7) Memberikan rekomendasi atas laporan hasil audit yang jelas dan dapat Indikator-indikator diatas diukur menggunakan skala Linkert satu

(4)

merupakan pertanyaan positif (favorable). Berikut adalah simbol untuk menentukan skor jawaban dari responden :

e) Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi skor 4 f) Jawaban S (Setuju) diberi skor 3

g) Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

h) Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1 3. Variabel Intervening (Z)

Independensi menurut (Arens, 2011) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta (independence in fact), tetapi juga harus independen dalam penampilan (independence in appearance). Ketika independensi yang dimiliki oleh seorang auditor semakin tinggi, maka secara bersamaan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut semakin baik juga.

Independensi merupakan sikap untuk mempunyai pendirian yang kuat agar tidak dapat mudah dipengaruhi oleh siapapun dalam melakukan proses audit dan memberikan opini audit yang dituangkan dalam laporan audit sehingga dapat menghasilkan laporan audit yang memiliki independensi yang tinggi. Menurut (Nurlaeli, 2010) indikator-indikator independensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tenure (Lama hubungan dengan klien)

a. Indikator yang digunakan adalah lama hubungan dengan klien.

(5)

2. Tekanan dari klien

a. Pemberian sanksi dan ancaman dari klien.

b. Batasan waktu yang diberikan klien dalam melakukan audit.

c. Fasilitas dari klien.

3. Review oleh pihak ketiga

a. Manfaat telaah dari rekan auditor.

b. Konsekuensi terhadap audit yang buruk

Indikator-indikator diatas diukur menggunakan skala Linkert satu sampai empat poin. Perntanyaan yang digunakan pada kuisioner merupakan pertanyaan positif (favorable). Berikut adalah simbol untuk menentukan skor jawaban dari responden :

a) Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi skor 4 b) Jawaban S (Setuju) diberi skor 3

c) Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

d) Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1 D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis metode pengumpulan data di dalam penelitian ini yaitu:

(6)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil atau diperoleh dari lapangan atau pengambilan data secara langsung dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh Auditor Inspektorat Kepulauan Riau

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil atau diperoleh dari sumber-sumber yang sudah ada. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan kuisioner yang telah diisi oleh responden.

1. Kuisioner

(Sugiono, 2016) berpendapat bahwa, kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Metode ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan budaya organisasi, motivasi kerja, dan kinerja pada karyawan.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan terhadap dokumen-dokumen dan data yang ada pada Instansi yang bertujuan untuk penunjang dari penelitian yang dilakukan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah sumber data dari responden telah didapatkan dan terkumpul. Kegiatan tersebut diantaranya, mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

(7)

data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhtungan yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah, dan menguji 'hipotesis yang telah diajukanm (Sugiono, 2016). Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah Partial Least Square. Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kali oleh Herman Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indicator. (Latan & Ghozali, 2012) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model.

PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif, dan hal ini tidak mungkin dijalankan dalam covarian based SEM karena akan terjadi unidentified model (Latan & Ghozali, 2012). Berikut adalah beberapa alasan penggunaan PLS pada penelitian ini:

1) Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang bersifat reflektif saja, tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif.

2) PLS dapat digunakan untuk menganalisis path model

3) PLS dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks yaitu terdiri dari banyak variabel laten dan manifest tanpa mengalami masalah dalam estimasi data.

(8)

4) PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring atau tidak tersebar diseluruh nilai rata-ratanya. PLS dapat digunakan untuk menghitung varibel moderator secara langsung, karena penelitian ini sendiri terdiri dari 1 variabel moderator.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik PLS yang dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

1) Tahap pertama adalah melakukan uji measurement model, yaitu menguji validitas dan reliabilitas konstruk dari masing-masing indikator.

2) Tahap kedua adalah melakukan uji structural model yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel/korelasi antara konstruk konstruk yang diukur dengan menggunakan uji t dari PLS itu sendiri.

Berikut adalah semua teknis analisis data yang dilakukan oleh peneliti :

1. Deskripsi Data

Deskripsi data adalah menjelaskan data-data yang telah diperoleh peneliti dari responden yang kemudian dijelaskan atau di deskripsikan berdasarkan karakteristik responden meliputi usia responden, jenis kelamin responden, pangkat atau golongan responden, pendidikan responden, lama bekerja responden, dan intensitas audit dari responden.

2. Analisis Deskriptif Variable

a. Analisis Deskriptif Kualitas Audit (Y)

Analisis deskriptif kualiatas audit yaitu mendeskripsikan atau memberikan menggambarkan dari suatu data yang telah diolah. Analisis

(9)

deskriptif ini dapat dijelaskan melalui nilai rata-rata (mean), varian, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, sum, kurtosis, dan range, akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Pada analisis deskriptif kualitas audit ini menjelaskan bagaimana tingkat kecenderungan auditor terlibat dalam kualitas audit. Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan tingkat kecenderungan auditor terhadap kualitas audit dengan menggunakan table kategori, didalam table kategori terdapat empat kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Dalam membuat table kategori ditentukan dengan :

1) Menentukan rentang.

Menentukan rentang skala dengan cara data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Dalam variable kualitas audit terdapat empat pertanyaan dengan nilai terbesar dalam skala Linkert nilai terbesar adalah 4 poin yaitu jawaban sangat setuju dan nilai terkecil adalah 1 poin yaitu jawaban sangat tidak setuju.

Rentang = Data terbesar – Data terkecil Data terbesar = 4 x 4 = 16

Data terkecil = 4 x 1 = 4 Rentang = 16 – 4 = 12

2) Menentukan banyak dan panjangnya interval.

(10)

Interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sedang. Dalam menentukan panjangnya interval adalah sebagai berikut.

panjang interval = rentang + 1 banyak kelas panjang interval =12 + 1

4 = 3,25 = dibulatkan kebawah 3 3) Tabel kategori kualitas audit

Tabel 3.2 Kategori kualitas audit

No Interval Kategori

1. 4-6 Rendah

2. 7-9 Sedang

3. 10-12 Tinggi

4. 13-15 Sangat Tinggi

Sumber: data diolah peneliti, 2019

b. Analisis Deskriptif Time Budget Pressure (X)

Analisis deskriptif Time Budget Pressure yaitu mendeskripsikan atau memberikan menggambarkan dari suatu data yang telah diolah.

Analisis deskriptif ini dapat dijelaskan melalui nilai rata-rata (mean), varian, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, sum, kurtosis, dan range, akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Pada analisis deskriptif kualitas audit ini menjelaskan bagaimana tingkat kecenderungan auditor terlibat dalam kualitas audit. Untuk menjelaskan

(11)

atau mendeskripsikan tingkat kecenderungan auditor terhadap kualita Time Budget Pressure dengan menggunakan table kategori, didalam table kategori terdapat empat kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Dalam membuat table kategori ditentukan dengan :

1) Menentukan rentang.

Menentukan rentang skala dengan cara data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Dalam variable Time Budget Pressure terdapat tiga pertanyaan dengan nilai terbesar dalam skala Linkert nilai terbesar adalah 4 poin yaitu jawaban sangat setuju dan nilai terkecil adalah 1 poin yaitu jawaban sangat tidak setuju.

Rentang = Data terbesar – Data terkecil Data terbesar = 3 x 4 = 12

Data terkecil = 3 x 1 = 3 Rentang = 12 – 3 = 9

2) Menentukan banyak dan panjangnya interval.

Interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sedang. Dalam menentukan panjangnya interval adalah sebagai berikut.

panjang interval = rentang + 1 banyak kelas panjang interval =9 + 1

4 = 2,50 = dibulatkan keatas 3 3) Tabel kategori Time Budget Pressure

(12)

Tabel 3.3 Kategori Time Budget Pressure

No Interval Kategori

1. 3-5 Rendah

2. 6-8 Sedang

3. 9-11 Tinggi

4. 12-14 Sangat Tinggi

Sumber: data diolah peneliti, 2019 c. Analisis Deskriptif Independensi (Z)

Analisis deskriptif independensi yaitu mendeskripsikan atau memberikan menggambarkan dari suatu data yang telah diolah. Analisis deskriptif ini dapat dijelaskan melalui nilai rata-rata (mean), varian, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, sum, kurtosis, dan range, akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Pada analisis deskriptif kualitas audit ini menjelaskan bagaimana tingkat kecenderungan auditor terlibat dalam independensi. Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan tingkat kecenderungan auditor terhadap independensi dengan menggunakan table kategori, didalam table kategori terdapat empat kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Dalam membuat table kategori ditentukan dengan :

1) Menentukan rentang.

Menentukan rentang skala dengan cara data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Dalam variable independensi terdapat tiga

(13)

pertanyaan dengan nilai terbesar dalam skala Linkert nilai terbesar adalah 4 poin yaitu jawaban sangat setuju dan nilai terkecil adalah 1 poin yaitu jawaban sangat tidak setuju.

Rentang = Data terbesar – Data terkecil Data terbesar = 6x 4 = 24

Data terkecil = 6 x 1 = 6 Rentang = 24 – 6 = 18

2) Menentukan banyak dan panjangnya interval.

Interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sedang. Dalam menentukan panjangnya interval adalah sebagai berikut.

panjang interval = rentang + 1 banyak kelas panjang interval =18 + 1

4 = 4,75 = dibulatkan keatas 5 3) Tabel kategori independensi

Tabel 3.4 Kategori Independensi

No Interval Kategori

1. 6-10 Rendah

2. 11-15 Sedang

3. 16-20 Tinggi

4. 21-25 Sangat Tinggi

(14)

3. Measurement (Outer) Model atau Uji Model Pengukuran

Outer model dibagi menjadi dua yaitu reflektif dan formatif.

Outer model digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Definisi operasional variabel dapat dijadikan dasar, dalam penelitian ini perancangan model pengukuran yang didapatkan dari sifat indikator masing-masing variabel laten yang bersifat reflektif. Uji Validitas dan Realibilitas Konstruk. Outer model reflektif dievaluasi dengan melihat nilai dari :

a. Loading factor. Nilai loading factor harus diatas 0,5

b. Composite reliability, digunakan untuk mengukur internal consistency dan dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai diatas 0,60

c. Validitas diskriminasi. Hal ini merupakan akar kuadrat dari AVE, harus memiliki nilai lebih besar daripada nilai korelasi antar variabel laten.

d. Cross loading 1) Uji Validitas

Menurut (Latan & Ghozali, 2012) Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.

Untuk melihat hubungan antar variabel, digunakan teknik analisis PLS (Partial Least Square (Latan & Ghozali, 2012). Kemudian

(15)

teknik PLS ini selain digunakan untuk mengkonfirmasikan teori, juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel.

Uji validitas diukur dari nilai loading factor, nilai ini dikatakan valid/ideal sebagai indikator yang mampu mengukur suatu konstruk apabila angka menunjukkan 0,7 atau diatasnya. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan, nilai 0,5-0,6 dianggap cukup (Yamin & Kurniawan, 2011).

2) Uji Reabilitas

Uji reliabilitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang relatif stabil bila dilakukan pengukuran kembali. Uji realibilitas diukur dengan nilai cronbach’s alpha atau composite realibility dari hasil algoritma SmartPLS. Nilai lebih dari 0,7 dikatakan reliable sebagai konstruk (Yamin & Kurniawan, 2011)

4. Structural (Inner) Model atau Uji Model Struktural

Tujuan dari uji model struktural adalah melihat korelasi antara konstruk-konstruk yang diukur yang merupakan uji t dari partial least square itu sendiri. Menurut (Yamin & Kurniawan, 2011) structural model dapat diukur dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu:

a. R² untuk variabel laten endogen atau dependen. Misalnya hasil R2 sebesar 0,75; 0,50; 0,25 yang masing-masing mengindikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, “lemah”

(16)

b. Estimasi koefisien jalur. Hal ini merupakan nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural yang diperoleh dengan prosedur bootstrapping dengan nilai yang dianggap signifikan jika nilai t satistik lebih dari 1,96 untuk masing masing hubungan jalur yang ada.

c. Relevansi prediksi (Q2). Apabila diperoleh nilai Q2 lebih dari nol, hal tersebut memberikan bukti bahwa model memiliki predictive namun apabila diperoleh nilai Q2 dibawah nol, maka terbukti bahwa model tidak memiliki predictive relevance.

1) Evaluasi Goodness of Fit

Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan goodness of fit (GoF). GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model). Nilai GoF index ini diperoleh dari averages communalities index dikalikan dengan R² model. nilai GoF ini terbentang antara 0 – 1 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar)

2) Kriteria Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dapat dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas

(17)

ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05. Dan menghasilkan t-tabel sebesar 1,96. Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel [ t-statistik > 1.96], maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Gambar

Table 3.1 Kriteria dan jumlah responden
Tabel 3.2 Kategori kualitas audit
Tabel 3.3 Kategori Time Budget Pressure  No  Interval  Kategori  1.  3-5  Rendah  2.  6-8  Sedang  3
Tabel 3.4 Kategori Independensi

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya Tambunan dalam Karso (2009:42) menyatakan matematika adalah pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang salah satu cabang dari sekian banyak ilmu yang

Materi yang disajikan sesuai dengan RPP yang ada. Guru menyampaikan materi dengan sangat komunikatif dan di sisipi dengan lelucon sehingga membuat siswa tidak terlalu kaku

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan serta kemampuan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, mujizat, karunia dan atas segala anugerahNya sehingga penulisan skripsi berjudul “Faktor-faktor yang Berpengaruh

Peneliti menggunakan jenis penelitian ini, dikarenakan ingin mengetahui secara mendalam tentang situasi dan kondisi pelaksanaan sertifikasi usaha pariwisata bidang

- Melakukan entry data rencana studi yang sudah diisikan pada FPRS ke dalam komputer sesuai dengan jadwal dan ruang yang tercantum padaa. KETENTUAN UMUM

Terdapat perbedaan dari hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Himaniar Triasdini (2010) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh