• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada PT Unilever Indonesia di Universitas Kristen Maranatha Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada PT Unilever Indonesia di Universitas Kristen Maranatha Bandung)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

x

Abstract

This study aims to examine and analyze empirical teorititis and the influence of

green marketing on buying interest in Indonesia Unilever product. This research is an

explanation (explanatory research), which describes causal relationship between the

variables by using hypothesis testing. Population in this research is the student/i

Maranatha Christian University Bandung. With a sample of 230 respondents.

Sampling using purposive sampling technique. Results of this study showed that the

direct effect of green marketing by 13.10%, while 86.90% is influenced by other

factors.

Keywords: Green Marketing, Green Marketing Mix, Buy Interests

(2)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis secara teorititis dan empiris

yaitu pengaruh green marketing terhadap minat beli pada produk Unilever Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel dengan menggunakan pengujian hipotesa.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha

Bandung. Dengan sampel penelitian sebanyak 230 responden. Pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa green marketing berpengaruh secara langsung sebesar 13,10% sedangkan

86,90% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

(5)

xiii

3.2 Populasi dan Sampel ... 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.4 Analisis Data ... 23

3.4.1 Uji Validitas ... 23

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 23

3.4.3 Analisis Regresi Sederhana ... 24

3.5 Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5.1 Identifikasi Variabel ... 26

(6)

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

(7)

xv

4.2.21 Tanggapan Responden Tentang Faktor Minat Beli MB 7 ... 52

4.2.22 Tanggapan Responden Tentang Faktor Minat Beli MB 8 ... 53

4.2.23 Tanggapan Responden Tentang Faktor Minat Beli MB 9 ... 54

4.3 Uji Instrumen ... 55

4.3.1 Uji Validitas ... 55

4.3.2 Uji Realibilitas ... 58

4.4 Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.1.1 Keterbatasan penelitian ... 63

5.2 Saran ... 64

5.2.1 Implikasi Kebijakan ... 64

5.2.2 Saran Penelitian Yang Akan Datang ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Definisi Green Marketing ... 10

Tabel II Definisi Operasional Dan Pengukruan Variabel ... 28

Tabel III Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 1 ... 32

Tabel IV Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 2 ... 33

Tabel V Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 3 ... 34

Tabel VI Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 4 ... 35

Tabel VII Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 5 ... 36

Tabel VIII Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 6 ... 37

Tabel IX Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 7 ... 38

Tabel X Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 8 ... 39

Tabel XI Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 9 ... 40

Tabel XII Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 10 ... 41

Tabel XIII Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 11 ... 42

Tabel XIV Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 12 ... 43

Tabel XV Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 13 ... 44

Tabel XVI Tanggapan Responden Terhadap faktor GM 14 ... 45

Tabel XVII Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 1 ... 46

Tabel XVIII Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 2 ... 47

Tabel XIX Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 3 ... 48

Tabel XX Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 4 ... 49

Tabel XXI Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 5 ... 50

Tabel XXII Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 6 ... 51

(9)

xvii

Tabel XXIV Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 8 ... 52

Tabel XXV Tanggapan Responden Terhadap faktor MB 9 ... 54

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Kerangka Teoritis ... 17

Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran ... 18

(11)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN KUESIONER

LAMPIRAN OUTPUT SPSS

(12)

Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan yang terjadi sejak dekade terakhir diakibatkan oleh aktivitas

manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis telah menjadi isu

sentral di semua kalangan. Manusia mulai sadar akan pentingnya pelestarian

lingkungan, kesadaran ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana

lingkungan hidup yang mengancam pada kelangsungan hidup manusia serta

keturunannya. Didukung pula oleh bukti-bukti yang ditunjukan oleh para ilmuwan dan

pemerhati lingkungan, seperti penipisan lapisan ozon yang secara langsung berpotensi

mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global semakin memperkuat kekhawatiran

tersebut. Belum lagi masalah hujan asam, efek rumah kaca, polusi udara dan air yang

sudah pada taraf berbahaya, kebakaran dan penggundulan hutan yang mengancam

jumlah oksigen di atmosfir kita dan banjir di sejumlah kota. Bahkan sampah sekarang

menjadi masalah besar karena jumlah sampah yang semakin besar dan banyaknya

sampah yang sulit didaur ulang.

Dalam situasi seperti itu akhirnya munculah apa yang disebut green consumerism.

(13)

Pendahuluan

2

layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) yang semakin

kuat. Selanjutnya, produk yang diinginkan bukan yang benar-benar ‘hijau’, namun mengurangi tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Dengan adanya kesadaran tersebut

maka perusahaan menerapkan isu-isu lingkungan sebagai salah satu strategi

pemasarannya atau yang telah kita kenal sebagai green marketing. Hal ini juga sesuai

dengan meningkatnya perhatian pada isu lingkungan oleh pembuat peraturan publik,

dapat dilihat sebagai indikasi lain bahwa kepedulian lingkungan merupakan area yang

potensial sebagai strategi bisnis. Pada penelitian yang dilakukan oleh Byrne (2002)

dikatakan bahwa environmental atau green marketing (pemasaran hijau) merupakan

fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran stratejik yang mulai

mencuat dan menjadi perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20. Kondisi seperti ini

menuntut pemasar untuk hati-hati ketika keputusan yang diambil melibatkan

lingkungan. Perhatian terhadap isu-isu lingkungan terlihat nyata dari meningkatnya

pasar yang peduli lingkungan. Perhatian terhadap isu-isu lingkungan ini juga ditandai

dengan maraknya para pelaku bisnis dalam menerapkan standar internasional atau lebih

dikenal dengan ISO-14000. ISO-14000 ini merupakan sistem manajemen lingkungan

yang dapat memberikan jaminan (bukti) kepada produsen dan konsumen bahwa dengan

menerapkan sistem tersebut produk yang dihasilkan/dikonsumsi baik limbah, produk

bekas pakai, ataupun layanannya sudah melalui suatu proses yang memperhatikan

kaidah-kaidah atau upaya-upaya pengelolaan lingkungan. International Organization for

Standardization (ISO) mengembangkan suatu seri standar internasional untuk ekolabel

(ISO 14020 ISO 14024). Ekolabel (eco-labelling) diartikan sebagai kegiatan

(14)

Pendahuluan

pemberian label yang berupa simbol, atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan

jasa. Label ini akan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang

dikonsumsi tersebut sudah melalui proses yang memperhatikan kaidah-kaidah

pengelolaan lingkungan.

Pemasaran yang berbasis pada kelestarian lingkungan “environmental marketing”

merupakan perkembangan baru dalam bidang pemasaran, hal tersebut merupakan suatu

peluang yang potensial dan strategis yang memiliki keuntungan ganda (multiplier effect)

baik pelaku bisnis maupun masyarakat sebagai pengguna. Pendekatan Pemasaran hijau

(green marketing approach) pada area produk diyakini dapat meningkatkan integrasi

dari isu lingkungan pada seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari formulasi

strategi, perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan penyaluran atau distribusi

dengan pelanggan. Pride and Ferrell dalam Nanere (2010), mengatakan bahwa green

marketing dideskripsikan sebagai usaha organisasi atau perusahaan yang mendesain,

promosi, harga, dan distribusi produk-produk yang tidak merugikan lingkungan. Maka

dari itu pemasar (marketer) perlu memandang fenomena tersebut sebagai satu hal yang

berpotensi sebagai peluang bisnis.

Kalafatis (1999) mengatakan bahwa para pemasar memandang fenomena dalam

lingkungan pemasaran sebagai kesempatan bisnis sebagai upaya perusahaan dalam

mengembangkan dan mengimplementasikan rencana jangka panjangnya secara proaktif

pada strategi lingkungan perusahaan. Implikasi yang paling signifikan dari kondisi

tersebut bagi pemasar barang dan jasa adalah bahwa tindakan konsumen didasarkan atas

(15)

Pendahuluan

4

(1992) dalam Lozada (2000) mengemukakan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh

solusi pada tantangan lingkungan melalui marketing strategic, produk, dan pelayanan

agar dapat tetap bersaing.

Environmental atau green marketing (pemasaran hijau) merupakan fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran strategik yang mulai mencuat

dan menjadi perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20. Kondisi ini menuntut pemasar

(marketer) untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang melibatkan

lingkungan. Di samping itu, perusahaan menggunakan istilah pemasaran hijau (green

marketing) sebagai upaya mendapatkan kesempatan untuk meraih tujuan perusahaan. Hal ini terlihat pada perhatian pelaku bisnis terhadap isu-isu lingkungan dan kesehatan

dengan meningkatnya pasar yang peduli lingkungan. Untuk pemasaran produk organik

di Indonesia, faktor-faktor yang memengaruhi minat membeli masih terbungkus dalam

konsep bauran pemasaran dan karakteristik demografi (Haryadi, 2009; Ardianti, 2008;

Junaedi, 2007).

Ketika beberapa perusahaan menggunakan green marketing sebagai poros strategi

pemasarannya yang sukses, seperti perusahaan kosmetik Body Shop dan perusahaan

pakaian olah raga Patagonia (Henriques & Sadorsky, 1999), maka mulai saat itu green

marketing mulai menjadi fokus utama bisnis bagi berbagai perusahaan. Tetapi banyak

pula perusahaan yang hanya memandang green marketing hanya sebagai strategi

pemasaran minor, bahkan hanya menjadi strategi subtitution pada pasar. Tapi walaupun

demikian, green marketing dianggap gagal oleh beberapa peneliti lain dalam

(16)

Pendahuluan

memberikan kontribusi lebih lanjut pada isu lingkungan dan pengintegrasian potensi

keunggulan bersaing dengan kepedulian lingkungan sebagai strategi bisnis (Buchholz

(1998), Hawken (1999), Straughan & Roberts (1998), Vloskyl (1999) dalam Byrne

(2002)). Namun jika isu lingkungan (polusi, perlindungan terhadap spesies, dan produk

yang dapat didaur ulang) memiliki arti penting bagi konsumen dalam memilih produk,

dan jika suatu perusahaan di dalam pasar menjadi satu-satunya yang memberi tawaran

dengan suatu bauran pemasaran lingkungan di antara para pesaingnya, maka perusahaan

akan memiliki sisi strategic competitive advantage yang tinggi (Cravens, 2000 dan

Straughan & Roberts, 1998).

Setelah melalui era perkembangan zaman teknologi informasi, saat ini kita telah

memasuki era creativity industry yang di mana persaingannya semakin ketat dan salah

satu cara mendapatkan pelanggan adalah dengan memuaskan kebutuhan konsumen dari

waktu ke waktu. Sering kali perusahaan berlomba-lomba menyediakan produk dengan

harga yang murah serta menggencarkan promosi dengan anggapan bahwa konsumen

hanya mempertimbangkan hal-hal tersebut dalam keputusan pembelian. Tentu saja

anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Berbagai teori consumer behaviour dan

pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak saja dipengaruhi oleh

motivasinya, namun dari sisi eksternal lainnya seperti politik, sosial, budaya, dan

ekonomi. Minat beli akan produk seringkali dipengaruhi oleh dorongan-dorongan yang

sifatnya psikologis. Produk memang tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan

fungsionalnya saja, namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi. Green

(17)

Pendahuluan

6

hubungan dengan pemeliharaan dan pelestarian dari lingkungan hidup. Selanjutnya pada

produk-produk yang ramah lingkungan terdapat banyak variabel yang mendorong

pilihan konsumen terhadap produk ramah lingkungan. Dengan studi kasus pada PT

Unilever Indonesia tbk, variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi nilai,

kepercayaan, pengetahuan, motivasi, perilaku dan demografi (Haryadi, 2009).

PT Unilever Indonesia tbk (ULI) adalah perusahaan yang terkenal dalam industri

kebutuhan dasar seperti pangan, deterjen, dan produk kosmetika. ULI merupakan salah 1

perusahaan yang menerapkan Go Green. Pada skala dunia, merek-merek barang yang

dihasilkan Unilever lebih dikenal para konsumen daripada nama Unilever itu sendiri.

Berjuta-juta orang membeli margarin Blueband, Ice cream Conello, Magnum, Lipton,

sabun Sunlight, LUX, pasta gigi Pepsodent, Pond’s, serta banyak lagi barang merek

terkenal tanpa sekalipun melihat merek Unilever. Unilever (ULI) itu sendiri didirikan

secara resmi pada 5 Desember 1933 pada Lever’s Zeep Fabriken NV (LZF). Pusat

Unilever dunia berada di dua negara yaitu Inggris dan Belanda, sedangkan untuk kantor

pemasaran PT Unilever Indonesia berpusat di Jakarta sedangkan wilayah timur berada di

Surabaya. Berdasarkan fenomena yang muncul maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul: “Pengaruh Green Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen.”

1.2 Identifikasi Masalah

Cravens (2000) dan Straughan & Roberts (1998) menyatakan bahwa strategi green

marketing merupakan strategi yang potensial sebagai strategi bisnis dan telah digunakan

sebagai poros strategi pemasaran yang sukses, tetapi di lain pihak Buchholz (1998)

(18)

Pendahuluan

menganggap green marketing gagal untuk memberi kontribusi lebih lanjut pada

lingkungan dan pengintegrasian potensi keunggulan bersaing dan kepedulian lingkungan

strategi bisnis. Dengan adanya gap dan gambaran hubungan timbal baik antara bauran

pemasaran, pengetahuan dan demografi tersebut, maka penelitian ini secara umum

bertujuan untuk melihat apakah strategi green marketing yang diterapkan pada bauran

pemasarannya, pengetahuan dan demografi dapat mempengaruhi pilihan pelanggan

terhadap minat beli produk dari Unilever. Berdasarkan latar belakang masalah yang

dikemukakan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Apakah green marketing berpengaruh terhadap minat beli produk Unilever?

1.3 Tujuan Penelitian

Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengumpulkan

data-data serta informasi atau keterangan yang diperlukan untuk penyusunan laporan

tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang strata satu Fakultas

Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Berdasarkan

identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Menguji dan menganalisis apakah green marketing berpengaruh terhadap minat beli

(19)

Pendahuluan

8 1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Memberikan konstribusi bagi ilmu manajemen dalam mendalami hubungan

antara bauran pemasaran dalam perusahaan, pengetahuan, dan demografik yang

dilakukan oleh perusahaan yang melakukan strategi green marketing dan pilihan

pelanggan.

b. Dipraktikkan dan sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi dan perusahaan yang

akan mengambil kebijakan strategi manajemen lingkungan dan green marketing

sebagai strategi pertumbuhan korporasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan

dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif.

c. Memberi perluasan pemahaman tentang konsep perilaku konsumen (Consumer

Behavior) yang memiliki minat dalam proses pembelian produk.

(20)

Kesimpulan Dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan

analisis serta saran yang diberikan atas penelitian pengaruh Green Marketing

terhadap Minat Beli konsumen pada produk Unilever di Bandung.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dengan judul pengaruh

Green Marketing terhadap Minat Beli konsumen pada produk Unilever di Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara Green Marketing (GM) terhadap Minat Beli Konsumen (MB)

sebesar 13,10%, sedangkan pengaruh dari variabel lain yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain adalah sebesar 86,90%.

5.1.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian yang

seharusnya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan penelitian dalam

pelaksanaannya antara lain:

1. Variabel yang masih sedikit sehingga membuat penelitian tidak

maksimal dan tidak bisa meneliti bagian lain hanya dari satu variabel

(21)

Kesimpulan Dan Saran

64

2. Responden yang membantu mengisi kuesioner belum maksimal

jumlahnya sehingga tidak dapat mencapai keseluruhan pengguna

produk Unilever.

3. Adanya keterbatasan waktu dalam melakukan peneletian.

5.2 Saran

5.2.1 Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, PT Unilever Indonesia disarankan untuk

melakukan suatu riset yang lebih mendalam dengan maksud agar dapat

mengetahui apa yang diinginkan konsumen terhadap produk-produk Unilever

itu sendiri. Misalnya selain melakukan kuesioner, dapat dilakukan wawancara

dan observasi yang dipublikasikan agar dapat menjadi bahan pembelajaran dan

bahan penelitian bagi peneliti yang akan datang.

5.2.2 Saran Penelitian yang Akan Datang

Saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti untuk penelitian yang akan

datang:

1. Hendaknya penelitian mendatang menggunakan obyek penelitian

yang berbeda, sehingga dapat mengetahui lebih jelas mengenai

pengaruh green marketing terhadap minat beli konsumen .

2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan

variabel-variabel yang diteliti, karena tidak menutup kemungkinan dengan

penelitian yang mencakup lebih banyak variabel akan dapat

menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Variabel-variabel dapat

(22)

Kesimpulan Dan Saran

ditambah dari jurnal-jurnal pendukung lainnya agar pernyataan

(23)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (2002). Attitude, Personality, and Behavior. Dorsey, Chicago, I.L.

Ajzen, I. (1991). The Theory Of Planned Behavior, Organizational Behavior and Human Decision Processes, Vol. 50 No. 2, pp. 179-211.

Ajzen, I. (2002). “Perceived Behavioral Control, Self-Efficacy, Locus Of

Control, And The Theory Of Planned Behavior”, Journal of Applied

Social Psychology, Vol. 32 No. 4, pp. 1-20.

Bradley, N. (2007). The Green Marketing Mix. Industrial Marketing Research Association News December pp. 8-9.

Djajadiningrat S.T, Hendriani Y, Famiola M. (2011). Ekonomi Hijau (Green Economy), Cet. 1, Rekayasa Sains, Bandung.

Engel, J.F., Blackwell, R.D, and Miniard, P.W., 2004. Perilaku Konsumen. Terjemahan F.X. Budiyanto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Ferdinand, Augusty. (2002). Marketing Strategy Making : Proses dan Agenda

Penelitian”. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. I, No. 1 (Mei),

pp: 1-22.

Ferdinand, Augusty. (2003). Sustainable Competitive Advantage : Sebuah Eksplorasi Model Konseptual. BP Undip.

Ferrinadewi, Erna. (2005). Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Surabaya. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2 (September), hal. 139-151.

Fliess, B. (2007). Informing Consumers about Social & Environmental Conditions of Globalised Production. Food Economy Conference. Gujarati, Damodar N. (1995). Basic Econometric. New York : McGraw Hill

Inc.

Haryadi, R. (2009). Pengaruh strategi green marketing terhadap pilihan konsumen melalui pendekatan marketing mix Universitas Diponegoro, Semarang.

Hendry. J.R. & Vesilind P.A. (2005). Ethical Motivations for Green Business and Enggineering. Clean Techn Environ Policy (2005) 7: pp 252-258.

(24)

Kalafatis, S., Pollard, M., East, R. and Tsogas, M.H. (1999). Green marketing and Ajzen’s theory of planned behaviour: a cross-market examination”, Journal of Consumer Marketing, Vol. 16 No. 5.

Kotler, P, & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Edisi Bahasa Indonesia, LPFE-UI, Jakarta.

Kotler, P, & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran, Cet 2, Edisi 12, Jilid 1, Alih bahasa: Benyamin Molan. Penerbit PT INDEKS.

Kotler, P, & Keller, K.L. (2009). Manejemen Pemasaran. Jilid 1,Edisi Millenium, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Rony A. Rusly & Drs.Benyamin Molan, Penerbit Prentice Hall & Pearson Education Asia, Jakarta.

Kotler, P, & Keller, K.L. (2009). Manejemen Pemasaran. Alih Bahasa: Drs.Benyamin Molan. Jilid I. Index Kelompok Gramedia, Jakarta.

Magistris, T., and Gracia, A. 2008. The Decision to Buy Organic Food Products in Southern Italy. British Food Journal,Vol.110,No.9,pp929-947.

Manongko, A. (2011). Green marketing dan pengaruhnya terhadap keputusanpembelian melalui Minat Beli di Universitas Brawijaya, Manado.

Nanere, M. (2010). What Green Marketing Has to Offer, International Conference Indonesian Management Scientist Ass (AIMI). La Trobe University, Bendigo, Australia.

Ottman, J.A. (2006). Green Marketing: Challenges and Opportunities for the New Marketing Age, NTC Publishing Group, Lincolwood.

Ottman, J.A. (2006). Green Marketing Myopia : Ways to Improve Consumer Appeal for Environmentally Preferable Products. Environment Volume 48, Number 5 pp 22-36 Heldref Publications, 2006.

Queensland Goverment, (2002). Green Marketing-The Competitive Advantage of Sustainability. www..epa.qld.gov.

au/sustainable_industries

(25)

68

Salomon, Tayler & James Todd. (2002). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New Jersey, Prestice Hall.

Schiffman, L.G and Kanuk, L.L. (2007). Perilaku Konsumen. Edisi 7, Alih bahasa, Zoelkifli Kasip, Penyunting Bahasa, Rita Maharani, Penerbit PT Indeks, Jakarta.

Tjiptono, F. (2008). .Strategi Pemasaran. Edisi III, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Www.bandung.jacktour.com/2011/02/bandung-shopping-mall-list-punya.html

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan perusahaan- perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia di dalam membayar dividen

MANFAAT HASIL BELAJAR “MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA” KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2006.Metode yang digunakan adalah regresi logistik (logistic regression).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

1 mL xilan 1% (b/v) dipanaskan ke dalam penangas air selama 15 menit dengan temperatur 60 o C, kemudian ditambahkan 1 mL ekstrak kasar xilanase, 1 mL buffer asetat pH

Akad yang terjadi pada praktik jual beli akun Transportasi online di Grup Gojek Jual beli Akun Surabaya melalui fitur Facebook dilakukan di dalam grup tanpa bertatap muka

Metode wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data secara umum dan luas tentang hal-hal yang menonjol, penting dan menarik untuk diteliti lebih mendalam yaitu data

[r]

˂0.05, maka dapat disimpulan terdapat beda pengaruh antara latihan hexagon drill dan penambahan plank exercise terhadap latihan hexagon drill terhadap