Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Satriadi, 2010, Pengaruh Tata Letak Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Minimarket Yomart Cabang Margahayu Permai, di bawah bimbingan Dr.Ir.Surachman Surjaatmadja,MM.
Dari penelitian diketahui besarnya korelasi pearson antara tata letak produk dengan keputusan pembelian konsumen adalah 0.365. kemudian didapat besaran koefisien determinasi sebesar 13.33% yang artinya 13.33% dari keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tata letak produk, sisanya sebesar 86,67% mempunyai arti bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Tata letak produk ditinjau dari lima aspek, yaitu: Penjualan setiap per meter persegi ruang penjualan, Tingkat keuntungan yang diperoleh untuk ruang penjualan, Nilai relatif penjualan ruangan toko, Koordinasi barang dagangan yang saling berhubungan, Meningkatkan dampak lorong. Sedangakan untuk megetahui besarnya keputusan pembelian konsumen dapat dilihat dari empat aspek, yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi,evaluasi alternatif, keputusan membeli. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dan verifikatif, tipe penelitian ini adalah tipe penelitian korelasional dan kausalitas.
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Satriadi, 2010, Influence Product Layout Consumers Against Buying Decisions in
Minimarket YOMART Margahayu Permai Branch, under the guidance Dr.Ir.Surachman Surjaatmadja, MM.
Of research known Pearson correlation between the size of the layout of the product with the consumer purchasing decision is 0365. then scale the coefficient of determination obtained for 13.33%, which means 13.33% of consumer purchasing decisions are influenced by the layout of the product, the rest of 86.67% means that the purchasing decision is influenced by other variables. Product layout in terms of five aspects, namely: Sales per square meter every salesroom, level benefits for the sales, relative sales value of the store, merchandise coordination of interconnected, Improving the impact of the corridor. Know while the amount for consumer purchase decisions can be viewed from four aspects, namely: the introduction of the problem, find information, evaluate alternatives, purchase decision. Research methods used by the writer is descriptive method and verifikatif, this type of research is the type of research korelasional and causality.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Pengertian Ritel ... 13
2.1.2 Keputusan Manajemen Ritel ... 27
2.1.3 Dasar Tata Letak Toko ... 32
2.1.4 Keputusan Pembelian ... 58
2.1.5 Hubungan Tata Letak Produk terhadap Keputusan Pembelian .. 76
2.2 Kerangka Pemikiran ... 76
Universitas Kristen Maranatha BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian... 84
3.2 Metode Penelitian ... 84
3.2.1 Desain Penelitian ... 84
3.2.2 Defenisi Operasional Variabel ... 85
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 97
3.2.4 Populasi dan Sampel ... 97
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 100
3.4 Analisis Data ... 101
3.5 Pengujian Hipotesis ... 105
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 107
4.1.1 Sejarah Perusahaan Yomart ... 107
4.1.2 Struktur Organisasi Yomart cab. Margahayu Permai ... 110
4.1.3 Profil Pelanggan ... 114
4.2 Pembahasan ... 120
4.2.1 Tanggapan Pelanggan Tentang Tata Letak Produk di Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai ... 120
4.2.2 Variabel X (Tata Letak Produk) ... 120
4.2.3 Variabel Y (Keputusan Pembelian Konsumen) ... 134
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4.3 Analisis Data 165
4.3.1 Hubungan Tata Letak Produk dengan Keputusan Pembelian
Konsumen ... 165
4.3.2 Perhitungan Koefisien Korelasi Pearson dan Koefisien Determinasi ... 166
4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 167
5.1 Simpulan ... 169
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan industri kecil menengah Jawa Barat ... 3
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 88
Tabel 3.2 Jumlah Pelanggan minimarket Yomart cab. Margahayu Permai... 99
Tabel 3.3 Skla Linkert ... 101
Tabel 3.4 Interval Koefisien Korelasi ... 104
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 115
Tabel 4.2 Usia Pelanggan ... 116
Tabel 4.3 Profesi Pelanggan ... 117
Tabel 4.4 Tingkat Pendapatan ... 118
Tabel 4.5 Sumber Informasi Tentang Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai ... 119
Tabel 4.6 Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai tidak memberi kesan berdesak-desakan ... 121
Tabel 4.7 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai mengatur tata letak produknya dengan baik, lengkap agar pelanggan leluasa memilih barang dagangan ... 122
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.9 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan
barang-barang yang menggerakan hati di dekat pintu masuk dan
gang-gang, sehingga anda tertarik untuk membeli ... 125
Tabel 4.10 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan tata letak
produk secara tepat, sehingga mudah dicari oleh pelanggan ... 127
Tabel 4.11 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang
depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai ... 128
Tabel 4.12 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang
depan-tengah dan kanan-tengah serta kiri sebagai ruang yang
paling bernilai ... 129
Tabel 4.13 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan
bagian belakang toko sebagai bagian yang kurang banyak
dilewati pelanggan... 131
Tabel 4.14 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai memberi lalu lintas
yang luas sehingga tidak terjadi berdesak-desakan... 133
Tabel 4.15 Konsumen membeli produk/barang melalui proses
pengamatan,pembelajaran terlebih dahulu... 135
Tabel 4.16 Konsumen membeli produk/barang berdasarkan
pengalaman... 136
Tabel 4.17 Anda membeli produk/barang melalui
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.18 Anda membeli produk/barang dipengaruhi oleh kelompok sosial
seperti kumunitas, masyarakat kelompok agama... 138
Tabel 4.19 Pembelian dipengaruhi oleh refensi/acuan... 139
Tabel 4.20 Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui
motif-motif pembelian... 140
Tabel 4.21 Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui
konsep diri dan pengaruh-pengaruh lain... 141
Tabel 4.22 Pembelian produk berdasarkan informasi dari
keluarga,tetangga... 142
Tabel 4.23 Pembelian produk berdasarkan informasi dari
teman,sahabat... 143
Tabel 4.24 Pembelian produk berdasarkan informasi dari kenalan, rekan
bisnis... 144
Tabel 4.25 Pembelian produk berdasarkan informasi iklan di tv, radio... 145
Tabel 4.26 Pembelian produk berdasarkan informasi dari tenaga
penjual/pramuniaga... 146
Tabel 4.27 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pedagang
perantara/retailer/toko... 147
Tabel 4.28 Pembelian produk berdasarkan informasi dari pengemasan
produk-produk... 148
Tabel 4.29 Pembelian produk berdasarkan informasi dari media masa,
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.30 Pembelian produk berdasarkan informasi dari suatu organisasi
ranting konsumen...
Tabel 4.31 Pembelian produk berdasarkan informasi dari cara
penanganan,pemeriksaan, dan kegunaan produk...
150
151
Tabel 4.32 Kosumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya... 153
Tabel 4.33 Konsumen membeli produk untuk mencari manfaat tertentu dari produk tersebut... 154
Tabel 4.34 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis produknya... 155
Tabel 4.35 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis mereknya... 156
Tabel 4.36 Keputusan pembelian produk berdasarkan siapa penjualnya... 157
Tabel 4.37 Keputusan pembelian produk berdasarkan jumlah barang yang dibeli... 158
Tabel 4.38 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan waktu membeli ( pagi,siang,sore,malam)... 159
Tabel 4.39 Keputusan pembelian produk itu berdasarkan cara pembayaranya (cash,debit,diskon,dll)... 160
Tabel 4.40 Uji Validitas Variabel X (Tata Letak)... 162
Tabel 4.41 Uji Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)... 164
Tabel 4.42 Korelasi... 166
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Jenis Perdagangan Enceran... 20
Gambar 2.2 Saluran distribusi ritel... 24
Gambar 2.3 Proses Keputusan Manajemen Ritel... 30
Gambar 2.4 Layout product Sistem kisi (Grid)... 34
Gambar 2.5 Tata Letak Produk Sistem Grid... 35
Gambar 2.6 Tata Letak Produk Sistem Grid di Yomart... 35
Gambar 2.7 Tata Letak Produk Sistem Terbuka... 36
Gambar 2.8 Lay out product Sistem Free Flow... 38
Gambar 2.9 Denah Lantai (Straight Floor Plan)... 39
Gambar 2.10 Diagonal Denah (Diagonal Floor Plan)... 40
Gambar 2.11 Sudut Denah (Angular Floor Plan)... 40
Gambar 2.12 Geometris Denah Lantai (Geometric Floor Plan)... 41
Gambar 2.13 Campuran Denah Lantai (Mixed Floor Plan)... 42
Gambar 2.14 Model Proses Pembelian Lima Tahap... 59
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 2.16 Sistem Keputusan Pembelian... 67
Gambar 2.17 Unsur-unsur Keputusan Pembelian... 68
Gambar 2.18 Model Proses Pembelian Lima Tahap... 78
Gambar 2.19 Paradigma pemikiran pengaruh tata letak produk terhadap
keputusan pembelian konsumen... 82
Gambar 4.1 Minimarket Yomart cabang Margahayu Permai... 110
Gambar 4.2 Struktur Organisasi minimarket Yomart Cab. Margahyu Permai 110
Gambar 4.3 Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket
Yomart cab. Margahayu Permai... 122
Gambar 4.4 Display tata letak produk minimarket Yomart cab. Margahayu
Permai... 123
Gambar 4.5 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menempatkan
barang yang saling berhubungan... 125
Gambar 4.6 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menempatkan
penempatan barang dagangan di depan pintu masuk... 126
Gambar 4.7 Denah dan penomoran tata letak produk di minimarket Yomart
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.8 Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan
ruang depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai... 129
Gambar 4.9 Tata letak produk pada bagian ruang depan-tengah dan
kanan-tengah serta kiri pada Minimarket Yomart cab. Margahayu
Permai... 130
Gambar 4.10 Tata letak produk pada bagian belakang pada Minimarket
Yomart cab. Margahayu Permai... 132
Gambar 4.11 Display mi Instan pada area belakang toko pada Minimarket
Yomart cab. Margahayu Permai... 132
Gambar 4.12 Sistem alur lalu lintas di minimarket Yomart cab. Margahayu
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia pada hakikatnya akan melakukan suatu usaha untuk menutupi
seluruh kebutuhan hidupnya, mulai dari berkerja di sebuah perusahaan atau
mendirikan usaha sendiri, yang semuanya itu berkaitan dengan suatu jual beli, baik
itu berupa barang maupun jasa. Beberapa dekade ini, bisnis enceran menyemarak
diberbagai kalangan. Para pengusaha mulai tertarik untuk menanamkan sahamnya,
menggepakkan sayapnya untuk merambah bidang bisnis enceran (retail) dengan
konsep memberikan pelayanan terbaik dalam menyediakan kebutuhan barang/jasa
bagi konsumen. Sebagai pelaku penikmat layanan bisnis enceran, masyarakat merasa
termudahkan untuk mendapatkan kebutuhanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan
munculnya pelaku-pelaku bisnis encera (retailer) yang modern, seperti Hero,
Matahari, Carrefour, Yomart, Alfamart,Indomaret. (Maharani Vinci : 2009).
Ritel adalah industri yang dinamis. Ada dinamika hubungan atara barang dan
manusia. Barang yang diolah melalui ketatnya rentetan proses produksi dan melewati
panjangnya jalur distribusi hanyalah menjadi sia-sia, apabila barang tersebut tidak
dibeli oleh masyarakat melalui mekanisme pasar, antara lain melaui pasar
modern.(Chistina Whidya Utami : 2006)
Kegiatan ritel merupakan salah satu profesi yang paling menantang dan
paling tua saat ini. Sebagian orang menghubungkan kegiatan ritel dengan belanja,
2
Universitas Kristen Maranatha
sekedar menjual dan berbelanja. Memenuhi hak dasar menjadi langkah dasar penting
bagi setiap peritel. (lynda wee & Cynthia Ng-Tang : 2005).
AC Nielsen Indonesia, sebuah lembaga riset terkemuka di Indonesia,
mencatat berbagai tren menarik tentang industri ritel, dalam studi yang laporannya
yang berjudul shopper trend 2003. Studi, dengan responden di beberapa kota besar di
Indonesia, ini mencatat beberapa kecenderungan. Salah satunya adalah
meningkatnya jumlah konsumen yang berbelanja di toko modern, terutama untuk
konsumen yang hidup di perkotaan. Penelitian lain mencatat bahwa industri ritel
termasuk paling dinamis perkembangnya di Indonesia. Secara agregat, sejak 1996
hingga 2001, industri ini masih dapat tumbuh rata-rata 15% per tahun. Padahal, kala
itu, negri ini sedang hebat-hebatnya dilanda krisis. Tahun-tahun kedepan menurut
Euromonitor, sebuah lembaga riset global, sektor ritel indonesia rata-rata akan
tumbuh hingga 20%.
Hasil riset AC Nielsen Indonesia pada tahun 2001 ditemukan bahwa outlet
ritel di Indonesia berjumlah sekitar 2 juta Outlet., 85% diantaranya masih dalam
format tradisional. Artinya, baru sekitar 15% porsi ritel modern. Banyak orang
percaya, bahwa proporsi itu akan terus bergeser. Toko-toko modern akan terus
tumbuh, dan toko tradisional pelan-pelan akan ditinggalkan, meskipun tidak hilang
sama sekali. (M. Taufiq Amir : 2005).
Pada jumlah penduduk 220 juta lebih, jelas keberadaan industri ritel modern
kita masih pada tahap awal. Tahun 2001, di Malaysia misalnya, jumlah supermarket
dibandingkan jumlah penduduknya sudah 1:53.000. Sementara di Indonesia baru
1:400.000. Karena itu, tidak salah kalau dibilang industri ini memiliki prospek yang
3
Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1
Perkembangan Industri Kecil Menengah di Jawa Barat
Growth of Small and Medium Scale in Jawa Barat
4
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Source : Provincial Lndustrial and Trade Service of Jawa Barat
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat yang
semakin menginginkan kenyamanan belanja, kepastian harga, dan keanekaragaman
barang kebutuhan dalam satu toko, pelanggan menuntut pengusaha ritel dan toko
untuk meningkatkan baik secara pengelolaan, penampilan toko, maupun cara
pelayanannya. Oleh karena itu, belakangan ini ritel modern dengan cara pengelolaan
secara profesional untuk jaringan toko mencakup departement store, supermarket
dan minimarket. (Bob Foster : 2008)
Tapi disisi lain dapat kita lihat bahwa semakin besar pertumbuhan
ritel/enceran akan dapat menimbulakan persaingan yang ketat antara satu ritel
dengan ritel lainya, persaingan antar peritel terjadi disemua tingkat. Mulai dari
tingkat perusahaan ritel besar bersaing terhadap perusahaan ritel besar lainya, peritel
skala menengah bersaing dengan peritel yang sekelas denganya, hingga pada tingkat
mikro antara sebuah warung dan warung lainya. Bukan itu saja, peritel dari suatu
kelas tidak hanya bersaing dengan peritel sesama kelasnya tapi juga dengan peritel
5
Universitas Kristen Maranatha
supermarket lain tetapi juga terhadap hypermarket atau minimarket yang kebetulan
lokasinya tidak berjauhan.
Persaingan Antarformat tradisional
Pada sisi gerai berformat modern, persaingan terjadi antara yang besar (yang
tidak lain perusahaan besar) dan yang besar, yang menegah dan menegah, yang kecil
dan yang kecil, dan meluas yang besar melawan yang menegah dan yang kecil juga.
Itu dapat jelas terlihat dalam diagram berikut ini.
persaingan Antarformat Modern
Gambaran persaingan itu adalah tipikal antara satu perusahaan ritel dan
perusahaan ritel lainya dalam format yang sama, misalnya hypermarket dan
toko
warung
toko
warung
hypermarket
supermarket supermarket
hypermarket
Minimarket Minimarket
6
Universitas Kristen Maranatha
supermarket. Tetapi persaingan tersebut terus meluas, tidak saja antar perusahaan
yang sama-sama memiliki hypermart, atau antara supermarket melawan supermarket,
atau minimarket melawan minimarket, tetapi juga antara hypermart melawan
supermarket, supermarket melawan minimarket, dan seterusnya. (Hendri Ma’ruf,
2006:45)
Michael Porter telah mengindentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya
tarik laba jangka panjang intrinsik pasar atau segmen pasar tertentu,modelnya
ditunjukan dalam lima kekuatan tersebut adalah para pesaing industri, calon
pendatang, substitusi, pembeli, dan pemasok.
Lima kekuatan yang menentukan daya tarik struktural segmen
Sumber : Philip Kotler, 2005.
Tinggi rendahnya intensitas persaingan, mau tidak mau akan mempengaruhi
mulus tidaknya bisnis anda. Semakin banyak yang ikut menjadi pelaku, semakin
kecil pembagian peluang yang ada. (M. Taufiq Amir, 2005:15)
Untuk dapat bertahan dalam usaha ritel ini kita harus menetapkan suatu
strategi pemasaran yang tepat dengan lebih memperhatikan apa kebutuhan dan
keinginan konsumen. Hal ini akan memberikan kepuasan lebih, yang dapat dirasakan
7
Universitas Kristen Maranatha
dapat kita terapkan adalah strategi pemasaran yaitu Retail Marketing Mix yang
terdiri dari lokasi, Merchandise, Pricing, Periklanan dan Promosi, Atmosfer dalam
gerai,Tata Letak dan Retail Service.
Sebagai toko eceran atau ritel, kemampuan menyediakan produk-produk
yang bermacam-macam dengan pengaturan tata letak yang efektif akan sangat
dibutuhkan konsumen karena salah satu alasan kecenderungan konsumen memilih
mengunjungi ritel. Selain itu konsumen berharap akan menemukan suatu produk atau
bermacam-macam produk yang akan memenuhi segala kebutuhan untuk saat ini atau
yang yang akan datang dengan hanya mengunjungi satu toko saja dengan harapan
akan mudah dicari dan didukung oleh tata letak produk yang rapi, bersih,
beranekaragam,dll. Sedangkan Ritel yang hanya menyediakan satu jenis barang saja
dan tidak memperhatikan tata penyusunan produk yang baik kemungkinan tidak
dapat bertahan lama dalam usahanya karena tidaklah mungkin mengharapkan setiap
konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama yang dapat terpenuhi dan
konsumen akan merasa bingung jika mau membeli suatu produk/jasa yang tata letak
produknya berantakan/acak-acakan, tidak teratur.
Tata letak Ritel didasarkan ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
bergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelangan. Sehingga banyak
manajer ritel mencoba untuk mempertontokan produk kepada konsumen sebanyak
mungkin. Dalam penelitian menyebutkan semakin banyak produk produk dapat di
lihat pelanggan semakin tinggi tingkat penjualan dan akan berpengaruh semakin
cepatnya pengembalian investasi.untuk itu manajer operasional perusahaan ritel
dapat melaukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau lokasi temapat
8
Universitas Kristen Maranatha
Yomart merupakan perusahaan ritel modern yang bergerak dibidang
minimarket. Dengan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, kami
berkomitmen menjadi perusahaan terbaik tidak hanya skala lokal dan nasional tetapi
juga skala global.
Yomart merupakan bagian dari sebuah kelompok usaha ritel skala nasional
yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak
tahun 1982. Cabang pertama Yomart adalah Yomart Ciwastra, Bandung, yang mulai
beroperasi pada tanggal 23 Agustus 2003. Dengan perkembangannya yang cukup
baik, Yomart juga pernah dibimbing oleh lembaga Action International, yang
berbasis di Nevada Amerika Serikat dan IFBM, lembaga konsultasi internasional
untuk pengembangan franchise. Sampai dengan tahun 2009, Yomart sudah memiliki
lebih dari 200 toko yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur antara lain
Bandung, Cimahi, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Majalengka, Cirebon,
Purwakarta, Indramayu, Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Banjar, Bogor, Jakarta dan
Surabaya.
Visi:
“Menjadi korporasi ritel internasional terbaik yang terintegrasi.”
Misi :
1. Berkembang bersama masyarakat.
2. Dikelola oleh sumber daya manusia yang kompeten.
9
Universitas Kristen Maranatha
4. Mampu mengintegrasikan satuan bisnis strategis dengan didukung oleh
teknologi.
5. Unik dan inovatif.
6. Menguasai pangsa pasar domestik.
Budaya Yomart :
Yield
Kami berkarya dengan sepenuh hati dan segenap kemampuan untuk mencapai hasil
terbaik bagi Yomart dan keluarga.
Ownership
Yomart milik kami, yang kami jaga, kami pelihara dan kami kembangkan seperti
keluarga sendiri
Multiply
Kami bertekad, melipatgandakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk
kesejaheraan Yomart dan masyarakat dimana kami berada
Amity
Kami yakin dengan persahabatan sejati yang dilandasi ketulusan, keterbukaan dan
saling memberi dalam keluarga Yomart mampu mewujudkan citra Yomart yang
10
Universitas Kristen Maranatha Responsible
Kami tulang punggung Yomart bertanggung jawab atas setiap langkah dan tindakan
dalam membangun masa depan bersama yang lebih gemilang
Trust
Kami yakin saling percaya membuahkan kerja sama tim yang sinergis dan harmonis
untuk mewujudkan Yomart yang terpercaya di mata pelanggan dan mitra
Minimarket
Yomart beroperasi melalui jaringan minimarket baik yang dimilikinya sendiri
maupun melalui waralaba. Dengan didukung beragam suplier berskala nasional dan
lokal, Yomart mampu menyajikan berbagai produk dengan tingkat penjualan yang
tinggi. Dengan dilandasi moto,”Belanja dekat dan hemat,” Yomart berkomitmen
untuk mengembangkan jaringan minimarket yang mudah dijangkau, harga yang
kompetitif dan dekat di hati pelanggan . (PT. Yomart Rukun Selalu)
Masalah yang dihadapi oleh minimarket Yomart adalah bagaimana caranya
meningkatkan keputusan pembelian konsumen dengan salah satu cara meningkatkan
tata letak produk yang tepat. Oleh itu kita Harus peka menanggapi kebutuhan
pelanggan, keinginan konsumen,memperbaiki tata letak produk, manajemen yang
efektif, pemasaran yang tepat dan selain itu rItel juga harus menerapkan strategi
keragaman produk (produk assortment), bauran pelayanan (service mix) dan suasana
toko (store atmosphere) dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan lingkungan
11
Universitas Kristen Maranatha
dalam lingkungan persaingan bisnis ritel yang semakin tajam. (Manajemen
minimarket Yomart cab.Margahayu Permai : 2009)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul:’Analisis Pengaruh Tata Letak Produk Terhadap Keputusan
Pembelian konsumen pada minimarket Yomart”
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah
yang akan diteliti dan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan tata letak produk di minimarket Yomart?
2. Bagaimana keputusan pembelian produk pada minimaket Yomart?
3. Seberapa besar pengaruh tata letak produk pada minimarket pada keputusan pembelian konsumen?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang bagaimana
hubungan antara tata letak produk terhadap minat beli konsumen pada minimarket
Yomart.
1 Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan tata letak produk pada
minimarket Yomart.
2 Untuk menganalisis keputusan pembelian konsumen yang terdapat di
minimarket Yomart.
3 Untuk menganalisis seberapa besar hubungan tata letak produk dengan
12
Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
bagaimana gambaran mengenai suatu hubungan antara tata letak produk terhadap
minat beli konsumen pada minimarket Yomart, sehingga hasil penelitian ini dapat
berguna bagi:
1. Teoritis/Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi, gambaran, wawasan dan pengetahuan dalam hal ilmu
manajemen pemasaran ritel, dalam hal manajemen ritel dan keputusan
pembelian dan sebagai pembanding maupun sebagai sumbangan
pemikiran dan informasi bagi mereka yang tertarik untuk mengadakan
penelitian di bidang yang sama.
2. Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan
masukan serta bahan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan/
minimarket Yomart terutama dalam menetapkan kebijakan tata letak
169
Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh
tata letak produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Yomart
cab. Margahyu Pemai, maka penulis pada bagian ini mencoba untuk menarik
simpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan tata letak produk di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai
Penempatan persediaan barang dagangan di minimarket Yomart cab.
Margahayu Permai tidak memberi kesan berdesak-desakan,82% responden
menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai mengatur tata letak produknya
dengan baik, lengkap agar pelanggan leluasa memilih barang dagangan, 90%
responden menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab.Margahayu Permai menempatkan jenis
barang-barang yang saling berhubungan dalam satu bagian,90% responden
menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan barang-barang yang
menggerakan hati di dekat pintu masuk dan gang-gang, sehingga anda
170
Universitas Kristen Maranatha Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai meletakan tata letak produk
secara tepat, sehingga mudah dicari oleh pelanggan,85% responden
menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang
depan-kanan sebagai ruang yang paling bernilai,55% responden menjawab setuju.
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan ruang
depan-tengah dan kanan-depan-tengah serta kiri sebagai ruang yang paling bernilai,65%
responden menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai menggunakan bagian belakang
toko sebagai bagian yang kurang banyak dilewati pelanggan, 52% responden
menjawab setuju,
Minimarket Yomart cab. Margahayu Permai memberi lalu lintas yang luas
sehingga tidak terjadi berdesak-desakan,74% responden menjawab setuju.
2. Keputusan pembelian konsumen
Pengenalan Masalah
Konsumen membeli produk/barang melalui proses pengamatan,pembelajaran
terlebih dahulu,89% responden menjawab setuju,
konsumen membeli produk/barang berdasarkan pengalaman,81% responden
171
Universitas Kristen Maranatha konsumen membeli produk/barang melalui pertimbangan-pertimbangan
tertentu,81% responden menjawab setuju,
konsumen membeli produk/barang dipengaruhi oleh kelompok sosial seperti
kumunitas, masyarakat kelompok agama,36% responden menjawab setuju.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh refensi/acuan,41%
responden menjawab setuju,
Keputusan pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui
motif-motif pembelian,65% responden menjawab setuju,
Pembelian dilakukan dengan proses mengenali masalah melalui konsep diri
dan pengaruh-pengaruh lain,66% responden menjawab setuju,
Pencarian Informasi
Pembelian produk berdasarkan informasi dari keluarga,tetangga,66%
responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari teman,sahabat,72% responden
menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari kenalan, rekan bisnis,56%
responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi iklan di tv, radio,71% responden
172
Universitas Kristen Maranatha
Pembelian produk berdasarkan informasi dari tenaga
penjual/pramuniaga,56% responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari pedagang
perantara/retailer/toko,47% responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari pengemasan
produk-produk,66% responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari media masa,
majalah,koran,70% responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari suatu organisasi ranting
konsumen,57% responden menjawab setuju,
Pembelian produk berdasarkan informasi dari cara penanganan,pemeriksaan,
dan kegunaan produk,81% responden menjawab setuju,
Evaluasi Alternatif
Kosumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya,93% responden
menjawab setuju,
Konsumen membeli produk untuk mencari manfaat tertentu dari produk
tersebut,85% responden menjawab setuju,
Keputusan membeli
Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis produknya,89%
173
Universitas Kristen Maranatha Keputusan pembelian produk itu berdasarkan jenis mereknya,69% responden
menjawab setuju,
Keputusan pembelian produk berdasarkan siapa penjualnya,27% responden
menjawab setuju,
Keputusan pembelian produk berdasarkan jumlah barang yang dibeli, 61%
responden menjawab setuju,
Keputusan pembelian produk itu berdasarkan waktu membeli
( pagi,siang,sore,malam),45% responden menjawab setuju,
Keputusan pembelian produk itu berdasarkan cara pembayaranya
(cash,debit,diskon,dll),77% responden menjawab setuju.
3. Pengaruh antara tata letak produk terhadap keputusan pembelian konsumen
Pengaruh tata letak produk terhadap keputusan pembelian kosumen di
minimarket Yomart cab. Margahayu Permai adalah sebesar 13,33% berarti
tingkat pengaruh variabel tata letak produk terhadap keputusan pembelian
masuk dalam kategori sangat rendah dan 86,67% dipengaruhi oleh
174
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
1. Tata letak produk harus lebih ditingkatkan, minimarket Yomart cab.
Margahayu Permai harus lebih memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan,
seperti penyediaan barang dagangan yang lebih menarik di depan pintu
masuk, karena dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa 45%
pelanggan minimarket Yomart cabang Margahayu Permai mengatakan setuju
bahwa meletakan barang-barang yang menggerakan hati didekat pintu masuk
dan gang-gang sehingga anda tertarik untuk membeli karena barang yang di
jual adalah barang yang tidak susuai dengan kebutuhan konsumen.
Minimarket Yomart juga harus memperhatikan tingkat ketersediaan barang
dagangan yang dijual, karena banyak pelanggan merasa kecewa bahwa
persediaan di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai sanagt terbatas.
Sebagai contoh: telor,susu, roti dll.
2. Dari hasil perhitungan koefesien determinasi sebesar 13,33% dan berarti
masih terdapat faktor lain sebesar 86,67% yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen di minimarket Yomart cab. Margahayu Permai, seperti
harga, promosi, distribusi, pelayanan dll. Untuk itu disarankan agar
melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara harga, promosi,
distribusi, pelayanan terhadap keputusan pembelian di minimarket Yomart
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Alma, H. Buchari (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan
Ketujuh, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Amir, M. Taufiq (2005). Manajemen Ritel : Panduan Lengkap Pengelolaan Toko
Modern. Cetakan 2, Penerbit PPM, Jakarta.
Basu Swastha, DH dan Handiko T, Hani (2000). Edisi pertama, cetakan ketiga.
“Manajemen pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen”. Yogyakarta :
BPFE.
Buchari alma, 2004, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi Revisi,
Bandung, Alfabeta.
Berman, Barry & Joel R. Evans, Retail Management, A strategic Approach, 7th
edition, Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall Inc, 1998_
Foster, Bob (2008). Manajemen Ritel. Cetakan Kesatu, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Ma’ruf, Hendri (2006). Pemasaran Ritel, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Suryana (2006). Kewirausahaan. Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Utami, Christina Whidya (2006). Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi
Universitas Kristen Maranatha
Vinci, Maharani (2009). Manajemen Bisnis Eceran. Cetakan Pertama, Penerbit
Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Kotler, Phillip (2002). “Manajemen Pemasaran”, Jilid 1 dan 2, diterjemahkan
oleh Hendra Teguh dan Benjamin Molan. Jakarta: PT Prenhallindo.
Kotler, Phillip (2003). 11th Edition. “Marketing Management”, Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Phillip (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Empat Salemba.
Kotler, Phillip dan Gary Armstrong (2001). Edisi 8. “Marketing Principles”, jilid
1dan 2, diterjemahkan oleh Wilhemus W. Bakowastun. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Phillip dan Gary Amrstrong (2003). “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Jilid 1
dan 2. Jakarta: Erlangga.
Sehiffman and Kanuk (2004). “ Perilaku Konsumen”. Ed 7, alih bahasa Zulkifli
Kapis, Penerbit: PT. Indeks Group Gramedia Jakarta.
M. Taufiq Amir, Manajemen Ritel: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Modern,
PPM, Jakarta, 2004
Husein Umar, Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran,
PT Gramedia Pustaka Jakarta, 1999
Kotler, Philip, Marketing Management, 11th edition, Prentice Hall
Inc , 2003
Universitas Kristen Maranatha
oleh Hendra Teguh, Ronny A Rusli, Benyamin Molan,
Manajemen Pemasaran, Edisi MillenniumI Jilid Kesatu ,
Jilid Kedua , Prenhallindo , Jakarta, 2000
Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung
Sugiyono. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, Endar. 2004. Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Omset Penjualan Pada Industri Kecil Keramik Di Kec.
Banjarharjo Kab. Brebes. Skripsi, UNNES.
Umar, Husein. 1990. Metodelogi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugoyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,CV : Bandung
Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management, Andi : Yogyakarta
Husein Umar, 1999, Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran,
PTGramedia