• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada Subtema Kegiatan Pagi Hari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada Subtema Kegiatan Pagi Hari."

Copied!
399
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD

PADA SUBTEMA KEGIATAN PAGI HARI

Oleh:

Mentari Kharisma Putri NIM: 111134144

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “Kegiatan Pagi Hari”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa pada lima SD di Yogyakarta, khususnya 5 siswa kelas IB di SDKG untuk tahap uji coba terbatas. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD subtema “Kegiatan Pagi Hari”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, khususnya pada persiapan dan penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan pagi hari. Kualitas dari RPPH terbilang “amat baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran pada subtema kegiatan pagi hari, berdasarkan validasi terhadap 12 pakar ahli. Hal itu ditunjukkan dengan skor rata-rata produk sebesar 90,5 dari skala 100. Penggunaan RPPH berdampak pada naiknya hasil belajar siswa dengan persentase (66%) yang terlihat dari hasil pretest dan posttest. Guru dapat menggunakan model RPPH berbasis permainan anak sebagai salah satu model RPPH.

(2)

THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Sub theme Morning Activity

By:

Mentari Kharisma Putri Student Number: 111134144

This study began from the need in the field of a daily lesson plans (RPPH) model based on children game. The study aimed to develop the RPPH model based on children game for the first grade of elementary school on the sub theme "Morning Activity".

This study was a research and development. (R&D) the procedure of the research used was a modified version of the two models by Borg & Gall and by Sugiyono model, which included a five-step stages of development: (1) preliminary study, (2) the production of the product, (3) product validation, (4) instrumentation for limited trial (5) limited trial. Subjects in this study were some teachers and students of five elementary schools in Yogyakarta, especially 5 students of the first grade in SDKG for the limited trial stage. The object of this research was RPPH based on children game for the first grade of elementary school on the sub theme "Morning Activity". Data collection techniques used in this study were questionnaire, observation, interview, and documentation.

The result of this research explained the field situation in the five elementary schools associated with the implementation of the 2013 curriculum, especially in the preparation and drafting the RPPH based on children game for the first grade of elementary schools on the sub theme morning activities. Quality of RPPH could be said “very good” and fitted for use in learning the sub theme morning activity based on the validation of the 12 experts. This was indicated by mean score of 90,5 out of 100. The use of RPPH impacted on the rising of students learning achievement, as seen from gain of the pretest and posttest (66%). Teachers could use RPPH model based on children game developed in this research as one of the RPPH models.

(3)

i

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA

KEGIATAN PAGI HARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Mentari Kharisma Putri

NIM : 111134144

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati karya ini saya persembahkan kepada:

1. Alloh SWT atas segala nikmat hidup dan kesempatan mengenggam ilmu,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

1. Orang tuaku, Suharto dan Ibuku Sri Puningsih dua orang malaikat terhebat

yang selalu memberiku dukungan baik doa, nasehat dan material.

2. Kakakku Nurrochma Agustin, S.Pd.T. dan adikku Bayu Aji Hartanto yang

selalu menjadi teman curhat, teman berantem dan juru antar yang baik.

3. Keponakanku Azzam Fasihul Anam yang memberikan keceriaan pada

peneliti.

4. Kakekku Tondo Asmeni (Alm.) dan nenekku Maryati yang selalu

mendoakanku.

5. Kakekku Wiro Atmojo (Alm) dan nenekku Poniyem yang tiada henti

mendoakan peneliti.

6. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku pembimbing I yang

memberikan bimbingan, pengetahuan, motivasi, dan semangat dalam

penyusunan tugas akhir ini.

7. Ibu E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen yang membuka

payung permainan anak serta membantu memberikan saran.

8. Muhammad Fajrul Falah yang terus memberikan semangat serta doa.

9. Sahabatku tercinta Bekar, Mira, Anna, dan Linda yang menyayangiku

(7)

v

10.Sahabat bantul rempong Intan, Tyas, Rita, Lies, Anisya, Lela, Ririn yang

selalu memberikan kenyamanan serta bantuannya dalam segala hal.

11.Sahabat seperjuangan Ambar, Dina, Atikah terimakasih untuk selalu

mengingatkan tentang rasa bersyukur dan sabar.

12.Teman-teman kelas A dan angkatan 2011 yang tidak dapat peneliti

sebutkan satu-persatu yang setia menemani dalam keseharian selama

kuliah.

13.Teman-teman sekerja dalam penelitian kolaboratif permainan anak Cahya,

Tere, Dias, Boni, Eka, Lia, Erlin, Eka, Vita, Frida, Ari, Vian, Evan, Leli,

bantuan kalian kepada peneliti sangat besar. Kalian luar biasa.

14.Teman-teman yang memberikan bantuan ketika penyusunan tugas akhir

ini terimakasih untuk kalian Lilik, Lala, Tantri, Tri.

15.Keluarga SDKG yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi

seorang guru.

16.Dosen dan Staf Karyawan PGSD yang dengan setia melayani peneliti dan

membimbingku.

17.Petugas BAA Bapak Bele yang sangat membantu peneliti mendaftar untuk

ujian.

18.Almamaterku Universitas Sanata Dharma .

(8)

vi MOTTO

“Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta,

dan rasa hormat”

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

“Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar

kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap

perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya

terhadap kehormatan dirinya” -Khalifah Ali bin Abi Talib-

“Eat Healthy Worry Less Stay Strong”

(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2014 Yang menyatakan

(10)

viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Mentari Kharisma Putri

Nomor Mahasiswa : 111134144

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK

KELAS I SD PADA SUBTEMA KEGIATAN PAGI HARI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 November 2014

Yang menyatakan

(11)

ix ABSTRAK

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD

PADA SUBTEMA KEGIATAN PAGI HARI

Oleh:

Mentari Kharisma Putri NIM: 111134144

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model (RPPH) berbasis permainan anak kelas I

SD pada subtema “Kegiatan Pagi Hari”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa pada lima SD di Yogyakarta, khususnya 5 siswa kelas IB di SDKG untuk tahap uji coba terbatas. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD subtema “Kegiatan Pagi Hari”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, khususnya pada persiapan dan penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan pagi hari. Kualitas dari RPPH

terbilang “amat baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran pada subtema

kegiatan pagi hari, berdasarkan validasi terhadap 12 pakar ahli. Hal itu ditunjukkan dengan skor rata-rata produk sebesar 90,5 dari skala 100. Penggunaan RPPH berdampak pada naiknya hasil belajar siswa dengan persentase (66%) yang terlihat dari hasil pretest dan posttest. Guru dapat menggunakan model RPPH berbasis permainan anak sebagai salah satu model RPPH.

(12)

x

ABSTRACT

CONSTRUCTING DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON CHILDREN GAME FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Sub theme Morning Activity By:

Mentari Kharisma Putri Student Number: 111134144

This study began from the need in the field of a daily lesson plans (RPPH) model based on children game. The study aimed to develop the RPPH model based on children game for the first grade of elementary school on the sub theme "Morning Activity".

This study was a research and development. (R&D) the procedure of the research used was a modified version of the two models by Borg & Gall and by Sugiyono model, which included a five-step stages of development: (1) preliminary study, (2) the production of the product, (3) product validation, (4) instrumentation for limited trial (5) limited trial. Subjects in this study were some teachers and students of five elementary schools in Yogyakarta, especially 5 students of the first grade in SDKG for the limited trial stage. The object of this research was RPPH based on children game for the first grade of elementary school on the sub theme "Morning Activity". Data collection techniques used in this study were questionnaire, observation, interview, and documentation.

The result of this research explained the field situation in the five elementary schools associated with the implementation of the 2013 curriculum, especially in the preparation and drafting the RPPH based on children game for the first grade of elementary schools on the sub theme morning activities. Quality of RPPH could be said “very good” and fitted for use in learning the sub theme morning activity based on the validation of the 12 experts. This was indicated by mean score of 90,5 out of 100. The use of RPPH impacted on the rising of students learning achievement, as seen from gain of the pretest and posttest (66%). Teachers could use RPPH model based on children game developed in this research as one of the RPPH models.

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas segala berkatan

dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Kegiatan Pagi Hari” ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai

pihak. Karena itu, pekenankanlah penelitian menyampaikan ucapan terima kasih

dengan setulus hati kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinatusti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen pembimbing I yang telah

membimbing peneliti dengan baik dan memberikan nasehat, semangat

serta waktunya dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen yang memberikan banyak

saran pada peneliti.

6. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku dosen penguji yang menguji

peneliti.

7. Keluarga SDKG yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi

seorang guru.

8. Kepala sekolah SDKG yang telah memberikan izin sehingga penelitian

(14)

xii

9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap

penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

10.Orang tuaku yang terkasih, Bapak Suharto dan Ibu Sri Puningsih, kakakku

Nurrochma Agustin S.Pd.T. Rama Ari Wijaya, adikku Bayu Aji

Hartanto, keponakanku Azzam Fasihul Anam serta keluarga besarku yang

telah memberi dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.

11.Muhammad Fajrul Falah, terimakasih untuk dukungan, semangat, serta

perhatian yang selalu diberikan.

12.Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap RPPH yang

saya kembangkan.

13.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut

satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna

dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan.

Terima Kasih.

Peneliti,

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.7 Spesifikasi Produk ... 11

1.8 Definisi Operasional ... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

2.1 Teori yang Mendukung ... 18

2.1.1 Pengertian Belajar ... 18

2.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme ... 20

2.1.3 Prestasi belajar ... 22

2.1.4 Kurikulum ... 23

2.1.5 Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 24

2.1.6 Kurikulum 2013 ... 29

2.1.7 Perangkat Pembelajaran ... 35

2.1.7.1 Silabus ... 36

2.1.7.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ... 37

2.1.7.3 Bahan Ajar Tematik ... 41

2.1.7.4 Lembar Kerja Siswa ... 41

2.1.7.5 Pembagian Materi ... 42

2.1.8 Bermain ... 43

2.1.9 Permainan Anak ... 44

2.1.9.1 Permainan Bermain Peran ... 44

2.1.9.2 Permainan Ular Naga ... 45

2.1.9.3 Permainan Petak Umpet ... 46

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 47

(16)

xiv

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 58

BAB III METODE PENELITIAN... 59

3.1 Jenis Penelitian... 59

3.2 Setting Penelitian ... 60

3.2.1 Objek Penelitian ... 60

3.2.2 Subjek Penelitian ... 60

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 60

3.2.4 Waktu Penelitan ... 60

3.3 Prosedur Pengembangan ... 61

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.4.1 Kuisioner ... 69

3.4.2 Observasi ... 69

3.4.3 Wawancara ... 70

3.4.4 Dokumentasi... 71

3.5 Instrumen Penelitian ... 72

3.5.1 Lembar Kuesioner ... 72

3.5.2 Pedoman Wawancara ... 76

3.5.3 Pedoman Observasi ... 79

3.5.4 Dokumentasi ... 79

3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 82

3.6.1 Valididitas Instrumen ... 82

3.6.2 Reliabilitas Instrumen ... 86

3.7 Ringkasan Instrumen Penelitian ... 88

3.8 Teknik Analisis Data... 88

3.8.1 Hasil Wawancara ... 89

3.8.2 Hasil Observasi ... 90

3.8.3 Hasil Dokumentasi ... 91

3.8.4 Hasil Kuesioner ... 92

3.9 Jadwal Penelitian ... 94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

4.1 Hasil Penelitian ... 95

4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian ... 95

4.1.2 Pertanyaan Penelitian ... 95

4.1.2.1 Situasi pada 5 SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013 .. 96

4.1.2.2 Prosedur Penyusunan RPPH ... 106

4.1.2.3 Kualitas Penyusunan RPPH ... 109

4.1.2.4 Dampak RPPH ... 124

4.2 Pembahasan... 135

BAB V PENUTUP ... 143

5.1 Kesimpulan ... 143

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 145

5.3 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

LAMPIRAN ... 153

(17)

xv

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013………. 5

1.2 Masalah yang dialami siswa kelas I dalam pembelajaran…... 5

3.1 Kisi-kisi penilaian silabus……… 73

3.2 Kisi-kisi penilaian RPPH………. 74

3.3 Kisi-kisi tanggapan siswa……… 76

3.4 Kisi-kisi topik diskusi dalam FGD……….. 77

3.5 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru………. 77

3.6 Kisi-kisi pedoman wawancara analisis kebutuhan siswa…… 78

3.7 Kisi-kisi pedoman wawancara terhadap uji coba terbatas….. 78

3.8 Kisi-kisi observasi kemampuan melaksanakan pembelajaran. 79 3.9 Kisi-kisi soal tes untuk pretest dan posttest………. 80

3.10 Penjelasan instrumentasi yang digunakan dalam penelitian… 83 3.11 Kriteria koefisien reliabilitas……… 87

3.12 Ringkasan instrumentasi penelitian………. 88

3.13 Kriteria peringkat kualitas RPPH……… 93

3.14 Jadwal Penelitian………. 94

4.1 Hasil wawancara guru………. 98

4.2 Hasil wawancara siswa……… 100

4.3 Hasil observasi………. 101

4.4 Kriteria penilaian observasi………. 101

4.5 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus……….. 102

4.6 Kriteria penilaian RPPH……….. 102

4.7 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian RPPH……….. 103

4.8 Kriteria penilaian RPPH……….. 103

4.9 Hasil focus group discussion... 104

4.10 Kriteria penilaian RPPH……….. 110

4.11 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1………. 111

4.12 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1………... 112

4.13 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2………. 113

4.14 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 2………... 114

4.15 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3………. 115

4.16 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 3………... 116

4.17 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4………. 117

4.18 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 4………... 118

4.19 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5………. 119

4.20 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5………. 120

4.21 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6………. 121

4.22 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 6……… 122

4.23 Rekapitulasi peringkat kualitas RPPH………. 123

4.24 Hasil kuesioner siswa………... 125

4.25 Kualifikasi nilai kuesioner……… 125

(18)

xvi

4.27 Uji reliabilitas………... 128

4.28 Rekapitulasi hasil uji validitas instrumen tes………... 129

4.29 Pelaksanaan uji coba terbatas………... 130

4.30 Daftar nilai siswa……….. 132

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

2.1 Bagan literature map……… 54

3.1 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Sugiyono………. 61

3.2 Bagan Prosedur R&D menurut Borg&Gall……….. 63

3.3 Bagan prosedur penelitian dan pengembangan……… 65

3.4 Rumus validitas soal………. 85

3.5 Rumus uji reliabilitas alpha cronbach……….. 87

3.6 Rumus perhitungan observasi……….. 90

3.7 Rumus nilai tes………. 91

3.8 Rumus rata-rata siswa……….. 91

3.9 Rumus persentase kenaikan pretest dan posttest…………. 92

3.10 Rumus penyekoran validasi RPPH……….. 92

3.11 Rumus penyekoran validasi silabus………. 93

3.12 Rumus penyekoran kuesioner siswa……… 94

4.1 Rumus penilaian RPPH……… 110

4.2 Persentase kenaikan pretest dan posttest………. 132

4.3 Diagram Persentase kenaikan Pretest dan Postest……….. 133

4.4. Diagram peningkatan rata-rata nilai siswa……….. 134

(20)

xviii

Lampiran

Lampiran 1 Surat Ijin Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 154

Lampiran 2 Hasil Observasi ... 157

Lampiran 3 Hasil Dokumentasi ... 168

Lampiran 4 Sampel RPPH Sebelum di Validasi oleh Ahli ... 175

Lampiran 5 Penilaian Ahli terhadap Produk RPPH ... 196

Lampiran 5.1 Ahli Bidang Studi IPS ... 196

Lampiran 5.2 Ahli Bidang Studi Bahasa Indonesia ... 216

Lampiran 5.3 Ahli Bidang Studi PJOK... 235

Lampiran 6 RPPH Sesudah di Validasi ... 254

Lampiran 7 Uji Validitas Soal ... 363

Lampiran 8 Soal Uji Coba Terbatas (Pretest) ... 365

Lampiran 9 Soal Uji Coba Terbatas (Posttest) ... 370

Lampiran 10 Hasil Uji Coba Terbatas ... 375

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

spesifikasi produk, definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pengembangan kreatifitas siswa sangat penting, karena dengan kreatifitas

siswa bangsa dapat berinovasi. Pembelajaran yang mampu membuat siswa

menjadi kreatif yakni pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk

menuangkan ide dan keterampilan dalam sebuah karya. Hal tersebut membuat

siswa memiliki waktu untuk berkreasi dalam segala muatan pelajaran.

Pengambangan kreativitas anak dapat diwujudkan dalam implementasi Kurikulum

2013. Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai ranah

pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan

jalur pendidikan (Mulyasa: 2013).

Kurikulum 2013 ini sebagai tuntutan perkembangan zaman yang semakin

canggih. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014, kurikulum ini adalah pengembangan dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi yang telah diterapkan pada tahun 2004 maupun Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006). Ciri utama Kurikulum 2013 ini

adalah mengembangkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan

pendidikan yang mengharapkan siswa memiliki hubungan baik dengan Tuhan,

(22)

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran

yang terjadi menjadi tidak terkotak-kotak karena materi yang diberikan oleh guru

melebur menjadi satu. Pendekatan tematik menurut Poerwadarminta (dalam

Majid: 2014) merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa. Pendekatan saintifik yang terdapat dalam Kurikulum

2013 memuat kegiatan proses ilmiah berupa 5M (mengamati, mencoba,

mengomunikasikan, menanya, menalar). Pendekatan saintifik menerapkan

kegiatan pembelajaran melalui pemahaman kepada siswa untuk mengenal, dan

memahami materi melalui pendekatan ilmiah (Nirgiyantoro: 2011).

Siswa memiliki bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda.

Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan

menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang. Fadlillah (2014)

menjelaskan bahwa tujuan dan fungsi kurikulum 2013 mengacu pada

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi

“Fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuannya yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab”. Kemampuan serta watak siswa dapat

(23)

cara yang sesuai digunakan bagi siswa karena sesuai dengan perkembangan siswa

usia SD. Jawati (2013) mengungkapkan bahwa permainan merupakan alat bagi

siswa untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai diketahui, dan

dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Permainan

merupakan suatu kegiatan yang membantu siswa mengembangkan

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan siswa akan bermuara pada prestasi

belajar. Prestasi belajar menurut Chosiyah (dalam Nurcahya, 2013) merupakan

peningkatan hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangakaian

kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai.

Kenyataan di lapangan banyak ditemui kendala dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013. Guru masih banyak mengalami kesulitan dalam implementasi

Kurikulum 2013, kesulitan yang dialami guru salah satunya adalah guru kurang

mampu memegang peran penting di dalam kelas sebagai seorang fasilitator.

Kesulitan lain yang dialami guru yakni, guru masih belum sepenuhnya memahami

bagaimana mengintegrasikan pendidikan karakter dalam masing-masing muatan

pelajaran dan mengevaluasinya. Pakar pendidikan Widharyanto dalam Diskusi

Urgensi Pendidikan Karakter di Ruang Auditorium Universitas Atmajaya (UAJY)

mengungkapkan bahwa “Banyak yang masih beranggapan pendidikan karakter merupakan tanggung jawab guru Pendidikan Agama dan PPKn saja”.

Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab semua guru bukan hanya guru

Pendidikan Agama dan PPKn saja. Widharyanto mengungkapkan “Padahal

(24)

karakter dalam masing-masing mata pelajaran dan mengevaluasinya”

(Kedaulatan Rakyat, Rabu 29 Oktober 2014).

Masalah lain terkait implementasi Kurikulum 2013 banyak ditemui

penyusunan RPP yang minimalis oleh guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang wajib dibuat dan

dikembangkan oleh guru. Pembimas Agama Katolik Kemenag DIY, Suharto

menekankan bahwa “Kurikulum 2013 ini akan terjabar dalam RPP yang nantinya

akan dijadikan pegangan guru saat mengajar” (Kedaulatan Rakyat, Senin 14 Juli

2014). Menurut Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa “Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)”.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru tidak dibenarkan

secara minimalis, menurut Fadlillah (2014) RPP harus mencakup: (1) data

sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok, (3) alokasi waktu;

(4) tujuan pembelajaran, KD, dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi

pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat, dan sumber belajar; (7)

langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (8) penilaian.

Masalah ditemukan peneliti pada saat melakukan penggalian data pada

lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDNSB,

SDNJ, SDNN, SDKG, dan SDKBJB yang telah menerapkan Kurikulum 2013.

(25)

Pengalaman Lapangan (PPL) di SDKG guru kelas I kerap menanyakan perihal

Kurikulum 2013. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada beberapa

kendala yang dihadapi guru dalam pengaplikasian Kurikulum 2013. Kendala yang

dihadapi guru dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Masalah terkait Implementasi Kurikulum 2013

SDNN SDKG SDNJ SDNSB SDKBJB pegangan guru dan siswa serta

Tabel 1.1 menunjukkan kendala yang dihadapi guru kelas I di lima Sekolah

Dasar di Yogyakarta mengalami kesulitan dalam penyusunan RPPH dengan

mengacu Kurikulum 2013. Perencanaan pembelajaran menjadi hal yang penting

sebab memuat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk

mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi

pembelajaran (Husamah dan Yanur: 2013).

Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya dilakukan dengan

wawancara guru kelas I, peneliti juga melakukan analisis dengan melakukan

wawancara pada siswa kelas I SD untuk mengetahui pembelajaran yang

diharapkan oleh siswa. Hasil wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Masalah yang dialami siswa kelas I dalam pembelajaran

(26)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa ingin belajar sambil bermain di luar

kelas, sedangkan guru belum dapat mengakomodasi pembelajaran dengan

keinginan siswa. Peneliti juga menemukan bahwa dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas guru relatif menggunakan model pembelajaran

ceramah dan diskusi yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang antusias

dalam pembelajaran. Hal tersebut peneliti temukan saat melakukan wawancara

dengan siswa kelas I yang berada di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta.

Permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan

bagi kepentingan pemain itu sendiri (Santrock dalam Aulina: 2012). Permainan

juga merupakan suatu metode dalam menanamkan nilai karakter pada siswa.

Siswa kelas I merupakan peralihan dari Taman Kanak-kanak yang kegemarannya

bermain dalam sebuah permainan. Beaty (2013) mengatakan bahwa permainan

merupakan sumber perkembangan bagi anak karena zona proksimal yang

berjalan memiliki fungsi untuk memberikan jalan pada peningkatan pemahaman

interaksi sosial siswa.

Permainan anak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas I SD

yang baru saja melalui masa peralihan dari Taman Kanak-Kanak ke sekolah dasar.

Semiawan (2008) menyatakan bahwa permainan merupakan hal yang

menyenangkan pada anak usia 6-11 tahun. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa

dibutuhkan langkah-langkah yang tepat untuk membantu guru dalam mengatasi

kesulitan implementasi Kurikulum 2013. Masalah yang terjadi menyebabkan

(27)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah pekerjaan

seorang guru namun penelitian ini menjadi penting karena RPPH yang dijadikan

bagian dari materi kurikulum sering tidak tersedia, jika tersedia sering dijadikan

panduan dari perkembangan kurikulum dan materialnya tidak sepenuhnya

digunakan seperti pengujian lapangan dan siklus dari revisi. Sesuai dengan

pendapat Borg and Gall (1983: 773) “Curriculum development is often guided by a curriculum philosophy or academic discipline rather than by the findings of empirical research. Also, the development of curriculum guides and materials does not usually involve a field-test-revise cycle. Studies by the Educational Products Information Exchange revealed that less than 1 percent of half million or so curriculum materials sold by the publishing industry have ever been field-tested with students and revised prior to publication. Increasingly, though, curriculum developers use elements of educational R & D methodology in their work. As more of these elements are used, curriculum development approximates educational R & D”.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa pengembangan kurikulum

yang dilakukan tidak pernah menggunakan pengujian lapangan dengan siswa

dan direvisi sebelumnya untuk dipublikasikan. Perkembangan kurikulum

memang menggunakan elemen dari penelitian dan pengembangan, namun

sebenarnya perkembangan kurikulum hanya mendekati pendidikan penelitian

dan pengembangan.

Berdasarkan uraian masalah yang diungkapkan peneliti, mengindikasikan

(28)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

(29)

1.2 Identifikasi Masalah

Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan Kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru

yaitu :

1.2.1 Guru mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013.

1.2.2 Guru kesulitan dalam penyusunan RPPH Kurikulum 2013.

1.2.3 Guru kesulitan dalam mengimplementasikan RPPH Kurikulum 2013

dalam proses pembelajaran.

1.2.4 Keterlambatan distribusi buku pegangan guru dan siswa.

1.2.5 Sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 tidak berjalan dengan optimal.

1.2.6 Siswa membutuhkan kegiatan pembelajaran berbasis permainan anak.

1.3 Pembatasan Masalah

Supaya dapat terfokus pada inti pengembangan, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) ini. Peneliti hanya akan membatasi masalah pada :

1.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi untuk

kelas I, tema kegiatanku, subtema kegiatan pagi hari.

1.3.2 Permainan yang digunakan dalam pembelajaran dibatasi pada 3

pembelajaran. Pembelajaran 2 menggunakan permainan bermain peran,

(30)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, masalah dalam penelitian

ini dirumuskan menjadi “Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan pagi

hari”.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menyusun model Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD

pada subtema kegiatan pagi hari”

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini antara lain :

1.6.1 Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman tentang penelitian Research and Development (R & D), serta menambah wawasan tentang penyusunan RPPH berbasis permainan anak.

1.6.2 Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian guru dalam menyampaikan

materi menggunakan permainan serta dapat memberikan motivasi untuk

melakukan penelitian mengenai penyusunan RPPH berbasis permainan

(31)

1.6.3 Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah atau

lembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan

proses pembelajaran untuk meningkatkan suatu pendidikan sekolah.

1.6.4 Bagi siswa

Penelitian ini dapat memberi alternatif lain dalam mempelajari suatu materi

pelajaran dengan cara melakukan permainan, sehingga diharapkan siswa

akan meningkat prestasi belajarnya.

1.7 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Komponen yang terdapat dalam

RPPH yang disusun oleh peneliti yaitu (1) identitas RPP, (2) pemetaan

Kompetensi Inti, (3) kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, (4) tujuan

pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) pendekatan, metode dan model

pembelajaran, (7) media, alat dan sumber pembelajaran, (8) langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, (9) penilaian pembelajaran, (10) lampiran materi, (11)

Lembar Kerja Siswa (LKS), (12) soal evaluasi dan (13) kunci jawaban pada

setiap pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang

disusun oleh peneliti memuat 13 komponen yang harus ada dalam RPPH.

Identitas RPP termuat jelas dalam produk yang disusun oleh peneliti, selanjutnya

peneliti juga mencantumkan pemetaan Kompetensi Inti. Kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran termuat dalam produk yang disusun oleh peneliti.

(32)

dalam setiap pertemuan. Hal tersebut oleh pemerintah sebenarnya tidak diajurkan

untuk memunculkan indikator pada KI-1 dan KI-2. Peneliti memunculkan

indikator KI-1 dan KI-2 dengan tujuan untuk menguatkan pendidikan karakter

dalam diri siswa. Setiap indikator pembelajaran menggunakan kata kerja

operasional sesuai dengan Taxonomi Bloom sehingga akan sangat membantu

guru dalam mencapai tujuan pembelajaran serta menyusun penilaian berdasarkan

indikator pembelajaran. Permainan anak dipilih sebagai metode pembelajaran

karena sesuai dengan karakteristik dan minat siswa.

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan masing-masing indikator,

indikator dirumuskan dari kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran menggunakan

kata kerja operasional serta memuat unsur A (Audience) yang menunjukkan bahwa kegiatan ditujukan untuk siswa, B (Behaviour) yang menunjukkan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa, C (Condition) yang menunjukkan sikap atau keterampilan yang akan diamati oleh guru, D (Degree) memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan yang akan diukur dan dinilai oleh guru. Materi

yang terdapat dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan tema pembelajaran dan

tingat perkembangan siswa.

Pendekatan scientific, tematik integratif dan konstruktivisme peneliti gunakan dalam setiap pertemuan. Pendekatan scientific termuat pada masing-masing kegiatan inti baik dalam penggalan pertama maupun penggalan kedua di

setiap pertemuan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan

kebutuhan guru yaitu dua kolom, terdapat kolom kegiatan guru dan kegiatan

(33)

scientific yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Peneliti mencantumkan keterangan dari masing-masing

kegiatan tersebut pada setiap langkah pembelajaran. Pendekatan tematik integratif

terlihat dalam materi pembelajaran yang saling terintegrasi antar muatan

pembelajaran yang satu dengan yang lain. Model pembelajaran yang digunakan

peneliti yaitu model pembelajaran discovery learning. Pemilihan model tersebut peneliti lakukan karena guru membutukan model pembelajaran yang dapat

membantu siswa membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Metode

pembelajaran yang digunakan secara keseluruhan yaitu ceramah, tanya jawab,

diskusi, demonstrasi, dan permainan yang merupakan ciri khas dalam produk

RPPH. Penggunaan metode pembelajaran peneliti sesuaikan dengan tujuan dan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Permainan anak dipadukan dalam produk RPPH ini dengan tujuan untuk

menyesuaikan tingkat perkembangan siswa. Permainan anak juga memuat

pendidikan karakter yang dapat membantu siswa berinteraksi dengan teman

sebaya, mengajarkan kepada siswa untuk sportif dalam melakukan permainan

serta mengajarkan siswa untuk bekerjasama. Permainan yang digunakan dalam

RPPH berjumlah 3 permainan antara lain bermain peran, ular naga dan petak

umpet. Permainan tersebut dipilih peneliti karena dikenal baik siswa serta

familiar, selain itu tidak memerlukan alat penunjang permainan yang mahal dan sulit untu didapatkan. Permainan yang dipilih dapat digunakan untuk menjelaskan

(34)

Penilaian pembelajaran terstruktur dengan jelas yang terdiri dari penilaian

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian berisi teknik penilaian (tes tetulis

dan unjuk kerja), instrumen penilaian (soal, kunci jawaban, rubrik penilaian).

Penilaian dibuat untuk setiap indikator, sehingga semua indikator dapat diukur

dengan jelas. Peneliti juga memberikan pedoman penskoran, untuk memudahkan

guru dalam memberikan penilaian kepada siswa.

Produk RPPH disusun dalam satu subtema yaitu “Kegiatan Pagi Hari”

terdiri dari 6 pertemuan, masing-masing pertemuan mengandung muatan yang

berbeda, sehingga memiliki tujuan dan metode yang berbeda-beda. Pertemuan

satu membahas materi ciri-ciri suasana di pagi hari dan malam hari, kemudian

siswa menggambarkan ciri-ciri suasana pagi hari. Metode yang digunakan lebih

mengacu pada diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Pertemuan kedua

memfokuskan kepada kegiatan di rumah yang memerlukan ucapan terima kasih,

siswa terlibat dalam permainan bermain peran. Metode yang digunakan peneliti

yaitu diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan permainan. Pertemuan ketiga berisi

tentang pengolahan data menggunakan piktograf setelah siswa melakukan

wawancara bersama kelompok masing-masing. Pertemuan keempat menggunakan

metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi. Pada pertemuan ini membahas materi

membandingkan lama suatu aktivitas. Pertemuan kelima membahas mengenai

denah perjalanan dari rumah ke sekolah. Peneliti menggunakan permainan petak

umpet untuk mambantu siswa masuk kedalam materi pembelajaran. Pertemuan

(35)

1.8 Definisi Operasional

Batasan pengertian ini bertujuan agar tidak menimbulkan pertanyaan dan

menimbulkan perbedaan pemahaman tentang istilah yang dipakai,

1.8.1 Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan beberapa perlengkapan biasanya

berupa dokumen yang digunakan guru untuk persiapan mengajar.

Perlengkapan tersebut meliputi Silabus, RPP, bahan ajar, LKS, buku siswa,

soal evaluasi, dan media pembelajaran.

1.8.2 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan kurikulum dari KBK yang

mulai diterapkan di Indonesia pada tahun ajaran 2013 dengan tujuan untuk

memperkuat karakter dari siswa.

1.8.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian adalah suatu pedoman yang

digunakan oleh guru dalam melaksanaan pembelajaran kepada siswa serta

berisi tentang kompetensi yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan evaluasi.

1.8.4 Permainan Anak

Permainan anak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang

dilaksanakan untuk kepentingan pemain itu sendiri. Kegiatan tersebut dapat

membuat siswa merasa senang, serta mampu memperkuat kemampuan

(36)

1.8.5 Permainan Bermain Peran

Permainan bermain peran adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh

siapapun, kegiatan tersebut dilakukan dengan berpura-pura menjadi sebuah

tokoh yang diinginkan oleh pemerannya.

1.8.6 Permainan Ular Naga

Permainan ular naga dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing

kelompok beranggota 5 hingga 10 orang. Pemain biasanya dimainakan oleh

dua kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 5-10 orang. Lagu

pada ular naga ketika barisan berputar melingkar melewati „gerbang‟ yaitu

“Ular naga panjangnya bukan kepalang, berjalan-jalan selalu riang kemari,

umpan yang lezat itulah yang dicari, ini dianya yang terbelakang”.

1.8.7 Permainan Petak Umpet

Permainan petak umpet memerlukan tempat yang cukup luas untuk

bermain. Permainan ini mengasikkan untuk siswa, karena siswa dapat

bersembunyi di suatu tempat dan teman yang lain (penjaga) harus berusaha

untuk mencarinya.

1.8.8 Siswa kelas I SD adalah siswa yang menempuh jenjang pendidikan sekolah

dasar kelas I di SDKG.

1.8.9 Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan yang menggunakan metode

ilmiah dalam kegiatan pembelajaran. Metode ilmiah terdiri dari menanya,

(37)

1.8.10.Pendekatan tematik terpadu

Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang menghubungkan

antara satu muatan dengan muatan yang lain dan membentuk satu tema

besar. Antara satu muatan dengan muatan yang lain membentuk suatu

(38)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan

masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari empat

bagian yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka

berfikir, dan pertanyaan-pertanyaan penelitan.

2.1Teori yang Mendukung

Teori yang mendukung memaparkan tentang belajar, teori belajar

konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia, kurikulum

2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, pembagian materi,

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa, dan

permainan anak.

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan demi memperoleh pengetahuan

baru. Kegiatan belajar dapat dilakukan dengan mempelajari hal-hal baru yang

belum diketahui ataupun memperdalam pengetahuan yang telah dimiliki oleh

seseorang. Pengetahuan yang didapat seseorang dari kegiatan belajar dapat selalu

menimbulkan perubahan tingkah laku. McGeoch (dalam Bimo W: 2005)

menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku (change of behavior performance) yang berarti setelah belajar siswa akan mengalami perubahan dalam perilakunya.

Belajar merupakan kegiatan yang dapat merubah perilaku seseorang. Proses

(39)

(dalam Sanjaya: 2006) mengungkapkan “Learning is the process by wich an

activity originates or changed trough training procedurs (wether in the laboratory or in the naural environtment) as distinguished from changes by factor not

atributable to training”. Terjemahan dari pernyataan tersebut dalam bahasa

Indonesia artinya belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur

latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Pengetahuan yang terus bertambah merupakan akibat dari belajar yang terus

dilakukan. Suyono dan Hariyanto (2012) menjelaskan bahwa belajar merupakan

suatu aktifitas dan proses untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian siswa.

Seseorang dapat menemukan pengetahuan dari lingkungan, bukan hanya dari

buku saja. Lingkungan memberikan pengetahuan baru kepada seseorang bahwa

belajar bukan hanya mengenai hafalan semata. Hal ini sama dengan yang

dikemukakan oleh Hamzah (2007) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar proses menghafal materi dari buku,

kemudian mampu mengerjakan soal yang diberikan. Belajar yang sebenarnya

merupakan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh individu untuk menemukan pengetahuan baru, pengetahuan yang

diperoleh dapat berasal dari lingkungan bukan hanya dari kelas. Belajar mampu

(40)

merupakan proses perubahan perilaku yang dipelajari seseorang demi menemukan

hal-hal baru sepanjang hidupnya.

2.1.2Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar berguna untuk memaparkan teori-teori tentang belajar. Teori

yang akan dipaparkan adalah teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme

memandang bahwa siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri

berdasarkan apa yang telah dipelajari. Pengetahuan yang didapat siswa melalui

pengalaman digunakan sebagai pemahaman baru bagi siswa. Konstruktivisme

menganggap bahwa pengetahuan terbangun melalui pengalaman siswa dalam

menghadapi sejumlah fenomena atau fakta alami (Suyono & Hariyanto: 2012).

Pemerolehan pengetahuan siswa dapat dilakukan dengan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Pemberian

kesempatan tersebut merupakan masa emas bagi siswa karena dapat belajar

sendiri bersama dunianya. Kegiatan belajar dalam teori belajar konstruktivisme

memandang bahwa setiap siswa membentuk pemahaman melalui apa yang

mereka pelajari sendiri dari suatu pengetahuan maupun keterampilan (Schunk:

2012).

Kegiatan belajar harus diiringi dengan penanaman refleksi kepada siswa

atas apa yang telah dilakukan serta hal yang akan dilakukannya kelak. Suyono dan

Hariyanto (2012) dalam bukunya menjelaskan bahwa konstruktivisme merupakan

pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman,

dapat membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman tentang dunia

(41)

Teori belajar konstruktivisme didukung oleh teori Piaget. Piaget

mengungkapkan bahwa perkembangan siswa yang bermakna akan membangun

struktur pengetahuan untuk memahami dan menanggapi pengalaman dalam

lingkungannya. Struktur kognitif siswa meningkat sesuai dengan perkembangan

usianya menunju aktivitas mental yang komplek (Suryono & Hariyanto: 2012).

Pembelajaran yang akan terjadi di dalam kelas haruslah pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswanya. Teori konstruktivis Piaget dicirikan dengan adanya

pembelajaran aktif, pengalaman langsung (first-hand experience), dan motivasi intrinsik yang memacu perkembangan kognitif (Bannet, Liz dan Sue : 2005).

Tokoh lain yang dianggap sebagai pionir dalam teori konstruktivisme adalah

Vygotsky. Vygotsky menekankan lingkungan sosial sebagai penentu

perkembangan individu. Interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya akan

meningkatkan perkembangan intelektual. Konsep ZPD (Zone of Proximal Develompment) menyatakan bahwa adanya perbedaan antara apa yang dilakukan siswa sendiri dengan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan orang lain.

Orang lain yang dimaksud adalah teman sebaya, guru, dan orang tua (Schunk:

2012).

Guru dapat mengoptimalkan kegiatan belajar melalui permainan untuk

mendukung kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar yang bermakna tentu akan

selalu diingat oleh siswa. Kebermaknaan pembelajaran merupakan pengalaman

yang berharga bagi siswa. Guru harus menekankan pentingnya peran pengalaman

bagi siswa, atau interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya (Suryono &

(42)

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme

menekankan pada pemerolehan pengetahuan yang didapat siswa berasal dari

pengalaman yang diperolehnya sendiri. Pengalaman dapat membantu siswa dalam

membangun pengetahuan yang didapatnya setelah mempelajari suatu hal yang

baru.

2.1.3 Prestasi Belajar

Usaha yang dilakukan oleh siswa dalam proses pemerolehan pengetahuan

dapat dinyatakan dengan nilai. Nilai yang diperoleh siswa tersebut kemudian

menjadi prestasi belajar untuk siswa tersebut. Prestasi belajar menurut Chosiyah

(dalam Nurcahya: 2013) merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih

dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan

nilai.

Prestasi siswa diukur berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Muhibbin (2003: 214-215) mengungkapkan bahwa “Aspek untuk menilai prestasi

belajar ada 3 yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor”. Aspek

kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi (IQ) siswa.

Aspek ini dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek afektif adalah aspek

yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi siswa. Aspek ini dapat dilihat

dari proses belajar siswa di kelas melalui ketelitian, tanggung jawab, kerjasama,

kedisiplinan, serta kepedulian siswa. Aspek psikomotor lebih melihat pada

aktivitas siswa berupa gerak fisiknya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian prestasi belajar yaitu hasil

(43)

dinyatakan secara menyeluruh dari aspek kognitif, aspek afektif serta aspek

psikomotor.

2.1.4 Kurikulum

Kurikulum merupakan pendukung bagi terciptanya arah pendidikan yang

bermutu. Keberhasilan pendidikan bergantung pada kurikulum yang digunakan.

Tanpa adanya kurikulum akan sangat mustahil pendidikan suatu bangsa dapat

berjalan. “Kurikulum merupakan elemen penting dalam pendidikan yang

memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas dan

potensi dari siswa” (Permendikbud: 2014).

Pengertian kurikulum dalam UU No.20 Tahun 2003 merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan pendidikan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan pendidik sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Sanjaya: 2008). Pengaturan

pembelajaran perlu dilakukan oleh guru karena akan meningkatkan kemampuan

siswa sesuai kompetensi dasar yang dikembangkan. Mulyasa (2006) juga

berpendapat bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan terkait

dengan tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang akan

digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil yakni kurikulum merupakan salah satu

unsur dalam pendidikan yang harus ada, kurikulum merupakan pedoman yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tercapainya tujuan pendidikan

(44)

Keberhasilan tujuan pendidikan akan dapat dilihat pada terciptanya siswa yang

memiliki iman pada Tuhan YME, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki akhlak yang

mulia, sehat jasmani dan rohani, kreatif serta mandiri.

2.1.5 Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Bangsa Indonesia mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum sampai saat

ini, berikut perubahan kurikulum dari tahun ke tahun. Pertama, Rencana Pelajaran

1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Kurikulum ini lebih

mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat

daripada pengetahuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian belum ada pada

kurikulum Rencana Pelajaran. Kurikulum ini memuat hanya 2 unsur pokok, yaitu

(1) daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program

pengajaran (Suparlan:2011).

Pendidikan watak yang difokuskan disini sama dengan Kurikulum 2013

yang ingin menguatkan soft skills siswa. Penyeimbangan antara hard skills dan

soft skills sangat penting bagi siswa, pintar saja tidak mampu menjamin seorang siswa dapat sukses dikehidupan mendatang.

Kedua, rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari

kurikulum 1947. Rencana pelajaran yang disebut silabus sudah ada dalam

kurikulum ini. Rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Setiap mata pelajaran kurikulum ini

diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas

(45)

Perangkat pembelajaran yang ada dalam Kuriulum 2013 antara lain berupa

silabus, RPPH, bahan ajar, LKS, penilaian serta media pembelajaran. Silabus

dapat dikembangkan oeh sekolah, sedangkan RPPH wajib disusun oleh guru

untuk setiap kali pertemuan pembelajaran.

Keempat, Rencana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari kurikulum Rencana Pelajaran 1958. Kurikulum ini mewajibkan metode

pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah (problem solving). Kurikulum Rencana Pendidikan 1964 terdapat pancawardhana yaitu pengembangan moral,

kecerdasan, emosional/artistic, keprigelan, dan jasmani (Trianto: 2009).

Kurikulum ini menekankan pada pengembangan moral, kecerdasan,

emosional/artistic, keprigelan dan jasmani. Hal tersebut sama halnya dengan Kurikulum 2013 yang ingin memperkuat kemampuan soft skills dan hard skills

siswa. Istilah pengembangan moral, kecerdasan, emosional dapat diartikan dengan

kemampuan soft skills, sedangkan keprigelan dan jasmani merupakan hard skills. Kelima, Kurikulum1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Beberapa mata pelajaran Ilmu Hayat dan Ilmu Alam mengalami

perubahan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang sekarang sering

disebut sains. Pada kurikulum ini, untuk pertama kali istilah kurikulum

digunakan di Indonesia (Suparlan: 2011). Jika pada kurikulum ini struktur

program dibagi menjadi tiga, namun muatan pelajaran pada produk yang disusun

pengajarannya diberikan secara berkaitan atau terpadu. Muatan yang akan dipakai

(46)

Kewarganegaraan), Bahasa Indonesia (Pendidikan Bahasa Indonesia), dan SBDP

(Pendidikan Kesenian).

Kurikulum ini telah mengenal pengintegrasian, sama halnya dengan

Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif yang

memadukan muatan pelajaran kedalam satu tema kemudian membaginya kedalam

beberapa subtema. Penggunaan tema bertujuan untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa dalam

pembelajaran.

Keenam, Kurikulum 1975 lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomer IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973 yang bertujuan untuk membentuk manusia

Indonesia serta untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. Struktur

program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral

Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) IPS, (5) Matematika, (6) IPA, (7) Olahgraga

dan kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus. Kurikulum ini sudah

membuat pedoman pembelajaran yang tertuang dalam Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional (PSSI). Menurut (Triyanto: 2009) metode, materi, dan tujuan

pelajaran dalam kurikulum 1975 tertuang secara gamblang dalam PPSI, kemudian

lahir Rencana Pelajaran setiap satuan bahasan. Berdasarkan pendapat tersebut,

kurikulum 1975 sudah mulai menuangkan kegiatan pembelajaran dalam rencana

pelajaran, atau sekarang disebut sebagai RPPH.

Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

(47)

Kurikulum. Trianto (2009) berpendapat bahwa kurikulum ini menggunakan

process skills approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar Dari hal-hal yang bersifat mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga

melaporkan (konsep cara belajar siswa aktif).

Penerapan kurikulum ini sama dengan Kurikulum 2013, letak kesamaan

tersebut pada guru yang berperan sebagai fasilitator. Pendekatan yang digunakan

yaitu pendekatan ilmiah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan imformasi,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pendekatatan kegiatan dalam produk

RPPH Kurikulum 2013 yang disusun juga menggunakan pendekatan ilmiah 5M

(menanya, mengamati, mengomunikasikan, menalar, mencoba).

Kedelapan, Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomer 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 dilaksanakan

berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 060/ U/ 1993 tanggal 25

Februari 1993. Penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum harus didasarkan

dengan proses dan tujuan, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan

optimal. Trianto (2009) mengungkapkan bahwa struktur Kurikulum 1994

berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum

1984 dengan tujuan pendekatan proses. Kurikulum 1994 menggunakan

pendekatan proses, sejalan dengan Kurikulum 2013 yang memberikan penilaian

terhadap proses belajar siswa..

Kesembilan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum 1975-1994 berorientasi pada pencapaian tujuan yang berimplikasi

(48)

menekankan pengembangan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan

standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK memiliki empat

komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas

(PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis

Sekolah (PKBS). Pada kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan

CTL, serta penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan

afektif dengan penekanan penilaian berbasis kelas (Trianto: 2009). Penilaian

belajar pada kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan.

Hal tersebut sama dengan Kurikulum 2013 yang menggunakan penilaian mulai

dari aspek pengetahuan, social dan keterampilan.

Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, kurikulum ini merupakan pengembangan dari KBK. Standar isi dan proses yang

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum ini dikembangkan oleh

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) diamanatkan oleh Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Suparlan: 2011). Tujuan pendidikan pada kurikulum KTSP menurut

(Trianto: 2009) menekankan pada dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lanjut.

Pada kurikulum KTSP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh

(49)

silabus yang dapat dikembangkan oleh guru, sehingga guru menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran sendiri. Berbeda dengan kurikulum KTSP peneliti akan

mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang tidak memakai EEK

(Eksplorasi, Elaborasi, dan Komunikasi) pada langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, serta aspek yang digunakan tidak memakai kognitif, afektif, dan

psikomotorik lagi. Rencana Pembelajaran dibuat berdasarkan KI (Kompetensi

Inti). Kurikulum KTSP memberikan kesempatan lebih kepada guru untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan lingkungan, kondisi

siswa serta kondisi sekolah.

Setelah diuraikan perkembangan kurikulum dari tahun ke tahun, sekarang

dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum di Indonesia selalu mengacu pada

kurikulum terdahulu. Perubahan kurikulum yang terus berganti memiliki tujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Seperti

yang telah diungkapkan (Hidayat: 2013) yang menyatakan bahwa kurikulum

sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis

sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

2.1.6 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum KTSP, adanya kurikulum ini

bermaksud ingin menyeimbangkan kemampuan hard skills dan soft skills siswa serta memperkuat karakter siswa. Fadlilliah (2014) mengungkapkan bahwa

Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam kegiatan

(50)

siswa yang baik akan menjadikan generasi penerus berpikir menggunakan

kemampuan soft skills dan hard skills. Hal serupa juga dikemukakan oleh Hidayat (2013) yang mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 dicita-citakan dapat

melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya

cerdas secara intelektualnya saja namun juga cerdas secara emosi, dan

spiritualnya.

Kesimpulannya, Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang menginginkan siswa memiliki nilai-nilai

karakter yang kuat, selain itu tujuan adanya Kurikulum 2013 ingin menciptakan

generasi yang memiliki kemampuan intelektual yang seimbang dengan soft skills.

2.1.6.1 Ciri-ciri Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,

ciri-ciri yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah :

2.1.6.1.1 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran yang melalui proses ilmiah di dalamnya. Siswa memperoleh

pengetahuan berdasarkan apa yang mereka pelajari melalui panca indera serta

menggunakan pikiran mereka. Fadlillah (2014) mengungkapkan bahwa

Gambar

Gambar  2.1 Bagan Literature Map
Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian R & D menurut Sugiyono (2013)
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall
Gambar 3.3 Bagan prosedur penelitian pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Citra resolusi tinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Quickbird, citra satelit GeoEye-1 dan foto udara ultralight. Data tersebut dipilih

Pada makalah ini diusulkan rancangan simulasi pencitraan objek logam dengan penerapan mode transmisi menggunakan sumber radiasi gelombang permukaan ( plane wave ) di

*Guna : Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan serta lateralisasi yang tercermin dari kemampuan anak memakai baju sendiri, lempar-tangkap

PROGRAM STODI TtrKNIK KOMPUITR JURUSAN TE C{OLOCI INTORMA,SI POLITXKNTK UNIVERSITAS

Menurut Moursund (1997) dalam Made Wena (2009: 147) kelebihan dari metode proyek antara lain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kemampuan dalam

Mengenai hal ini, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan atau indikator dalam merekrut guru-guru di Indonesia. Yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tentang

Saran untuk calon guru PAI adalah untuk mendalami kompetensi. ini sebelum terjun menjadi seorang pengajar, karena