• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan Kalimantan Tengah tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan Kalimantan Tengah tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
358
0
0

Teks penuh

(1)

Indah Pertiwi Manurung. 2015. Analisis Kesalahan pada Aspek

Geometri dan Pengukuran di Kalangan Siswa Baru SMP Negeri 7 Arut

Selatan Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui jenis kesalahan pada aspek

geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan

Tahun Ajaran 2015/2016, 2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP

Negeri 7 Arut Selatan Tahun Ajaran 2015/2016.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan

deskriftif kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 34 siswa baru di SMP Negeri 7

Arut Selatan. Guna menggali informasi lebih dalam, diambil sampel sebanyak 5

siswa dengan cara wawancara. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah

hasil jawaban tes diagnostik dan wawancara siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa

yaitu: 1) kesalahan konsep, 2) kesalahan menghitung, 3) kesalahan menggunakan

logika, 4) kesalahan menyetarakan nilai satuan, 5) kesalahan menafsirkan suatu

pernyataan, 6) kesalahan menafsirkan gambar, 7) kesalahan analisis, 8) kesalahan

mengukur, dan 9) kesalahan interpretasi bahasa. Faktor penyebab kesalahan yang

dilakukan siswa adalah 1) ketidaktahuan siswa dalam mendefinisikan sifat-sifat

dari bangun datar dan bangun ruang, 2) siswa tidak mengetahui nama dan bentuk

dari bangun datar dan bangun ruang, 3) siswa tidak memahami konsep sumbu

simetri, pencerminan, dan kesebangunan bangun datar, 4) siswa tidak mengetahui

tangga satuan panjang dan berat, 5) siswa tidak dapat membaca hasil pengukuran

baku, 6) siswa tidak memahami konsep keliling dan luas bangun datar serta

volume bangun ruang dalam aspek pengukuran, 7) siswa tidak memahami

bilangan bulat negatif sehingga salah menentukan titik koordinat, 8) siswa tidak

teliti dalam memahami pernyataan soal, dan 9) siswa dalam mengerjakan soal

dilakukan dengan secara coba-coba atau menerka-nerka jawaban.

(2)

ABSTRACT

Indah Pertiwi Manurung. 2015. Error Analysis on Aspects of Geometry and

Measurement Among the New Students of SMP N 7 Arut Selatan in

Academic Year 2015/2016. Mathematics Education Study Program,

Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher

Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

The research aims to 1) determine the type of errors on aspects of

geometry and measurement among the new students of SMP N 7 Arut Selatan in

Academic Year 2015/2016, 2) determine the factors that cause errors in the

aspects of geometry and measurement among the new students of SMP N 7 Arut

Selatan in Academic Year 2015/2016.

The method used in this research is quantitative and qualitative

descriptive. The subjects of research as many as 34 new students of SMP N 7

Arut Selatan. To get more depth information, we use 5 new students for sample

by interview. The source data in this research is from the result of students'

answers to diagnostic tests and interviews

The results of research showed that the type of mistakes made by the

students, they are: 1) misconceptions, 2) invalid of calculation, 3) logically

invalid inference, 4) invalid in equalize the value of the unit, 5) misinterpreted of

statement, 6) misinterpreted of image, 7) error of analysis, 8) error of

measurement, and 9) misinterpreted language. Whereas the causes of errors, they

are 1) student not able to define the properties of a two dimentios and three

dimentios, 2) student do not understand the names and shape of a two dimentions

and three dimentions, 3) student misunderstood the concept of axis symmetry,

reflection, and similarity of a two dimentions, 4) student do not understand the

arrange unit of length and weight, 5) student can not read the results of

measurement of time, length, and weight, 6) student do not understand the

concept of circumserene and areas of polygons and volume of geometry, 7)

student do not understand negative integers so invalid determines the coordinates

of the point, 8) student are less rigorous in understanding the problem statement,

and 9) student answer the questions by trial and guess.

(3)

i

ANALISIS KESALAHAN PADA ASPEK GEOMETRI DAN

PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU SMP NEGERI 7 ARUT

SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Indah Pertiwi Manurung

NIM: 111414067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

Halaman Judul

ANALISIS KESALAHAN PADA ASPEK GEOMETRI DAN

PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU SMP NEGERI 7 ARUT

SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Indah Pertiwi Manurung

NIM: 111414067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii

Halaman Persetujuan Pembimbing

SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PADA ASPEK GEOMETRI DAN

PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU SMP NEGERI 7 ARUT

SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh:

INDAH PERTIWI MANURUNG

NIM: 111414067

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(6)

iii

Halaman Pengesahan

SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PADA ASPEK GEOMETRI DAN

PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU SMP NEGERI 7 ARUT

SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Indah Pertiwi Manurung

111414067

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 09 November 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua

: Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd.

………

Sekretaris

: Dr. Hongki Julie, M. Si

………

Anggota

: Drs. Th. Sugiarto Pudjohartono, M.T.

………

: D. Arif Budi Prasetyo, M.Si

………

: Febi Sanjaya, M. Sc

………

Yogyakarta, 09 November 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara

kamu terhadap yang jahat

II Tesalomika 3: 3

Jangan meminta kepada Tuhan ombak yang tenang untuk dapat

menyeberangi lautan. Tetapi, mintalah kekuatan untuk melewati dan

menghadapi sebesar apapun ombak itu (AM)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menguatkan hatiku dan membimbing langkahku dalam setiap waktu

Bapak dan mama yang telah membesarkan ku dengan cinta kasih

Abang Herys yang telah membentuk aku menjadi kakak yang baik buat adik-adik De Tia, De Gres, De Anggi, dan De Nikhen yang selalu jadi alasan ku tukbersemangat dan memberi semangat

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 November 2015

Penulis,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Indah Pertiwi Manurung

Nomor Induk Mahasiswa

: 111414067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KESALAHAN PADA ASPEK GEOMETRI DAN

PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU SMP NEGERI 7 ARUT

SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN AJARAN 2015/2016”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 09 November 2015

Yang menyatakan,

(10)

vii

ABSTRAK

Indah Pertiwi Manurung. 2015. ANALISIS KESALAHAN PADA

ASPEK GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI KALANGAN SISWA BARU

SMP NEGERI 7 ARUT SELATAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

AJARAN 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui jenis kesalahan pada aspek

geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan Tahun

Ajaran 2015/2016, 2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada

aspek geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan

Tahun Ajaran 2015/2016.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan deskriftif

kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 34 siswa baru di SMP Negeri 7 Arut Selatan.

Guna menggali informasi lebih dalam, diambil sampel sebanyak 5 siswa dengan

cara wawancara. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah hasil jawaban tes

diagnostik dan wawancara siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa

yaitu: 1) kesalahan konsep (8 kasus); 2) kesalahan teknis (7 kasus); 3) kesalahan

menginterpretasi bahasa (4 kasus); 4) kesalahan menyetarakan nilai satuan (2

kasus); 5) kesalahan menggunakan logika (2 kasus); dan 6) kesalahan analisis (1

kasus). Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah 1) ketidaktahuan

siswa dalam mendefinisikan sifat-sifat dari bangun datar dan bangun ruang, 2)

siswa tidak mengetahui nama dan bentuk dari bangun datar dan bangun ruang, 3)

siswa tidak memahami konsep sumbu simetri, pencerminan, dan kesebangunan

bangun datar,4) siswa tidak mengetahui tangga satuan panjang dan berat, 5) siswa

tidak dapat membaca hasil pengukuran baku, 6) siswa tidak memahami konsep

keliling dan luas bangun datar serta volume bangun ruang dalam aspek pengukuran,

7) siswa tidak memahami bilangan bulat negatif sehingga salah menentukan titik

koordinat, 8) siswa tidak teliti dalam memahami pernyataan soal, dan 9) siswa

dalam mengerjakan soal dilakukan dengan coba-coba atau menerka-nerka jawaban.

(11)

viii

ABSTRACT

Indah Pertiwi Manurung. 2015. Error Analysis on Aspects of Geometry and

Measurement Among the New Students of SMP N 7 Arut Selatan Kalimantan

Tengah in Academic Year 2015/2016. Mathematics Education Study Program,

Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher

Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

The research aims to 1) determine the type of errors on aspects of geometry

and measurement among the new students of SMP N 7 Arut Selatan in Academic

Year 2015/2016, 2) determine the factors that cause errors in the aspects of

geometry and measurement among the new students of SMP N 7 Arut Selatan in

Academic Year 2015/2016.

The method used in this research is quantitative and qualitative descriptive.

The subjects of research as many as 34 new students of SMP N 7 Arut Selatan. To

get more depth information, we use 5 new students for sample by interview. The

source data in this research is from the result of students' answers to diagnostic tests

and interviews

The results of research showed that the type of mistakes made by the

students, they are: 1) misconceptions (8 cases); 2) invalid of calculation (7 cases);

3) logically invalid inference (4 cases); 4) invalid in equalize the value of the unit

(2 cases); 5) misinterpreted of statement (2 cases); and 6) misinterpreted of image

(1 cases). Whereas the causes of errors, they are 1) student not able to define the

properties of a two dimentions and three dimentions, 2) student do not understand

the names and shape of a two dimentions and three dimentions, 3) student

misunderstood the concept of axis symmetry, reflection, and similarity of a two

dimentions, 4) student do not understand the arrange unit of length and weight, 5)

student can not read the results of measurement of time, length, and weight, 6)

student do not understand the concept of circumserene and areas of polygons and

volume of geometry, 7) student do not understand negative integers so invalid

determines the coordinates of the point, 8) student are less rigorous in understanding

the problem statement, and 9) student answer the questions by trial and guess.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus karena berkat dan

pertolonganNya akhirnya proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam memperoleh gelar

sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa dan dukungan dari

berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Oleh karena itu, peneliti

berkesempatan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Penididikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S, Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Hongki Julie, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4.

Bapak Drs. Th. Sugiarto Pudjohartono, M.T., selaku dosen pembimbing

yang telah sabar memberikan waktu, pikiran, dan arahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5.

Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

6.

Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Arut Selatan yaitu Ibu Rosmala Y. Lumula,

S. Pd. dan Ibu Ladis, S. Pd., selaku guru yang telah memberikan izin dan

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

7.

Siswa baru kelas VII SMP Negeri 7 Arut Selatan tahun ajaran 2015/2016

yang sudah memberikan waktu dan pikiran dalam penelitian ini.

(13)

x

9.

Inang Biblevrouw Marsinta Ulina Manik dan Abang Alpeus Manihuruk atas

perhatian, semangat, waktu, dan doa selama penyusunan skripsi ini.

10.

Teman-teman perjuangan yaitu P.Mat 2011.

11.

Teman-teman kos Putri Ayu yang luar biasa.

12.

Teman-teman Multimedia HKBP Yogyakarta sebagai teman melayani

bersama.

13.

Teman-teman NHKBP Yogyakarta atas doa dan semangatnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

dan para pembaca.

Yogyakarta, 09 November 2015

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT

... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 3

C.

Tujuan Penelitian ... 3

D.

Pembatasan Masalah ... 4

E.

Penjelasan Istilah ... 4

F.

Manfaat Penelitian ... 5

G.

Sistematika Penulisan ... 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Objek Langsung Matematika ... 7

B.

Tes Diagnostik ... 11

C.

Kesalahan ... 12

D.

Faktor Penyebab Siswa Mengalami Kesalahan ... 17

E.

Materi Pembelajaran Geometri dan Pengukuran Sekolah Dasar ... 19

F.

Kerangka Berpikir ... 41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 43

B.

Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

C.

Subyek dan Obyek Penelitian ... 44

(15)

xii

E.

Instrumen Penelitian ... 46

F.

Teknik Analisis Data ... 72

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS

DATA,

PEMBAHASAN

HASIL

PENELITIAN,

DAN

KETERBATASAN PENELITI

A.

Pelaksanaan Penelitian ... 76

B.

Tabulasi Data ... 78

C.

Analisis Data ... 118

D.

Pembahasan Penelitian ... 208

E.

Keterbatasan Penelitian ... 222

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 224

B.

Saran ... 226

DAFTAR PUSTAKA ... 227

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Diagnostik ... 47

Tabel 3.2 Interpretasi reliabilitas mengacu pendapat Guilford ... 73

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 76

Tabel 4.2a Data Hasil Tes Uji Coba ... 79

Tabel 4.2b Data Hasil Tes Uji Coba (Lanjutan) ... 81

Tabel 4.3a Data Hasil Tes Diagnostik ... 83

Tabel 4.3b Data Hasil Tes Diagnostik (Lanjutan) ... 85

Tabel 4.4 Profil Jawaban Salah ... 87

Tabel 4.5 Cuplikan wawancara siswa ... 97

Tabel 4.6 Hasil validitas tes uji coba ... 119

Tabel 4.7 Tabel Kesalahan Siswa ... 121

Tabel 4.8 Hasil Analisis Jawaban Siswa ... 125

Tabel 4.9 Pengelompokkan Kesalahan pada aspek geometri ... 146

Tabel 4.10 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran waktu ... 148

Tabel 4.11 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran panjang ... 149

Tabel 4.12 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran berat ... 150

Tabel 4.13 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran sudut ... 150

Tabel 4.14 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran kuantitas ... 151

Tabel 4.15 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran keliling dan volume. 151

Tabel 4.16 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran luas ... 152

Tabel 4.17 Pengelompokkan kesalahan pada pengukuran kecepatan rata-rata, debit,

dan titik koordinat ... 153

Tabel 4.18 Analisis wawancara terhadap aspek geometri ... 155

Tabel 4.19 Analisis Wawancara Terhadap Pengukuran Waktu ... 165

Tabel 4.20 Analisis Wawancara Terhadap Pengukuran Panjang ... 176

Tabel 4.21 Analisis wawancara terhadap pengukuran berat ... 183

Tabel 4.22 Analisis Wawancara Terhadap Pengukuran Sudut ... 187

Tabel 4.23 Analisis Wawancara Terhadap Pengukuran Kuantitas ... 188

Tabel 4.24 Analisis Wawancara Terhadap Pengukuran Keliling ... 189

(17)

xiv

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegipanjang ... 20

Gambar 2.2 Persegi ... 21

Gambar 2.3 Jajargenjang... 21

Gambar 2.4 Layang-layang ... 22

Gambar 2.5 Trapesium ... 23

Gambar 2.6 Segitiga ... 23

Gambar 2.7 Lingkaran ... 24

Gambar 2.8 Simetri cermin ... 25

Gambar 2.9 Simetri cermin pada segitiga ... 25

Gambar 2.10 Simetri cermin pada layang-layang ... 25

Gambar 2.11 Simetri cermin pada jajargenjang ... 25

Gambar 2.12 Simetri cermin pada trapesium ... 26

Gambar 2.13 Pencerminan ... 26

Gambar 2.14 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar ... 27

Gambar 2.15 Perbandingan sisi-sisi dari kedua bangun sama ... 27

Gambar 2.16 Prisma ... 28

Gambar 2.17 Limas ... 28

Gambar 2.18 Tabung ... 29

Gambar 2.19 Kerucut ... 30

Gambar 2.20 Tangga ukuran panjang ... 31

Gambar 2.21 Tangga ukuran berat ... 32

Gambar 2.22 Luas persegipanjang ... 33

Gambar 2.23 Luas persegi ... 34

Gambar 2.24 Luas jajargenjang ... 34

Gambar 2.25 Luas trapesium ... 34

Gambar 2.26 Luas layang-layang ... 35

Gambar 2.27 Luas segitiga... 35

Gambar 2.28 Luas lingkaran ... 36

(19)

xvi

Gambar 2.30 Volume kubus ... 37

Gambar 2.31 Volume prisma ... 37

Gambar 2.32 Volume tabung ... 37

Gambar 2.33 Volume limas ... 38

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Revisi tes diagnostik ... 231

Lampiran 2 Soal tes diagnostik ... 246

Lampiran 3 Rubrik penilaian ... 262

Lampiran 4 Jawaban siswa ... 263

Lampiran 5 Analisis validitas ... 268

Lampiran 6 Teks wawancara ... 304

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pengalaman saat memberi les matematika kepada siswa,

peneliti menemukan kesalahan-kesalahan ketika siswa menyelesaikan

permasalahan matematika, misalnya: siswa sekolah menengah atas (SMA)

kelas X (sepuluh) mengemukakan bahwa

+

=

+

. Setelah melihat

contoh di atas, kesalahan yang dilakukan siswa tersebut berasal dari

pengetahuan awal yang diterima saat di sekolah menengah pertama (SMP). Hal

ini dipertegas oleh pernyataan oleh Bettencourt (dalam Suparno, 1997: 18)

pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan

melalui kegiatan seseorang. Pengetahuan siswa tersebut dikonstruksi

(dibangun) berdasarkan pengalaman dia saat belajar di sekolah dasar.

(22)

bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang

lalu (Herman, 1988: 3).

Pengetahuan awal yang dibangun dan dibentuk oleh siswa merupakan

modal awal bagi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Jika siswa sudah

mengalami konsep yang salah dari pengetahuan awal maka akan menimbulkan

kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Siswa

biasanya hanya menghafal dan mengingat konsep yang diajarkan. Padahal,

dalam belajar matematika siswa harus memahami materi terlebih dahulu

sehingga pengetahuan yang dibangun sesuai dengan konsep yang ada. Menurut

von Glaserfeld (dalam Suparno, 1997: 19), pengetahuan itu dibentuk oleh

struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya.

Oleh karena itu, siswa membentuk dan membangun pengetahuannya sendiri

berdasarkan lingkungan di mana dia melakukan interaksi

Geometri dan pengukuran merupakan salah satu aspek pembelajaran

matematika di sekolah dasar. Namun, walaupun sudah dipelajari ketika di

sekolah dasar, masih banyak siswa mengalami kesulitan ketika mempelajari

materi geometri. Hal ini berdasarkan wawancara guru matematika kelas IX

SMP Negeri 7 Arut Selatan. Guru mengatakan bahwa ketika memasuki materi

kekongruenan dan kesebangunan materi kelas IX semester pertama siswa

masih merasa kesulitan dalam menentukan perbandingan ukuran pada bangun

datar.

(23)

pengetahuan yang dibangun ketika di sekolah dasar serta penyebab dari

kesalahan tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka akan dilakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Ke

salahan pada Aspek Geometri dan Pengukuran di

Kalangan Siswa Baru SMP Negeri 7 Arut Selatan Kalimantan Tengah Tahun

Ajaran 2015/2015”

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.

Apa saja jenis kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di kalangan

siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan Kalimantan Tengah tahun ajaran

2015/2016?

2.

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan pada aspek geometri

dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan

Kalimantan Tengah tahun ajaran 2015/2016?

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui jenis kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di

(24)

2.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada aspek

geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut

Selatan Kalimantan Tengah tahun ajaran 2015/2016.

D.

Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini hanya difokuskan pada jenis-jenis

kesalahan yang dilakukan kalangan siswa baru SMP Negeri 7 Arut Selatan pada

aspek geometri dan pengukuran. Yang dimaksud dengan jenis-jenis kesalahan

pada penelitian ini hanya berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan wawancara.

Sedangkan, penyebab kesalahan hanya dianalisis berdasarkan faktor internal

siswa.

E.

Penjelasan Istilah

Pada penelitian ini, adapun pembatasan-pembatasan istilah sebagai

berikut:

1.

Kesalahan

Kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan (Tim Reality, 2008: 566).

2.

Geometri

(25)

3.

Pengukuran

Pengukuran merupakan sebuah proses yang menghubungkan bilangan

dengan atribut sebuah objek atau peristiwa (Reys dkk., 2002 dalam

Runtukahu, 2014: 48).

Berdasarkan batasan istilah, maka “

Analisis Kesalahan Pada Aspek

Geometri dan Pengukuran di Kalangan Siswa Baru SMP Negeri 7 Arut

Selatan Kalimantan Tengah Tahun Ajaran 2015/2016”

berarti meneliti jenis

kesalahan-kesalahan dan penyebabnya di kalangan siswa baru SMP Negeri

7 Arut Selatan Kalimantan Tengah tahun ajaran 2015/2016 terkait aspek

geometri dan pengukuran.

F.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat, antara lain:

1.

Bagi Sekolah

Memberi gambaran dan masukan bagi sekolah mengenai

kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran matematika di kalangan siswa baru.

2.

Bagi Guru

(26)

3.

Bagi Peneliti Lain

Dapat mengetahui letak kesalahan-kesalahan di kalangan siswa baru

sehingga ketika peneliti lain kelak menjadi guru sudah mengetahui letak

kesalahan-kesalahan siswa.

G.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I

Berisi tentang latar belakang penulisan, penjelasan istilah, hal-hal

yang akan dibahas, serta tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II

Berisi tentang landasan teori yang digunakan oleh peneliti.

Bab III Berisi tentang jenis penelitian, subyek penelitian, metode penelitian,

dan instrument penelitian yang akan digunakan.

Bab IV Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari data yang

diperoleh.

(27)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Objek Langsung Matematika

Objek langsung matematika dibedakan dalam empat objek yaitu:

1.

Fakta

Menurut Soedjadi (1999/2000: 13), fakta (abstrak) berupa

konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu. Simbol bilangan “3”

secara umum sudah dipahami sebagai bilangan “tiga”. Jika disajikan angka

“3” orang sudah dengan sendirinya dapat disimbolkan dengan “3”. Fakta

lain dapat terdiri atas rangkaian simbol, misalnya “3+4” yang dipahami

sebagai “tiga ditambah empat”. Demikian juga “3 x 5 = 15” adalah fakta

yang dipahami sebagai “tiga kali lima adalah limabelas”. Fakta yang agak

lebih komplek adalah

“3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15”. Dalam geometri juga

terdapat simbol-simbol tertentu yang merupakan konvensi, misalnya

" ∥ "

yang bermakna “sejajar”, “O” yang bermakna “lingkaran” dan sebagainya.

Dalam aljabar dikenal (a,b) sebagai pasangan berurutan.

Menurut Soemadi (1991: 5), fakta matematika adalah suatu konvensi,

suatu cara yang khas dari penyajian ide-ide matematika dalam bentuk

kata-kata atau lambang.

Menurut Herry (1981: 2), “empat” merupakan kata yang berasosiasi

(28)

yang perlambangannya 2 + 3 = 5, juga fakta. Contoh yang pertama

mempunyai pengertian yang tidak memerlukan keterangan (

arbitrary fact).

Jenis ini biasa dipelajari dengan cara menghafal. Pada contoh kedua

perlambangan 2 + 3 = 5 sebenarnya diturunkan dari perlambang diagram.

Jadi fakta biasanya menyangkut masalah perlambangan yang digunakan

dalam sistem.

Jadi, fakta adalah suatu konvensi yang digunakan untuk menyajikan

ide-ide matematika dalam bentuk kata, lambang, atau simbol yang

digunakan dalam sistem.

2.

Keterampilan

Menurut Soemadi (1991: 5), keterampilan adalah operasi-operasi atau

prosedur-prosedur yang diharapkan mampu mengarahkan siswa atau ahli

matematik dalam menyelesaikan masalah matematika dengan cepat dan

tepat. Beberapa keterampilan dapat dispesifikasikan dengan himpunan

aturan-aturan atau sederetan prosedur-prosedur tertentu yang disebut

algoritma.

Menurut Soedjadi (1999/2000: 15) menyebut keterampilan

merupakan operasi atau

skill

. Operasi adalah pengerjaan hitung,

pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. Sebagai contoh

misalnya penjumlahan; perkalian; gabungan; irisan.

(29)

dan instruksi, atau yang mempunyai aturan yang tersusun dalam prosedur

yang khusus dan disebut algoritma. Contoh operasi: menghitung,

menjumlah dua bilangan, mengalikan tiap suku dari kedua ruas suatu

persamaan dengan bilangan yang sama, dsb.

Jadi, keterampilan merupakan operasi atau prosedur atau aturan

berupa pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika

yang lain dan diharapkan mampu mengarahkan siswa atau ahli matematik

dalam menyelesaikan masalah matematika dengan cepat dan tepat.

3.

Konsep

Menurut Soedjadi (1999/2000: 14), konsep adalah ide abstrak yang

dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan

sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan contoh konsep

ataukah bukan. Segitiga adalah nama suatu konsep abstrak. Dengan konsep

itu sekumpulan objek dapat digolongkan sebagai contoh segitiga ataukan

bukan contoh

Menurut Soemadi (1991: 6), konsep matematika adalah ide abstrak

tentang klasifikasi obyek-obyek atau kejadian-kejadian merupakan contoh

atau bukan contoh dari ide abstrak yang dimaksud.

(30)

adalah ide abstrak yang memungkinkan orang menggolongkan obyek.

Empat setengah adalah contoh konsep bilangan.

Di sini orang perlu memikir dari segi simbol, fungsi kaitan dengan

sistemnya, dan sebagainya. Contoh yang lain: kongruen, lebih besar dari

atau lebih kecil dari, dan sebagainya.

Jadi, konsep adalah ide abstrak

yang digunakan untuk

mengklasifikasikan dan menggolongkan sekumpulan obyek atau kejadian

yang merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut.

4.

Prinsip

Menurut Soedjadi (1999/2000: 15), prinsip adalah obyek matematika

yang komplek. Prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep

yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapatlah

dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar

matematika. Prinsip dapat berupa aksioma; teorema; sifat dan sebagainya.

Menurut Soemadi (1991: 6), prinsip matematika merupakan obyek

matematika yang paling kompleks. Prinsip adalah sekumpulan atau

sederetan konsep-konsep yang dikombinasikan dengan suatu relasi.

(31)

Jadi, prinsip adalah obyek matematika yang paling kompleks berupa

sekumpulan beberapa konsep, beberapa fakta yang dikaitkan oleh relasi

atau operasi.

B.

Tes Diagnostik

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),

dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)

(Nana, 2009: 35).

Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk

tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan

prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai

kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sumartana dalam

Sarwiji, 2010: 39).

Jadi tes adalah suatu alat untuk melakukan penilaian yang diberikan kepada

siswa yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan tujuan untuk

mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan, dan perbuatan.

Tujuan tes yang penting menurut Djemari Mardapi (dalam Suwarto, 2013:

93) adalah untuk:

1.

Mengetahui tingkat kemampuan siswa.

2.

Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa.

3.

Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

(32)

5.

Mengetahui pencapaian kurikulum

6.

Mendorong siswa belajar

7.

Mendorong guru agar mengajar yang lebih baik.

Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan, namun tidak akan memiliki

keefektifan yang sama untuk semua tujuan. Ditinjau dari tujuannya, ada empat

macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu tes

penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.

Adapun kegunaan dari tes diagnostik yaitu untuk mengetahui kesulitan

belajar yang dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep (Suwarto,

2013: 94). Oleh karena itu, tes diagnostik diberikan untuk mengetahui

jenis-jenis kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran. Tes diagnostik yang

digunakan adalah tes diagnostik dengan instrument pilihan ganda. Tes

diagnostik dengan instrumen pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai

kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas

(Sarwiji, 2010: 49). Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti menggunakan

tes diagnostik pilihan ganda karena cakupan materi yang diujikan begitu luas.

C.

Kesalahan

Kamus Terbaru Bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa kesalahan

adalah kekhilafan, kekeliruan (Tim Reality, 2008: 566).

(33)

1.

Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat

deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak

didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah

dibuktikan kebenarannya.

2.

Matematika ialah simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan

istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat.

3.

Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan

dan keharmonisan.

Kesalahan dalam matematika merupakan kekeliruan mengenai aksioma,

sifat, atau teori sehingga tidak sesuai dengan aturan yang telah didefinisikan

secara, jelas, dan akurat.

Menurut Hadar dkk (1987) dalam tulisannya yang berjudul

An Empirical

Classification Model For Error in High School Mathematics

, ada 6 jenis

kesalahan yang sering dilakukan siswa, yaitu:

1.

Kesalahan data

Jenis kesalahan ini dikaitkan dengan ketidaksesuaian antara data yang

diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa yang meliputi:

a)

Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

b)

Mengabaikan data yang penting yang diberikan.

c)

Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah.

(34)

e)

Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

f)

Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.

g)

Salah menyalin data

2.

Kesalahan menginterpretasi bahasa

Jenis-jenis kesalahan ini meliputi:

a)

Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika

dengan arti yang berbeda.

b)

Menulis simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya

berbeda.

c)

Salah mengartikan grafik.

3.

Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

Kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu

informasi yang diberikan, yaitu:

a)

Dari pernyataan implikasi

, siswa menarik kesimpulan sebagai

berikut:

-

Bila

diketahui terjadi maka pasti terjadi.

-

Bila salah maka juga salah.

b)

Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan

sebagai

akibat dari tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.

4.

Kesalahan menggunakan definisi atau teorema.

(35)

a)

Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai, misalnya

menerapkan aturan sinus,

sin

=

sin

; dimana unsur-unsur dan tidak

terdapat pada segitiga yang memuat unsur-unsur dan .

b)

Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan

distributif, misalnya:

+

=

+

c)

Salah mengutip definisi, penggunaan rumus atau teorema. Misalnya:

=

+

5.

Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali

Jenis kesalahan ini terjadi jika setiap langkah penyelesaian yang dilakukan

oleh siswa sudah benar tetapi hasil akhirnya salah.

6.

Kesalahan teknis

Jenis kesalahan ini meliputi:

a)

Kesalahan perhitungan.

b)

Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar.

Menurut Awal Isgiyanto (Awal, 2011: 308), kesalahan siswa dalam

menyelesaikan setiap distraktor butir soal UN (Ujian Nasional) yaitu:

1.

Kesalahan Konsep

(36)

untuk selanjutnya melalui proses berpikir deduktif didapat suatu teorema.

Indikator keslahan konsep adalah peserta tidak dapat menerapkan teorema,

rumus, konsep, atau sifat-sifat dengan tepat.

2.

Kesalahan Interpretasi Bahasa

Kesalahan interpretasi bahasa didefinisikan sebagai ketidaktepatan peserta

dalam memberi arti atau memberi makna suatu kalimat atau ungkapan

matematika. Indikator kesalahan interpretasi bahasa adalah peserta tidak

dapat memaknai bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika dengan

benar dan peserta tidak dapat memaknai bahasa matematika ke dalam

bahasa sehari-hari.

3.

Kesalahan Prosedur

Kesalahan prosedur didefinisikan sebagai penerapan langkah-langkah atau

tahapan tertentu dalam suatu pemecahan masalah yang tidak tepat. Indikator

kesalahan prosedur adalah peserta tidak dapat menerapkan algoritma

dengan tepat, peserta tidak dapat melakukan memanipulasi algoritma

dengan betul, dan peserta tidak dapat menggunakan penalaran yang benar.

4.

Kesalahan Berhitung

(37)

Dalam buku yang berjudul

225 Kesalahan yang Sering Terjadi Dalam

Berhitung

(Supriyanto dan Purwaningsih, 2011: 69), menjelaskan kesalahan

yang dilakukan siswa saat berhitung salah satunya adalah melakukan

perhitungan pengukuran. Kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan

perhitungan pengukuran adalah kesalahan dalam menyetarakan nilai satuan

panjang, kesalahan dalam menyetarakan nilai satuan berat, dan kesalahan dalam

menyetarakan nilai satuan waktu. Oleh karena itu, peneliti menentukan salah

satu jenis kesalahan dalam penelitian ini adalah kesalahan dalam menyetarakan

nilai satuan.

Menurut pendapat di atas, peneliti menggunakan beberapa jenis kesalahan

yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan jenis kesalahan siswa yaitu

kesalahan menginterpretasi bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk

menarik kesimpulan, kesalahan teknis, kesalahan konsep/definisi dan kesalahan

menyetarakan nilai satuan. Peneliti juga menentukan jenis kesalahan siswa

berdasarkan hasil pekerjaan siswa.

D.

Faktor Penyebab Siswa Mengalami Kesalahan

Menurut Burton (Entang, 1984: 13), faktor-faktor penyebab timbulnya

kesulitan belajar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:

(38)

atau sakit, sehingga membawa gangguan emosional, penyakit menahun

(asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.

Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak

lahir atau karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang

bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain, kelemahan mental taraf

kecerdasannya memang kurang), faktor-faktor afektif yang kurang optimal,

cara belajar yang keliru dan lain-lain, gangguan-gangguan emosional, dan

tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang

diperlukan seperti: ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang

menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang

diikutinya, kurang menguasai bahasa asing yang diperlukan.

(39)

banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat

dalam kegiatan ekstra kurikuler, kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.

Pada penelitian ini, dalam menentukan faktor penyebab kesalahan siswa

berdasarkan faktor internal siswa, seperti kelemahan mental taraf

kecerdasannya memang kurang), tidak memiliki keterampilan-keterampilan

dan pengetahuan dasar, dan kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu

bidang studi yang sedang diikutinya, dan lain sebagainya.

E.

Materi Pembelajaran Geometri dan Pengukuran Sekolah Dasar

1.

Geometri

Geometri berasal dari bahasa Yunani

ge

dan

metrein. Ge

artinya bumi

dan

metrein

artinya mengukur. Geometri adalah studi tentang bangun datar

dan bangun ruang dan hubungan-hubungannya. Geometri yang paling tua

adalah geometri

Euclid

yang ditulis pada 300 SM. Geometri Euclid

diajarkan di sekolah dasar (SD), tetapi pembuktian formalnya tidak

diajarkan. Pengajaran geometri di SD dimulai dari bangun-bangun datar

(bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga

dimensi) (Runtukahu, 2014: 149-150).

a.

Bangun datar

(40)

persegipanjang, jajargenjang, trapesium, layang-layang, segitiga, dan

lingkaran.

1)

Persegipanjang

Persegipanjang adalah segiempat yang setiap sudut sama dengan 90

derajat dan dua pasang sisi sama panjang. Secara umum, sifat-sifat

persegipanjang adalah sebagai berikut.

Mempunyai empat sisi, terdiri dari atas dua pasang sisi sejajar dan

sama panjang yaitu

=

;

=

.

Memiliki empat sudut siku-siku yaitu

= ∠

=

= ∠

=

°

.

[image:40.595.84.516.212.655.2]

Memiliki dua diagonal yang sama panjang yaitu

=

.

Gambar 2.1 Persegipanjang

2)

Persegi

Persegi adalah persegipanjang yang memiliki dua sisi yang

berdekatan kongruen (Arita, 2013: 13). Secara umum, sifat-sifat

persegi adalah sebagai berikut.

Mempunyai empat sisi yang sama panjang yaitu AB = BC = CD

= AD.

Mempunyai empat sudut siku-siku

= ∠

= ∠

=

=

°

.

S

R

(41)
[image:41.595.86.515.159.704.2]

Mempunyai dua diagonal sama panjang dan saling tegak lurus

yaitu BD = AC dan

.

Gambar 2.2 Persegi

3)

Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat dengan dua pasang sisi sejajar; apabila

salah satu sisi sejajar dibuat menjadi alas, maka jarak antara alas

dengan garis yang sejajar dengannya disebut tinggi jajargenjang.

Secara umum, sifat-sifat jajargenjang adalah sebagai berikut.

Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang yaitu

,

=

dan

,

=

.

Sudut yang berhadapan sama besar.

berhadapan dengan

berhadapan dengan

Gambar 2.3 Jajargenjang

B

A

C

D

D

C

(42)

4)

Layang-layang

Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai dua sisi

bersebelahan sama panjang; kedua diagonalnya saling tegak lurus.

Secara umum, sifat-sifat layang-layang adalah sebagai berikut.

Memiliki 4 sisi, 2 pasang sisi sama panjang yaitu

=

,

=

.

Memiliki 4 sudut, 2 sudut berhadapan sama besar

=

.

Memiliki 2 diagonal yang saling berpotongan tegak lurus yaitu

[image:42.595.85.513.188.639.2]

.

Gambar 2.4 Layang-layang

5)

Trapesium

Trapesium adalah segiempat yang mempunyai dua sisi sejajar tetapi

tidak sama panjang. Secara umum, sifat-sifat dari trapesium adalah

sebagai berikut.

C

B

A

(43)

Memilik 4 sisi, dua sisi diantaranya sejajar yaitu MN = KL.

Memiliki 4 sudut yaitu

, ∠

, ∠

dan

.

Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang

[image:43.595.83.512.101.641.2]

Sudut - sudut diantara sisi sejajar besarnya 180 derajat

Gambar 2.5 Trapesium

6)

Segitiga

Segibanyak yang mempunyai tiga sisi disebut segitiga. Secara

umum, sifat-sifat segitiga adalah sebagai berikut.

Memiliki tiga sisi yaitu AB, BC, dan AC.

Memiliki tiga sudut, ketiganya berjumlah 180

0

yaitu

+ +

=

°

.

Gambar 2.6 Segitiga

7)

Lingkaran

Lingkaran adalah suatu kurva tertutup yang memiliki sifat khusus,

yakni semua titik pada kurva mempunyai jarak yang sama terhadap

M

L

K

N

B

A

(44)

suatu titik tertentu yang dinamakan pusat lingkaran. Secara umum,

sifat-sifat lingkaran adalah sebagai berikut.

Memiliki titik pusat yaitu titik B.

Panjang diameter sama dengan dua kali panjang jari-jari AC =

2AB.

[image:44.595.86.516.163.638.2]

Bentuknya selalu sama, yang membedakan lingkaran satu dan

lingkaran yang lain adalah ukurannya.

Gambar 2.7 Lingkaran

8)

Simetri

Dalam buku Geometri dan Pengukuran (Arita, 2013: 25)

menjelaskan bahwa konsep simetri dapat digunakan untuk mengkaji

gambar-gambar bangun datar. Terdapat dua jenis simetri, yaitu

simetri cermin (refleksi) dan simetri putar (rotasi). Secara, informal,

suatu gambar memiliki simetri cermin jika ada suatu garis pada

gambar tersebut yang menyebabkan gambar tersebut “saling

menutup” sehingga separuh gambar “menutup” separuh gambar

lainnya secara sempurna seperti ditunjukkan Gambar 2.8.

A

C

(45)
[image:45.595.84.511.94.733.2]

Gambar 2.8 Simetri cermin

Pada Gambar 2.8 ditunjukkan garis yang disebut garis simetri atau

sumbu simetri. Gambar 2.9 sampai dengan 2.12 menunjukkan

beberapa bangun beserta garis simetri cermin.

Gambar 2.9 Simetri cermin pada segitiga

Gambar 2.10 Simetri cermin pada layang-layang

(46)

Gambar 2.12 Simetri cermin pada trapesium

9)

Pencerminan

Suatu pencerminan ditentukan oleh suatu garis, dan garis ini disebut

garis atau subu pencerminan. Suatu pencerminan atau refleksi

terhadap suatu garis g adalah suatu transformasi yang memetakan

setiap titik P ke titik P

1

pada pihak lain terhadap garis g sedemikian

sehingga ruas garis PP

1

tegak lurus pada garis g yang memotongnya

di R dan ruas garis PR = ruas garis RP

1

(ditunjukkan pada Gambar

2.14).

P

R

Garis Cermin

P1 = bayangan P

Gambar 2.13 Pencerminan

10)

Kesebangunan Bangun Datar

(47)

Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

Gambar 2.14 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

Perbandingan sisi-sisi dari kedua bangun sama.

Gambar 2.15 Perbandingan sisi-sisi dari kedua bangun sama

b.

Bangun Ruang

Bangun ruang adalah sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi

oleh beberapa sisi. Bangun ruang yang dipelajari saat SD adalah kubus,

balok, prisma, limas, tabung, dan kerucut.

1)

Prisma

Prisma adalah sebuah bidang banyak, yang sekalian titiksudutnya

terletak pada dua buah bidang yang sejajar, sedangkan rusuk-rusuknya,

yang tidak terletak pada kedua buah bidang sejajar itu, sejajar sama

sendirinya. Secara umum, sifat prisma adalah sebagai berikut.

30

0

30

0

60

0

60

0

A

B

C

S

T

R

4 cm

3 cm

8 cm

6 cm

A

B

C

S

T

R

10 cm

(48)

Terdiri atas sisi alas (ABC), sisi atas (DEF), dan sisi tegak (ABDE,

BCEF, ACDF).

Bentuk sisi alas sama dengan sisi atas.

Sisi tegak berbentuk persegi atau persegipanjang.

Gambar 2.16 Prisma

2)

Limas

Limas adalah sebuah bidang banyak, yang sekalian titiksudutnya,

kecuali yang sebuah, terletak pada sebuah bidang. Secara umum,

sifat-sifat limas adalah sebagai berikut.

Terdiri dari sisi alas (ABCD) dan sisi tegak (ABT, BCT, CDT,

ADT).

Mempunyai titik puncak (titik C).

Sisi alas dapat berbentuk segitiga, segiempat, dan lain-lain.

Gambar 2.17 Limas

B

A

C

D

E

F

T

B

A

(49)

3)

Tabung

Tabung adalah permukaan tertutup yang terdiri atas dua bidang alas

dan permukaan sisi, bidang alas tersebut masing-masing dibatasi oleh

dua lengkungan tutup K

1

dan K

2

(disebut lengkungan arah); permukaan

sisinya merupakan gabungan semua ruas garis (disebut garis pelukis).

Secara umum, sifat-sifat tabung adalah sebagai berikut.

Terdiri dari sisi alas, sisi atas, dan sisi lengkung.

Sisi alas dan sisi atas berbentuk lingkaran.

Tidak memiliki titik sudut.

Gambar 2.18 Tabung

4)

Kerucut

Sebuah kerucut terdiri dari dua sisi. Sisi pertama merupakan sebuah

lengkungan tertutup sederhana yang datar dan disebut sebagai alasnya.

Sisi kedua merupakan daerah lengkungan tertutup sederhana yang

terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas-ruas garis dengan

setiap titik di tepi alasnya. Secara umum, sifat-sifat kerucut adalah

sebagai berikut.

Terdiri atas sisi alas dan sisi lengkung.

Sisi atas

Sisi alas

Sisi lengkung

K1

(50)

Sisi alas berbentuk lingkaran.

Mempunyai titik puncak.

Gambar 2.19 Kerucut

2.

Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu proses perbandingan suatu ukuran dari suatu

objek dengan menggunakan pengukuran baku maupun pengukuran non

baku. Pengukuran-pengukuran yang dipelajari di sekolah dasar adalah

pengukuran panjang, pengukuran berat, pengukuran luas, pengukuran

volume, pengukuran waktu, pengukuran sudut, pengukuran kecepatan

rata-rata, pengukuran debit, dan pengukuran titik koordinat.

a)

Pengukuran Panjang

Pengukuran panjang dasar dimulai dengan membandingkan objek-objek

secara langsung dengan membandingkan dua atau lebih objek.

1)

Membandingkan panjang dua benda

Membandingkan panjang dua benda merupakan suatu proses untuk

memperoleh suatu pengukuran panjang dari dua benda dan

membandingkan hasil pengukuran tersebut. Membandingkan

panjang dari dua benda dapat dinyatakan dengan istilah lebih

panjang dan lebih pendek.

Titik puncak

(51)

2)

Satuan panjang

Dalam ukuran panjang ada dua macam satuan panajng yaitu:

Satuan ukuran panjang tak baku, misalnya: hasta, jengkal,

langkah

[image:51.595.83.515.136.630.2]

Satuan ukuran panjang baku, yaitu salah satunya tangga satuan

panjang.

Gambar 2.20 Tangga ukuran panjang

b)

Pengukuran Berat

Pengukuan berat merupakan proses melakukan perbandingan

ukuran berat benda dengan menggunakan satuan nonstandar dan

standar. Pengukuran berat benda digolongkan menjadi benda ringan dan

benda berat. Siswa menggolongkan berat benda yang ada dalam

kehidupan sehari-hari.

1)

Membandingkan berat benda

Membandingkan berat benda merupakan suatu proses untuk

memperoleh suatu pengukuran berat dari dua benda dan

(52)

membandingkan hasil pengukuran tersebut. Membandingkan berat

dari dua benda dapat dinyatakan dengan istilah lebih berat dan lebih

ringan.

2)

Hubungan antarsatuan berat

Dalam kehidupan ini, satuan berat yang biasa digunakan yaitu

kilogram, ons, gram, dan ton. Berikut merupakan tangga ukuran

berat.

Gambar 2.21 Tangga ukuran berat

Hubungan antarsatuan berat:

1 ton = 10 kuintal

1 ton = 1.000 kg

1 kg

= 10 ons

1 kg

= 2 pon

1 kg

= 5 ons

1 kg

= 1 ons

c)

Pengukuran luas

(53)

1)

Pengukuran luas dengan satuan ukuran nonstandar.

Pengukuran luas diajarkan di kelas-kelas tinggi SD. Hal yang perlu

diperhatikan adalah guru jangan terlalu cepat memperkenalkan

rumus luas. Keterampilan menggunakan rumus luas harus

dikembangkan dari kegiatan membandingkan objek-objek dengan

menggunakan kata-kata dengan satuan ukuran nonstandar.

Membandingkan luas dimulai dengan meliputi suatu luas daerah

dengan berbagai unit luas nonstandar, misalnya unit persegi.

2)

Pengukuran luas dengan ukuran standar

Pengukuran luas dengan ukuran standar terdiri dari luas dari bangun

datar.

Persegipanjang

Gambar 2.22 Luas persegipanjang

Rumus luas persegipanjang adalah

� ×

.

D

C

Lebar

Panjang

(54)

Persegi

Gambar 2.23 Luas persegi

Rumus luas persegi adalah

×

.

Jajargenjang

Gambar 2.24 Luas jajargenjang

Rumus luas jajargenjang adalah

×

�� .

Trapesium

Gambar 2.25 Luas trapesium

Keterangan:

a dan b adalah sisi-sisi yang sejajar.

Rumus luas trapesium adalah

+ × ��

.

C

B

A

Alas

Tinggi

D

C

B

A

b

a

tinggi

D

A

B

C

(55)

Layang-layang

Gambar 2.26 Luas layang-layang

Keterangan:

D1 dan D2 adalah panjang diagonal layang-layang.

Rumus luas layang-layang adalah

×

.

Segitiga

Gambar 2.27 Luas segitiga

Rumus luas segitiga adalah

× ��

.

D1

D2

A

B

C

D

B

A

Tinggi

(56)

Lingkaran

Gambar 2.28 Luas lingkaran

Keterangan:

r adalah jari-jari

Rumus luas lingkaran adalah

� × × .

d)

Pengukuran volume

Pengukuran volume sebaiknya menggunakan satuan standar

karena agak sukar bagi anak-anak untuk menggunakan satuan

non-standar. Pengukuran ini berhubungan dengan pengukuran bangunan

ruang.

Balok

Gambar 2.29 Volume balok

Volume balok adalah

� ×

×

�� .

Panjang

(57)

Kubus

Gambar 2.30 Volume kubus

Volume kubus adalah

×

×

.

Prisma

Gambar 2.31 Volume prisma

Volume prisma adalah

×

��

.

Tabung

Gambar 2.32 Volume tabung

Volume tabung adalah

.

Rusuk

Luas alas segitiga

B

A

C

D

E

F

Tinggi

Tinggi

(58)

Limas

Gambar 2.33 Volume limas

Volume limas adalah

×

��

.

e)

Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu berhubungan dengan hari dan jam. Berikut

merupakan hubungan antara hari dan jam.

1)

Hubungan hari

Hubungan hari juga terdiri dari minggu, bulan, dan tahun.

Berikut merupakan hubungan antara hari, minggu, bulan, dan

tahun.

1 minggu

= 7 hari

1 bulan

= 4 minggu

1 bulan

= 30 hari

1 tahun

= 12 bulan

1 tahun

= 365 hari

1 tahun

= 52 minggu

O

Luas alas lingkaran

C

B

A

D

(59)

1 windu

= 8 tahun

1 dasawarsa

= 10 tahun

1 abad

= 100 tahun

1 catur wulan

= 4 bulan

1 semester

= 6 bulan

2)

Hubungan jam

Hubungan jam dapat ditentukan dari alat ukur jam. Berikut

merupakan hubungan jam dan menit.

1 jam

= 60 menit

1 jam

= 3.600 detik

1 menit

= 60 detik

f)

Pengukuran Sudut

Sudut terbentuk dari hasil perpotongan dua ruas garis lurus. Berikut

merupakan jenis-jenis sudut:

1)

Sudut lancip adalah sudut yang besarnya kurang dari 90

0

.

2)

Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90

0

.

3)

Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90

0

dan 180

0

.

Alat yang digunakan untuk mengukur besar sudut adalah busur

derajat.

(60)

Hubungan antara jarak, kecepatan, dan waktu adalah:

=

=

×

=

Satuan kecepatan rata-rata biasanya dinyatakan m/detik, km/jam,

dan lain sebagainya.

h)

Pengukuran Debit

Banyaknya air yang mengalir/tercurah dalam waktu tertentu disebut

debit. Debit (D) dapat dinyatakan volume air per waktu.

=

Satuan debit yang biasa digunakan adalah

dan

.

i)

Pengukuran Titik Koordinat.

Dalam sistem koordinat hal-hal yang dipelajari yaitu:

Membuat denah letak benda

Denah

merupakan

suatu

representasi

gambar

untuk

menunjukkan letak suatu daerah. Denah biasanya digambar

menggunakan skala.

(61)

Setiap titik P pada bidang diberi notasi menggunakan pasangan

bilangan atau “koordinat” yang ditentukan oleh dua garis yang

saling tegak lurus (ditunjukkan pada Gambar 2.34)

Gambar 2.34 Koordinat Cartesius

Garis mendatar (horizontal) dinamakan sumbu X. Garis tegak

(vertikal) dinamakan sumbu Y. Perpotongan antara sumbu X

dan sumbu Y adalah angka 0 (nol).

F.

Kerangka Berpikir

Analisis kesalahan terhadap aspek geometri dan pengukuran dilakukan

untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa kalangan

A (3, 0)

B (0, 4)

Y

0 1 2

3 4

5 6

7

-7 -6

-5 -4

-3 -2

-1

-1

-2

-3

-4

-5

-6

1

7

6

5

4

3

2

(62)

baru di SMP Negeri 7 Arut Selatan. Selain itu, untuk mengetahui faktor

penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

(63)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan dan penyebab

kesalahan pada aspek geometri dan pengukuran di kalangan siswa baru SMP

Negeri 7 Arut Selatan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan penelitian

deskriftif kuantitatif dan kualitatif. Dalam Sugiyono (2013: 8), metode

penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Sedangkan, metode penelitian kuantitatif merupakan adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan

makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2013: 9).

Dalam penelitian ini, penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis

skor jawaban siswa setelah melaksanakan tes diagnostik. Sedangkan, penelitian

kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan-kesalahan siswa

serta faktor penyebab kesalahan siswa.

(64)

B.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015. Penelitian

dilakukan di SMP Negeri 7 Arut Selatan.

C.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Arut Selatan

yang merupakan siswa yang baru lulus dari ujian nasional sekolah dasar tahun

2015. Subyek terdiri dari 34 siswa. Penerimaan siswa baru di SMP Negeri 7

Arut Selatan dilakukan dengan dua cara yaitu

online

dan

offline.

Penerimaan

siswa baru dengan cara

online

dilakukan tanpa tes dan standar nilai rata-rata,

sedangkan, penerimaan siswa baru dengan

offline

dilakukan dengan tes. Latar

belakang prestasi siswa SMP Negeri 7 Arut Selatan adalah 5% harus memiliki

standar sertifikasi OSN juara 1, 2, dan 3 serta 5% harus memiliki prestasi bidang

non akademik juaran 1, 2, dan 3. Obyek penelitian ini adalah

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa baru kelas VII SMP Negeri 7 Arut Selatan

tahun ajaran 2015/2016 terhadap aspek geometri dan pengukuran.

D.

Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

(65)

1.

Tes Diagnostik

Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang

dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep (Mardapi,

2008: 69). Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 7 Arut Selatan. Tes

diagnostik yang diberikan berupa tes pilihan ganda mengenai aspek

geometri dan pengukuran berdasarkan analisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar sekolah dasar terhadap objek langsung matematika.

2.

Wawancara

(66)

E.

Instrumen Penelitian

Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.

Tes Diagnostik

(67)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Diagnostik

Standar kompetensi Obyek Langsung Matematika Indikator

Ranah

Kognitif Jumlah

Soal Keterangan

C1 C2 C3

Kelas I

2.1.Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam (secara bulat).

Fakta

 Pagi, siang, dan malam

 Nama-nama hari (senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu)

Konsep

Konsep waktu

Memahami (pagi, siang, dan malam) serta hari.

Operasi

Siswa mampu menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam (secara bulat).

Siswa dapat menentukan

kegiatan berdasar

Gambar

Gambar 2.1 Persegipanjang
Gambar 2.2 Persegi
Gambar 2.4 Layang-layang
Gambar 2.5 Trapesium
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan hipotesis dengan menghitung hasil kuesioner dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga digunakan

Faktor fisik terkait pekerjaan yaitu pekerjaan tangan dengan gerakan berulang yang tinggi, pekerjaan menggenggam atau menjepit dengan kekuatan , postur janggal

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

[r]

Hak Guna Bangunan merupakan hak untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang bukan milik sendiri melainkan di atas tanah orang lain dengan ketentuan seperti yang diatur dalam

[r]

Jika kemudian Gubernur Ahok berdalih bahwa tindakannya itu bukan ditujukan untuk memberangus aktivitas prostitusi, akan tetapi untuk membersihkan