xv ABSTRAK
ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT
PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
(Studi Kasus Pada RS Palang Biru Kutoarjo)
Fransiska Pungky Oktaviana NIM: 102114010 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penilaian kinerja di sektor publik saat ini biasanya masih menggunakan metode tradisional yang hanya menitik beratkan pada laporan keuangan saja. Padahal sangatlah penting untuk dapat menilai dari sisi keuangan dan non-keuangan. Penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja sektor publik dengan menggunakan metode Balanced Scorecard yang dapat menilai jangka pendek dan jangka panjang, dan keuangan dan non-keuangan.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). perspektif pelanggan, kinerja rumah sakit adalah baik (rata-rata 4,5 dari 5); (2). kinerja keuangan, kinerja rumah sakit adalah kurang baik (skor 2 dari 5); (3). Proses bisnis internal, kinerja rumah sakit adalah baik (skor 4 dari 5); (4). perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja rumah sakit adalah baik (rata-rata 3,75 dari 5). Dari pengukuran empat perspektif, kinerja RS Palang Biru Kutoarjo adalah baik.
xvi ABSTRACT
ANALYSIS OF BALANCED SCORECARD FOR PERFOMANCE
VALUATION OF PUBLIC SECTOR ORGANIZATION
(A Case Study At Palang Biru Hospital, Kutoarjo)
Fransiska Pungky Oktaviana Student Number: 102114010 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The performance valuation of public sector nowadays are usually using the traditional method that focused in financial statements records. However, its very important to have performance valuation based on financial and non financial perspectives. This research discusses performance valuation of public sector using Balanced Scorecard as a method that evaluate short-term and long-term, as well as financial and non-financial performance.
This research is a case study at Palang Biru Hospital, Kutoarjo. The data were obtained by questionnaire, interview, and documentation methods. The data analysis techniques used were ratio analysis and descriptive statistics.
The result showed that based on: (1) customer’s perspective, the hospital
performance was good (mean 4,5 out of 5); (2) financial performance, the hospital performance was poor (mean 2 out of 5); (3) internal business process, the hospital performance was good (mean 4 out of 5); (4) learning and growth perspective, the hospital performance was good (mean 3,75 out of 5). Combining the measurement of these four perspectives, the Palang Biru hospital’s performance was good enough.
ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT
PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Studi Kasus pada RS Palang Biru Kutoarjo
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransiska Pungky Oktaviana
NIM: 102114010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT
PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Studi Kasus Pada RS Palang Biru Kutoarjo
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransiska Pungky Oktaviana
NIM: 102114010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Hidup adalah sebuah pilihan. Ketika Anda terbangun dipagi hari dengan
mimpi indah, Anda dapat memilih bangun untuk meraih mimpi tersebut, atau
kembali tidur untuk melanjutkan mimpimu.
Life is not about finding yourself. Life is about creating yourself. (Lolly Daskal)
Tak ada rahasia untuk manggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan. (Mario Teguh)
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku dan kakakku yang kusayangi
Keponakanku yang kusayangi
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBIK, Studi Kasus Pada RS Palang Biru Kutoarjo adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 7 Januari 2015
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Fransiska Pungky Oktaviana
NIM : 102114010
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Metode Balanced Scorecard Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada Organisasi Sektor Publik (Studi kasus: RS Palang Biru Kutoarjo).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya secara internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 7 Januari 2015
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa melimpahkan kasih dan
berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Bu Lisia Apriani, S.E, Akt., M.Si., QIA selaku Pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Semua Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan
dan pengajaran kepada penulis selama masa studi.
5. Dr. Iwan selaku Direktur Utama RS Palang Biru yang telah memberikan ijin
viii
6. Suster Bernadine, Adm. Serta seluruh karyawan dan Rumah Sakit Palang Biru
yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku dan kedua kakakku (Berta dan Deta), yang selalu
mendoakan dan memberi semangat penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
8. Sahabat-sahabatku (Nico, Hedwiq, Lita, Vivi, Titin, Eva, Meiliana, Poppy,
Asih, Marni, Iin dan teman-teman Akuntansi A), atas dukungan, bantuan dan
semangat.
9. Teman – teman mahasiswa Program Studi Akuntansi 2010 Universitas Sanata
Dharma, yang senantiasa mendukung dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 7 Januari 2015
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUSAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik……….. 8
2. Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik……… 9
3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik………. 10
x
3. Perspektif Proses Bisnis Internal………... 67
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan………... 74
C. Penilaian Kinerja Rumah Sakit berdasarkan Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard………. 83
1. Perspektif Keuangan………. 83
2. Perspektif Pelanggan.……… 83
3. Perspektif Proses Bisnis Internal………. 85
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ………. 86
D. Penilaian Kinerja secara Keseluruhan……… 88
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skala Likert Positif………... 34
Tabel 2. Skala Likert Negatif………. 34
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer ………. 35
Tabel 4. Kriteria Penilaian Kinerja RS Secara Keseluruhan………. 37
Tabel 5. Data Ketenagakerjaan di RS Palang Biru………. 42
Tabel 6. Hasil Pengujian Validitas Perspektif Pelanggan……….. 46
Tabel 7. Hasil Pengujian Validitas Perspektif Proses Bisnis Internal……… 47
Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 48
Tabel 9. Rangkuman Hasil Pengujian Reabilitas……… 48
Tabel 10. Perhitungan NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2012-2013 … 49
Tabel 11. Perhitungan Trend NPM RSPB tahun 2011-2013 ……….. 50
Tabel 12. Perhitungan ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2012-2013 … 52
Tabel 13. Perhitungan Trend ROA RSPB tahun 2011-2013 ………. 52
Tabel 14. Perhitungan ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2012-2013 … 55
Tabel 15. Perhitungan Trend ROE RSPB tahun 2011-2013 ………. 55
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien………... 58
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Jasa yang Diberikan Rumah Sakit………. 59
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan dan Tepat Waktu Pelayanan………. 61
xii
Memadai……… 63
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Ketrampilan Dari Dokter dan Perawat……….. 64
Tabel 21. Retensi Pasien Rumah Sakit Palang Biru tahun 2011-2013……. 66
Tabel 22. Akuisisi Pasien Rumah Sakit Palang Biru……… 66
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer……….. 68
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap
Penggunaan Teknologi……… 69
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Peningkatan
Kualitas SDM………... 70
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer terhadap peningkatan
kualitas pengobatan……….. 71
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Kualitas
Sarana Prasarana yang Memadai……….. 73
Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan……… 75
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Peningkatan
Kepuasan Kerja………. 76
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Pengembangan Karyawan……….. 78
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Penciptaan
Iklim Yang Mendorong Timbulnya Motivasi……….. 31
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan terhadap Kapabilitas
Sistem Informasi……….. 81
Tabel 33. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan 83
Tabel 34. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Pelanggan ……….. 84
Tabel 35. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal 85
xiii
Tabel 37. Kriteria Penilaian Kinerja RS secara Keseluruhan……… 88
Tabel 38. Penilaian Kinerja RS Palang Biru secara Keseluruhan dan
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Model BSC untuk Quasy Non Profit Organizations……… 27
Gambar II. Bagan Struktur Organisasi RS palang Biru……… 41
Gambar III. Grafik NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013……… 50
Gambar IV. Grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013……… 53
xv ABSTRAK
ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT
PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
(Studi Kasus Pada RS Palang Biru Kutoarjo)
Fransiska Pungky Oktaviana NIM: 102114010 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penilaian kinerja di sektor publik saat ini biasanya masih menggunakan metode tradisional yang hanya menitik beratkan pada laporan keuangan saja. Padahal sangatlah penting untuk dapat menilai dari sisi keuangan dan non-keuangan. Penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja sektor publik dengan menggunakan metode Balanced Scorecard yang dapat menilai jangka pendek dan jangka panjang, dan keuangan dan non-keuangan.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). perspektif pelanggan, kinerja rumah sakit adalah baik (rata-rata 4,5 dari 5); (2). kinerja keuangan, kinerja rumah sakit adalah kurang baik (skor 2 dari 5); (3). Proses bisnis internal, kinerja rumah sakit adalah baik (skor 4 dari 5); (4). perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja rumah sakit adalah baik (rata-rata 3,75 dari 5). Dari pengukuran empat perspektif, kinerja RS Palang Biru Kutoarjo adalah baik.
xvi ABSTRACT
ANALYSIS OF BALANCED SCORECARD FOR PERFOMANCE
VALUATION OF PUBLIC SECTOR ORGANIZATION
(A Case Study At Palang Biru Hospital, Kutoarjo)
Fransiska Pungky Oktaviana Student Number: 102114010 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The performance valuation of public sector nowadays are usually using the traditional method that focused in financial statements records. However, its very important to have performance valuation based on financial and non financial perspectives. This research discusses performance valuation of public sector using Balanced Scorecard as a method that evaluate short-term and long-term, as well as financial and non-financial performance.
This research is a case study at Palang Biru Hospital, Kutoarjo. The data were obtained by questionnaire, interview, and documentation methods. The data analysis techniques used were ratio analysis and descriptive statistics.
The result showed that based on: (1) customer’s perspective, the hospital
performance was good (mean 4,5 out of 5); (2) financial performance, the hospital performance was poor (mean 2 out of 5); (3) internal business process, the hospital performance was good (mean 4 out of 5); (4) learning and growth perspective, the hospital performance was good (mean 3,75 out of 5). Combining the measurement of these four perspectives, the Palang Biru hospital’s performance was good enough.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kinerja ( performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/progam/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006:25). Sedangkan pengukuran kinerja merupakan
suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari
tujuan strategis organisasi. Jadi pengukuran kinerja harus berbasis pada
strategi suatu organisasi. Pemilihan indikator dan ukuran kinerja dan
penetapan target untuk setiap ukuran ini merupakan upaya konkrit dalam
memformulasikan tujuan strategis organisasi sehingga lebih berwujud dan
terukur. Indikator dan ukuran kinerja finansial dan untuk target-target
operasional tertentu memberikan garis pedoman (guidelines) bagi manajemen menengah dan bawah. Hasil aktual yang dicapai untuk setiap indikator dan
ukuran kinerja, menunjukkan tingkat ketercapaian manajemen atas strategi
yang telah dipilih. Review hasil aktual dengan ukuran kinerja yang ditetapkan
memberikan masukan untuk diambilnya tindakan korektif untuk perbaikan
Perusahaan dengan pencapaian hasil keuangan yang tinggi dianggap
sebagai perusahaan yang berhasil. Selama ini, pengukuran kinerja hanya
dilakukan secara tradisional dan hanya menitikberatkan pada sisi finansial
atau keuangan saja. Padahal, dalam mengukur kinerja suatu perusahaan tidak
bisa hanya melihat dari sisi keuangan, tetapi juga non keuangan. Dengan
hanya melihat ukuran-ukuran keuangan atau finansial saja tidak akan dapat
memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Hal ini justru
akan memberikan hasil yang menyesatkan.
Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode
pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan
empat aspek, antara lain keuangan atau finansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta proses pertumbuhan dan pembelajaran. Upaya untuk
menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan
menghasilkan suatu Balanced Scorecard, yang pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996).
Balanced Scorecard berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance
jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan
Scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor
Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena
pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non
keuangan. Sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan
kinerja maka fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kepada peningkatan
kinerja non keuangan, karena dari situlah keuangan berasal.
Pada dasarnya, pengembangan Balanced Scorecard baik pada sektor swasta maupun publik dimaksudkan untuk memberikan kepuasan bagi para
pelanggan. Perbedaannya dapat dilihat dari tujuan maupun pihak-pihak yang
berkepentingan. Penerapan Balanced Scorecard pada sektor bisnis dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan (competitiveness), sedangkan untuk sektor publik lebih menekankan pada nilai misi dan pencapaian
mission, value, effectiveness.
Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik karena
Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut sejalan
dengan sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran
kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan
nonkeuangan (Mahmudi, 2007). Rumah sakit swasta merupakan salah satu
instansi yang bergerak di bidang sektor publik dalam hal jasa kesehatan.
Kegiatan usaha rumah sakit swasta bersifat sosial yang mengutamakan
pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Rumah sakit swasta harus
mampu memberikan pertanggungjawaban baik secara keuangan maupun non
jasa. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengukuran kinerja yang mencakup
semua aspek. Sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif tercermin
dalam balanced scorecard, suatu alternatif dalam mengukur kinerja selain mempertimbangkan faktor finansial juga faktor non finansial.
Rumah Sakit Palang Biru merupakan salah satu rumah sakit swasta di
Kutoarjo yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesionalisme dan
meningkatkan mutu terus-menerus sehingga dapat menambah kepercayaan
masyarakat atas pelayanannya. Kepercayaan ini sangatlah penting, mengingat
masyarakat merupakan pengguna jasanya. Diharapkan dengan peningkatan
kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit akan memberikan dampak
yang lebih baik pada pendapatan rumah sakit.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit haruslah
berada dalam kondisi yang baik, yaitu dapat memuaskan para pengguna jasa
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu kualitas
pelayanan kesehatan semestinya menjadi fokus utama dari pihak manajemen
rumah sakit. Kualitas pelayanan yang baik dapat dihasilkan melalui perbaikan
kinerja yang terus menerus. Untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja yang
dihasilkan secara berkesinambungan, manajemen memerlukan alat bantu
dalam pengambilan keputusan strategis bagi organisasinya, yang bertujuan
Dari latar belakang dan uraian diatas, maka dalam penelitian ini saya
mengambil judul “Penggunaan Metode Balanced Scorecard Sebagai Penilaian
Kinerja Pada Sektor Publik” (Studi Kasus pada RS Palang Biru Kutoarjo).
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah kinerja Rumah Sakit Palang Biru sudah baik jika dinilai dengan
Metode Balanced Scorecard?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja RS Palang Biru
jika dinilai dengan Metode Balanced Scorecard
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi Rumah Sakit tempat
penelitian dalam hal melakukan pengukuran kinerja perusahaan
b. Sebagai pengembangan bagi Rumah Sakit dalam hal memperbaiki
strategi Rumah Sakit untuk dapat bersaing dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif
2. Bagi Universitas
3. Bagi Penulis
a. Dapat memberikan bukti empirik mengenai kegunaan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja strategis perusahaan
b. Melatih penerapan teori yang ada dengan masalah-masalah yang sedang
terjadi di Rumah Sakit
c. Merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam
memecahkan masalah yang ada dalam praktek dengan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang diterapkan adalah:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman
dalam mengolah dan menganalisa data serta hasil penelitian
terdahulu.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan
BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini membahas profil RS Palang Biru Kutoarjo: sejarah, visi,
misi, dan strategi RS palang Biru, serta data-data yang digunakan
untuk mengukur kinerja rumah sakit.
BAB V : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini meliputi diskripsi data, analisa data, serta hasil penelitian dan
interpretasi.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik untuk
pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun untuk
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk
informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan jasa;
kualitas jasa yakni seberapa baik jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai
seberapa jauh pelanggan terpuaskan; hasil kegiatan dibandingkan dengan
maksud yang diinginkan; dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan
(Mahsun, 2006:25).
1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang
dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan
hukum. Cakupan organisasi sektor publik antara satu negara dengan negara
yang lain sering tidak sama, dan bahkan sering berubah-ubah, tergantung
pada kejadian historis dan suasana politik yang berkembang.
“Khusus untuk Negara Indonesia, yang termasuk sektor publik antara
lain meliputi: pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, perusahaan
dimana pemerintah memiliki saham (BUMN dan BUMD), organisasi
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran
kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena
pengukuran kinerja dapat diperkuat dengan menetapkan reward and
punishment (Mardiasmo, 2002:121).
Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.
Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk
memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat
membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit
kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua,
ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya
dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik
dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan
memperbaiki komunikasi pelanggan.
2. Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Secara umum, tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah sebagai
berikut (Mardiasmo, 2002:122) :
a. Mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap
b. Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
c. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
d. Alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif rasional.
3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal
organisasi sektor publik (Mahsun, 2006:33);
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan
untuk memperbaiki kinerja
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi
pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja
yang telah disepakati
e. Menjadi alat komunikasi antarbawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi
f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
4. Pengertian Visi, Misi dan Strategi
Pengertian visi adalah keadaan organisasi yang diharapkan terwujud
di masa depan. Visi mengarahkan kepada organisasi, ingin menjadi apa
organisasi di masa mendatang. Sedangkan Mulyadi (2001) mendefinisikan
sebagai “gambaran kondisi organisasi yang akan diwujudkan di masa
depan”. Visi akan mengarahkan organisasi pada saat ini untuk berjalan
kearah yang dicita-citakannya tersebut.
Visi yang baik adalah yang realistis untuk dicapai, mempersatukan
dan memotivasi seluruh anggota. Visi yang baik akan berperan sebagai
sumber inspirasi dan komitmen yang mendorong perilaku dan kinerja baru
bagi setiap personel organisasi dan menunjukkan jalan mereka mencapai
solusi. Karenanya, tantangan terbesar bagi organisasi pada dekade
mendatang adalah bagaimana menerjemahkan visi strategiknya ke dalam
berbagai praktek yang dapat dieksekusi di semua jajaran perusahaan.
Sedangkan misi itu adalah tujuan yang unik yang dimiliki organisasi yang
membedakan dari organisasi lain yang sejenis. Selanjutnya misi organisasi
akan mencerminkan cakupan organisasi kegiatan/operasi dari organisasi
yang bersangkutan.
Perbedaan antara visi dan misi adalah bahwa visi yang telah
ditetapkan dapatlah berganti, bila entitas sudah dapat mencapainya,
sedangkan misi lebih menekankan pada situasi masa kini, tetapi cenderung
Strategi adalah cara yang dipilih oleh manajemen puncak untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi yang baik adalah adanya
tindakan fungsional, bukan memberikan gambaran rinci tentang apa yang
harus dilakukan pada setiap keadaan.
B. Rumah Sakit sebagai Perusahaan Jasa
1. Pengertian Jasa
Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat
hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat
berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
Jasa merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuai.
2. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan
kesehatan individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat
banyak aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi,
baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Untuk dapat
menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh
yang dimulai dari proses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila
perencanaan tersebut dapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam
- quality. Artinya rumah sakit dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat dan berkualitas.
Terkait dengan era globalisasi perdagangan antarnegara sekarang ini,
pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi
perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga
betul-betul siap dengan daya saing di tingkat global. Di dalam era ini, para
konsumen bebas memilih rumah sakit mana yang mampu memberikan
pelayanan memuaskan, profesional dengan harga bersaing, sehingga
strategi dan kinerja rumah sakit pun harus berorientasi pada keinginan
pelanggan tersebut. Untuk itu diterapkan Balanced Scorecard (BSC) yang diharapkan menjawab tuntutan dan tantangan zaman.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Rumah sakit dibedakan menjadi:
a. Kepemilikan
Rumah sakit dibedakan menjadi dua yaitu rumah sakit yang
diselenggarakan dan dimiliki oleh pemerintah dan rumah sakit yang
diselenggarakan oleh pihak swasta. Rumah sakit pemerintah dimiliki
dan diselenggarakan oleh:
1) Departemen Kesehatan
3) ABRI
4) Badan Umum Milik Negara
Sedangkan rumah sakit swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh :
1) Yayasan
2) Badan Hukum lain yang terkait.
b. Fungsi
Berdasarkan fungsinya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi:
1) Institusi pelayanan Sosial Masyarakat (IPSM)
Merupakan lembaga non profit dan keuntungan IPSM harus
ditanamkan kembali pada Rumah Sakit.
2) Non Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (non IPSM)
Merupakan lembaga non profit dan keuntungan dapat digunakan
oleh para pemilik Rumah Sakit (biasanya diselenggarakan oleh
swasta).
c. Strategi berdasarkan pemasaran
Tipe Rumah sakit dipandang dari segi pemasaran :
1). Volume
Rumah Sakit tipe ini mengutamakan pelayanan (jumlah pasien)
yang sebanyak-banyaknya.
2). Diferensia
Rumah sakit tipe ini mengutamakan spesialisasi, apabila perlu sub
banyak saranan yang menunjang masing-masing spesialisasi
tersebut.
3). Fokus
Rumah Sakit tipe ini adalah rumah Sakit yang berkonsentrasi pada
spesialisasi tertentu, misal khusus jantung, khusus kanker, khusus
paruparu dan sebagainya.
C. Balanced Scorecard
1. Konsep Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk mengukur kinerja yang akan menilai kinerja keuangan dan kinerja bukan keuangan.
Pemikiran dari Balanced Scorecard adalah mengukur kinerja serta target perusahaan dari empat sudut berbeda. Selama ini ukuran itu secara formal
hanya untuk keuangan (finance) seperti menggunakan “Balanced Sheet”
dan “Income Statement” atau dengan menghitung rasio-rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.
Pada konsep Balanced scorecard tidak hanya aspek keuangan (finance) saja yang menjadi tolak ukur kinerja perusahaan. Ada tiga sudut pengukuran lain yang juga diperhitungkan aspek tersebut yaitu, Customer,
Menurut Kaplan dan Norton (1996) Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata, yaitu:
a. Scorecard
Yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang
yang nantinya digunakan untuk membandingkan dengan hasil kinerja
yang sesungguhnya.
b. Balanced
Menunjukkan bahwa kinerja personel atau karyawan diukur secara
seimbang dan dipandang dari 2 aspek yaitu keuangan dan non
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang dan dari segi intern
maupun ekstern.
Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari Balanced Scorecard
adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan
memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan,
jangka panjang dan jangkapendek.
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja, suatu bahasa yang mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi kepada seluruh karyawan
tentang kunci penentu sukses saat ini dan masa datang. Selain itu,
Balanced Scorecard juga menekankan bahwa pengukuran kinerja keuangan maupun non keuangan tersebut haruslah merupakan bagian dari
sistem informasi seluruh karyawan baik manajemen tingkat atas maupun
para pekerja di semua tingkat perusahaan. Balanced scorecard berbeda dengan sistem pengukuran kinerja tradisional yang hanya bertumpu pada
ukuran kinerja semata.
Menurut Kaplan dan Norton langkah-langkah Balanced scorecard
meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini
mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dan peristiwa
jangka pendek. Keempat prosestersebut adalah :
a. Menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan
diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah
satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam
proses perencanaan strategik dengan ukuran pencapaiannya.
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis
Balanced scorecard memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para
pemegang saham dan konsumen, karena oleh tujuan tersebut
dibutuhkan kinerja karyawan yang baik.
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara
sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana
yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah
tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan Balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang
telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
2. Perspektif dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menunjukkan adanya pengukuran kinerja yang menggabungkan antara pengukuran keuangan dan non keuangan (Kaplan,
1996:47). Ada empat perspektif kinerja bisnis yang diukur dalam Balanced Scorecard, yaitu:
a. Perspektif keuangan (Financial Perspective)
Aspek keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan
pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari
siklus kehidupan bisnis, yaitu:
1) Growth (bertumbuh) : tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini
manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu
produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,
akan mendukung hubungan global, serta membina dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
2) Sustain (bertahan) : tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat
pengembalian terbaik. Pada tahap ini, perusahaan mencoba
mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan
mengembangkannya jika memungkinkan.
3) Harvest (menuai) : Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar menuai hasil investasi ditahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi
investasi besar, baik ekspansi pembangunan kemampuan baru,
kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan.
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perhatian perusahaan harus ditujukan pada
kemampuan internal untuk peningkatan kinerja produk, inovasi dan
teknologi dengan memahami selera pasar. Dalam perspektif ini peran
riset pasar sangat besar. Suatu produk atau jasa harus bernilai bagi
pelanggan atau potensial pelanggan, artinya memberikan manfaat yang
lebih besar dan apa yang dikorbankan pelanggan untuk
Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu:
1) Core measurement group, yang memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
a) Pangsa Pasar (market share):
pangsa pasar ini menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh
sebuah unit bisnis di pasar tertentu. Hal itu diungkapkan dalam
bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan atau volume
satuan yang terjual.
b) Retensi Pelanggan (Customer Retention) :
menunjukkan tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan
hubungan dengan pelanggan. Pengukuran dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan
pelanggan yang ada saat ini.
c) Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) :
pengukuran ini menunjukkan tingkat dimana suatu unit bisnis
mampu menarik pelanggan baru memenangkan bisnis baru.
Akuisisi ini dapat diukur dengan membandingkan banyaknya
jumlah pelanggan baru di segmen yang ada.
d) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) :
pengukuran ini berfungsi untuk mengukur tingkat kepuasan
2) Customer Value Proportion yang merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada Core value proportion didasarkan pada atribut sebagai berikut:
a) Product/service attributes yang meliputi fungsi produk atau jasa, harga dan kualitas. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa
yang diinginkan pelanggan atas produk atau jasa yang
ditawarkan.
b) Customer relationship adalah strategi dimana perusahaan mengadakan pendekatan agar perasaan pelanggan merasa puas
atau produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
c) Image and reputation membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang
dijanjikan.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap
semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun
karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan
kepuasan tertentu bagi pelanggan dan juga para pemegang saham.
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:
1) Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses
inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan
mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai
tambah bagi pelanggan.
2) Proses Operasi
Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi
bisnis, lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi, dan
ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada
pelanggan.
3) Pelayanan Purna Jual
Pengukuran ini menjadi bagian yang cukup penting dalam proses bisnis
internal, karena pelayanan purna jual ini akan berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan pelanggan.
d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga
perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan
perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat
melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan
produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu:
sumber daya manusia, sistem dan prosedur.
Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal
dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang
ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil
dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan
sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip
kapabilitas yang terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
1) Kapabilitas pekerja.
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja
pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal
yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a) Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan
produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada
konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja
adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan,
pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk
bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari
atasan.
b) Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan
pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui
pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.
Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan
perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan
dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan
kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan
output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang
seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2) Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem informasi
adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi
yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
3) Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi, dan
pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang
berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas
adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
Sedangkan menurut Mahsun (2006), keempat perspektif yang digunakan
untuk mengukur kinerja menggunakan model BSC adalah sebagai berikut:
a. Perspektif Finansial
Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang profitabilitas
ketercapaian target keuangan, sehingga didasarkan atas sales growth,
b. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan faktor-faktor seperti customer satisfaction, customer retention, customer profitability, dan market share.
c. Perspektif Proses Internal
Perspektif ini mengidentifikasi faktor kritis dalam proses internal
organisasi dengan berfokus pada pengembangan proses baru yang
menjadi kebutuhan pelanggan.
d. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran
Perspektif ini menggunakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
teknologi, pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain
yang perlu diperbaharui.
3. Keunggulan Balanced Scorecard
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan
untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan
yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi
manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi
keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang
BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi
kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis
(Mulyadi, 2001:18) adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang
memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren,
(3)seimbang dan (4) terukur
4. Cara Pengukuran dalam Balanced Scorecard
Ada dua ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian sasaran strategik, yaitu: ukuran hasil dan ukuran pemacu
kinerja. Ukuran hasil merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat
keberhasilan pencapaian sasaran strategik, sedangkan ukuran pemacu
kinerja merupakan ukuran yang menyebabkan hasil yang dicapai.
Cara pengukuran dalam Balanced Scorecard adalah mengukur secara seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif yang lainnya
5. Kerangka pemikiran
Adapun kerangka pemikirannya sebagai berikut:
Gambar I. Model BSC untuk Quasy Non Profit Organizations (Mahsun, 2006: 166)
BSC dapat diadopsi dan diadaptasikan pada pure nonprofit organizations
maupun quasy non profit organizations. Implementasi BSC sebagai alat pengukuran kinerja tetap harus berpedoman pada tujuan organisasi. Pada
jenis quasy non profit organizations, tujuan organisasinya adalah kepuasan pelanggan dan meningkatnya profitabilitas. Dengan demikian, BSC dapat
dimodifikasi dengan menenpatkan perspektif finansial dan pelanggan
sejajar pada puncak dan diikuti oleh perspektif proses internal dan
selanjutnya perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa sasaran utama organisasi adalah tercapainya target-target keuangan
dan kepuasan pelanggan yang dipicu oleh kinerja yang baik dari perspektif
proses internal dan pertumbuhan pembelajaran (Mahsun, 2006:166).
Perspektif Finansial Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses
Internal
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang
menggambarkan keadaan sebelumnya dari obyek penelitian. Penelitian ini
dilakukan di RS Palang Biru untuk mengetahui kinerja rumah sakit pada tahun
2011-2013 dengan memperoleh data yang berkaitan dengan konsep
pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek Penelitian
a. Manajer (Kepala Bagian)
b. Bagian Keuangan, Akuntansi, dan Administrasi
c. Bagian Kepegawaian
d. Bagian Rekam Medis
e. Karyawan
f. Pasien Rawat Inap
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah:
a. Laporan Laba/rugi, Neraca periode 2011-2013
b. Hasil wawancara dengan manajer
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo
2. Waktu
Waktu penelitian ini akan dilakukan pada Juli 2014
D. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan
a. Kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis seperti neraca
dan laporan laba rugi dalam periode 3 tahun serta hasil kuesioner dan
wawancara
b. Kualitatif, yaitu data berupa keterangan-keterangan tertulis seperti
metode penerapan Balanced Scorecard.
2. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer.
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli/tidak melalui media perantara (Indriantoro dan
Bambang, 2002).
Data Primer dalam peneitian ini berupa:
1) Hasil wawancara langsung dengan direktur rumah sakit
2) Hasil jawaban kuesioner
3) Data tentang gambaran umum rumah sakit
4) Laporan Laba/Rugi serta Neraca periode 2011-2013
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi adalah:
a. Gambaran umum rumah sakit
b. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran serta Neraca periode 2011-2013
c. Data pasien dan karyawan tahun 2011-2013
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan menyusun daftar pertanyaan secara
tertulis. Kuesioner akan dibagikan kepada pasien, karyawan, dan
manajer/kepala bidang dalam rumah sakit.
3. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan adalah teknik wawancara tatap
muka langsung dengan direktur rumah sakit. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara adalah keadaan pangsa pasar, retensi pelanggan,
akuisisi pelangggan, proses inovasi.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkana oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi adalah pasien rawat inap
pada aspek konsumen dan karyawan RS Palang Biru yang akan digunakan
untuk menilai perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan manajer/kepala
bidang untuk menilai perspektif proses bisnis internal.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil teknik convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman merupakan teknik pengambilan sampel secara bebas dimana
peneliti menyebarkan kuesioner untuk menilai kepuasan pelanggan kepada
pasien rawat inap saja sebanyak 86 pasien. Kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan rumah sakit sebesar 100 dan untuk kepala bidang/manajer
rumah sakit sebanyak 20 kuesioner.
G. Teknik Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan
non keuangan yang terdapat dalam 4 perspektif dalam Balanced Scorecard. Alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji dengan pengujian validitas (tingkat
keaslian) dan reliabilitas (tingkat keandalan)
1. Melakukan pengujian data untuk mengetahui valid atau tidaknya data
yang diperoleh, serta reliable atau tidaknya data yang diperoleh. a. Uji Validitas data
Uji Validitas ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana
akurasi dari alat pengukur untuk mengukur apa yang ingin diukur.
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
b. Uji reliabilitas Data
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas suatu
konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbanch’s
Alpha lebih besar dari 0,700 (Ghozali, 2001). Output SPSS untuk diuji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama-sama dengan hasil uji
validitas.
2. Mengukur kinerja dari masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard, yakni:
a. Perspektif Keuangan
Merupakan pengukuran kinerja yang ditinjau dari sudut pandang
keuangan periode tahun 2011-2013 berdasarkan rasio:
1) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung berapa besar keuntungan yang dihasilkan dari
pendapatan.
NPM = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 % Total pendapatan
Semakin meningkatnya tingkat rasio NPM maka semakin baik
dihasilkan dari pendapatan, sebaliknya jika tren rasio menurun
maka akan dinilai kurang baik
2) Return on Asset (ROA)
Return On Assets digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang diperoleh rumah sakit atas setiap investasi yang dilakukan.
Rasio ini mengukur efektifitas rumah sakit dalam memanfaatkan
seluruh sumber dayanya, yang sering disebut sebagai tingkat
pengembalian atas investasi.
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%
Total Asset
Apabila rasio ROA meningkat maka semakin baik kinerja rumah
sakit dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, sebaliknya
jika tren rasionya menurun maka dikatakan kurang baik.
3) Return On equity (ROE)
Return On Equity digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan ekuitas dana dalam rumah sakit, dengan membandingkan antara
laba dengan modal yang digunakan dalam rumah sakit.
ROE = Laba bersih setelah pajak x 100%
Equity Capital
Semakin tinggi nilai persentase ROE menunjukkan bahwa kinerja
rumah sakit semakin baik, karena berarti jasa itu memberikan
pengembalian hasil yang menguntungkan bagi pemilik modal yang
b. Perspektif Pelanggan
Data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada pasien rawat inap,
sedangkan data sekunder diperoleh dari data arsip rumah sakit bagian
rekam medis. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang
diperoleh masing-masing responden.
Data pengisian kuesioner diubah menjadi data kuantitatif dengan
memberikan skor masing-masing pilihan jawaban dengan skala likert
seperti yang dikemukkakan oleh Sugiyono (2002) sebagai berikut:
Tabel 1. Skala likert positif
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu/ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 2. Skala likert Negatif
1 Sangat Setuju 1
2 Setuju 2
3 Ragu/ragu 3
4 Tidak Setuju 4
c. Perspektif proses bisnis internal
Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, yang ditujukan manajer RS palang Biru. Skala yang
digunakan untuk kuesioner adalah skala likert. Skala likert ini
digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin skala
dengan interval yang sama. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan
total skor yang diperoleh masing-masing responden.
d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun
dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka
panjang. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang
diperoleh masing-masing responden.
3. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik
a. Data primer
Penilaian data primer yang bersumber dari responden dilaksanakan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer (kuesioner) Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat puas 5 Sangat baik
Puas 4 Baik
Netral 3 Sedang Kurang puas 2 Kurang baik
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan
periode tahun 2011-2013. Penilaian ukuran strategik perspektif
keuangan ditentukan berdasarkan peningkatan atau penurunan tren
rasio keuangan. Kinerja keuangan dapat dikatakan baik bila terdapat
peningkatan rasio dan dikatakan buruk bila rasio yang didapatkan dari
laporan keuangan tersebut mengalami penurunan.
4. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja RS secara Keseluruhan
Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif
maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat
digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari
empat perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang
penilaian kinerja yang disebut sebagai Teknik Skoring untuk
masing-masing perspektif antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik) dibagi 5, yaitu
kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik, dan sangat
baik.
Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka
penentuan nilai pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas. Penentuan
rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat
Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja yang ditetapkan tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4. Kriteria Penilaian Kinerja RS secara Keseluruhan Rentang nilai Kriteria Penilaian Kinerja
1,0 – 1,8 Buruk 1,9 – 2,6 Kurang baik 2,7 – 3,4 Sedang 3,5 – 4,2 Baik 4,3 – 5,0 Sangat baik Sumber: Sugiyono (2001)
5. Melakukan Penarikan Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan analisa atas data penelitian yang telah dilaksanakan pada
tahap sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan atas kinerja RS
dengan menggunakan empat perspektif dalam metode balanced scorecard. Kesimpulan ini diungkapkan secara deskriptif. Dalam bagian ini juga
diungkapkan keterbatasan serta saran bagi RS, berdasarkan penelitian
38
BAB IVGAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Palang Biru
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo adalah salah satu upaya pelayanan di
bidang kesehatan milik Tarekat Suster-Suster Amal kasih Darah Mulia yang
dikelola oleh Yayasan Swana Santa. Pelayanan dimulai pada tahun 1952 oleh Sr.
Yulita ADM dengan berkeliling dari desa ke desa untuk memberikan pertolongan
pada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan. Kegiatan perawatan
dilakukan di komplek Susteran yang menyediakan satu kamar untuk persalinan,
satu kamar untuk perawatan bayi dan satu kamar lagi untuk Poli Umum
merangkap kamar tamu.
Pada tahun 1963 atas usaha Bapak Budiman, RB/BP Palang Biru mendapat
bantuan dari Yayasan Dana Bantuan Indonesia untuk menambah bangunan gedung
di komplek Susteran. Gedung ini kemudian dipergunakan untuk pelayanan
Poliklinik Umum dan BKIA, asrama puteri (perawat dan guru karyawan Yayasan)
serta untuk perawatan bayi dan titipan anak yatim piatu, premature.
Pada tahun 1972 Pimpinan Kongregasi Suster-Suster ADM mengusahakan
dana untuk membeli tanah dan membangun gedung baru guna memindahkan
tempat persalinan dan perawatannya yang sudah tidak memadai lagi. Pada tahun
1973 bangunan selesai, RB/BP dipindahkan ke tempat yang baru sampai sekarang
39
Perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan terasa dari semula RB
hanya melayani ibu bersalin dan merawat bayi serta penitipan bayi-bayi premature
dan sakit. Tetapi sejak tahun 1980 RB harus menerima penitipan bayi sakit
dengan penyakit ringan, misalnya diare. Lama kelamaan terus meningkat dengan
banyak orang sakit yang datang mendesak meminta opname baik pasien perempuan maupun pria. Keadaan ini membuat Yayasan Swana Santa memilih
untuk meningkatkan status Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Umum.
Setelah Yayasan Swana Santa memilih untuk mendukung peningkatan
status maka diadakan studi kelayakan yang dilaksanakan dengan bantuan ahli dari
PERDHAKI dan diproseslah permohonan perubahan status kepada Kanwil
Departemen Kesehatan Jawa Tengah di Semarang. Akhirnya tepat pada tanggal
tanggal 30 Oktober 1998, keluarlah izin tetap Rumah Sakit yang harus
diperbaharui dan dipertanggung jawabkan keberadaannya 5 tahun kemudian,
dimana pada tanggal tersebutlah ditetapkan sebagai hari jadi Palang Biru.
B. Profil Rumah Sakit Palang Biru
1. Nama : Rumah Sakit Palang Biru
2. Alamat : Jl. Marditomo 17 Kutoarjo, Kabupaten Purworejo
Telp. (0275) 641425, 641650
Fax. (0275) 642560 Email: rspb_kta@yahoo.co.id
3. Berdiri : 30 Oktober 1998
5. Pemilik : Kongregasi Suster Amalkasih Darah Mulia (ADM)
6. Yayasan : Swana Santa Palang Biru
7. Luas Tanah : 4.217 m2
8. Luas Bangunan : 6.586 m2
9. Direktur : dr. Iwan Santoso, MPH
10. Klasifikasi RS : Tipe C (10 Februari 2012)
11. Status Akreditasi : Akreditasi 5 Bidang Pelayanan (31 Desember 2010)
C. Visi, Misi, Falsafah Rumah Sakit
Rumah Sakit Palang Biru melaksanakan kegiatan pelayanannya berdasarkan
Visi, Misi, dan Falsafah sebagai berikut:
1. Visi
Terwujudnya pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas dari awal sampai
akhir, memberi harapan hidup kepada mereka yang sakit dan keluarganya,
dengan semangat kebhinekaan, komunio, profesional, holistic, hospitality dan kejujuran, berbela rasa, bertanggung jawab untuk seluruh lapisan masyarakat
yang kita layani, sehingga mereka mengalami keselamatan
2. Misi
a. Mewujudnya pelayanan membela hidup sampai tuntas dari awal sampai
akhir
41
c. Melayani dengan semangat kebhinekaan, komunio, professional, holistic, hospitality dan kejujuran, berbela rasa, bertanggungjawab, untuk seluruh lapisan masyarakat yang kita layani
3. Falsafah
Kami melayani Anda dengan kasih dan gembira
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Palang Biru
Sumber: Bagian Kepegawaian RS Palang Biru
E. Personalia
1. Karyawan
Tabel 5. Data ketenagakerjaan di Rumah Sakit PB 2014
No Jenis tenaga Jumlah 7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 8 Tenaga Gizi 1 9 Tenaga Keterapian Fisik 2 10 Tenaga Keteknisan Medis 7 11 Tenaga Non Medis 71
TOTAL 197 Sumber: bagian kepegawaian RSPB
2. Sistem Penggajian
Rumah sakit membedakan sistem penggajian antara karyawan tetap dengan
karyawan tidak tetap. Sistem penggajian yang ditetapkan oleh RSPB adalah
sebagai berikut:
a. Karyawan tetap
Gaji yang diterima oleh karyawan tetap terdiri dari beberapa komponen
pembangunan, yaitu:
43
b. Karyawan Tidak Tetap
Gaji yang diterima oleh karyawan tidak tetap terdiri dari beberapa
komponen pembangunan, yaitu:
1) Gaji honorarium tetap
2) Insentif kehadiran
3) Insentif Jaga malam
4) Insentif lembur
3. Sistem Pengaturan Jam Dinas
Sistem pengaturan jam dinas yang berlaku di RSPB adalah sebagai berikut:
a. Untuk karyawan yang berhubungan dengan pasien:
1) Shit 1 : pukul 07.00 - 14.00
2) Shift 2 : pukul 14.00 - 21.00
3) Shift 3 : Pukul 21.00 - 07.00
b. Untuk karyawan di bagian penunjang medis:
1) Shift 1 : pukul 07.00 – 14.00 2) Shift 2 : pukul 10.00 – 17.00 c. Untuk karyawan di bagian administrasi:
pukul 07.00 – 14.00
F. FASILITAS PELAYANAN
Fasilitas pelayanan terdiri dari:
1. Pelayanan 24 jam:
a. IGD
b. Laboratorium
c. Farmasi
d. Ambulans
2. Pelayanan rawat jalan: