• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 152009002 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 152009002 BAB IV"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dusun Toyogiri

Dusun Toyogiri adalah satu dari beberapa dusun yang berada di kelurahan

Desa Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dari asal kata Toyogiri ini bisa dijelaskan sedikit mengenai artinya yakni kata Toyogiri berasal dari kata Toyo atau

Banyu dan Giri. Toyo atau banyu yang berarti Air dan Giri yang berarti gunung. Jadi

Toyogiri adalah Banyu Gunung yang memiliki arti bahwa banyak sumber mata air dan juga terdapat dua buah kali yang besar yang dgunakan msyarakat setempat untuk

mandi dan mencuci dan sungainya tidak pernah kering meskipun waktu kemarau.

1. Wilayahnya

Wilayah dusun ini berupa tegalan, ladang, sawah, dan perkampungan. Terdapat 3 buah Rukun Tetangga dan 2 rukun warga. Dusun toyogiri berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara yaitu Dusun Prenggan, sebelah Selatan Perkebunan Kopi Agro Tlogo dan Dusun Delik, sebelah Timur Perkebunan karet dan kopi Agro Tlogo, sebelah Barat Pintu Air bendungan Jembatan Tuntang.

2. Penduduknya

Penduduk masyarakat Dusun Toyogiri sebagian besar adalah bertani, pegawai swasta dan hanya beberapa yang mereka memanfaatkan sumber air menjadi nyawa yang

(2)

bekerja di perkebunan karet dan kopi milik pemeringtah daerah yaitu Agro Tlogo. Sebagian lain juga berternak sapi, kambing, dan kerbau karena rumput mudah

didapatkan disekitar perkebunan kopi tersebut. Ada juga beberapa yang bekerja di pabrik swasta seperti, konveksi dan pabrik tekstil.

B. Sejarah Dina Geblag

Kepercayaan tentang Dina Geblag sebagai hari na’as ini adalah datang dari kepercayaan yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. (Wagiyo, 06 Desember 2012).

Sunan Kalijaga adalah satu-satunya wali yang memiliki kemampuan dalam menjaga aliran atau kepercayaan asli yang hidup di dalam masyarakat. Beliau tidak menunjukan sikap anti pati terhadap semua aliran atau kepercayaan yang tidak sesuai

dengan Islam, tetapi dengan penuh kebijaksanaan aliran-aliran kepercayaan yang hidup didalam masyarakat itu dihadapi dan digauli dengan penuh toleransi. Konon,

menurut cerita memang sunan Kalijaga adalah satu-satunya wali yang faham dan mendalami segala pergerakan dan aliran atau agama yang hidup dikalangan rakyat.

Adapun inti ajaran Sunan Bonang yang tak lain adalah Guru Sunan Kalijaga yang pertama kali diajarkan kepadanya yang juga banyak disebut dalam naskah kuno tentangnya adalah ilu “Sangkan Paraning Dumadi” ilmu ini pada dasarnya

menerangkan soal :

1. Darimana asal-usul kejadian alam semesta dan seisinya, termasuk didalamnya adalam manusia,

2. Kemana perginya nanti didalam kelenyapannya sesudah adanya, 3. Apa perlu semua itu adanya sebelum lenyapnya

(3)

Dalam bukunya Ridin Sofwan, G.P.H. Hadiwidjaya, yang dituliskan dalam brosur yang berjudul Kalijaga, sebuah tulisan yang disampaikan dalam ceramahnya di Radya

Pustaka, Solo, tanggal 7 Mei 1956. Menyebutkan pendapatnya dalam sebuah kidung yang pernah didengarnya pada zaman sebelum perang di daerah Pasundan , yang berbunyi :

Sing sapa reke bisa nglakoni, Amutih lawan anawaha, Patang puluh dino wae, Lan tangi wektu subuh, Lan den sabar sakuring ati, Ing sa-Allah tinekan, Sa kersanireku, Tumrap sanak rajatinira, Saking sawahe ngelmu pangiket kami, Duk aneng Kalijaga

Artinya :

Barang siapa menjalani melakukan mutih dan minum air tawar, empat puluh hari saja

dan bangun pada waktu subuh, dan bersabar hati sukur, Kepada Tuhan terlaksanakanlah sekehendakmu, pada saudara keluargamu, dari sawah ngelmu yang

kami ikat, waktu berada di kalijaga.

Hal ini menunjukkan adanya pemahaman Islam dan pemahaman kepercayaan kejawen menjadi satu dalam sebuah agama yaitu Islam Kejawen. Dalam ilmu kejawen

menjelaskan banyak hal tentang kematian atau falsafah Sangkan Paraning Dumadi yang juga berasal dari ajaran Sunan Bonang yang dturunkan Kepada Sunan Kalijaga

yang mana mengulas banyak hal tentang kematian dan kemana setelah kita mati termasuk didalamnya dimulai dari Petungan Jawa dan juga Dino Geblag. Sunan Kalijaga telah disebutkan bahwa Beliau adalah salah satu wali yang mempunyai

toleransi kepada kepercayaan asli masyarakat.

C. Dina Geblag menurut Kepercayaan Masyarakat Jawa

Dina Geblag yaiku dino kang ora bisa diterak tumrape wong urip, amarga yen

(4)

seseorang) yaitu hari yang bisa dilanggar orang yang masih hidup, karena apabila dilanggar akan menemukan sengsara dan petaka.

Dino Geblag hari meninggalnya orang tua yang dihitung berdasar hari nasional dan hari pasaran, jikalau melebihi jam 6 sore maka masuk hari berikutnya. Maka Petungan Jawa sangat digunakan dalam perhitungan Dino Geblag ini. Dino Geblag

akan terulang setiap Selapan Pisan atau 30 hari sekali dalam setiap bulannya. Dalam satu keluarga yang sangat berpengaruh adalah Dina Geblag atau hari kematian orang

tua Bapak atau Ibu. Maka pada hari itu menjadi hari yang tidak boleh dilanggar atau menjadi pantangan. Dalam tahun Islam ini ada dua hari menurut orang Jawa yang tidak boleh dilanggar dan sangat menjadi pantangan yaitu jika ada hari yang disebut

Sangartahun atau Pati Besar jatuh pada hari Kamis Pon dan Dina Taliwangke yang pada tahun ini Jatuh pada hari Minggu Legi tanggal 3 suro tetapi setiap tahunnya akan

bergeser dan berpindah karena jumlah hari nasional dan hari menurut penanggalan Islam berbeda, jika hari Nasional berjumlah 30 hari, 31 hari dan ada juga yang 29 hari

tapi jika hari islam ada 30 hari saja.

Menurut masyarakat Jawa pantangan berarti sesuatu yang tidak boleh diterak atau dilanggar, jika dilanggar akan mendapatkan kesialan atau nemoni mahanani

namun jika memang ada sesuatu yang harus dilakukan dan tidak terdapat toleransi didalamnya maka ada penawar atau doa yang dipakai oleh masyarakat ketika harus melakukan kegiatan di hari Na’as tersebut. Doanya dalam bahasa Jawa ;

Sebelum keluar dari pintu rumah jari telunjuk memegang lubang hidung sebelah kiri dan kanan secara bergantian. Dalam istilah orang Kejawen yaitu Nakoki Irung,

(5)

yang paling lancar maka kita wajib melangkahkan kaki sesuai dengan nafas hidung yang paling lancar sebelah kiri ataukah sebelah kanan. Dengan melangkah dalam hati

berdoa dengan bahasa Jawa : Ora ono opo-opo, Sing ono mung Allah karo Slamet lan nugraha. Artinya : tidak ada apa-apa, yang ada hanya Allah dan keselamatan juga berkah.

Juga doa untuk meminta ijin kepada orang yang meninggal jika perginya pada Dino Geblag itu, doanya : Menyebut nama Almarhum/Almarhumah, sira paring bagas

waras slamet saking kersane Allah. Artinya : Menyebut nama Almarhum/Almarhumah..saya diberi keselamatan karena hanya Allah semata. Maksudnya meminta ijin kepada Almarhum dan berharap Almarhum/Almarhumah

memberi keselamatan atas ijin Allah.

Dan apabila telah sampai ke tempat yang dituju maka wajib lagi membacakan doa,

dalam bahasa Jawa yakni :

Tunggak mengo sengkala lungo, Lungo-lungo saking kersane Gusti Allah. Artinya :

Jebakan akan pergi dan permasalahan akan menjauh, pergi-pergi atas kehendak Allah. Maksudnya berharap dengan doa itu akan menjadi penawar dan berfungsi sebagai penolak semua gangguan.

Pantangan yang tidak boleh dilanggar ketika Dina Geblag yaitu Jual Beli, mencari obat, memusyawarahkan sesuatu, menanam apapun untuk pertanian,

(6)

keturunannya pastilah mempunyai ikatan yang sangat kuat entah itu batin atau juga bisa yang lain. Seperti misalnya, jika seorang ibu sedang mendapati perasaan yang

tidak enak dan memikirkan anaknya yang sedang jauh dari sang ibu, sang ibu mempunyai firasat buruk terhadap anaknya dan ternyata memang benar sesuatu hal telah terjadi. Ini adalah naluri, begitu juga dengan Dina Geblag ini dianggap masih

ada kaitannya dengan orang yang masih hidup. Kematian yang disebabkan oleh banyak perkara misalnya kecelakaan atau kematian secara tidak wajar itu lebih-lebih dianggap sebagai hari yang sangat murka. Ketika hari na’as itu terulang dalam setiap

bulannya maka masyarakat Jawa akan Nas atau istirahat supaya kejadian yang sama akan terulang kepada kerabat yang masih hidup. Bisa juga kejadian lain yang besar

maupun yang kecil akan terjadi, tetapi pastilah itu berdampak hal yang tidak baik bagi kerabat yang masih hidup. Apabila bekerja ditempat jauh, dan lupa dengan hari na’as

orang tua maka perlu berhati-hati dan waspada pada hari itu. Dengaan menggunakan doa menurut kepercayaannya sendiri, maka dipercaya bisa dijadikan sebagai

penangkal dan penawarnya.

Berdasarkan pengalaman hidup yang telah terjadi banyak hal yang dianggap

Keno Geblag’e Almarhum misalnya ;

1. Hari na’as pada Keluarga Bapak Wagiyo yaitu ketika membeli barang berupa Jam tangan bertepatan pada Dino Geblag orang tua Bapak Wagiyo yaitu Senin Legi

(7)

2. Pengalaman yang kedua adalah salah satu menantu bapak Wagiyo bernama Bapak Juwari mengalami kecelakaan hingga meninggal ketika hendak pulang kerja

pada Dina Geblag mbah putri yaitu Jum’at Pon.

3. Selanjutnya cucu Bapak Wagiyo bernama Rizky dipecat dari kerjaannya pada Dina Geblag yang sama yaitu Jum’at Pon yang mana itu adalah hari meninggalnya

Mbah putri.

Dina Geblag itu juga menjadi pantangan dan benar-benar tidak boleh dilanggar

yaitu kalau digunakan sebagai hari untuk mengijabkan dalam adat perkawinan, itu sangat besar pantangannya. Menurut kepercayaan orang Jawa jika itu dilanggar atau diterak maka akan terjadi hal sebagai berikut :

a. Akan mendapatkan musibah dalam kehidupan keluarga

b. Akan kerep nemoni lelara atau sering mengalami wabah penyakit

c. Dadi gunemaning uwong, maksudnya sering menjadi bahan pembicaraan orang

lain.

d. Hingga akan mengalami perceraian

Pandangan masyarakat memang sangat berdasar dengan adanya hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya, tetapi bukan berarti tidak mempunyai dasar dalam hal

Dina Geblag ini. Bersifat secara turun menurun paham tentang Dina Geblag ini berhasil diteruskan hingga sampai generasi yang berikutnya. Generasi berikutnya pun

juga melaksanakan sesuai dengan apa yang leluhur lakukan, tidak melanggar pantangan, tidak lupa menjalankan segala aktivitas yang biasa dilakukan oleh leluhur sebelumnya. Ini artinya masih terjaga tradisi sebagai bentuk menjaga kelestarian

(8)

dibandingkan hanya merawat pusara nenek moyang saja. (Soemardi, 6 Desember 2012).

Tidak semua orang menganggap bahwa Dina Geblag itu sangat penting, jika seseorang lalai dan terjadi kecelakaan dalam bentuk apapun maka yang bisa mengingat-ingat justru orang lain bukan diri sendiri yang mengingat. Banyak kejadian

yang menimpa seseorang, yang mana orang mengalami kecelakaan tetapi tidak ingat bahwa itu adalah hari na’asnya yang tidak boleh dilanggar dan menjadi pantangan.

Orang yang lain yang menyadari ternyata terjadinya kecelakaan itu adalah tepat saat hari na’as leluhurnya biasanya hanya berbicara dibelakang karena itu sudah bukan hak

lagi untuk mengingatkan. Hanya saja dijadikan sebagai pelajaran bahwa ke-murkaa-an

Dina Geblag itu benar adanya. Menurut kepercayaan Jawa yang bersifat turun

temurun doa-doa Jawa lah yang paling tepat digunakan, tetapi dengan adanya

penyebutan Allah maka itu adalah menunjuk salah satu agama yang bercampur dengan kepercayaan asli. Di dusun Toyogiri ini, penganut Islam Kejawen hampir semuanya

masih menggunakan paham adanya Dina Geblag ini. Menurut pemaparan Bapak Wagiyo dan Bapak Soemardi pada wawancara tanggal 7 Desember 2012 menjelaskan kepercayaan yang menunjuk pemahaman tentang Dina Geblag adalah satu-satunya

paham yang masih bisa dirasakan hingga saat ini.

Namun realitanya, anak-anak muda jaman sekarang ini bersikap sakkarep-karepe dewe atau semaunya sendiri. Yang diikuti adalah kemajuan jaman yang

sebenarnya merusak moral dan perilaku pribadi masing-masing individu. Generasi sekarang ini tidak mempunyai landasan yang kuat dalam dirinya, itu disebabkan

(9)

(kata-kata orang tua) semenjak pertumbuhan dari anak-anak hingga remaja. Dan sebagai orang tua pun harus selalu bijak memberikan pengertian dan hal-hal yang penting

dalam menjalani kehidupan yang hanya sebentar di dunia ini. Sebagai generasi baru, seharusnya mengingat Soko ngendi tekamu lan asalmu (darimana datang dan asalmu) mempunyai maksud jika tidak ada pendahulu maka generasi sekarangpun tidak akan

ada. Dan wajiblah kita mengikuti saran dari orang tua, karena sebenar-benarnya itu hanya darin orang tua (Soemardi, 7 Desember 2012)

D. Makna Simbolis Sesaji pada Dina Geblag

Dalam falsafah hidup Jawa, berbakti kepada kedua orang tua dan para leluhur yang menurunkan adalah suatu ajaran yang diagungkan. Orang Jawa yang memahami

hakekat hidup, tentunya akan sangat memahami apabila kesuksesan lahir dan batin tak akan bisa diraih apabila kita menjadi seorang anak atau generasi penerus yang durhaka

kepada orang tua dan para leluhur yang menurunkannya. Ungkapan rasa berbakti, tidak hanya diucapkan dalam ikrar doa-doa puji-pujian yang ditujukan kepada

leluhurnya.

Salah satu wujud konkrit rasa berbakti tersebut adalah berupa sesaji, yang dimaksud sebagai persembahan atas segala rasa hormat dan rasa terimakasih tak

terhingga kepada para leluhur yang telah wafat yang mana semasa hidupnya telah berjasa memberikan warisan ilmu, harta-benda, dan lingkungan alam yang terpelihara

dengan baik sehingga masih dapat kita nikmati sampai saat ini dan memberikan manfaat untuk kebaikan hidup kita. Masing-masing Uborampe (sesaji) mempunyai ciri khas dan makna yang dalam. Tanpa memahami makna, rasanya persembahan

(10)

tak ada tuntunannya, dan syirik. Tetapi semua prasangka itu tentu datang dari hasil pemikiran yang tak cukup informasi untuk mengenal dan memahami apa makna

hakekat di balik semua itu.

Contoh, misalnya para orang tua zaman dulu suka menabur bunga setaman di perempatan jalan. Tetapi lama-kelamaan tradisi itu hilang karena orang takut dituduh

musrik dan seterusnya. Padahal, sesungguhnya orang yang menabur bunga di perempatan jalan sambil mengucapkan doa yang menisiratkan makna yang dalam

dalam limpahan kasih sayang yang tidak pilih kasih. Adapun doanya misalnya sebagai berikut: Ya Tuhan…berilah keselamatan dan berkah kepada siapapun yang melewati jalan ini, baik manusia, makhluk halus, maupun binatang apapun jenis dan namanya.

Doa dan apa yang mereka lakukan merupakan manifestasi dari budi pekerti mereka yang sungguh adiluhung. Melakukannya penuh dengan ketulusan dan kasih sayang. Tentu saja doa yang mengandung ketulusan dan kasih sayang yang berlimpah itu, akan beresonansi dan bersinergi dengan energi alam semesta yang penuh limpahan berkah. Alam menyambutnya dengan limpahan berkah dan keselamatan lahir batin kepada seluruh makhluk yang melewati perempatan jalan itu. Itulah kodrat alam yang telah terbentuk

dalam relung-relung hukum keadilan Tuhan.

http://sabdalangit.wordpress.com/2010/05/02/bahasa-simbol-makna-bunga/

Menurut pandangan orang Jawa, sesaji atau sajen adalah Gandarasa (macam-macam rasa) yang sediakan untuk arwah jika arwah itu pulang menjenguk sanak saudara dirumah ketika Dina Geblag-nya atau malam Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon. Gandarasa maksudnya macam-macam rasa dan aroma yang akan dicicpi oleh Arwah.

Pada saat Dina Geblag, kerabat yang masih hidup menyediakan beberapa sesaji dirumah, antara lain :

(11)

b. Wedhang Kopi (Air Kopi), yang berwarna hitam melambangkan pengharapan seluruh kegelapan yang akan menimpa keluarganya akan dibawa pergi jauh oleh arwah dan

kegelapan tidak akan menimpa sanak keluarga yang masih hidup.

c. Rokok , jika yang meninggal adalah laki-laki rokok akan habis ketika sudah dihisap sampai puntung rokoknya hal ini melambangkan ketika sudah meninggal jika yang

tersisa adalah jasadnya itu sudah tidak berguna lagi. Asap akan terbang melambangkan roh akan pergi dan menghilang atau terbang.

d. Susur kinang (Inang), jika yang meninggal perempuan. Susur kinang itu bila dikunyah akan menimbulkan Dubang atau Idu Abang yang bila diludahkan ke tanah sekalipun sudah hilang maka akan tetap membekas warna merah. Maksudnya sekalipun sudah

meninggal maka akan selalu ada dan tampak.

e. Duit sen (Uang Receh), uang koin atau uang receh disediakan pralambang untuk

syarat membeli sesuatu.

Hanya 4 sesaji itu yang wajib ada ketika Dina Geblag, ada juga yang menyedikan

makanan kesukaan orang yang meninggal. Seperti misalnya Nasi, telur Jawa, Sayur sambal Goreng Kentang, pisang Dan jajan pasar. Ketika menyediakan dan menyiapkan sesaji di meja orang yang menyiapkan itu mengucapkan doa dalam bahasa Jawa yaitu

Misal yang meninggal itu Bapak nya :

Arwah Bapakku, aku nyepak’i sajen mbok menowo ono kekurangane tukuo dewe nang

pasar Dieng. Artinya : Arwah ayahku, saya menyediakan sesaji tetapi jika masih ada

kekurangan silahkan membeli sendiri ke pasar Dieng.

Pasar Dieng adalah pasar yang berada di dataran tinggi Dieng. Merupakan pasar yang

(12)

dimana orang yang mempunyai kelebihan akan bisa melihatnya. Orang yang bisa melihat akan melihat seperti ramainya pasar dan terdapat juga proses jual beli hanya

saja penjual tidak menerima uang dengan tangannya, hanya pembeli menjatuhkan uang didepan penjualnya dan tanpa ada komunikasi. Tempat yang dianggap angker atau keramat itu terdapat banyak mahkluk halus yang baik maupun yang jahat.

Sifatnya adalah mahkluk halus itu jumlahnya lebih banyak melebihi jumlah manusia karena mahkluk halus itu bisa melahirkan namun tidak ada yang bisa mati, tetapi

manusia melahirkan tetapi juga terdapat siklus kematian dalam hidupnya. (Wagiyo, 7 Desember 2012).

Yang menyediakan adalah kerabat, berharap ketika arwah pulang bisa

merasakan dan mencicipi makanan yang disukai. Masyarakat yang titen atau memperhatikan di pagi harinya minuman itu akan berkurang setidaknya 1 cm,

masyarakat Jawa mempercayai bahwa yang meminum adalah arwah yang pulang ketika Dino Geblag itu. Namun tidak selamanya orang yang telah meninggal

arwahnya bisa langsung berada ke tempat yang dituju menurut ajaran dalam kitab orang muslim yaitu Al Qur’an. Ada juga arwah yang masuk ke dalam bangsa binatang

dan hewan, ada yang masuk ke dalam bebatuan dan pepohonan yang rimbun, dan ada

juga yang masuk ke dalam warga maksudnya arwah itu akan masuk ke dalam jiwa kerabatnya sehingga mempunyai postur tubuh, tabiat dan sifat seperti orang yang

(13)

sesuai dengan kitab Al Qur’an manusia diciptakan dari tanah maka harus kembali ke

tanah.

Menurut pengalaman yang pernah terjadi lewat mimpi, ada seseorang yang bermimpi di datangi seorang yang telah meninggal dan meminta minum. Menurut penuturan bapak Wagiyo, arwah yang datang lewat mimpi itu artinya arwah

memerlukan bacaan Surat Al Fatihah dan Surat Al Ikhlas. Yaitu seperti dibawah ini : Surat Al Fatihah : Bismilaahir Rahmaani Rahiim. Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Ar

rahmaanir Rahim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaka na’ budu wa iyyaaka nasta’iin. Ih

dinash shirathal mustaqiim Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduu bi

‘alaihim wa ladh dhaalliiin. (Ichwan Alhafidz, 2009 : 5) Artinya : Dengan nama Allah

yang maha pemurah lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Yang maha pemurah lagi maha penyayang. Yang memiliki hari pembalasan, hanya

kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami mohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus , yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat

atas mereka bukan (jalan) orang-orang yang dibenci dan juga bukan orang-orang yang tersesat.

Surat Al Ikhlash yang bunyinya : Bismilaahir Rahmaanirahiim, Qul huwallahu ahad

Allaahush shamad, lam yalid wa lam yuulad wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

(Ichwan Al Hafidz, 2009 : 6)

Artinya : katakanlah “Dia Allah yang maha Esa” hanya Allah lah tempat bergantung.

Dia tidak beranak dan tidak diperankan. Dan tidak ada satupun yang menyamainya. Dua bacaan tersebut yang selalu dinanti oleh arwah di dalam kubur, sebab itu akan

(14)

kubur. Dengan kata lain dengan surat itu dipercaya dapat meringankan hukuman dan siksaan di dalam kubur.

E. Ziarah Makam

Pergi ke makam atau menjenguk pusara atau kijing dengan membawa beberapa bunga untuk kemudian di taburkan diatas kuburan seseorang. Biasa

dilakukan masyarakat ketika tepat Dina Geblag seseorang, atau bisa juga pada saat Selasa kliwon dan Jum’at Kliwon . menurut syari’at Islam ziarah kubur itu bukan

hanya menengok kubur saja dan bukan pula untuk sekedar tahu dan mengerti dimana seseorang itu dikubur atau hanya sekedar ingin mengetahui keadaan makam saja, akan tetapi kedatangan seseorang ke kubur adalah dengan maksud untuk mendoakan

kepada yang dikubur.

Tidak ada larangan untuk siapapun yang ingin ziarah makam, prinsipnya

semua orang yang melakukan ziarah makam pasti mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Dan tidak ada larangan untuk siapapun yang ingin berziarah, kecuali yang

mempunyai tujuan negatif hukumnya haram. Orang yang berziarah ke makam pasti membawa sesuatu yang akan diberikan dan ditinggalkan di pusara atau diatas kijing dan akan membacakan doa-doa untuk orang yang meninggal. Berziarah kubur itu

adalah memberi, mengirim sesuatu agar orang yang meninggal itu tidak kurang satu apapun disana. Yang disimbolkan dengan kemenyan dan bunga-bunga yang di bawa

oleh peziarahnya.

Anak adalah orang yang paling wajib pergi ke makam orang tuanya yang telah meninggal, baik perempuan maupun laki-laki. Namun yang diutamakan adalah anak

(15)

jero, maksudnya adalah anak laki-lakilah yang berpengaruh besar dalam suatu nama

baik keluarga. Ketika berziarah ke makam ada beberapa tata cara yang harus

dilakukan, yaitu :

1. Berwudlu sebelum ke makam, maksudnya membersihkan badan sebelum memasuki makam.

2. Setelah sampai ke makam akan memasuki Krapyak terlebih dahulu, krapyak adalah rumah-rumahan yang digunakan untuk menyimpan tandu dan keranda untuk

mengangkat jenazah. Dan ketika memasuki Krapyak berhenti dahulu, dan mengucapkan salam. Yaitu :

Assalamualaaikum warah matuullahi wabara katuh, salam-salam ya ahli kubur. Lalu

kaki kanan dahulu yang melangkah memasuki makam.

3. Ketika sampai ke pusara yang dilakukan yaitu membersihkan makam, menyapu,

mencabuti rumput di sekitar pusara.

4. Setelah itu baru membakar menyan, menaburkan bunga dan mengucapkan doa-doa. Kemenyan dan Bunga-bunga atau kembang yang artinya adalah ndekem lan nembang

menurut orang Jawa yaitu bersimpuh dan nembang itu dimaknai dengan berdoa. Makna simboliknya yaitu :

1. Kemeyan madu yang dibakar dan menimbulkan asap itu dipercaya akan membawa doa sampai ke Tuhan. Dan ketika membakar menyan doa yang diucapkan adalah

Doa membakar menyan : Bissmillah niat ingsun ngobong menyan, menyan putih menyan madu arane menyan bebrayan bisa trabas bumi sapitu rekesna sang kuasa

(16)

menyan madu disebeut menyan satu keluarga yang bisa menerobos bumi dan langit ke tujuh karena kuasa Allah.

Lalu membakar menyan dengan doa : Menyan sira kangkan ngawruhi arwah (sebutkan nama yang meninggal) aja nyimpang marga, yen nyimpang marga kena sepatane kanjengng nabi Muhammad Saw. Artinya : kemenyan, saya menyuruh arwah jangan menyimpang ke arwah lain karena jika menyimpang akan terkena sumpah Nabi Muhammad Saw.

2. Kembang kantil atau bunga Kantil, melathi, kenanga, kantil gantinya

bunga cempaka yang susah dicari dan menurut orang Jawa bunga cempaka Putihlah yang mampun menembus sampai ke tempat arwah. Dan ketika menaburkan ada doanya seperti di bawah ini :

Kembang cepaka putih kintunan saking donya panjenengan tampi sak sampune panjenengan tampi kulo nyuwun dhiki pandonga wilujeng mugi-mugi sedaya arwah ndongakaken kawulo sak keluarga. Artinya yaitu Bunga cempaka putih kiriman dari dunia anda terima dan sesudahnya anda terima saya meminta doa dan restu semoga anda (Arwah) mendoakan saya sekeluarga.

3. Kembang melathi dan kembang mawar atau bunga melati dan bunga

mawar itu mensimbolkan bunga yang sangat megah dan memiliki wangi yang sempurna. Gunanya adalah, ketika musim kering atau kemarau tanah-tanah diatas

kuburan akan terbuka dan bunga melati juga mawar ini bila di taburkan diatasnya maka bau bangkai mayatnya akan mudah dinetralisir.

4. Kembang telasih, atau bunga telasih adalah symbol supaya ketika

mengucapkan doa-doa di makam itu Fasih sehingga diterima oleh arwah dan Tuhan. Setelah bunga ditaburkan dan asap kemenyan berterbangan, pemimpin doa

yang biasanya orang kepercayaan dari keluarga yang mewakili untuk memimpin doa. Ketika berziarah ke makam doa yang digunakan yaitu bacaan Tahlil, yaitu :

(17)

Ihdinash shirrathal mustaqiim. Shiraathalladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdluubi ‘alaihim wa ladlaalliim. Aamiin. Artinya: “Kepada hadirat Nabi yang terpilih (Muhammad Saw). Teriring keluarga, para istri, anak-anak serta kepada anak cucu beliau, Al-fatihah… Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukanlah kami jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang –orang yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami”.

2. Tsuma ilaa hadharaati ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursalin, wal auliyaai wasysyuhada-i washshaalihiina, washshahaabati wattaabi’iina wal’ulamaail ‘aalamina walmushannifinal mukhlashiina, wajamii’il malaa’ikatil muqarrabina, khushuushan sayyidanasy syaikha ’Abdal Qaadiril Jailaani Al-Faatihah…Bismilaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. Arrahmaanir rahim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaka na’budu wa iyyaakanasta’iin. Ihdinashiraathal mustaqiim. Shiratal ladziina ‘an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdholliin. Aamiin. Artinya :”Kemudian para hadirat kawan-kawannya dari para Nabi dan Rasul, para Auliya, para Syuhada, para Shalihin, para sahabat, tabi’in, para ulama yang maengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada para malaikat yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, khususnya kepada junjungan kami Syaik Abdhul Qaddir Jailani, Al-fatihah… Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang –orang yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami”.

3. Tsumma ilaa jamii’I ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaat, wal muminiina

(18)

engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang –orang yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami”.

4. Bismillahirrahamaanir rahim. Qulhuwallaahu ahad,. Allaahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahuu kufuan ahad. 3x. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akhbaru wa lillaahilhamd. Artinya : “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula di peranakan. Dan tidak ada yang setara dengan Dia.” (3x). “ Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanyalah untuk Allah.”

5. Bismillahirrahmaanirrahiim. Qula’uudzubirabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffasaati fil ‘uqad. Wa min syarri haasidin idza hasad. 3x. Laa ilaaha illallahu Allahu akbar wa lillaahil hamdu. Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah : “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus dari buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. “ 3x. Tiada Tuhan selain Allah; Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji.

6. Bismillahirrahmannir rahiim. Qula’udzubirrabbinnaas. Malikinnaas ilaahinnaas. Min

syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurinnaas. Minal jinnati wannaas.3x. La ilaaha illallaahu Allahu Akbar wa lillaahil hamdu. Artinya : ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah ;” Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) yang biasa bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.”3x. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan hanya bagi Allah segala puji.

7. Bismillahirrahmannir rahiim. Alhamdulillaahirabbil‘alamin. Arrahmaanirrahiim. Maalikiyaumidin. Iyaakana’buwaittaakanas’iin. Ihdinashiraathalmustaqiim. Shirathal ladziina’amtta’alaihim.Ghairil maghdlubi’alaihim waladldlaaalliiin. Aamiin. Artinya: ” Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang –orang yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami”.

(19)

yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-qur’an) yang telah di turunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah di turunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Al-Baqarah:1-5).

9. Wa ilaahukum ilaahuw waahid laa ilaaha ilaaha huwarrahmaanurrahiim. Artinya : “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.(QS. Al- Baqarah:163).

10.Allahu laa ilaaha illaa huwal hayul qayyuumu laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naumun, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli, man dzalladzii yasyfa’u’indahu illaa bi-idznihii ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a wa si-‘ kursyyuhus samaawaati wal ardla wa laa ya-uuduhu hifzhuhumaa wa huwal ‘aliyyu ‘azhiim. Artinya : ”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terusmenerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa Izin-Nya? Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu Allah melainkan yang di kehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Al-Baqarah:255).

11.Lillaahi maa fissamaawaati wa maa fil ardli, wa in tubduu maa fii anfusikumautukhfuuhuyuhaasibkum bihillaahu, fayaghfirun limanyasyaa-u wayu’adzibu manyasyaa-u wallahu’alaakulli syai-in qadiirun. Aamanarrasuulu bimaa unzila ilaihi min rabbihii wamu’minuuna, kullun aamana billahi wamaalaaikatihii wakutubihii wa rusulihii laa nufarriqu baina ahadim mirrusulihii wa qaaluu sami’naa waatha’naa ghufraana rabbanaa wa ilaikal mashiiru laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat wa’alaihaa maktasabat rabbanaa laa tuaakhidznaa innasiinaa au akththa’naa rabbanaa wa laa tahmil’alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘alalladziina min qablinaa rabbanaa walaa tuhamilnaa maa laa thaaqata lanaa

bihii(Wa/fu’annaa waghfirlanaa warhamnaa)7x;anata maulaanaa

(20)

kami, jangan-lah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.(Beri ma’aflah kami; ampunilah kami, dan rakhmatilah kami) 7x. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang yg kafir”. (QS. Al -Quran:284-286).

12. Irhamnaa yaa arhamarraahimiin.7x. Rahmatulahi wa barakatuhuu ‘alaikum

ahlalbaiti innahuu hamiidum majiid. Artinya : “Kasihanilah kami wahai Tuhan yang maha mengasihani. 7x. Rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait ! Sesungguhnya Allah Maha terpuji lagi Maha Pemurah. (QS. Huud : 73) 13. Innama yuriidullahu liyudzhiba ‘ankumurrijsa ahlal baiti wa yuthahhirakum

thathiiran. Artinya : “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa Dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS. Al -Ahzaab :33)

14.Innallaaha wa malaa-ikatahu yushalluuna ‘alannabiyyi yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu ‘ alaihi wa sallimuu tasliimaa. Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (Al-Ahzaab : 56). 15. Allaahumma shalli afdlalash shalaati ‘alaa as’adi makhluuqaatika nuuril hudaa

sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadun ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzakarakadz dzaakiruuna waghafala‘an dzikrikal ghaa filuuna. Artinya : “Ya Allah, berilah sebaik-baik rahmat kepada makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menjadi sinarnya petunjuk, penghulu dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebanyak bilangan barang yang Engkau ketahui,dan bilangan tinta untuk mencatat kalimat-Mu, selama masih ada orang yang ingat dan orang yang lupa kepada-Mu”.

16. Allaahuumma shalli afdlalash shalaati’alaa as’adi makhluuqaatika syamsidl dluhaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullama dzakarakadz dzaakiruuna wa gharala’an dzikrikal ghafiluuna. Artinya : “Ya Allah, berilah sebaik-baik rahmat kepada makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana matahari di waktu duha, penghulu dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebanyak bilangan barang yang Engkau ketahui, dan bilangan tinta untuk mencatat kalimat-Mu, selama masih ada orang yang ingat dan orang yang lupa kepada-Mu”.

17. Allaahuumma shalli afdlalash shalaati’alaa as’adi makhluuqaatika badrid dujaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin ‘adada ma’luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzarakadz dzaakiruuna wa ghafala ‘andzikrikal ghaa filuuna wa sallim wa radliyallaahu ta’aalaa ‘an saadaatinaa ash-haabi rasuulillahi ajma-‘iin. Artinya : “Ya Allah. Berilah sebaik -baik rahmat kepada makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana bulan purnama di waktu gelap, penghulu dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebanyak bilangan barang yang Engkau ketahui, dan bilangan tinta untuk mencatat-Mu, selama masih ada orang yang ingat dan orang yang lupa kepada-Mu. Dan semoga Allah Ta’ala memberi kesejahteraan dan keridlaan kepada para penghulu kami, yaitu sahabat Rasullullah sekalian”.

(21)

Ali-Imran:173). Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaikbaik Penolong. (QS.Al-Anfaal:40).

19. Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Artinya : ”Tidak ada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan bantuan Allah yang Maha Tinggi Lagi Maha Mulia”.

20. Astaghfirullaahal ‘azhiim. 3x. Artinya : “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung” 3x.

21. Afdlaludz dzikri fa’lam annahu : Laa ilaaha illallah hayyum maujuud. Laa ilaaha illallah hayyum ma’buud. Laa ilaaha illallah hayyum baaq. Laa ilaaha illallah 100x.

Laa ilaaha illallahu muhammadur rasuulullaah Artinya : “Ketahuilah bahwasannya sebaik-baikmya dzikir itu adalah : Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Maha Hidup lagi Ada. Maha Hidup lagi disembah. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Maha Hidup lagi kekal. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. 100x. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Muhammad adalah rasul (utusan) Allah”.

22.Allahumma shalli ‘alaa muhammadin, Allahumma shalli ‘alaihi wa sallim 3x. Artinya : ”Ya Allah berilah rahmat kepada Muhammad. Ya Allah berilah rahmat dan keselamatan atasnya 3x”.

23. Subhaanallahi wa biamdihi, subhaanallaahii ‘azhiimi. 33x. Artinya : “Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha Suci Allah yang Maha Agung. 33x”.

24.Allaahumma shalli 'alaa habiibika sayyidinaa muhammadin wa 'alaalihii wa shahbihii wa sallim Ajma'iin. Artinya: “Wahai tuhanku, limpahkanlah rahmat dan salam kepada kekasih-Mu; junjungan kami, Nabi Muhammad teriring keluarga, & sahabat beliau semuanya (dibaca 3 kali)”.

25.Al Faatihah :

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. Arramaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shirrathal mustaqiim. Shiraathalladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdluubi ‘alaihim wa ladlaalliim. Aamiin. Artinya : “Al Faatihah; Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mu lah, kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi ni’mat; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Semoga Allah mengabulkan”.

(22)

habiibinaa wa syafii'ona maulaanaa muhamaadin shallallaahu 'alaihi wa sallam. Wa ilaa jamii'i mursaliin, wal auliyaa-iwad=sysyuhadaa wattaabi'iina wa'ulamaa-il 'aalamiin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il 'aalamin, wa mmalaa-ikatil muqarrabiina 'abdal qaadir al-jailaanii tsumma ilaa jamii-i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati wal mu-miniina wal mu-minaati min masyaariqil ardhi wa maghaa-ribihaa barrihaa wa bahrihaa khushuushan aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa nakhushshu khushuushan manij tama'naa haahuna bisababihii wali-ajlih. Allaahummaghfir lahum warhamhum wa aafiihim wa'fu 'anhum.Allaahummaanzilir rahmata wal maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah. Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaabannaar, subhaana rabbika rabbil 'izzati 'amma yashifuun, wasalaamun 'alal mursalin, wal hamdulillaahi rabbil

'aalaminin,Al-Fatihah Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin.

(23)

Al-Fatihah). Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan, hanya kepada Engakulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yg lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula (jalan) mereka yg sesat. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami”.

27.Doa Khusus Mayit

Allaahumagfirlahu warhamhu wa 'aafihiiwa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi'madkhalahu wa aghsilhu bilmaa-i watsstsalji wal bardi wa naqqihii minalkhathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihil wa ahlankhairan min ahlihii wa zaujan khairan min zaujihii wa adhilhul jannata wa a'idzhu min 'adzaabin mayyitinaa wa syhaahidinaa wa ghaa-ibinaa dzakarinaa wa untsaanaa. Allahumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi 'alal islaami wa man tawaffaitahu minna fatawaffahu 'alal ilmaan. Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa tudhillanaa ba'dahu birahmatika yaa arhamar raahimiin. wal hamdu lillaahi rabiil 'aalamiin. Artinya: ”Wahai Tuhanku, ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, hormatilah kedatangan dia, dan bersihkanlah dia dengan air, dengan salju dan dengan embun, serta bersihkanlah dia dari dosa sebagaimana telah di bersihkannya kain yang putih dari kotoran, berilah dia ganti sebuah rumah yang lebih baik dari rumahnya, dan berilah keluarga yang lebih baik dari keluarganya, istri/suami yang lebih baik dari istri/suaminya, dan masukkanlah dia kedlam surga, dan lindungilah dia dari siksa kubur beserta fiitnahnya, dan lindungilah dia dair siksa api neraka. Wahai Tuhanku, ampunilah untuk kehidupan dan kematian kami, kecil kami dan besar kami, laki-laki dan perempuan. Wahai Tuhanku, Siapa orang yang telah Engkau hidupkan di antara kami maka hidupkanlah dia dalam keadaan beragama islam dan siapakah orang yang telah Engkau matikan di antara kami maka matikanlah dia dalam keadaan beriman. Wahai Tuhanku janganlah Engkau rugikan kami dari mendapat pahala-Mu dan jangan lah Engkau sesatkan kami sesudah kematian dia. Dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha Penyayang. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta alam”.

28.Doa Selamat

(24)

karunia. Wahai Tuhan kami, anugerahilah kami kebaikan hidup di dunia dan di akhirat serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka.” (Ichwan Alhafidz 2009 : 46-76)

F. Perenungan tentang Dina Geblag

Perenungan tentang Dina Geblag yakni persepsi masyarakat bahwa ini adalah hari sial yang benar-benar harus dijauhi. Tuhan menciptakan hari itu semuanya baik,

Tuhan menciptakan segala sesuatu itu sempurna karena Tuhan adalah pencipta yang handal dan pencipta yang sempurna maka persepsi tentang hari sial ini harus bisa

dihilangkan dan mengganti persepsi dengan bahwa Dina Geblag ini adalah hari untuk lebih berhati-hati, mawas diri, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga dianggap sebagai hari Istimewa dan bukan Hari Sial.

G. Nilai Edukatif yang terkandung dalam kepercayaan tentang Dina Geblag

Berbagai nilai edukatif yang terkandung dalam kepercayaan Dino Geblag pada masyarakat Jawa dan juga ritual lanjutan dari pemahaman Dina Geblag ini antara lain :

a. Nilai ketaatan

Mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta dan pemilik

semua yang ada di jagad raya ini diwujudkan dalam bentuk doa-doa yang dipanjatkan ketika di makam tepat pada Dina Geblag dengan harapan yang juga ditujukan hanya untuk Tuhan yang Maha Esa.

b. Nilai kepercayaan

Mempercayai wejangan-wejangan orang tua, yang diwariskan secara turun temurun

yakni adanya hari na’as atau Dina Geblag yang bisa menjadi hari maut juga terhadap keluarga terutama anak dari orang tua yang telah meninggal.

(25)

Bentuk kehati-hatian yang ditunjukan pada saat ada Dina Geblag dalam satu keluarga, memanfaatkan waktu tersebut untuk istirahat di rumah dan mengenang arwah orang

atau kerabat yang telah meninggal dengan memanjatkan doa. d. Nilai menghormati

Adanya sikap menghormati kepada orang yang lebih tua diwujudkan dalam bentuk

sikap bakti terhadap orang tua ketika masih hidup sampai ketika meninggal dunia dengan merawat makam dan berziarah kubur saat Dina Geblag.

e. Nilai ketentraman

Ketentraman yang dirasakan setelah menjauhi pantangan dan larangan juga menjalankan apa yang sebagaimana menjadi kewajiban menurut kebiasaan orang tua

jaman dulu. Sejak jaman prasejarah masyarakat Jawa sudah memiliki pandangan kosmonitas masyarakat beranggapan bahwa seluruh alam baik mikro dan makro

kosmos diliputi oleh kekuatan gaib yang bersifat supranatural. Mempercayai bahwa ada roh dan kekuatan magis juga roh nenek moyang yang mampu mendatangkan

petaka atau kebahagiaan bagi manusia dan alam semesta. Maka perlu adanya hubungan baik dan usaha agar tidak terjadi permasalahan dan hidup selaras dengan alam, dengan sesama manusia lain, dan juga dengan Tuhan. Bentuk-bentuk sesaji dan

doa kepada roh-roh yang dipercaya ada disekitar manusia pada ritual-ritual tertentu dimaksudkan sebagai persembahan agar harapan untuk menjadikan hidup yang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dina Geblag mempunyai makna bagi masyarakat Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yakni sebagai ritual yang tidak

Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekadar memberi hidâyah saja, tetapi juga memberi taufîq (bimbingan).] kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat... Dan bumi telah

Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai dan bukan pula (jalan)3. orang-orang

[7] Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang

• Kaum yang sesat – Nasrani – beramal tetapi tidak berilmu Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah

7.yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan jalan orang-orang yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang

yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.. yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri