UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DENGAN
METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN P. BERANDAN
Oleh: Didi Rianto NIM. 4113111020
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA Negeri I Babalan P. Berandan
Nama Mahasiswa : Didi Rianto
NIM : 4113111020
Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Togi, M.Pd
NIP. 19610606 198703 1 004
Mengetahui:
FMIPA UNIMED Jurusan Matematika
Dekan, Ketua,
Dr. Asrin Lubis, M.Pd Dr. Edy Surya, M.Si
NIP. 19601002 198703 1 004 NIP.19671019 199203 1 003
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN
P. BERANDAN
Didi Rianto (4113111020) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 32 orang. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan tahun ajaran 2015/2016.
Pengambilan data dilakukan dengan observasi kemandirian belajar, tes diagnostik, tes hasil belajar pada akhir siklus, lembar observasi untuk tiap kali pertemuan. Kemandirian dan hasil belajar siswa mengalamai peningkatan. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata nilai kemandirian siswa dari siklus I dan siklus II, yakni dari 1,23 dengan tingkat kemandirian cukup baik di siklus I menjadi 2,79 dengan tingkat kemandirian baik. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 53,91 (53,91%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes awal menjadi 61,16 (61,16 %) dengan tingkat kemampuan rendah di siklus I dan menjadi 80,47 (80,47%) dengan tingkat kemampuan tinggi di siklus II.
Kelebihan penerapan model pembelajaran ini adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep melalui kegiatan berdiskusi dan siswa menjadi berani dalam mengeluarkan pendapat serta tampil di depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA
Negeri 1 Babalan P. Berandan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Togi, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi yang sangat besar, serta saran-saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak P. N.J.M. Sinambela S.Pd, M.Pd, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra M.Pd selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran dari mulai rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dian Armanto, M.Pd, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah
sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah
selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED
Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd, beserta seluruh Wakil Rektor sebagai pimpinan
UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Edy
v
motivasi dan semangat demi keberhasilan penulis menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Kakakku tersayang Dini Riani, S.E. dan Adikku
tersayang Bukhari Handoko dan Nurhaliza yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Drs. Sudiatman, S.Pd.
selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan dan Ibu Sri Syafrina S.Pd.I
selaku guru bidang studi matematika SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan di
jurusan Matematika Fajar, Ismail, Agung, Johannes, Rio dan khususnya kelas DIK C
Reguler 2011 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman
seperjuangan 79D Jali, Madhan, Yudha, dan Annas yang telah banyak membantu
penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada rekan kerja penulis di Primagama Medan Jemadi, Mbak
Yati, Mbak Sabda, Mas Ibnu, Mas Amin, dan rekan-rekan sesama ismart di Primagama
Medan Jemadi, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat
dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Februari 2016
Penulis,
vi DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Grafik x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Kemandirian Belajar 10
2.1.3. Belajar Mengajar Matematika 18
2.1.4. Pembelajaran Matematika 19
2.1.5. Hasil Belajar Matematika 22
2.1.6. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing 24
2.2. Eksponen dan Logaritma 31
2.2.1. Pangkat Rasional 31
2.2.2. Bentuk Akar 32
2.2.3. Logaritma 33
2.3. Penelitian yang Relevan 34
2.4. Kerangka Konseptual 35
2.5. Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 37
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 37
3.2.1. Subjek Penelitian 37
3.2.2. Objek Penelitian 37
3.3. Jenis Penelitian 37
3.4. Prosedur penelitian 37
3.4.1. Siklus I
vii
3.4.1.2. Perencanaan Tindakan I 39
3.4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 39
3.4.1.4. Tahap Observasi I 40
3.4.1.5. Analisis Data I 41
3.4.1.6. Refleksi I 42
3.4.2. Siklus II
3.4.2.1. Permasalahan II 42
3.4.2.2. Perencanaan Tindakan II 42
3.4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 43
3.4.2.4. Tahap Observasi II 44
3.4.2.5. Analisis Data II 45
3.4.2.6. Refleksi II 46
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Tes 46
3.5.2. Observasi 47
3.5.3. Wawancara 47
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Reduksi Data 47
3.6.2. Paparan Data 47
3.6.3. Simpulan Data 47
3.7. Indikator Keberhasilan 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 52
4.1.1. Siklus I 52
4.1.1.1. Permasalahan I 52
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 54
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 54
4.1.1.4. Observasi I 55
4.1.1.5. Analisis Data I 56
4.1.1.6. Refleksi I 61
4.1.2. Siklus II 63
4.1.2.1. Permasalahan II 63
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 63
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 65
4.1.2.4. Observasi II 65
4.1.2.5. Analisis Data II 67
4.1.2.6. Refleksi I 71
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 82
5.2. Saran 83
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambar Persegi 24
Gambar 2.2. Dialog Pembelajaran Penemuan Terbimbing 26
Gambar 2.3. Hubungan antara Guru, Siswa, dan Bahan Ajar 26
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38
Gambar 4.1. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 57
Matematika Siswa Siklus I
Gambar 4.2. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 60
Matematika Siswa Siklus I
Gambar 4.3. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 67
Matematika Siswa Siklus II
Gambar 4.4. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 71
Matematika Siswa Siklus II
Gambar 4.5. Grafik Hasil Rata-Rata Observasi Kemandirian Belajar 72
Gambar 4.6. Grafik Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 73
Gambar 4.7. Grafik Tingkat kemandirian belajar siswa siklus I dan II 75
Gambar 4.8. Grafik Tingkat hasil belajar siswa pada siklus I dan II 76
Gambar 4.9. Grafik Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran 76
pada siklus I dan II
Gambar 4.10. Grafik Jumlah siswa dengan kriteria minimal baik pada 77
observasi kemandirian belajar pada siklus I dan II
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 29
Tabel 3.1. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi Kemandirian 48
Tabel 3.2. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi Pembelajaran 49
Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Siswa 50
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik 53
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I 57
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 58
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Hasi Belajar 60
Matematika Siklus I
Tabel 4.5. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 60
Tes Hasil Belajar I.
Tabel 4.6. Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan Siklus I 62
Tabel 4.7. Alternatif penyelesaian Siklus II berdasarkan kesulitan 64
siswa pada siklus I
Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus II 67
Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 68
Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar 70
Matematika Siklus II
Tabel 4.11.Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 70
Tes Hasil Belajar II.
Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa 72
Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Belajar Siswa 73
Tabel 4.14. Perbandingan Hasil Penelitian 75
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 57
Matematika Siswa Siklus I
Gambar 4.2. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 60
Matematika Siswa Siklus I
Gambar 4.3. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 67
Matematika Siswa Siklus II
Gambar 4.4. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 71
Matematika Siswa Siklus II
Gambar 4.5. Grafik Hasil Rata-Rata Observasi Kemandirian Belajar 72
Gambar 4.6. Grafik Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 73
Gambar 4.7. Grafik Tingkat kemandirian belajar siswa siklus I dan II 75
Gambar 4.8. Grafik Tingkat hasil belajar siswa pada siklus I dan II 76
Gambar 4.9. Grafik Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran 76
pada siklus I dan II
Gambar 4.10. Grafik Jumlah siswa dengan kriteria minimal baik pada 77
observasi kemandirian belajar pada siklus I dan II
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 86 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 92
Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 97
Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 99
Lampiran 5. Alternatif Penyelesaian LAS Siklus I 102
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian LAS Siklus II 104
Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 107
Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 108
Lampiran 9. Tes Hasil Belajar I 109
Lampiran 10. Tes Hasil Belajar II 110
Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 112
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 113
Lampiran 13. Lembar Validitas Soal THB Siklus I 114 Lampiran 14. Lembar Validitas Soal THB Siklus II 116
Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 118
Lampiran 16. Tes Diagnostik 119
Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 120
Lampiran 18. Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 121
Lampiran 19. Tabulasi Nilai Kemandirian Belajar Siklus I 123
Lampiran 20. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I 125
Lampiran 21. Tabulasi Nilai Kemandirian Belajar Siklus II 127
Lampiran 22. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II 129
Lampiran 23. Hasil Observasi Guru Siklus I 131
Lampiran 24. Hasil Observasi Guru Siklus II 133
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Dewasa ini, masalah karakter merupakan salah satu masalah utama dalam
dunia pendidikan. Pertanyaan dalam dunia pendidikan adalah “apakah pendidikan saat ini mampu membentuk karakter siswa atau hanya sekedar proses belajar yang
hanya ingin mendapatkan nilai dan masuk ke sekolah atau universitas yang
diinginkan, menggapai cita-cita, dan duduk sebagai pemimpin tanpa adanya
karakter yang tertanam dalam dirinya?”. Menurut beberapa penelitian, tingginya
inteligensi hanya sedikit mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai kesuksesan,
tetapi yang paling penting adalah bagaimana karakter yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Karakter yang baik akan lebih banyak menumbuhkan
kesuksesan pada seseorang.
Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang siswa adalah
kemandirian dalam belajar. Menurut Stendlen (dalam Widjaningsih, 2005)
menjelaskan bahwa : “Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri dan mengurus dirinya sendiri serta aspek keahliannya yang ditandai
dengan adanya inisiatif dan kepercayaan diri. Dengan demikian seseorang yang
mempunyai kemandirian akan mampu bertanggung jawab dan tidak bergantung
pada orang lain.
Menurut Muhammad Nur Syam (dalam Ida 1999:10), ada dua faktor yang
mempengaruhi, kemandirian belajar yaitu sebagai berikut:
Pertama, faktor internal dengan indikator tumbuhnya kemandirian belajar
yang terpancar dalam fenomena antara lain:
a) Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan
2
b) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang
menjadi tingkah laku
c) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya
pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur)
d) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani
dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga
e) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan
kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan
melaksanakan kewajiban
Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar
meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan
hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang
mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif
sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara
komulatif.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal siswa itu sendiri yang
terdiri dari lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung
jawab, sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa seseorang memiliki
kemandirian belajar apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin
dan tanggung jawab.
Banyak masalah yang timbul akibat dari kurangnya kemandirian belajar
siswa, contohnya adalah pada saat di kelas ketika guru berhalangan hadir atau
datang agak terlambat maka siswa tidak akan melanjutkan materi pelajaran tetapi
lebih cenderung untuk melaksanakan kegiatan lain seperti mengobrol ataupun
bermain dengan teman-teman di kelas.
Permasalahan ini juga terjadi pada siswa SMAN 1 Babalan, berdasarkan
pengalaman penulis yang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu
(PPLT) di SMA Negeri 1 Babalan dan juga hasil wawancara dengan guru bidang
studi matematika Ibu Sri Syafrina, rata-rata karakter siswa yang ada di sekolah
tersebut untuk kemandirian belajar masih sangat kurang. Selain itu dalam kegiatan
3
mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang dipelajari. Semua
kegiatan hanya berpusat pada guru. Akibatnya siswa kurang mampu memahami
dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandirian belajar dalam dunia pendidikan sangat diperlukan terutama
dalam bidang studi matematika karena dengan terbentuknya karakter kemandirian
belajar pada siswa akan menimbulkan kesadaran pada siswa itu sendiri untuk
melaksanakan proses belajar matematika tanpa dipengaruhi dengan ada atau tidak
adanya guru pada proses tersebut.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan, karena dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan
serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dan pemecahan masalah. Seperti
yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman 2009: 204) bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu keharusan,
sebab matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang
berkembang pesat. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh
dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu matematika merupakan salah satu
ilmu dasar yang perlu diajarkan di sekolah karena penggunaannya yang luas pada
aspek kehidupan.
Melihat betapa pentingnya mempelajari matematika, pemerintah terus
berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia termasuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang matematika. Namun saat ini
kualitas pendidikan Indonesia, khususnya dalam bidang matematika masih belum
4
dengan harapan. Seperti dijelaskan oleh Ahmad Fauzy (2013, dalam seminar
nasional matematika dan pendidikan matematika di UNY) yaitu:
"Selain Indeks Pengembangan Manusia Indonesia yang berada di 121 pada tahun 2012, skor rata-rata prestasi matematika kelas 8 di Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2011 menduduk diperingkat 38 dari 42 negara. Bahkan kita jauh teringgal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia."
Rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia disebabkan oleh banyak
hal, salah satu penyebabnya adalah karena masih banyak siswa yang berpikir
bahwa matematika adalah bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Abdurrahman (2009: 252) bahwa:
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan
belajar”.
Namun rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika tidak
seutuhnya merupakan kesalahan dari siswa. Karena guru juga ikut terlibat dalam
hal ini. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, jadi peran
guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi juga rekan belajar, model
pembimbing, fasilitator, dan mengubah kesuksesan siswa mempercepat belajar.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lazanov (dalam Syaiful, 2012: 114) bahwa
pengaruh guru sangat jelas terhadap kesuksesan belajar siswa, kemampuan dan
keterampilan baru akan berkembang jika diberikan lingkungan dan model yang
sesuai.
Dengan demikian guru diharapkan dapat memilih model yang sesuai dengan
proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi
kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu melaksanakan variasi
pembelajaran. Kebanyakan guru masih menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa
tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
5
“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan, prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh 3 ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar)”.
Di samping ketepatan penggunaan model pembelajaran, kemandirian
belajar siswa akan menentukan keberhasilan studi siswa. Kebanyakan dari siswa
belum mampu secara mandiri untuk menemukan, mengenal, memerinci hal-hal
yang berlawanan dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari
masalahnya. Sebab siswa awalnya hanya menurut yang disajikan oleh guru atau
masih bergantung pada guru. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya
mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh
guru, akan tetapi terletak pada kemandirian belajar. Untuk menyerap dan
menghayati pelajaran jelas telah diperlukan sikap dan kesediaan untuk mandiri,
sehingga sikap kemandirian belajar menjadi faktor penentu apakah siswa mampu
menghadapi tantangan atau tidak.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan salah satu
metode pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan kemandirian belajar
siswa yaitu metode pembelajaran penemuan terbimbing. Metode penemuan
terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran matematika yang dapat
meningkatkan kemandirian siswa Dalam metode ini setiap peserta didik
ditugaskan untuk mempelajari materi secara mandiri. Dengan metode ini peserta
didik akan dibimbing untuk menemukan suatu pola dengan cara dan
kreativitasnya sendiri yang diarahkan oleh guru melalui perintah-perintah
(bimbingan) yang mengarahkan siswa untuk menemukan pola yang benar sesuai
dengan konsep matematika.
Dengan demikian, secara umum penyelenggaraan metode penemuan
terbimbing dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan kemandirian
siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan
6
Meningkatkan kemandirian belajar siswa sangatlah penting dalam proses
belajar mengajar. Dengan menerapkan sikap mandiri, siswa akan berusaha sendiri
secara mandiri untuk memperoleh hasil walaupun dengan bimbingan guru.
Dengan pembelajaran penemuan terbimbing ini diharapkan setiap siswa memiliki
kemandirian yang membuat siswa lebih mengerti dan memahami permasalahan
yang ada dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik.
Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna
mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing mampu meningkatkan kemandirian dan hasil belajar
matematika siswa. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA Negeri 1 Babalan P. Berandan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1) Anggapan siswa matematika merupakan bidang studi yang sulit.
2) Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
3) Rendahnya hasil belajar siswa akibat dari kurangnya kemandirian belajar
siswa.
4) Proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sehingga
menyebabkan siswa lebih cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran
5) Kurangnya kesadaran siswa untuk belajar ketika tidak ada guru dikelas
7
1.3. Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka tidak
mungkin peneliti meneliti semua masalah yang telah diidentifikasikan. Oleh
karena itu, penelitian ini dibatasi pada Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan
Terbimbing Di Kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1
Babalan, P. Berandan?
2) Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Babalan P.
Berandan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1) Untuk Mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran penemuan
terbimbing dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas X
SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.
2) Untuk Mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran penemuan
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA
Negeri 1 Babalan P. Berandan.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1) Bagi Penulis
Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis jika terjun langsung dalam dunia
8
2) Bagi Siswa
Meningkatkan kemandirian siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3) Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
4) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika
5) Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
82 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian pada bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan
kemandirian belajar siswa pada materi logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1
Babalan, P. Brandan. Peningkatan kemandirian belajar siswa dengan
menggunakan pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada materi
logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan, berdasarkan
analisis data pada pembelajaran diperoleh pada observasi kemandirian belajar
siswa diperoleh dari segi kriteria minimal baik pada kemandirian belajar siswa
pada siklus I, jumlah siswa yang mendapat kriteria minimal baik sebanyak 1
orang siswa (3,13%) sedangkan jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal
baik pada siklus II sebanyak 28 orang siswa (87,50%). Sehingga berdasarkan
analisis penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan penemuan
terbimbing dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi
logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan.
2) Pembelajaran dengan metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X-2 SMA
Negeri 1 Babalan, P. Brandan. Dari segi ketuntasan belajar siswa pada siklus
I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 orang siswa (56,25%)
sedangkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II
sebanyak 27 orang siswa (84,38%). Sehingga berdasarkan analisis penelitian
diperoleh bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas
X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan.
Kemandirian belajar juga memiliki pengaruh terhadap kemandirian
belajar, menurut Tahar, dkk (Tahar: 2006), kemandirian belajar merupakan salah
satu prediktor hasil belajar mata kuliah Manajemen Keuangan. Semakin tinggi
83
mencapai hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin meningkat kemandirian belajar seseorang maka
semakin meningkat pula hasil belajarnya.
Proses pembelajaran dengan menggunakan penemuan terbimbing dapat
dilihat dari kegiatan-kegiatan pada setiap pertemuan, peningkatan kemandirian
belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh
peneliti berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru mata pelajaran
matematika. Selanjutnya, berdasarkan analisis data perhitungan rata-rata
keseluruhan, kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 2,52
dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 3,11 dengan
kategori Sangat baik. Maka dapat disimpulkan pengelolaan pembelajaran guru
melalui penerapan Model pembelajaran Penemuan Terbimbing pada materi
logaritma dalam penelitian ini mengalami peningkatan dan berjalan dengan baik.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika SMA Negeri 1 Babalan, P.
Brandan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing ini dapat
menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemandirian dan hasil
belajar siswa, disarankan kepada guru matematika lebih menekankan pada
aspek merencanakan pemecahan masalah yaitu mengaplikasikan konsep atau
algoritma untuk memecahkan masalah. Selain itu disarankan untuk lebih
memotivasi siswa agar dapat bertanya dan mengemukakan pendapat atau
ide-idenya.
2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan disarankan lebih berani
dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh
perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena
guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran Penemuan
Terbimbing pada materi dan materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. (1990). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Anton, Sukarno. (1999). Ciri-ciri Kemandirian Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
B. Uno dan Hamzah. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Effendi, Rus. (1997). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universita Terbuka-Depdikbud.
Hakim, Thursan. (2006). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Penerbit UM Press.
Faridah, Ida. 2015. Kemandirian Belajar Siswa. [Online]. Tersedia
http://idasitifaridah70.blogspot.com/2015/03/kemandirian-belajar-siswa.html
Markaban. (2008). Model Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Depdiknas.
Sardiman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Boga Grafindo Persada.
85
Shadiq, F. (2007). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?. [Online]. Tersedia
https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/07/matematikamengapapenti ng.pdf.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soegito, E dan Nurani, Y. (2003). Kemampuan Dasar Mengajar.[Online].Tersedia http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=40:akta8810-kemampuan-dasar-mengajar&catid=30:fkip&Itemid=75. [4 Februari 2015]
Soekamto, Toeti dan Udin Saripudin Winataputra. (1996). Teori Belajar dan
Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.
Suara Merdeka Online. (2012). Mutu Pendidikan Matematika Di Indonesia Rendah : http://www.suaramerdeka.com (di akses tanggal 7 Februari 2014).
Sudjana. (2005). Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Penerbit Tarsito.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Tahar, Irzan dan enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta. Universitas Terbuka (UT).
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.
Utami, M. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.
Waspada, Ikaputra. (2004). Sukses Usaha Sukses Profit. Media Komunikasi dan Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat. [Online]. Tersedia di http://jurnal.upi.edu/file/Ika_P.pdf.