• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN P. BERANDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN P. BERANDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DENGAN

METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN P. BERANDAN

Oleh: Didi Rianto NIM. 4113111020

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA Negeri I Babalan P. Berandan

Nama Mahasiswa : Didi Rianto

NIM : 4113111020

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Togi, M.Pd

NIP. 19610606 198703 1 004

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Dr. Asrin Lubis, M.Pd Dr. Edy Surya, M.Si

NIP. 19601002 198703 1 004 NIP.19671019 199203 1 003

(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS X SMA NEGERI I BABALAN

P. BERANDAN

Didi Rianto (4113111020) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 32 orang. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan tahun ajaran 2015/2016.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi kemandirian belajar, tes diagnostik, tes hasil belajar pada akhir siklus, lembar observasi untuk tiap kali pertemuan. Kemandirian dan hasil belajar siswa mengalamai peningkatan. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata nilai kemandirian siswa dari siklus I dan siklus II, yakni dari 1,23 dengan tingkat kemandirian cukup baik di siklus I menjadi 2,79 dengan tingkat kemandirian baik. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 53,91 (53,91%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes awal menjadi 61,16 (61,16 %) dengan tingkat kemampuan rendah di siklus I dan menjadi 80,47 (80,47%) dengan tingkat kemampuan tinggi di siklus II.

Kelebihan penerapan model pembelajaran ini adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep melalui kegiatan berdiskusi dan siswa menjadi berani dalam mengeluarkan pendapat serta tampil di depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahnya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA

Negeri 1 Babalan P. Berandan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Togi, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi yang sangat besar, serta saran-saran kepada penulis sejak awal

penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak P. N.J.M. Sinambela S.Pd, M.Pd, Bapak

Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra M.Pd selaku Dosen Penguji

yang telah memberikan masukan dan saran-saran dari mulai rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Prof. Dian Armanto, M.Pd, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah

sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah

selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED

Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd, beserta seluruh Wakil Rektor sebagai pimpinan

UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta

Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya,

M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Matematika.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Edy

(5)

v

motivasi dan semangat demi keberhasilan penulis menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Kakakku tersayang Dini Riani, S.E. dan Adikku

tersayang Bukhari Handoko dan Nurhaliza yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Drs. Sudiatman, S.Pd.

selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan dan Ibu Sri Syafrina S.Pd.I

selaku guru bidang studi matematika SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan di

jurusan Matematika Fajar, Ismail, Agung, Johannes, Rio dan khususnya kelas DIK C

Reguler 2011 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai

menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman

seperjuangan 79D Jali, Madhan, Yudha, dan Annas yang telah banyak membantu

penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada rekan kerja penulis di Primagama Medan Jemadi, Mbak

Yati, Mbak Sabda, Mas Ibnu, Mas Amin, dan rekan-rekan sesama ismart di Primagama

Medan Jemadi, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2016

Penulis,

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Grafik x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Kemandirian Belajar 10

2.1.3. Belajar Mengajar Matematika 18

2.1.4. Pembelajaran Matematika 19

2.1.5. Hasil Belajar Matematika 22

2.1.6. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing 24

2.2. Eksponen dan Logaritma 31

2.2.1. Pangkat Rasional 31

2.2.2. Bentuk Akar 32

2.2.3. Logaritma 33

2.3. Penelitian yang Relevan 34

2.4. Kerangka Konseptual 35

2.5. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 37

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 37

3.2.1. Subjek Penelitian 37

3.2.2. Objek Penelitian 37

3.3. Jenis Penelitian 37

3.4. Prosedur penelitian 37

3.4.1. Siklus I

(7)

vii

3.4.1.2. Perencanaan Tindakan I 39

3.4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 39

3.4.1.4. Tahap Observasi I 40

3.4.1.5. Analisis Data I 41

3.4.1.6. Refleksi I 42

3.4.2. Siklus II

3.4.2.1. Permasalahan II 42

3.4.2.2. Perencanaan Tindakan II 42

3.4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 43

3.4.2.4. Tahap Observasi II 44

3.4.2.5. Analisis Data II 45

3.4.2.6. Refleksi II 46

3.5. Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1. Tes 46

3.5.2. Observasi 47

3.5.3. Wawancara 47

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Reduksi Data 47

3.6.2. Paparan Data 47

3.6.3. Simpulan Data 47

3.7. Indikator Keberhasilan 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 52

4.1.1. Siklus I 52

4.1.1.1. Permasalahan I 52

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 54

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 54

4.1.1.4. Observasi I 55

4.1.1.5. Analisis Data I 56

4.1.1.6. Refleksi I 61

4.1.2. Siklus II 63

4.1.2.1. Permasalahan II 63

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 63

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 65

4.1.2.4. Observasi II 65

4.1.2.5. Analisis Data II 67

4.1.2.6. Refleksi I 71

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 82

5.2. Saran 83

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambar Persegi 24

Gambar 2.2. Dialog Pembelajaran Penemuan Terbimbing 26

Gambar 2.3. Hubungan antara Guru, Siswa, dan Bahan Ajar 26

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38

Gambar 4.1. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 57

Matematika Siswa Siklus I

Gambar 4.2. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 60

Matematika Siswa Siklus I

Gambar 4.3. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 67

Matematika Siswa Siklus II

Gambar 4.4. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 71

Matematika Siswa Siklus II

Gambar 4.5. Grafik Hasil Rata-Rata Observasi Kemandirian Belajar 72

Gambar 4.6. Grafik Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 73

Gambar 4.7. Grafik Tingkat kemandirian belajar siswa siklus I dan II 75

Gambar 4.8. Grafik Tingkat hasil belajar siswa pada siklus I dan II 76

Gambar 4.9. Grafik Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran 76

pada siklus I dan II

Gambar 4.10. Grafik Jumlah siswa dengan kriteria minimal baik pada 77

observasi kemandirian belajar pada siklus I dan II

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 29

Tabel 3.1. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi Kemandirian 48

Tabel 3.2. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi Pembelajaran 49

Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Siswa 50

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik 53

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I 57

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 58

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Hasi Belajar 60

Matematika Siklus I

Tabel 4.5. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 60

Tes Hasil Belajar I.

Tabel 4.6. Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan Siklus I 62

Tabel 4.7. Alternatif penyelesaian Siklus II berdasarkan kesulitan 64

siswa pada siklus I

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus II 67

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 68

Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar 70

Matematika Siklus II

Tabel 4.11.Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 70

Tes Hasil Belajar II.

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa 72

Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Belajar Siswa 73

Tabel 4.14. Perbandingan Hasil Penelitian 75

(10)

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Gambar 4.1. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 57

Matematika Siswa Siklus I

Gambar 4.2. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 60

Matematika Siswa Siklus I

Gambar 4.3. Diagram Batang Presentase Kemandirian Belajar 67

Matematika Siswa Siklus II

Gambar 4.4. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 71

Matematika Siswa Siklus II

Gambar 4.5. Grafik Hasil Rata-Rata Observasi Kemandirian Belajar 72

Gambar 4.6. Grafik Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 73

Gambar 4.7. Grafik Tingkat kemandirian belajar siswa siklus I dan II 75

Gambar 4.8. Grafik Tingkat hasil belajar siswa pada siklus I dan II 76

Gambar 4.9. Grafik Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran 76

pada siklus I dan II

Gambar 4.10. Grafik Jumlah siswa dengan kriteria minimal baik pada 77

observasi kemandirian belajar pada siklus I dan II

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 86 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 92

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 97

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 99

Lampiran 5. Alternatif Penyelesaian LAS Siklus I 102

Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian LAS Siklus II 104

Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 107

Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 108

Lampiran 9. Tes Hasil Belajar I 109

Lampiran 10. Tes Hasil Belajar II 110

Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 112

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 113

Lampiran 13. Lembar Validitas Soal THB Siklus I 114 Lampiran 14. Lembar Validitas Soal THB Siklus II 116

Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 118

Lampiran 16. Tes Diagnostik 119

Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 120

Lampiran 18. Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 121

Lampiran 19. Tabulasi Nilai Kemandirian Belajar Siklus I 123

Lampiran 20. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I 125

Lampiran 21. Tabulasi Nilai Kemandirian Belajar Siklus II 127

Lampiran 22. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II 129

Lampiran 23. Hasil Observasi Guru Siklus I 131

Lampiran 24. Hasil Observasi Guru Siklus II 133

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Dewasa ini, masalah karakter merupakan salah satu masalah utama dalam

dunia pendidikan. Pertanyaan dalam dunia pendidikan adalah “apakah pendidikan saat ini mampu membentuk karakter siswa atau hanya sekedar proses belajar yang

hanya ingin mendapatkan nilai dan masuk ke sekolah atau universitas yang

diinginkan, menggapai cita-cita, dan duduk sebagai pemimpin tanpa adanya

karakter yang tertanam dalam dirinya?”. Menurut beberapa penelitian, tingginya

inteligensi hanya sedikit mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai kesuksesan,

tetapi yang paling penting adalah bagaimana karakter yang dimiliki oleh

seseorang tersebut. Karakter yang baik akan lebih banyak menumbuhkan

kesuksesan pada seseorang.

Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang siswa adalah

kemandirian dalam belajar. Menurut Stendlen (dalam Widjaningsih, 2005)

menjelaskan bahwa : “Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri dan mengurus dirinya sendiri serta aspek keahliannya yang ditandai

dengan adanya inisiatif dan kepercayaan diri. Dengan demikian seseorang yang

mempunyai kemandirian akan mampu bertanggung jawab dan tidak bergantung

pada orang lain.

Menurut Muhammad Nur Syam (dalam Ida 1999:10), ada dua faktor yang

mempengaruhi, kemandirian belajar yaitu sebagai berikut:

Pertama, faktor internal dengan indikator tumbuhnya kemandirian belajar

yang terpancar dalam fenomena antara lain:

a) Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan

(13)

2

b) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang

menjadi tingkah laku

c) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya

pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur)

d) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani

dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga

e) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan

kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan

melaksanakan kewajiban

Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar

meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan

hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang

mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif

sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara

komulatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal siswa itu sendiri yang

terdiri dari lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung

jawab, sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa seseorang memiliki

kemandirian belajar apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin

dan tanggung jawab.

Banyak masalah yang timbul akibat dari kurangnya kemandirian belajar

siswa, contohnya adalah pada saat di kelas ketika guru berhalangan hadir atau

datang agak terlambat maka siswa tidak akan melanjutkan materi pelajaran tetapi

lebih cenderung untuk melaksanakan kegiatan lain seperti mengobrol ataupun

bermain dengan teman-teman di kelas.

Permasalahan ini juga terjadi pada siswa SMAN 1 Babalan, berdasarkan

pengalaman penulis yang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) di SMA Negeri 1 Babalan dan juga hasil wawancara dengan guru bidang

studi matematika Ibu Sri Syafrina, rata-rata karakter siswa yang ada di sekolah

tersebut untuk kemandirian belajar masih sangat kurang. Selain itu dalam kegiatan

(14)

3

mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang dipelajari. Semua

kegiatan hanya berpusat pada guru. Akibatnya siswa kurang mampu memahami

dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandirian belajar dalam dunia pendidikan sangat diperlukan terutama

dalam bidang studi matematika karena dengan terbentuknya karakter kemandirian

belajar pada siswa akan menimbulkan kesadaran pada siswa itu sendiri untuk

melaksanakan proses belajar matematika tanpa dipengaruhi dengan ada atau tidak

adanya guru pada proses tersebut.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam

dunia pendidikan, karena dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat

mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan

serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dan pemecahan masalah. Seperti

yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman 2009: 204) bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu keharusan,

sebab matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang

berkembang pesat. Dengan belajar matematika orang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif yang sungguh

dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu matematika merupakan salah satu

ilmu dasar yang perlu diajarkan di sekolah karena penggunaannya yang luas pada

aspek kehidupan.

Melihat betapa pentingnya mempelajari matematika, pemerintah terus

berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia termasuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang matematika. Namun saat ini

kualitas pendidikan Indonesia, khususnya dalam bidang matematika masih belum

(15)

4

dengan harapan. Seperti dijelaskan oleh Ahmad Fauzy (2013, dalam seminar

nasional matematika dan pendidikan matematika di UNY) yaitu:

"Selain Indeks Pengembangan Manusia Indonesia yang berada di 121 pada tahun 2012, skor rata-rata prestasi matematika kelas 8 di Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2011 menduduk diperingkat 38 dari 42 negara. Bahkan kita jauh teringgal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia."

Rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia disebabkan oleh banyak

hal, salah satu penyebabnya adalah karena masih banyak siswa yang berpikir

bahwa matematika adalah bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Abdurrahman (2009: 252) bahwa:

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika

merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan

belajar”.

Namun rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika tidak

seutuhnya merupakan kesalahan dari siswa. Karena guru juga ikut terlibat dalam

hal ini. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, jadi peran

guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi juga rekan belajar, model

pembimbing, fasilitator, dan mengubah kesuksesan siswa mempercepat belajar.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lazanov (dalam Syaiful, 2012: 114) bahwa

pengaruh guru sangat jelas terhadap kesuksesan belajar siswa, kemampuan dan

keterampilan baru akan berkembang jika diberikan lingkungan dan model yang

sesuai.

Dengan demikian guru diharapkan dapat memilih model yang sesuai dengan

proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi

kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu melaksanakan variasi

pembelajaran. Kebanyakan guru masih menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa

tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

(16)

5

“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan, prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh 3 ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar)”.

Di samping ketepatan penggunaan model pembelajaran, kemandirian

belajar siswa akan menentukan keberhasilan studi siswa. Kebanyakan dari siswa

belum mampu secara mandiri untuk menemukan, mengenal, memerinci hal-hal

yang berlawanan dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari

masalahnya. Sebab siswa awalnya hanya menurut yang disajikan oleh guru atau

masih bergantung pada guru. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya

mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh

guru, akan tetapi terletak pada kemandirian belajar. Untuk menyerap dan

menghayati pelajaran jelas telah diperlukan sikap dan kesediaan untuk mandiri,

sehingga sikap kemandirian belajar menjadi faktor penentu apakah siswa mampu

menghadapi tantangan atau tidak.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan salah satu

metode pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan kemandirian belajar

siswa yaitu metode pembelajaran penemuan terbimbing. Metode penemuan

terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran matematika yang dapat

meningkatkan kemandirian siswa Dalam metode ini setiap peserta didik

ditugaskan untuk mempelajari materi secara mandiri. Dengan metode ini peserta

didik akan dibimbing untuk menemukan suatu pola dengan cara dan

kreativitasnya sendiri yang diarahkan oleh guru melalui perintah-perintah

(bimbingan) yang mengarahkan siswa untuk menemukan pola yang benar sesuai

dengan konsep matematika.

Dengan demikian, secara umum penyelenggaraan metode penemuan

terbimbing dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan kemandirian

siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan

(17)

6

Meningkatkan kemandirian belajar siswa sangatlah penting dalam proses

belajar mengajar. Dengan menerapkan sikap mandiri, siswa akan berusaha sendiri

secara mandiri untuk memperoleh hasil walaupun dengan bimbingan guru.

Dengan pembelajaran penemuan terbimbing ini diharapkan setiap siswa memiliki

kemandirian yang membuat siswa lebih mengerti dan memahami permasalahan

yang ada dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik.

Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna

mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

penemuan terbimbing mampu meningkatkan kemandirian dan hasil belajar

matematika siswa. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas X SMA Negeri 1 Babalan P. Berandan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1) Anggapan siswa matematika merupakan bidang studi yang sulit.

2) Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika

3) Rendahnya hasil belajar siswa akibat dari kurangnya kemandirian belajar

siswa.

4) Proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sehingga

menyebabkan siswa lebih cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran

5) Kurangnya kesadaran siswa untuk belajar ketika tidak ada guru dikelas

(18)

7

1.3. Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka tidak

mungkin peneliti meneliti semua masalah yang telah diidentifikasikan. Oleh

karena itu, penelitian ini dibatasi pada Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan

Terbimbing Di Kelas X SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat

meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1

Babalan, P. Berandan?

2) Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Babalan P.

Berandan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:

1) Untuk Mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran penemuan

terbimbing dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas X

SMA Negeri 1 Babalan, P. Berandan.

2) Untuk Mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran penemuan

terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA

Negeri 1 Babalan P. Berandan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1) Bagi Penulis

Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis jika terjun langsung dalam dunia

(19)

8

2) Bagi Siswa

 Meningkatkan kemandirian siswa dalam kegiatan belajar mengajar.  Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika.  Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3) Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model

pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

4) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam perbaikan pengajaran matematika

5) Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin

(20)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian pada bab IV, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan

kemandirian belajar siswa pada materi logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1

Babalan, P. Brandan. Peningkatan kemandirian belajar siswa dengan

menggunakan pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada materi

logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan, berdasarkan

analisis data pada pembelajaran diperoleh pada observasi kemandirian belajar

siswa diperoleh dari segi kriteria minimal baik pada kemandirian belajar siswa

pada siklus I, jumlah siswa yang mendapat kriteria minimal baik sebanyak 1

orang siswa (3,13%) sedangkan jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal

baik pada siklus II sebanyak 28 orang siswa (87,50%). Sehingga berdasarkan

analisis penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan penemuan

terbimbing dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi

logaritma di kelas X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan.

2) Pembelajaran dengan metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan

hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas X-2 SMA

Negeri 1 Babalan, P. Brandan. Dari segi ketuntasan belajar siswa pada siklus

I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 orang siswa (56,25%)

sedangkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II

sebanyak 27 orang siswa (84,38%). Sehingga berdasarkan analisis penelitian

diperoleh bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi logaritma di kelas

X-2 SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan.

Kemandirian belajar juga memiliki pengaruh terhadap kemandirian

belajar, menurut Tahar, dkk (Tahar: 2006), kemandirian belajar merupakan salah

satu prediktor hasil belajar mata kuliah Manajemen Keuangan. Semakin tinggi

(21)

83

mencapai hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa semakin meningkat kemandirian belajar seseorang maka

semakin meningkat pula hasil belajarnya.

Proses pembelajaran dengan menggunakan penemuan terbimbing dapat

dilihat dari kegiatan-kegiatan pada setiap pertemuan, peningkatan kemandirian

belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh

peneliti berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru mata pelajaran

matematika. Selanjutnya, berdasarkan analisis data perhitungan rata-rata

keseluruhan, kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 2,52

dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 3,11 dengan

kategori Sangat baik. Maka dapat disimpulkan pengelolaan pembelajaran guru

melalui penerapan Model pembelajaran Penemuan Terbimbing pada materi

logaritma dalam penelitian ini mengalami peningkatan dan berjalan dengan baik.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika SMA Negeri 1 Babalan, P.

Brandan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing ini dapat

menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemandirian dan hasil

belajar siswa, disarankan kepada guru matematika lebih menekankan pada

aspek merencanakan pemecahan masalah yaitu mengaplikasikan konsep atau

algoritma untuk memecahkan masalah. Selain itu disarankan untuk lebih

memotivasi siswa agar dapat bertanya dan mengemukakan pendapat atau

ide-idenya.

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Babalan, P. Brandan disarankan lebih berani

dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh

perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena

guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran Penemuan

Terbimbing pada materi dan materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk

(22)

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. (1990). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anton, Sukarno. (1999). Ciri-ciri Kemandirian Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

B. Uno dan Hamzah. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Effendi, Rus. (1997). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universita Terbuka-Depdikbud.

Hakim, Thursan. (2006). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Hasbullah. (2009). Dasar-dasar ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Penerbit UM Press.

Faridah, Ida. 2015. Kemandirian Belajar Siswa. [Online]. Tersedia

http://idasitifaridah70.blogspot.com/2015/03/kemandirian-belajar-siswa.html

Markaban. (2008). Model Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Depdiknas.

Sardiman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Boga Grafindo Persada.

(23)

85

Shadiq, F. (2007). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?. [Online]. Tersedia

https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/07/matematikamengapapenti ng.pdf.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soegito, E dan Nurani, Y. (2003). Kemampuan Dasar Mengajar.[Online].Tersedia http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=arti

cle&id=40:akta8810-kemampuan-dasar-mengajar&catid=30:fkip&Itemid=75. [4 Februari 2015]

Soekamto, Toeti dan Udin Saripudin Winataputra. (1996). Teori Belajar dan

Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Suara Merdeka Online. (2012). Mutu Pendidikan Matematika Di Indonesia Rendah : http://www.suaramerdeka.com (di akses tanggal 7 Februari 2014).

Sudjana. (2005). Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Penerbit Tarsito.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Tahar, Irzan dan enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta. Universitas Terbuka (UT).

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.

Utami, M. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.

Waspada, Ikaputra. (2004). Sukses Usaha Sukses Profit. Media Komunikasi dan Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat. [Online]. Tersedia di http://jurnal.upi.edu/file/Ika_P.pdf.

Gambar

Gambar 4.11. Grafik Jumlah Siswa Tuntas Tes Hasil Belajar Siklus I dan II 77

Referensi

Dokumen terkait

pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan kota. Dalam melaksanakan tugas, bidang bina anggaran daerah bawahan mempunyai tugas :.. Penyiapan

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal skripsi dengan judul

Setelah mengamati semua sampel, Anda boleh mengulang sesering yang Anda perlukan... Hasil

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut tentu saja akan menjadi pertimbangan utama bagi pengusaha dalam memnentukan harga jual produknya itu. Harga

rencana penyusunan skripsi dengan judul “ Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Administrasi Pegawai Pada Kantor kecamatan Ajangale KabupatenE. Bone Berbasis Web “

Suatu pin kartu ATM terdiri dari tiga angka ber- beda, tetapi angka pertama tidak boleh nol.. Tiga puluh data mempunyai

Tahapan model discovery diawali dengan (1) stimulation yaitu guru memberikan rangsangan kepada siswa agar muncul keinginan untuk menyelidiki objek yang akan dipelajari,

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yang memerlukan kajian yang diharapkan dapat menjelaskan hambatan dan upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan untuk menjadi