• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food dan Asupan Lemak dengan Kejadian Menarche pada Remaja Putri di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food dan Asupan Lemak dengan Kejadian Menarche pada Remaja Putri di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada periode pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dari anak-anak menjadi dewasa serta mengalami kematangan organ reproduksi seksual (Waryana, 2010).

Salah satu tanda remaja mengalami periode pubertas yaitu menarche. Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang

terjadi pada wanita di masa pubertas. Menarche merupakan perubahan yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuh. Dimulainya menarche membuat organ seks sekunder tumbuh berkembang, seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi (Manuaba, 2007).

Menarche pada perempuan terjadi pada masa pubertas yaitu sekitar

(2)

2 lemak, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi) dan keadaan lingkungan (Soetjiningsih, 2007).

Menarche pertama kali dapat dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi fast food. Fast food merupakan makanan cepat saji yang mengandung tinggi

kalori dan tinggi lemak. Fast food memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang yaitu mengandung kalori tinggi, lemak tinggi, rendah serat dan natrium tinggi (Damayanti, 2008). Penelitian yang dilakukan Astusti (2014), menunjukkan bahwa ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian menarche. Sebanyak 81,3% responden dengan frekuensi konsumsi fast food lebih dari 5 kali seminggu mengalami usia menarche dini dan usia

menarche normal sebanyak 76,2% responden sedangkan frekuensi

konsumsi fast food 3-4 kali seminggu mengalami usia menarche dini sebanyak 18,8% responden dan usia menarche normal sebanyak 23,8% responden.

Penelitian yang dilakukan Dewi (2015), menunjukkan bahwa sebanyak 58,3% responden dengan frekuensi sering mengkonsumsi fast food dan 25% respponden dengan frekuensi jarang mengkonsumsi fast food mengalami menarche dini. Menurut Salirawati (2010) menyatakan penerapan pola

(3)

3 FSH. Salah satu gangguan yang terjadi adalah gangguan siklus menstruasi yang terlalu cepat datangnya (menarche dini).

Pola makan yang berlebihan seperti konsumsi makanan tinggi lemak mempengaruhi terjadinya menarche pertama kali. Konsumsi makanan tinggi lemak akan berakibat pada penumpukan lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar leptin. Leptin berpengaruh terhadap pengeluaran hormon Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH) yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dalam merangsang pematangan sel telur dan pembentukan estrogen. Hormon estrogen akan bekerja sama dengan hormon FSH membentuk sel telur tumbuh dalam rahim. Sel telur yang telah dilepaskan dan tidak dibuahi maka oleh endometrium atau dinding rahim akan meluruh dan dikeluarkan melalui vagina dalam bentuk darah haid yang dinamakan menstruasi (Quennell, 2009).

Penelitian yang dilakukan Susanti (2012), disimpulkan bahwa asupan konsumsi lemak yang berlebih merupakan faktor resiko terjadinya menarche dini dan penelitian yang dilakukan Kharisma (2016) menunjukkan ada perbedaan asupan lemak dengan kejadian menarche yaitu sebanyak 94,4% responden dengan asupan lemak lebih dan 22,2% responden dengan asupan baik mengalami usia menarche dini. Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa sebanyak 20,9% remaja perempuan di Indonesia telah mengalami menarche di usia kurang dari 12 tahun (Riskesdas, 2010).

(4)

4 sebanyak 22,5% mengalami menarche pada usia <12 tahun. Jenis makanan fast food yang sering dikonsumsi responden adalah mie instan (92,5%) dan

sebanyak 20% responden memiliki asupan lemak lebih. Prevalensi menarche dini termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan prevalensi hasil

Riskesdas tahun 2010 sebanyak 20,9%. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mendiskripsikan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

(5)

5 c. Menganalisis perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja

putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. d. Menganalisis perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche

dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

e. Internalisasi nilai-nilai Islam dalam konsumsi fast food dan asupan lemak.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Dapat menjadi masukan dan menambah informasi bagi pihak SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tentang frekuensi konsumsi fast food, asupan lemak, menarche dini dan normal pada remaja putri, sehingga dapat dijadikan sebagai sarana penyuluhan tentang membatasi makanan jenis fast food.

b. Bagi Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis makanan fast food dan makanan yang mengandung tinggi lemak.

c. Bagi Peneliti

(6)

6 E. Ruang Lingkup Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

The set of available measures is expanded to include alternative indicators while the representation of measurement errors attaching to the latest of- ficial estimates allows for

Perbedaaan yang mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah, seperti diketahui bahwa bank konvensional menjalankan sistem bunga yang mana sistem bunga mengandung unsur

Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis dan mengkarakterisasi beberapa isolat Pseudomonas sebagai agen biokontrol terhadap cendawan patogen tular tanah yaitu

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Tata Kelola Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Sebelumnya sudah dibuat sebuah perencanaan bisnis yang mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan operasional, aspek sumber daya manusia dan organisasi dan aspek

Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

poli aluminium klorida (PAC) dan Tawas dalam konsentrasi yang sama dan jumlah yang. sama pada saat diinjeksi ke

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru2. KOMPETENSI DASAR