• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PASAR FISIK EMAS DIGITAL DI BURSA BERJANGKA INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BAPPEBTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS YURIDIS PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PASAR FISIK EMAS DIGITAL DI BURSA BERJANGKA INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BAPPEBTI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PASAR FISIK EMAS DIGITAL DI BURSA BERJANGKA INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BAPPEBTI

NO. 4 TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

DANIEL PANGARIBUAN

NIM : 160200553

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Hidup memang penuh dengan tantangan termasuk dalam proses pengerjaan skripsi ini, karena begitu banyak hal yang terjadi diluar dari yang terfikirkan oleh Penulis. Banyaknya cobaan ketika ditenggelamkan rasa malas, tantangan ketika harus berlomba dengan waktu, rintangan ketika harus terjatuh dalam keterpurukan kondisi tubuh, pergumulan ketika harus memulai dan terus harus memperbaiki yang salah menjadi lebih baik, begitupun juga ketika harus berduka ketika rasa senang berubah jadi sedih. Namun, tidaklah selalu seperti itu karena dalam proses pengerjaan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan hal-hal yang luarbiasa dan berharga, itulah yang dinamakan sebuah proses harus ada progressnya. Pelajaran hidup yang tertancap dalam fikiran dan terikat kuat dalam sanubari yaitu semakin besar rintangan, maka semakin besar keagungan yang diperoleh dalam mengatasi rintangan tersebut, serta bukanlah hal mudah untuk mendapatkan sesuatu yang berharga karena dibutuhkan ketekunan.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan kebaikannya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS YURIDIS PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PASAR FISIK EMAS DIGITAL DI BURSA BERJANGKA INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BAPPEBTI NO.

4 TAHUN 2019”. Penulis persembahkan skripsi ini kepada dunia pendidikan guna menambah ilmu pengetahuan dan menumbuhkan semangat belajar khususnya ilmu hukum.

(5)

Adapun salah satu tujuan dari disusunnya skripsi ini adalah untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Orangtua tercinta Penulis, Parlaungan Pangaribuan dan Bungalan Br Simare Mare yang telah mendukung dan memberi motivasi untuk menyelesaikan pendidikan yang sedang dijalani.

2. Saudara-saudara Penulis, Ivan Hasiholan Pangaribuan, S.Si dan Andreas Pangaribuan. yang selalu ada untuk mendampingi dalam proses penyelesaian pendidikan Penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

4. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Prof. O.K, Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

7. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

8. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

(6)

9. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H., selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing II. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan bimbingan yang telah diberikan hingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

10. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H, selaku Dosen Hukum Ekonomi dan sebagai Dosen Pembimbing I dan Dr. Mahlmul Siregar, S.H., M.Hum, selaku Dosen Hukum Ekonomi dan sebagai Dosen Pembimbing II. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu dan wawasan yang telah dibagikan kepada Penulis sehingga dapat bermanfaat untuk penyelesaian skripsi ini;

11. Seluruh Dosen pengajar dan staff beserta karyawan yang mengabdikan diri pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

12. Teman-teman Penulis, Gladyta Gabriela, Juniansen Purba, Ronaldo Fransiskus Ginting, Arnold Siagian, Kevin Ginting, Ridho Asriansyah yang telah menjadi sumber semangat selama proses pengerjaan skripsi ini;

13. Teman-teman dari Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) yang telah dikenal dan mengenal Penulis dari awal pendidikan hingga akhir;

14. Teman-teman dari G16, Gunawan Sembiring, Febry Indra Gunawan Sitorus, Maruli Salaungan Harahap, Juniansen Purba, Jampi Gultom, Bunga Feranita Purba, Gladyta Gabriela, Krismoniati Daeli, Lusyana Nababan, Indah Permata Sari, Windy Grace L. Simbolon, Olyvia Margareth Barasa, Selvi Sitio, Theresia J. Barus, Marsaulyna D. Manullang, Shania Melisa Hutapea yang telah memberi masukan dan motivasi kepada penulis.

(7)

15. Abang dan Kakak Penulis di Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL), yaitu Laurensia Lumbantobing, S.H., Wita Pandiangan S.H., Defin C. Sirait S.H., Hendra Siahaan, S.H., Sarai Bangun, S.H., Yosafat Tamba, S.H., Rena Fransiskus Tarihoran, S.H., Mooidi Pasaribu, S.H., Laora Happynia S. S.H., Tetti N. Silalahi, S.H., Maria Aruan S.H., Kiki N. Simanungkalit S.H. yang telah menginspirasi dan memberi motivasi kepada penulis.

16. Adik-adik Penulis di Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL), yaitu : Tranis Bella Hutapea, Sapa, Agataha, Edelis Ginting, Elisabeth, Apriani, Dina, David, Ronaldo, Andreanus, Felix pedro. Yang telah memberi motivasi kepada penulis

17. Seluruh rekan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu. Hidup Mahasiswa!!!

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif terhadap skripsi ini.

Atas segala perhatiannya, Penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 06 Agustus 2020

Penulis,

Daniel Pangaribuan

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Keaslian Penelitian ... 8

F. Tinjauan Kepustakaan ... 10

G. Metode Penelitian ... 16

H. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II KARAKTERISTIK TRANSAKSI EMAS DIGITAL DI INDONESIA A. Tinjauan tentang Perdagangan Berjangka Komoditi ... 23

B. Emas Digital Sebagai Subjek Perdagngan Berjangka ... 40

C. Mekanisme Perdagangan Emas Digital di Indonesia Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Perdagngan Berjangka Komoditi ... 48

(9)

BAB III KETENTUAN PERIZINAN DALAM PENYELENGGARAAN TRANSAKSI EMAS DIGITAL DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA DAN PENGAWASANNYA

A. Perizinan dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital. 53 B. Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Transaksi Emas

Digital ... 62

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR PADA TRANSAKSI EMAS DIGITAL

A. Hubungan Para Pihak Dalam Transaksi Emas Digital... 69 B. Keabsahaan Transaksi Emas Digital Berdasarkan Hukum

di Indonesia ... 72 C. Perlindungan Hukum Preventif Investor pada Transaksi

Emas Digital ... 82 D. Perlindungan Hukum Represif Investor pada Transaksi

Emas Digital ... 84 E. Peran Bursa Berjangka Komoditi dan Bappebti dalam

memberikan Perlindungan Hukum terhadap Investor pada Transaksi Emas Digital ... 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 95 B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ……… 99

(10)

Analisis Yuridis Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka Indonesia Berdasarkan

Peraturan Bappebti No. 4 Tahun 2019

Daniel Pangaribuan*

Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.H**

Dr. Mahmul Siregar S.H., M.Hum***

ABSTRAK

Pergeseran cara transaksi dalam berbisnis ke arah digital, menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi siapa saja. Aset emas digital adalah salah satu produk investasi yang sedang populer saat ini. Pesatnya perkembangan berbagai jenis produk investasi tanpa dipadukan dengan edukasi yang memadai bagi masyarakat menimbulkan kekhawatiran karena rentan akan penipuan. Perkembangan kegiatan investasi di Indonesia tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor penting regulasi hukum yang sangat dibutuhkan oleh para investor.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka (library research).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis data kualitatif.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa emas digital adalah emas yang catatan kepemilikannya dilakukan secara digital. Emas yang sudah dibeli secara online tersebut juga bisa ditukarkan saldo tabungan emas dengan emas fisik, penukaran ini bisa dilakukan di outlet pegadaian terdekat. Prinsip penyelenggaraan pasar fisik emas digital diantaranya adalah suatu kegiatan jual beli emas di pasar yang dilakukan secara elektronik. Perizinan yang dilakukan dalam penyelenggaraan perdagangan emas digital diatur secara lengkap pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pada saat mendaftar untuk mendapatkan regulasi, Bappebti akan memberlakukan uji kelayakan kepada perusahaan- perusahaan tersebut dan berikutnya secara berkala operasi bisnis perusahaan tersebut akan terus dipantau, termasuk proses audit secara berkala. Perlindungan hukum perdagangan berjangka komoditi dilakukan dengan pengawasan langsung oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Kata kunci : komoditi, emas digital, bursa berjangka, Bappebti

* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Departemen Hukum Ekonomi

** Dosen Pembimbing I

*** Dosen Pembimbing II

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emas merupakan sesuatu yang sangat bernilai dalam kehidupan manusia.

Investasi dalam bentuk emas telah dilakukan orang selama berabad-abad. Para raja dan bangsawan pada mulanya menyimpan emas sebagai simbol kekuasaan, tetapi kebanyakan dari mereka hanya menggunakan emas untuk keperluan upacara dan bahan baku perhiasan. Logam mulia menjadi komoditas yang bisa diterima oleh semua suku bangsa dan ras. Emas dan perak menjadi alasan untuk mulainya perang dan mengakhiri perang pula. Masyarakat selama berabad-abad mereka menyadari bahwa emas bersama perak adalah dua jenis komoditi yang akan diterima secara luas oleh berbagai bangsa.1

Seperti yang diketahui bahwa emas jumlahnya sangat terbatas dan emas sebagai komoditas berjangka, harganya ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran, atau supply dan demand.2 Ketika banyak permintaan maka harga emas akan naik, sebaliknya jika penwaran lebih tinggi dari permintaan, maka harga akan turun.

Investasi emas banyak diminati di kalangan masyarakat karena ini tergolong cukup mudah dilakukan. Investasi emas baik dalam bentuk koin, batangan, atau emas yang telah menjadi perhiasan ini memiliki kelebihan dimana nilai dari emas

1 Paramita Prananingtyas, “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Emas”, Masalah- Masalah Hukum, Jilid 47 No.4,(Oktober 2018), Hal. 431

2 Rachmat, 2013, “Perdagangan Emas Di Era Modern”, https://www.seputarforex.com/artikel/emas/lihat.php?id=114178&title=perdag

(12)

itu sendiri dari tahun ketahun cenderung stabil, bahkan mengalami kenaikan harga emas apabila laju inflasi semakin tinggi.

Berkenaan dengan emas sebagai instrument investasi, Joko Salim mengemukakan :

“Harga emas dipercaya hendak selalu mengalami kenaikan mengikuti tingkat kenaikan inflasi dalam suatu waktu tertentu.3 Dengan membeli emas baik dalam wujud koin, emas batang, atau perhiasan kemudian di simpan dalam kurun waktu tertentu, kemudian pada waktu terjadi kenaikan harga emas baik secara signifikan atau tidak, emas yang sudah dibeli dapat dijual dengan nilai yang lebih tinggi dari harga beli emas sebelumnya sehingga memperoleh keuntungan dari kenaikan harga emas tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai sektor tengah mengalami perubahan. Adanya dukungan jaringan internet dan juga pengaruh dari era globalisasi membawa dampak terhadap perekonomian dunia kedalam babak baru yang memiliki istilah digital economy atau ekonomi digital.4

Pergeseran cara transaksi dalam berbisnis ke arah digital, menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi siapa saja. Investor-investor yang tergiur dengan keuntungan maksimal yang ditawarkan dari berinvestasi pada emas inilah yang menjadi sasaran empuk para pengelola investasi emas illegal. Keadaan tersebut memunculkan beberapa masalah, antara lain mengenai bentuk investasi emas dan bentuk perlindungan hukum bagi para investor yang terlibat dalam penipuan investasi emas. Penipuan investasi emas dilakukan oleh para pengelola jasa investasi emas yang tidak menyerahkan emas dalam bentuk fisik kepada para investor.

3 Salim, Joko, Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !.(Jakarta: Transmedia Pustaka, 2010), hal. 160

4 Khotimah, Cindy Aulia, “Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli-Online (E-Commerce)”, Bussiness Law Review, (2015), hlm. 14

(13)

Perkembangan kegiatan investasi di Indonesia tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor penting regulasi hukum yang sangat dibutuhkan oleh para investor.5

Perlindungan hukum bagi para investor emas telah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Satgas Waspada Investasi, SiPeka dan FCC.6 Namun pelaksanaan tugas dan kewenangan OJK ini masih belum maksimal, oleh karena itu berawal dari adanya pengaduan kepada OJK (Satgas Waspada Investasi – SWI) terkait adanya dugaan perdagangan emas digital yang disinyalir dilakukan tanpa ada izin dari instansi yang berwenang yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi masyarakat di kemudian hari, salah satunya terkait dengan transaparansi pengelolaan dana dan pengelolaan emas yang dilakukan. Melalui rapat koordinasi di Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2019, dihasilkan:

a) Inovasi Keuangan Digital ( IKD ) Otoritas Jasa Keuangan akan menyerahkan pengaturan aset kripto dan Komoditi Fisik Emas Digital pada BAPPEBTI Kementerian Perdagangan RI;

b) Bagi perusahaan yang sedang dan telah permohonan pencatatan kepada Otoritas Jasa Keuangan akan dikembalikan kepada BAPPEBTI sebagai Otoritas atas kedua topik tersebut. OJK akan mengarahkan perusahaan tersebut agar berkonsultasi dan mengikuti peraturan yang dikeluarkan BAPPEBTI Kementerian Perdagangan.

c) Akan membuat team kecil intensif antara Inovasi Keuangan Digital (IKD) Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan dengan tujuan koordinasi yang baik dan

5 Ni Ketut Supasti Dharmawan, Putu Tuni Caka Bawa Landra, dan Putu Aras Samsithawrati, “Penjabaran Standar Internasional Trims Dan Oecd Dalam Ketentuan Hukum Penanaman Modal Indonesia”, Jurnal Magister Hukum Udayana, ISSN 2302-528X Vol. 4, No. 3:

550 – 564 https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/view/18062/11729 diakses pada tanggal 15 Mei 2020

6 Paramita Prananingtyas, op.cit, hal. 430

(14)

efisien.7

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengeluarkan empat peraturan terbaru yang mengatur teknis penyelenggaraan dalam bursa berjangka komoditi yang salah satu peraturannya mengatur teknis penyelenggaraan perdagangan emas digital dalam Bursa Berjangka sebagaimana

dicantumkan dalam Peraturan Bappebti No. 4

Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka. Peraturan ini mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 119 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka yang membuat komoditi emas layak dijadikan sebagai subjek dalam Bursa Berjangka. Penerbitan peraturan ini sebagai tanda bahwa pemerintah Indonesia harus terus mengikuti perkembangan industri perdagangan berjangka komoditi yang dinamis dan memberikan ruang kepada pengembang usaha inovasi komoditas secara digital.8

Perlindungan perdagangan berjangka komoditi dilakukan dengan pengawasan langsung oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Dijelaskan pula pada Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 86/ Mpp/ Kep/ 3/ 2001 Tentang Struktur Organisasi Departemen Perindustrian Dan Perdagangan pasal 1112 yakni

7 Bapebbti. “Emas Digital”, diakses dari

http://bappebti.go.id/resources/docs/brosur_leaflet_2001_01_11_zl4c435y.pdf, pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 20.21

8 Siaran Pers Kementerian Perdagangan, “Bappebti Terbitkan Empat Peraturan Aset Kripto

Dan Emas Digital”. Diakses dari

http://www.kemendag.go.id/id/news/2019/02/18/bappebtiterbitkan-empat-peraturan-aset-kripto- dan-emas-digital- pada 15 Mei 2020.

(15)

BAPPEBTI mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan perdagangan berjangka komoditi.

Selanjutnya dalam Pasal 1113 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 86/ Mpp/ Kep/ 3/ 2001 Tentang Struktur Organisasi Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, BAPPEBTI menyelenggarakan fungsi: (1) perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka komoditi dan pembinaan pasar fisik; (2) pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka komoditi dan pembinaan pasar fisik; (3) perumusan standar, norma, pedoman, kriteriadan prosedur di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan perdagangan berjangka komoditi dan pembinaan pasar fisik; (4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka komoditi dan pembinaan pasar fisik; (5) pengamanan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan perdagangan berjangka; (6) pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pasar fisik; (7) pelaksanaan administrasi Badan.

Produk investasi menjadi salah satu alternatif untuk melindungi aset yang dimiliki dari penurunan nilai akibat inflasi. Melalui investasi masyarakat dapat mempersiapkan kebutuhan di masa yang akan datang dengan memanfaatkan dana yang dimiliki saat ini.

Bursa Berjangka dalam perkembangannya pada perdagangan emas digital menimbulkan beberapa permasalahan yang diakibatkan oleh ketidak pahaman investor ketika melakukan perdagangan berjangka dengan aset emas digital sebagai subjeknya. Aset emas digital adalah salah satu produk investasi yang sedang

(16)

populer saat ini. Pesatnya perkembangan berbagai jenis produk investasi tanpa dipadukan dengan edukasi yang memadai bagi masyarakat menimbulkan kekhawatiran karena rentan akan penipuan. Contoh penipuan ini adalah pelaku yakni entitas bisnis yang menawarkan investasi illegal yang berjualan emas digital tanpa memiliki fisiknya. Salah satu dari entitas tersebut adalah PT Aurum Karya Indonesia yang berjualan emas secara digital pada tahun 2018, tanpa memiliki fisiknya, mereka berjualan di Tokopedia. Berdasarkan pengakuannya, sudah menjual 20 kilogram emas digital.9

Peraturan baru yang dikeluarkan oleh Bappebti dinilai masih kurang dalam sisi perlindungan konsumen karena masih banyak investor yang belum memahami cara kerja perdagangan emas digital sehingga tidak jarang menjadi korban penipuan dari penjual emas digital tersebut. Maka dari itu, Bappebti sebagai lembaga yang melakukan pengawasan, pengaturan, pengembangan dan pembinaan terhadap kegiatan bursa berjangka komoditi harus dapat menjalankan salah satu tujuan yang dimilikinya, yaitu melindungi para pihak dalam Bursa Berjangka.

Berdasarkan isu-isu hukum yang telah dipaparkan di atas, perlu memperhatikan keabsahan transaksi jual beli dan pembukaan akun kontrak berjangka antara pelanggan dan pedagang emas digital, serta perlindungan hukum bagi pelanggan yang melakukan investasi melalui fasilitas yang disediakan oleh Pedagang emas digital dan perlindungan hukum bagi peserta (investor) dalam bursa berjangka ketika terjadi sengketa dalam melakukan transaksi jual beli emas digital.

9 Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "OJK Temukan Penjual Emas Tak Berizin di Tokopedia" , https://katadata.co.id/berita/2018/09/07/ojk-temukan-penjual-emas- tak-berizin-di-tokopedia pada 16 Mei 2020

(17)

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik transaksi emas digital di Indonesia ?

2. Bagaimana ketentuan perizinan dalam penyelenggaraan transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka dan pengawasannya ?

3. Bagaimana perlindungan hukum bagi investor pada transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik transaksi emas digital di Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan ketentuan perizinan dalam penyelenggaraan transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka dan pengawasannya .

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan perlindungan hukum bagi investor pada transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka.

D. Manfaat Penelitian

(18)

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum ekonomi atau hukum bisnis dan kepada pembaca mengenai pentingnya pemahaman tentang perdagangan komoditi khususnya pada perdagangan emas digital yang merupakan produk dari kemajuan teknologi di era globalisasi ini menurut peraturan yang ada. Serta dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang penyelenggaraan perdagangan emas digital.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kontrol maupun pengawasan dari masyarakat serta lembaga-lembaga pengawasan yang terkait dalam mengawasi kegiatan bursa berjangka.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik dari hasil penelitian yang telah ada maupun yang sedang dilakukan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “ Analisis Yuridis Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka Indonesia Berdasarkan Peraturan Bappebti No. 4 Tahun 2019”

belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan keaslian Judul ini, peneliti telah melakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul

(19)

skripsi ini belum pernah diteliti oleh orang lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka peneliti akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Penulis juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui media internet dan sepanjang penelusuran yang penulis lakukan, ada penulis lain yang pernah mengangkat topik yang hampir sama namun rumusan masalah dan pembahasan berbeda dengan yang penulis angkat dalam skripsi ini.

Sependek penelusuran penulis, berikut beberapa karya ilmiah yang mengangkat topik yang hampir sama dengan topik yang penulis angkat dalam skripsi ini, yakni :

1. Tinjauan Yuridis Mengenai Transaksi E-Commerce Berdasarkan Perspektif Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Skripsi yang disusun oleh Saudara Intan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017

2. Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Forex Margin Trading Pada Bursa Berjangka Oleh Perusahaan Pialang Berjangka, Skripsi ini disusun oleh Saudara Naily dari Universitas Negeri Semarang, 2013 3. Analisis Yuridis Terhadap Investasi Perdagangan Berjangaka Sentra Dana

Berjangka Sebagai Wadah Investasi Yang Diperdagangkan di Pasar Komoditi Berjangka, Skripsi ini disusun oleh Saudara Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 2018

Beberapa tulisan karya ilmiah diatas, setelah dicermati oleh penulis, maka tidak ada kesamaan pokok pembahasan yang signifikan dengan pokok pembahasan skripsi ini. Sehingga dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa skripsi ini

(20)

merupakan murni dari hasil karya dan pemikiran penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademis.

F. Tinjauan Kepustakaan

1. Tinjauan Umum Perdagangan Berjangka

Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai landasan hukum pelaksanaan perdagangan berjangka di Indonesia, perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual-beli komoditi yang penyerahannya dilakukan di kemudian hari berdasarkan kontrak berjangka atau opsi atas kontrak berjangka.

Perdagangan berjangka merupakan perdagangan yang tidak sederhana.

Transaksi-transaksi yang ada di dalamnya adalah cukup kompleks. Di dalamnya terdapat kontrak-kontrak derivatif. Kontrak Derivatif adalah suatu kontrak yang sebagian besar nilainya berasal dari aset, kurs acuan, atau indeks sebagai acuan awal (underlying). Sebagaimana disirat kan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) juga memiliki pengertian yang sama dengan Robert W. Kolb and James A. Overdahl.

Robert W. Kolb and James A. Overdahl mengemukakan :

“Bahwa derivatif harus didasarkan pada paling sedikit satu subjek sebagai induk acuan atau pokok yang mendasari (underlying) adalah aset, kurs referensi, atau sebagai dasar penetapan nilai utamanya, termasuk derivatif komoditas dan derivatif keuangan.” 10

Menurut ahli bursa berjangka ini, derivatif adalah instrument keuangan yang nilainya tergantung pada atau berasal dari nilai-nilai variable dari kontrak lain atau lebih tepatnya dari mana kontrak derivative itu berasal (underlying). Dikemukakan

10 Robert W. Kolb and James A. Overdahl. "Financial Derivatives". john wiley & sons inc.2013. hlm. 47

(21)

bahwa sangat sering variabel yang menjadi subjek yang mendasari (underlying) derivatif adalah harga aset yang diperdagangkan. Opsi saham, misalnya, merupakan derivatif yang nilainya tergantung pada saham. Namun, derivatif bisa bergantung pada hampir semua variabel

Kontrak Berjangka adalah kontrak yang standar (standardized contract) dengan jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena bentuknya yang standar itu, hanya harganya yang dinegosiasikan di bursa berjangka. Perdagangan berjangka hanya berlangsung di pasar-pasar yang terorganisir (organized market) atau dikenal dengan Bursa Berjangka. Bursa Berjangka memperdagangkan kontrak berjangka untuk berbagai komoditi (pertanian, perkebunan, pertambangan, atau produk-produk financial, seperti mata uang atau curency, bahkan indeks seperti indeks saham.11

Adapun institusi-institusi dalam perdagangan berjangka antara lain:

a. Unsur Pengawas, dalam hal ini yaitu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). UU No. 32 Tahun 1997 tentang perdagangan berjangka mengamanatkan pembentukan BAPPEBTI sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan perdagangan berjangka sehari-hari di Indonesia.

b. Unsur Penyelenggara, yaitu Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.

Bursa Berjangka yang selanjutnya disebut bursa, adalah suatu organisasi berdasarkan keanggotaan dan berfungsi menyediakan fasilitas bagi terselenggara serta terawasinya kegiatan transaksi kontrak berjangka agar sesuai

11 Pantas Lamban Batu, Perdagangan Berjangka: Futures Trading, (Jakarta: PT. Elex

(22)

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bursa ini berada di Jakarta yang biasa disebut dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Sedangkan Lembaga Kliring Berjangka adalah lembaga pelengkap dari bursa berjangka yang berfungsi menyelesaikan dan menjamin performance seluruh transaksi yang dilakukan di bursa dan telah didaftarkan padanya. Lembaga Kliring berperan sebagai penjual terhadap pemegang posisi beli yang masih “terbuka” dan sebagai pembeli terhadap pemegang posisi jual yang masih “terbuka”. Sehingga dalam perdagangan berjangka pembeli dan penjual tidak perlu saling bertemu atau saling mengenal karena dalam transaksi mereka diwakili oleh Lembaga Kliring.

Lembaga Kliring ini di Indonesia disebut Lembaga Kliring Berjangka Indonesia (LKBI) yang berada di Jakarta.

c. Unsur Pelaku dan Penunjang. Unsur pelaku adalah adalah pialang berjangka, yaitu satu-satunya profesional yang boleh menerima amanat (order) dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa. Urusan nasabah dalam hubungannya dengan bursa dan lembaga kliring akan diwakili oleh pialang berjangka. Unsur penunjang adalah penasehat berjangka dan pengelola sentra dana berjangka serta perbankan dan tenaga ahli bidang akuntansi, hukum, pergudangan, dan lembaga penguji mutu.

d. Unsur Pengguna/Pemakai, yaitu dunia usaha dan masyarakat umum yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok hedger dan kelompok investor/spekulan.12

2. Emas sebagai komoditi perdagangan berjangka

12 Trainer & Complain Devision PT. First State Futures Surabaya, Pengenalan Perdagangan Berjangka, (Surabaya: PT. First State Futures, 2013), hal.5-6.

(23)

Emas merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka. Emas termasuk dalam kategori hard komoditi (komoditi yang tahan lama). Emas dapat dikategorikan sebagai komoditi sesuai UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 2011 (“UU PBK”): “Komoditi adalah semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya, dan setiap derivatif dari Komoditi, yang dapat diperdagangkan dan menjadi subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.”

Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komiditi Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka dalam ketentuan umum disebutkan Emas Digital adalah Emas yang catatan kepemilikan emasnya dilakukan secara digital (elektronis). Emas yang dapat diperdagangan pada Pasar Fisik Emas Digital adalah emas murni dengan kandungan Aurum (Au) paling rendah 99,9%.

3. Manfaat perdagangan berjangka komoditi

Ada dua manfaat utama perdagangan berjangka, yaitu13 :

a. Sebagai sarana pengelola resiko (risk management) melalui kegiatan lindung nilai (hedging) yang dilakukan dalam kontrak berjangka, akan dapat mengurangi dampak akibat resiko perubahan harga hingga seminimal mungkin. Melalui perdagangan berjangka, produsen komoditi dapat menjual komoditi yang akan mereka panen beberapa bulan kemudian dengan harga yang telah ditetapkan oleh produsen berdasarkan perhitungan bisnisnya. Lindung nilai (hedging) adalah suatu mekanisme proteksi terhadap resiko harga. Dapat dikatakan bahwa aktifitas lindung nilai itu terkandung substitusi sementara transaksi tunai (cash transactions) dengan transaksi pasar di masa yang akan datang. Mekanisme lindung nilai terdiri dari transaksi yang berlawanan antara posisi di pasar fisik dan posisi di pasar berjangka. Untuk melindungi pihak yang melakukan lindung

13

(24)

nilai dari pengaruh pergerakan fisik yang tidak sesuai dengan perkiraan atau perhitungan sebelumnya.

b. Sebagai sarana pembentukan harga (price discovery) yang transparan dan wajar.

Pada dasarnya, perdagangan berjangka merupakan salah satu alternatif penemuan/pembentukan harga. Istilah penemuan atau pembentukan harga itu berbeda dengan penetapan harga (price determination). Pembentukan/penemuan harga digunakan untuk menjelaskan proses ketika pembeli dan penjual sepakat pada harga tertentu dan syarat jual-beli (term of trade) yang tertentu pula. Selain dari dua fungsi di atas, perdagangan berjangka juga sebagai alternatif investasi.

Kelompok yang memanfaatkan bursa untuk tujuan investasi adalah kelompok yang dikenal dengan investor atau spekulator. Mereka memanfaatkan adanya perubahan harga untuk mencari keuntungan, yaitu membeli kontrak berjangka pada saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi. Jika yakin bahwa harganya akan turun, pada saat itu ia akan membeli kontraknya, begitu pula sebaliknya.

4. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi merupakan salah satu unit eselon I berada di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Berdasarkan Pasal 79 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997, sebelum Bappebti dibentuk secara resmi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tersebut, tugas, fungsi, dan kewenangan Bappebti dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Bursa Komoditi atau Bapebti yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1982 tentang Bursa Komoditi, bernaung di bawah Departemen Perdagangan pada waktu itu. Jadi secara kelembagaan, Bappebti yang ada sekarang sebenarnya adalah merupakan pengalihan fungsi dari Badan Pelaksana Bursa Komoditi (Bapebti).

(25)

Bappebti (dengan 2 "P") secara resmi dibentuk pada tanggal 27 September 1999 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 115 Tahun 1999 yang kemudian telah diperbaharui beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2001. Demikian pula struktur organisasi dan uraian tugas Bappebti telah beberapa kali mengalami penyempurnaan dan terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No : 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Berdasarkan Keputusan Menperindag Nomor : 86/MPP/Kep/3/2001, struktur organisasi Bappebti terdiri dari 4 pejabat eselon II (Sekretaris Badan, Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Perniagaan, dan Kepala Biro Analisis Pasar), 15 pejabat eselon III (Kabag), dan 43 pejabat eselon IV (Kasubbag).

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, selanjutnya dalam keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No 86/mpp/kep/3/2001 disebut BAPPEBTI adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.14

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Bappebti adalah lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan Berjangka.

Bappebti adalah lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan Berjangka.15 Pembentukan dari Bappebti sendiri tentunya memiliki tujuan yaitu melindungi

14 Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No 86/mpp/kep/3/2001

15 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, www.bappebti.go.id, diakses pada

(26)

semua pihak yang melakukan perdagangan berjangka sehingga pelaksanaan yang teratur, wajar, efektif, dan efisien harus diwujudkan.16

Tugas dan wewenang Bappebti sudah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 1997 mengenai perdagangan berjangka komoditi. Beberapa tugas dan wewenangnya antara lain mengeluarkan izin usaha, mengawasi promosi para pemegang izin, memeriksa pemegang izin yang diduga melakukan pelanggaran, serta memberikan fasilitas penyelesaian pada masalah yang terjadi di perdagangan berjangka.

Dalam menetapkan regulasinya, BAPPEBTI memiliki standar yang harus dipatuhi oleh entitas-entitas di bawahnya. Secara umum, regulasi tersebut diterapkan untuk memastikan kualitas layanan perdagangan berjangka demi menjamin keamanan dan kepentingan para investor. Dapat disimpulkan bahwa adanya regulasi BAPPEBTI pada layanan pada perdagangan berjangka menjamin kualitas layanan dan keamanan dalam taraf yang sesuai standar nasional.

G. Metode Penelitian

Skripsi sebagai sebuah karya ilmiah harus disusun berdasarkan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.17 Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang telah ditentukan sebagai

16 Anggarani, S. P. “Analisis Pengendalian Internal terhadap Investasi Emas (Gold) pada PT. Central Capital Future Cabang Malang”, Universitas Muhammadiyah Malang, (2018), hal. 11

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2010), hal. 2

(27)

sebuah proses ilmiah. Adapun metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah :

1. Jenis, sifat dan pendekatan penelitian.

a) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian yuridis normatif yaitu metode penelitian hukum yang melihat tentang isi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Penggunaan metode penelitian yuridis normatif dalam penelitian ini didasarkan kepada pertimbangan objek dan tujuan penelitian. Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Peraturan BAPPEBTI No. 4 Tahun 2019.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan ketentuan perizinan dalam penyelenggaraan transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka dan pengawasannya dan untuk mengetahui dan menjelaskan perlindungan hukum bagi investor pada transaksi emas digital dalam perdagangan berjangka. Oleh karena itu, penggunaan metode penelitian yuridis normatif lebih relevan mengingat objek penelitian dalam skripsi ini adalah kajian terhadap peraturan perundang- undangan dengan tujuan untuk mengetahui secara normative ketentuan perizinan dan perlindungan hukum bagi investor.

b) Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, artinya penelitian yang menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan hal- hal yang terkait dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta

(28)

atau karakteristik populasi tertentu dalam bidang tertentu secara factual dan cermat.18 Penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini semata-mata menggambarkan suatu objek untuk menggambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum.19

c). Pendekatan penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, dengan pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya.

Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (statue approach).20 Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral dari skripsi ini.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini diambil oleh penulis melalui data sekunder. Data sekunder ini meliputi bahan-bahan kepustakaan hukum dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan. Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis dalan penelitian ini adalah :

1) Bahan hukum primer, yang terdiri dari peraturan hukum yang mengikat (ius constitutum) dalam sistem hukum di Indonesia.

18 Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 7

19 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1986), h. 3

20 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. Cet 2. (Jakarta: Kencana, 2008), Hal. 29

(29)

Adapun peraturan perundang-undangan yang terkait antara lain :

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

d. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan. Berjangka Komoditi Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka

2) Bahan hukum sekunder, yaitu terdiri dari buku-buku dan literatur lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam skripsi ini.

3) Bahan hukum tersier, yaitu semua dokumen yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum perimer dan bahan hukum sekunder, seperti : kamus hukum, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun penelitian ini adalah dengan pengumpulan data melalui studi pustaka,

(30)

dimana penulis memperoleh data atau bahan-bahan hukum yang ada dengan cara mengumpulkan dan membahasnya melalui bahan hukum primer, sekunder dan tersier.

4. Analisis data

Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode kualitatif dimana data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi.

Penggunaan metode kualitatif akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif analitis. Pengertian analisis disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasian secara logis, sistematis. Logis sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah dianalisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Spesifikasi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian hukum ini adalah dekriptif analitis. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini.

Mempergunakan metode kualitatif tidak semata-mata bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran saja, tetapi juga memahami kebenaran tersebut.21

21 H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II , (Surakarta: UNS Press, 1998), hlm. 24

(31)

H. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus disusun secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya penguraian dalam bab per bab secara teratur dan berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

Bab I merupakan bab pendahuluan. Berisikan ini berisi pendahuluan yang pada pokoknya menguraikan tentang latar belakang pengangkatan judul skripsi, perumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam bab pembahasan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penalitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II tentang Karakteristik Transaksi Emas Digital Di Indonesia. Berisikan uraian tentang defenisi emas digital dan mengetahui mekanisme perdagangan emas digital di Indoensia berdasarkan peraturan badan pengawas perdagangan berjangka komoditi.

Bab III tentang Ketentuan Perizinan Dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital Dalam Perdagangan Berjangka dan Pengawasannya. Bab ini berisikan tentang perizinan dalam penyelenggaraan transaksi emas digital, fungsi perizinan dalam penyelenggaraan transaksi emas digital, bagaimana proses permohonan untuk memperoleh izin usaha, serta pengawasan terhadap izin usaha penyelenggaraan transaksi emas digital. Dan pengawasanterhadap Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital, bagaimana pentingnya pengawasan terhadap transaksi emas digital serta bagaimana BAPPEBTI dan perusahaan penyelenggara transaksi emas digital mengawasi transaksi emas digital di bursa berjangka.

(32)

Bab IV tentang Perlindungan Hukum Bagi Investor Pada Transaksi Emas Digital. Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan pada rumusan masalah yang ketiga yakni pembahasan mengenai perlindungan hukum bagi Investor dalam transaksi emas digital di Indonesia. Pembahasan ini meliputi hubungan hukum para pihak dalam transaksi emas digital, keabsahan transaksi emas digital berdasarkan hukum perdata, serta dasar perlindungan hukum bagi Investor dalam transaksi emas digital baik secara preventif maupun represif.

Bab V merupakan bab penutup yang sekaligus merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini yang mengemukakan mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan pembahasan yang sebelumnya dalam skripsi ini.

(33)

BAB II

KARAKTERISTIK TRANSAKSI EMAS DIGITAL DI INDONESIA

A. Tinjauan tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

Perdagangan Berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana “lindung nilai” (hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan strategi manajemen perusahaan dari pengaruh timbulnya risiko/ kerugian yang disebabkan karena adanya fluktuasi/ volatilitas harga. Selain itu perdagangan berjangka ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif investasi bagi para pihak yang bermaksud untuk menanamkan investasi bagi para pihak yang bermaksud untuk menanamkan (menginvestasikan) modal di Bursa Berjangka. Perkembangan perdagangan berjangka di berbagai negara sangat pesat dan saat ini telah menjadi salah satu infrastruktur penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara.22

Dewasa ini begitu banyak tawaran ladang investasi yang menjanjikan keuntungan yang menggiurkan, salah satu sarana alternatif investasi yang memiliki potensi menghasilkan keuntungan amat besar dalam waktu yang relatif singkat adalah investasi di Perdagangan Berjangka Komoditi yang ditransaksikan di Bursa Berjangka. Investasi melalui Perdagangan Berjangka Komoditi semakin hari semakin menarik para pengelola dana sebagai lahan tujuan investasi terutama di negaranegara maju.

22Halim, Abdul. Analisis Investasi. Salemba Empat. 2008, hal 20

(34)

Investasi ini semakin marak sejak adanya kesepakatan World Trade Organization (WTO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan Asean Free Trade Area (AFTA), aktivitas transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi semakin menarik karena transaksi yang dilakukan melibatkan penyelenggara dan pelaku dari seluruh dunia. Seluruh proses transaksi dilakukan secara transparan dan berdasarkan mekanisme pasar. Beberapa pelaku pasar dan pengamat dunia investasi dan keuangan menyebutnya sebagai tren investasi masa depan.

Perdagangan Berjangka Komoditi berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi adalah segala sesuatu yang berkaitan jual beli komoditas dengan penarikan margin dengan penyelesaian kemudian berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya. Pengertian Komoditi dalam undang-undang ini adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai subyek kontrak berjangka untuk derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya diatur dengan peraturan Kepala Bappebti.

Menurut sejarahnya, komoditi yang ditransaksikan diawali dengan produk primer seperti produk pertanian, pertambangan, dan energi, dan kini telah mencakup berbagai produk finansial seperti Indeks Saham dan mata uang asing (Cross Currency). Pada saat ini, Indonesia memiliki 2 (dua) Bursa Berjangka, yaitu PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang mulai beroperasi pada akhir tahun 2000 dan PT Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) yang mulai beroperasi pada tahun 2009. Sejak awal berdirinya, BBJ dan BKDI menawarkan satu forum transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi yang dapat memenuhi kebutuhan nasional dengan mengikuti kecenderungan global. Ini dimaksudkan agar pelaku

(35)

pasar Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia dapat melakukan transaksi di BBJ dan BKDI seperti halnya pelaku pasar Perdagangan Berjangka Komoditi di Bursa Berjangka di berbagai kota di seluruh dunia.

Dengan demikian setiap pengguna baik sebagai investor maupun hedger lokal memiliki peluang memanfaatkan eksistensi BBJ dan BKDI sebagaimana di Bursa Berjangka lainnya di seluruh dunia. Karena itu, bagi para pengguna terutama peminat investasi mendapat kemudahan dengan memanfaatkan Bursa Berjangka melalui para Pialang Berjangka yang ada di negeri sendiri dibanding dari luar negeri.23

1. Defenisi Perdagangan Berjangka.

Perdagangan berjangka sering disebut juga pasar berjangka atau pasar komoditas atau pasar derivatif. Perdagangan berjangka berdasarkan UU No.

10/2011 adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditas dengan penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya.

Perdagangan berjangka digolongkan menjadi dua, yaitu bursa berjangka dan OTC (Over the Counter).24 Disebut OTC karena transaksi kontrak beli dan kontrak jual dilakukan oleh dua belah pihak tertentu antara pembeli dan penjual dengan persyaratan “tidak standar” yang disepakati oleh kedua belah pihak tersebut dan penyelesaian kontrak selalu pada tanggal jatuh tempo. Disebut Bursa Berjangka karena transakasi kontrak beli dan kontrak jual dilakukan oleh banyak pembeli dan

23 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, www.bappebti.go.id, diakses pada 12 Juni 2020

24 Mohamad Samsul. Pasar Berjangka Komoditas dan Derivatif . (Jakarta: Salemba Empat,

(36)

banyak penjual dengan persyaratan “standar” yang ditetapkan oleh pihak bursa dan penyelesaian kontrak dapat dilaksanakan setiap hari.

2. Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Kegiatan Bursa Berjangka Komoditi

Perdagangan berjangka melibatkan beberapa pihak terkait antara lain Menteri Perdagangan, BAPPEBTI, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring dan Penjaminan Berjangka, Pialang Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Wakil Penasihat Berjangka, Sentra Dana Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, Bank Penitipan, dan Nasabah. Khusus untuk perdagangan berjangka di luar Negeri melibatkan Bursa Berjangka di Luar Negeri dan Badan Pengawas Berjangka Luar Negeri.

Lebih jelasnya mekanisme transaksi antara pihak-pihak dalam perdagangan berjangka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk dapat melakukan kegiatan perdagangan didalam bursa berjangka yang memperdagangkan komoditi dari pedagang berjangka, terlebih dahulu harus menjadi anggota/nasabah dari pialang berjangka yang menjadi anggota dari bursa berjangka, hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 1997, namun jika ingin melakukan transaksi dibursa berjangka luar negeri maka harus menjadi anggota/nasabah dari pialang berjangka anggota kliring atau langsung mendaftar menjadi anggota pialang yang ada diluar Negeri. Jika hanya ingin melakukan investasi dengan tidak terlibat dalam pengambil keputusan hanya perlu menjadi peserta dari Sentra Dana Berjangka.

(37)

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka yaitu sebagai berikut:

1. Menteri Perdagangan Menteri Perdagangan adalah Menteri yang bertanggung jawab sekaligus mengawasi perdagangan berjangka komoditi

2. Badan Pengawas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) merupakan badan yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEPTI bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan, selain itu BAPPEBTI juga memiliki wewenang dalam mengawasi perdagangan berjangka komoditi yaitu:

a. membuat pedoman teknis mengenai mekanisme Perdagangan Berjangka;

b. memberikan izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola Sentra Dana Berjangka;

c. persetujuan pembukaan kantor cabang Pialang Berjangka;

d. izin kepada orang perseorangan untuk menjadi Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka;

e. sertifikat pendaftaran kepada Pedagang Berjangka;

f. persetujuan kepada Pialang Berjangka dalam negeri untuk menyalurkan amanat Nasabah dalam negeri ke Bursa Berjangka luar negeri;

(38)

g. persetujuan kepada bank berdasarkan rekomendasi Bank Indonesia untuk menyimpan dana Nasabah, Dana Kompensasi, dan dana jaminan yang berkaitan dengan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya serta untuk pembentukan Sentra Dana Berjangka;

h. persetujuan kepada Bursa Berjangka untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan pasar fisik komoditi terorganisasi;

i. persetujuan kepada Lembaga Kliring Berjangka untuk melakukan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi di pasar fisik komoditi terorganisasi; dan

j. persetujuan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka untuk melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah dalam penyelenggaraan Sistem Perdagangan Alternatif.

k. Menetapkan daftar surat berharga alas hak (document of title) yang dipergunakan dalam penyelesaian transaksi dalam Perdagangan Berjangka.

l. Menetapkan daftar Bursa Berjangka luar negeri dan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

m. Melakukan pemeriksaan terhadap Pihak yang memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran;

(39)

n. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bappebti sebagaimana dimaksud pada huruf e.

o. Memerintahkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak yang diduga melakukan pelanggaranterhadap ketentuan Undang- Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

p. Menyetujui peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, termasuk perubahannya.

q. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang akan digunakan sebagai dasar jual beli Komoditi di Bursa Berjangka dan/atau Sistem Perdagangan Alternatif, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

r. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu anggota dewan komisaris dan/atau direksi serta menunjuk manajemen sementara Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, sampai dengan terpilihnya anggota dewan komisaris dan/atau anggota direksi yang baru oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

s. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan kewajiban pelaporan bagi Pihak yang memiliki izin usaha berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

t. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlah wajib lapor posisi terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

(40)

dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak.

u. Mengarahkan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, apabila diyakini akan terjadi keadaan yang mengakibatkan tidak wajarnya perkembangan harga di Bursa Berjangka dan/atau terhambatnya pelaksanaan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

v. Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan dan/atau memperbaiki iklan atau kegiatan promosi yang menyesatkan dan/atau merugikan berkaitan dengan Perdagangan Berjangka dan mengganti kerugian sebagai akibat yang timbul dari iklan atau kegiatan promosi dimaksud baik secara langsung maupun tidak langsung.

w. Menetapkan ketentuan tentang dana Nasabah yang berada pada Pialang Berjangka yang mengalami pailit.

x. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh suatu Pihak terhadap keputusan Bursa Berjangka atau Lembaga Kliring Berjangka serta memutuskan untuk menguatkan atau membatalkannya.

y. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan Perdagangan Berjangka.

z. Mengumumkan hasil pemeriksaan, apabila dianggap perlu, untuk menjamin terlaksananya mekanisme pasar dan ketaatan semua

(41)

Pihak terhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

aa. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan Undang- Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

bb. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

3. Bursa Berjangka

Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.25

4. Bursa Berjangka Luar Negeri

Bursa Berjangka Luar Negeri adalah Bursa Berjangka yang daftarnya ditetapkan oleh BAPPEBTI.26

5. Lembaga Kliring Berjangka

Lembaga Kliring Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka.27

25 Pasal 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

26 Ibid.

27 Ibid.

(42)

6. Pialang Berjangka

Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin transaksi tersebut.28

7. Anggota Kliring Berjangka

Anggota Kliring Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang mendapat hak untuk menggunakan sistem dan/atau sarana Lembaga Kliring Berjangka dan mendapat hak dari Lembaga Kliring Berjangka untuk melakukan kliring dan mendapatkan penjaminan dalam rangka penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.29

8. Pedagang Berjangka

Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau kelompok usahanya. Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak

28 Ibid.

29 Ibid.

(43)

Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau kelompok usahanya.30

9. Penasihat Berjangka

Penasihat Berjangka adalah Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnyadengan menerima imbalan.31

10. Sentra Dana Berjangka

Sentra Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana secara kolektif dari masyarakat untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka dan/atau Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka dan/atau instrumen lainnya yang diatur dengan Peraturan Kepala BAPPEBTI.32

11. Pengelola Sentra Dana Berjangka.

Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah Pihak yang melakukan usaha yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana dari peserta Sentra Dana Berjangka untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka.33

12. Nasabah

30 Ibid.

31 Ibid.

32 Ibid.

33 Ibid.

(44)

Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya melalui rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka.34

3. Konseptual Bursa Berjangka Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan seperti halnya negara Jepang. Di Jepang terdapat 13 bursa berjangka yang tersebar di kota-kota besar. Setiap bursa berjngka memperdagangkan produk spesifik berbeda.Amerika Serikat, Cina dan Jepang membangun perekonomian melalui desentralisir, sehingga sukses seperti sekarang ini. Indonesia sudah selayaknya melaksanakan pembangunan ekonomi lewat desentralisir. Secara hukum, di Indonesia terdapat Undang-undang Otonomi Daerah, tetapi secara de facto perekonomian di Indonesia dibangun secara sentralistis. 35

Pembangunan bursa berjangka di Indonesia sangat lamban. Pemerintah dan DPR masih ragu-ragu melaksanakan system ekonomi pasar, walaupun sudah tau konsekuensi Indonesia sebagai anggota WTO. Persyaratan untuk suksesnya menjalankan sistem ekonomi pasar (sistem kapitalis), pemerintah perlu mengambil kebijakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terlebih dahulu. Hal ini penting karena masyarakat mengira sistem ekonomi yang sekarang berlaku telah gagal diterapkan pada masa Presiden Soeharto.

34 Ibid.

35 Mohamad Samsul, Op.Cit. hal. 47

(45)

Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) baru berdiri tahun 2000, 3 tahun setelah Undang-undang Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 32 Tahun 1997 disahkan. Hasan Zein Mahmud sebagai direktur utama BBJ, bertekad menyelenggarakan bursa berjangka walaupun menghadapi banyak keterbatasan.

Kerterbatasan itu antara lain tidak ada sistem pergudangan yang memadai, tidak ada sistem transportasi yang baik. Akibatnya tidak ada jenis produk yang diperdagangkan. Izin usaha bursa berjangka dikeluarkan oleh Bappebti. Perusahaan perantara yang menjadi anggota bursa berjangka harus berbadan hukun Perseroan Terbatas dan memperoleh izin usaha dari Bappebti. Pedagang bursa berjangka yang menjadi anggota bursa berjangka dapat bersifat perorangan, perusahaan, ataupun koperasi yang memperoleh sertifikat pendaftaran sebagai pedagang dari Bappebti.

Penyelesaian transaksi dilaksanakan oleh Lembaga Kliring Berjangka.36

4. Komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka

Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa adalah komoditi pertanian, kehutanan, pertambangan, industri hulu, serta jasa. Setiap komoditi yang kontraknya diperdagangkan di Bursa, spesifikasinya ditetapkan secara jelas, yang menyangkut jumlah, kualitas dan waktu penyerahan, sehingga para pemakai/pengguna Bursa dengan mudah dapat melakukan transaksinya. Dengan demikian akan terwujud pasar yang aktif dan likuid.

36 Pasal 1 butir 3 Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka

(46)

Komoditi yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka, meliputi:37

a. komoditi di bidang pertanian dan perkebunan:

1. kopi;

2. kelapa sawit dan turunannya;

3. karet;

4. kakao;

5. lada;

6. mete;

7. cengkeh;

8. kacang tanah;

9. kedelai;

10. jagung;

11. kopra; dan 12. teh.

b. komoditi di bidang pertambangan dan energi:

1. emas;

2. timah;

3. aluminium;

4. bahan bakar minyak;

5. gas alam;

6. tenaga listrik; dan 7. batu bara,

c. komoditi di bidang industri:

1. gula pasir;

2. plywood;

3. pulp dan kertas;

4. benang;

5. semen; dan 6. pupuk,

d. komoditi di bidang perikanan dan kelautan 1. udang;

2. ikan; dan 3. rumput laut,

e. komoditi di bidang keuangan 1. mata uang asing;

2. Surat Utang Negara (SUN) Republik Indonesia;

f. komoditi di bidang aset digital.

1. aset kripto (crypto asset).

2. emas digital

37 Pasal 1 Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Derivatif, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Konttrak Derivatif Lainnya Yang Diperdagangkan Di Bursa Berjangka

Referensi

Dokumen terkait