• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap pandangan seseorang individu satu dengan yang lainnya akan berbeda,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap pandangan seseorang individu satu dengan yang lainnya akan berbeda,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui kita hidup dalam lingkup bermasyarakat, yang dimana dalam setiap pandangan seseorang individu satu dengan yang lainnya akan berbeda, hal tersebut tidak akan bisa disamakan hingga kapanpun. Tetapi satu hal yang dapat kita ketahui bahkan mungkin 85% dari masyarakat akan berfikiran sama jika kita berbicara tentang “Kesalahan Seseorang” maksut dari kesalahan ialah stigma atau pandangan masyarakat tentang orang yang basah tertangkap “Bersalah” akan dipandang sebagai penjahat, apalagi jika masyarakat sudah mendengar bawasannya orang tersebut telah berstatus “Terdakwa” seperti salah satu contoh tentang Kasus Narkotika yang dibahas oleh penulis.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.

Pentingnya edukasi mengenai Narkotika sejak muda, dikarenakan banyak sekali atau rata-rata pengguna adalah kalangan-kalangan muda yang diawali dengan rasa ingin tahu atau hasutan dari orang lain, yang mengingat kemabali masa remaja atau masa muda adalah masa yang kurang cakap dalam pengambilan keputusan atau berpendirian, agar mengerti tentang hal seberapa bahaya nya Narkotika jika dikonsumsi diawali pemahamana mengenai Pengertian Narkotika ialah

(2)

2

Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dijelaskan pengertian “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik

(3)

sintetis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”. Pada Kasus Narkotika, ada beberapa pasal yang sering digunakan sebagai sanksi untuk menjerat pelaku yaitu diantaranya pasal 111, pasal 112 dan pasal 127 UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Dan selain itu, seperti yang kita ketahui sebelumnya, penulis juga menjelaskan bawasannya di kalangan generasi muda banyak sekali yang terjerat kasus Narkotika hal tersebut akan mengakibatkan adanya Tuntutan pidana terhadap pelaku atau terdakwa, yang hal tersebut dijelaskan oleh M Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali) menjelaskan bahwa tuntutan pidana dan pembelaan dirangkai dalam satu pembahasan untuk memudahkan melihat kaitan antara kedua proses itu dalam pemeriksaan perkara.

Tuntutan pidana penuntut umum selamanya saling berkaitan dengan pembelaan yang diajukan terdakwa atau penasihat hukum karena tuntutan pidana yang diajukan penuntut umum maupun pembelaan yang diajukan terdakwa atau penasihat hukum pada hakikatnya merupakan “dialogis jawab-menjawab terakhir”1 Seperti yang kita ketahui bawasaanya seseorang yang terjerat ke dalam kasus hukum berhak mendapatkan pembelaan, seperti yang dijelaskan dalam Pasal 54 KUHAP bahwa Guna mendapatkan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seseorang atau lebih penasehat hukum selama dalam

1 M. Yahya Harahap, S.H. ; Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP ( Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Kasasi, dan Peninjauan Kembali) ; Hal 259 ; 2009

(4)

waktu dan pada setiap tingkatan pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang. Dalam hal ini sudah jelas bawasannya seseorang yang terjerat dalam ranah hukum ia berhak mendapatkan pembelaan selam proses hukum berlangsung, salah satunya dimana Terdakwa akan mendapatkan tuntutan dari Jaksa bedasarkan alat bukti yang ditemukan dan saksi-saksi yang mengenal maupun mengetahui tentang perkara nya, lalu Kuasa Hukum atau Penasehat hukum sebagai pendamping dari Terdakwa atau Tersangka wajib membela klien nya hingga akhir proses hukum ini berlangsung dengan istilah Dialogis jawab-menjawab terakhir atau Pledoi ialah dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) dikenal dengan istilah pembelaan. Tuntutan pidana yang diajukan penuntut umum maupun pembelaan yang diajukan terdakwa atau penasihat hukum pada hakikatnya merupakan “dialogis jawab-menjawab terakhir”

dalam proses pemeriksaan. Kata Pledoi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

“Pidato pembelaan terhadap terdakwa yang dibacakan oleh advokat (pembela) atau terdakwa sendiri”.

Dimana hal yang telah dijelaskan oleh Penulis sebelumnya tentang jawab- menjawab terakhir atau Pledoi merupakan salah satu bentuk pembuktian kepada Hakim mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi atau adanya peristiwa tertentu.

Dari pembutkian yang diberikan oleh Kuasa Hukum kepada Hakim, Hakim dapat menilai apakah permintaan Kuasa Hukum dalam Pledoi (Nota Pembelaan) mempunyai bukti yang kuat sehingga dapat merubah pemikiran Hakim atau pertimbangan dari seorang hakim bedasarkan tinjuan penuntutan yang diajukan oleh Jaksa kepada Terdakwa. Seperti halnya yang disebutkan atau dijelaskan dalam

(5)

Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, menyebutkan bahwa dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib mempertimbangkan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa, dengan harapan keputusan yang dibuat oleh hakim sesuai dan adil dengan kesalahan yang dibuat atau dilakukan oleh Terdakwa.

Seperti hal nya yang dikaji atau dianalisa oleh Penulis mengenai Kasus Narkotika bedasarkan Studi Putusan Nomor 136/Pid.Sus/2021/ PN Mlg, terdapat terdakwa yang bernama Achmad Bagus Subchan dihadapkan ke depan pengadilan dengan dakwaan melanggar Pasal 111 Ayat 2 UURI NO.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Dan menjatuhkan pidana penjara selama 18 (delapan belas) Tahun 6 (enam) bulan dan denda Rp.800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah). Lalu pihak Kuasa Hukum Terdakwa mengajukan Nota Pembelaan terhadap tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dimana dalam Nota Pembelaan yang dibuat oleh Kuasa Hukum Terdakwa meminta penurunan masa tahanan selama 5 tahun, sekurang- kurangnya setengah dari Tuntutan jaksa. Yang pada akhirnya dijadikan pertimbangan oleh Hakim, sehingga masa tahanan Terdakwa berkurang menjadi 13 ( Tiga belas) tahun dan denda sebesar 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah).

Dalam Pledoi yang dibuat oleh Kuasa Hukum tentunya terdapat point yang meringakan Terdakwa dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat oleh Kuasa Hukum Terdakwa, dan menjadikan salah satu alasan dari Hakim untuk mengurangi masa tahanan yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) yaitu Terdakwa bernama Achmad Bagus Subchan adalah hanyalah seorang kurir atau pengantar yang melaksanakan dari perintah yang beranama Londo/Londho. Seperti yang

(6)

dijelaskan dalam Surat Tuntutan yang dibuat oleh kejaksaan, Achmad Bagus atau Terdakwa hanya melakukan komunikasi dengan Londo/Londho dengan cara melalui HP/ Aplikasi WA (WhatsApp). Achmad Bagus atau Terdakwa menjelaskan dalam Pledoi (Nota Pembelaan) yang dibuat oleh kuasa hukum bawasaanya dalam modus operasinya semua hal dirancang ata dikonsep oleh Londho, sehingga Terdakwa hanya menjalankan saja perintah dari Londo/Londho ini, dan dalam pernyataan Achmad Bagus atau Terdakwa ia terpaksa melakukan perintah saudara Londo dikarenakan Terdakwa sedang butuh uang untuk bertahan disituasi pandemic, meningat bawasannya Terdakwa ialah tulang punggung keluarga setelah ditinggalkan oleh ayah nya.

Seperti yang dijelaskan dalam Surat Penuntutan dari kejaksaan ditemukan barang bukti yang diajukan dalam persidangan dan hal ini di dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat oleh Kuasa Hukum dibenarkan oleh Terdakwa yaitu, dalam penggeledahan yang dilakukan saksi ditemukan 10 (Sepuluh) bungkus besar ganja, 6 (enam) bungkus kecil ganja, 1 (satu) tabung plastic berisi 300 (tiga ratus) gram ganja, 2 (dua) timbangan elektronik berwarna hitam dan putih, 1 (satu) unit hand phone Redmi. Dalam Pledoi (Nota Pembelaan) yang diajukan oleh Kuasa Hukum menjelaskan tentang hal ini bawasannya Terdakwa menjelaskan timbangan elektronik tersebut merupakan milik Londo/Londho untuk memastikan berat nya benar per kilo, bukan untuk menimbang menjadi pocket-pocket kecil ganja, dikarenakan dalam surat tuntutan yang dinyatakan oleh saksi sebagai polisi penangkap menerangkan adanya 1 bungkus ganja telah dipecah menjadi 10 bagian dan sudah di ranjau oleh Terdakwa 2 bungkus dan sisanya 8 bungkus dan 1 bungkus

(7)

terdakwa ambil dan dimasukkan ke dalam 1 tabung plastic dan pada kenyataan dari keterangan Terdakwa yang tertera dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat oleh Kuasa Hukum menyatakan bahwa Terdakwa tidak pernah memecah ganja menjadi poket-poket kecil, dimana hal tersebut diperjelas oleh saksi sebagai polisi penangkap bawasannya Terdakwa bekerja sebagai sopir online yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat oleh Kuasa Hukum menjelaskan bahwa keterangan dari saksi sebagai polisi penangkap yang keterangannya memberatkan Terdakwa tersebut patut ditolak oleh Majelis Hakim, dikarenakan Penasehat Hukum tidak mendapatkan relaas dari pengadilan, padahal hal tersebut merupakan hak Terdakwa bedasarkan Pasal 54 KUHAP. Dalam Nota Pembelaan (Pledoi) terdapat penjelasan bahwa dalam penangkapan tersebut saksi mengaku tidak menunjukkan surat perintah penahanan kepada Terdakwa, saksi berdalih mendapatkan informasi dari masyarakat. Dijelaskan dalam surat tututan yang dibuat oleh jaksa bawasaanya Terdakwa membenarkan bukti-bukti yang ditemukan oleh saksi sebagai polisi penangkap, tetapi dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat oleh Kuasa Hukum, ialah Terdakwa hanya mengakui memiliki ganja 300 (Tiga Ratus) gram yang disimpan di dalam tabung plastic yang diberikan oleh Londo/Londho sebagai upah Terdakwa yang disimpan dalam botol kecil sebagai miliknya yang dikonsumsi sendiri oleh Terdakwa. Dalam hal ini dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang dibuat, Kuasa Hukum dari Terdakwa tidak setuju atas lamanya hukuman yang akan diterima oleh Klien nya sebagai Terdakwa, dikarenakan Terdakwa hanyalah kurir atau pengantar yang melaksanakan perintah

(8)

dari Londo atau Londho. Selain itu hal yang meringankan Terdakwa ialah Terdakwa bersifat Kooperatif baik ditingkat Penyidikan, maupun di Persidangan, Terdakwa juga berterus terang serta berlaku sopan dalam persidangan, dan Terdakwa belum pernah di hukum. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Putusan Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg dalam hal-hal yang meringankan Terdakwa.

Bedasarkan hal yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, mengenai jalan cerita dari Kasus yang diteliti mengenai Pledoi (Nota Pembelaan) sebagai bentuk perlindungan Tersangka/ Terdakwa dalam Tindak Pidana Narkotika bedasarkan Studi Putusan Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg, Isi dari Pledoi yang dibuat oleh Kuasa Hukum untuk membela terdakwa untuk meminta Klien nya agar diputus hukuman selama 5 Tahun saja ,hal tersebut mengingatkan bahwa apa yang menjadi stigma masyarakat bawasannya “Terdakwa” iala penjahat tetapi seorang Terdakwa juga memiliki Hak-Hak nya untuk dibela dengan orang yang memang memiliki kekuasaan untuk membela di depan Hukum seperti Kuasa Hukum / Advokat, dalam hal ini meskipun konteks nya dibuat oleh Kuasa Hukum itu bertujuan untuk membela Terdakwa, tetapi tidak bisa selaku Kuasa Hukum meminta kebebasan atas tuntutan-tuntutan yang sudah ditetapkan oleh Kejaksaan, dimana seperti yang kita ketahui Surat Pembelaan (Pledoi) dibuat setelah surat tuntutan dari kejaksaan itu keluar, dan bisa disimpulkan bawasannya terdapat bukti-bukti atau barang bukti sah yang sudah didapat oleh Kejaksaan untuk membuat surat penuntutan, tidak hanya alat bukti yang sah, tetapi juga terdapat keterangan-keterangan saksi yang dimintai oleh Kejaksaan dalam proses persidangan. Dimana pada akhirnya kuasa hukum pun dalam konteks membela terdakwa dalam Nota Pembelaan (Pledoi) yang nantinya

(9)

akan diajukan kepada Hakim harus mempertimbangkan pada Barang Bukti, Keterangan Saksi, maupun Keterangan Terdakwa. Sifat umum dari aturan-aturan hukum membuktikan bahwa hukum tidak bertujuan untuk mewujudkan keadilan atau kemanfaatan, melainkan semata-mata untuk kepastian hukum.2

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan penulis diatas, penulis berniat untuk melakukan penelitian dengan judul “ Nota Pembelaan (Pledoi) sebagai bentuk perlindungan Tersangka / Terdakwa dalam Tindak Pidana Narkotika”

( STUDI PUTUSAN NOMOR : 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg )

B. RUMUSAN MASALAH

1. Dasar Penyusunan Nota Pembelaan (Pledoi) Penasehat Hukum dalam Putusan Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg ?

2. Apakah aspek Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian hukum, dapat dilihat dari Nota Pembelaan (Pledoi) Penasehat Hukum Terdakwa?

C. TUJUAN

Dalam penelitian ini, Penulis bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana Dasar dari Penyusunan Nota Pembelaan (Pledoi) Penasehat Hukum yang terdapat dalam Putusan Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg

2Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), penerbit toko gunung agung, Jakarta, 2002, hlm 82-83

(10)

2. Mengetahui apakah hal tersebut menjadikan Aspek keadilan, Kemanfaatan, dan kepastian hukum yang dapat dilihat dari Nota Pembelaan (Pledoi) Penasehat Hukum Terdakwa.

D. MANFAAT

Adapun manfaat dari penelitian ini agar dapat memberikan gambaran positif bagi.

Manfaat Teoritis

Sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan pengembangan ilmu hukum pidana, khusus nya tentang pengaruh pledoi kuasa hukum yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak pidana narkotika

Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktif bermanfaat bagi : a. Penulis

1. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan strata 1 (satu) dalam bidang hukum.

Agar menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai Nota Pembelaan/ Pledoi Sebagai Bentuk Perlindungan Tersangka /Terdakwa Dalam Tindak Pidana Narkotika

b. Mahasiswa Fakultas Hukum

(11)

Agar dapat mengatahui Nota Pembelaan/ Pledoi Sebagai Bentuk Perlindungan Tersangka /Terdakwa Dalam Tindak Pidana Narkotika.

c. Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang hukum pidana, khususnya mengenai Nota Pembelaan/ Pledoi Sebagai Bentuk Perlindungan Tersangka /Terdakwa Dalam Tindak Pidana Narkotika.

E. KEGUNAAN

Agar pengetahuan yang disampaikan atau dipaparkan oleh penulis mengenai

Nota Pembelaan/ Pledoi Sebagai Bentuk Perlindungan Tersangka /Terdakwa Dalam Tindak Pidana Narkotika

F. METODE PENELITIAN

Untuk penulisan ini, agar diperoleh sebuah karya ilmiah yang memenuhi kriteria kebenaran yang ilmiah, dibutuhkan data informasi yang relevan sebagai pedoman.

Jenis penelitian ini adalah yuridis empiris yang dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan dalam masyarakat.

A. Lokasi Penelitian

(12)

Dalam penulisan Proposal tugas akhir ini penulis melakukan penelitian kepada Advokat Kantor Advokat

“Omega & Partners” , dikarenakan Judul yang saya angkat saya dapatkan dari salah satu kasus yang pernah ditangani oleh Advokat di Kantor Advokat “Omega & Partners”. Yang dimana Kantor tersebut ialah kantor Magang saya.

B. Sumber Data 1. Data Primer

Ialah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan cara wawancara serta memberikan atau membagikan pertanyaan kepada Advokat “Omega &

Partners” yang menyusun Nota Pembelaan (Pledoi) pada perkara Nomor 136/Pid.sus/2021/ PN Mlg sebagai penyusun Pledoi Terdakwa, yang dimana Pledoi tersebut dikabulkan oleh Hakim sebagai dasar pertimbangan dalam Putusan dan menambah pengetahuan bagaimana

penyusunan pledoi atau strategi penyusunan pledoi.

2. Data Sekunder

Ialah data yang diperoleh dari laporan-laporan tertulis serta informasi atau Jawaban dari kegaiatan Tanya jawab langsung/ Wawancara kepada Hakim yang memutus perkara Nomor136/Pid.sus/2021/ PN Mlg dan Hasil

Wawancara kepada Pengacara dari Kantor Advokat

(13)

“Omega & Partners” tentang Dasar Pertimbangan nota pembelaan (Pledoi) penasehat hukum terhadap terdakwa dalam perkara tindak pidana narkotika. Selain yang saya sebutkan terdapat data yang saya peroleh dari literature maupun Putusan-Putusan hakim terdahulu / Yurisprudensi yang berkaitan dengan judul yang akan saya bahas/saya angkat.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung / Wawancara kepada Advokat “Omega & Partners” dalam kasus Perkara Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Narkotika , Pledoi, Putusan Hakim berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data-data yang dibutuhkan atau yang berhubungan dengan judul/ perihal yang sedang saya teliti.

(14)

D. Analisa Data

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa

keterangan-keterangan seorang Advokat “Omega & Partners”

yang menyusun Nota Pembelaan (Pledoi) dalam perkara Nomor 136/Pid.Sus/2021/PN Mlg

Referensi

Dokumen terkait

Padi varietas Fatmawati merupakan padi tipe baru yang produksinya tinggi namun tidak tahan blas, untuk mendapatkan padi Fatmawati yang tahan blas telah dilakukan penelitian

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu

Peraturan Bupati Cianjur Nomor 73 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 (Berita Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2020

Dari data sebaran titik panas / titik hotspot di bawah ini, terlihat jelas adanya peningkatan titik panas / titik hotspot yang cukup tinggi di wilayah Sumatera

BAB III: Kendala Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) Dalam Memerangi Cyber Crime : Aspek Koordinasi dan Kerjasama Internasional... Beberapa Penanggulangan Global

Artikel yang diterbitkan dalam Jurnal edisi kali ini sebanyak 5 (lima) artikel yang meliputi: Bakteri Asosiasi pada Karang Scleractinia Kaitannya dengan Fenomena La-Nina di

Thorikul Huda, S.Si., M.Sc Manajemen Laboratorium a 2 IV Analisis Kimia 39 Online Tri Esti Purbaningtias, S.Si., M.Si.. Manajemen Laboratorium b 2 IV Analisis Kimia 35 Online

Adapun hasil uji penghambatan senyawa KFDHPPP terhadap enzim MMP-9 menunjukkan persentase -2% pada konsentrasi 200 µg/mL yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut