• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian tersebut, adapun teori-teori yang akan di uraikan berikut ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. penelitian tersebut, adapun teori-teori yang akan di uraikan berikut ini."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

9

Pada bab II ini akan membahas teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian tersebut, adapun teori-teori yang akan di uraikan berikut ini.

2.1 Novel

Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel mempunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi (Tarigan 1991: 164-165). Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian penting, menarik dari kehidupan seseorang dari suatu episode.

Novel juga dapat menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi. Sedangkan ciri khas novel ada pada kemampuan untuk menciptakan satu semesta yang lengkap sekaligus rumit (Robert, 2012: 90).

Novel merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk fiksi atau cerita rekaan, namun ada pula merupakan kisah nyata. Selain itu, novel merupakan sebuah cerita fiktif yang menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan

(2)

menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata, tetapi pengarang menghasilkan sebuah imajinasi berupa realitas atau fenomena yang dapat dilihat dan dirasakan. (Burhan, 2010:45)

Ketika membaca novel hanya sebagian saja, hal seperti ini membuat si pembaca tidak akan dapat memahami keseluruhan makna cerita di dalam novel.

Hal itu juga dikarenakan novel tersebut memang sukar dipahami. Dengan demikian, novel hanya dapat lebih dipahami oleh pembaca yang melakukan suatu analisis ketika membacanya. Dalam hal ini, kegiatan menganalisis karya sastra hasilnya dapat digunakan untuk mencoba menerangkan peranan masing-masing unsur yang terdapat dalam cerita, seperti bagaimana kaitan unsur-unsur tertentu seperti penokohan, pelataran, penyudutan, dan sebagainya.

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, berupa model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, kemudian dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lainlain.

Dari semua itu tentu saja juga bersifat imajinatif. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel adalah suatu cerita fiksi yang terdiri dari tokoh, tema, alur, latar.

2.2 Pengertian Sosiologi Sastra

Wellek dan Warren (1985:45) mengungkapkan bahwa sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisonal seperti simbolisme dan matra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra “menyajikan kehidupan”, dan “kehidupan”

(3)

sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga “meniru”

alam dan dunia subjektif manusia. Penyair adalah warga masyarakat yang memiliki status khusus.

Penelitian yang menyangkut sastra dan masyarakat biasanya terlalu sempit dan menyentuh permasalahan dari luar sastra. Sastra dikaitkan dengan situasi tertentu, atau dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial tertentu. Penelitian dilakukan untuk menjabarkan pengaruh masyarakat terhadap sastra dan kedudukan sastra dalam masyarakat. Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat; telaah tentang lembaga dan proses sosial. Dengan mempelajari lembaga- lembaga sosial dan segala masalah perekonomian, keagamaan, politik, dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang menempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing.

Sosiologi dan sastra memiliki objek yang sama yaitu manusia dalam masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama danmenghasilkan kebudayaan. Masyarakat juga merupakan kumpulan individu yang tinggal pada suatu wilayah. Sastra adalah lembaga sosial yang menampilkan gambaran kehidupan yang mencakup hubungan antarmasyarakat, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi di dalam batin seseorang.

Selain itu pendekatan sosiologi ini pengertiannya mencakup berbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoritis tertentu, namun semua pendekatan ini menunjukkan satu ciri kesamaan, yaitu

(4)

mempunyai perhatian terhadap sastra sebagai institusi sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. Menurut Silbermann ada lima penelitian sosiologi sastra, yaitu: (a) Penelitian tentang pengaruh seni terhadap kehidupan seorang manusia, (b) Penelitian tentang perkembangan dan kepelbagaian sikap dan obyek sosial melalui seni, (c) Penelitian tentang pengaruh dari seni terhadap pembentukan kelompok, konflik-konflik di dalamnya dan sebagainya, (d) Penelitian tentang pembentukan pertumbuhan dan hilangnya lembaga artistik sosial, (e) Penelitian tentang faktor-faktor dan bentuk-bentuk tipikal dari organisasi sosial yang mempengaruhi seni.

Pendekatan terhadap sastra mempertinmbangkan segi-segi kemasyarakat oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Sejauh mana sastra dianggap sebagai mencerminkan keadaan masyarakat. Dalam hubungan ini terutama harus mendapat perhatian adalah sifat seorang pengarang atau sastrawan sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, sastra yang berusaha menampilkan keadaan masyarakat yang secermat- cermatnyamungkin sebagai cermin masyarakat. Demikian juga sebaliknya, karya sastra yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat secara teliti barangkali masih dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengetahui keadaan masyarakat.

Pandangan sosial sastrawan harus mempertimbangkan apabila sastra akan dinilai sebagai cermin masyarakat. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Istilah itu pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan

(5)

sosiosastra, pendekatan sosiologis atau pendekatan struktural terhadap sastra.

Sosiologi sastra dalam pengertian ini mencakup berbagai pendekatan, masing- masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoritis tertentu. Karya sastra diciptakan oleh seorang pengarang untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengarang adalah anggota masyarakat yang terikat dengan status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.

Sastra menampilkan gambaran kehidupan itu sendiri sebagai suatu kenyataan sosial. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa sastra adalah lembaga sosial karena sastra menampilkan gambaran kehidupan. Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan masalah sosiologi sastra ada tiga hal yaitu: 1. Pengarang atau pencipta karya sastra dengan latar belakang kehidupannya dihubungkan dengan karya sastra yang dihasilkannya, 2. Karya sastra sebagai cermin masyarakat tempat karya sastra tersebut dihasilkan, jadi sebagai dokumen sosiobudaya, 3. Pembaca karya sastra, bagaimana pengaruh sebuah karya terhadap masyarakat pembacanya.

Pernyataan di atas sebenarnya juga menyiratkan bahwa seorang penyair pada hakikatnya adalah seorang anggota masyarakat. Oleh karena itu ia terikatoleh status sosial tertentu. Itulah sebabnya sastra dapat dipandang sebagai institusi sosial yang menggunakan sarana bahasa. Bahasa itu sendiri merupakan produk sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dari pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang termasuk penyair dengan antarmasyarakat, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.

(6)

2.3 Nilai

Nilai adalah sesuatu yang diiyakan atau diaminkan. Nilai selalu mempunyai konotasi positif. Sebaliknya, sesuatu yang dijauhi, yang membuat melarikan diri, seperti penderitaan, penyakit, atau kematian adalah lawan dari nilai, “non-nilai” atau disvalue, sebagaimana dikatakan oleh Inggris. Ada juga beberapa filsuf yang menggunakan istilah ”nilai negatif”, sedangkan nilai dalam arti di atas disebut “bernilai positif” (Bertens dalam Sujarwa,2010:299). Oleh karena itu, nilai-nilai kemanusiaan dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang menjunjung tinggi keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan, dengan ciri khas tersendiri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya, yang perlakuan dan kelakuannya berbeda dengan makhluk yang lain (Sujarwa,2010:231).

Berdasarkan pendapat di atas maka di simpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang menghargai kemanusiaan yang dapat membantu atau mempunyai rasa empati kepada orang lain, nilai juga dapat memandang apa yang dibuat tersebut sebagai salah satu hal yang dihormati unutk tanda menghargai atas apa yang dilakukan dengan baik atau memberikan suatu penghargaan.

2.3.1 Nilai Sosial dan Karya Sastra

Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang terkait dengan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat dan berhubungan dengan orang lain misalnya, saling memberi tenggang rasa saling menghormati pendapat orang lain. (Sujarwa, 2014:230)

(7)

2.3.2 Hakikat Nilai Sosial

Nilai sosial lebih dikaitkan dengan petunjuk arah agar tercapai tujuan sosial kepada masrakat (Susanti, 2015:7) ada beberapa fungsi umum nilai-nilai sosial, yaitu, pertama nilai sosial menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan patokan sosial pribadi, grup atau kelompok. Kedua nilai sosial dapat menetapkan kehidupan dengan masyakat sekitar untuk membangun hidup yang baik. Ketiga nilai sosial sebagai patokan bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya untuk mengembakan sikap atau perilaku yang baik terhadap masyarakat sekitarnya. Keempat nilai sosial juga berfungsi sebagai pengawasan kepada lingkungan masyakat yang terkait dengan nilai sosial agar mendorong, menuntun, bahkan menekan manusia untuk berbuat baik kepada sesama lingkungan sekitar dan lainnya. Kelima Nilai sosial berfungsi sebagai sikap solidaritas dikalangan masyarakat.

Nilai-nilai sosial yang otentik itu adalah totalitas kehidupan. Nilai yang diacu dalam karya sastra adalah hal-hal yang baik yang terkandung dalam sebuah novel. Dengan begini maka karya sastra terutama novel akan menambah berbagai wawasan dan bernbagai kandungan nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkunagan sekitarnya. Karena nilai sosial sesuatu hal yang di anut oleh masyarakat mengenai apa yang baik dan buruk oleh masyarakat.

Kesimpulan pendapat di atas bahwa dalam sebuah karya sastra pasti terkandung nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berlaku dimana karya sastra tersebut diciptakan. Dari nilai-nilai tersebut maka akan menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan kepercayaan yang dianut atau dilakukan pada suatu masyarakat

(8)

sehingga membuat sesuatu yang dapat ditiru oleh orang-orang memahami nilai sosial. Nilai-nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu atau masyarakat dengan masyarakat untuk menjalin kerja sama yang baik. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam perbedaan, tapi harus dalam menjaga kepentingan dan keseimbangan masyakat agar terjalin hubungan yang baik selalu.

2.3.3 Macam-macam Nilai Sosial

Menurut (Zubaedi, 2009:13) nilai sosial dalam masyarakat yang berfungsi sebagai sarana pengendalian dalam kehidupan bersama. Nilai tersebut sebagai nilai yang bersifat umum berlaku pada semua masyarakat. Adapun nilai sosial yang dimaksud, diantaranya:

2.3.3.1 Kasih Sayang

Kasih sayang menurut Purwadarminta (dalam Sujarwa,2010:94) adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Maka dari itu jangan pernah menyiakan kaish sayang seseorang kepada kita, karena itu suatu hal yang dapat meugikan besar. Kasih sayang belum tentu diberikan setiap hari, kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta yang tulus kepada kita.

Menurut (zubaedi,2009:13) kasih sayang dapat dibagi menjadi beberapa point, berikut dapat diuraikan:

(9)

1. Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perrwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila seorang bekerja keras dari pagi sampai sore di beberapa tempat untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada masyarakat, karena kasih sayang kita kepada keluarga (Widagdho,1991:149).

Berdasarkan pendapat di atas bahwa pengabdian sangatlah penting bagi kita apalagi dalam berumah tungga, pengabdian suatu hal yang dilakukan seseorang tanpa meminta imbalan kepada orang lain. Karena telah melakukan suatu hal yang sangat berguna bagi orang lain dan sekitarnya terutama kepada keluarga, hal yang sangat penting adalah keluarga.

2. Tolong menolong

Perbuatan yang baik, yang selalu dilakukan kepada semua orang tanpa memandang sisi-sisi tertentu. Namun dibalik melakukan hal yang baik ini masih ada yang segelintir orang yang belum memahami bahwa dalam tolong menolong pun terdapat etika yang harus diperhatikan. Baik bagi si penolong maupun si peminta tolong, menjaga etika dalam tolong menolong perlu dilakukan supaya tindakan tolong menolong tidak menimbulkan perasaan tidak enak bagi satu maupun kedua belah pihak. (Widagdho,1991:151).

Berdasarkan pendapat di atas dapat di bahwa sebagai manusia salinglah tolong menolong dalam segala hal, sekecil apapun kita harus menolong. Dan

(10)

dapat meringankan suatu masalahnya. Tolong menolonglah dengan sepenuh hati karena akan mendapatkan suatu balasan yang baik dari orang lain.

3. Kekeluargaan

Keluarga adalah tempat pertama dalam kehidupan kita untuk memulai mengenal dunia dan lainna, dengan keluarga dapat belajar bersosial dengan lingkungan lain ataupun sekitarya. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, dalam Setiadi 2008:56).

Keluarga adalah perang penting dalam kehidupan kita, tanpa keluarga kita tidak dapat melakukan suatu hal yang diinginkan. Maka dari itu, hargailah, lindungilah keluarga dengan baik, selain itu keluraga adaalah tanggung jawa bersama.

4. Kesetian

Setia atau Kesetiaan” merupakan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati atau perasaan terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa bertahan hidup yang bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita. Kestiaan juga dapat memberikan kita perhatian dari seseorang dan saling memberi perhatian satu sama lain, dengan kesetiaan ini kita juga dapat menjaga hubungan kita dalam keluarga maupun bukan.

(11)

5. Kepedulian

kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya diri sendiri dia yang mengutamakan sesuatu yang dia senangi terlebih dahulu. Mendahulukan orang-orang yang ada disekitarnya bahagia terlebih dahulu melainkan dirinya sendiri.

Sikap peduli sama orang lain belum tentu juga dia akan peduli dengan dirinya sendiri, karena kepedulian sangat bagus selalu untuk diterapkan juga kepada orang lain. Sikap yang selalu melibatkan orang-orang untuk saling menghargai, berbuat baik, dan membuat yang orang lain senang. Orang yang peduli kepada nasib orang lain mereka yang selalu memberikan kebaikan kepda orang-orang disekitarnya (Arifin, 2001:54)

2.3.3.1 Tanggung Jawab

Kesadaraan manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaraan akan kewajibannya. Contoh anda seorang mahasiswa, kewajiban anda adalah belajar, maka hal itu bearti anda telah memenuhi kewajiban anda. Berati pula anda telah bertanggung jawab dalam kewajiban anda.

Tanggung jawab atas segala hal yang telah diberikan amanah maka orang itu akan melakukan, tanggung jawab tidaklah mudah tapi harus benar-benar bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan tugas. Maka tanggung jawablah sebaik- baiknya dengan benar. (Widagdho,1991:144)

(12)

1. Tanggung jawab kepada keluarga

Masyakarat kecil ialah keluarga, keluarga adalah suami, istri, ayah-ibu, dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga.

Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada kelurganya.

Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.

Denga keluarga kita dapat mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan, maka dengan itu akan berpikir yang kita lakukan ini dapat bahagian keluarga atau tidak (Widagdho, 1991:147) sedangkan menurut (Sujarwa, 2014:129) tanggung jawab ini tidak hanya dalam bentuk kesejahteraan dan keselamatan fisik maupun pendidikan secara lahiriah, tetapi juga nama baik yang tertuju pada pendidikan dan kehidupan dunia akhirat. Keluarga akan mendorong atau mengajarkan kehidupan dunia yang luas ini, keluarga juga akan memberikan contoh pertama kepada keluarganya.

2. Tanggung jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Tanggung jawab kepada masyarakat juga merupakan suatu hal yang tidak kita tinggalkan atau membiarkannya, karena tanggung jawab kepada masyarakat akan memberikan waktu luang terhadap kita. Apa yang telah kita berikan kepada masyarakat atau lingkugan sekitarnya, masyarakat

(13)

adalah tempat dimana kita dapat bersosial dan berkumpul dan melakukan sesuatu kegiatan yang bermanfaat. (Widagdho,1991:147)

3. Tanggung jawab kepada Tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat menembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubunhya, dan alam sekitarnya. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia manusia berbuat banyak keselahan baik disengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah itu dengan istilah agama atas segala dosanya. Tuhan telah memberikan segala hal yang kita mau, tanpa Tuhan tidak dapat melakukan sesuau yang baik kerna atas ijin Tuhan kita bisa melakukan apa yang kita inginkan dalam kehidupan terebut.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di akhirat nanti. Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.

(Widagdho,1991:148)

(14)

2.3.3.2 Keserasian Hidup

Keserasian hidup adalah manusia sebagai makhluk sosial karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari- hari, dalam kehidupan bersosial tersebut harus ada norma-norma yang disepakati bersama agar kehidupan berjalan secara serasi, seimbang dan harmonis (Siti, 2013:10). Keserasian hidup menurut (Zubaedi,2009:14) dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Nilai keadilan

Keadilan bisa disamakan dengan nilai-nilai dasar sosial. Keadilan yang lengkap bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain. Keadilan yang dimaknai sebagai tindakan pemenuhan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, adalah keadilan sebagai sebuah nilai- nilai. Keadilan dan tata nilai dalam hal ini adalah sama tetapi memiliki esensi yang berbeda. Sebagai hubungan seseorang dengan orang lain adalah keadilan, namun sebagai suatu sikap khusus tanpa kualifikasi adalah nilai.

Ketidakadilan dalam hubungan sosial terkait erat dengan keserakahan sebagai ciri utama tindakan yang tidak fair. Keadilan sebagai bagian dari nilai sosial memiliki makna yang amat luas, bahkan pada suatu titik bisa bertentangan dedengan hukum sebagai salah satu tata nilai sosial. Suatu kejahatan yang dilakukan adalah suatu kesalahan. Namun apabila hal tersebut bukan merupakan keserakahan tidak bisa disebut menimbulkanketidakadilan.

Sebaliknya suatu tindakan yang bukan merupakan kejahatan dapat menimbulkan ketidak adilan.

(15)

2. Toleransi

Pada intinya toleransi berarti sifat dan sikap menghargai. Sifat dan sikap menghargai harus ditunjukan oleh siapun terhadap bentuk pluralitas yang ada di Indonesia. Maka dari itu, kita saling menghargai toleransi yang ada di indonesia karena, dengan toleransi kita dapat mengenal satu sama lain. Sebab toleransi merupakan sikap yang paling sederhana, akan tetapi mempunyai dampak yang positif bagi intrigritas bangsa pada umumnya dan kerukunan bermasyarakat pada khususnya. Tidak adanya sikap toleransi dapat memicu konflik yang tidak diharapkan. Hampir semua orang pasti memiliki toleransi yang berbeda-beda, bagaimana caranya agar orang-orang dapat menghargai toleransi itu dengan baik, tanpa menyalakan satu pihak saja karena, semuanya pasti berbeda-beda. (Tillman, 2004:55)

3. Kerja sama

Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama juga merupakan suatu proses utama, menyelesaikan suatu pekerjan bersama- sama. Agar pekerjaan lebih mudah diselesaikan untkuk mencapai tujuan yang sama, dalam keluarga ataupun dilingkungan sekitar kerja sama sangat dibutuhkan agar mempermudah segala urusan serta pekerjaan yang dikerjakan bisa terselesaikan dengan baik dan mempererat silatuhrahmi (Sujarwa,2004:65).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktifitas anak dan hasil capaian perkembangan anak pada aspek nilai-nilai agama dan moral dalam membedakan

Dalam cerpen-cerpen majalah Horison, dialog yang ditampilkan masih berupa percakapan- percakapan yang melibatkan dua orang atau lebih.Dialog-dialog yang terjalin antara

Dalam pengisian discharge planning itu dari awal dari pasien masuk sudah dikerjakan dari depan nanti kami yang di maintenance ini melanjutkan apa yang sudah dikerjakan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, informasi dari hasil wawancara yang dilakukan bersama dengan narasumber serta hasil dokemntasi yang berupa puisi yang

Departemen Agama Repub lik Indonesia , selanjutnya di sebut sebagai DEPAG, Dan Yayasan Makkah Almukarramah yang didi rikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Mikroprosesor yang pertama kali digunakan untuk komputer rumah adalah Intel 8080 yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974.. Prosesor ini berukuran 8

Penurunan nilai k eff yang terjadi dari fraksi packing TRISO 15% sampai 30% karena rasio jumlah partikel TRISO lebih besar daripada volume matriks grafit dalam bahan bakar pebble