• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI (MSPMI) (DASAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGANTAR MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI (MSPMI) (DASAR)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

INSTITUSI (MSPMI) (DASAR)

Andra Vidyarini, S.Gz, M.Si Luthfiana N. Ningtyas., S.Gz. M.Gizi Tim Pengajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar Prodi Ilmu Gizi – FIKES

UHAMKA - 2022

(2)

VISI PRODI ILMU GIZI

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Prof DR HAMKA pada tahun 2024 menjadi institusi

pendidikan tinggi yang mampu bersaing secara global di bidang gizi dan

pangan halal untuk menghasilkan lulusan unggul berbasis nilai-nilai profetik.

(3)

MISI PRODI ILMU GIZI

Misi Program Studi Ilmu Gizi UHAMKA adalah:

1. Mengintegrasikan Al Islam Kemuhammadiyahan dalam tata kelola program studi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan tenaga gizi yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di bidang gizi dan pangan halal

4. Menjadi mitra kerja bagi instansi terkait dan mitra bagi masyarakat dalam membantu memberikan solusi terhadap problematika yang dihadapi khususnya dalam bidang gizi dan pangan halal.

5. Membangun dan mengembangkan program studi sebagai organisasi pembelajar yang kompetitif, inovatif, dan berlandaskan kearifan lokal

6. Melaksanakan kerjasama nasional dan internasional untuk memperkuat keilmuan gizi dan pangan halal

(4)

TUJUAN PRODI ILMU GIZI

Tujuan Program Studi Ilmu Gizi UHAMKA adalah:

 Internalisasi nilai-nilai Al Islam Kemuhammadiyahan dalam tata kelola program studi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

 Menghasilkan tenaga kesehatan di bidang gizi yang memiliki kualifikasi nasional dan internasional

 Menghasilkan luaran penelitian dan pengembangan yang bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di bidang gizi dan pangan halal

 Menghasilkan solusi bagi mitra kerja dari instansi terkait dan masyarakat dalam bidang gizi dan pangan halal

 Membangun budaya pembelajar pada seluruh sivitas akademika

 Terlaksananya kerjasama nasional dan internasional di bidang gizi dan pangan halal

(5)

SEJARAH MSPM

 Pada jaman dahulu penyelenggaraan makanan secara berkelompok belum dikekola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial serta masih bersifat keramahtamahan → untuk kegiatan yang melibatkan banyak orang

 Penyelenggaran makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke-17 → revolusi industry untuk meningkatkan produktivitas

 Penyelenggaraan makanan institusi mulai dikembangkan di berbagai industri tekstil, bank dan sebagainya

 Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja maksimal baru

dilaksanakan pada awal abad ke -20

(6)

 Penyelenggaraan makanan banyak sudah dimulai sejak jaman pembuatan pyramide di Mesir (Stokes, 1970)

 Penyelenggaraan makanan banyak di rumah sakit (PGRS) dimulai sejak tahun 1753, saat Perang Krim dipelopori oleh Florence Nightingale

 Di Indonesia pada tahun 1903 terdapat catatan jelas di Panti Tuna Netra Bandung tentang penyelenggaraan makanan institusi

 Sebelum abad 20, penyelenggaraan makanan institusi sudah dimulai untuk lembaga pemasyarakatan, institusi sosial, panti asuhan dan Rumah Sakit.

 Pada tahun1952, PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) sebagai komponen sistem pelayanan kesehatan RS yang ditangani oleh seorang ahli gizi baik kegiatan rawat inap (Penyelenggaraan makanan) maupun rawat jalan (konseling gizi).

(7)

DEFINISI PENYELENGGARAAN MAKANAN

 Penyelenggaraan berasal dari kata dasar “selengara” yang artinya “

menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat ”

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi (Depkes 2003)

Pelaksanaan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan anggaran belanja

makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, penyediaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan, persiapan, pengolahan, penyaluran makanan hingga pencatatan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

 Manajemen penyelenggaraan makanan berfungsi sebagai sistem dengan tujuan untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik

(8)

Penyelenggaraan makanan institusi merupakan suatu sistem yang merupakan bagian yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dalam hal

terlaksananya kegiatan penyelenggaraan makanan dengan baik sesuai dengan

standar higiene sanitasi sehingga menghasilkan hidangan yang aman bagi konsumen

 Penyelenggaraan makanan institusi / (SPMI/M) adalah suatu kegiatan produksi makanan dalam jumlah yang besar/massal

 Inggris → bila memproduksi 1000 porsi perhari

 Jepang → 3000-5000 porsi sehari

 Di Indonesia → penyelenggaraan banyak atau massal adalah untuk

penyelenggaraan lebih dari 50 porsi dalam sekali pengolahan → 3 kali makan dalam sehari → 150 porsi sehari

 Kegiatan penyelenggaraan makanan institusi meliputi perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,

penyediaan/ pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan,

penyimpanan dan penyaluran bahan makanan, persiapan, pengolahan, distribusi makanan serta evaluasi/ pelaporan

(9)
(10)

TUJUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

1. Mendapatkan makanan yang berkualitas 2. Pelayanan cepat dan menyenangkan

3. Menu yang seimbang dan bervariasi sesuai dengan harapan konsumen 4. Harga layak, sesuai dengan pelayanan yang diberikan

5. Fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan proses kegiatan 6. Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi

(11)

PRINSIP PENYELENGGARAAN MAKANAN

1. Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi konsumen.

2. Memenuhi syarat higiene dan sanitasi.

3. Peralatan dan fasilitas memadai dan layak digunakan.

4. Memenuhi selera dan kepuasan konsumen.

5. Harga makanan dapat dijangkau konsumen

→ pengelola penyelenggaraan makanan institusi harus merencanakan dan menetapkan target konsumen

(12)

SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

 Sistem dalam suatu penyelenggaraan makanan merupakan bagian yang saling berkaitan dan bekerjama untuk mencapai suatu tujuan dalam hal terlaksananya kegiatan penyelenggaraan makanan dengan baik sesuai dengan standar higiene sanitasi sehingga menghasilkan hidangan yang aman bagi konsumen.

 Sistem Manajemen Penyelenggaraan Makanan juga dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi model terbuka dalam suatu sistem yang meliputi INPUT – PROSES – OUTPUT serta komponen lainnya yaitu Kontrol, umpan balik dan dokumentasi yang merupakan bagian integral dari sistem

(13)
(14)

EFFICIENT SERVIVE OF QUALITY MEALS

INPUT OUTPUT

(GOAL)

6 M Men

(tenaga kerja) Machine (peralatan)

Money (biaya) Material

(Bm & bahan lainnya)

Methode

(Prosedur kerja)

Markets (Konsumen)

Assemblay of Materials

Production Distributio n

ADMINISTRATION

Perencanaan Menu Pembelian BM Penerimaan BM Penyimpanan BM Pendistribusian BM

Persiapan BM & proses

memasak/ produksi

Sanitation &

Safety

FEEDBACK CONTROL

(15)

Output/goal dari mspmi

Makanan yang 6 Tepat (6T) 1. Tepat nilai gizi

2. Tepat citarasa 3. Tepat sanitasi 4. Tepat Jumlah 5. Tepat harga 6. Tepat waktu

(16)

SISTEM

 Sistem → suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari sub sistem-sub sistem.

 Sub sistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan institusi yang telah

ditetapkan.

 Penyelenggaraan makanan (food service) → sebuah system/sub sistem dari sistem yang lebih besar.

 Co. PMI sebuah sistem : sebuah restoran atau rumah makan atau jasa boga/katering

 Co. PMI sebagai sub system : instalasi gizi adalah bagian (sub sistem) dari

rumah sakit secara keseluruhan.

(17)

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAN MAKANAN INSTITUSI (MSPMI)

 Manajemen merupakan system yang terdiri dari planning, organizing, actuating dan controlling → untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lain

 Manajemen system penyelenggaran institusi merupakan pendayagunaan makanan yang efektif, ekonomis dan ilmiah mulai dari input (aspek

tenaga, dana, fasilitas, sarana, metode dan waktu), proses (penyusunan anggaran hingga distribusi) dan output atau tujuan (penyelenggaraan yang berkualitas) dengan pelayanan yang layak atau efisien

 MSPMI berperan dalam mengatur proses dalam system sehingga input yang tersedia dapat diproses menajdi output yang diharapkan

(18)

PRINSIP DASAR MANAJEMEN SISTEM

PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

 Tanggung jawab kesinambungan harus diperhatikan

 Menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan macam zat gizi yang diperlukan konsumen secara keseluruhan

 Memperhitungkan keinginan dan penerimaan serta kepuasan konsumen secara menyeluruh (rasa, selera dan mutu)

 Memenuhi kebutuhan konsumen karena tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan makanan sendiri

 Makanan dipersiapkan dengan cita rasa yang tinggi

 Dilaksanakan dengan cara kerja yang memenuhi syarat hygiene dan sanitasi yang layak

 Menjamin harga agar dapat dijangkau konsumen segala tingkat

(19)

FUNGSI SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

Fungsi perencanaan meliputi perencanaan ruangan, perencanaan peralatan, perencanaan menu, dan perencanaan anggaran.

Fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi, kepegawaian serta pengarahan dan koordinasi

Fungsi pelaksanaan meliputi pembelanjaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan, penyajian/pendistribusian serta higiene dan sanitasi pangan

Fungsi pengawasan meliputi pengawasan makanan, pegawai dan biaya→ Jika manajemen pengelolaan gizi institusi baik → pangan yang tersedia bagi seseorang atau sekelompok orang dapat

tercukupi dengan baik

(20)

Pendekatan system MSPMI

 Mencegah persoalan yang mungkin muncul dalam MSPM → menganalisis komponen yang saling berhubungan → metode analisis system

 Analisis system → metode yang digunakan untuk menganalisis masalah dengan cara melihat masalah sebagai satu kesatuan dan menguraikan hubungan serta masing – masing komponen yang membentuk system

 Disebut juga sebagai pendekatan system / systemic approach → system analisis → masalah diselesaikan sebagai satu kesatuan

Tujuan pendekatan system

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai secara khusus

2. Semua komponen baik langsung maupun tidak langsung dapat diperhitungkan dengan baik → hubungan keseluruhan antar system dapat ditentukan

3. Menyusun berbagai kemungkinan pemecahan menggunakan daya dan hasil guna dari alternatif (costs and benefits ratio)

4. Mengukur hasil kinerja program dari waktu ke waktu → hasil evaluasi sebagai feedback untuk perencanaan

(21)

JENIS PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

Penyelenggaraan makanan berorientasi pada keuntungan (bersifat komersial)

Dilakukan untuk mendapatkan untung sebesar – besarnya

Bentuk usaha seperti restaurant, snacks bar, catering

Bergantung pada cara menarik konsumen dan harus bersaing dengan penyelenggaran makanan lain

Penyelenggaraan makanan komersial berkembang sangat cepat dipengarungi beberaoa faktor, antara lain :

a. Timbulnya kesadaran dan keyakinan para pengusaha industri bahwa pelayanan

makanan di institusi tempat karyawan bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan

b. Berbagai kemajuan sebagai hasil pembangunan telah membuka kesempatan bagi para wanita untuk memperoleh pekerjaan di luar rumah → keterbatasnya waktu di rumah tidak memungkinkan untuk menyiapkan makanan di rumah.

c. Lokasi tempat bekerja yang jauh dari tempat pemukiman dan berbagai hambatan transportasi tidak memungkinkan pulang kerumah untuk makan

d. Pada masa lalu apabila sekarang ingin mengadakan perheletan, penyelenggaraan makanan dilakukan secara bergotong-royong.

(22)

JENIS PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

 Penyelenggaraan makanan berorientasi pada pelayanan (bersifat non – komersial)

• Dilakukan Instansi baik pemerintah atau swasta atau sosial yang tidak bertujuan mencari keuntungan

• Berada dalam satu lokasi missal sekolah, panti asuhan, rumah sakit, Lembaga pemasyarakatan

• Frekuensi makan 2 – 3 kali dengan atau tanpa selingan

• penyelenggaraan makanan institusi non komersial berkembang sangat lambat karna memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

a. keterbatasan berupa pelayanan yang tidak terlatih, dan biaya dan peralatan yang terbatas

b. Hal ini yang menyebabkan penyelenggaraan makanan di berbagai institusi selau terkesan kurang baik, seperti panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, bahkan di asrama-asrama pelajar.

(23)

JENIS PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

 Penyelenggaraan makanan berorientasi yang bersifat semi komersial

• Penyelenggaraan makanan yang dilakukan suatu organisasi yang dibangun dan dijalankan bukan hanya untuk tujuan komersial, tetapi juga sosial

• Contoh : penyediaan makanan bagi masyarakat kurang mampu, sedekah jumat

(24)

MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN MAKANAN

(PENGADAAN BAHAN

MAKANAN)

(25)

Siklus Logistik B.M dalam penyelenggaraan makanan

PENGENDALIA N

PRODUKSI MAKANAN -Persiapan

-Pemasakan -Distribusi PENCATATAN

& PELAPORAN PENGHAPUSAN

EVALUASI PERSEDIAAN

PENGANGGARA N

PENGADAAN -PembelianBM -Penerimaan -Penyimpanan

PERHITUNGAN KEBUTUHAN BM Keb Gizi , Siklus menu, St Porsi, St Resep, St Bumbu

(26)

Klasifikasi Penyelenggaraan

Makanan Institusi

(27)

1. Berdasarkan konsumen yang dilayani

a. Penyelenggaraan Makanan pada Pelayanan Kesehatan b. Penyelenggaraan makanan anak sekolah (School Feeding) c. Penyelenggaraan makanan asrama

d. Penyelenggaraan makanan di institusi sosial e. Penyelenggaraan makanan institusi khusus

f. Penyelenggaraan makanan industri transportasi g. Penyelenggaraan makanan industri tenaga kerja h. Penyelenggaraan makanan industri komersial i. Penyelenggaraan makanan darurat

(28)

2. Berdasarkan waktu penyelenggaraan makanan

a. Penyelenggaraan makanan hanya satu kali, misalnya di pesta pernikahan b. Penyelenggaraan makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak

terbatas → Lembaga pemasyarakatan, asrama kampus mahasiswa

(29)

4. Berdasarkan sifat penyelenggaraan makanan

a. Penyelengaraan makanan yang bersifat komersial

• Tipe penyelenggaraan ini biasanya diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented)

• Faktor yang mendorong penyelenggaraan makanan komersial adalah tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para industriawan bahwa pelayanan makanan bagi

karyawan akan meningkatkan produktivitas terbatasnya waktu penyiapan makanan di rumah, lokasi tempat bekerja yang jauh dari rumah, memudarnya kebiasaan

tradisional (gotong royong).

b. Penyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial

Diselenggarakan sendiri oleh institusi sebagai pelayanan, dilakukan untuk melengkapi aktifitas mencapai tujuan institusi (service oriented)

• contohnya: sekolah, industri, sosial, RS.

(30)

Institusi Komersil Institusi non-komersil PMI pada Moda

Transportasi PMI Sekolah/Asrama

PMI pada Industri Panti Sosial

Restauran. dsb PMI pada institusi Khusus

PMI keadaan darurat

(31)

PMI Komersil

No Tujuan Karakteristik

1 Memperoleh keuntungan maksimal Pengelola adalah masyarakat umum dengan manajemen yang jelas

2 Memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen, terutama yang mengedepankan citarasa dan

penampilan

Macam dan variasi makanan tidak

continue, sesuai dengan keinginan pemilik

3 Menyenangkan/memberikan hiburan

kepada konsumen Konsumen heterogen

Menarik konsumen baru

(32)

PMI pada Pelayanan Kesehatan

No Tujuan Karakteristik

1 Menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi pasien dalam upaya percepatan

penyembuhan

Kebutuha BM sangat dipengaruhi oleh jenis diet pasien dan jumlah berubah sesuai jumlah pasien

2 Menyediakan makanan bagi

karyawan yang bertugas Standart makanan khusus untuk kebuthan orang sakit sesuai dengan jenis penyakit dan kebijakan RS 3 Mencapai efektifitas dan efisiensi

penggunaan biaya makanan secara maksimal

Frekuensi dan Waktu makan serta macam pelayanan dan distribusi disesuaikan dengan peraturan RS

Makan yang disajikan meliputi 3x makanan utama dan 2x selingan

Menggunakan kelengkapan sarana fisik, alat dan penunjang lain disesuaikan dengan kondisi pasien Menggunakan tenaga khusus di bidang gizi dan kuliner yang kompeten

(33)

PMI Sekolah

No Tujuan Karakteristik

1 Menyediakan makanan yang sesuai

kebutuhan anak selama sekolah Memberikan pelayanan untuk makan pagi, siang atau selingan

2 Meningkatkan semangat belajar Makanan dapat disediakan melalui kantin sekolah dengan syarat makanan harus memenuhi syarat gizi dan hygiene

3 Membantu meningkatkan status gizi

anak Tidak berorientasi pada keuntungan, tetapi

lebih diarahkan kepada penyuluhan atau pendidikan dan perubahan perilaku anak terhadap makanan

(34)

PMI Asrama

No Tujuan Karakteristik

1 Menyediakan makanan bagi sekelompok masyarakat asrama secara kontinyue

Standar gizi disesuaikan dengan kebutuhan golongan orang-orang yang di asramakan dengan sumber daya yang ada

2 Mengatur menu yang tepat agar tercipta makanan yang memenuhi kebutuhan gizi klien

Frekuensi makan 2-3 x tanpa selingan

3 Jumlah yang dilayani tetap

Macam pelayanan tergantung kebijakan dan peratura asrama

Tujuan utama PMI cenderung ke

pencapaian status kesehatan penghuni asrama

(35)

PMI Sosial

No Tujuan Karakteristik

1 Mengatur menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan yang memenuhi kecukupan gizi klien

Pengelolaanya dibantu oleh departemen sosial dan badan amal

2 Melayani masyarakat dalam berbagai

kelompok umur

3 mempertimbangkan bentuk, kesukaan dan

kondisi pasien

Makanan disediakan secara continue

dengan susunan hidangan yang sederhana dan variasi terbatas

Makanan yang dihidangkan menyesuaikan dengan dana yang ada

(36)

PMI Darurat

No Klasifikasi Darurat Tujuan Karakteristik

1 Jangka Pendek

(longsor, kebakaran) Mengatur menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan

yang memenuhi kecukupan gizi klien

Standart makanan 1500-1800kkal

2 Jangka Menengah

(Banjir) Kebutuhan air bersih minimum

2L/orang/hari 3 Jangka Panjang

(peperangan, kemarau) Menu sederhana sesuai kondisi

(Ibu hamil,menyusui dan anak) Frekuensi makan 2-3kali sehari dengan atau tanpa selingan, tergantung dana

Waktu penyelenggaraan bervariasi 1minggu-3bulan

Jumlah konsumen selalu berubah Membutuhkan tenaga yang

cakap

(37)

4. Berdasarkan cara pengelolaan makanan

a. Swakelola : penyelenggaraan makanan dikelola sendiri b. Diserahkan pada pihak kedua

c. Kombinasi (1) dan (2)

(38)

B’Dasarkan Tipe Produksi

Pelayanandan Konvensional

Commissary

Ready Prepared Assembly/

Serve

(39)

Konvensional

Sistem penyelenggaraan makanan dengan

metode tradisional, dimana produksi makanan (dimulai dari pengadaan hingga penyajian)di lakukan ditempat yang sama.

Contoh : Rumah Makan, Rumah sakit, kantin

(40)

Pengadaan BM

Distribusi/peny ajian

Penerimaan BM

Penyimpanan BM

Persiapan BM

Pemasakan

Tahap-tahap PMI

Tipe Konvensional

(41)

Commissary

Sistem PMI dimana tempat produksi terpisah dari tempat

penyajian/pelayanan konsumen Contoh : PMI transportasi,

Franchise, Catering perkawinan

(42)

Tahap-tahap PMI Tipe Commissary

Pengadaan BM

Penerimaan BM

Penyimpanan BM

Persiapan BM

Pemasakan

Pembagian untuk proses transportasi

Distribusi Untuk Lokasi pelayanan

Penerimaan &

Penanganan di lokasi pelayanan

Pemasakan atau pemanasan

ulang

(43)

Commissary

No Kelebihan Kekurangan

1 Dapat menurunkan jumlah modal

perusahaan Terdapat titik-titik kritis terhadap mutu makanan

2 Membutuhkan gedung,tenaga

dan alat yang lebih sedikit Diperlukan tenaga ahli dalam mengawasi mutu makanan 3 Pengawasan mutu dapat

dilakukan dengan baik Dibutuhkan alat penyimpanan dan transportasi yang memadai

4 Harga makanan lebih stabil Kemungkinan terjadinya distribusi makanan

5 Dapat menyimpan cadangan

makanan lebih lama Perlu biaya untuk perawatan dan

pembelian alat terutama dalam

transportasi

(44)

Ready Prepared

Sistem PMI dimana produksi dan pelayanan dilakukan pada satu tempat namun waktu persiapan terpisah dari waktu penyajian atau makanan tidak langsung dikonsumsi

Contoh : Pabrik Makanan Beku, penjual makanan di outlet-outlet

Metode cook chill adalah semua makanan yang sudah dimasak dibungkus dengan wadah sesuai porsi atau diletakan dalam

wadah besar yang kemudian di bagi menurut porsinya, kemudian didinginkan untuk penyimpanan jangka pendek 2-3hari

Metode cook freeze adalah semua makanan yang sudah dimasak dibungkus sesuai porsi, lalu di bekukan agar tahan 2 minggu hingga 3bulan

(45)

Pengadaan BM

Penerimaan BM

Penyimpanan BM

Persiapan BM

Pemasakan

Pembagian/pemo rsian

Penyimpanan

beku atau dingin Distribusi untuk lokasi pelayanan

Penerimaan dan penanganan di lokasi pelayanan

Pemasakan atau pemanasan

ulang Penyajian

Ready Prepared

(46)

no Kelebihan Kekurangan a Dapat mengurangi beban kerja

karyawan, karena bahan makanan yang dalam bentuk ready to cook (dinegara Eropa)

Membutuhkan unit penyimpanan beku dan dingin yang memadai

b Dapat mempertahankan kualitas

makanan pada tingkat yang sama Membutuhkan biaya yang besar untuk peralatan, terutama alat produksi dan penyimapanan

c Tidak khawatir akan kekurangan variasi menu, karena dapat direncanakan dan dipesan sebelumnya

Membutuhkan tenaga ahli dalam mengawasi kualitas makanan

d Membutuhkan biaya yang rendah untuk

upah karyawan Memiliki titik kritis terjadinya kontaminasi, karena rantai produksi yang panjang

e Mampu mengawasi jumlah dan ukuran

porsi yang tetap dan tepat Membutuhkan pengembangan modifikasi resep dan bahan makanan, agar dapat

mempertahankan mutu dan rasa makanan f Tidak terjadi kelebihan menu, karena

dapat disesuaikan dengan kebutuhan

Ready Prepared

(47)

• Sistem PMI tanpa adanya pengolahan awal, namun hanya bersifat sebagai

penjual dan pelayanan

produk makanan jadi atau makanan siap dikonsumsi

Assembly/Serve

(48)

Assembly/Serve

Pengadaan Makanan

olahan

Pemasakan atau re-

heating Penerimaan

Makanan

Penyimpanan Makanan Pemorsian

Penyimpanan beku/panas

Penyajian

(49)

no Kelebihan Kekurangan a Modal yang dibutuhkan lebih

sedikit karena tidak memerlukan lokasi produksi makanan

Membutuhkan alat penyimpanan yang memadai

b Jumlah dan jenis tenaga kerja

relative sedikit Terbatasnya persediaan jenis makanan c Ruangan yang dibutuhkan relative

kecil Harga jual makanan lebih tinggi

d Tidak membutuhkan tenaga ahli Dapat terjadi penurunan kualitas

makanan karena proses penyimpanan

e Produksi sampah lebih tinggi, karena

biasanya menggunakan alat

makan/pembungkus yang sekali pakai

Assembly/Serve

(50)

Cara Pelayanan Makan

(51)

Pelayanan konvensional/TrayService

✓ Pelayanan yang biasanya dilaksanakan di institusi2 kesehatan, makanan disajikan dengan nampan/tray

✓ Pelayanan menjadi lebih kompleks karena makanan harus ditransportasikan ke beberapa area ruang pasien

berada.(Bersifat sentral/non-sentral)

✓ Memerlukan alat untuk mempertahankan suhu makanan pada saat penungguan (produksi- penyajian)

✓ Biasanya alat berada di lokasi ruang penyajian atau dekat

dengan area produksi

(52)

2.Pelayanan Prasmanan

Makanan disajikan disuatu tempat khusus dalam jumlah besar.

Meja ditata dengan berbagai hidangan dari mulai makanan pembuka,makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan hidangan penutup.

Konsumen memilih hidangan sesuai selera (cocktail party,coffee morning,dll).

Memerlukan Peralatan yang lebih lengkap sesuai dengan

temperatur makanan

(53)

3.Pelayanan Fast food (layanan cepat)

➢ Pelayan jenis ini merupakan ciri dalam industry makanan.

Biasanya konsumen dilayani dengan cepat,sehingga perputaran/ pergantian konsumen lebih cepat.

➢ Jenis pelayanan fast food a.l: take out, pelayanan dengan mobil,pely.dengan mesin.

➢ Pemilikan dpt. Perorangan/kelompok,

➢ franchise(izin khusus)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm. Layanan fastfood:

✓ lokasi strategis

✓ tidak rumit

✓ makanan populer

✓ pengontrolan ketat

(54)

TEMPAT PELAYANAN FAST FOOD

1. Rekreasi

➢lokasi ditempat rekreasi

➢perhatikan mutu, banyak pilihan,makn.

Khas, layanan cepat,praktis

3.Makanan Karyawan

➢Di Ind. ➔Masih berupa anjuran

➢Penyediaan makn.Karywn ➔meproduktivitas kerja

➢dibutuhkan pelay.Cepat,kandungan zat gizi disesuaikan jenis pekerjaan

2. Militer

➢Disiapkan di pangkalan militer bertugas

➢sistem komisar,makn. Jadi

➢di Amerika➔alat makan disposable

➢di Ind. ➔makanan disiapkan dgn. Tenda2 darurat

(55)

4.Pelayanan kafetaria(service line)

❖Biasanya diselenggrakan pada penyelenggaraan makanan karyawan di pabrik,perusahaan,kantin.

❖Ruang penyajian diatur mengikuti urutan alat makan

(baki,piring,sendok/garpu),lalu ururtan makanan pokok,lauk- pauk,sayur, buah.

❖Terakhir konsumen harus membayar di kasir menurut jenis

hidangan dalam porsi tertentu dengan harga yang pasti.

(56)

- Perkiraan jumlah konsumen yg harus dilayani - Kapasitas tempat duduk di ruang makan

- Perkiraan lama waktu yang digunakan konsumen untuk makanan - Perkiraan waktu saat konsumen memilih makanan

- Perkiraan jumlah konsumen yang dapat tertampung di tempat antrean

Aspek yang perlu diperhatikan :

(57)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kegiatan penyelenggaraan makanan, konsumsi energi, protein, vitamin C, dan Fe karyawan, tingkat konsumsi zat gizi,

Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun variasi makanan untuk penyelenggaraan makanan yang di dalamnya termasuk proses pengembangan, implementasi, dan

Fungsi manajemen dalam kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut harus dilakukan dengan baik dan sesuai pedoman PGRS untuk menjamin tersedianya makanan yang berkualitas

Fungsi manajemen dalam kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut harus dilakukan dengan baik dan sesuai pedoman PGRS untuk menjamin tersedianya makanan yang berkualitas

Kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi penetapan peraturan pemberian makanan rumah sakit, penyusunan standar bahan makanan rumah sakit,

Pengadaan atau penyelenggaraan makanan merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebtuhan bahan makanan, perencanaan anggaran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan untuk pihak rumah sakit dalam sistem penyelenggaraan makanan di instalasi gizi yang berkaitan

Tujuan Penyelenggaraan Makanan Tujuan penyelenggaraan makanan adalah menyediakan makanan yang berkualitas sesuai dengan biaya, keamanan, dan yang lebih utama yaitu sesuai dengan