• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PORTOFOLIO TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PORTOFOLIO TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN."

Copied!
238
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PORTOFOLIO TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyusun Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MAYA IKE BIANTARI 12401244005

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

 Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri ~ Mary Mccarthy

 Kebanggaan terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh ~ Confusius

(6)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah atas curahan nikmat dan rahmat Allah SWT sehingga akhirnya tercapai juga suatu amanah, kewajiban, tujuan, dan cita-cita. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa doa dan dukungan serta bantuan dari orang-orang yang istimewa dalam hidupku. Karya kecil ini ku persembahkan dengan sepenuh cinta untuk:

 Teristimewa Papa Muhammad Bintoro dan Mama Dyah Niken Palupi serta Uti Puji Sihati dan Uti Robingah tercinta yang telah mendidik, membimbing, mendukung, mendoakanku selalu dengan penuh ketulusan, cinta dan kasihnya. Mereka adalah sosok yang tak mengenal lelah dan tak pernah mengeluh dalam bermunajat kepada-Nya, selalu menghibur dan menguatkan disetiap keadaanku, serta tiada henti-hentinya mengingatkanku ketika khilaf mendera. Terimakasih atas perjuangan, doa, semangat, cinta dan tetesan butir keringat ketulusan yang tiada pernah dapat aku membalasnya. Semoga Papa, Mama, dan Uti selalu dalam lindungan-Nya dan Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Amin.

(7)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PORTOFOLIO TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) pengaruh penggunaan media portofolio terhadap sikap demokratis peserta didik kelas XI dalam pembelajaran PPKn di SMKN 3 Yogyakarta, 2) pengaruh penggunaan media portofolio terhadap prestasi belajar kelas XI dalam pembelajaran PPKn di SMKN 3 Yogyakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan control group pre-test post-test design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI SMKN 3 Yogyakarta sebanyak 600 peserta didik. Sampel penelitian diambil dengan cara simple random sampling, sebanyak 2 kelas yaitu XI TL2 sebagai kelas eksperimen (30 peserta didik) dan XI TL1 sebagai kelas kontrol (30 peserta didik). Teknik pengumpulan data dengan angket untuk mengukur sikap demokratis dan tes untuk menilai prestasi belajar peserta didik. Teknik analisis data menggunakan rumus uji t dengan taraf signifikasi 5% yang dilakukan dengan bantuan komputer SPSS seri 16.00.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) pengaruh penggunaan media portofolio lebih besar dibandingkan media gambar untuk meningkatkan sikap demokratis peserta didik. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t sikap demokratis peserta didik dengan nilai thitung sebesar 11,914 dan nilai ttabel dengan df 58 pada taraf signifikasi

5% sebesar 2,00171. Nilai thitung<ttabel maka disimpulkan terdapat perbedaan

signifikan antara sikap demokratis peserta didik yang menggunakan media portofolio dengan yang menggunakan media gambar. Besarnya pengaruh media portofolio dapat dilihat dari perolehan gain score di kelas eksperimen 0,786 yang menunjukkan pengaruh dalam kategori tinggi, sedangkan di kelas kontrol 0,445 yang menunjukkan pengaruh dalam kategori sedang. 2) pengaruh penggunaan media portofolio lebih besar dibandingkan media gambar untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t post-test prestasi belajar peserta didik dengan nilai thitung sebesar 6,896 dan nilai ttabel dengan df 58

pada taraf signifikasi 5% sebesar 2,00171. Nilai thitung<ttabel maka disimpulkan

terdapat perbedaan signifikan antara prestasi belajar peserta didik yang menggunakan media portofolio dengan yang menggunakan media gambar. Besarnya pengaruh media portofolio dapat dilihat dari perolehan gain score kelas eksperimen 0,656 yang menunjukkan pengaruh dalam kategori sedang, sedangkan kelas kontrol 0,457 yang menunjukkan pengaruh dalam juga kategori sedang meskipun nilainya lebih rendah.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya. Berkat rahmat, dan hidayah-Nya, akhirnya skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Portofolio Terhadap Sikap Demokratis dan Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi ini.

(9)

4. Drs. Suyato, M.Pd., selaku Penguji Utama Tugas Akhir Skripsi yang telah menguji, memberikan masukan dan arahan untuk skripsi ini.

5. Puji Wulandari Kuncorowati, S.H., M.Kn., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah dengan sangat sabar dan sangat bersahabat memberikan nasehat serta saran selama masa kuliah sekaligus memimpin sidang Tugas Akhir Skripsi.

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial yang telah membimbing, mendidik, memberikan banyak ilmu yang berkah dan bermanfaat selama kegiatan perkuliahan.

7. Drs. Bujang Sabri, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Dra. Sri Intini, selaku guru pembimbing dalam mata pelajaran PPKn SMK

Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh peserta didik kelas XI KR1, XI TL1, dan XI TL2 SMK Negeri 3 Yogyakarta yang telah bekerjasama dengan semangat membantu proses penelitian.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Media Pembelajaran 1. Media Pembelajaran ... 13

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 14

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

4. Pengertian Media Gambar... 19

5. Pengertian Media Portofolio ... 21

6. Fungsi Media Pembelajaran Portofolio ... 23

(12)

B. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1. Pengerian Pembelajaran ... 26

2. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 28

3. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 30

4. Ruang lingkup Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 32

C. Sikap Demokratis dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Pengertian Demokrasi ... 34

2. Prinsip Demokrasi ... 36

3. Nilai-nilai Demokrasi ... 37

4. Sikap Demokratis ... 38

5. Bentuk Sikap Demokratis di Sekolah ... 41

D. Konsep Dasar Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar ... 43

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 44

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 45

4. Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 46

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 48

F. Kerangka Berpikir ... 50

G. Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

C. Variabel Penelitian ... 57

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 58

E. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 61

F. Teknik Pengumpulan Data ... 65

G. Instrumen Penelitian... 69

H. Uji Coba Instrumen ... 74

I. Validitas dan Reabilitas... 74

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 88

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 88

2. Deskripsi Data Penelitian ... 89

3. Uji Prasyarat Analisis Data ... 115

B. Pembahasan ... 120

1. Pengaruh Media Pembelajaran Portofolio Terhadap Sikap Demokratis Peserta Didik dalam PPKn ... 120

2. Pengaruh Media Pembelajaran Portofolio Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik dalam PPKn ... 124

C. Keterbatasan Penelitian ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 129

B. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(14)

DAFTAR TABEL Tabel

1. Desain Penelitian Pre-test-Post-test Control Group Design ... 57

2. Populasi Penelitian ... 62

3. Sampel Subjek Penelitian Kelas Kontrol ... 64

4. Sampel Subjek Penelitian Kelas Eksperimen ... 65

5. Kisi-kisi Pernyataan Lembar Angket ... 70

6. Kisi-kisi Butir Soal ... 72

7. Hasil Validitas Instrumen Angket Sikap Demokratis Peserta Didik ... 75

8. Hasil Validitas Instrumen Soal Prestasi Belajar Peserta Didik ... 76

9. Interpretasi Nilai r untuk Uji Reliabilitas Instrumen... 77

10.Kriteria Kesukaran Soal untuk Analisis Butir Soal... 81

11.Hasil Analisis Butir Soal ... 81

12.Hasil Uji Homogenitas Varian Data Sikap Demokratis dan Prestasi BelajarPeserta Didik dalam PPKn ... 84

13.Hasil Uji Normalitas Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85

14.Kategori Perolehan Gain Skor ... 87

15.Distribusi Frekuensi Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Kontrol ... 90

16.Distribusi Kecenderungan Perolehan Skor Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Kontrol ... 92

17.Distribusi Frekuensi Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 94

18.Distribusi Kecenderungan Perolehan Skor Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 96

19.Distribusi Frekuensi Akhir Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Kontrol .. 97

20.Distribusi Kecenderungan Perolehan Skor Akhir Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Kontrol ... 99

(15)

22.Distribusi Kecenderungan Perolehan Skor Akhir Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 103 23.Frekuensi Awal Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 104 24.Distribusi Frekuensi Pre-test Prestasi Belajar Peserta Didik dalam PPKn

Kelas Kontrol ... 106 25.Frekuensi Awal Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 107 26.Distribusi Frekuensi Pre-test Prestasi Belajar Peserta Didik dalam PPKn

Kelas Eksperimen... 108 27.Frekuensi Akhir Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 109 28.Distribusi Frekuensi Post-test Prestasi Belajar Peserta Didik dalam PPKn

Kelas Kontrol ... 111 29.Frekuensi Akhir Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 112 30.Distribusi Frekuensi Post-test Prestasi Belajar Peserta Didik dalam PPKn

Kelas Eksperimen... 114 31.Rerata Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 115 32.Hasil Uji Normalitas Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 115 33.Hasil Uji Homogenitas Varian Data Sikap Demokratis dan Prestasi Belajar

(16)

DAFTAR GAMBAR Gambar

1. Kerangka Berpikir ... 53 2. Paradigma Penelitian ... 68 3. Distribusi Frekuensi Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas Kontrol ... 91 4. Distribusi Frekuensi Awal Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas

Eksperimen ... 94 5. Distribusi Frekuensi Akhir Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas

Kontrol ... 98 6. Distribusi Frekuensi Akhir Sikap Demokratis Peserta Didik Kelas

Eksperimen ... 101 7. Distribusi Frekuensi Awal Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol .... 105 8. Distribusi Frekuensi Awal Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas

Eksperimen ... 107 9. Distribusi Frekuensi Akhir Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol .... 110 10.Distribusi Frekuensi Akhir Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Media Gambar ... 134

2. Lembar Validasi Media Portofolio ... 136

3. Dokumen Pelaksanaan Penelitian ... 139

4. RPP PPKN Kelas XI ... 141

5. Materi Bab 6 Menyibak Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran KewajibanWarga Negara ... 161

6. Instrumen Soal Tes Prestasi Belajar Peserta Didik ... 170

7. Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar Peserta Didik ... 176

8. Instrumen Lembar Angket ... 177

9. Hasil Penyebaran Angket Kelas Kontrol ... 180

10.Hasil Penyebaran Angket Kelas Eksperimen ... 184

11.Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 188

12.Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 190

13.Tabulasi Data Penelitian ... 192

14.Kategorisasi Data Penelitian ... 193

15.Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Analisis Butir Soal ... 195

16.Perhitungan Kelas Interval ... 198

17.Rumus Kategorisasi ... 206

18.Hasil Uji Kategorisasi Kelas Eksperimen ... 207

19.Hasil Uji Kategorisasi Kelas Kontrol ... 208

20.Hasil Uji Deskriptif Sikap Demokratis dan Prestasi Belajar Peserta Didik .. 209

21.Hasil Uji Normalitas Sikap Demokratis dan Prestasi Belajar Peserta Didik 210 22.Hasil Uji Homogenitas Sikap Demokratis dan Prestasi Belajar Peserta Didik ... 211

23.Hasil Uji Beda T-Test ... 212

24.Hasil Gain Score ... 217

(18)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan nasional. Seperti yang ditegaskan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37, bahwa kurikulum pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi wajib memuat mata pelajaran PPKn di dalamnya. Mata pelajaran PPKn tentunya akan dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan tentang cara bersosialisasi dan berinteraksi, serta cara mengungkapkan pendapatnya sebagai bentuk sikap demokratis baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945.

(19)

Pengembangan demokrasi melalui pembelajaran bukan hanya membentuk jati diri individu yang beraneka ragam, tetapi didukung juga oleh sistem yang mengembangkan sikap demokratis. Sistem pendidikan harus komprehensif yang tercermin dalam proses belajar mengajar dengan mengembangkan sikap saling menghargai atas perbedaan pendapat, kreatif dengan bebas dan bertanggung jawab.

PPKn mengajarkan pada peserta didik tentang demokrasi dalam berkehidupan. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak saja pada proses pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada), melainkan juga untuk menggunakan hak dalam mengungkapkan pendapatnya masing-masing di sebuah forum.

(20)

inovatif, terhadap informasi atau pandangan sehingga tidak mudah menerima atau menolak pandangan orang lain, cerdas dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan, menghormati hak orang lain, bersikap adil dan tidak diskriminatif.

Hasil dari prestasi belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh sikap demokratisnya dalam proses pembelajaran di kelas, adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan kemudian ditunjukkan dengan nilai tes berupa angka yang diberikan oleh pengajar. Prestasi belajar merupakan cerminan dari tingkatan yang mampu dicapai oleh peserta didik dalam meraih tujuan yang sudah ditetapkan disetiap bidang studi. Maka, idealnya peserta didik yang mencapai tingkatan yang ditentukan dalam prestasi belajar mata pelajaran PPKn adalah peserta didik yang dapat dikatakan berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran PPKn.

(21)

pelajaran PPKn. Bahkan ketika pelajaran sedang berlangsung di kelas, hanya beberapa peserta didik yang bertanya untuk mengonfirmasi penjelasan guru atau pekerjaan peserta didik lain di papan tulis. Sebagian besar peserta didik lain mencatat penjelasan jawaban dari soal yang diberikan. Guru jarang memberi tugas kepada peserta didik secara kelompok. Guru terbiasa memberikan tugas individu pada peserta didik untuk mengerjakan soal di Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain itu, fakta yang ada pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas dalam menumbuhkan sikap demokratis peserta didik, media pembelajaran sangat mempengaruhi hasil dari prestasi belajar dari proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pra observasi yang dilakukan di SMK Negeri 3 Yogyakarta, guru masih melakukan kebiasaan mengajar dengan menggunakan media konvensional yang kurang efektif. Media yang digunakan pada proses pembelajaran masih menggunakan media sederhana, misalnya media gambar yang kurang melibatkan kreativitas dan keaktifan peserta didik. Dari kesalahan pemilihan media pembelajaran yang disampaikan oleh guru, peserta didik kurang dapat memahami materi karena kurang adanya analisis dan diskusi yang melibatkan semua anggota kelas, atau dengan kata lain kurangnya penerapan sikap demokratis pada peserta didik, kemudian berdampak pada pasifnya kegiatan belajar mengajar di kelas.

(22)

kurangnya waktu untuk mempersiapkan media pembelajaran, selain itu juga karena faktor keengganan guru untuk menggunakan media pembelajaran karena kurangnya pengetahuan guru tentang media pembelajaran, dan pada umumnya guru sudah terbiasa menyampaikan materi pelajaran secara konvensional tanpa menggunakan media pembelajaran.

Pembelajaran biasanya hanya menggunakan media papan tulis dan buku paket serta terlalu fokus pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang membuat peserta didik menjadi bosan dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun begitu, terkadang guru menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran, tapi hanya untuk menunjukkan gambar yang di dalamnya menjelaskan suatu peristiwa untuk membantu penjelasan guru dan tanpa melibatkan diskusi dengan seluruh anggota kelas.

(23)

pembelajaran, sehingga peserta didik kurang bisa memahami materi pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung dengan data yang diperoleh saat pra observasi di SMK Negeri 3 Yogyakarta terbukti dari nilai ulangan harian diperoleh rata-rata nilai kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta masih rendah yaitu 68,58 dibawah target nilai KKM yaitu 75 di mana 41,17% atau 12 peserta didik belum tuntas, sedangkan 58,82% atau 20 peserta didik sudah tuntas dalam pembelajarannya.

Melalui pembelajaran PPKn di SMK Negeri 3 Yogyakarta, guru dapat menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran sehingga mengupayakan agar setiap peserta didik dapat berinteraksi secara aktif dengan menunjukkan sikap demokratis di depan kelas dan mengungkapkan argumentasinya secara ilmiah. Salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang akan mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh seorang guru. Maka dalam suatu pembelajaran perlu diciptakan suatu suasana yang tidak membosankan, oleh sebab itu suatu media pembelajaran akan bisa membawa dan membangkitkan semangat peserta didik, sehingga dapat menarik perhatian peserta didik.

(24)

format media portofolio beserta penjelasannya. Dengan menggunakan media portofolio dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran. Kemudian peserta didik akan mendapat pengalaman secara langsung, sehingga dapat membuat proses pembelajaran terpusat pada peserta didik dan lebih interaktif, peserta didik akan lebih mudah mengingat apa yang dipelajari karena peserta didik membuatnya sendiri.

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai, pengaruh penggunaan media portofolio terhadap sikap demokratis dan prestasi belajar peserta didik, karena menurut peneliti media portofolio dapat mengembangkan kreativitas peserta didik, memupuk keberanian, dan melatih keterampilan peserta didik dalam mencari solusi pada suatu permasalahan yang dihadapi. Selain itu juga untuk membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru dengan lebih mudah. Portofolio digunakan dalam pembelajaran, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik agar mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

(25)

peserta didik kerjakan selama proses pembelajaran akan membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.

Pada dasarnya media pembelajaran berbasis portofolio adalah teori belajar konstruktivisme dalam hal ini peserta didik melakukan interaksi dengan lingkungan atau di luar kelas/sekolah saat membangun dan memperoleh pengetahuannya. Melalui pembelajaran portofolio diharapkan pengetahuan yang telah diperoleh dapat tersimpan secara mendalam, karena peserta didik secara langsung menerima informasi dan memperoleh pengalaman fisik dan mental.

Media pembelajaran portofolio memungkinkan peserta didik untuk bisa memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari buku bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari kemudian mencari informasi mengenai suatu masalah dan mencari alternatif kebijakan yang sesuai untuk memeahkan masalah tersebut. Format media pembelajaran portofolio diawali dengan isu atau masalah yang memerlukan suatu pemecahan yang ditampilkan dengan kreativitas masing-masing kelompok dan berisikan karya terpilih dalam satu kelas dengan cara memilih, membahas, mencari data, menganalisis dan mencari pemecahannya terhadap suatu masalah yang dikaji.

(26)

keterampilan mengungkapkan pendapat dan mempertahankan argumentasi Keefektifan tersebut diharapkan akan membawa hasil berupa nilai prestasi belajar peserta didik yang optimal dalam mata pelajaran PPKn.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi permasalahannya antara lain, adalah sebagai berikut.

1. Proses belajar mengajar di kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta masih terfokus pada guru, materi yang disajikan oleh guru dan belum disampaikan secara menarik karena guru masih menggunakan media konvensional yang kurang melibatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik.

2. Sikap demokratis peserta didik kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta yang ditunjukkan melalui pembelajaran PPKn masih rendah.

3. Minat beajar peserta didik kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta dalam proses pembelajaran PPKn masih rendah.

4. Prestasi belajar peserta didik kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta belum memenuhi KKM.

C. Pembatasan Masalah

(27)

masalah tersebut, disebabkan karena prestasi belajar peserta didik masih dibawah nilai KKM, hal tersebut terjadi salah satunya karena peserta didik mendapat keterbatasan dalam mengasah kreativitasnya sehingga kurang adanya diskusi atau analisis yang melibatkan partisipasi semua anggota kelas atau dengan kata lain kurangnya penerapan sikap demokratis pada peserta didik, kemudian berdampak pada pasifnya kegiatan belajar mengajar di kelas. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah disampaikan di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah pengaruh dari penggunaan media pembelajaran portofolio lebih besar dibandingkan media pembelajaran gambar terhadap sikap demokratis peserta didik kelas XI di SMK Negeri 3 Yogyakarta?

2. Apakah pengaruh dari penggunaan media pembelajaran portofolio lebih besar dibandingkan media pembelajaran gambar terhadap prestasi belajar peserta didik kelas XI di SMK Negeri 3 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(28)

2. Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran portofolio terhadap prestasi belajar peserta didik kelas XI di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis.

Dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan media pembelajaran portofolio terhadap sikap demokratis dan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PPKn di sekolah.

2. Manfaat praktis. a. Manfaat bagi Guru

Memberikan informasi kepada guru mengenai media pembelajaran yang lebih melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran PPKn di sekolah yaitu dengan menggunakan media pembelajaran portofolio, sehingga guru bisa menerapkan di kelas dan memotivasi supaya prestasi belajar peserta didik yang dicapai dapat optimal.

b. Manfaat bagi Sekolah

Dapat mengetahui karakteristik peserta didik sehingga mampu mengupayakan tindakan yang relevan dengan kondisi peserta didik. c. Manfaat bagi Peserta Didik.

(29)

b) Peserta didik terlatih untuk menumbuhkan kreativitasnya dan juga berperan aktif serta berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas baik dengan sesama peserta didik maupun dengan guru sehingga menghilangkan anggapan bahwa belajar belajar di kelas hanya bepusat pada guru.

d. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Media Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

Kata media, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara

(31)

Menurut penjelasan beberapa ahli di atas, yang dimaksud dengan media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim yaitu guru kepada penerima pesan yaitu peserta didik. Pengertian media dalam penelitian ini adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar pada peserta didik.

Melihat makna media di atas, yakni sebagai “perantara atau pengantar”, maka peneliti mendefinisikan media sebagai segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional dan mengandung maksud pengajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran. Dalam penggunaan media pembelajaran, dianjurkan untuk merencanakan secara sistematik agar pembelajaran berjalan efektif dan penggunaan media pembelajaranpun berjalan secara efektif pula. Pembelajaran efektif dengan menggunakan media perlu direncanakan dengan baik agar dapat menumbuhkan minat peserta didik, menyampaikan materi baru, melibatkan peserta didik secara aktif, mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik, menetapkan tindak lanjut.

2. Fungsi Media Pembelajaran

(32)

bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2011: 15).

Hamalik sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 15), mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Dijelaskan pula oleh Daryanto (2010: 5) bahwa secara umum media berguna untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistik, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar, memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Menurut Azhar Arsyad (2011: 15-16) penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

(33)

yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media visual yang diproyeksikan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi materi pelajaran semakin besar.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik. Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

(34)

agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), selain itu dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk menumbuhkan gairah belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan-kenyataan, memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, pada dasarnya pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan partisipasi, keaktifan dan menumbuhkan perhatian peserta didik di dalam kelas. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar. 3. Manfaat Media Pembelajaran

(35)
(36)

Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan menyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya.

Dari pernyataan-pernyataan yang dijelaskan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran bagi peserta didik, karena hal-hal sebagai berikut.

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran dengan lebih baik;

c. Media mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;

d. peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

4. Pengertian Media Gambar

(37)

macamnya, salah satunya adalah media visual yaitu media gambar. Diantara media pembelajaran, media yang melibatkan gambar adalah media yang paling umum dipakai. Salah satu media pembelajaran di sekolah adalah media gambar. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, dan opaque proyektor. Pendapat lain disampaikan oleh Soelarko (1980) sebagaimana dikutip oleh Ayu Prasetyarini (2013: 2), media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya yang relatif terhadap lingkungan. Pada prinsipnya media gambar itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau mengingatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu (Nana Sudjana, 2009: 54).

(38)

5. Pengertian Media Portofolio

(39)

Model pembelajaran yang melibatkan media portofolio merupakan teori belajar konstruktivisme dalam hal ini peserta didik melakukan interaksi dengan lingkungan atau di luar kelas/sekolah saat membangun dan memperoleh pengetahuannya. Melalui pembelajaran portofolio diharapkan pengetahuan yang telah diperoleh dapat tersimpan secara mendalam, dan menumbuhkan keaktifan peserta didik melalui sikap demokratis yang ditunjukkan, karena peserta didik secara langsung menerima informasi dan memperoleh pengalaman fisik dan mental. Setiap portofolio harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencangkup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting untuk ditampilkan (Mukhamad Murdiono, 2012: 69).

Pembelajaran berbasis portofolio merupakan strategi pembelajaran yang sangat tepat digunakan dalam rangka membangun kreativitas, keterampilan, dan keaktifan dari peserta didik. Pembelajaran berbasis media portofolio memungkinkan peserta didik:

a. Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari buku bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas baik informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan (objek langsung, TV, radio, dll.) maupun orang/pakar/tokoh.

(40)

d. Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) yang berkaitan dengan konsep yang telah dipelajarinya dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

e. Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas (Mukhamad Murdiono, 2012: 73).

Jadi dapat ditarik kesimpulan pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang peserta didik, tetapi dalam pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas peserta didik secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.

6. Fungsi Media Pembelajaran Portofolio

(41)

bahwa banyak pertimbangan keuntungan potensial portofolio, khususnya jika dibandingkan dengan proses pembelajaran secara konvensional sebab portofolio berisikan hasil pembelajaran di kelas. Alasan yang dikemukakannya adalah sebab hasil kerja atau penampilan peserta didik dalam tugas-tugasnya dapat memberikan bukti seberapa besar hasil kerja yang dapat diselesaikan oleh peserta didik tersebut.

Pada akhirnya yang terpenting adalah bahwa melalui pembelajaran dengan media portofolio, peserta didik dapat merefleksikan dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar, penilaian terhadap hasil belajar mereka dan juga cara belajar mereka sendiri. Lebih luas lagi portofolio dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya kepada orang tua dan lingkungannya terhadap prestasi belajar peserta didik.

7. Portofolio dalam Pembelajaran PPKn

Istilah portofolio dalam pendidikan telah sering kali digunakan, tetapi dengan tujuan dan bentuk pelaksanaan yang berbeda-beda (Yuliani Nurani Sujiono 2010: 10). Portofolio dalam pembelajaran PPKn dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda salah satunya adalah portofolio sebagai media. Pembelajaran berbasis media portofolio menyangkut pengembangan dan produksi media. Portofolio sebagai media kumpulan pekerjaan peserta didik yang bermanfaat, terintegrasi, dan dipilih menurut garis panduan yang ditetapkan (Mukhamad Murdiono, 2012: 76).

(42)

bagian dokumentasi. Bagian pertama adalah bagian tayangan terdiri dari empat panel papan gambar atau papan busa atau yang sejenis berisikan tulisan, bagan grafik, tabel atau gambar yang terdiri dari empat panel, panel identifikasi, panel alternatif pemecahan masalah, panel pemecahan masalah yang dipilih dan panel rencana tindakan. Panel-panel tersebut dibuat dengan tampilan yang menarik dan mudah untuk dipahami. Selain itu, karena panel tersebut mengikuti alur berpikir ilmiah, maka dibuat sebagai satu rangkaian dan terstruktur secara sistematis (Mukhamad Murdiono, 2012: 76).

Bagian selanjutnya adalah bagian dokumentasi, berisikan tulisan lengkap maupun bahan visual yang mendukung kelengkapan informasi masing-masing panel bagian tayangan ditambah satu bab refleksi atau evaluasi diri. Bagian dokumentasi ini dimasukkan dalam map dengan warna yang berbeda untuk memudahkan dalam mencari informasi pendukung yang diperlukan. Tulisan ataupun informasi yang dimasukkan ke dalam bagian dokumentasi adalah yang relevan atau mendukung permasalahan yang menjadi kajian kelas. Dokumentasi disusun dengan rapi, diberi daftar isi dan halaman agar mudah dalam mencari informasi pendukung bagian tayangan (Mukhamad Murdiono, 2012: 76).

(43)

untuk menuangkan ide dan pendapat dari anggota kelompok dalam suatu kelas yang telah dipilih dari berbagai usulan anggota kelompok.

B. Konsep Dasar Pembelajaran PPKn

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan rancangan. Belajar menurut Yuliani Nurani Sujiono (2010: 41) merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan sekolah maupun lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses pembelajaran dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tentu setidaknya adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.

(44)

Murdiono (2012: 21), pembelajaran sebagai suatu proses yang kompleks merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, agar menjadi seseorang yang lebih baik. Kemampuan kognitif dapat berupa penguasaan peserta didik terhadap sejumlah pengetahuan atau informasi yang diperoleh melalui proses belajar. Komponen afektif mencerminkan nilai-nilai yang menjadi acuan bagi peserta didik dalam bersikap. Sementara kemampuan psikomotorik dapat berupa keterampilan atau perilaku yang dimiliki peserta didik (Mukhamad Murdiono, 2012: 21).

Merujuk pada teori kognitif yang mendasari pengembangan media pembelajaran, jelaslah bahwa belajar bukan hanya sekedar pengalaman atau hasil belajar tetapi yang lebih penting adalah bagaimana proses pencapaian tujuan belajar tersebut (Yuliani Nurani Sujiono, 2010: 41). Artinya belajar sebagai suatu proses merupakan kegiatan yang aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan (Yuliani Nurani Sujiono, 2010: 41).

(45)

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Selain itu pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Pembelajaran dalam penelitian ini mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.

2. Pengertian PPKn

(46)

mewujudkan masyarakat madani Indonesia dengan menggunakan Filsafat Pancasila sebagai pisau analisisnya. Karena itu, program PPKn memuat konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang cocok dengan target tersebut.

Maka secara garis besar PPKn dapat diartikan sebagai usaha persiapan generasi muda (peserta didik) untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya. PPKn adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat yang partisipatif, berpikir kritis dan bertindak demokratis melalui suatu pendidikan yang dialogial.

(47)

3. Tujuan PPKn

Secara umum tujuan ialah sesuatu yang ingin dicapai. Menurut penjelasan Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk individu menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan, cinta tanah air serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan kata lain, PPKn diharapkan dapat membentuk warga negara yang memiliki nasionalisme serta tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Selanjutnya dijelaskan pula oleh Mukhamad Murdiono (2012: 49) bahwa tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu menurut Muhamad Erwin (2013: 7) esensi dari PPKn ini diarahkan sebagai pendidikan demokrasi untuk membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab serta sekaligus dalam upaya untuk menjadikan warga negara yang baik dan demokratis. Dengan kata lain PPKn bertujuan membekali peserta didik untuk dapat berkembang secara positif dan demokratis berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.

(48)

a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Mukhamad Murdiono, 2012: 48).

Dari tujuan yang dikemukakan di atas, diketahui bahwa tujuan PPKn memuat beberapa hal yang memuat nilai-nilai karakter. Untuk mencapai tujuan tersebut PPKn memiliki komponen-komponen yang diajukan oleh Branson (1999) yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter kewarganegaraan (civic disposition) (Mukhamad Murdiono, 2012: 35).

(49)

memiliki karakter kewarganegaraan yang kuat sehingga menjadikan warga negara yang cerdas dan berkarakter.

4. Ruang Lingkup PPKn

Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM.

(50)

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi (Mukhamad Murdiono, 2012: 50-52).

(51)

kehidupan sehari-hari menjadi karakter pribadi yang melekat pada setiap individu peserta didik.

C. Sikap Demokratis dalam PPKn

1. Pengertian Demokrasi

Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata

demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah pemerintah oleh rakyat atau kekuasaan oleh rakyat (Winarno, 2007: 89-90). Definisi demokrasi menurut Muhamad Erwin (2013: 129) kedaulatan rakyat (demokrasi) yang dimaksud dalam kehidupan bernegara adalah untuk merujuk kepada sistem penyelenggaraan sistem pemerintahan yang dilaksanakan bersama rakyat. Dengan demikian pada negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan pemerintahannya terbatas dan pemerintah tidak dapat bertindak sewenang-wenang (Muhamad Erwin, 2013: 129). Ada satu lagi pengertian demokrasi yang dianggap paling populer diantara pengertian yang ada. Pengertian tersebut dikemukakan pada tahun 1963 oleh Abraham Lincoln sebagaimana dikutip oleh Winarno (2007: 92) yang mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

(52)

kekeluargaan dan gotong royong yang ditujukan kepada kesejateraan. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersikap mutlak, tetapi harus dengan tanggung jawab sosial.

Secara subtantif pendidikan demokratis diperlukan untuk mendidik warga negara yang baik guna menjamin terwujudnya masyarakat demokratis. Menurut Zamroni (2011) sebagaimana dikutip oleh Winarno (2007: 111-112) pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi baru yang menyadari akan tiga hal. Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga negara. Kedua, demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain. Ketiga, kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan menstransformasikan nilai-nilai demokrasi (kebebasan, persamaan dan keadilan, serta loyal) kepada sistem politik yang bersifat demokratis.

(53)

mengatasi perbedaan yang ada di lingkungan terdekatnya dan memecahkan masalah dengan mengasah kreativitasnya serta menggunakan hak mengungkapkan pendapatnya dengan cara yang baik.

2. Prinsip Demokrasi

Dalam pandangan Robert A. Dahl sebagaimana dikutip oleh Sunarso (2008: 75-76), prinsip-prinsip utama demokrasi meliputi:

a. Kompetisi

Yakni memberikan peluang yang sama untuk bersaing bagi setiap individu, kelompok dan organisasi (khususnya partai politik) untuk menduduki kekuasaan dalam pemerintahan. Kompetisi tentunya berlangsung dalam jangka waktu yang teratur, tertib dan damai.

b. Partisipasi

Yakni memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk terlibat dalam pemilihan pemimpin melalui pemilihan yang bebas secara teratur dan terlibat dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik.

c. Kebebasan

(54)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, dalam prinsip-prinsip demokrasi menekankan adanya kompetisi, partisipasi, dan kebebasan. Dengan kata lain paham tersebut memiliki makna, bahwa demokrasi yang dilakukan di sekolah melalui tugas kelompok di kelas adalah dengan adanya musyawarah dan mufakat dalam rangka memilih kasus kemudian dipecahkan menurut teori yang ada secara bersama-sama. Kegiatan ini dimaksudkan supaya peserta didik bisa mengasah kreativitasnya dan mengungkapkan pendapatnya tapi juga bisa menerima pendapat orang lain dengan dituangkan melalui format portofolio.

3. Nilai-nilai Demokrasi

(55)

Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehiduan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi perlu ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (Winarno, 2007: 99). Di sekolah, demokrasi bisa diajarkan melalui PPKn yaitu mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia dan diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik. Di sekolah pendidikan demokrasi bisa diaktualisasikan melalui organisasi-organisasi yang ada di sekolah.

Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan yang demokratis. Nilai yang dikembangkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi budaya demokrasi. Maka dalam penelitian ini nilai-nilai demokrasi yang perlu dikembangkan dalam mata pelajaran PPKn adalah menjamin tegaknya keadilan dalam berpendapat di kelas, penggunaan kebebasan berpendapat semaksimal mungkin, menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga, menjamin terselenggaranya musyawarah secara damai tanpa gejolak, mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman.

4. Sikap Demokratis

(56)

suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu maupun objek tertentu. Sikap ini akan memberikan arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Secara umum, demokratis berarti bersifat demokrasi/berciri demokrasi. Jika dikaitkan dengan komponen kognitif yang merupakan sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang dikaitkan dengan objek sikap yang dihadapinya dengan cara tertentu, maka sikap demokratis dapat diartikan perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang/peserta didik dalam menerima dan melaksanakan prinsip demokrasi dalam pembelajaran.

Sikap demokratis adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi, yaitu adalah toleransi, kebebasan mengemukakan pendapat, menghormati perbedaan pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dan komunikasi, menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri, tidak menggantungkan pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan serta keseimbangan (Ninis Ristiani Septiliana, 2011: 28).

(57)

orang lain yang sedang berbicara, suka meminta pendapat orang lain, mempertimbangkan pendapat orang lain yang lebih baik, bersedia menerima pendapat yang dinilai lebih baik, mengakui pandangan sendiri jika ternyata keliru, memberikan pendapat secara lisan dan atau tulisan, bersedia memberikan pendapat secara tulus, memberikan pendapat dengan menggunakan tata krama dan santun bahasa yang baik, selalu menopang pendapatnya dengan alasan atau argumen yang kuat, bersikap cermat dalam informasi atau pandangan sehingga tidak mudah menerima dan menolak pandangan orang lain, mendengarkan pendapat orang lain, bersedia menggali alasan di balik pendapat orang lain yang dikemukakan, menyanggah pendapat orang lain dengan pandangan diri sendiri yang didukung argumen yang kuat, memilih persoalan dengan cermat, mengidentifikasi berbagai alternatif pemecahan masalah, mengumpulkan berbagai data dan informasi yang mendukung, memilih alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan layak, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan haknya dengan baik, tidak mencemoohkan orang lain karena berbeda bahasa dan budaya (Ninis Ristiani Septiliana, 2011: 33-40).

(58)

5. Bentuk Sikap Demokratis di Sekolah

Pendidikan demokrasi dapat saja merupakan pendidikan yang diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi misal dalam mata pelajaran PPKn di sekolah (Winarno, 2007: 113). Suatu hal yang harus diciptakan di sekolah dalam penanaman sikap demokrasi salah satunya adalah dengan membangun suasana demokratis yaitu menghargai hak-hak orang lain dalam menyampaikan pendapat dan saran, berekspresi, dan berkreasi. Suasana di sekolah haruslah suasana yang menunjukkan adanya kebebasan mengeluarkan pendapat sesuai sopan santun demokrasi. Adanya suasana demokratis di lingkungan sekolah akan memberi pengaruh pada perkembangan sikap demokratis terutama sikap saling menghargai dan saling memaafkan (Nur Chayati, 2012: 5-8).

(59)

pendapatnya sendiri dalam kelompok lingkungan sekolah (Khoiriah Safitri, 2013: 38).

Media pembelajaran dalam penanaman sikap demokratis dikatakan efektif dalam apabila peserta didik telah memenuhi kriteria sikap dalam prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut.

a. Adanya persamaan/tidak membeda-bedakan teman dalam kelompok;

b. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, disini diartikan hak adalah hak peserta didik sebagai anggota kelompok dan kewajiban adalah kewajiban peserta didik sebagai anggota kelompok;

c. Adanya kebebasan yang bertanggung jawab, dalam hal ini adalah kebebasan bertukar pendapat dalam penyelesaian masalah;

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan, dalam hal ini setiap peserta didik dalam anggota kelompok mencari penyelesaian masalah secara bersama-sama;

e. Bersifat kekeluargaan, dalam hal ini menyelesaikan segala permasalahan dengan teman sekelompok dengan cara kekeluargaan (Khoiriah Safitri, 2013: 42).

(60)

saat itu, atau dengan kata lain peserta didikdalam forum demokrasi tidak dapat memaksakan kehendak satu sama lain.

D. Konsep Dasar Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Azhar Arsyad (2011: 1) mendefinisan belajar sebagai suatu proses yang kompleks dan terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan orang lain atau lingkungannya. Belajar tidak hanya dapat terjadi di dalam kelas, namun belajar dapat terjadi di mana saja berada dan kapanpun. Sementara itu, Cronbach sebagaimana dikutip oleh Mukhamad Murdiono (2012: 11) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku seorang individu dari hasil pengalaman yang diperoleh. Menurut Burton (2003) sebagaimana dikutip oleh Mukhamad Murdiono (2012: 12) menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

(61)

sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Dengan demikian, belajar merupakan suatu hasil dari pengalaman yang dialami oleh seorang individu dengan lingkungannya yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa mengenal adanya batasan waktu dan tempat. Dalam proses kehidupan seseorang tidak dapat terlepas dari proses belajar, karena proses belajar berlangsung seumur hidup.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar dapat mencapai keberhasilan belajar yang maksimal, tentu harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Pemahaman itu juga penting untuk menentukan latar belakang dan penyebab kesulitan belajar yang mungkin dialami.

(62)

sekolah, masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut (Ninis Ristiani Septiliana, 2011: 40).

Dari pemaraparan di atas maka keberhasilan dari suatu proses pembelajaran hanya akan tercapai apabila guru dan peserta didik saling bekerjasama demi tercapainya prestasi belajar yang optimal. Faktor internal memang dapat dikatakan faktor bawaan peserta didik yang dapat didukung oleh faktor eksternal dari lingkungan sekolahnya. Guru berperan penting untuk mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Jika guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan tentu peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajarnya juga akan lebih optimal.

3. Pengertian Prestasi Belajar

(63)

kriteria tersebut (Ghullam Hamdu, 2011: 92). Sementara itu menurut Wayan Nurkancana, dkk., (1982: 1) berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Proses tersebut dilakukan untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan evaluasi pada proses belajar mengajar sehingga akan diketahui nilai dari prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seorang peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk nilai, baik huruf maupun angka yang mencerminkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang materi pelajaran yang telah disampaikan, khususnya pada mata pelajaran PPKn. Maka prestasi belajar merupakan penentu berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran.

4. Prestasi Belajar PPKn

(64)

umum kemampuan yang didapat sebagai hasil dari pembelajaran PPKn yang berupa pengetahuan yang dapat dilihat wujudnya setelah seseorang melaksanakan proses pembelajaran yang kemudian diperoleh hasilnya melalui evaluasi pembelajaran.

Indikator dari prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2006) sebagaimana dikutip oleh Nur Cahyo Dwi Kiswanto (2012: 19) dapat dijabarkan pada bagian pengamatan, yaitu dapat menunjukkan, dapat membandingkan, dapat menghubungkan, sedangkan pada bagian ingatan, yaitu dapat menyebutkan, dapat menunjukkan kembali, kemudian pada bagian pemahaman, yaitu dapat menjelaskan, dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri, selanjutnya pada bagian penerapan, yaitu dapat memberikan contoh, dapat menggunakan secara tepat, dan pada bagian analisis, yaitu dapat menguraikan, dapat mengklasifikasikan atau memilah-milah, serta pada bagian sintesis, yaitu dapat menghubungkan materi-materi, sehingga menjadi kesatuan baru, dapat menyimpulkan, dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum) yang seharusnya dapat dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.

(65)

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiartini tahun 2006 dengan judul “Peranan Efektivitas Model Pembelajaran PKn berbasis

Portofolio dalam Menumbuhkan Sikap Demokratis dan Kesadaran Hukum Siswa di SMK Negeri 13 Bandung”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan sikap demokratis melalui pembelajaran PPKn berbasis portofolio. Peserta didik lebih percaya diri mengungkapkan pendapatnya dalam forum diskusi dan dapat saling menerima perbedaan pendapat. Peserta didik terlibat secara aktif dalam musyawarah dan diskusi untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Selain itu adanya peningkatan kesadaran hukum setelah menggunakan media portofolio dalam pembelajaran PPKn, karena dalam penelitian tersebut peserta didik disuguhi masalah tentang kesadaran hukum yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari kemudian peserta didik memecahkan sendiri masalah tersebut dalam format portofolio.

(66)

pengaruh penggunaan media portofolio terhadap peningkatan sikap demokratis dan prestasi belajar peserta didik dalam PPKn.

Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Lusiawati Pertiwi tahun 2014 dengan judul “Upaya Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran PKn

(67)

kolaborator, model portofolio menjadi alternatif pembelajaran yang efektif untuk belajar PKn, selain itu peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Lusiawati Pertiwi dengan penelitian ini yaitu keduanya sama-sama meneliti mengenai pengaruh penggunaan media pembelajaran portofolio dalam mata pelajaran PPKn, tetapi terdapat perbedaan diantara kedua penelitian ini adalah hasil yang ingin dicapai dalam penelitian Lusiawati Pertiwi hanya terfokus pada efektivitas penggunaan media portofolio dalam pembelajaran PKn supaya pembelajaran PKn lebih inovatif dan tidak membosankan bagi peserta didik, selain itu peserta didik lebih mudah menerima materi serta lebih bisa memanfaatkan waktu, sedangkan dalam penelitian ini, variabelnya lebih banyak. Penelitian ini membahas tentang pengaruh penggunaan media portofolio terhadap peningkatan sikap demokratis dan prestasi belajar peserta didik dalam PPKn.

F. Kerangka Berpikir

(68)

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada peserta didik kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta masih menggunakan media pembelajaran konvensional. Media pembelajaran yang sangat sederhana yakni melalui pemaparan materi dengan media gambar artinya guru memegang peranan utama dalam penyampaian materi pembelajaran. Sehingga keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terbatas dan hanya bergantung pada guru. Media pembelajaran seperti itu dianggap kurang menekankan partisipasi, keaktifan dan kreativitas peserta didik sehingga peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar yang mengakibatkan transfer ilmu tidak efektif dan sikap demokratis yang kurang maksimal.

Media gambar sebagai suatu bentuk interaksi belajar mengajar yang diberikan oleh guru melalui penayangan dan diskusi sederhana kepada peserta didik. Guru menjadi pusat tumpuan keberhasilan media gambar karena setelah peserta didik memperhatikan gambar maka guru masih harus menjelaskan melalui metode ceramah yang konvensional, selanjutnya baru diadakan diskusi sederhana yang tidak melibatkan keaktifan semua peserta didik dalam waktu yang bersamaan. Akibat dari kurangnya keaktifan dan pengembangan kreativitas peserta didik ini, maka guru haruslah mempunyai kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu yang tepat.

(69)

sehingga peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya dan terlibat aktif dalam waktu yang bersamaan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu media pembelajaran portofoilo.

Media pembelajaran portofolio dapat meningkatan sikap demokratis dengan cara mengembangkan kreativitasnya melalui keaktifan peserta didik dalam memilih masalah dan pemecahannya, karena dalam media ini mengutamakan partisipasi peserta didik. Peserta didik dituntut untuk mengeluarkan pendapatnya dan mengomentari pendapat orang lain dengan materi yang juga dicari sendiri. Ketika peserta didik menyampaikan pendapatnya, secara tidak langsung peserta didik telah mengamalkan sikap demokratis di kelasnya.

(70)

didik dituntut berpartisipasi aktif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan diatas maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas rumusan

Kelas kontrol

Pre-test

Pembelajaran PPKn kelas XI di SMKN 3 YK

Perbedaan prestasi belajar Analisis uji t

Media pembelajaran portofolio

Post-test Pre-test

Sikap demokratis

Media pembelajaran gambar Kelas eksperimen

Post-test

(71)

masalah penelitian. Dari penelitian ini kiranya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

a. Pengaruh penggunaan media pembelajaran portofolio lebih besar dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran gambar terhadap sikap demokratis peserta didik kelas XI SMK Negeri 3 Yogyakarta dalam proses pembelajaran PPKn.

(72)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011: 7) jenis penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sehingga dapat dikatakan jenis penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang didalamnya bertujuan untuk menilai pengaruh dari suatu perlakuan atau tindakan tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan terhadap hasil dari proses pembelajaran peserta didik.

Fokus jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Gambar Bangunan
Tabel 3.3 Sampel Subjek Penelitian Kelas Kontrol XI TL1
Gambar 3.5 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan saat penelitian berlangsung mengenai nilai peserta didik pada mata pelajaran Aqidah Akhlak didapat

Hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 9 Banjarmasin diperoleh bahwa masih banyak siswa yang memperoleh hasil ulangan

Observasi awal dilakukan kepada peserta didik mengenai materi memahami kisah keteladanan wali songo pada mata pelajaran PAI pada rencana pelaksanaan

Menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik peserta didik untuk mata pelajaran PPKn dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

Peneliti dapat menambah wawasan berkaitan dengan pengaruh penerapan media pembelajaran interaktif berbasis blog terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan media pembelajaran Scrapbook pada mata pelajaran PPKn terhadap

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama guru di MTs Negeri Tanjungpinang diperoleh hasil bahwa peserta didik masih kurang untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru

Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran PPKn Kelas VIII bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran PPKn menggunakan media