17
2.1 Klasifikasi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Tanaman tomat berasal dari daratan tinggi pantai barat Amerika Selatan yang disebarluaskan oleh pelaut Spanyol hingga ke Filipina, yang menjadi titik awal penyebaran ke daerah lainnya di seluruh benua Asia (Smith, 1994). Di Filipina, tanaman tomat mulai diperkenalkan pada abad ke 15. Tanaman tomat didomestikasi oleh penduduk lokal dari kerabat liarnya, dengan budidaya awalnya sudah dimulai pada abad sebelum masehi. Tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai negara lainnya di Asia, termasuk ke Indonesia pada tahun 1811 (Tim Bina Karya Tani, 2009).
Pengembangan budidaya tanaman tomat di Indonesia mendapat prioritas perhatian sejak tahun 1961, secara statistik potensi pasar buah tomat diproyeksikan mengalami peningkatan permintaan sayuran rata-rata pertahun sekitar 3,6 % - 4 %. Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dan banyak dibudidayakan oleh petani, karena harganya mudah dijangkau sehingga penggunaannya dalam konsumsi masyarakat tinggi (Febriana, 2012).
Tanaman tomat memiliki beragam varietas dari tomat introduksi hingga varietas lokal, dewasa ini varietas lokal tanaman tomat banyak dikembangkan demi memenuhi kebutuhan pasar dari segi konsumsi hingga nilai estetika. Salah satu varietas tanaman tomat yang memenuhi nilai estetika adalah tomat mawar varietas Gammara F1.
Menurut Krisnaindra (2016) tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Tubiflorae Family : Solanaceae Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.
Varietas : Gammara F1
2.2 Morfologi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 2.2.1 Akar Tanaman Tomat
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 1. Akar Tomat
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40cm, namun
menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah.
Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah dibagian atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang dihasilkan (Pitojo, 2005).
2.2.2 Batang Tanaman Tomat
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 2. Batang Tomat
Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku- buku. Bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar, mudah patah, dapat naik bersandar pada ajir atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan. Dibiarkan merata, cukup rimbun menutupi tanah.
Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu (Rismunandar, 2001).
2.2.3 Daun Tanaman Tomat
Sumber : Dreamstime, 2020
Gambar 3. Daun Tomat
Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Daun tomat ini tumbuh didekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu, tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3- 0,5 cm (Wiryanta, 2004).
2.2.4 Bunga Tanaman Tomat
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 4. Bunga Tomat
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam tandan dengan jumlah 5-10 bunga pertandan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang (Wiryanta, 2004).
2.2.5 Buah Tanaman Tomat
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 5. Macam Buah Tomat
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, bulat, dan beralur. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang didalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Pitojo, 2005).
2.2.6 Biji Tanaman Tomat
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 6. Biji Tomat
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih kekuningan dan coklat muda. Panjangnya 3 – 5 mm dan lebarnya 2 – 4 mm. Biji saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.
Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji per buah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5 – 10 hari (Redaksi Agromedia, 2007).
2.3 Kandungan Nutrisi pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentumMill.)
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayur yang bersifat multiguna dan banyak diminati oleh masyarakat, khususnya di Indonesia.
Bahkan, saat ini tomat bukan lagi sekedar sayuran, melainkan sudah menjadi komoditas buah – buahan bahkan tanaman hias. Tomat mengandung antioksidan berupa likopen yang dapat membantu memerangi efek radikal bebas penyebab kanker. Sofia (2005) menyatakan bahwa antioksidan berperan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif.
Tomat juga memiliki kandungan antioksidan lain yakni polifenol, naringenin, dan chlorogenic acid. 100 gram tomat mengandung kalori sebanyak 17 (kcal) dan 0,2 gram lemak, tomat juga mengandung natrium sebanyak 5 mg, kalium sebanyak 237 mg, karbohidrat sebanyak 3,9 gram, serat pangan sebanyak 1,2 gram, gula sebanyak 2,6 gram, protein sebanyak 0,9 gram, vitamin C
sebanyak 13,7 mg, zat besi sebanyak 0,3 mg, vitamin B6 sebanyak 0,1 mg, magnesium sebanyak 11 mg, dan kalsium sebanyak 10 mg (USDA, 2018).
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang dikehendaki dalam budidaya tomat adalah berkisar antara 750-1.250 mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian (Leovini, 2012). Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Anomsari dan Prayudi (2012) menyatakan bahwa kisaran temperatur yang baik untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-27ºC. Jika temperatur berada lebih dari 30ºC atau kurang dari 10ºC, maka akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25%. Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.
Akan tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga dapat merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman (Leovini, 2012). Kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit busuk daun (Sutini, 2008).
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, poros, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara, serta memiliki aerasi yang baik.
Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0 - 7,0. Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Leovini, 2012).Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya (Didit, 2010).
2.5 Tomat Mawar varietas Gammara F1
Tomat mawar atau dikenal juga sebagai tomat ranti adalah varietas hibrida yang awalnya dibudidayakan oleh petani Amerika, Johann Heinrich Muster. Tomat mawar merupakan tomat dengan bentuk buah yang paling unik dibandingkan dengan varietas tomat pada umumnya. Tomat mawar ini memiliki bentuk buah bulat pipih dengan banyak alur dan memiliki banyak ruang hampir mirip seperti labu kuning, dengan daging buah yang tebal berwarna merah saat sudah matang. Bobot buah tomat mawar saat sudah matang bisa mencapai 50 hingga 80 gram perbuah, namun pada setiap tandan buahnya hanya dapat berbuah 2 hingga 6 buah saja. Tomat varietas ini juga memiliki tipe pertumbuhan indeterminate dengan semak yang kuat dan kokoh serta tingginya bisa mencapai 1,4 meter.
Sumber : rj_gammara, 2022.
Gambar 7. Tomat Mawar
Menurut Evans (2022), varietas tomat mawar ini tahan terhadap virus Gemini dan penyakit layu tanaman. Varietas ini juga mampu mentoleransi iklim yang panas dan kering, dengan periode pematangan tomat pada 67 hingga 70 hari setelah tanam.
2.6 Pemangkasan
Pemangkasan tanaman adalah langkah pembuangan beberapa bagian pada tanaman seperti daun, tunas, cabang, ranting, dan tandan buah untuk mendapatkan bentuk tertentu sehingga mencapai tingkat efisiensi yang tinggi agar cahaya matahari mampu menyinari, mempermudah mendeteksi hama dan penyakit serta mempermudah proses panen tanaman tersebut (Ekawati, 2019).
Pemangkasan tanaman dilakukan dengan tujuan mengurangi beban tanaman sehingga keberadaan daun, ranting, dan buah yang terlampau lebat dapat dikurangi sehingga tanaman dapat menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas lebih baik, mengontrol arah pertumbuhan tajuk tanaman, serta mendapatkan kerangka pohon yang kokoh. Pemangkasan pada tanaman tomat dapat juga memperbaiki kondisi lingkungan tanaman seperti kelembaban udara,
intensitas cahaya, sirkulasi angin, dan suhu sehingga aktifitas fotosintesis dapat berlangsung dengan baik (Ekawati, 2019).
Pemangkasan tanaman juga bermanfaat untuk merangsang pembungaan dan pembuahan, menambah hormon bagi beberapa tanaman tertentu, mencegah perkembangbiakan berbagai jenis hama dan penyakit tanaman, hal ini terjadi karena kondisi batang dan daun tanaman yang dipangkas selalu terbaharui, Memperindah tanaman yang memiliki nilai tinggi karena bentuknya, memperkokoh batang pada tanaman-tanaman yang tumbuh dengan pola percabangan yang membentuk kanopi (Ekawati, 2019).
Pemangkasan terdiri dari pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, pemangkasan peremajaan, dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman yang sudah menghasilkan dengan tujuan mengurangi kerimbunan pohon, agar sinar matahari cukup, mengurangi kelembaban, dan mencegah tanaman terserang penyakit jamur dan hama. Bagian yang dipangkas adalah daun yang sakit, rimbun, tunas apikal maupun lateral, dan tandan buah serta akar yang berlebihan (Ekawati, 2019).