ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU
DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, DAN MAKNA
SIMBOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SULASTRI
NIM.209151025
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi Ini Diajukan Oleh: Sulastri , NIM: 209151025 Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Medan, Februari 2014
Panitia Ujian
Ketua,
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum
NIP. 19641207 199103 2 002
Sekertaris,
ABSTRAK
SULASTRI, NIM: 209151025, “ ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA
SIMBOL”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk ornamen, warna dan makna simbol kebudayaan Melayu Siak yang diterapkan pada tenun kain songket yang menjadi ciri khas kebudayaan Melayu Siak di Riau.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah kerajinan tenun songket Melayu Siak yang berada di kota Pekanbaru. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 kain songket yang mewakili dari beberapa kain songket yang berada di kota Pekanbaru yang memiliki ornamen, warna dan makna simbol. Sampel yang diambil dengan tehnik purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang dianggap penting dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang akan diteliti, dengan menggunakan dua data yakni data primer diperoleh dari survei lapangan dan dokumentasi yaitu mengamati langsung obyek-obyek yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara.
Hasil penelitian mengkaji 15 kain songket yang menunjukkan bahwa dari karya perajin dalam menenun kain songket Melayu Siak terdapat beberapa ornamen yang sering digunakan perajin dalam menghiasi setiap bagian-bagian dari kain songket yang memiliki warna dan makna simbol. Motif-motif tersebut ialah motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum, motif Tampuk Manggis variasi Petak Silang, motif siku Keluang variasi Siku Kelaung Banji, motif siku-siku variasi Siku Tunggal, motif Siku-siku variasi Berkuntum sudut, motif Pucuk Rebung Variasi Pucuk Rebung Penuh, motif Pucuk Rebung variasi Bertabur, motif Daun Tunggal variasi Daun Tunggal Mata Panah, motif Pasu-pasu variasi Pasu-pasu Berbelah, motif Semut Beriring variasi Semut Beriring Turun, motif Pucuk Rebung variasi Pucuk Rebung Kaluk Pakis, motif Tampuk Manggis variasi Berlapis, Tampuk Manggis variasi Kelopak Mambang, motif Tampuk Manggis variasi Sebelah, motif Wajik-wajik variasi Wajik Sempurna, dan motif Tapak Catur.
Hasil temuan pada penelitian menunjukkan bahwa motif-motif yang terdapat di kota Pekanbaru berasal dari Turunan Kerajaan Trengganu dan kemudian distilir oleh perajin Pekanbaru yang sekarang menjadi hak dan milik mereka. Setiap motif memiliki makna simbol yang memberi ajaran yang berhubungan dengan asas kepercayaan kebudayaan Melayu Siak. Tenunan kain songket di kota Pekanbaru berkembang amat pesat secara estetika tetapi secara etika sangat merosot, hanya para pemuka adat yang masih memahami pakam (aturan) pembuatan kain songket, makna simbol dari motif dan warna.
DAFTAR ISI
BAB II : KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. KerangkaTeoritis ... 9
6. Jenis-jenis Motif Melayu... 26
a. Motif Tumbuh-tumbuhan ... 27
b. Motif dari Hewan . ... 33
7. Motif-motif Dalam Tenun Songket Melayu Siak ... 35
c. Warna Biru ... 45
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
1. Populasi ... 53
2. Sampel ... 53
E. Instrumen Penelitian... 54
F. Tehnik Pengumpulan Data ... 55
1. Studi Pustaka . ... 55
2. Observasi dan Dokumentasi . ... 55
3. Metode Wawancara/Interview . ... 56
G. Tehnik Analisis Data ... 56
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Karya kerajinan Tenun Songket Melayu Siak ... 132
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Tenun ... 14
Gambar 2.2 Alat Tenun Bukan Mesin ... 15
Gambar 2.3 Kain Songket ... 17
Gambar 2.4 Motif Bunga Kiambang dan Motif Bunga Jeraji ... 27
Gambar 2.5 Motif Bunga Kesumba dan Motif Bunga Kundur ... 28
Gambar 2.6 Motif Bunga Melur dan Motif Bunga Jambu ... 28
Gambar 2.7 Motif Bunga Berjajar Kembar dan Motif Bunga Sekawan ... 28
Gambar 2.8 Motif Kuntum Tidur dan Kuntum Sekepal... 28
Gambar 2.9 Motif Kuntum Bersanding dan Motif Bunga Bersandang ... 29
Gambar 2.10 Motif Daun Tunggal Mata Panah dan Kelopak Daun ... 29
Gambar 2.11 Motif Kelopak Jambu dan Sirih Tunggal Kuntum Berawan ... 29
Gambar 2.12 Motif Bintang Sirih Raja ... 30
Gambar 2.13 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum dan Petak Anak ... 30
Gambar 2.14 Motif Tampuk Manggis Petak Silang dan Bersela ... 30
Gambar 2.15 Motif Tampuk Manggis Sebelah dan Mambang ... 31
Gambar 2.16 Motif Jambu Mawar dan Tampak Manggis Petak Wajik ... 31
Gambar 2.17 Motif Buah Setanding dan Buah Setangkai Kembar ... 31
Gambar 2.18 Motif Kaluk Pakis Kuntum Kelopak dan Kaluk Pakis ... 32
Gambar 2.19 Motif Pucuk Rebung Bersiku Kelung dan Mambang ... 32
Gambar 2.20 Motif Keluk Pakis ... 32
Gambar 2.21 Motif Semut Beriring dan Motif Ikan Bergelut ... 33
Gambar 2.22 Motif Itik Pulang Petang dan Ayam-ayaman ... 33
Gambar 2.23 Motif Naga Berjuang dan Motif Naga Menyamar ... 33
Gambar 2.24 Motif Merpati Sekawan dan Itik Tidur ... 34
Gambar 2.25 Motif Bulan Penuh Berhias dan Bulan Sabit ... 34
Gambar 2.26 Motif Bintang Berdada Wajik dan Bintang Berkuntum ... 34
Gambar 2.27 Motif Bintang Kelopak Empat dan Kembang Kayangan ... 35
ii
Gambar 4.1 Songket Bergelas Bertampuk Manggis ... 60
Gambar 4.2 Motif Tumpak Manggis dan Potong Wajik ... 62
Gambar 4.3 Motif Tumpak Manggis Bersela Kuntum ... 63
Gambar 4.4 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut ... 64
Gambar 4.5 Songket Biru Daun Tunggal Mata Panah ... 65
Gambar 4.6 Motif Daun Tunggal Variasi Mata Panah dan Kuntum Sudut .... 67
Gambar 4.7 Motif Tumpuk Bersela Kuntum ... 68
Gambar 4.8 Motif Daun Tunggal Mata Panah ... 69
Gambar 4.9 Songket Jingga Bersela Kuntum ... 70
Gambar 4.10 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum dan Siku Kuntum ... 73
Gambar 4.11 Motif Tampuk Manggis Petak Silang Berantai ... 74
Gambar 4.12 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 75
Gambar 4.13 Motif Siku Variasi Kuntum Sudut dan Daun Tunggal ... 75
Gambar 4.14 Songket Lejo Pucuk Rebung Bertingkat ... 76
Gambar 4.15 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 78
Gambar 4.16 Motif Pucuk Rebung variasi Kaluk Pakis Bertingkat... 79
Gambar 4.17 Songket Merah Muda Bersiku Keluang ... 80
Gambar 4.18 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 82
Gambar 4.19 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 83
Gambar 4.20 Motif Siku-siku variasi Siku Kuntum Sudut dan Motif Daun ... 84
Gambar 4.21 Songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis ... 85
Gambar 4.22 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 87
Gambar 4.23 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 88
Gambar 4.24 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut dan Motif Wajik ... 88
Gambar 4.25 Songket Biru Tampuk Manggis Petak Anak ... 89
Gambar 4.26 Motif Tampuk Manggis Variasi Kelopak Mambang ... 92
Gambar 4.27 Motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum ... 93
Gambar 4.28 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 94
Gambar 4.29 Motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut dan Daun Tunggal ... 95
iii
Gambar 4.31 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 98
Gambar 4.32 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum ... 99
Gambar 4.33 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut ... 100
Gambar 4.34 Kain Songket Kuning Potong Wajik Susur ... 101
Gambar 4.35 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum ... 103
Gambar 4.36 Motif Tampuk Manggis Petak Silang ... 104
Gambar 4.37 Motif Pucuk Rebung variasi Pucuk Rebung Bertabur ... 105
Gambar 4.38 Motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut ... 106
Gambar 4.39 Songket Ungu Pucuk Rebung Penuh ... 107
Gambar 4.40 Motif Pucuk Rebung variasi Rebung Penuh ... 109
Gambar 4.41 Motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum ... 109
Gambar 4.42 Motif Pucuk Rebung variasi Kaluk Pakis ... 110
Gambar 4.43 Songket Lejo Siku Keluang Banji ... 111
Gambar 4.44 Songket Suji Riau ... 114
Gambar 4.45 Motif siku keluang variasi Siku Keluang Banji ... 115
Gambar 4.46 Motif Tampuk Manggis Kelopak Mambang ... 116
Gambar 4.47 Motif Pucuk Rebung Bertabur... 117
Gambar 4.48 Motif Tampuk Manggis Sebelah ... 118
Gambar 4.49 Songket Hulubalang ... 119
Gambar 4.50 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum Berantai ... 121
Gambar 4.51 Motif Wajik Variasi Wajik Sempurna... 121
Gambar 4.52 Motif Daun Tunggal Mata Panah dan Kuntum Sudut ... 122
Gambar 4.53 Tampuk Manggis Bersela Kuntum ... 123
Gambar 4.54 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum ... 124
Gambar 4.55 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 125
Gambar 4.56 Motif potong Wajik Variasi Wajik Susur dan Tapak Catur ... 126
Gambar 4.57 Songket Merah... 127
Gambar 4.58 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang Berantai ... 128
Gambar 4.59 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 129
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Provinsi Riau terdiri atas bagian daratan dan kepulauan yang
terbentang dari pesisir Timur Pulau Sumatra sampai kekaki Bukit barisan
sebelah Barat, sementara itu daerah kepulauan berbatasan dengan negara
Malaysia dan Singapura.Wilayah ini didiami oleh berbagai suku dan
orang-orang Melayu yang mempunyai tatanan hidup yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan keadaan alam setempat.
Masyarakat Riau pada umumnya hidup dari bercocok tanam,
menangkap ikan, dan berniaga. Sebagai pekerjaan yang merupakan usaha
sambilan masyarakat pada umumnya mempunyai kegiatan membuat berbagai
bentuk barang kerajinan. Salah satu bentuk kerajinan adalah kerajinan tenun
songket Siak yang sekarang akrab disebut dengan kerajinan songket Riau.
Tenun Songket Melayu Siak atau songket Melayu Riau merupakan
kekayaan asli negeri Melayu Siak, songket Melayu ini amatlah kaya dengan
motif, warna, dan makna simbol. Makna simbol yang terdapat pada setiap
motif kebudayan Melayu Siak adalah makna ketaqwaan kepada Allah,
kerukunan, kearifan, kepahlawanan, kasih sayang, kesuburan, tahu diri, dan
tanggung jawab. Seorang pengguna kain songket tidak hanya sekedar
memakai sebagai busana hiasan tetapi juga untuk memahami simbol-simbol
yang terdapat pada motif yang menghiasi setiap bagian dari kain songket
sehari-hari agar dalam menjalai kehidupan membawa kedamaian
bermasyarakat dan berbangsa.
Kerajinan Songket Melayu menampilkan beragam motif, yang
mengandung makna. Motif-motif yang lazimnya di angkat dari
tumbuh-tumbuhan atau hewan (sebagian kecil) di kekalkan menjadi variasi-variasi
yang sarat dengan makna-makna yang mencerminkan ajaran tentang asas
kepercayaan dan budaya Melayu. Dahulu setiap, tokoh adat, orang tua
kebudayaan Melayu, masyarakat dan pengrajin diharuskan untuk memahami,
bentuk motif, warna, makna simbol yang terdapat pada kain songket Melayu
Siak. Keharusan itu dimaksudkan agar mereka pribadi mampu memahami
makna yang terdapat pada setiap, dan mampu pula menempatkan motif sesuai
menurut pakam (aturan) yang telah ada sejak zamana kerajaan Sultan Sahyid
Ali.
Sejauh ini, usaha pemerintah untuk mengembangakan dan
melestarikan kain songket dikalangan masyarakat adalah membuat peraturan
bahwas setiap hari jum’at PNS, BUMN, Sekolah TK- SMA, dan dilingkupan
pemerintah kota maupun pedesaan diwajibkan menggunakan baju Cekak
Musang dengan menggunakan kain sampin kain songket bagi laki-laki,
sedangkan untuk wanita menggunakan baju muslim dengan pasangan rok
menggunakan kain songket.
Seiring perkembangan zaman makna yang terdapat pada setiap motif
yang ditenun pada kain songket sudah tidak dipahami oleh masyarakat dan
memahami makna yang terdapat pada setiap motif. Adapun resolusi dari
nenek moyang mereka adalah mengharapkan generasi kebudayaan Melayu
tetap menjunjung tinggi ajaran tentang asas kepercayaan kebudayan Melayu
yang mencerminkan ajaran ketaqwaan kepada Allah, kerukunan, kearifan,
kepahlawanan, kasih sayang, kesuburan, tahu diri, dan tanggung jawab.
Sebagai cerminan kepribadian untuk menuju kehidupan yang lebih baik,
membawa kedamaian dalam bermasyrakat dan berbangsa.
Kebanyakan masyarakat kebudayaan Melayu lebih mengutamakan
keindahan dari tenunan kain songket dari pada memahami falsafah yang
disampaikan pada setiap motif yang terdapat pada bagian-bagian kain songket
yang mereka gunakan. Sangat disayangkan jika makna yang terdapat pada
setiap motif pelan-pelan memudar dari kehidupan masyarakat melayu
dikarenakan ketidak perdulian mereka untuk mempelajari dan memahami
makna motif, warna, dan makna simbol. Pada saat ini perajin lebih
mengutamakan keindahan tenunan songket, karena mereka lebih
mengutamakn selera pasar dari pada mengutamakan aturan dan penempatan
motif pada kain songket. Sehingga kain songket yang ditenun oleh para
perajin hanya sebagai hiasan dalam berpenampilan, dikarenakan para perajin
dalam pembuatan kain songket pada masa ini tidak lagi menggunakan kepala
kain, tepi atas, dan kaki atas kain dan perajin lebih banyak memproduksi kain
songket Lejo (banyak warna) yang menurut tokoh adat setempat kain songket
Lejo tidak memiliki makna khusus selain sebagai hiasan dalam
Perajin sudah keliru dan tidak mengetahui aturan dalam penempatan
motif pada kain songket. Dimana setiap kain songket terbagi menjadi 4
bagian yaitu, adanya badan kain, kaki kain, tepi kain dan kepala kain, dimana
kepala kain ini adalah gabungan dari ketiga bagian tersebut yang memiliki
motif dan motif-motif tersebut disatukan dan menjadi kepala motif yang
berada ditengah-tengah kain songket. Akan tetapi sekarang perajin sangat
enggan sekali membuat kain songket dengan aturan yang telah ada sejak
dahulu, dikarenakan mereka menghemat biaya agar lebih irit. Dengan cara
seperti ini para perajin akan merusak aturan dalam pembuatan kain songket
dan aturan dalam menempatkan motif. Hanya beberapa masyarakat seperti
tokoh adat,orang tua-tua Melayu yang disegani, dan Pengrajin tenun kain
songket yang masih memahami dan tetap mengikuti aturan-aturan
penempatan motif dalam pembuatan kain songket Melayu Siak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS KAIN SONGKET
MELAYU SIAK DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, DAN
MAKNA SIMBOL”. Penelitian ini dilakukan untuk mengangkat kembali
bentuk motif, warna, dan makna simbolis yang terdapat pada kain songket
yang telah memudar dikalangan masyarakat dan generasi muda kebudayaan
Melayu Siak dikota pekanbaru.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
simbolis yang digunakan untuk tenunan kain songket Melayu Siak, maka
identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah usaha Pemerintah dalam mengembangkan dan
melestarikan kerajinan tenun yang kerap disebut dengan kain songket
Melayu Siak ?
2. Masyarakat sudah tidak memahami dan tidak mau tahu tentang makna
simbol yang terdapat pada setiap motif yang menghiasi bagian dari kain
songket Melayu Siak.
3. Bentuk ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu Siak sangat
sedikit dan terkesan monoton
4. Makna motif dan warna yang digunakan pada kain songket Melayu Siak
tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga sebagai Simbol Status
Kebudayaan Melayu Siak dan sebagai penolak bala.
5. Warna dalam kebudayaan Melayu Siak yang memiliki makna dan fungsi
khusus ada 6 warna yakni warna hijau, warna putih, warna hitam, warna
merah, warna kuning, dan warna biru.
6. Harga kain songket terbilang mahal
7. ATBM (alat tenun bukan mesin) jarang dipakai pada sekolah kejuruan
(SMK) dikarenakan harganya yang terbilang mahal
8. Benang sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain songket masih susah
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas
terdapat masalah yang terjadi terhadap Bentuk Ornamen dan Makna Simbolis
yang digunakan untuk tenunan kain songket Melayu Siak, maka batasan
masalah yang ada pada penelitian ini adalah :
1. Motif-motif apa saja yang terdapat pada kain songket Melayu Siak ?
2. Apakah makna simbol yang terdapat pada setiap jenis motif yang
digunakan untuk menghiasi setiap bagian dari kain songket Melayu Siak ?
3. Warna apa saja yang memiliki makna dan kegunaan khusus dalam
kebudayaan Melayu pada kain songket Melayu Siak?
4. Apakah bahan yang digunakan perajin dalam menenun kain songket
Melayu Siak ?
D. Rumusan Masalah
Agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan berkesinambungan
dengan batasan masalah yang akan diteliti kelapangan, maka rumusan masalah
yang akan dipaparkan berkaitan dengan “Analisis Kain Songket Melayu Siak
Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna Dan Makn Simbol“. Penelitian ini
bertujuan menganalisis bentuk ornamen , warna, dan makna simbol yang
terdapat pada tenunan kain songket Melayu Siak yang berada didaerah kota
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah hal yang paling penting untuk merumuskan
suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang disampaikan adalah :
1. Untuk menginvestarisasi jenis-jenis Ornamen yang diterapkan pada kain
songket Melayu
2. Untuk mengetahui usaha Pemerintah Siak. dalam mengembangkan dan
melestarikan kerajinan tenun yang kerap disebut dengan kain songket
Melayu Siak
3. Untuk mengetahui jenis-jenis ornamen yang sering digunakan pada kain
songket Melayu Siak.
4. Untuk mengungkapkan makna simbol yang terdapat pada jenis-jenis
motif dan warna pada kain songket Melayu Siak.
5. Untuk mengetahui aturan peletakan motif dalam menghiasi setiap
bagian-bagian dari kain songket Melayu Siak.
6. Untuk mengetahui tata cara dalam memakai kain songket dalam
Kebudayaan Melayu Siak.
7. Untuk mengetahui kain songket yang berkembang dikalangan
masyarakat pada saat ini.
8. Untuk mengetahui bahan dan alat yang digunakan Perajin dalam
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa
menjadi pedoman kehidupan dengan memahami makna dan Falsafah yang
kerap dituangkan dalam ornamen melayu pada tenun songket melayu Siak
dikota Pekanbaru Provinsi Riau
2. Sebagai ilmu pengetahuan, khusus bagi pendidikan seni rupa seperti
pendidikan di seni rupa dan lembaga-lembaga lainnya.
3. Bagi masyarakat untuk dapat dengan mudah memahami bentuk ornamen
melayu yang mengandung makna dan falsafah pada kain songket melayu.
4. Sebagai sumbangan bahan referensi Perspustakaan Wialayah Pekanbaru,
Dinas pariwisata, dan pemangku adat dalam mengkaji Ornamen melayu dan
makna yang terdapat pada kain songket melayu Siak dikota Pekanbaru
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap subjek
penelitian yaitu, Kain Songket Melayu Siak, maka beberapa hal yang
dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah:
1. Motif-motif yang ada didearah Melayu Siak (Riau) mulanya berasal
dari Trengganu karena yang pertama kali memperkenalkan tenun
songket adalah perajin yang didatangkan dari Kerajaan Trengganu.
Dikarenakan pada masa kerajaan Sultan Ismail beliau sangat
mengagumi tenunan songket dari Trengganu. Motif-motif yang berasal
dari trengganu lambat laun distilir oleh seniman Melayu Siak, agar
motif yang dilahirkan dari seniman Melayu Siak menjadi ciri khas dan
hak milik kebudayaan Melayu Siak yang memiliki falsafah, nilai-nilai
asas kepercayaan kebudayaan Melayu siak, makna warna, dan makna
simbol. Motif-motif yang telah distilir oleh seniman kebudayaan
Melayu sudah berkembang sampai sekarang yang digunakan para
perajin sebagai hiasan pada tenunan kain songket Melayu Siak. Jumlah
motif yang terdapat pada Kebudayaan Melayu Siak adalah sebanyak
142 motif yang bersumber dari bentuk ornamen hewan ( Fauna ),
ornamen tumbuh-tumbuhan ( Flora ), bentuk corak alam, bentuk corak
wajik dan Siku-siku.
2. Usaha pemerintah untuk mengembangkan dan melestarikan kain
songket dikalangan masyarakat adalah membuat peraturan yang sudah
diselenggarakan pada tahun 2002 yakni setiap hari jum’at PNS,
BUMN, Sekolah TK- SMA, dan dilingkupan pemerintah kota maupun
pedesaan diwajibkan menggunakan baju Cekak Musang dengan
menggunakan kain sampin kain songket bagi laki-laki, sedangkan
untuk wanita menggunakan baju muslim dengan pasangan rok
menggunakan kain songket. Kerajinan kain songket Melayu Siak juga
sering diikut sertakan oleh pemerintah dalam acara-acara besar seperti
Riau Exspo, hari Ulang Tahun Pekanbaru, pegelaran busana, dan
upacara adat. Untuk para perajin pemerintah memberikan perhatian
dalam segi memberi alat tenun ATBM untuk satu perusahaan kerajinan
Pemerintah memberi 3 unit sampai 5 unit ATBM.
3. Motif yang kerap digunakan perajin dalam menghiasi setiap
bagian-bagian dari kain songket Melayu Siak berjumlah 17 motif.
Motif-motifnya adalah motif Daun Tunggal varisi Mata Panah, motif
siku-siku variasi Kuntum Sudut, motif Pasu-pasu variasi Pasu Berbelah,
motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum, motif Tampuk
Manggis variasi Petak Silang, motif Potong Wajik variasi Wajik Susur,
motif Pucuk Rebung variasi Rebung Bertabur, motif pucuk rebung
variasi Kaluk Pakis, motif Tampuk Manggis variasi Tampuk Berlapis,
motif Siku Keluang variasi Siku Keluang Banji, motif Siku-siku variasi
Siku-siku Tunggal, Motif Tampuk Manggsi variasi Kelopak Mambang,
Sebelah, motif Wajik-wajik variasi Wajik Sempurna, dan motif Tapak
Catur variasi Petak Ganda.
4. Setiap motif yang menghiasi bagian kain songket Melayu Siak sejauh
ini keseluruhanya memiliki makna simbol dan ajaran-ajaran moral
yang amat baik untuk diterapkan dalam kepribadian setiap orang.
Makna yang terdapat pada setiap motif mengandung makna ketaqwaan
kepada Allah, kerukunana, kearifan, kepahlawanan, tahu diri, dan
tanggung jawab. Salah satu motif yang memiliki makna adalah motif
Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum memiliki makna yakni sopan
santun, sifat rendah hati, bermuka manis, motif Siku-siku variasi
Kuntum Sudut memiliki Makna simbol menjaga malu, dan bersikap
tahu diri, dan motif Siku Keluang variasi Siku Keluang Banji memiliki
makna simbol sifat yang memegang amanah, taat, setia, teguh
pendirian.
5. Dalam pembuatan kain songket peletakan motif sangat lah diatur
dahulu karena ada empat bagian yang terdapat pada bagian kain
songket yakni, Badan kain, Kepala Kain, Kaki kain atas dan bawah,
tepi kain atas dan bawah dan motif-motifnya harus berkesinambungan
agar makna yang disampaikan berjalan seiring. Akan tetapi perajin
pada masa sekarang lebih memilih menghemat benang dikarenakan
keberadaan benang yang sulit dan mahal sehingga mereka tidak lagi
meghiraukan aturan itu dan kain songket yang mereka buat
atas. Padahal kepala kain pada kain songket amat lah penting karena
kepala kain tempat hulu sebuah kain tempat motif utama diletakkan
sebagai penanda bidang kain, gunanya dalam kebudayaan Melayu
untuk mebedakan status pemakainya dari cara meletakkan kepala kain.
6. Kain songket memiliki aturan dalam cara memakainya adapun setiap
kepala kain bagi wanita diletakkan didepan, sedangkan untuk laki-laki
harus dibelakang dan untuk menandakan laki-laki yang sudah menikah
harus menggunakan sarung songket dibawah lutut, yang Masih lajang
harus lah diatas lutut.
7. Kain songket yang berkembang pada masa sekarang adalah songket
Lejo (banyak warna), songket lejo ini kaya akan warna pada bagian
kain dan warna-warna yang terdapat pada kain songket lejo tidak
memiliki makna khusus selain hanya sebagai hiasan semata, seperti
kain songket lejo berikut ini, Songket Lejo Pucuk Rebung Bertingkat
memiliki fungsi sebagai, kain sampin dan rok, Songket Lejo Bertabur
Tampuk Manggis berfungsi sebagai kain sampin, songket Lejo
Bertampuk manggis Petak Anak berfungsi sebagai kain sampin,
songket Lejo Siku Keluang Banji berfungsi sebagai hiasan dinding dan
kain sampin, dan songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis Bersela
Kuntum berfungsi sebagai kain sampin, rok, sarung dan sampul bantal.
8. Bahan yang digunakan dalam menenun kain songket Melayu Siak
adalah benang katun, benang kapas, dan benang emas. Sedangkan
B. SARAN
1. Sebaiknya pemerintah di Provinsi Riau lebih bijak lagi untuk mengambil
keputusan dalam melestarikan kebudayaan dengan mengadakan jam
pelajaran tambahan untuk memperkenalkan Kekayaan budaya sendiri
seperti kebudayaan Melayu yakni berupa kain Songket yang kaya akan
motif dan makna simbol yang terkandung pada setiap motif sebagai
pedoman hidup untuk diaplikasikan dalam kehidupan dan membentuk
kepribadian yang baik dan tetap memegang amanah dan menjaga adat.
2. Pemerintah sebaiknya membuat acara pagelaran dengan memperkenalkan
kain songket, dan membuat seminar-seminar disekolah dan di universitas
agar generasi tetap menjunjung tinggi dan mencintai peninggalan dari
kebudayaan mereka sendiri yakni tenun songket Melayu Siak yang sangat
indah dengan perpaduan warna dan makna simbol.
3. Para Perajin sebaiknya lebih mengutamakan pakam-pakam (aturan) yang
telah ada agar kain songket yang dibuat tidak sekedar indah saja
melainkan kaya akan makna, dan falsafah. Dimana dalam pembuatan kain
songket harus lah memiliki empat bagian yakni, harus memiliki kepala
kain, tepi kain atas dan bawah, kaki kain atas dan bawah agar motif yang
digunakan tetap berkesinambungan dan makna tetap berjalan searah.
4.
Masyarakat sebaiknya lebih menjaga peninggalan kebudayaan danmemahami makna yang terkandung pada setiap motif yang ditenun pada
kain songket. Masyarakat hendaknya tetap menerapkan ajaran-ajaran nilai
mengajarkannya kepada anak-anak mereka dan generasi setelah mereka
agar peninggalan kebudayaan yang kaya akan ajaran yang baik sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Atmotjo, Wahyu Tri, dan Misgiya. 2008. Penerapan Ornamen Tradisional Batak Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik Di Sumatera utara. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED.
Azmi. 2008, Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Pendekatan Semiotika. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.
Cassirer, Ernst.1987. Manusia Dan Kebudayaan. Jakarta : Gramedia.
Cassirer, E. 1989. An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture.Terjemahan. Alois A. Nugroho. New Heaven Connectient: University Press.
Darmaprawira, Sulasmi. 2002.WARNA. Bandung : ITB.
Dellistone. 2002. The Power Of Simbol. Yogyakarta : Konisius.
Effendy Tenas, Abdul Malik, Auzar Thaher, dan Hasan Junus. 2004. Corak Dan Ragi Tenun Melayu Ria. Yogyakarta : Adi Cita.
Gustami, SP. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : ASRI
Hartanto, N Sugiarto. 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta: P.T. Pradnya Paramita
Herusatoto, Budiono, 2001. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.
KBBI. 2007. Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Kartiwa, Suwati. 1996. Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan
Nazir,Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Saragi, Daulat. 2007. Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Menurut Susanne Knauth Langer. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED
Subagiyo, Yosep Puji. 2008. Tekstil Tradisional Pengenalan Bahan Dan Tehnik. Bekasi: Studio Primastoria.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Semarang : Dahara Prize.
Trisniyati. 2009. Ragam Hias Melayu Riau Sebagai Dasar Penciptaan Karya Seni
Kriya. Ringkasan Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
Panggabean, Ratna L, dan Cut Kamaril Wardhani. 2004. TEKSTIL. Jakarta : Desantara Utama
Zulkifli, dkk, 2008. Khazanah Kerajinan Melayu. Pekanbaru: Dewan KerajinanNasional Daerah Provinsi Riau.