(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Karangmulya
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DENDI RUKMANA 0903273
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams
Games Tournament Siswa Kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan
Kabupaten Sumedang” ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak
menjiplak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada
Saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya
ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013
vi
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13
2. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 13
8. Model Pembelajaran Kooperatif ... 24
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 24
vii
9. Pembelajaran Renang Gaya Bebas Melalui Kooperatif TGT ... 26
viii
1. Pembahasan Perencanaan ... 126
2. Pembahasan Pelaksanaan ... 127
3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 128
4. Pembahasan Tes Hasil Belajar Siswa ... 130
ix
4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 80
4.8 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82
4.9 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I ... 85
4.10 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus I ... 86
4.11 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 87
4.12 Rekapitulasi Perolehan Persentase Hasil Belajar siswa Siklus I ... 88
4.13 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus II ... 91
4.14 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus II ... 95
4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 97
4.16 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99
4.17 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus II ... 101
4.18 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus II ... 102
4.19 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 103
x
4.21 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus III ... 108
4.22 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus III ... 112
4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 114
4.24 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 117
4.25 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III ... 120
4.26 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus III ... 121
4.27 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 122
4.28 Rekapitulasi Perolehan Persentase Hasil Belajar siswa Siklus III ... .. 124
4.21 Rekapitulasi Hasil Penelitian Keseluruhan ... 131
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Data Awal IPKG 1 ... 64
4.2 Data Awal IPKG 2 ... 66
4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 69
4.4 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 72
4.5 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus I ... 75
4.6 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus I ... 79
4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81
4.8 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 83
4.9 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus II ... 92
4.10 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus II ... 96
4.11 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 98
4.12 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 100
4.13 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus III ... 109
4.14 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus III ... 113
4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 116
4.16 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 119
4.17 Pembahasan Observasi IPKG 1 ... 126
4.18 Pembahasan Observasi IPKG 2 ... 127
4.19 Pembahasan Observasi Aktivitas Siswa... 129
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Cara Latihan Gerakan Meluncur ... 64
2.2 Cara Latihan Gerakan Lengan ... 66
2.3 Cara Latihan Gerakan Tungkai ... 69
3.1 Denah Sekolah SDN Karangmulya ... 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 141
2. Penilaian IPKG 1 Siklus I ... 148
3. Penilaian IPKG 2 Siklus I ... 149
4. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 150
5. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 151
6. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 152
7. Penilaian IPKG 1 Siklus II ... 159
8. Penilaian IPKG 2 Siklus II ... 160
9. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 161
10. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 162
11. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 163
12. Penilaian IPKG 1 Siklus III ... 170
13. Penilaian IPKG 2 Siklus III ... 171
14. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 172
15. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 173
16. Hasil Wawancara Guru ... 174
17. Hasil Wawancara Siswa ... 175
18. Catatan Lapangan ... 176
1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan
non formal. Pendidikan formal merupakan proses pendidikan yang ada dalam
setiap satuan pendidikan seperti SD, SLTP, SMA yang memiliki kurikulum
pengajaran. Kurikulum pengajaran terdiri dari berbagai mata pelajaran yang harus
dicapai peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang harus dicapai oleh peserta
didik adalah pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum
pendidikan. Tujuan pendidikan yang begitu luhur hanya akan dicapai setelah
melalui masa yang cukup lama. Hal ini disebut tujuan jangka panjang.
Selanjutnya, untuk mencapai tujuan jangka panjang itu, ada seperangkat tujuan
antara yang menjadi penengah antara tujuan jangka panjang dan tujuan seketika.
KTSP penjas yang mencakup tentang:
1. Permainan dan olahraga yang meliputi tentang olahraga tradisional,
permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif,atletik, kasti, rounders, kippers,sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur serta aktivitas lainnya,
2. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya,
3. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya,
4. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya,
5. Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
6. Kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk kedalam semua aspek (KTSP 2006: 175).
Tujuan belajar ialah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat. Proses
belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan
perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar. Melalui
proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang relatif melekat.
Menurut Lutan (2001:14) Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak
lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah selain belajar dan di didik melalui
gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani itu, anak
diajarkan untuk bergerak. Melalui pengalaman itu, akan terbentuk perubahan
dalam aspek jasmani dan rohaninya.
Salah satu bentuk pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani di SD
yaitu berenang.Melalui berenang, anak berkesempatan untuk mengenal dan
memahami lingkungannya.Anak juga memperoleh kesempatan untuk bergerak
bebas, karena mau tidak mau dia harus menggerakan seluruh anggota tubuhnya.
Tujuannya adalah agar tubuh dapat mengapung dan bergerak.Keleluasaan itu
merupakan rangsang yang luar biasa, bukan saja dari aspek fisik, tetapi juga aspek
mental.
Dari aspek psikologis, berenang bagi anak memiliki nilai khas dan meluas
cakupannya, yaitu memupuk keberanian dan perasaan mampu serta percaya
diri.Di samping itu, penguasaan keterampilan renang membangkitkan suasana
kegembiraan yang tidak dijumpai dalam aktivitas jasmani lainnya.Persentuhan
dengan air merupakan pengalam fisik yang membangkitkan respon kejiwaan.
Rasa air yang hangat atau atau sebaliknya dingin, menimbulkan kesan khas yang
secara langsung memperoleh tanggapan dari sistem saraf.
Berkaitan dengan reaksi psikologis itu, perjumpaan anak dengan air, juga
kesempatan yang luar biasa untuk mengeksplorasi lingkungannya, Ia dapat
dengan leluasa untuk menggerakan seluruh anggota tubuhnya.
Dalam pembelajaran berenang perlu diutamakan timbulnya kesenangan dan
diperolehnya keterampilan gerak di air. Oleh karena itu, berenang tidak harus
selalu di kolam renang, karena kegiatan tersebut dapat pula dilakukan di
tempat-tempat lainnya, seperti di sungai ataupun di pinggir pantai. Agar pengayaan gerak
di air ini memiliki banyak manfaat, maka bahan ajar renang ini perlu dikemas atau
ditata dengan rapih.
Di dalam belajar berenang ada beberapa teknik, seperti gayabebas, gaya
punggung, gaya dada, dan lain sebagainya. Dari beberapa teknik tersebut yang
menjadi permasalahan dalam pembelajaran berenang kali ini adalah gaya bebas.
Dalam renang gaya bebas (crawl) terdapat beberapa gerakan-gerakan dasar seperti, jalan, lari, lompat, memanjat, mengayun, melempar, menarik, mendorong, dan memutar sangat menunjang untuk tercapainya kemampuan berenang gaya bebas yang diharapkan. Kemampuan berenang tersebut juga sangat dibantu oleh faktor-faktor kemampuan seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, keseimbangan dan kelincahan (Murni, 2000: 10).
Menurut Muhamad Murni (2000: 10) ada beberapa tahap tentang
gerakan-gerakan renang gaya bebas sebagai berikut:
1. Pengenalan air
Dalam pengenalan air diperlukan gerak-gerak dasar, antara lain adalah gerak dasar berjalan, lari, lompat, memanjat, mendorong, dan sebagainya. Ini akan terlihat pada materi-materi dan bentuk-bentuk permainan yang diberikan dalam pembelajaran air.
2. Gerakan kaki gaya bebas
Pada gerakan kaki gaya bebas terdapat beberapa gerak dasar yaitu, berjalan, berlari, dan mengayun.
3. Gerakan lengan gaya bebas
Gerak dasar pada gerakan lengan gaya bebas adalah melempar, mengayun, menarik, dan mendorong.
4. Gerak tangan gaya bebas
Gerak dasarnya adalah menarik, mendorong, melempar, mengayun.
5. Gerakan kepala gaya bebas
Gerakan saat mengambil napas pada renang gaya bebas gerak dasarnya adalah memutar.
Dari hasil pengamatan, wawancara, observasi dan hasil tes data awal
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang masih sangat
minim. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran tersebut, antara lain
dikarenakan:
1. Antusias para siswa yang sangat besar, namun fasilitas di sekolah yang minim
dan jauh untuk dijangkau.
2. Kurangnya pemahaman siswa mengenai pentingnya belajar renang gaya
bebas.
3. Metode pembelajaran guru saat mengajar kurang kreatif, sehinga siswa
menjadi jenuh.
4. Kurangnya pertemuan dalam pembelajaran renang, yang hanya dilakukan 2
kali dalam 1 semester.
5. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa saat pembelajaran renang gaya
bebas, sehinga siswa kurang disiplin.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran renang gaya bebas di
SDN Karangmulya sangat kurang dan perlu bimbingan lebih lanjut. Peneliti
mengobservasi tentang renang gaya bebas dengan aspek-aspek yang diteliti
diantaranya gerakan meluncur, gerakan lengan, dan gerakan tungkai.
Adapun data awal dari hasil observasi yang dilakukan di SDN
Karangmulya, tentang renang gaya bebas yang diambil sebagian siswa kelas V
yang nilainya di atas KKM dan di bawah KKM dengan ketentuan KKM 70
sebanyak 24 siswayang terdiri dari 5 siswa yang di atas KKM dan 19 siswa yang
Tabel 1.1
Hasil Tes Data Awal Siswa
Dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas
Deskriptor Penilaian Renang Gaya Bebas Meluncur
1. Kaki menempel atau ditekuk kedinding kolam untuk menjadi tolakan.
Meluncur dengan cara melakuka tolakan oleh kaki yang menempel
kedinding.
2. Posisi badan lurus dan sejajar dengan permukaan air.
3. Posisi tangan diluruskan dan jari-jari tangan rapat.
4. Pandangan lurus kebawah dan mata dibuka.
Gerakan Lengan
1. Kedua tungkai lurus rileks berdekatan. Kedua telapak kaki menghadap
belakang atas. Kaki atau tungkai digerakan keatas dan kebawah secara
bergantian. Gerakan kaki dimulai dari pangkal paha.
2. Tubuh lurus dan sejajar dengan permukaan air.
3. Kedua tangan sejajar dan lurus kedepan dengan jari-jari tangan dirapatkan.
Tangan kanan ditekuk kedalam, kemudian sikut diangkat keatas kemudian
tangan diluruskan kedepan diatas permukaan air, sementara tangan kiri tetap
lurus. Pada waktu tangan kanan kembali lurus ke permukaan air, segeralah
lakukan tangan kiri seperti tangan kanan.
4. Lakukan penarikan nafas secara beraturan dengan arah yang konsisten.
Ketika tangan kanan ditekuk, tengok kearah kanan sambil mengambil nafas,
pada saat tangan kanan kembali lurus pandangan kearah bawah dan uang
nafas secara perlahan.
Gerakan Tungkai
1. Posisi tungkai tetap melakukan gerakan naik turun secara bergantian.
2. Posisi tubuh lurus dan sejajar dengan permukaan air.
3. Pada saat menjelang finish tangan kanan siap-siap menyentuh dinding kolam.
4. Saat menjelang finish pandangan lurus kedepan.
Skor :
4 = jika siswa melakukan empat indikator
3 = jika siswa melakukan tiga indikator
1 = jika siswa melakukan satu indikator
Keterangan :
T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
Skor Ideal = 12
Nilai KKM = 70
Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.
Jika siswa mendapat nilai< 70 dikatakan belum tuntas.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran renang
gaya bebas di kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan
Kabupaten Sumedang hanya 5 orang atau 20,8% yang tuntas dan 19 orang atau
79,2% yang belum tuntas.
Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
a. Guru mengajarkan renang gaya bebas bersifat pasif.
b. Siswa kurang disiplin.
c. Metode pengajaran guru yang membuat siswa jenuh.
d. Siswa kurang antusias terhadap pembelajaran renang gaya bebas.
e. Renang gaya bebas dilakukan hanya satu kali dalam satu semester.
Sehingga diperlukan upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar renang
gaya bebas melalui model pembelajaran kooperatif TGT. Tipe pembelajaran
tersebut adalah Teams Games Tournament yang disingkat menjadi TGT. Pada
mulanya, pembelajaran dengan tipe TGT ini dikembangkan oleh David de Vries
dan Keith Edwards. Menurut Slavin (2008), secara umum pembelajaran
kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari
aktivitas pembelajaran kooperatif.
“Model pembelajaran tipe TGT merupakan suatu bentuk model
pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari
Dalam TGT para siswa di bagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 5
orang. Kemudian siswa memainkan games akademik dengan anggota tim yang
lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
Penerapan model pembelajaran kooperatif TGT diharapkan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih
bersemangat dalam belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan berpengaruh
terhadap peningkatan proses belajar dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu
diadakannya penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Renang
Gaya Bebas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Siswa
Kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang”.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, munculah sebuah permasalahan sebagai
berikut :
a Bagaimana perencanaan pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN Karangmulya
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?
b Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?
c Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?
d Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka perlu perencanaan
pembelajaran yang sangat matang. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.Karena secara garis besar, para siswa itu sangat
menggemari bidang pendidikan jasmani, terutama renang. Namun di karenakan
rasa kejenuhan dengan cara mengajar yang tidak efisien, maka di butuhkan model
pembelajaran baru yang dapat meningkatkan antusias para peserta didik untuk
belajar. Melalui model pembelajaran Teams Games-Tournament (TGT) ini, para
peserta didik di harapkan akan lebih mengerti, memahami dan mempraktekan
olahraga renang, khususnya renang gaya bebas.
Ada beberapa tahapan peneliti buat untuk memecahakan permasalahan
diatas, yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini guru harus terlebih dahulu merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu untuk proses pembelajaran berlangsung seperti, mempersiapkan
RPP, alat dan media pembelajaran yang akan digunakan, serta lembar
penilaian, dan lembar observasi yang digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini semua yang telah direncanakan harus terlaksana dengan
maksimal dalam proses pembelajaran renang gaya bebas. Pembelajaran ini
menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).
Slavin (2008) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran
teknik Teams Games Tournaments (TGT) yang merupakan siklus regular dari
aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
1) pengajaran (menyampaikan materi),
2) belajar tim (mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok),
3) turnamen (berkompetisi dengan bermain game),
4) rekognisi tim.
Berdasarkan langkah-langkah dari pendapat tersebut, maka perlu dilakukan
1) pengajaran materi,
2) membentuk tim dan membuat permainan,
3) kompetisi, dan
4) penghargaan.
c. Tahap Observasi
Observasi (observe) yaitu mengamati dampak dari tindakan yang dilakukan
oleh siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pada tahapan ini, data-data tentang pelaksanaan
tindakan dikumpulkan dengan alat bantu yang disebut instrumen. Dalam
tahapan ini peneliti mengamati proses pembelajaran renang gaya bebas, yaitu:
1) Meluncur
Dalam gerakan meluncur kebanyakan siswa badan dan tangannya tidak lurus.
2) Gerakan tungkai
Dalam gerakan tungkai siswa kurang memahami mengenai pergerakan tungkai
renang gaya bebas, sehingga dalam melakukan gerakan tungkai tidak teratur.
3) Gerakan lengan
Dalam gerakan lengan siswa kurang memahami mengenai pergerakan lengan
renang gaya bebas, sehingga dalam melakukan gerakan lengan tidak teratur.
Dalam proses pembelajaran renang gaya bebas peneliti amati guru kurang
mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya bebas. Sehingga siswa
kurang paham mengenai gerakan-gerakan renang gaya bebas.
d. Tahap Refleksi
Tahapan ini merupakan tahapan perbaikan dari proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan, yaitu dalam proses pembelajaran renang gaya bebas
dengan aspek gerak sebagai berikut:
1) Proses gerakan meluncur
2) Proses gerakan tangan
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbandingan
model pembelajaran kooperatif TGT dengan konvensional sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi renang gaya bebas. Tujuan
tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan khusus sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran renang gaya bebas melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
2.
Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran renang gaya bebasmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
3.
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran renang gaya bebasmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
4.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya bebasmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi masing-masing
pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian.
1. Bagi Siswa
Siswa dapat merasakan suasana pembelajaran yang berbeda dari biasanya.
Dengan model pembelajaran kooperatif TGT siswa mendapatkan suatu
kegembiraan dan saling kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya,sehingga
siswa sangat senang dengan pembelajaran renang gaya bebas dan dapat
meningkatkan kemampuannya dalam teknik renang gaya bebas.
2. Bagi Guru Penjas SD Guru penjas dapat menggunakan pendekatan
untukmenciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif dan
menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Bagi Pihak Sekolah
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa lebih meningkat mutu
pembelajarannya dibandingkan dengan sekolah yang lainnya.
4. Bagi Lembaga
Hasildari penelitian ini dapat di jadikan aset dalam rangka perbaikan
pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang
melahirkan guru yang kreatif, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa
UPI kampus Sumedang.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap
judul Penelitian yang dibuat. Penjelasan mengenai istilah-istilah yang terdapat
dalam judul penelitian adalah sebagai berikut ini.
Pembelajaran adalah suatu pandangan terpadu yang sistematis tentang cara
manusia berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan kelakuan
Nasution (2003:6).
Kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang
memungkinkan mahasiswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar
mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Johnson, et al,
1994; Hamid Hasan, 1996 , ( Safari 2011:3).
TGT (Teams Games Tournament) menurut Safari (2011:35) bahwa TGT
merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang menambahkan dimensi
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.
Renang adalah aktivitas yang dilakukan di air. Diklat, (Eddy Joeahan2008:9) Renang Gaya Bebas ialah gaya renang yang benar-benar bebas menggunakan
atau memilih salah satu gaya renang dalam nomer gaya bebas (Dumadi dan
31
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangmulya yaitu salah satu sekolah
yang terletak di Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
Sekolah tersebut dijadikan tempat penelitian di karenakan letaknya cukup dekat
dengan lingkungan rumah peneliti. Alasan lainnya adalah karena adanya
permasalahan dalam pelajaran pendidikan jasmani, khususnya dalam pembelajaran
renang gaya bebas di kelas V (lima), sehingga sekolah ini perlu mendapatkan
perubahan dalam pembelajaran renang gaya bebas dengan model pembelajaran
kooperatif TGT. Untuk lebih jelasnya dibawah ini merupakan denah SDN
Karangmulya.
2. Waktu Penelitian
Lamanya penelitian ini adalah selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari
2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data
awal, penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal berdasarkan
saran dari dosen penguji pada saat seminar proposal. Selanjutnya direncanakan dan
dilaksanakan tindakan siklus 1 sampai dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai
serta penyusunan laporan penelitian. Apabila laporan telah tersusun dengan baik serta
disetujui oleh dosen pembimbing, maka dilanjutkan dengan sidang skripsi.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitan
B. Subjek Penelitian 1. Kondisi Guru
Guru SDN Karangmulya berjumlah 13orang, yang terdiri dari, 1 orang guru
Bahasa Inggris, 1 orang guru Agama, 1 orang guru penjas, 1 orang guru TIK, 1 orang
guru SBK, dan 8 orang guru kelas. Yang telah menjadi PNS berjumlah 10 dan yang 3
orang hanya guru sukuwan.
3. Pelaksanaan siklus I
2. Kondisi Siswa
Siswa yang dijadikan sabjek peneliti yaitu siswa kelas V yang berjumlah 41
orang, yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 22 orang perempuan, tetapi peneliti
mengambil siswa yang mempunyai nilai renang gaya bebas yang di atas KKM dan
yang di bawah KKM yaitu dengan KKM 70 dengan jumlah siswa 24 orang.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Metode tersebut
dirancang dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode ini
lebih menekankan peneliti yang harus mampu mengungkap gejala sosial di
lapangan.Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil)
pembelajaran pendidikan jasmani.
Menurut Komara, mengenai penelitian tindakan kelas menerangkan bahwa:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu, seperti guru dan atau kepala sekolah dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik sosial atau kependidikan, pemahaman mengenai praktik tersebut, dan situasi kelembagaan tempat praktik dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas yaitu siatu kegiatan menguji cobakan suatu ide ke
dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Riyanto, 2001).
Menurut Mc Taggart ( Dikdasmen, 1993: 3), “Penelitian Tindakan Kelas
biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran yang sudah
dilakukannya”.
Menurut Sugiyono (2005: 1) menyebutkan bahwa:
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Selain metode penelitian kualitatif ada juga metode penelitian kuantitatif yaitu
menurut Setiawan (1995) “metode penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda
sesuai dengan katagori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut”.
Mc Millan dan Schumacher (Syamsuddin, dan Damaianti, 2006)
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi
karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka secara
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.
Dari beberapa pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas atau di
lapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek
pembelajaran Penjas sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktek yaitu
permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran penjas yaitu pada anak yang
kurang mampu menguasai gerak dasar renang gaya bebas.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran Penjas
dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar renang
gaya bebas melalui model pembelajaran kooperatif TGT pada siswa kelas V SDN
Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu kepada
rancangan penelitian model spiral refleksi dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja).
Penelitian tersebut dimulai dengan tahap perencanaan (planning) yaitu tahap untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan saat penelitian, pada tahap
Tindakan (action) yaitu tahap realisasi dari apa yang sudah direncanakan pada tahap
perencanaan. Pengamatan (observing) yaitu tahap dimana peneliti melakukan
kegiatan mengamati objek yang diteliti untuk memperoleh data yang akurat. Refleksi
(reflecting) yaitu tahapan untuk mengetahui evaluasi terhadap keberhasilan dan
ketercapaian tujuan tindakan, refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang
terjadi baik kelebihan ataupun kekurangan segala hal yang terjadi baik dalam proses
atupun hasil pembelajaran
Penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar dalam berbagai model penelitian tindakan terutama
dalam penelitian tindakan kelas. Keempat tahap tersebut harus dilakukan oleh peneliti
pada siklus yang akan dilakukan. Kemudian pada siklus berikutnya perencanaan serta
pelaksanaan penelitian yang telah direfleksi sebelumnya menjadi bahan perbaikan
untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.
Desain penelitian yang dikembangkan Kemmis dan Mc.Teggart dilakukan
secara berulang dan berkelanjutan artinya semakin lama semakin meningkat
pembelajaran dan hasil sesuai yang diharapkan.
Berikut ini merupakan gambar model Spiral menurut Kemmis dan Taggart
Perencanaan (planning) berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah
dilakukan melalui pengamatan awal dilapangan telah ditemukan bahwa siswa kurang
mampu untuk membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Oleh karena itu
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat denah berdasarkan
penjelasan yang didengar peneliti merencanakan tindakan dengan menerapkan
permainan estapet bola air.
Pelaksanaan (action) tindakan merupakan implementasi dari semua rencana
yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini berupa langkah-langkah yang dilakukan
untuk melaksanakan rencana yang telah disusun yaitu penerapan TGT dengan
permainan estapet bola air pada siswa kelas V SDN Karangmulya Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan
rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional
yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang dikembangkan oleh peneliti.
Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan aktifitas siswa serta hasil yang
diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.
Refleksi (reflecting) merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
saat dilakukan pengamatan. Data yang telah didapat kemudian ditafsirkan serta
dianalisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi selama
permainan estapet bola air dilaksanakan. Refleksi tersebut bertujuan untuk
memperbaiki segala kekurangan pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga
diharapkan adanya peningkatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Tahapan dalam desain penelitian ini dilakukan selama penelitian dilaksanakan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus hingga target penelitian dapat
D. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Tindakan
a. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Karang Mulya
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang untuk membicarakan
maksud dan tujuan dalam melakukan penelitian.
b. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran renang
gaya bebas.
c. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.
d. Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan
mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk belajar.
e. Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak
dasar renang gaya bebas.
f. Mendesain alat evaluasi untuk melihat :
1) Apakah kemampuan gerak dasar renang gaya bebas dapat meningkat?
2) Apakah melalui model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan teknik
dasar renang gaya bebas dan mampu menjadikan alat bantu untuk meningkatkan
proses pembelajaran?
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan tindakan metode
demonstrasi dan penguasaan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (±15 menit)
1) Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
2) Guru dan siswa berdo’a bersama.
3) Siswa dan guru melakukan pemanasan sesuai petunjuk guru.
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa. Pada
kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau berlatih
b. Kegiatan inti (±45 menit)
1) Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan
terhadap perilaku siswa yang sedang belajar sebagai informasi peneliti. Proses
pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif.
c. Kegiatan akhir (±10 menit)
1) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung
kedalam lembar observasi yang disiapkan.
2) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali
materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa pada
saat pembelajaran renang gaya bebas melalui model kooperatif TGT, serta untuk
mengumpulkan data dengan menggunakan catatan lapangan mengenai hal-hal yang
terjadi dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang digunakan adalah
observasi terbuka.
4. Refleksi
Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut.
a. Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan.
b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
c. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan
pembelajaran secara berkelanjutan.
Dalam kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, guru dan kepala sekolah)
yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas mempunyai banyak kesempatan untuk
E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kinerja guru
dan aktivitas siswa kelas V SDN Karangmulya saat mengikuti pembelajaran renang
gaya bebas melalui model kooperatif TGT. Seperti yang dikatakan Sukardi (2003:
78) mengenai pedoman observasi yaitu sebagai berikut:
Dalam penelitian kualitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari pancaindranya yaitu indra penglihatan.
a. Format IPKG 1
Tabel 3.2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
No. Komponen Rencana Pembelajaran Aspek yang Dimati Tafsiran
4 3 2 1 BS B C K
A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan 3. Kejelasan cukupan rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
Jumlah Persentase
B
MENGAMBANGKAN
DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Mengembangakan dan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran 3. Memilih sumber belajar
4. Memilih metode pembelajaran Jumlah
Persentase
C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran 2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran
4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik
Jumlah Persentase
D
MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN
1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian
3. Menentukan kriteria penilaian Jumlah Persentase
E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN
1. Kebersihan dan kerapian 2. Penggunaan bahasa tulis
Jumlah Persentase
A. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Rumusan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dasar dan indikator
dengan dilengkapi komponen-komponen tujuan yang dinyatakan dengan jelas
sehingga tidak menimbulkan tapsiran ganda.
b. Rumusan tujuan pembelajaran dinyatakan lengkap, bila memenuhi
komponen-komponen:
a. Subjek belajar (A=Audience).
b. Tingkah laku yang diharapkan dapat diambil dan diukur (B=Behavior).
c. Kondisi.
d. Kriteria keberhasilan (D=Degree).
c. Tujuan pembelajaran berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari
yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari
ingatan dan evaluasi.
Skor Nilai
1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.
2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi
lengkap.
3. Rumusan tujuan pembalajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau
lengkap dan logis.
4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.
B. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Meteri, Media (Alat Bantu Pembelajaran), Metode Pembelajaran dan Sumber Pembelajaran
1. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran
Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran, perlu
diperhatikan deskriptor-deskriptor berikut:
a. Cakupan materi (keleluasaan dan kedalaman) yang sesuai dengan GBPP.
b. Sistematika materi.
d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).
2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran
Yang dimaksud dengan alat pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa belajar
(misalnya: gambar, model, benda asli, peta) tidak termasuk papan tulis,
penghapus, kapur dan sejenisnya.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:
Skor Nilai
1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan
tujuan.
2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai
dengan tujuan.
3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan
4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai
dengan tujuan.
3. Memilih sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa narasumber, buku paket, buku pelengkap, museum,
lingkungan, laboratorium dan sebagainya.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor seperti di bawah ini:
a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.
b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa.
c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan.
d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.
Skor Nilai
1. Satu deskriptor nampak.
2. Dua deskriptor nampak.
3. Tiga deskriptor nampak.
4. Memilih metode pembelajaran
Metode adalah cara guru dalam mensiasati murid agar terjadi pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:
Skor Nilai
1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan
tujuan
2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai
dengan tujuan
3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan
4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai
dengan tujuan
C. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran
1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat berupa mendengarkan penjelasan guru, observasi,
diskusi, belajar kelompok, melakukan percobaan, membaca dan sebagainya.
Penggunaan lebih dari satu jenis kegiatan pembelajaran sangat diharapkan dengan
maksud agar perbedaan individu siswa dapat dilayani dan kebosanan siswa dapat
dihindari.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Sesuai dengan tujuan.
b. Sesuai dengan perkembangan anak.
c. Sesuai dengan bahan yang diajarkan.
d. Sesuai dengan waktu yang tersedia.
e. Sesuai dengan sarana dan atau lingkungan yang tersedia.
f. Bervariasi.
h. Memungkinkan keterlibatan siswa.
Skor Nilai
1. Satu sampai dua deskriptor nampak
2. Tiga sampai empat deskriptor nampak
3. Lima sampai enam deskriptor nampak
4. Tujuh sampai delapan deskriptor nampak
2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap pembelajaran yang
direncanakan guru sejak awal sampai akhir pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:
Skor Nilai
1. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci
2. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tatapi tidak
sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran
3. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai
dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran
4. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta
sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran
3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran
Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk setiap tahapan jenis
kegiatan dalam suatu pertemuan.
Untuk penilaian butir ini perlu diperhatikan penyediaan waktu bagi kegiatan
pembukaan, inti dan penutup sebagaimana tampak pada deskriptor berikut:
Skor Nilai
1. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran
2. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup)
dicantumkan
pembukaan dan penutup
4. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran
dirinci secara proporsional
4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan
Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran relevan dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Untuk menilai butir ini digunakan skala:
Skor Nilai
1. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan
2. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan
3. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan meteri dan tujuan
4. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secara
rinci
5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik
Metode dan materi dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif,
karakteristik apektif dan keterampilan motorik anak didik.
Untuk menilai butir ini digunakan skala:
Skor Nilai
1. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik
2. Dicantumkan metode, materi yang dapat didemonstrasikan peserta didik
3. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta
didik
4. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak,
sikap dan keterampilan peserta didik.
D. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian
1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian
a. Penilaian awal
b. Penilaian tengah
c. Penilaian akhir
Skor Nilai
1. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan
2. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dangan tujuan
3. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan
tujuan
4. Tercantum prosedur dan jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan
2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan
Yang dimaksud dengan alat penilai adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengungkap perubahan prilaku setelah berlangsungnya
kegiatan pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:
Skor Nilai
1. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian
2. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap
3. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap
4. Alat penilai ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap
3. Menentukan kriteria penilaian
Kriteria penilaian adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian sebagai
rambu-rambu untuk memperoleh informasi keberhasilan anak dalam belajar.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Menulisakan deskriptor keberhasilan secara jelas.
b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
c. Tafsiran penilaian mewakili hasil hasil kegiatan.
d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.
1. Satu deskriptor nampak
2. Dua deskriptor nampak
3. Tiga deskriptor nampak
4. Empat deskriptor nampak
E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran
1. Kebersihan dan kerapihan
Penjelasan:
Kebersihan dan kerapihan rencana pembelajaran dapat dilihat dari penampilan
fisik rencana pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah
b. Tidak banyak coretan
c. Bentuk dan ukuran tulisan baku
d. Tulisan tegak bersambung
2. Penggunaan bahasa tulis
Penjelasan:
Bahasa tulis yang digunakan dalam rencana pembelajaran hendaknya mengikuti
kaidah bahasa tulis yang baik dan komunikatif.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Bahasa komuniktif, mudah dimengerti dan dilaksanakan
b. Pilihan kata tepat
c. Struktur kalimat baku
b. Format IPKG 2
Tabel 3.3
IPKG 2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)
No. Aspek yang Diamati Penilaian Tafsiran
4 3 2 1 BS B C K A PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
Jumlah Persentase B MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan
2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan Jumlah
Persentase C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN
1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan renang gaya bebas pada pembelajaran
2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa
3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa
5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas
Jumlah Persentase
D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
1. Merangkai gerakan
2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak
3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak 4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5. Penggunaan media dan alat pembelajaran
Jumlah Persentase
E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR 1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran
Jumlah Persentase F KESAN UMUM KINERJA GURU
1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran
Jumlah Persentase
Deskriptor :
A. Pra Pembelajaran
1 = Satu deskriptor tampak
2 = Dua deskriptor tampak
3 =Tigadeskriptor tampak
4 = Empat deskriptor tampak
B. Membuka Kegiatan Pembelajaran
Penjelasan
1. Menarik perhatian anak
2. Memotivasi anak
3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak
4. Mengarah pada kegiatan
Keterangan:
1 = Satu deskriptor tampak
2 = Dua deskriptor tampak
3 = Tigadeskriptor tampak
4 = Empat deskriptor tampak
C. Mengelola Inti Pembelajaran
Penjelasan
1. Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang
2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat
3. Penyampaian sistematis
4. Materinya jelas dan benar mudah dimengerti anak
Keterangan:
1. = Satu deskriptor tampak
2. = Dua deskriptor tampak
3. = Tiga deskriptor tampak
D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran
Penjelasan:
1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksana dan akhir
2. Leluasa melakukan aktivitas gerak
3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan
4. Media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan
Keterangan:
1 = Satu deskriptor tampak
2 = Dua deskriptor tampak
3 = Tiga deskriptor tampak
4 = Empat deskriptor tampak
E. Melaksanakan Penilaian Profesi dan Hasil Belajar
Penjelasan:
1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan bentuk penilaian yang ada
2. Menilai kemajuan anak secara individual maupun kelompok
3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung
4. Member latihan dan perbaikan dari hasil penelitian
Keterangan:
1. = Satu deskriptor tampak
2. = Dua deskriptor tampak
3. = Tiga deskriptor tampak
4. = Empat deskriptor tampak
F. Kesan Umum Kinerja Guru
Penjelasan:
1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran
2. Guru memberikan kesempatan untuk leluasa pada siswa
3. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan
Keterangan:
1. = Satu deskriptor tampak
2. = Dua deskriptor tampak
3. = Tiga deskriptor tampak
4. = Empat deskriptor tampak
c. Format Aktivitas Siswa
Tabel 3.4
Format Observasi Aktivitas Siswa
No. Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Skor
Kriteria
Semangat Kerjasama Keberanian
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
….
Jumlah
Penjelasan:
Semangat:
1. Jika siswa tidak bersemangat
2. Jika siswa kurang bersemangat
3. Jika siswa semangat
Kerjasama:
1. Jika siswa tidak dapat bekerjasama dengan baik dan rasa tanggung jawab yang
kurang.
2. Jika siswa dapat bekerjasama tetapi tanggung jawab kurang atau tidak ada.
3. Jika siswa bekerjasama dengan baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi.
Keberanian:
1. Jika siswa tidak berani turun ke air
2. Jika siswa kurang berani turun ke air
3. Jika siswa berani turun ke air
Nilai= skor yang diperoleh X 100
skor maksimal (9)
d. Format Hasil Tes
Alat yang digunakan dalam melaksanakan tes ini adalah teknik dasar renang
gaya bebas. Tes renang gaya bebas ini dilakuan secara individu. Tujuannya adalah
untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam menulis dialog
sederhana.
Dengan hasil tes belajar maka peneliti dapat mengetahui keberhasilan belajar
siswa, sebelum dan sesudah penerapan model kooperatif TGT, dengan cara
Tabel 3.5 Format Penilaian
Deskriptor Penilaian Renang Gaya Bebas Deskriptor penilaian
Gerakan meluncur
1. Kaki menempel atau ditekuk ke dinding kolam untuk menjadi tolakan.
2. Meluncur dengan cara melakukan tolakan oleh kaki yang menempel kedinding.
3. Pada saat meluncur, posisi kaki, kepala, badan dan tangan dalam keadaan lurus
dan sejajar dengan permukaan air.
4. Melaju dengan jauh
Gerakan Tungkai
1. Kedua tungkai lurus rileks berdekatan, kedua telapak kaki menghadap belakang
atas.
2. Kaki atau tungkai digerakan ke atas dan ke bawah secara bergantian.
3. Gerakan kaki dimulai dari pangkal paha.
4. Gerakan kaki secara berirama.
Gerakan Lengan
1. Kedua tangan sejajar dan lurus kedepan dengan jari-jari tangan dirapatkan..
2. Tangan kanan ditekuk kedalam, kemudian sikut diangkat ke atas, kemudian
tangan diluruskan kedepan di atas permukaan air, sementara tangan kiri tetap
lurus.
3. Pada waktu tangan kanan kembali lurus ke permukaan air, segeralah gerakan
tangan kiri seperti tangan kanan.
4. Gerakan tangan secara berirama
Keterangan:
Diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan kriteria berikut:
Skor 4 : jika empat indikator dilaksanakan.
Skor 3 : jika tiga indikator yang dilaksanakan.
Skor 2 : jika hanya dua indikator yang dilaksanakan.
Skor 1 : jika hanya satu indikator yang dilaksanakan.
Jumlah skor ideal per indikator adalah 4
Skor ideal = 12
2. Pedoman Wawancara
Pengertian pedoman wawancara menurut Sukardi (2003: 79) yaitu sebagai
berikut:
Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung denganresponden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepaada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa mengenai
pelaksanaan pembelajaran renang gaya bebas mengenai teknik dasar renang gaya
Alat pedoman wawancara ini adalah pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan-pertanyaan sebagai acuan melakukan tanyajawab.
a. Format Wawancara Guru
Tabel 3.6
Format Wawancara Untuk Guru
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat bapak
pembelajaran renang gaya bebas menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT?
2. Bagaimana menurut bapak adakah
kesulitan dalam melaksankan
pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif TGT?
3. Kemudahan apa yang akan didapat jika
bapak melaksanakan pembelajaran tadi?
4. Bagaimana menurut bapak model
pembelajaran kooperatif TGT dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas?
5. Hal apa saja yang bapak dapat selama
proses pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan model pembelajaran TGT?
6. Menurut bapak hal-hal apa saja yang
b. Format Wawancara Siswa
Tabel 3.7
Format Wawancara Untuk Siswa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah menurut kamu pembelajaran renang
gaya bebas tadi lebih menarik?
2. Bagaimana menurut kamu tentang
pembelajaran renang gaya bebas melalui
pertandingan-pertandingan?
3. Apakah kesulitan kamu pada saat renang
gaya bebas melalui
pertandingan-pertandingan dalam permainan estapet bola
air?
3. Catatan Lapangan
Bog dan Biklen (Moleong, 2004: 153) menyatakan “Catatan lapangan adalah
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data kualitatif dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif untuk melukiskan suatu
proses dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam pembelajaran mengenai renang gaya
bebas. Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah
mencatat. Segala sesuatu dari berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi
dalam proses pembelajaran mengenai menulis dialog sederhana, dari awal sampai
Tabel 3.8 Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pertemuan Ke :
B. Teknik pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolaahan
a. Data Proses
1) Observasi Kinerja Guru
Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru dimulai dari kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam
format observasi kinerja guru (terlampir). Pengolahan data kinerja guru dilakukan
dengan menginterpretasikan berdasarkan kriteria baik sekali (BS), baik (B), cukup
(C), dan kurang (K). Kriteria baik sekali (BS) jika guru melaksanakan 4 indikator
pada setiap aspek baik (B) jika guru melaksanakan 3 indikator pada setiap aspek,
cukup (C) jika guru melaksanakan 2 indikator pada setiap aspek, dan kurang (K) jika
guru melaksanakan 1 indikator pada setiap aspek.
Fokus Deskripsi Proses
Pembelajaran Target Analisis Refleksi
Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan Inti Pembelajaran
2) Aktivitas Siswa
Dalam pengolahan data proses aktivitas siswa dengan mengolah data yang
terkumpul dalam instrumen (lembar observasi) kemudian disesuaikan dengan
indikator atau aspek yang diamati dan menginterpretasikan dengan rentang skala
yang telah ditentukan. Aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa ada 2 aspek yaitu
kerjasama dan sportivitas. Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi 3, dan data
proses dapat diperoleh saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
b. Data Hasil
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan belajar siswa tentang
menulis dialog sederhana, maka pada akhir setiap siklus diberikan tes.
Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu berupa
format penilaian hasil dengan indikator/ aspek yang dinilai yaitu gerakan meluncur,
gerakan tungkai, gerakan lengan, dan skor maksimal masing-masing aspek adalah 4,
jadi skor idealnya adalah 4.
Langkah selanjutnya menghitung perolehan dan menentukan lulus atau
tidaknya siswa dalam renang gaya bebas. Nilai ini diperoleh siswa dengan penilaian
skor perolehan dari tiga aspek dibagi skor ideal dikali 100.
2. Analisis Data
Sugiyono (2005: 88) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukandengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam analis data terdapat data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut
Suherman (2012:84) data berdasarkan bentuk dan sifatnya ada dua yaitu:
a. Data kualitatif
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).Bentuk lai dari data kualitatif adalah gambar yang dipeoleh dari pemotretan atau rekaman video.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) menyatakan analisis data dalam
penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data dalam periode tertentu dengan
melakukan kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi (data reduction), penyajian data
(data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion
drawing/verification).
Pertama, kegiatan reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat
rangkuman terhadap pokok-pokok penting dari keseluruhan data yang sudah
terkumpul juga membuang data yang dianggap tidak begitu penting.Kedua,
menyusun data yang sudah direduksi dalam bentuk uraian deskriptif atau tabel,
kemudian disusun berdasarkan kategorinya, sehingga memudahkan peneliti untuk
menafsirkan data.Ketiga, mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan membuat
penarikan kesimpulan awal berdasarkan data-data yang ada. Kesimpulan awal yang
ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan
menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi,
wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar. Kemudian data tersebut direduksi
dengan membuat pokok-pokok yang penting dalam rangkuman, sehingga akan
dan disusun sesuai dengan kategorinya serta disajikan, sehingga akan semakin
dipahami dan diakhiri dengan ditarik kesimpulan.
C. Validasi Data
Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari
aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan
dengan teknik member chek, triangulasi, audit trail dan expert opinion.
(Wiriaatmadja,2009: 168-171).
1. Member check adalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh selama
observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau penjelasan itu
tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa
kebenarannya.
Waktu : 19 Maret 2013
Tempat : SDN Karang Mulya
Kegiatan : Dalam kegiatan ini, peneliti mengadakan pertemuan khusus bersama
Kepala Sekolah SDN Karang Mulya, yaitu mengobservasi dan mewawancarai
mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa mengenai renang gaya bebas bahwa
hasil renang gaya bebas siswa kelas V banyak yang tidak tuntas.
2. Triangulasi adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan membandingkan dengan hasil orang lain atau mitra peneliti lain yang
hadir dan menyaksikan situasi yang sama.
Waktu : 19 Maret 2013
Tempat : SDN Karang Mulya
Kegiatan : Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan Guru
Pamong olahraga SDN Karang Mulya, yaitu membandingkan hasil observasi dan
wawancara mengenai data renang gaya bebas dengan hasil yang telah telah ada