• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS V SDN KARANGMULYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS V SDN KARANGMULYA."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Karangmulya

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DENDI RUKMANA 0903273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams

Games Tournament Siswa Kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang” ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak

menjiplak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada

Saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya

ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

(3)
(4)

vi

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 13

8. Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 24

(5)

vii

9. Pembelajaran Renang Gaya Bebas Melalui Kooperatif TGT ... 26

(6)

viii

1. Pembahasan Perencanaan ... 126

2. Pembahasan Pelaksanaan ... 127

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 128

4. Pembahasan Tes Hasil Belajar Siswa ... 130

(7)

ix

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 80

4.8 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

4.9 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I ... 85

4.10 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus I ... 86

4.11 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 87

4.12 Rekapitulasi Perolehan Persentase Hasil Belajar siswa Siklus I ... 88

4.13 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus II ... 91

4.14 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus II ... 95

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 97

4.16 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99

4.17 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus II ... 101

4.18 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus II ... 102

4.19 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

(8)

x

4.21 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus III ... 108

4.22 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus III ... 112

4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 114

4.24 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 117

4.25 Rekapitulasi Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III ... 120

4.26 Rekapitulasi Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus III ... 121

4.27 Rekapitulasi Perolehan Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 122

4.28 Rekapitulasi Perolehan Persentase Hasil Belajar siswa Siklus III ... .. 124

4.21 Rekapitulasi Hasil Penelitian Keseluruhan ... 131

(9)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Data Awal IPKG 1 ... 64

4.2 Data Awal IPKG 2 ... 66

4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 69

4.4 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 72

4.5 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus I ... 75

4.6 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus I ... 79

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81

4.8 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 83

4.9 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus II ... 92

4.10 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus II ... 96

4.11 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 98

4.12 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 100

4.13 Data Hasil Observasi IPKG 1 Siklus III ... 109

4.14 Data Hasil Observasi IPKG 2 Siklus III ... 113

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 116

4.16 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 119

4.17 Pembahasan Observasi IPKG 1 ... 126

4.18 Pembahasan Observasi IPKG 2 ... 127

4.19 Pembahasan Observasi Aktivitas Siswa... 129

(10)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Cara Latihan Gerakan Meluncur ... 64

2.2 Cara Latihan Gerakan Lengan ... 66

2.3 Cara Latihan Gerakan Tungkai ... 69

3.1 Denah Sekolah SDN Karangmulya ... 72

(11)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 141

2. Penilaian IPKG 1 Siklus I ... 148

3. Penilaian IPKG 2 Siklus I ... 149

4. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 150

5. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 151

6. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 152

7. Penilaian IPKG 1 Siklus II ... 159

8. Penilaian IPKG 2 Siklus II ... 160

9. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 161

10. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 162

11. Rencana Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 163

12. Penilaian IPKG 1 Siklus III ... 170

13. Penilaian IPKG 2 Siklus III ... 171

14. Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 172

15. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 173

16. Hasil Wawancara Guru ... 174

17. Hasil Wawancara Siswa ... 175

18. Catatan Lapangan ... 176

(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan

non formal. Pendidikan formal merupakan proses pendidikan yang ada dalam

setiap satuan pendidikan seperti SD, SLTP, SMA yang memiliki kurikulum

pengajaran. Kurikulum pengajaran terdiri dari berbagai mata pelajaran yang harus

dicapai peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang harus dicapai oleh peserta

didik adalah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum

pendidikan. Tujuan pendidikan yang begitu luhur hanya akan dicapai setelah

melalui masa yang cukup lama. Hal ini disebut tujuan jangka panjang.

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan jangka panjang itu, ada seperangkat tujuan

antara yang menjadi penengah antara tujuan jangka panjang dan tujuan seketika.

KTSP penjas yang mencakup tentang:

1. Permainan dan olahraga yang meliputi tentang olahraga tradisional,

permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif,atletik, kasti, rounders, kippers,sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur serta aktivitas lainnya,

2. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya,

3. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobik serta aktivitas lainnya,

4. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya,

5. Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

(13)

6. Kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk kedalam semua aspek (KTSP 2006: 175).

Tujuan belajar ialah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat. Proses

belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan

perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar. Melalui

proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang relatif melekat.

Menurut Lutan (2001:14) Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak

lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah selain belajar dan di didik melalui

gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani itu, anak

diajarkan untuk bergerak. Melalui pengalaman itu, akan terbentuk perubahan

dalam aspek jasmani dan rohaninya.

Salah satu bentuk pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani di SD

yaitu berenang.Melalui berenang, anak berkesempatan untuk mengenal dan

memahami lingkungannya.Anak juga memperoleh kesempatan untuk bergerak

bebas, karena mau tidak mau dia harus menggerakan seluruh anggota tubuhnya.

Tujuannya adalah agar tubuh dapat mengapung dan bergerak.Keleluasaan itu

merupakan rangsang yang luar biasa, bukan saja dari aspek fisik, tetapi juga aspek

mental.

Dari aspek psikologis, berenang bagi anak memiliki nilai khas dan meluas

cakupannya, yaitu memupuk keberanian dan perasaan mampu serta percaya

diri.Di samping itu, penguasaan keterampilan renang membangkitkan suasana

kegembiraan yang tidak dijumpai dalam aktivitas jasmani lainnya.Persentuhan

dengan air merupakan pengalam fisik yang membangkitkan respon kejiwaan.

Rasa air yang hangat atau atau sebaliknya dingin, menimbulkan kesan khas yang

secara langsung memperoleh tanggapan dari sistem saraf.

Berkaitan dengan reaksi psikologis itu, perjumpaan anak dengan air, juga

(14)

kesempatan yang luar biasa untuk mengeksplorasi lingkungannya, Ia dapat

dengan leluasa untuk menggerakan seluruh anggota tubuhnya.

Dalam pembelajaran berenang perlu diutamakan timbulnya kesenangan dan

diperolehnya keterampilan gerak di air. Oleh karena itu, berenang tidak harus

selalu di kolam renang, karena kegiatan tersebut dapat pula dilakukan di

tempat-tempat lainnya, seperti di sungai ataupun di pinggir pantai. Agar pengayaan gerak

di air ini memiliki banyak manfaat, maka bahan ajar renang ini perlu dikemas atau

ditata dengan rapih.

Di dalam belajar berenang ada beberapa teknik, seperti gayabebas, gaya

punggung, gaya dada, dan lain sebagainya. Dari beberapa teknik tersebut yang

menjadi permasalahan dalam pembelajaran berenang kali ini adalah gaya bebas.

Dalam renang gaya bebas (crawl) terdapat beberapa gerakan-gerakan dasar seperti, jalan, lari, lompat, memanjat, mengayun, melempar, menarik, mendorong, dan memutar sangat menunjang untuk tercapainya kemampuan berenang gaya bebas yang diharapkan. Kemampuan berenang tersebut juga sangat dibantu oleh faktor-faktor kemampuan seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, keseimbangan dan kelincahan (Murni, 2000: 10).

Menurut Muhamad Murni (2000: 10) ada beberapa tahap tentang

gerakan-gerakan renang gaya bebas sebagai berikut:

1. Pengenalan air

Dalam pengenalan air diperlukan gerak-gerak dasar, antara lain adalah gerak dasar berjalan, lari, lompat, memanjat, mendorong, dan sebagainya. Ini akan terlihat pada materi-materi dan bentuk-bentuk permainan yang diberikan dalam pembelajaran air.

2. Gerakan kaki gaya bebas

Pada gerakan kaki gaya bebas terdapat beberapa gerak dasar yaitu, berjalan, berlari, dan mengayun.

3. Gerakan lengan gaya bebas

Gerak dasar pada gerakan lengan gaya bebas adalah melempar, mengayun, menarik, dan mendorong.

4. Gerak tangan gaya bebas

Gerak dasarnya adalah menarik, mendorong, melempar, mengayun.

5. Gerakan kepala gaya bebas

Gerakan saat mengambil napas pada renang gaya bebas gerak dasarnya adalah memutar.

Dari hasil pengamatan, wawancara, observasi dan hasil tes data awal

(15)

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang masih sangat

minim. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran tersebut, antara lain

dikarenakan:

1. Antusias para siswa yang sangat besar, namun fasilitas di sekolah yang minim

dan jauh untuk dijangkau.

2. Kurangnya pemahaman siswa mengenai pentingnya belajar renang gaya

bebas.

3. Metode pembelajaran guru saat mengajar kurang kreatif, sehinga siswa

menjadi jenuh.

4. Kurangnya pertemuan dalam pembelajaran renang, yang hanya dilakukan 2

kali dalam 1 semester.

5. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa saat pembelajaran renang gaya

bebas, sehinga siswa kurang disiplin.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran renang gaya bebas di

SDN Karangmulya sangat kurang dan perlu bimbingan lebih lanjut. Peneliti

mengobservasi tentang renang gaya bebas dengan aspek-aspek yang diteliti

diantaranya gerakan meluncur, gerakan lengan, dan gerakan tungkai.

Adapun data awal dari hasil observasi yang dilakukan di SDN

Karangmulya, tentang renang gaya bebas yang diambil sebagian siswa kelas V

yang nilainya di atas KKM dan di bawah KKM dengan ketentuan KKM 70

sebanyak 24 siswayang terdiri dari 5 siswa yang di atas KKM dan 19 siswa yang

(16)

Tabel 1.1

Hasil Tes Data Awal Siswa

Dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas

(17)

Deskriptor Penilaian Renang Gaya Bebas Meluncur

1. Kaki menempel atau ditekuk kedinding kolam untuk menjadi tolakan.

Meluncur dengan cara melakuka tolakan oleh kaki yang menempel

kedinding.

2. Posisi badan lurus dan sejajar dengan permukaan air.

3. Posisi tangan diluruskan dan jari-jari tangan rapat.

4. Pandangan lurus kebawah dan mata dibuka.

Gerakan Lengan

1. Kedua tungkai lurus rileks berdekatan. Kedua telapak kaki menghadap

belakang atas. Kaki atau tungkai digerakan keatas dan kebawah secara

bergantian. Gerakan kaki dimulai dari pangkal paha.

2. Tubuh lurus dan sejajar dengan permukaan air.

3. Kedua tangan sejajar dan lurus kedepan dengan jari-jari tangan dirapatkan.

Tangan kanan ditekuk kedalam, kemudian sikut diangkat keatas kemudian

tangan diluruskan kedepan diatas permukaan air, sementara tangan kiri tetap

lurus. Pada waktu tangan kanan kembali lurus ke permukaan air, segeralah

lakukan tangan kiri seperti tangan kanan.

4. Lakukan penarikan nafas secara beraturan dengan arah yang konsisten.

Ketika tangan kanan ditekuk, tengok kearah kanan sambil mengambil nafas,

pada saat tangan kanan kembali lurus pandangan kearah bawah dan uang

nafas secara perlahan.

Gerakan Tungkai

1. Posisi tungkai tetap melakukan gerakan naik turun secara bergantian.

2. Posisi tubuh lurus dan sejajar dengan permukaan air.

3. Pada saat menjelang finish tangan kanan siap-siap menyentuh dinding kolam.

4. Saat menjelang finish pandangan lurus kedepan.

Skor :

4 = jika siswa melakukan empat indikator

3 = jika siswa melakukan tiga indikator

(18)

1 = jika siswa melakukan satu indikator

Keterangan :

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Skor Ideal = 12

Nilai KKM = 70

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.

Jika siswa mendapat nilai< 70 dikatakan belum tuntas.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran renang

gaya bebas di kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang hanya 5 orang atau 20,8% yang tuntas dan 19 orang atau

79,2% yang belum tuntas.

Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya:

a. Guru mengajarkan renang gaya bebas bersifat pasif.

b. Siswa kurang disiplin.

c. Metode pengajaran guru yang membuat siswa jenuh.

d. Siswa kurang antusias terhadap pembelajaran renang gaya bebas.

e. Renang gaya bebas dilakukan hanya satu kali dalam satu semester.

Sehingga diperlukan upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar renang

gaya bebas melalui model pembelajaran kooperatif TGT. Tipe pembelajaran

tersebut adalah Teams Games Tournament yang disingkat menjadi TGT. Pada

mulanya, pembelajaran dengan tipe TGT ini dikembangkan oleh David de Vries

dan Keith Edwards. Menurut Slavin (2008), secara umum pembelajaran

kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari

aktivitas pembelajaran kooperatif.

“Model pembelajaran tipe TGT merupakan suatu bentuk model

pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari

(19)

Dalam TGT para siswa di bagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 5

orang. Kemudian siswa memainkan games akademik dengan anggota tim yang

lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Penerapan model pembelajaran kooperatif TGT diharapkan dapat

meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih

bersemangat dalam belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan berpengaruh

terhadap peningkatan proses belajar dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu

diadakannya penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Renang

Gaya Bebas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Siswa

Kelas V SDN Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, munculah sebuah permasalahan sebagai

berikut :

a Bagaimana perencanaan pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN Karangmulya

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

b Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

c Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

d Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

(20)

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka perlu perencanaan

pembelajaran yang sangat matang. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil

pembelajaran yang maksimal.Karena secara garis besar, para siswa itu sangat

menggemari bidang pendidikan jasmani, terutama renang. Namun di karenakan

rasa kejenuhan dengan cara mengajar yang tidak efisien, maka di butuhkan model

pembelajaran baru yang dapat meningkatkan antusias para peserta didik untuk

belajar. Melalui model pembelajaran Teams Games-Tournament (TGT) ini, para

peserta didik di harapkan akan lebih mengerti, memahami dan mempraktekan

olahraga renang, khususnya renang gaya bebas.

Ada beberapa tahapan peneliti buat untuk memecahakan permasalahan

diatas, yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini guru harus terlebih dahulu merencanakan dan mempersiapkan

segala sesuatu untuk proses pembelajaran berlangsung seperti, mempersiapkan

RPP, alat dan media pembelajaran yang akan digunakan, serta lembar

penilaian, dan lembar observasi yang digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini semua yang telah direncanakan harus terlaksana dengan

maksimal dalam proses pembelajaran renang gaya bebas. Pembelajaran ini

menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).

Slavin (2008) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran

teknik Teams Games Tournaments (TGT) yang merupakan siklus regular dari

aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

1) pengajaran (menyampaikan materi),

2) belajar tim (mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok),

3) turnamen (berkompetisi dengan bermain game),

4) rekognisi tim.

Berdasarkan langkah-langkah dari pendapat tersebut, maka perlu dilakukan

(21)

1) pengajaran materi,

2) membentuk tim dan membuat permainan,

3) kompetisi, dan

4) penghargaan.

c. Tahap Observasi

Observasi (observe) yaitu mengamati dampak dari tindakan yang dilakukan

oleh siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan secara bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Pada tahapan ini, data-data tentang pelaksanaan

tindakan dikumpulkan dengan alat bantu yang disebut instrumen. Dalam

tahapan ini peneliti mengamati proses pembelajaran renang gaya bebas, yaitu:

1) Meluncur

Dalam gerakan meluncur kebanyakan siswa badan dan tangannya tidak lurus.

2) Gerakan tungkai

Dalam gerakan tungkai siswa kurang memahami mengenai pergerakan tungkai

renang gaya bebas, sehingga dalam melakukan gerakan tungkai tidak teratur.

3) Gerakan lengan

Dalam gerakan lengan siswa kurang memahami mengenai pergerakan lengan

renang gaya bebas, sehingga dalam melakukan gerakan lengan tidak teratur.

Dalam proses pembelajaran renang gaya bebas peneliti amati guru kurang

mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya bebas. Sehingga siswa

kurang paham mengenai gerakan-gerakan renang gaya bebas.

d. Tahap Refleksi

Tahapan ini merupakan tahapan perbaikan dari proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan, yaitu dalam proses pembelajaran renang gaya bebas

dengan aspek gerak sebagai berikut:

1) Proses gerakan meluncur

2) Proses gerakan tangan

(22)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbandingan

model pembelajaran kooperatif TGT dengan konvensional sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi renang gaya bebas. Tujuan

tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan khusus sebagai berikut ini:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran renang gaya bebas melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2.

Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran renang gaya bebas

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3.

Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

4.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi masing-masing

pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian.

1. Bagi Siswa

Siswa dapat merasakan suasana pembelajaran yang berbeda dari biasanya.

Dengan model pembelajaran kooperatif TGT siswa mendapatkan suatu

kegembiraan dan saling kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya,sehingga

siswa sangat senang dengan pembelajaran renang gaya bebas dan dapat

meningkatkan kemampuannya dalam teknik renang gaya bebas.

2. Bagi Guru Penjas SD Guru penjas dapat menggunakan pendekatan

(23)

untukmenciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif dan

menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Bagi Pihak Sekolah

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa lebih meningkat mutu

pembelajarannya dibandingkan dengan sekolah yang lainnya.

4. Bagi Lembaga

Hasildari penelitian ini dapat di jadikan aset dalam rangka perbaikan

pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang

melahirkan guru yang kreatif, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa

UPI kampus Sumedang.

E. Batasan Istilah

Batasan istilah diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap

judul Penelitian yang dibuat. Penjelasan mengenai istilah-istilah yang terdapat

dalam judul penelitian adalah sebagai berikut ini.

Pembelajaran adalah suatu pandangan terpadu yang sistematis tentang cara

manusia berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan kelakuan

Nasution (2003:6).

Kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang

memungkinkan mahasiswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar

mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Johnson, et al,

1994; Hamid Hasan, 1996 , ( Safari 2011:3).

TGT (Teams Games Tournament) menurut Safari (2011:35) bahwa TGT

merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang menambahkan dimensi

kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.

Renang adalah aktivitas yang dilakukan di air. Diklat, (Eddy Joeahan2008:9) Renang Gaya Bebas ialah gaya renang yang benar-benar bebas menggunakan

atau memilih salah satu gaya renang dalam nomer gaya bebas (Dumadi dan

(24)
(25)

31

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangmulya yaitu salah satu sekolah

yang terletak di Desa Ciherang Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Sekolah tersebut dijadikan tempat penelitian di karenakan letaknya cukup dekat

dengan lingkungan rumah peneliti. Alasan lainnya adalah karena adanya

permasalahan dalam pelajaran pendidikan jasmani, khususnya dalam pembelajaran

renang gaya bebas di kelas V (lima), sehingga sekolah ini perlu mendapatkan

perubahan dalam pembelajaran renang gaya bebas dengan model pembelajaran

kooperatif TGT. Untuk lebih jelasnya dibawah ini merupakan denah SDN

Karangmulya.

(26)

2. Waktu Penelitian

Lamanya penelitian ini adalah selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari

2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data

awal, penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal berdasarkan

saran dari dosen penguji pada saat seminar proposal. Selanjutnya direncanakan dan

dilaksanakan tindakan siklus 1 sampai dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai

serta penyusunan laporan penelitian. Apabila laporan telah tersusun dengan baik serta

disetujui oleh dosen pembimbing, maka dilanjutkan dengan sidang skripsi.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitan

B. Subjek Penelitian 1. Kondisi Guru

Guru SDN Karangmulya berjumlah 13orang, yang terdiri dari, 1 orang guru

Bahasa Inggris, 1 orang guru Agama, 1 orang guru penjas, 1 orang guru TIK, 1 orang

guru SBK, dan 8 orang guru kelas. Yang telah menjadi PNS berjumlah 10 dan yang 3

orang hanya guru sukuwan.

3. Pelaksanaan siklus I

(27)

2. Kondisi Siswa

Siswa yang dijadikan sabjek peneliti yaitu siswa kelas V yang berjumlah 41

orang, yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 22 orang perempuan, tetapi peneliti

mengambil siswa yang mempunyai nilai renang gaya bebas yang di atas KKM dan

yang di bawah KKM yaitu dengan KKM 70 dengan jumlah siswa 24 orang.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Metode tersebut

dirancang dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode ini

lebih menekankan peneliti yang harus mampu mengungkap gejala sosial di

lapangan.Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil)

pembelajaran pendidikan jasmani.

Menurut Komara, mengenai penelitian tindakan kelas menerangkan bahwa:

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu, seperti guru dan atau kepala sekolah dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik sosial atau kependidikan, pemahaman mengenai praktik tersebut, dan situasi kelembagaan tempat praktik dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas yaitu siatu kegiatan menguji cobakan suatu ide ke

dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu

memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Riyanto, 2001).

Menurut Mc Taggart ( Dikdasmen, 1993: 3), “Penelitian Tindakan Kelas

biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran yang sudah

dilakukannya”.

Menurut Sugiyono (2005: 1) menyebutkan bahwa:

(28)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Selain metode penelitian kualitatif ada juga metode penelitian kuantitatif yaitu

menurut Setiawan (1995) “metode penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih

menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda

sesuai dengan katagori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut”.

Mc Millan dan Schumacher (Syamsuddin, dan Damaianti, 2006)

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi

karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka secara

langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas atau di

lapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek

pembelajaran Penjas sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktek yaitu

permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran penjas yaitu pada anak yang

kurang mampu menguasai gerak dasar renang gaya bebas.

Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran Penjas

dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar renang

gaya bebas melalui model pembelajaran kooperatif TGT pada siswa kelas V SDN

Karangmulya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu kepada

rancangan penelitian model spiral refleksi dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja).

Penelitian tersebut dimulai dengan tahap perencanaan (planning) yaitu tahap untuk

mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan saat penelitian, pada tahap

(29)

Tindakan (action) yaitu tahap realisasi dari apa yang sudah direncanakan pada tahap

perencanaan. Pengamatan (observing) yaitu tahap dimana peneliti melakukan

kegiatan mengamati objek yang diteliti untuk memperoleh data yang akurat. Refleksi

(reflecting) yaitu tahapan untuk mengetahui evaluasi terhadap keberhasilan dan

ketercapaian tujuan tindakan, refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang

terjadi baik kelebihan ataupun kekurangan segala hal yang terjadi baik dalam proses

atupun hasil pembelajaran

Penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan

pengembangan dari konsep dasar dalam berbagai model penelitian tindakan terutama

dalam penelitian tindakan kelas. Keempat tahap tersebut harus dilakukan oleh peneliti

pada siklus yang akan dilakukan. Kemudian pada siklus berikutnya perencanaan serta

pelaksanaan penelitian yang telah direfleksi sebelumnya menjadi bahan perbaikan

untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

Desain penelitian yang dikembangkan Kemmis dan Mc.Teggart dilakukan

secara berulang dan berkelanjutan artinya semakin lama semakin meningkat

pembelajaran dan hasil sesuai yang diharapkan.

Berikut ini merupakan gambar model Spiral menurut Kemmis dan Taggart

(30)

Perencanaan (planning) berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah

dilakukan melalui pengamatan awal dilapangan telah ditemukan bahwa siswa kurang

mampu untuk membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Oleh karena itu

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat denah berdasarkan

penjelasan yang didengar peneliti merencanakan tindakan dengan menerapkan

permainan estapet bola air.

Pelaksanaan (action) tindakan merupakan implementasi dari semua rencana

yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini berupa langkah-langkah yang dilakukan

untuk melaksanakan rencana yang telah disusun yaitu penerapan TGT dengan

permainan estapet bola air pada siswa kelas V SDN Karangmulya Kecamatan

Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan

rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional

yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang dikembangkan oleh peneliti.

Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan aktifitas siswa serta hasil yang

diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.

Refleksi (reflecting) merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat

saat dilakukan pengamatan. Data yang telah didapat kemudian ditafsirkan serta

dianalisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi selama

permainan estapet bola air dilaksanakan. Refleksi tersebut bertujuan untuk

memperbaiki segala kekurangan pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga

diharapkan adanya peningkatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Tahapan dalam desain penelitian ini dilakukan selama penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus hingga target penelitian dapat

(31)

D. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Tindakan

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Karang Mulya

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang untuk membicarakan

maksud dan tujuan dalam melakukan penelitian.

b. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi.

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran renang

gaya bebas.

c. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.

d. Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan

mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk belajar.

e. Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak

dasar renang gaya bebas.

f. Mendesain alat evaluasi untuk melihat :

1) Apakah kemampuan gerak dasar renang gaya bebas dapat meningkat?

2) Apakah melalui model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan teknik

dasar renang gaya bebas dan mampu menjadikan alat bantu untuk meningkatkan

proses pembelajaran?

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan tindakan metode

demonstrasi dan penguasaan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal (±15 menit)

1) Menyiapkan alat-alat pembelajaran.

2) Guru dan siswa berdo’a bersama.

3) Siswa dan guru melakukan pemanasan sesuai petunjuk guru.

4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa. Pada

kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau berlatih

(32)

b. Kegiatan inti (±45 menit)

1) Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan

terhadap perilaku siswa yang sedang belajar sebagai informasi peneliti. Proses

pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif.

c. Kegiatan akhir (±10 menit)

1) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung

kedalam lembar observasi yang disiapkan.

2) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali

materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa pada

saat pembelajaran renang gaya bebas melalui model kooperatif TGT, serta untuk

mengumpulkan data dengan menggunakan catatan lapangan mengenai hal-hal yang

terjadi dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang digunakan adalah

observasi terbuka.

4. Refleksi

Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut.

a. Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan.

b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

c. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan

pembelajaran secara berkelanjutan.

Dalam kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, guru dan kepala sekolah)

yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas mempunyai banyak kesempatan untuk

(33)

E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui kinerja guru

dan aktivitas siswa kelas V SDN Karangmulya saat mengikuti pembelajaran renang

gaya bebas melalui model kooperatif TGT. Seperti yang dikatakan Sukardi (2003:

78) mengenai pedoman observasi yaitu sebagai berikut:

Dalam penelitian kualitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari pancaindranya yaitu indra penglihatan.

a. Format IPKG 1

Tabel 3.2

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

No. Komponen Rencana Pembelajaran Aspek yang Dimati Tafsiran

4 3 2 1 BS B C K

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan 3. Kejelasan cukupan rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah Persentase

B

MENGAMBANGKAN

DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran 3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran Jumlah

Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran 2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik

Jumlah Persentase

D

MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian Jumlah Persentase

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

1. Kebersihan dan kerapian 2. Penggunaan bahasa tulis

Jumlah Persentase

(34)

A. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rumusan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dasar dan indikator

dengan dilengkapi komponen-komponen tujuan yang dinyatakan dengan jelas

sehingga tidak menimbulkan tapsiran ganda.

b. Rumusan tujuan pembelajaran dinyatakan lengkap, bila memenuhi

komponen-komponen:

a. Subjek belajar (A=Audience).

b. Tingkah laku yang diharapkan dapat diambil dan diukur (B=Behavior).

c. Kondisi.

d. Kriteria keberhasilan (D=Degree).

c. Tujuan pembelajaran berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari

yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari

ingatan dan evaluasi.

Skor Nilai

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi

lengkap.

3. Rumusan tujuan pembalajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau

lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Meteri, Media (Alat Bantu Pembelajaran), Metode Pembelajaran dan Sumber Pembelajaran

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran

Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran, perlu

diperhatikan deskriptor-deskriptor berikut:

a. Cakupan materi (keleluasaan dan kedalaman) yang sesuai dengan GBPP.

b. Sistematika materi.

(35)

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran

Yang dimaksud dengan alat pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa belajar

(misalnya: gambar, model, benda asli, peta) tidak termasuk papan tulis,

penghapus, kapur dan sejenisnya.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:

Skor Nilai

1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan

tujuan.

2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai

dengan tujuan.

3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan

4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan.

3. Memilih sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa narasumber, buku paket, buku pelengkap, museum,

lingkungan, laboratorium dan sebagainya.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor seperti di bawah ini:

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa.

c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan.

d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.

Skor Nilai

1. Satu deskriptor nampak.

2. Dua deskriptor nampak.

3. Tiga deskriptor nampak.

(36)

4. Memilih metode pembelajaran

Metode adalah cara guru dalam mensiasati murid agar terjadi pembelajaran yang

efektif dan efisien.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:

Skor Nilai

1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan

tujuan

2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai

dengan tujuan

3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan

4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan

C. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dapat berupa mendengarkan penjelasan guru, observasi,

diskusi, belajar kelompok, melakukan percobaan, membaca dan sebagainya.

Penggunaan lebih dari satu jenis kegiatan pembelajaran sangat diharapkan dengan

maksud agar perbedaan individu siswa dapat dilayani dan kebosanan siswa dapat

dihindari.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:

a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak.

c. Sesuai dengan bahan yang diajarkan.

d. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

e. Sesuai dengan sarana dan atau lingkungan yang tersedia.

f. Bervariasi.

(37)

h. Memungkinkan keterlibatan siswa.

Skor Nilai

1. Satu sampai dua deskriptor nampak

2. Tiga sampai empat deskriptor nampak

3. Lima sampai enam deskriptor nampak

4. Tujuh sampai delapan deskriptor nampak

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap pembelajaran yang

direncanakan guru sejak awal sampai akhir pembelajaran.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:

Skor Nilai

1. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci

2. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tatapi tidak

sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

3. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai

dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran

4. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta

sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk setiap tahapan jenis

kegiatan dalam suatu pertemuan.

Untuk penilaian butir ini perlu diperhatikan penyediaan waktu bagi kegiatan

pembukaan, inti dan penutup sebagaimana tampak pada deskriptor berikut:

Skor Nilai

1. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran

2. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup)

dicantumkan

(38)

pembukaan dan penutup

4. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran

dirinci secara proporsional

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran relevan dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Untuk menilai butir ini digunakan skala:

Skor Nilai

1. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan

2. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan

3. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan meteri dan tujuan

4. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secara

rinci

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

Metode dan materi dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif,

karakteristik apektif dan keterampilan motorik anak didik.

Untuk menilai butir ini digunakan skala:

Skor Nilai

1. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik

2. Dicantumkan metode, materi yang dapat didemonstrasikan peserta didik

3. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta

didik

4. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak,

sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian

1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

(39)

a. Penilaian awal

b. Penilaian tengah

c. Penilaian akhir

Skor Nilai

1. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dangan tujuan

3. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan

tujuan

4. Tercantum prosedur dan jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan

2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

Yang dimaksud dengan alat penilai adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi mengungkap perubahan prilaku setelah berlangsungnya

kegiatan pembelajaran.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:

Skor Nilai

1. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian

2. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap

3. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap

4. Alat penilai ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap

3. Menentukan kriteria penilaian

Kriteria penilaian adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian sebagai

rambu-rambu untuk memperoleh informasi keberhasilan anak dalam belajar.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:

a. Menulisakan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.

c. Tafsiran penilaian mewakili hasil hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

(40)

1. Satu deskriptor nampak

2. Dua deskriptor nampak

3. Tiga deskriptor nampak

4. Empat deskriptor nampak

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

Penjelasan:

Kebersihan dan kerapihan rencana pembelajaran dapat dilihat dari penampilan

fisik rencana pembelajaran.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah

b. Tidak banyak coretan

c. Bentuk dan ukuran tulisan baku

d. Tulisan tegak bersambung

2. Penggunaan bahasa tulis

Penjelasan:

Bahasa tulis yang digunakan dalam rencana pembelajaran hendaknya mengikuti

kaidah bahasa tulis yang baik dan komunikatif.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:

a. Bahasa komuniktif, mudah dimengerti dan dilaksanakan

b. Pilihan kata tepat

c. Struktur kalimat baku

(41)

b. Format IPKG 2

Tabel 3.3

IPKG 2

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

No. Aspek yang Diamati Penilaian Tafsiran

4 3 2 1 BS B C K A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah Persentase B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan Jumlah

Persentase C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan renang gaya bebas pada pembelajaran

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas

Jumlah Persentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak 4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah Persentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR 1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah Persentase F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah Persentase

(42)

Deskriptor :

A. Pra Pembelajaran

1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak

3 =Tigadeskriptor tampak

4 = Empat deskriptor tampak

B. Membuka Kegiatan Pembelajaran

Penjelasan

1. Menarik perhatian anak

2. Memotivasi anak

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak

4. Mengarah pada kegiatan

Keterangan:

1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak

3 = Tigadeskriptor tampak

4 = Empat deskriptor tampak

C. Mengelola Inti Pembelajaran

Penjelasan

1. Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang

2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

3. Penyampaian sistematis

4. Materinya jelas dan benar mudah dimengerti anak

Keterangan:

1. = Satu deskriptor tampak

2. = Dua deskriptor tampak

3. = Tiga deskriptor tampak

(43)

D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran

Penjelasan:

1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksana dan akhir

2. Leluasa melakukan aktivitas gerak

3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan

4. Media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan

Keterangan:

1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak

3 = Tiga deskriptor tampak

4 = Empat deskriptor tampak

E. Melaksanakan Penilaian Profesi dan Hasil Belajar

Penjelasan:

1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan bentuk penilaian yang ada

2. Menilai kemajuan anak secara individual maupun kelompok

3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung

4. Member latihan dan perbaikan dari hasil penelitian

Keterangan:

1. = Satu deskriptor tampak

2. = Dua deskriptor tampak

3. = Tiga deskriptor tampak

4. = Empat deskriptor tampak

F. Kesan Umum Kinerja Guru

Penjelasan:

1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran

2. Guru memberikan kesempatan untuk leluasa pada siswa

3. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan

(44)

Keterangan:

1. = Satu deskriptor tampak

2. = Dua deskriptor tampak

3. = Tiga deskriptor tampak

4. = Empat deskriptor tampak

c. Format Aktivitas Siswa

Tabel 3.4

Format Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Skor

Kriteria

Semangat Kerjasama Keberanian

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

….

Jumlah

(45)

Penjelasan:

Semangat:

1. Jika siswa tidak bersemangat

2. Jika siswa kurang bersemangat

3. Jika siswa semangat

Kerjasama:

1. Jika siswa tidak dapat bekerjasama dengan baik dan rasa tanggung jawab yang

kurang.

2. Jika siswa dapat bekerjasama tetapi tanggung jawab kurang atau tidak ada.

3. Jika siswa bekerjasama dengan baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang

tinggi.

Keberanian:

1. Jika siswa tidak berani turun ke air

2. Jika siswa kurang berani turun ke air

3. Jika siswa berani turun ke air

Nilai= skor yang diperoleh X 100

skor maksimal (9)

d. Format Hasil Tes

Alat yang digunakan dalam melaksanakan tes ini adalah teknik dasar renang

gaya bebas. Tes renang gaya bebas ini dilakuan secara individu. Tujuannya adalah

untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam menulis dialog

sederhana.

Dengan hasil tes belajar maka peneliti dapat mengetahui keberhasilan belajar

siswa, sebelum dan sesudah penerapan model kooperatif TGT, dengan cara

(46)

Tabel 3.5 Format Penilaian

Deskriptor Penilaian Renang Gaya Bebas Deskriptor penilaian

Gerakan meluncur

1. Kaki menempel atau ditekuk ke dinding kolam untuk menjadi tolakan.

2. Meluncur dengan cara melakukan tolakan oleh kaki yang menempel kedinding.

3. Pada saat meluncur, posisi kaki, kepala, badan dan tangan dalam keadaan lurus

dan sejajar dengan permukaan air.

4. Melaju dengan jauh

Gerakan Tungkai

1. Kedua tungkai lurus rileks berdekatan, kedua telapak kaki menghadap belakang

atas.

2. Kaki atau tungkai digerakan ke atas dan ke bawah secara bergantian.

3. Gerakan kaki dimulai dari pangkal paha.

4. Gerakan kaki secara berirama.

(47)

Gerakan Lengan

1. Kedua tangan sejajar dan lurus kedepan dengan jari-jari tangan dirapatkan..

2. Tangan kanan ditekuk kedalam, kemudian sikut diangkat ke atas, kemudian

tangan diluruskan kedepan di atas permukaan air, sementara tangan kiri tetap

lurus.

3. Pada waktu tangan kanan kembali lurus ke permukaan air, segeralah gerakan

tangan kiri seperti tangan kanan.

4. Gerakan tangan secara berirama

Keterangan:

Diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan kriteria berikut:

Skor 4 : jika empat indikator dilaksanakan.

Skor 3 : jika tiga indikator yang dilaksanakan.

Skor 2 : jika hanya dua indikator yang dilaksanakan.

Skor 1 : jika hanya satu indikator yang dilaksanakan.

Jumlah skor ideal per indikator adalah 4

Skor ideal = 12

2. Pedoman Wawancara

Pengertian pedoman wawancara menurut Sukardi (2003: 79) yaitu sebagai

berikut:

Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung denganresponden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepaada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian.

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa mengenai

pelaksanaan pembelajaran renang gaya bebas mengenai teknik dasar renang gaya

(48)

Alat pedoman wawancara ini adalah pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan-pertanyaan sebagai acuan melakukan tanyajawab.

a. Format Wawancara Guru

Tabel 3.6

Format Wawancara Untuk Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat bapak

pembelajaran renang gaya bebas menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT?

2. Bagaimana menurut bapak adakah

kesulitan dalam melaksankan

pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif TGT?

3. Kemudahan apa yang akan didapat jika

bapak melaksanakan pembelajaran tadi?

4. Bagaimana menurut bapak model

pembelajaran kooperatif TGT dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran renang gaya bebas?

5. Hal apa saja yang bapak dapat selama

proses pembelajaran renang gaya bebas melalui penerapan model pembelajaran TGT?

6. Menurut bapak hal-hal apa saja yang

(49)

b. Format Wawancara Siswa

Tabel 3.7

Format Wawancara Untuk Siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah menurut kamu pembelajaran renang

gaya bebas tadi lebih menarik?

2. Bagaimana menurut kamu tentang

pembelajaran renang gaya bebas melalui

pertandingan-pertandingan?

3. Apakah kesulitan kamu pada saat renang

gaya bebas melalui

pertandingan-pertandingan dalam permainan estapet bola

air?

3. Catatan Lapangan

Bog dan Biklen (Moleong, 2004: 153) menyatakan “Catatan lapangan adalah

catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data kualitatif dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif untuk melukiskan suatu

proses dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam pembelajaran mengenai renang gaya

bebas. Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah

mencatat. Segala sesuatu dari berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,

pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi

dalam proses pembelajaran mengenai menulis dialog sederhana, dari awal sampai

(50)

Tabel 3.8 Catatan Lapangan

Pelaksanaan Tindakan :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Pertemuan Ke :

B. Teknik pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolaahan

a. Data Proses

1) Observasi Kinerja Guru

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru dimulai dari kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam

format observasi kinerja guru (terlampir). Pengolahan data kinerja guru dilakukan

dengan menginterpretasikan berdasarkan kriteria baik sekali (BS), baik (B), cukup

(C), dan kurang (K). Kriteria baik sekali (BS) jika guru melaksanakan 4 indikator

pada setiap aspek baik (B) jika guru melaksanakan 3 indikator pada setiap aspek,

cukup (C) jika guru melaksanakan 2 indikator pada setiap aspek, dan kurang (K) jika

guru melaksanakan 1 indikator pada setiap aspek.

Fokus Deskripsi Proses

Pembelajaran Target Analisis Refleksi

Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan Inti Pembelajaran

(51)

2) Aktivitas Siswa

Dalam pengolahan data proses aktivitas siswa dengan mengolah data yang

terkumpul dalam instrumen (lembar observasi) kemudian disesuaikan dengan

indikator atau aspek yang diamati dan menginterpretasikan dengan rentang skala

yang telah ditentukan. Aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa ada 2 aspek yaitu

kerjasama dan sportivitas. Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi 3, dan data

proses dapat diperoleh saat pelaksanaan tindakan berlangsung.

b. Data Hasil

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan belajar siswa tentang

menulis dialog sederhana, maka pada akhir setiap siklus diberikan tes.

Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu berupa

format penilaian hasil dengan indikator/ aspek yang dinilai yaitu gerakan meluncur,

gerakan tungkai, gerakan lengan, dan skor maksimal masing-masing aspek adalah 4,

jadi skor idealnya adalah 4.

Langkah selanjutnya menghitung perolehan dan menentukan lulus atau

tidaknya siswa dalam renang gaya bebas. Nilai ini diperoleh siswa dengan penilaian

skor perolehan dari tiga aspek dibagi skor ideal dikali 100.

2. Analisis Data

Sugiyono (2005: 88) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukandengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam analis data terdapat data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut

Suherman (2012:84) data berdasarkan bentuk dan sifatnya ada dua yaitu:

a. Data kualitatif

(52)

data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).Bentuk lai dari data kualitatif adalah gambar yang dipeoleh dari pemotretan atau rekaman video.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) menyatakan analisis data dalam

penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data dalam periode tertentu dengan

melakukan kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi (data reduction), penyajian data

(data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verification).

Pertama, kegiatan reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat

rangkuman terhadap pokok-pokok penting dari keseluruhan data yang sudah

terkumpul juga membuang data yang dianggap tidak begitu penting.Kedua,

menyusun data yang sudah direduksi dalam bentuk uraian deskriptif atau tabel,

kemudian disusun berdasarkan kategorinya, sehingga memudahkan peneliti untuk

menafsirkan data.Ketiga, mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan membuat

penarikan kesimpulan awal berdasarkan data-data yang ada. Kesimpulan awal yang

ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan

menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi,

wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar. Kemudian data tersebut direduksi

dengan membuat pokok-pokok yang penting dalam rangkuman, sehingga akan

(53)

dan disusun sesuai dengan kategorinya serta disajikan, sehingga akan semakin

dipahami dan diakhiri dengan ditarik kesimpulan.

C. Validasi Data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan

dengan teknik member chek, triangulasi, audit trail dan expert opinion.

(Wiriaatmadja,2009: 168-171).

1. Member check adalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh selama

observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau penjelasan itu

tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa

kebenarannya.

Waktu : 19 Maret 2013

Tempat : SDN Karang Mulya

Kegiatan : Dalam kegiatan ini, peneliti mengadakan pertemuan khusus bersama

Kepala Sekolah SDN Karang Mulya, yaitu mengobservasi dan mewawancarai

mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa mengenai renang gaya bebas bahwa

hasil renang gaya bebas siswa kelas V banyak yang tidak tuntas.

2. Triangulasi adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan membandingkan dengan hasil orang lain atau mitra peneliti lain yang

hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

Waktu : 19 Maret 2013

Tempat : SDN Karang Mulya

Kegiatan : Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan Guru

Pamong olahraga SDN Karang Mulya, yaitu membandingkan hasil observasi dan

wawancara mengenai data renang gaya bebas dengan hasil yang telah telah ada

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Kegiatan Pembangunan Jalan Kabupaten I ndragiri Hulu Tahun Anggaran 2012 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur,

Tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk menolong keselamatan klien dan terapi farmakologis ( obat-obatan ) apa saja yang sudah diberikan.  Tindakan yang sudah dilakukan :

* Ordering Services Framework for Earth Observation Products Interface Standard / 1.0. OGC

Semakin berkembangnya sebuah koperasi akan semakin banyak jumlah anggota, maka semakin banyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi dan berpengaruh terhadap

The development of resistance to anti-malarial drugs are due to spontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparum

Pembentuk kelompok vegetasi ini adalah berbagai spesies tanaman mangrove yang dapat beradaptasi secara fisiologis terhadap lingkungan yang khas, yaitu salinitas tinggi,

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2013 Dinas Bina Marga