ii
1. Konsep Dasar Pengawasan dalam Organisasi... 10
2. Pengawasan Dalam Konteks Administrasi Pendidikan……… 11
B.Grand Teori Kinerja Pengawas ... 21
C.Pengawas dan Supervisi Pengajaran ... 23
1. Tujuan Supervisi Pengajaran ... 24
2. Efektifitas Supervisi Pengajaran ... 27
3. Peran Pengawas sebagai Supervisor Pengajaran ... 29
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang Undang Nomor 20 pasal 39 tahun 2003 juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 12 tahun 2007 antara lain dijelaskan bahwa untuk dapat
diangkat sebagai pengawas sekolah adalah seseorang yang wajib memenuhi
standar Pengawas Sekolah yang berlaku secara nasional. Berkewajiban menilai
dan membina penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pembinaan,
pengembangan, perlindungan, peningkatan mutu, dan pelayanan sekolah.
Selanjutnya, Berdasarkan PP N0. 19 Tahun 2005 oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) tentang pengawas pendidikan wajib memiliki kompetensi,
yakni kompetensi persyaratan rekrutmen, kompetensi profesi dan kompetensi
personal.
Menilai merupakan salah satu penentuan derajat kualitas berdasarkan
kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, sedangkan membina adalah memberikan arahan, bimbingan, contoh dan
saran dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Menyadari pentingnya pengawas
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan, maka ditetapkanlah standar profesi
dan standar kinerja Pengawas sekolah, serta sistem pembinaan karier yang
rasional dan objektif bagi pengawas sekolah, sehingga kualitas proses belajar
mengajar dapat diupayakan secara optimal sesuai dengan tujuan penyelenggaraan
139
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan berikut
akan dikemukakan beberapa kesimpulan, yakni:
1. Motivasi Pengawas (Variabel X1) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi,
tergolong ‘Sangat Baik’ hal ini dapat berarti bahwa, aspek-aspek yang
berkaitan dengan ‘Motivasi Pengawas (X1)’ sering bahkan selalu
dilakukan oleh para pengawas seperti: a) Dimulai dengan perubahan
tenaga yang timbul dari dalam diri individu; b) Ditandai oleh dorongan
apektif; Dan c) Ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Kompetensi Pengawas (Variabel X2) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi
tergolong ‘Sangat Baik’ hal ini dapat berarti bahwa, aspek-aspek yang
berkaitan dengan ‘Kompetensi Pengawas (X2)’ sering bahkan selalu
dilakukan oleh para pengawas. Seperti aspek-aspek: a) Kompetensi
Kepribadian; b) Kompetensi Supervisi Managerial; c) Kompetensi
Supervisi Akademik; d) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; e)
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan; Dan f) Kompetensi Sosial.
3. Kinerja Pengawas (Variabel Y) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi
139
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan berikut
akan dikemukakan beberapa kesimpulan, yakni:
1. Motivasi Pengawas (Variabel X1) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi,
tergolong ‘Sangat Baik’ hal ini dapat berarti bahwa, aspek-aspek yang
berkaitan dengan ‘Motivasi Pengawas (X1)’ sering bahkan selalu
dilakukan oleh para pengawas seperti: a) Dimulai dengan perubahan
tenaga yang timbul dari dalam diri individu; b) Ditandai oleh dorongan
apektif; Dan c) Ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Kompetensi Pengawas (Variabel X2) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi
tergolong ‘Sangat Baik’ hal ini dapat berarti bahwa, aspek-aspek yang
berkaitan dengan ‘Kompetensi Pengawas (X2)’ sering bahkan selalu
dilakukan oleh para pengawas. Seperti aspek-aspek: a) Kompetensi
Kepribadian; b) Kompetensi Supervisi Managerial; c) Kompetensi
Supervisi Akademik; d) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; e)
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan; Dan f) Kompetensi Sosial.
3. Kinerja Pengawas (Variabel Y) di Dinas Pendidikan Kota Bekasi
tergolong ‘Sangat Baik’ hal ini dapat berarti bahwa, aspek-aspek yang
Daftar Pustaka
Akdon. (2008). Aplikasi dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.
Anwar, Idochi, (2002). Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Pengembangan Keunggulan Kompetitif Industri Rotan Nasional. Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi. Bandung: UPI.
Dajan, Anto. (1986). Pengantar Metode Statistik Jilid II, Cetakan 11. Jakarta : LP3ES.
Darma, Alma. (1989). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali.
Djaman, Satori (1997). Model Pengembangan Supervisi Pengajaran Di Sekolah Dasar Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Disertasi Doktor IKIP. Bandung: tidak diterbitkan.
Engkoswara. (1987). Dasar Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Dirjen DIKTI Depdikbud RI.
Engkoswara (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan amal Keluarga.
Engkoswara (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung: Yayasan amal Keluarga.
Made Pidarta. (1986). Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta : Rineka Cipta.
Goleman, Daniel. (1999). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Working With Emotional Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hasan et al.(2002). Pedoman Pengawasan. Jakarta: CV. Mekar Jaya
Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. (2001). Educational Administration: Theory, Research, and Practice (6th ed., international edition). Singapore: McGraw-Hill Co.
John Best. (1977). Research in Education. New Delhi: Prentice Hall.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. N0. 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Kiras Saragih (2008) Faktor-faktor determinan yang berkontribusi terhadap kinerja pengawas SMP di Provinsi Banten pasca otonomi daerah. Bandung: SPs – UPI.
Mitchell and Larson. (1987). People and Organization; An Introduction To Organizational Behavior. Singapore : Mc Grow-Hill. Inc.
Mitchell, T. R. (1978). People In Organization; Under Standing Their Behaviors. New York : Mc Grow-Hill.
Moeliono,Anton. (1993). Telaah Bahasa dan Sastra. Yayasan Obor indonesia.
Mulyasa,e. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana, Sujana. (1989) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Nana,(2001) Paradigma Kompetensi Pengawas. Jakarta: Dirjen PMTK Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tanggal 28 Maret 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Sahertian,P.A.(2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bineka Cipta.
Silalahi, Bannet. (1990). Asas-Asas Manajemen. Bandung: Maju Mundur.
Simamora, H. (1995) Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN.
Spencer Lyle. M., and Spencer Signe M., (1993), Competence at Work, John Wiley & Sons Inc. New York USA.
Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sustermeister Robert A. (1976). People and Productivity. New York: Mc Graw-Hill Book Company.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah, Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung.
Tabrani, et al.(1989) Motivasi kerja. Jakrta : Rajawali Pers.
Perundang-Undangan
− Undang Undang Nomor 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
− PP N0. 19 Tahun 2005 Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
− Kep. MENPAN Nomor 118 Tahun 1996 Tanggal 30 Oktober 1996,