MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU
ELAJARAN SEKOLAH DASAR DI JAWA BARAT
(Studi Kasus Sekolah Dasar Di Kotamadya Bandung)
T E S I S
Diajukan untuk mernenuhi sebagian syarat
Memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Adminitrasi Pendidikan
m
1^fASC^s^
Oleh:
DADANG IRADI NIM. 979609
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
DISETU.TUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING TESIS
PROF.DR.H. ACHMAD SANUSl S.H.. M.P.A. PEMBIMBING I
PROF. DR.H. TB. ABIN^YAMSUDDIN MAKMUN. M.A.
PEMBIMBING II
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
LEMEAR PENGESAHAN
MENGIKUTI SIDANG PENYELESAIAN STUDI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROF. DR.H. TB. SUDDIN MAKMUN. M.A.
JURUSAN
PROGRAM PASCA SARJANA UPI/IKIP BANDUNG
ABSTRAK
Sarana Pendidikan adalah fasilitas atau perlengkapan di sekolah yang terdiri atas peralatan dan
erabot sekolah, yaitu antara lain kursi dan meja siswa, perangkat laboratorium, buku wajib (pelajaran),
>uku pelengkap, buku bacaan, buku referensi, buku sumber, mesin-mesin praktek, alat-alat olahraga
an Iain-lain. Fungsi utama sarana Pendidikan adalah sebagai penunjang proses belajar mengajar
alam upaya meningkatkan daya serap materi kurikulum dalam meningkatkan efektivitas dan effisiensi
elajar mengajar.
Buku adalah salah saru sarana untuk mendukung siswa dalam Proses Belajar Mengajar guna
lemperoleh wawasan dan pengetahuan., oleh karenanya buku pelajaran memegang peranan sangat
enting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Buku pelajaran yang diterbitkan
leh Depdikbud ditetapkan kedudukannya sebagai pegangan wajib (utama) siswa dalam kegiatan
elajar mengajar di sekolah.
Jntuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang mengacu pada pelaksanaan kurikulum 1994.sampai
ihun 1997 pemerintah telah menyediakan dan mendistribusikan buku pelajaran SD sebanyak 218 juta
ksemplar, SLTP 53 juta eksemplar dan buku SLTA sebanyak 37 juta ekslemplar dengan total dana
angsudah terserap kurang lebih 238 milyar rupiah.
asaran pengadaan dan pendistribusian buku adalah terpenuhinya kebutuhan buku pelajaran sesuai
engan jumlah murid yang ada. Untuk buku tingkat SD, Depdikbud secara bertahap telah
lemprogramkan pengadaan buku teks (utama) mengacu pada kurikulum 1994 meliputi lima mata
elajaran, yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
osial, dengan ketentuan ratio perbandingan berkisar antara 1 buku untuk 1 siswa.
Penelitian dilaksanakan di Kotamadya Bandung, dengan pertimbangan bahwa :
Lotamadya Bandung sebagai salah saru wilayah yang luas dan padat dan memiliki jumlah sekolah dan
lurid yang relatif banyak, sehingga Bandung termasuk sebagai salah saru wilayah yang memperoleh
itah pengiriman buku dalam jumlah cukup besar, karens besarnya jumlah murid yang ada. Selain itu
ebagai ibukota propinsi, Kotamadya Bandung memiliki potensi pendukung toko buku dan penerbit
ukii (swasta) yang jumlahnya yang cukup banyak. Pada tahun 1997 tercatat jumlah penerbit buku di
:otamadya Bandung mencapai 103 buah, dan sebagian besar toko buku di Jawa Barat yang berjumlah
24 berada di wilayah kotamadya Bandung. Oleh karenanya penelitian ini diberi judul :
Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran Tingkat Sekolah Dasar Di Jawa Barat
(studi kasus pada sekolah dasar dikotamadya Bandung)
Data dan informasi yang dihimpun diperoleh secara langsung dan terbuka melalui taknik
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara secara mendalam (in-depth interview). Untuk
lemperoleh informasi lebih lengkap dilakukan wawancara dengan selunih pihak yang terkait dengan
engelolaan distribusi buku pelajaran, jadi bersifat snowball sampling, disamping itu dilakukan juga bservasi partisipasi dan studi dokumentasi.
etelah pengolahan data dilakukan. hasilnya dideskripsikan dan kemudian dianalisis dengan pendekatan
ualitatif untuk lebih memahami dan memperoleh makna secara mendalam tentang fokus permasalahan
Berdasarkan hasil studi lapangan dan pembahasannya maka diperoleh gambaran bahwa sistem
istribusi yang dilakukan masih lemah, seperti misalnya perhitungan alokasi buku, tempat penyimpanan
arang, teknis/pola pengiriman, pendataan/pemetaan, waktu penerimaan, ketidaksesuaian jumlah buku
engan jumlah murid, bantuan biaya transpot sampai pemanfaatannya dalam PBM di sekolah yang
erbaur dengan buku terbitan swasta. Selain itu pada kajian manajemen menunjukan belum berjalan
xara optimal, baik yang menyangkut tahap perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
elaksanaan, pengawasan dan pendayagunaannya di sekolah, sehingga mekanisme kerja dalam engelolaan distribusi buku belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.
lenyangkut personil pelaksana (SDM) nampak belum sepenuhnya memahami ketentuan ataupun
ebijakan mengenai pengelolaan perbukuan khususnya dalam pekerjaan distribusi buku, sehingga
ecenderungannya pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara situasional, artinya bagaimana keadaan
ang terjadi di lokasi. Mengingat dalam pengelolaan Distribusi diperiukan hubungan kolektif dan
srpadu diantara pihak pengirim dan penerima, maka peneliti memberikan rekomendasi untuk
engelolaan distribusi buku di masa datang diantaranya perlu kesamaan persepsi dan pemahaman
lengenai ketentuan dan kebijakan yang dilakukan pemerintah agar tercapai pengiriman tepat waktu
;pat sasaran dan tepat jumlah. Menyangkut mekanisme kerja perlu dikondisikan pola penyaluran yang
?bih simpel dengan jangkauan langsung antara sumber pengirim dengan pemakai (sekolah), namun
dak terjadi hubungan langsung antara pengirim (sebagai atasan) dan penerima (sebagai bawahan),
ehmgga diperiukan pihak ketiga sebagai pelaksana pengiriman.Walaupun sudah disampaikan beberapa catatan dalam rekomendasi, sehubungan penelitian ini
ilakukan melalui teknik studi kasus, maka memungkinkan bagi peneliti lain yang berminat untuk
lenelaah dan mencari solusi yang lebih baik, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan distribusi
DAFTAR ISI
Haiaman
JUDUL i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN a
KATA PENGANTAR
"
iv
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
.
vi
ABSTRAKSI 1X
ABSTRACT
xi
PERNYATAAN
xii
DAFTARISI
xiii
DAFTAR BAGAN/GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL xvi
BAB. I.PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang i
B. Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran 6
C. Rumusan MasalahDan Pertanyaan Penelitian 12
1. Masalah 12
2. Pertanyaan Penelitian 12
D. Tujuan Penelitian 13
E. Kegunaan/manfaat Hasil Penelitian 13
F. Konsep Dan Kerangka Berfikir 14
1. Konsep 14
2. Kerangka Berfikir 16
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 25
A. Kedudukan Buku di Sekolah 25
1. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan 25
2. Kedudukan Buku di Sekolah Dasar 25
3. Keterkaitan Ilmu Administrasi Pendidikan
dengan pengelolaan distribusi barang/buku 27
B. Manajemen Sistem Distribusi Barang 30
C. Pengelolaan Distribusi Buku Depdikbud 41
D. Kaj ianTerhadap Penelaahan (studi) yang relevan 48
E. Kesimpulan Tinjauan Teoritis 50
BAB. Ill METODE PENELITIAN 52
A. Metode Penelitian yang digunakan 52
B. Data Yang diperiukan 52
C. Teknik Pengumpulan Data 52
D. Teknik Pengambilan Data (Sampel dan Informan) 53
E. Teknik Pengolahan Data 54
F. Teknik Analisisdan Interpretasi Data 54
G. Instrumen Penelitian 57
H. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian 59
I. Penentuan lokasi penelitian 61
J. Tahap dan Jadwal Penelitian 62
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 64
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 64
B. KeadaanBuku 66
C. Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran 72
1. Tahap Perencanaan 73
2. Tahap Pengorganisasian 79
3. Tahap Pengkoordinasian 85
4. Tahap Pelaksanaan 86
5. Tahap Pengawasan 91
6. Tahap Pendayagunaan 92
D. Hambatan-hambatan dalam Pengelolaan
Pendistribusian Buku 93
BAB. V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 117
A. Kesimpulan 117
B. Implikasi 118
C. Rekomendasi 119
DAFTAR PUSTAKA 121
LAMPIRAN-LAMPIRAN : 124
DAFTAR BAGAN
Nomor: Halaman
1 : Keterkaitan PBM, Fasilitas Belajar dan Kegiatan
Distribusi 18
2 : Proses Pengelolaan Pengadaan dan Pendistribusian
Buku Pelajaran Depdikbud 20
3 : Kerangka Berfikir Penelitian 23
4 : Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan 29
5 : Macam-macam Saluran Pemasaran 37
6: MarketingMix 39
7:Analisa Posisi (SWOT) 57
8 : Kisi-kisi penelitian 59
9: Matriks Wots-Up 104
10 : Peta Lokasi Penelitian 193
DAFTAR TABEL
Nomor: Halaman
1 : Hasil Monitoring Pendistribusian Buku 10
2 : Isu dan Kesenjangan Distribusi Buku 11
3 : Ruang Lingkup dan Fungsi Administrasi Pendidikan .... 30
4 : Keadaan Penerbit Swasta dan Toko Buku 61
5 : Keadaan Jumlah Siswa SD di Kotamadya Bandung 64
6 : Keadaan Buku di Jawa Barat s.d. Tahun 1998/1999 65
7 : Keadaan Jumlah Siswa di Kecamatan (penelitian) 66
8 : Keadaan Buku di Kecamatan (penelitian) 67
9 : Keadaan Jumlah di SD (penelitian) 69
10.1 : Keadaan BukudiSD (penelitian 1) 70
10.2 : Keadaan BukudiSD (penelitian 2) 71
11 : Pembahasan Masalah Penelitian 97
12 : PembahasanPosisi Manajemen Sistem 108
BAB. I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sarana Pendidikan di sekolah adalah fasilitas atau perlengkapan yang terdrri atas
alatan dan perabot sekolah, yaitu antara lain kursi dan meja siswa, perangkat laboratonum,
cuwajib (pelajaran), bukupelengkap, buku bacaan, buku referensi, buku sumber, mesin-mesin
ktek, alat-alat olahraga dan Iain-lain. Menurut Soenarya, sarana dan prasarana pendidikan ilah salah satu instrumental input dalam proses belajar mengajar (1999) yang jenisnya adalah
t peraga/praktek, media pendidikan dan buku, selanjutnya dalam sistem administrasi dengan
idaannya sebagai barang-barang yang dapat dipindahtempatkan tempat pemanfaatannya dan lyimpanannya dikategorikan sebagai dengan istilah "barang bergerak". (Soenarya, Endang,
?9). Prasarana pendidikan adalah seperti gedung/ruang belajar, tanah lapangan Olah Raga,
angpraktek dikategorikan sebagai "barang tidak bergerak".
ngsi utama sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai penunjang proses belajar mengajar
am upaya meningkatkan daya serap maten kurikulum dalam meningkatkan efektivitas dan
isiensi belajar mengajar
Secara garis besar dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan terdiri atas 7
juh) kegiatan yaitu : Perencanaan kebutuhan, Pengadaan, Pendistribusian, pemanfaatan,
neliharaan, penginventarisasian danpenghapusan. (Soenarya, 1999).
lah satu masalah krusial dalam penyediaan sarana pendidikan adalah kegiatan pendistribusian [rang) agar sampai pada pihak pemakai (sekolah). Komponen utama yang harus diperhatikan
Seiring dengan kebijaksanaan Departemen Penddikan dan Kebudayaan dalam REPELITA
engenai pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang dicanangkan
tanggal 2 Mei 1994, berarti jenjang Pendidikan Dasar merupakan jenjang yang harus diikuti
anak usia sekolah, sekaligus mengandung konsekuensi perlunya perhatian serius dan rrntah untuk memenuhi segala kebutuhan yang menyangkut seluruh sumber daya ukung, termasuk dari aspek piranti atausarana pendidikannya.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun ini merupakan perwujudan dan amanat
>1945, GBHN, UU No. 2 tahun 1989 dan PP No. 28 tahun 1990 yang bertujuan untuk berikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya
gai pribadi, anggota masyarakat, warganegara dan anggota umat manusia serta roempersiapkan
rta didik untuk mengikuti Pendidikan Menengah. (Buletin WAJAR, Dirjen Dikdasmen, 1994).
: anak usia 7-15 tahun dapat mengikuti Pendidikan Dasar 9 tahun maka diperiukan antara lain
iga kependidikan yang memenuhi syarat, sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan
iisi yang kondusif untuk mencapai tujuan. (Brosur WAJAR, Dirjen Dikdasmen, 1994).
caitan dengan itu menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2/1989 pasal 13 ayat 1 yang
yatakan bahwa pendidikan dasar identik dengan pendidikan di tingkat SD dan SLTP, yang
mya 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP, disebutkan :
yang mana tingkat Pendidikan Dasar adalah (jenjang) pendidikan yang memberi dasar-dasar pendidikan untuk segala pendidikan sesudahnya (berikutnya).
(Mardiatmadja, 1990).
Berdasarkan laporan Asian Development Bank tahun 1992 di Indonesia terdapat 48 %
Dmpok usia 13-15 tahun tidak mendafiarkan din pada pedidikan SMP/sekolah setara, hal ini lunjukan Depdikbud senantiasa menghadapi tantangan berat antara lain :
Kondisi sarana/prasarana pendidikan yang belum memadai yang menyangkut antara lain buku 5 wajib dan bahan belajar, (2). Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang berbeda-beda ira daerah perkotaan dan pedesaan, (3). Kondisi geografis laut, sungai, gunung dan sebagamya
g menghambat kelancaran komunikasi dan transportasi (Balai Pustaka, 1992)
am ketetapan Nomor H/MPR/1988 tentang Garis-Besar Haluan Negara disebutkan antara lain
media pendidikan serta fasilitas lainnya perlu terus disempumakan, ditingkatkan dan
lebih didayagunakan.
.am UU SPN Nomor 2 tahun 1989 pasal 35 disebutkan :
Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun masyarakatharus menyediakan sumberbelajar
nerintah memberi perhatian khusus pada jenjang Pendidikan Dasar, tenuasuk dan terutama >kat Sekolali Dasar seperti tertuang dalam penjelasan UU SPN (Mardiatmadja,1990) disebutkan
wa
" Sistem Pendidikan Nasional harus dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga
negara, agar masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dasar...."
ri gambaran tersebut, maka faktor sarana pendidikan adalah salah satu komponen utama yang idukung kegiatan belajar mengajar, sehingga keberadaan buku pelajaran di sekolah termasuk
jritas utama untuk tersedia di sekolah.
Buku adalah salah satu sarana utama untuk mencerdaskan bangsa; memberikan empatan untukmemperoleh pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.(Pattakaeng,
buk, 1994), oleh karenanya buku pelajaran dan buku perpustakaan memegang peranan sangat
Dalam hal penyediaan buku pelajaran, sejak tahun anggaran 1973/1974 secara bertahap :rintah telah menyediakan buku-buku pelajaran dn perpustakaan untuk SD, SLTP dan SLTA an dana yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang mengacu pada csanaan kurikulum 1994, pemerintah telah menyediakan dan mendistribusikan buku pelajaran ebanyak 218 juta eksemplar, SLTP 53juta eksemplar dan bukuSLTA sebanyak 37 ekslempiar an total clana yang sudah terserap kurang lebih 238 milyar rupiah (Sekjen Depdikbud rakor uk, 1997).
3enas pada tahun 1995 dalam prograrruiya menyatakan bahwa rencana penggunaan biaya
lidikan untuk pembinaan pendidikan dasar di lingkungan Depdikbud berkisar untuk :
itaran guru dan pembina, Pengadaan buku pelajaran pokok, Pengadaan buku bacaan, jadaan alat peraga, Pengadaan alat ketrampilan kaseman dan olahraga
ik itu sesuai dengan kebijakan pemerintah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )dikbud) telah merencanakan dan mengadakan buku-buku pelajaran pokok tertentu (Pusat lukuan, 1994).
Menyangkut pengelolaan buku di lingkungan Depdikbud, berdasarkan Surat Keputusan tdikbud Nomor 0274/0/1987 tanggal 8 Mei 1987, telah dibentuk suatu lembaga di lingkungan dikbud yaitu Pusat Perbukuan (PUSBUK) dengan tugas pokok sebagai pelaksana tugas sdikbud) di bidang Perbukuan yang berada langsung di bawah Mendikbud ( Buletin Pusat
jukuan.1997).
ng lingkup dan sasaran tugas serta fungsi pokok Pusat Perbukuan nieliputi pengelolaan buku dikbud mencakup perencanaan, pengadaan, penyaluran serta pengawasan pendayagunaan buku
Pelaksanaan pengadaan buku dengan pertimbangan lebih mendekatkan kepada pihak
pengguna (user) di sekolah, serta dalam rangka mendorong perkembangan industri perbukuan di
wilayah (daerah), maka pelaksanaan pencetakan buku pelajaran diserahkan kepada wilayah yang
telah memiliki kemampuan (pencetakan) yang memadai (Pusat Perbukuan, 1994).
Keseluruhan dari program penyediaan buku pelajaran dimaksud sasaran akhirnya adalah Sekolah
dan Madrasah, baik negeri maupun swasta, misalnya Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Negeri maupun swasta.
Program Pengadaan buku sasaran utamanya adalah terpenuhinya kebutuhan buku pelajaran
sesuai dengan jumlah murid yang ada. Oleh karenanya diperiukan data yang akurat mengenai
keadaan jumlah murid yang ada pada setiap sekolah, setiap Kecamatan, setiap
Kabupaten/Kotamadya dan setiap propinsi, yang menjadi dasar pemenuhan kebutuhan buku
pelajaran di sekolah.
Dari data tahun anggaran 1996/1997 dengan sasaran siswa tercatat keadaan murid SD/MI
di Jawa Barat dari Bidang Pendidikan Dasar Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat diperoleh
kuantum siswa terdiri atas 4.953.952 siswa sekolah Negeri dan 177.769 siswa sekolah swasta jadi
jumlah keseluruhannya adalah 5.131.721 siswa (sumber : Pemda TK I Jawa Barat dari Dikdes,
1996), kemudian pada tahun pelajaran 1997/1998 jumlah siswa itu berkembang 5.122.844 siswa
sekolah negeri dan 721.553 siswa sekolah swasta (Kanwil Depdikbud Jabar, 1998), menunjukan
bahwa Jawa Barat termasuk daerah yang berpotensi besar menghasilkan ouput pendidikan tingkat
sekolah dasar.
Menurut Endang Soenarya (1997), dinyatakan bahwa pengadaan buku teks pokok SD/MI
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD/MI dengan cara meningkatkan produksi dan
sediaan di kelas serta pemanfaatannya secara maksimal oleh para guru dan siswa, hal ini ukan dengan cara meningkatkan jumlah bukusesuai dengan jumlah siswa di setiap sekolah.
karena itu Pemerintah melalui Depdikbud telah memprogramkan pengadaan buku teks aa) untuk tingkat SD sejak tahun anggaran 1993/1994 dengan mengacu pada kurikulum 1994
Duti lima mata pelajaran, yaitu Buku PPKn, Buku Bahasa Indonesia, Buku Matematika, Buku
i, Buku IPS, dengan perencanaan yang sudah dilakukan yaitu ratio perbandingan berkisar
a 1 buku untuk 1 siswa.
Sinyalemen menarik yang disampaikan Soenarya (1997) adalah berdasarkan pemantauan dilakukan oleh pihak Dirjen Dikdasmen, maka pada 42 % sekolah (SD) yang disurvei, buku
;dipakai sebagai buku utama dalam KBM adalah buku terbitan swasta.
keadaan tersebut 55,6 % sekolah menentukan sendiri buku yang akan dipakainya, sedangkan
% penentuan bukunya ditentukan oleh Kaneam/Kandep/Kanwil.
urut Endang, keadaan itu berbanding terbalik dengan sekolah yang berada di lingkungan ;saan, yang mana penggunaan buku yang diterbitkan oleh Depdikbud lebih banyak mfaatkan, sedangkan buku-buku swastanya kurang dipakai, faktor penentunya setelah cukan penelaahan secara mendalam adalah :
lah buku paket memenuhi kebutuhan, tingkat kemudahan akses (memperoleh) terhadap buku ttan swasta dan status sosial (ekonomi).
Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran di lingkungan Depdikbud.
Memperhatikan perihal penyaluran atau pendistribusian sebagai salah satu faktor penting
m Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan , sebagaimana Keputusan Mendikbud Nomor
pendistribusian buku dilakukan oleh aparat Kanwil di tingkar propinsi, yaitu bagian perlengkapan
dan di tingkat Kandepdikbud oleh Sub bagian perlengkapan.
Pengelola perbukuan umumnya bertugas di gudang dan menjadi pelaksana secara
operasional penyaluran buku, mulai tahap penerimaan buku dari institusi/unit suraber pengadaan
buku, pengalokasian, pengepakan ulang (re-packing) hingga pengiriman buku ke lokasi sasaran.
Khusus untuk penyaluran buku pelajaran Sekolah Dasar dilibatkanjuga Kandepdikbud Kecamatan
untuk menyalurkan buku ke sekolah SD dan ML
Berdasarkan laporan analisis hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Perbukuan
(1997) yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang obyektif mengenai realisasi pengiriman
buku pelajaran pokok SD, SLTP dan SMU di masing-masing sekolah yang dipantau, maka khusus
untuk buku SD diperoleh temuan antara lain dari 120 sekolah (SD/MI) yang dipantau sekolah yang
menerima buku kelas 1 sebanyak 111 sekolah (92,5%) dan tidak menerima buku sebanyak 9
sekolah (7,5%), buku kelas 2 yang menerima sebanyak 108 sekolah (90%) dan yang tidak
menerima sebanyak 12 sekolah (10%), untuk buku kelas 6yang menerima buku sebanyak 89 judul
(74,16%) dan 31 sekolah tidak menerima (25,84%).
Menyangkut penyampaian buku di sekolah, dari 120 sekolah yang dipantau , 82 sekolah atau
88,33% menyatakan buku diambil oleh pihak sekolah ke Kandepdikbud Kecamatan, 31 sekolah (
25,83%) diantar oleh petugas Kandepdikbud Kecamatan, 4 sekolah (3,33%) dibagi dalam rapat
Kepala sekolah di Kandepdikbud Kecamatan, dan ? sekolah (2,49%) diantar oleh ekspeditur.
Menyangkut rasio jumlah buku dengan jumlah siswa, diperoleh hasil pemantauan dari 99 sekolah
antara lain buku kelas 1sebanyak 37 sekolah rasio perbandingannya 1buku untuk 1-3 murid (i . 1
s.d. 1:3) dan 62 sekolah 1buku untuk 1murid (1:1), buku kelas 5sebanyak 40 sekolah rasio
ouku kelas 6 sebanyak 36 sekolah rasio perbandingannya 1buku untuk 1-3 murid (1 : 1 s.d. 1 :
an 63 sekolah 1 buku untuk 1 murid (1 : 1),
;n hai penerimaan buku di sekolah, dari 120 sekolah yang dipantau, diperoleh hasil 55 sekolah
3%) menyatakan menerima buku Depdikbud setelah tahun ajaran baru dimulai Oberjalan), 48 lah ( 49%) menenma buku pada saat tahun ajaran baru dimulai, dan 16 sekolah (13,33%) jrima buku sebelum tahun ajaran dimulai, secara keseluruhan aspek-aspek yang dipantau dapat
at dalam tabel 1.
Dari hasil pemantauan lainnya, Pusbuk mengemukakan adanya Issues dan kesenjangan
masih memprihatinkan antara kebijaksanaan dan kenyataan yang terjadi di lapangan, yaitu laksanaan perolehan buku 1 buku untuk satu siswa, temyata belum semua murid mendapatkan t pegangan belajar, kebijaksanaan agar buku yang diterbitkan oleh pemerintah menjadi buku ngan pokok temyata yang lebih banyak dipakai adalah buku terbitan swasta, pelaksanaan ibusi buku disampaikan secara merata, kenyataannya masih ada sekolah yang tidak iperoleh sama sekali, buku seharusnya diterima di sekolah harus tepat waktu (sebelum tahun aran baru dimulai) temyata banyak buku yang tidak sampai pada waktunya dan bahkan ada ; tidak menenma buku, buku harusnya sampai di sekolah dalam keadaan baik, utuh dan siap i, namun masih ada bukuyang diterima sekolah dalam keadaan rusak, kurang dan tidak layak
:i, hasil pemantauan tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.
(kebijakan) pihak pusat. Termasuk pola apapun yang diterapkaii dalam pengelolaan distribusi buku
icebijakannya ditetapkan olehPusatPerbukuan.
Beberapa pola pengiriman buku di lingkungan Depdikbud yang dilakukan sampa, tahun
anggaran 1998/1999 antara lain :
1. Untuk sumberr*ngelola(proyek) ada diP^
buku
pelajaran SD dikirim ke Kecamatan yang selanjutnya mengirim ke sekolah, adapun propinsi
dsn Kabupaten/Kotamadya tidak dilibatkarr,
2. Untuk sumber pengelola (proyek) ada di Propinsi, maka pola pengiriman buku pelajaran SD
mempergunakan polajenjanghirarki yaitu Kanwil Kandep Dikbud KabupatenTKotamadya
-Kecamatan Sekolah;
3. Untuk penyaluran buku bacaan SD, dengan pengelola pihak Pemerintah Daerah (Dinas Pdan
K) propinsi, Kepala SD memilih judul buku yang disediakan oleh pusat, selanjutnya Kepala
SD menerima transfer dana untuk proses pembeliannya;
4. Untuk buku SLTP dan SMU dengan sumber pengelola (proyek) ada di Propinsi, maka pola
pengiriman buku pelajaran mempergunakan pola jenjang struktural yaitu Kanwil - Kandep
Dikbud Kabupaten/Kotamadya
Sekolah, namun mulai tahun 1997/1998 buku SLTP
bantuanBank Dunia (WorldBank) pengirimannya dari unit pengadaan (propinsi) langsung ke
sekolah.Problematik yang terjadi di lapangan digambarkan dari hasil pengamatan Dirjen
Dikdsamen (1997) antara lain bahwa untuk mencapai sekolah sasaran, dari sekolah yang disurvei,
57,7 %buku diambil sendrri oleh sekolah (SD) dan hanya 12,3% buku pelajaran yang dikirim oleh
)ihak Kancam/Kandep,.disamping itu 51,4 %buku ditenma di sekolah setelah tahun pelajaran
limulai dan hanya 21,4 %sekolah yang menenma buku sebelum tahun pelajaran dimulai.Namun
Tabel 1
10
Hasil Monitoring Pendistribusian Buku 1994/1995 s.d. 1995/1996
o ASPEK YANG DITELITI JUMLAH
SEKOLAH
PERSEN
TASE(%)
KETERANGAN
Penerimaaan Buku :
a. Menerima b. tidak menerima
111
9
92,5
7,5
Buku Pelajaran kelas 1
Penerimaaan Buku :
a. Menerima b. tidak menerima
98
22
81,6 18,4
Buku Pelajaran kelas 3
Penerimaaan Buku :
a. Menerima
b. tidak menerima
89
31
74,16 25,84
Buku Pelajaran kelas 6
Ratio Buku 1 siswa : 1 buku a. Buku kelas 1
b. Buku kelas 3
c. Buku kelas 6
62 47 63 62,62 47,47 63,63
Ratio Buku s.d. 3 siswa : 1 buku
a. Buku kelas 1 b. Buku kelas 3
c. Buku kelas 6
37 52 36 37,38 52,53 36,37 Cara Penyampaian:
a. Diantar Kancam
b. DiantarEkspeditur c. Dibagi dalamrapat
d. Diambil sekolah
31 3 4 82 25,83 2,49 3,33 68,33 Waktu Penerimaan :
a. Sebelum Tahun pelajaran b. Saattahun pelajaran
c. Pelajaran sudah dimulai
16 48 55 13,44 40,33 46,23 Biaya Bantuan: a. Menerima biaya
b. Tidak menerima
38 82
31,66 68,34
KesesuaianBuku dengan faktur
pengiriman :
a. Sesuai
b. tidak pakai surat/faktur
104 16
86,66 13,34
Fisik Buku saat diterima :
a. Terbungkus terikat
b. Terikat tanpa pembungkus
c. Terbungkus dalam karton
70 38 12 58,33 31,66 10,01 Pemanfaatan Buku :
a. Dimanfaatkan sepenuhnya
b. Bersama buku swasta
c. Tidak dimanfaatkan
75 41 4 62,5 34,6 2,9
Surat Edaran Penggunaan Buku :
a. Menerima
b. tidak menerima
75 45
62,5 37,5
Menyangkut Isu dan Kesenjangan dalam pelaksanaan Distnbusi Buku pelajaran dapat
[image:20.595.56.474.213.560.2]iusun dalam tabel berikut:
Tabel. 2
Issues dan Kesenjangan Distribusi Buku
ISU/KEBIJAKAN
Rasio Keadaan buku di sekolah (SD) satu
buku untuk satu siswa
Buku diterima di sekolah pada saat tahun
pelajaran dimulai
Seluruh sekolah
menerima buku
(SD/MI) Negeri/swasta
Buku pegangan Depdikbud adalah Buku
pegangan utama dalam PBM
Buku dikirim sampai ke sekolah
Biaya Distribusi
pemerintah
Buku ditanggung
Surat Edaran/petunjuk teknis pengiriman
buku dan pemanfaatannya diterima oleh
sekolah
KESENJANGAN
Rasio Buku yang ada mencapai satu buku
untuk 3-4 siswa
Buku diterima di sekolah tidak jelas
waktunya, pengirman bertahap dan
setelah pelajaran (PBM) dimulai
Belum semua sekolah secara merata memperoleh buku Depdikbud
Pegangan belajar siswa berbaur dengan
buku swasta atau buku Depdikbud tidak
dipakai
Pihak sekolah harus mengambil buku
sendiri
Kadang-kadang sekolah turut dibebani
biaya pengiriman buku
Pihak sekolah sebagai pemakai tidak
menerima petunjuk teknis dan petunjuk
pemanfaatan buku
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka terdapat indikasi adanya sistem
distribusi buku pelajaran yang lemah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan buku
pelajaran, yang mana tergambar ketidak sesuaian antara judul dan jumlah buku pelajaran
yang ada dengan jumlah siswa yang membutuhkannya.
Menyangkut mekanisme kerja distribusi buku pelajaran terdapat gambaran sistem pendistribusian yang lemah diantaranya belum konsistennya pola yang dipakai sehingga tidak menganut satu pola dan satu "pintu", sehingga diperkirakan belum dapat mencapai
sasaran sekolah secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.
Disamping itu unsur pelaksana pekerjaan diperkirakan kurang mampu melaksanakan pendistribusian buku pelajaran sehubungan dengan tidak dimilikinya
kompetensiyang memadai untuk mengelolapekerjaan pendistribusian buku pelajaran. Berdasarkan hal-hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah pengelolaan distribusi buku pelajaran sekolah dasar telah memenuhi kebutuhan buku pelajaran di sekolah ?
2. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi fokus pembahasan adalah :
a. Apakah Sistem distribusi buku pelajaran dapat memenuhi kebutuhan buku pelajaran
13
b. Apakah mekanisme kerja pendistrbusian buku pelajaran dapat memenuhi aspek ketepatan
waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran secara merata di sekolah ?
c. Apakah pengelola pendistribusian buku dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya ?
. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan di telaah menyangkut manajemen sistem distribusi pelajaran
tingkat sekolah dasar maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
I Untuk memperoleh gambaran Sistem Distribusi buku pelajaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan buku pelajaran di sekolah.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang mekanisme kerja dalam rangka memenuhi aspek
ketepatan waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran secara merata pendistribusian buku ke
sekolah.
3. Untuk memperoleh gambaran peranan pengelola yang melaksanakan pendistribusian buku
sesuai tugas pokok dan fungsinya .
Kegunaan/Manfaat Hasil Penelitian
Penelaahan manajemen sistem distribusi buku pelajaran sekolah dasar diharapkan akan
anberi kegunaan atau manfaat sebagai berikut:
1. Memberi sumbangan pengetahuan terhadap ilmu administrasi , khususnya
dalam
pengelolaan pendistribusian buku pelajaran sebagai bagian dari pengelolaan fasilitas
pendidikan di sekolah
2. Memberi sumbangan praktis dalam pengelolaan distribusi buku agar dapat memenuhi
kebutuhan buku di sekolah, baik bagi unit atau instansi maupun para pelaksana/pengelola
yang terkait.
3. Memberi kejelasan menyangkut problematik dalam pengelolaan pendistribusian buku untuk
dilakukan pembenahan maupun peningkatkan kerja bagi setiap unit maupun
14
msep Dan Kerangka Berfikir
>nsep
Untuk lebih memberi kejelasan menyangkut pokok-pokok pembahasan pada fokus
tian, maka diperiukan dukungan konsep yang akan memben kejelasan makna dan lingkup
jahan fokus penelitian tentang manajemen sistem distribusi buku pelajaran sekolah dasar Menyangkut tentang pengertian sistem, diartikan sebagai suatu kebulatan keseluruhan yang
leks atau terorgamsir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
lentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Tatang M. Amirin, 1992 : 10). tgkan Distribusi adalah aktivitas, usaha atau industri yang berhubungan dengan tindakan
nbulkan suatu perubahan dalam hak milik atas barang-barang antara produsen dan konsumen
>embeli yang menggunakanbarang tersebut.
ut Corey (dalam Kotler, terjemahan Heryati, 1988:172)
"sistem distribusi merupakan sumber ekstern yang penting. sistem mi sama pentingnya
dengan sumber daya intern penting lainnya seperti pengolahan, penelitian, rekayasa dan karyawan penjualan serta fasilitasnya"
"sistem ini mencerminkan suatu ikatan yang penting dari perusahaan yang bertugas melaksanakan distribusi dengan pasar khusus yang mereka layani. sistem ini juga
mencerminkan suatu ikatan terhadap seperangkat kebijakan dan praktek yang membentuk struktur dasar sebagai landasan suatu hubungan yang berjangka panjang"
dari pengertian itu, Sistem Distribusi Buku diartikan sebagai keseluruhan proses yang terhirnpun
i proses pekerjaan yang menimbulkan terjadinya perpindahan barang atau buku (pelajaran) dan pengirim kepada pihakpenerima dan atauperantara sampai padapihak pemakai (user).
Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaart pengorganisasian,
nimpman dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
15
i atas Planning (perencanaan), Organizing (organisasi), Commanding (kepemimpinan),
dinanng (koordinasi) dan Controling (pengawasan•pengendalian).G. Glover mengartikan manajemen sebagai kepandaian manusia menganaiisa, merencanakan.
otivasi, menilai dan mengawasi penggunaan secara efektif sumber-sumber manusia dan bahan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu (Buchari alma, 1997)
F. Drucker (dalam Fakri Gaffar dan Yoyon, 1996) menyebutkan bahwa terdapat lima fungsi
k manajemen, yaitu:
.-lenentukan apa yang akan menjadisasaran organisasi .lengorganisir suatu kegiatan
^emotivasi dan berkomunikasi dalam pelaksanaan kegiatan /Teiaksanakan pengukuran terhadap setiap kegiatan
iengembangkan kemampuan dan ketrampilan orang-orang.
i dari beberapa pengertian Manajemen tersebur dalam kaitannya dengan pengelolaan distribusi
pelajaran adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordmasian, pelaksanaan, awasan dan pendayagunaannya sesuai tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan
busi buku pelajaran
Buku Pelajaran yang dimaksud adalah Buku pelajaran yang diterbitkan oleh Depdikbud dan
ipkan kedudukannya sebagai pegangan wajib (utama) siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
ah. Menyangkut program pengadaan dan pendistribusiannya hingga ke sekolah, merupakan tolok
yang sudah ditetapkan melalui program pembangunan (proyek) sebagaimana tertuang dalam /LK Bagian proyek penyediaan buku pelajaran pokok sekolah dasar. Sehingga keberadaan buku
aran ini cuma-cuma atau gratis untuk dibagikan ke sekolah dasar negeri ataupun swasta, hingga
-asah Ibtidaiyah negeri maupun swasta.
^angkut mekanisme kerja dalam pengelolaan distribusi buku teknis pelaksanaan pekerjaan yang
16
;anaan dan perhitungan pengalokasian buku per Kabupaten/Kotamadya, pelaksanaan
lokasian per kabupaten/Kotamadya, pengepakan ulang (re-packing), penginman/transportasi dan
walan buku menuju sasaran, serta pengawasan setiap tahap pekerjaan pengiriman.
Dalam teknis penyaluran buku ini kebijakan (Depdikbud) adalah dengan pendekatan
ural (hirarki), yang mana penyaluran buku berlangsung secara bertahap mulai dari pihak unit
daan buku dikirim ke Gudang Buku Kanwil di Propinsi kemudian dikirim ke Kandepdikbud
rraten/Kotamadya, kemudian dikirim ke Kandepdikbud Kecamatan dan tujuan terakhir adalah ke
ih (SD/MT), namun ada pula pola langsung yang mana buku itu sumbemya dari pusat (Jakarta) dikirim langsung ke Kandep Kodya/Kabupaten dan atau dikirim langsung ke Kancam-kancam
dibagikan ke sekolah-sekolah.
-pihak pengelola pekerjaan distribusi ini mengikuti jenjang strukturaL yaitu adalah aparat rutin
bertugas pada unit pengadaan buku, yaitu petugas atau tim di gudang buku tingkat propinsi
vi\), tingkat Kabupaten/Kotamadya (Kandep) dan kecamatan (Kancam), termasuk sekolah
iping itu peranan aparat rutin mempunyai keterkaitan dengan program pembangunan atau
:lolaproyek pengadaan buku
ara aparat rutin dan aparat proyek tersebut terdapat jalinan kerja sama yang diharapkan terjalin
intukmendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan menyangkut peranan pihak pengelola akan meliputi pekerjaan pendataan jumlah
perkelas pada setiap sekolah, jumlah per kecamatan, jumlah per Kabupaten/'Kotamadya, jumlah
aropinsi, perhitungan pengalokasian setiap Kabupaten/'Kotamadya hingga alokasi per sekolah M Negeri dan Swasta), koordinasi dengan pihak unit pengadaan buku , pengaturan jadwal
erangkatan ke lokasi, pengawalan setiap pemberangkatan, mengatur alat/sarana transportasi,
17
rangka Berfikir
Kuahtas pengajaran selain dipengaruhi oleh faktor guru, juga dipengaruhi oleh karakteristik
yaitu besamya kelas (class size), artinya banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar,
inya dipakai rasio 1: 40, atau 1guru menangani 40 orang siswa, Suasana belajar, artinya suasana
Iihadapi siswa adalah suasana yang demokratis, kebebasan siswa untuk belajar dan fasilitas serta
?r belajar yang tersedia, yang mana sering ditemukan anggapan bahwa sosok guru adalah
satu-/a sumber belajar di kelas, oleh karena itu agar diusahakan kelas sebagai laboratorium belajar iiswa, artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat
i dan sebagainya (Sudjana, 1987).
ignya fasilitas dikemukakan pula oleh Wijaya (1991) yang menyatakan bahwa hal-hal yang
menghambat pengelolaan kelas adalah faktor guru, siswa, fasilitas dan keluarga. Selain itu All, ) menyatakan bahwa sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan
membantu guru maupun siswa dalam upaya mencapai tujuan, misalnya bahan cetak berupa
buku teks atau acuan, dengan kelengkapan bahan belajar dapat meningkatkan keaktifan dan
ctifan dalam belajar.
Dalam konteks Administrasi Logistik sebagai bagian integral dari kerangka dasar Ilmu nistrasi, Sondang P. Siagian (1992), menyatakan bahwa aspek-aspek yang menjadi lingkup
annya adalah kegiatan perencanaan (kebutuhan), pengadaan (logistik), penyimpanan, distribusi,
piaan dan penghapusan. Keseluruhan aspek-aspek tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan dan harus dapat berjalan baik, sehingga harapan tercapamya administrasi logistik
serdaya dan berhasil guna dapat diraih.
Winardi (1994:82) menyatakan bahwa Pekerjaan Distribusi adalah aktivitas, usaha atau tri yang berhubungan dengan tindakan menimbulkan suatu perubahan dalam hak milik atas
g-barang antara para produsen dan para konsumen atau pembeli yang menggunakan
rtian lam menurut Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum bahwa distribusi adalah
luran barang-barang ke beberapa tempat.
Dan uraian maupun pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat digamharkan
ahubungan antara Proses Belajar Mengajar (PBM), Fasilitas belajar (Buku pelajaran) dan faktor
busmya, yang mana terdapat kaitan yang sangat berarti bagi keberhasilan PBM, yang mana
mendukung PBM di sekolah diperiukan fasilitas pendidikan, menyangkut ketersediaan fasilitas
pelajaran (Depdikbud) sangat tergantung kepada pelaksanaan distribusi buku dengan penekanan
caidah tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.
Secara skematik gambarannya adalah :
Bagan 1.
KETERKATTAN PBM, FASILITAS DAN KEGIATAN DISTRIBUSI
Menyangkut keberadaan buku pelajaran telah ditetapkan dalam Undang-undang Sistem
dikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pasal 34 yang menyatakan bahwa :
(1)Buku pelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Jalur pendidikan sekolah disusun berdasarkan pedoman yang ditetapkan olehpemerintah
(2) Buku pelajaran dapat diterbitkan olehpemerintah ataupun swasta
i dengan ketentuan itu maka penyediaan buku pelajaran selain oleh pemerintah dapat pula
ikan oleh pihak swasta, yaitu pihak penerbit atau perusahaan penerbitan. Oleh karenanya
a pemasaran bukuoleh penerbit-penerbit swasta yang langsung terjun ke lokasi konsumen tidak
19
fokuskan lahan garapannya di bidang usaha penerbitan buku, termasuk buku pelajaran, sejauh
;acu pada landasan Keputusan Mendikbud Nomor 013/U/1989 tanggal 6 Januan 1989 tentang
bitan buku teks utama oleh penerbit swasta, yang pada intinya buku pelajaran yang dibuat oleh
penerbit swasta harus teriebih dahulu dilakukan pemilihan dan pemlaian pemerintah melalui
ikbud.
ibaran buku pelajaran ke sekolah dilaksanakan secara aktif melalui penawaran dari Diliak
bit swasta, di satu sisi hai ini baik ditinjau sisi keragaman buku pelajaran di sekolah.
in memperhatikan posisinya, maka aktifitas pihak swasta ini merupakan ancaman dan sekaligus
igan bagi pihak Depdikbud untuk lebih meningkatkan kmerjanya sehingga mampu bersaing
in pihak swasta, artinya agar buku pelajaran yang diterbitkan Depdikbud kedudukannya adalah
utama sedangkan terbitan swasta adalah sebagai pelengkap.
Buku Pelajaran yang diterbitkan Depdikbud perencanaan naskahnya dilakukan oleh Pusat
ikuan Berdasarkan penetapan judul buku, maka setiap pertengahan tahun anggaran dtadakan
: koordinasi Perbukuan tingkat NasionaL yang mana pesertanya adalah pengelola perbukuan
dan pembangunan) pada setiap Kantor Wilayah.
^i hasil Rakor tersebut, maka setiap propinsi menetapkan judul dan jumlah buku yang akan
kan di daerahnya sesuai dengan alokasi anggaran dalam SKO (surat keputusan otorita) dan LK
ar kerja) yang tersedia, selanjutnya dilaksanakan pengadaan (pencetakan) dan pendistribusian
dengan jenjang penginman Kandep, Kancam sampai ke sekolah., secara skematik garabarannya
RAPAT KOORDINASI
NASIONAL DI JAKARTA
I
'ENYIMPANAN/PENYERAH-VNHASIL PEKERJAAN DI GUDANG KANWIL
•ENYTMPANAN/PENYERAH-VN BUKU DI GUDANG KODy CABUPATEN
'ENYIMPANAN/PENYERAH-^NBUKU DI KECAMATAN
ENYIMPANAN DI KELAS/ ERPUSTAKAAN
PERENCANAAN DAN PENGADAAN NASKAH
/FILM BUKU DEPDIKBUD PER JUDUL BUKU
DfSUSUN PUSAT PERBUKUAN JAKARTA
PERENCANAAN PENGADAAN BUKU DISUSUN OLEH KANWIL DEPDIKBUD JAWA BARAT ( TOLOK UKUR DALAM DIP/PO ATAU SKO/LK
PER TAHUN ANGGARAN)
PROSES PENGADAAN BUKU TINGKAT PROPINSI OLEH PEMEGANGMATA ANGGARAN
(PROYEK/PEMBANGUNAN)
PENDISTRIBUSIAN BUKU KE DAERAH (KANDEPDIKBUD) KAB/KOD
PENDISTRIBUSIAN KE KECAMATAN
(KANDEPDIKBUD KECAMATAN)
PENDISTRIBUSIAN BUKU KE SEKOLAH
PBM/PENGAJARAN
Bagan 2.
PROSES PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU
21
aran tersebut menjelaskan rangkaian yang terjadi dalam pengelolaan buku pelajaran yang ada di
ingan Depdikbud mulai dari tingkat pusat hingga terminal terakhir sekolah guna menunjang
Dari Gambaran itu diharapkan mampu menegaskan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian
ntang rangkaian proses distribusi buku pelajaran, yang akan memadukan antara pemikiran
ignya fasilitas belajar (buku pelajaran) untuk mendukung dan mencapai tujuan Proses belajar
ijar (PBM), tentang fasilitas belajar yang akan ditinjau adalah mengenai pengadaan, terutama
;(pengelolaan) penyebaran atau pendistnbusiannya agar sampai pada pihak pemakai (siswa) di
ih.
enekanan pembahasan terletak pada aspek Distribusi yang merupakan salah satu kegiatan utama
engelolaan Manajemen Sarana Pendidikan yang dilaksanakan oleh pihak Depdikbud, yang mana
penelaahannya menyangkut sistem distnbusi buku sekolah dasar pada lingkup Kandep, Kancam
kolah.
Menurut Mulyadi (1989), setiap sistem mesti terdiri dari struktur dan proses, yang mana
or sistem adalah elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem
iyang menjelaskan cara kerja tiap elemen sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem.
*ga pendekatan Sistem, memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan, yana;
tha untuk menjelaskan sesuatu dan sudut pandangan sistem, yang berusaha menemukan struktur ti yang membentuk sistem dan mengidentifikasi proses bekerjanya tiap elemen yang membentuk
i tersebut.
in pemahaman tentang sistem, baik menyangkut struktur sistem maupun proses sistem, maka pkan dapat mengidenfifikasi pertanyaan mengapa tujuan suatu sistem tidak tercapai ?
Landasan lain yang mendukung pembahasan fokus penelitian adalah pendekatan konsep ilmu
aran, yang secara konsepsional banyak kaitannya dengan pekerjaan distrbusi barang, salah
asaran), yang mencakup pada 4P, yaitu product (produk) barang Price (harga,biava), Promotion
nunikasi dalam upaya pendekatan pada pasar). Place (tempat. distnbusi).
pendekatan itu menunjukan bahwa pekerjaan Distnbusi termasuk dalam cakupan Konsep
asaran., khususnya menyangkut unsur "Place', yang mencakup penempatan dan pendistribusian
Menurut Donald J. Bowersox, (1995:24), dalam kattan konsep pemasaran dalam mteraksi
ra operasional akan melibatkan :kelompok lembaga pemasaran bagian dan fungsi-fungsi dari
«ga tersebut, adanya arah pergerakan produk serta pemilikannya dari produsen ke konsumen.
mupaya memberi gambaran, baik melalui kajian empins maupun teoritis mengenai keberadaan
ipelajaran sebagai fasilitas pendidikan dalam kaitannya dengan PBM, maka penelitian ini akan
kus pada sejauhmana manajemen sistem distribusi buku pelajaran hingga sampai di sekolah, hal
£
FASILITAS DAN SUMBER BELAJAR :
BUKU PELAJARAN
AJIAN EMPIR1S:
TANAJEMEN SARANA/ OGISTK SEKOLAH :
ENYIMPANAN,
PENGALO-ASI, PENGIRIMAN,
PENDA-AAN, PEMBIAYAAN DAN
EMANFAATAN (PBM)
PBM/PENGAJARAN
KAJIAN TEORITIS
MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI
BUKU PELAJARAN
BIDANG KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI •
PERENCANAAN,PENGORGANISASIAN
PENGKOORDINASIAN, PELAKSANAAN,
PENGAWASAN DAN PENDAYAGUNAAN
FOKUS
MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU
PELAJARAN SD DI JAWA BARAT
KEBUTUHAN BUKU PELAJARAN
DI SEKOLAH
Bagan 3.
KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN
24
Konsep pemikiran yang mendasan penelaahan fokus pembahasan diilhami oleh pendapat Kotler
dalam istilah pemasaran yaitu "nothing happens until asale is made-, yang artinya tak satupun
yang terjadi sampai ada penjualan duma industn atau bisnis dapat mengmvestasi uang dalam
produksi tetapi jrka tidak dapat menyediakan produk yang sesuai buat pasar, pada waktu, tempat
dan harga yang tepat, maka usaha bisnisnya akan sia-sta. Begitu pula dengan pengelolaan distribusi
buku pelajaran apabila jika tidak dapat menyediakannya sesuai yang dituntut knrikulum, pada
^DID/^
A?
5
M>
BAB.III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desknptif analistis yang
^erasionalkan dengan studi kasus. Pendekatan Desknftif lalah suatu prosedur atau cara yang
Jnakan oleh penelitian dalam ilmu pengetahuan untuk menerangkan suatu gejala yang terjadi di
mmasyarakat, menurut Cohn (dalam Ace Suryadi dan Tilaar, 1993) pendekatan desknptif lalah
dekatan posiufyang diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu pengetahuan dalam menyajikan suatu
eof the art atau keadaan apa adanya dan suatu gejala yang sedang diteliti dan yang perlu
*ahui oleh para pemakai. Selain itu penelitian desknptif merupakan penelitian non hipotesis
ngga tidak perlu merumuskan hipotesis (Ace Suryadi dan Tilaar, 1993 ::245)
arsimi menyatakan (1994 : 89) dengan pendekatan desknptif, dikumpulkan data
sebanyak-/aknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung fokus penelitian, kemudian
ikukan analisis faktor-faktor tersebut untuk dican perannya terhadap fokus penelitian
alui studi kasus penelitian akan memusatkan secara intensif terhadap fungsi manajemen sistem
ibusi buku pelajaran pada tingkat sekolah dasar di Kotamadya Bandung. Selain itu Suharsimi
4:131) menyatakan bahwa penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif,
ci dan mendalam terhadap suatu orgamsasi, lembaga atau gejala tertentu. Jadi, penelitian hanya
imengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu (1994:245)
mpenelitian non hipotesis peneliti mengadakan komparasi antara status fenomena dengan
larnya (1994:249)
53
lanjutnya dilakukan pembahasan masalah dengan metodologi kualitatif yang dalam analisisnya
mbahasan secara mendalam terhadap suatu masalah (kebijakan), sehingga pendekatan metodologi
alitatif dengan menggunakan teknik analisa mendalam (in-depth analysis) , yaitu mengkaji
isalah secara kasus per kasus, diharapkan dapat dipahami secara mendalam terhadap suatu
isalah. (Ace dan Tilaar, 1993:49)
Data yang diperiukan
Data yang dikumpulkan meliputi hal-hal yang menyangkut pada bidang kajian fungsi-fungsi
majemen pada sistem distribusi buku pelajaran tingkat sekolah dasar yang meliputi tahap
rencanaan, tahap pengorgamsasian, tahap pelaksanaan, tahap koordinasi hingga tahap
ngendalian dan pengawasannya, baik yang dilakukan di lingkungan Kanwil, Kandep, Kancam
igga sekolah, hingga pendayagunaannya dalam menunjang kegiatan Belajar Mengajar di sekolah,
samping itu akan ditelaah keadaan unsur personil pengelola dan mekanisme kerja pada setiap
ata pengelolapekerjaan
telah data-data ini terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi keiompok data kualitatif dan kuantitaif.
uharsimi 1994:245)
Teknik pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
snurut Suharsimi Arikunto (1994:131), sumber data adalah objek penelitian yang diantaranya
patberupa benda, manusia, tempat.
knik pengumpulan data primer dilakukan peneliti terhadap responden penelitian melalui observasi
54
Wawancara dllakukan dengan faMatm mmbaU sumpi,ng ^ mM ^ ^
*n» belum membenkan data yang kngkap, „,aka afcan daiu„pun M^
^
^
aktenstrk ya„g sama, dlsampingJuga dapat me]ms ^
^ . ^ ^ ^
^ ^ ^
.gelola dtstnbusi b*u pelajaran Seto,ah ta yang terkait> ya„u &ndep ^
^ ^
apan eta sekunder dikumpulkan melalu, l,,era,ur kepustakaan (Uirar, research dan data atau
»nipelaksanaan penyaluran dan pengalokastan buku SD setiap lokasr sasanan dan Itngkungan
.wil Depdflcbud tingkat propms, sampat fngkat kecamatan dengan cara mencatat pada buku
-an pene.it, dan raendokumentastkannya, serta mengmventansir berbagat data yang terka,. dengan
:alah peneMan, yattu berupa pencatatan dokumen, batk yang sumbemya dan mdividu maupun
itusi pencatat
Sumber Pengambilan Data
Penentuan sumber data dilakukan dengan teknik pengambilan sample purposive sampling
.arsimi Ankunto, 1994:128), yang mana penentuan sample sebagai sumber data dilakukan
;an cara mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik mi dilakukan karena
mbangan waktu, tenaga dan dana. Menurut Ankunto, syarat-syaratnya yang harus ditempuh
ah:
pengambilan sample didasarkan atas cm pokok populasi
:ubjek yang diambil berdasarkan pada letak atau lokasi yang mewakili (keseluruhan) wilayah
lenentuan karakteristik dilakukan dengan cermat dalam bagian pendahuluan
fcs pertimbangan peneliti sendiri untuk kelancaran pelaksanaan melakukan penelitian
sumber data atau informan yang menjadi sumber pengumpulan data adalah pihak-pihak atau
<,<;
ri« data yann, relevan adalah pihak sekolah yang kedudukannya dalam sistem distnbusi buku
*gai terminal terakhir sekaligus sebagai pihak pemakai dan buku tersebut. Untuk lebih
mperoleh kejelasan fakta atau obyektifitas, maka diambil sumber lain yaitu rangkaian yang
liadikan terjadinya pengelolaan distnbusi buku secara hirarki yaitu Sekolah, Kecamatan,
amadya hmgga propinsi atau pusat sebagai sumber awal pengadaan buku.
nber data yang ditentukan untuk mendukung penelitian mi terdin dan kepala SDN, guru kelas,
tdepdikbud Kecamatan, Kandepdikbud Kotamadya, Kepala Subbag Perbukuan dan Kepala
*m perelengkapan Kanwil Depdikbud Propmsi Jawa Barat. Selanjutnya ditambah informan
elitian adalah kepala/pengelola gudang buku di tingkat Kanwil dan Kandep.
Teknik Pengolahan Data
Langkah Pengolahan data diawali dengan melakukan tahapan Editing yang mana semua
1jawaban berdasarkan pedoman wawancara dipenksa satu persatu tentang kelengkapan dan
lasannya. Selanjutnya dilakukan tahapan Koding yaitu pembenan kode atau simbol terhadap
ujawaban yang terbuka dan disajikan dalam bentuk tabel frekwensi. Tahapan Editmg dan
ing mi merupakan tahap awal teknik analisa data.
*akan ditelaah dan diolah data-data yang berkaitan dengan manajemen sistem distnbusi buku
aran yang mencakup fungsi-fungsi manajemen, peranan pengelola, mekanisme kerja diantara
c-pihak terkait hingga problematik atau hambatan yang muncul di lapangan.
eknik Analisa dan Interpretasi data
%
ata yang diperoleh dan lapangan masih berapa data mentah, maka data tersebut setelah
kumpulkan perlu dikelompok-kelompokan untuk selanjutnya diadakan kategorisasi dengan
embenkan kode untuk memperoleh keabsahan data. Setelah data disusun dalam kelompok serta
ibungan yang terjadi dianalisis, dibuat penafsiran terhadap hubungan antar fenomena yang terjadi
bandmgkan dengan fenomena lainnya, sehingga diperoleh satu simpulan sementara yang berupa
snafeiran data. Penafsiran dilakukan dengan pendekatan induktif, sehingga diharapkan lebih
enekankan pada usaha untuk melakukan abstraksi berdasarkan data yang dikelompokan,
kategorisasikan, atau diklasifikasikan.
Untuk lebih memperoleh gambaran terhadap lingkup permasalahan yang menyangkut
majemen sistem distribusi buku pelajaran tingkat sekolah dasar, maka dilakukan analisis posisi
elalui tinjauan terhadap faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berada di
igkungan internal, serta faktor peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yang muncul dari
ngaruh ekstemal, analisis posisi (internal dan ekstemal) ini dikenai dengan istilah analisis SWOT,
da tahap berikutnya akan ditetapkan Isu strategis yang menjadi pokok permasalahan, selanjutnya
rdasarkan hal itu disusun altematif strategi pemecahan masalahnya yang paling tepat,
smungkinkan dan akuntabilitas terhadap pelaksanaan pekerjaan dan menjadi rekomendasi dari
nelitianyang dilakukan.
aluasi: nerja tern stribusi ku )tret it ini) Evaluasi: BidangKajian Fungsi Manajemen -Perencanaan, -Pengorgamsasian -Pelaksanaan -Pengkoordinasian -Pengawasan -Pendayagunaan ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL ANALISA SWOT: -KEKUATAN - KELEMAHAN - PELUANG -ANCAMAN ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL faktorstrategi = Kekuatan, Kelemahan MASALAH ISU STRATEGIS faktorstrategi; Peluang Ancaman PILiHAN ALTERNATTF PEMECAHAN PENELITIAN LAPANGAN KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI Bagan 7.
ANALISIS POSISI (SWOT)
58
. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian itu adalah berapa pedoman observasi
npedoman wawancara yang bersifat fleksibel, dalam arti dapat berkembang pada saat pelaksanaan
awancara secara mendalam (in-depth) dengan responden. Untuk informasi yang lebih mendalam
satat dalam buku harian peneliti. Instrumen penelitian tersebut dapat dilihat dalam lampiran 1.
. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Untuk memberi arah dalam pelaksanaan pengumpulan data yang diperiukan, maka
Derlukan kisi-kisi masalah penelitian yang akan ditanyakan sebagai pokok atau inti dari fokus
rmasalahan.
MASALAH PENELITIAN
Manajemen Pendistribusian Buku Depdikbud a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pelaksanaan d. Pengkoordinasian e. Pengawasan
Sistem Distribusi Buku
a. Siapa pengelolanya b. Bagaimana prosesnya c. KapanAvaktukegiatan d. Sumber pembiayaan
e. Penetapan data/sasaran pengiriman f. Penetapan pelaksana pengiriman Teknik dan Prosedur pelaksanaan
Distribusi
a. Persiapan alat/bahan/ruang b. Pengalokasian
c. Pengepakan ulang
d. Metoda pengiriman e. Material/alat pendukung
f. Ekspedisi/kendarean
Penerimaandan Pendayagunaan
Buku
a. Waktu penerimaan di sasaran b. Petugas pelaksana
c. Pemeriksaan Barang
d. Pendayagunaan buku dalam PBM
Administrasi pengelola pekerjaan
Distribusi Buku
a. Adrninistrasi/pembukiian masuk-keluar barang
b. Kualifikasi pengelola pelaksana
c. Pembagian kerja
d. Peningkatan kemampuan (pelatihan) e. Penghargaan dan sangsi
SUMBER Kanwil Kandep Kancam Sekolah TEKNIK Wawancara Studi Dokumen 59 -sda- Wawancara studi dokumen observasi -sda- -sda-Kancam -sda-Sekolah Kanwil -sda-Kandep Sekolah Bagan8.
60
Penentuan lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di sekolah Dasar Negeri Kotamadya Bandung. Pemilihan
kasi penelitian ini ditetapkan dengan pertimbangan bahwa :
Dtamadya Bandung sebagai salah satu daerah yang luas dan padat dan memiliki jumlah sekolah
nmurid yang relatifbanyak Luas daerah Kotamadya Bandung adalah 16.729 km2 dengan jumlah
nduduk 2.356.120 orang dan jumlah kecamatan 26 buah. Tingkat kepadatannya adalah 141 jiwa
r km2 (BPS Kotamadya Bandung, 1985)
Dtamadya Bandung sebagai salah satu wilayah yang memperoleh alokasi pengiriman buku
jpdikbud dalam jumlah cukup besar, sesuai dengan keadaan jumlah murid sekolah dasar
Dtamadya Bandung memiliki potensi pendukung toko buku dan penerbit buku yang bervariasi dan
smpunyai jumlah yang banyak. Pada tahun 1997 tercatat jumlah penerbit buku di Kotamadya
indungmencapai 103 buah.
slain itu dapat pula dijadikan ancaman sekaligus tantangan dalam pelayanan distribusi buku
lajaran ditinjau dari perkembangan jumlah penerbit dan toko buku yang ada di Jawa Barat yang
bagian besar berdomisili dan mencari "pasar" di kotamadya Bandung. Data itu dapat dilihat dari
Tabel 4
. KEADAAN PENERBIT DANTOKO BUKU
TAHUN PENERBIT
TOKO BUKU
IKAPI NON IKAPI
1990 35
1991 40 - .
1992 44 . „
1993 60 . « .
1994 71 8
-1995 87 15
424
61
Sumber: Pedoman PUSBUK, 1996, disusun olehPeneliti
apun SDN yang dipilih di Kotamadya Bandung ditetapkan yang memenuhi kriteria sebagai
rikut:
SDN yang berada di wilayah pusat Kotamadya Bandung, yaitu kecamatan Lengkong
SDN yang berada di wilayah penyangga pusat kota, yaitu kecamatan Sukasari
SDN yang berada di wilayah pemekaran kota, yaitu kecamatan Cibiru
rdasarkan ketentuan dan kritreria tersebut,selanjutnya ditentukan 6Sekolah Dasar Negeri terpilh
;tu:
SDN Nilem IV dan SDS Bhayangkari Hyang berada di kecamatan Lengkong
[image:44.595.67.530.111.558.2]62
Tahap dan Jadwal Penelitian
Diperkirakan pelaksanaan penehtian ini akan dilakukan selama 6 bulan, yaitu mulai dari
iap persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penehtian Adapun jadwal pelaksanaan
nelitian terinci sebagai berikut: Tahap Persiapan ( lbulan )
Melaksanakan bimbingan
Mengurus perijinan
Menetapkan lokasi penelitian
Menyusun instrumen penelitian
Menyusun format-format pengumpulan dan pengolahan data
Tahap Kegiatan Operational di lapangan ( 1bulan )
Melaksanakan bimbingan
Penjajagan pelaksanaan penehtian
Mempersiapkan bahan dan alatpenehtian
Pelaksanaan pengumpulan data
Tahap Pengolahan /analisis data dan kesimpulan ( 2bulan )
Melaksanakan bimbingan
Pengkategorian hasil pengumpulan data Melaksanakan tahap Koding
Menyusun format tabulasi
Melakukan analisis data secara keseluruhan Menyimpulkan hasil analisis
Membuat interpretasi dari kesimpulan hasil analisis
^engajuan implikasi dan rekomendasi
Tahap Penyusunan Laporan (1bulan)
Melaksanakan bimbingan
Menyusun konsep laporan
Konsultasi pemantapan laporan
Perbaikan/revisi laporan
Penyusunan konsep laporan akhir
Penyusunan bahan untuk sidang
Tahap Penggandaan dan Distribusi laporan (1 bulan)
Penggandaan laporan Pengiriman laporan
5
^DID/^
Ar
^
BAB. V.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
tCesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasannya dapat disimpulkan bahwa
3m pendistribusian buku yang dilaksanakan masih lemah sehingga belum dapat sepenuhnya nenuhi kebutuhan buku pelajaran di sekolah. Beberapa hal yang ditinjau dari kajian fungsi
lajemen adalah :
tama, menyangkut aspek perencanaan, belum tersusun suatu konsep matang yang berisikan
gkah-langkah distribusi buku sampai ke sekolah, akibatnya keadaan buku yang dikirim ke
olah umumnya tidak sesuai dengan jumlah murid yang membutuhkannya, hal ini
igakibatkan buku kurang optimal dimanfaatkan dalam PBM di sekolah.
iua, menyangkut aspek pelaksanaan, pada intinya telah dilaksanakan pengiriman buku
lpai ke sekolah, namun belum tertatanya pengorganisasian secara terpadu menyebabkan
um tercapainya penyaluran yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran secara akurat i merata, yang mengakibatkan keberadaan buku dari segi kuantitas maupun kualitasnya ang mendukung terhadap pelaksanaan PBM di sekolah
figa, menyangkut aspek pengawasan, pada umumnya terbatas pada pengawasan berkas
u administratif, sedangkan pengawasan secara fisik tidak dilaksanakan sehubungan dengan
ik adanya anggaran untuk pengawasan, hal ini tidak ditunjang oleh koordinasi diantara unit-t pelaksana, sehingga menyebabkan keadaan buku secara fisik unit-tidak ada yang mengonunit-trol
auhmana kesiapan fisik buku untuk dipakai dalam PBM
Menyangkut unsur pengelola pekerjaan atau Sumber Daya Manusia, kecuali di tingkat
Canwil, pada umumnya kurang memenuhi kompetensi sebagai pengelola perbukuan,
lisamping masih kurangnya pengetahuan dan kemampuan personil dalam pengelolaan
>ekerjaan, juga kurangnya pengarahan dari pimpinan dan tidak adanya petunjuk teknis
engelolaan pendistribus.an buku. Keadaan ini menyebabkan kualitas penyelesaian pekerjaan
>ersifat semu dan cenderung tergantung pada situasi yang ada (situasional), yang
nenyenangkan atasannya dan memenuhi permintaan pihak sekolah. Dengan sistem distribusi
'ang lemah serta dukungan aparat pengelola yang masih terbatas dan kecil, maka secara
:eseluruhan mekanisme kerja pada unit-unit terkait kurang memenuhi harapan pemerintah
mtuk memenuhi ketepatan waktu, jumlah, pemerataan dan kualitas fisik buku. Dengan
lemikian dapat ditegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran di sekolah
liperlukan sistem distribusi yang baik dengan konsep yang terencana dan sumber daya manusia
ang kompeten menguasai bidang garapannya
. Implikasi
Menyimak hasil penelitian dan pembahasannya serta penguraian tentang pentingnya
engelolaan distribusi buku pelajaran untuk memenuhi kebutuhan di sekolah, maka untuk
.endukung kelancaran tugas dalam upaya mencapai tujuan kegiatan perlu diperhatikan hal-hal
;bagai berikut :
slain pihak sumber pengadaan, baik dari pusat maupun dari Kanwil (propinsi), pihak-pihak
rkait lainnya seperti Kandep, Kancam dan Sekolah hendaknya dilibatkan dalam pengelolaan
I 19
utama menyangkut infonnasi atau data kebutuhan judul dan jumlah buku yang dibutuhkan
ingga diharapkan sampainya buku pelajaran di sekolah dalam kondisi yang tepat , yaitu tepat
ktu (sebelum pelaksanaan tahun pelajaran dimulai), tepat jumlah ( jumlah buku yang diterima olah sesuai dengan jumlah murid yang ada), tepat sasaran ( adanya pemerataan perolehan buku di
ap sekolah sesuai dengan buku yang ada)
Dengan tidak dimilikinya pedoman teknis (juknis) penyaluran buku yang baku, maka para gelola distribusi buku tidak dapat mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang diharapkan
it pemerintah. Adanya Juknis diharapkan pengelolaan dapat lebih serius dan konsisten, termasuk am menempatkan posisinya dalam transaksi serah terima barang antara lain sebagai pihak
lerima buku, wajib menerima, memeriksa dan melapoikan kondisinya kepada atasannya dan pihak
aber pengirim
Harapan pendayagunaan buku secara optimal dalam PBM di sekolah memerlukan
nahaman yang sama, terutama di sekolah mengenai kedudukan buku pelajaran terbitan Depdikbud
agai buku wajib dalam KBM di kelas melalui pemasyarakatan kedudukan buku di sekolah, ingga tidak terjadi pembauran dalam PBM untuk pemakaian buku Depdikbud dengan buku swasta, amping mengantisipasi adanya beban orang tua siswa untuk membeli buku. Dukungan lain yang
arapkan adalah pengawasan melalui optimalisasinya peranan pengawas TK/SD dalam lyelenggaraan PBM di sekolah.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas bagi unsur pelaksana, maka diperiukan suatu
nbakuan tugas pokok dan fungsi bagi setiap pengelola perbukuan secara formal disamping nbinaan, baik melalui pelatihan maupun penataran bagi seluruh pengelola buku, sehingga tarapkan adanya kesamaan persepsi dalam penanganan pengelolaan distribusi buku.
Rekomendasi
120
Dalam pengelolaan pekerjaan distribusi buku perlu diterapkaii satu sistem yang mampu
ara "unity" mempersatukan dan menyamakan langkah sehingga memahami kebutuhan buku bagi
Mdan kedudukan buku di sekolah. Sehingga fungsi-fungsi manajemen menyangkut perencanaan.
gorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengawasan dan pendayagunaan dapat
ikasanakan untuk memenuhi kebutuhan buku di sekolah.
Dalam upaya diperolehnya akurasi kebutuhan buku di sekolah hendaknya terjalin hubungan
bal balik antara unit pengirim dengan unit penerima atau pemakai, terutama menyangkut data
rid dan kebutuhan buku di sekolali. Untuk hal ini, maka pihak sekolah berperan untuk mampu
ngkaji kurikulum yang diterapkan di sekolahnya.
Rentannya rangkaian pendistribusian yang bertahap (struktural) terhadap kesalahan maupun
usakan barang/buku yang dikirim, perlu dipertimbangkan suatu pola penyaluran yang lebih
npel" dan aman, yang memungkinkan distribusi buku lebih cepat sampai di tangan siswa,
salnya dengan memanfaatkan fungsi dari PT POS sebagai pihak ketiga untuk mengirim
ang/buku sekaligus penyaluran bantuan dananya untuk sekolah tujuan.
apun peran aparat Kanwil, Kandep, Kancam dan sekolah hendaknya lebih diberdayakan guna
mantau dan mengawasi teknis penyaluran, serta menetapkan acuan atau standarisasi dan
lyebaran petunjuk teknis (Juknis) pengelolaan buku bagi setiap unti terkait.
Sebagai unsur utama dalam pengelolaan distribusi buku, maka unsur pengelola atau SDM
igat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pekerjaan, oleh karenanya diperiukan kompetensi lg memadai melalui pembinaan intensip berupa pelatihan maupun penataran khusus tentang igelolaan perbukuan. Selain itu perlu adanya pendekatan penghargaan dan sangsi dalam laksanakan tugas, mulai dari tingkat sekolah sampai ke tingkat Kanwil dengan harapan adanya
iungguhan dan motivasi bekerja sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang digariskan oleh
^SDID/^
4/
5
^
121
DAFTAR PUSTAKA
li, Muhammad, 1987,
Guru Dalam ProsesBgjajgrJ^r^ajar, Bandung, Sinar Baru
Algesindo
lma, Buchari, 1997, Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung
alai Pustaka, 1995, Hasil Rapat Balai Pustaka dan Komisi IX DPP PT
Jakarta
owersox, Donald J., 1995, Logistical Management, Jilid 1, diterjemahkan A.Hasymi Ali,
Jakarta, Bumi Aksara
epdikbud, Dirjen Dikdasmen, 1993, Himpunan Peraturan-oeraturan. Jakarta
-DirjenDikdasmen, 1994, Sukseskan Wajib Belaiar Pendidikan Dasar 9 Tahnn
Depdikbud, Jakarta ~ ~~~
--Dirjen Dikdasmen, 1993,
Usaha/langkah Pelaksanaan Wajar Dikdas 9Tahun
Depdikbud, Jakarta "
--Dirjen Dikdasmen, 1995/96, Pehmiuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Seknl.h
Dasar, Direktorat Pendidikan Dasar, Jakarta
-Dirjen Dikdasmen, 1995/1996, Pengelolaan sekolah di Sekolah na9ar ^
peningkatan mutu buku 2, Jakarta
_BirC Perencanaan, 1996, Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta
_Biro Perencanaan, 1996, .Stakeholders dengan pembangunan pendidikan di
propinsi. Jakarta ~~—~
unn, William N., 1995, Public Policy Analisvs an mtmH,^^, diterjemahkan Muhadjir
Darwin, Jogjakarta, PT Hanindita Graha Widya
CAPI Jawa Barat, 1998, Panduan Pameran BukuBandung TtaiuW
affar, Fakri, 1987, Perencanaan Pendidikan • Tenrj dan Metodologi. Dirjen Dikti,
Jakarta
122
Canwii Depdikbud Propinsi Jawa Barat, 1995, Data Pendidikan dan KebudavaanProninsi
Jawa Barat Tahun