Sandika Mahardika, 2013
PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI
KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH
(PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
Sandika Mahardika 0705441
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
Penerapan Metode Sorogan Dalam
Memahami Kitab Kuning Di
Pesantren Salafiyyah (Study
Pesantren As-Sayutiyah Kec. Cipaku
Kab. Ciamis)
Oleh Sandika Mahardika
Sandika Mahardika, 2013
© Sandika Mahardika 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI
KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH
(PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS)
Disusun oleh:
Sandika Mahardika
0705441
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Abdul Somad, M.Pd.
NIP 19590624198611001
Pembimbing II
Wawan Hermawan, M.Ag.
NIP 19740209200511002
Mengetahui,
Ketua Prodi IPAI
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
i
Sandika Mahardika, 2013
ABSTRAK
Sandika Mahardika, Penerapan Metode Sorogan Dalam Memahami Kitab Kuning Di Pesantren Salafiyyah (Pesantren As-Sayutiyyah Kec. Cipaku Kab. Ciamis).
Permasalahan penelitian ini di latar belakangi oleh pembelajaran kitab kuning disebuah pesantren salafiyyah. Dalam proses pembelajaran kitab kuning pesantren salafiyyah menggunakan bermacam metode, diantaranya metode
wetonan, bandongan dan sorogan. Dalam pembelajaraan kitab kuning terhadap
para santrinya pesantren salafiyyah sering menggunakan metode sorogan, karena menurut seorang kyai metode ini sangat membantu dalam pemahaman para santri terhadap makna serta kandungan dari kitab kuning. Dari latar belakang ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren salafiyyah. Adapun pesantren yang menjadi obyek penulis dalam melakukan penelitian, yaitu pesantren As-Sayutiyyah yang terletak di kabupaten Ciamis, karena di pesantren ini dalam pembelajaran kitab kuning terhadap santrinya masih menggunkan metode sorogan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi serta studi pustaka.
Setelah di lakukan penelitian di pesantren As-sayutiyyah dalam penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning ternyata terdapat faktor pendukung dan penghambat, diantaranya yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan metode ini adalah para ustāż yang mengajar, keinginan kyai dan para
ustāż untuk melestarikan metode sorogan yang digunakan pertama kali
didirikannya pesantren dalam proses pembelajaran pada kitab kuning. Adapun yang menjadi faktor penghambatnya, yaitu kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar dan kurangnya dukungan dari orang tua atau wali santri. Sehhingga pondok pesantren melakukan beberapa upaya dalam mengatasi permaslahan yang ada, yaitu dengan cara pengecekan makna terhadap santri setiap tiga bulan sekali, melakukan tikrar (mengulang pelajaran kembali), mengoptimalkan musyawarah serta menghimbau para santri untuk selalu mengkaji kitab kuning di luar proses belajar mengajar.
ABSTRACT
Sandika Mahardika, The Application of Sorogan Method to Understanding The
Yellow Book in Boarding of Salafiyyah.
The research is motivated by learning the yellow book in the one of Salafiyyah
boarding. In this learning process, boarding of salafiyyah using various methods
which is wetonan, bandongan and sorogan method. In learning the yellow book to
their student, the sorogan method is the most useful than the other, because
according to the one of kyai, this method is very helpful for the student to
understanding the meaning and the content of the yellow book. This is the reason
why the researcher interested to studying how to applying sorogan method and
unserstanding the yellow book in boarding of salafiyyah. However, the religious
school that being the research that is As-Sayutiyyah boarding that has been
located in Ciamis, because in this place, to learning the yellow book for the
student still using sorogan method.
The research method that used is descriptive method with a qualitative
approach thas supported by the literature study. Data collection techniques that
used are interviews, documentation and also literature study.
After the research at As-Sayutiyyah boarding, there is the supporting and
iii
Sandika Mahardika, 2013
preserve sorogan method that was be the first used since this boarding were
established in learning process of yellow book. As for the inhibiting factors those
are the lack of infrastructur, the lack of teachers, and the lack of support from
parents or guardians student. That is the reason why the boarding made several
attemps to overcome the existing problems that is by checking the significance of
the student for every three months. Making trikar (revision back), optimizing
counsel and urged the student to always examine the yellow book outside of the
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR TRANSLITERASI ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I: PENDAHULUAN... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusandanPembatasanMasalah ... 5
C. TujuanPenelitian ... 5
D. ManfaatPenelitian ... 6
E. RuangLingkupPembahasan ... 7
F. SistematikaPenulisan ... 7
BAB II: TINJAUAN TEORITIS ... 9
A. PENDIDIKAN ISLAM ... 9
1. PengertianPendidikan Islam ... 9
2. DasardanTujuanPendidikan Islam ... 10
viii
Sandika Mahardika, 2013
4. PesantrenSebagaiLembagaPendidikan Islam ... 16
B. PONDOK PESANTREN ... 17
1. PengertianPesantren ... 17
2. SejarahBerdirinyaPesantren ... 19
3. TujuanPesantren ... 22
4. Fungsi-FungsiPondokPesantren ... 22
5. TipologiPondokPesantren ... 26
6. Unsur-UnsurPondokPesantren ... 28
a. Kyai ... 28
b. Masjid ... 29
c. Santri ... 30
d. Pondok ... 32
e. Kitab-Kitab Islam Klasik ... 34
7. TujuanPendidikan Di PondokPesantren ... 35
8. PolaPendidikandanPembelajaran di Pesantren ... 39
9. SistemPengajaran di PondokPesantren ... 41
C. METODE SOROGAN ... 42
1. PengertianMetodeSorogan ... 42
2. TeknikPembelajaranMetodeSorogan ... 43
3. Tahap-TahapPelaksanaanPembelajaranSorogan ... 44
a. TahapPersiapan ... 44
b. TahapPelaksanaan ... 45
D. KITAB KUNING ... 49
1. PengertianKitabKuning ... 49
2. PengajianKitabKuning di Pesantren ... 51
3. EksistensiPengajaranKitabKuning di Pesantren ... 53
4. RuangLingkupPembahasanKitabKuning ... 56
BAB III: PROSEDUR PENELITIAN ... 58
A. PendekatandanMetodePenelitian ... 58
B. PenjajaganLokasipenelitian ... 61
C. TeknikPengumpulan Data ... 62
D. Langkah-LangkahPengumpulan Data ... 64
E. TeknikAnalisis Data ... 66
F. PengecekanKeabsahan Data ... 67
BAB VI: HASIL PENELITIAN ... 70
A. PROFIL PESANTREN AS-SAYUTIYYAH ... 70
1. SejarahBerdirinya ... 70
2. VisidanMisiPesantren As-Sayutiyyah ... 72
3. KepengurusanPesantren ... 72
4. KondisiSantri di Pesantren As-Sayutiyyah ... 73
5. PolaPembelajaran diPesantren As-Sayutiyyah ... 74
6. SaranadanPrasaranaPesantren As-Sayutiyyah ... 74
7. Kitab yang Dikaji di Pesantren As-Sayutiyyah ... 76
B. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 77
x
Sandika Mahardika, 2013
KitabKuning di PesantrenAs-Sayutiyyah ... 77
2. FaktorPendukungdanpenghambatMetodeSorogan ... 83
3. UpayaMengatasiPrroblematikaPenerapanMetodeSorogan DalamMemahamiKitabKuning ... 88
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN ... 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mempunyai suatu tujuan,
membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun rohaniyah, menumbuhsuburkan
hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan alam
semesta. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang Manusia.
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang
sekaligus mencakup dua tugas pokok. Fungsi pertama, manusia sebagai Khalifah
Allah di bumi, makna ini mengandung arti bahwa manusia diberi amanah untuk
memelihara, merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam raya. Fungsi kedua,
manusia adalah makhluk Allah yang ditugasi untuk menyembah dan mengabdi
kepada-Nya. Selain dari itu, disisi lain manusia adalah makhluk yang memiliki
potensi lahir dan batin. Potensi lahir adalah unsurfisik yang dimiliki oleh manusia
tersebut. Sedangkan potensi batin adalah unsur batin yang dimiliki manusia yang
dapat dikembangkan kearah sempurna (Daulay, 2007: 6)
Indonesia merupakan negara tebesar yang mayoritas penduduknya
memeluk agama Islam. Oleh karena itu pendidikan Islam berkembang sesuai
2
Sandika Mahardika, 2013
ditandai dengan munculnya berbagai macam lembaga pendidikan secara bertahap,
mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung
modern dan lengkap. Lembaga pendidikan Islam telah memainkan fungsi dan dan
perannya sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zamannnya. Sehingga
lembaga-lembaga pendidikan tersebut telah menarik perhatian para ahli dari dalam maupun
luar negeri untuk melakukan studi ilmiah secara konfrehensif (Nizar, 2007: 279)
Pada awal masuknya Islam ke Indonesia, telah tumbuh lembaga
pendidikan informal, yakni berlangsungnya hubungan antara para pedagang atau
mubaligh dengan masyarakat sekitar. Hubungan itu telah dapat disebutkan
dengan hubungan pendidikan, karena telah memiliki lima unsur pokok
pendidikan, yaitu adanya pemberi, penerima, tujuan baik, cara dan jalan yang
baik secara konteks positif. Setelah terbentuk masyarakat Muslim, maka
kebutuhan pertama mereka adalah rumah ibadah, mulailah tumbuh masjid dan
langgar. Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan. Karena masjid tidak lagi
mampu menampung peserta didik serta tidak mungkin digunakan sepenuhnya
untuk kegiatan pendidikan, maka mulailah lembaga pendidikan di luar masjid.
Lembaga pendidikan di luar masjid tersebut bermacam-macam nama sesuai
dengan daerah masing-masing, misalnya di Jawa populer dengan nama
pesantren, di Aceh, meunsanah, rangkang, atau dayah dan di Sumatera Barat
bernama surau (Daulay, 2007: 23-24).
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang
keberadaannnya sangat penting dalam sejarah perkembangan agama Islam dan
berdiri dengan kokoh melalui lima unsur yang sangat menentukan yaitu, kyai,
santri, masjid, pondokan (asrama) dan pengajaran kitab Islam klasik. Pesantren
mempunyai suatu tugas yaitu, sebagai lembaga yang mencetak manusia sebagai
ahli dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan serta berakhlak
mulia. Untuk mencapai itumaka, Pesantren mengajarkan kitab-kitab wajib sebagai
buku teks yang dikenal dengan sebutan kitab kuning, untuk mempelajari kitab
kuning ini digunakan sistem atau metode tertentu.Pesantren secara garis besar
dibagi kepada dua macam, pertama pesantren salafi dan kedua pesantren khalafī.
Pesantren salafi adalah pesantren yang masih terikat dengan tradisi lama pesantren
yakni terkonsentrasi kepada kitab-kitab klasik dan nonklasikal. Sedangkan
pesantren khalafī, pesantren yang telah di modernisasi(Daulay, 2007: 24-25).
Pola pendidikan yang diselenggarakan di pesantren cukup beragam.
Namun demikian, fungsi yang diembannya sama, yakni mendidik dan
mengajarkan ilmu-ilmu agam Islam, sebagai upaya mewujudkan manusia
tafaqquh fi al-dīn. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis mata aji yang diajarkan di pesantren. Hampir seluruh pesantren di tanah air mengajarkan mata
aji yang sama, yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman, yang meliputi Al-Qur’an (tajwid, tafsīr), Al- adīṡ, Aqidah, Tau id, Akhlak, tasawwuf, fiqh, dan
Uṣūl Fiqh, bahasa Arab (na wu, ṣaraf, mantiq dan balāgah) serta tarikh (sejarah
Islam). Mata aji ilmu-ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab standar
yang disebut al-kutub al-qadīmah, karena kitab-kitab tersebut dikarang lebih dari
seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutnya sebagai al-kutub alsahfra’
4
Sandika Mahardika, 2013
kuning, selain itu ciri lain kitab-kitab yang dajarkan di pesantren biasanya
beraksara Arab gundul (huruf Arab tanpa harakat dan syakal). Keadaannya yang
gundul itu pada sisi lain ternyata merupakan bagian dari pembelajaran, sehingga
keberhasilan menemukan harakat-harakat yang benar merupakan salah satu tolak
ukur keberhasilan pembelajaran di pesantren (Departemen Agama, 2003: 31-32)
Selain itu, dalam proses pendidikannya pesantren mempunyai berbagai
macam metode, salah satunya adalah metode sorogan. Metode sorogan, yakni
suatu metode dimana santri mengahadap kyai seorang demi seorang dengan
membawa kitab yang akan di pelajarinya. Metode ini merupakan bagian yang
paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem
atau metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaataan dan disiplin pribadi
santriataukendatipundemikian, metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan
seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang masih terdapat
lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Di kota ini masih terdapat
pesantren-pesantren yang bercorak tradisional atau yang disebut dengan pesantren-pesantren salaf.
Salah satu pesantren yang bercorak tradsional adalah pesantren As-Sayutiyyah,
pesantren yang terletak di desa Gereba kecamatan Cipaku kabupaten
Ciamis.dikatakan tradisional atau salaf karena dalam proses pembelajaran di
pesantren As-Sayutiyyah masih menggunakan metode-metode non klasikal seperti
masih terdapatnya metode bandongan, wetonan dan metode sorogan
Dalam Memahami Kitab Kuning Di Pesantren Salafiyah (Pesantren
As-SayutiyyahKec. CipakuKab. Ciamis).
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi fokus kajian bagi penulis adalah
penerapan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah dalam memahami kitab
kuning. Permasalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini dapat diuraikan
kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di
pesantren As-Sayutiyyah?
2. Adakah faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As-Sayutiyyah?
3. Upaya apa yang dilakukan pesantren As-Sayutiyyah dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang ada pada penerapan metode sorogan dalam
memahami kitab kuning?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
Perananmetodesorogandalammemahamikitabkuning di pesantren As-Sayutiyyah.
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini antara
lain:
1. Menggambarkan metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di
6
Sandika Mahardika, 2013
2. Menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada pada
penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren
As-Sayutiyyah
3. Mendeskripsikan uapaya yang dilakukan oleh pesantren As-Sayutiyyah dalam
mengatasi kendala pada pembelajaran kitab kuning.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendakdicapai dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran tentang metode sorogan dalam memahami kitab
kuning yang ada di pesantren As-Sayutiyyah.
2. Menambah literatur penulisan pendidikan islam tardisional khususnya yang
membahas tentang lembaga pendidikan islam tradisional di Indonesia.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan
agama islam di masa yang akan datang.
4. Memberikan kontribusi penelitian terhadap penulisan tentang metode yang
ada di pesantren salafiyyah mengenai peranan metode sorogan dalam
memahami kitab kunig di pesantren salafiyyah (pesantren As-Sayutiyyah kec
Cipaku kab. Ciamis).
5. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun sumbangan
pemikiran bagi pihak lain untuk mengkaji lebih lanjmetode sorogan yang ada
E. RuangLingkupPembahasan
Identifikasi masalah yang telah disebutkan tidak semua permasalahan di
uraikan dalam pembahasan skripsi ini, hal tersebut mengingat terbatasnya waktu
dan tenaga, oleh sebab itu penulis membatasi berbagai persoalan yang erat
kaitannya dengan judul. Namun, apabila ada uraian lain yang disisipkan pada
pembahasan skripsi ini hanya sebagai pelengkap untuk menjelaskan pokok
permasalahan yang berkaitan dengan judul. Adapun permasalahan yang akan di
bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang dilakukan oleh pondok
pesantren As-Sayutiyyah.
2. Hambatan apa saja yang dihadapi pondok pesantren As-Sayutiyyah dalam
pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan.
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Sayutiyyah untuk
mengatasi hambatan dalam pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan
metode sorogan.
F. Sistematika Penulisan
Bab pertama, Pendahuluan memuat tentang hal-hal yang berkaitan tentang
permulaian penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal tersebut antara lain latar
belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
Bab kedua, kajian pustaka yang membahas beberapa sub bab yaitu: pertama
tinjauan tentang pendidikan Islam. Kedua, tinjauan tentang pesantren. Ketiga,
8
Sandika Mahardika, 2013
Bab ketiga, tentang metode penelitian menguraikan secara lebih rinci
tentang metode penelitian yang secara garis besarnya yang telah disajikan di bab I.
Adapun pembahasan mengenai metode penelitian ini, pengumpulan data, teknik
analisis data, uji keabsahan data, serta implementasi penelitian.
Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan memuat hasil penelitian di
lapangan sesuai dengan yang telah disusun dalam rumusan masalah. Pembahasan
meliputi, sejarah berdirinya pesantren, peranan metode sorogan dalam memahami
kitab kuning, kelebihan dari metode sorogan, faktor penghambat dalam
memahami kitab kning dengan menggunakan metode sorogan, upaya apa yang
dilakukan dalam menghadapi faktor penghambat dalam memahami kitab kuning
dengan menggunakan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah.
Bab kelima, berisi mengenai pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian dan rekomendasi ditujukan kepada pihak terkait khususnya
pihak pondok pesantren agar melakukan tindak lanjut atas kekurangan dari
penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Dan MetodePenelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu memperoleh data empiris saat penelitian dilakukan. Ada dua hal
penting yang sangat menonjol dalam penggunaan metode deskriptif, yaitu
deskripsi dan analitis (Soejono, 2005: 23).
Menurut Furchan (2004: 447), penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian
ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyidikan itu
dilakukan. Sedangkan menurut Mardalis (2003:26)
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat
ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis
dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi yang ada saat ini, dan melihat kaitan antara
variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak
menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa
59
Sandika Mahardika, 2013
Adapun Moleong (2010:10) mengatakan “metode deskriptif akan
menghasilkan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data (berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka) untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut”.
Dengan menggunakan metode ini, penulis berharap hasil penelitiannya
dapat mengungkap rasa keingintahuan penulis serta dapat dengan mudah
dimengerti oleh pembaca karena tidak terdiri dari angka-angka melainkan berisi
informasi deskriptif yang terdiri dari kata-kata, sehingga dapat bermanfaat bagi
orang banyak.
Sedangkan menurut Suryabrata (2010: 75) tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian adalah
kualitatif yakni suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial
tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh
dari situasi yang alamiah (Satori, 2010: 25). Pendekatan ini akan mempermudah
penulis dalam mengungkap hal-hal yang menjadi sasaran dalam penelitian ini.
Seperti yang dikatakan Strauss dan Juliet Corbin (2009: 5), bahwa metode
kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru
dan tepat sasaran. Seperti yang dikatakan Sudjana (2009: 195), bahwa metode
kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis.
Guba dan Lincoln (Moleong, 2010: 175) mengemukakan bahwa dalam
kasus-kasus tertentu dimana teknik yang lain tidak mungkin digunakan,
pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat. Adapun beberapa keuntungan
menggunakan metode kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut :
a. Didasarkan pada pengalaman secara langsung.
b. Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri.
c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data.
d. Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data
yang bisa.
e. Menghindarkan penulis dari keraguan akan data-data yang didapat.
f. Memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit.
Sedangkan menurut Ali Muhammad (1992: 160), Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mengungkapkan data-data yang ada dilapangan dengan cara
menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya dan
menghubungkan sebab akibat terhadap sessuatu yang terjadi pada saat penelitian,
agar diperoleh gambaran realita mengenai hal yang diteliti. Adapun ciri-ciri dari
61
Sandika Mahardika, 2013
1. Tatanan alami merupakan sumber data yang bersifat langsung dan peneliti itu
sendiri menjadi instrumen kunci
2. Bersifat deskriptif
3. Penelitian kualitatif memperdulikan proses, bukan hasil dan produk
4. Analisis datanya bersifat induksi
5. Keperdulian utama penelitian kualitatif adalah pada “makna”
Dengan metode ini peneliti akan mendeskripsikan bagaimana peranan
metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di pesantren
As-Sayutiyyah.
B. PenjajaganLokasiPenelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan yang
mungkin dapat diteliti, penelitian terlebih dahulu mengadakan penjajagan ke
lokasi penelitian. Penjajagan lapangan ini bertujuan antara lain: (1) untuk
mengenali lokasi tempat penelitian, (2) untuk mengenali konsep dasar masalah
yang mungkin dapat dikembangkan, dan (3) untuk melihat kemungkinan tersedia
tidaknya sumber data yang diperoleh dan dapat dikembangkan dalam penelitian
selanjutnya.
Penjajagan lokasi penelitian dilakukan terhadap Pondok Pesantren
As-Sayutiyyah, secara khusus padapengajiankitabkuning yang
menggunakanmetodesorogan. Penjajagan dilakukan dengan cara:
1. Mengadakan wawancara bebas dengan pengurus pondok pesantren
2. Mengadakan wawancara dengan Kyai, ustāż dan beberapa santri tentang
metode sorogan yang ada di pesantren As-Sayutiyyah.
3. Menyelenggarakan kunjungan lapangan ke pondok pesantren As-Sayutiyyah
C. TeknikPengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui
keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan
data penelitian (Satori, 2010: 105). Observasi dibutuhkan untuk memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
tersebut (Saebani, 2008: 186).
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang metode sorogan yang diterapkan oleh para ustāż terhadap para santri
dalam proses kegiatan belajar. Observasi dilakukan dengan mendatangi
tempat-tempat proses belajar yang sedang berlangsung,observasi yang dilakukan adalah
observasi nonpartisipasi, sehingga peneliti berada bersama santri selama kegiatan
berlangsung.Selama observasi, peneliti memperhatikan apa-apa yang dilakukan
ustadz dalam menerapkan metode sorogan terhadap para santri.
2. Wawancara
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
63
Sandika Mahardika, 2013
jawab (Satori, 2010: 130). Adapun maksud dari wawancara ini seperti yang
dikatakan Lincoln dan Guba (Moleong, 2004:186) antara lain sebagai berikut :
Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi
kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu;
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia
maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan
memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga
dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian
(Satori, 2010: 149). Schatzman dan Strauss (Mulyana, 2006: 195) menegaskan
bahwa dokumen historis merupakan bahan paling penting dalam penelitian
kualitatif.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menelusuri dan
menemukan informasi tentang pelaksanaan metode sorogan. Dokumen yang
menjadi sumber dalam penelitian ini adalah dokumen resmi (organisasi) pondok
pesantren, beberapa bahan-bahan tertulis, foto-foto, dan sebagainya serta
4. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan
data dan informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Teknik ini selain digunakan untuk melengkapi serta memperkuat landasan penulis
dalam melakukan penelitian juga untuk melengkapi hasil penelitian yang penulis
lakukan.
Menurut Sarwono (2006: 47), tujuan utama melakukan studi literatur
antara lain:
Menemukan variabel-variabel yang akan diteliti.
Membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal
yang perlu dilakukan.
Melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru.
Menentukan makna dan hubungan antar variabel.
Dalam penelitian kualitatif harus dibedakan antara dokumen dengan
literatur. Literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan secara rutin ataupun
berkala (Satori, 2009: 152).
Literatur yang peneliti gunakan cukup banyak, seperti buku-buku, artikel,
skripsi, tesis yang berhubungan dengan penelitian, metode sorogan, pondok
65
Sandika Mahardika, 2013
D. Langkah–Langkah Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data
dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap
penyusunan proposal. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat
permasalahan yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan
dan kajian terhadap berbagai literatur, peneliti tertarik dengan permasalahan yang
berkaitan dengan metode sorogan. Selanjutnya dikembangkan proposal penelitian
dan mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Pada tahap
ini, peneliti juga melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk
mematangkan pemahaman dan memperoleh ijin penelitian.
2. TahapPelaksanaan
Pada tahap ini peneliti langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan
data yang berhubungan dengan peranan metode sorogan dalam memahami kitab
kuning di pondok pesantren As-Sayutiyyah. Tahap ini di awali dengan
pengumpulan informasi dari berbagai sumber di lokasi penelitian. Selanjutnya,
penelitian dilanjutkan dengan lebih memfokuskan pada informasi dan data yang
berhubungan langsung dengan tujuan penelitian.
3. Tahap Penyelesaian
a. Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah
diperoleh dilapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Pada
tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan
hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara lulusan dengan
orang lain.
b. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan
hasil pengumpulan.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen dalam bukunya Lexy J. Moleong, analisis
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Moleong, 2006: 248).
Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah menggunakan teknik
analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menuntut peneliti
agar menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung
didalamnya. Hal ini dilakukan peneliti karena sesuai dengan karakteristik masalah
penelitian ini yaitu adanya data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data di lapangan, adapun bentuk pengelolaan tahap-tahap analisis
sebagai berikut:
1. Pada tahap awal yaitu reduksi data. Didalam reduksi data, peneliti
mengumpulkan data hasil wawancara dan informasi lain dari hasil observasi
67
Sandika Mahardika, 2013
mentah disingkatkan, direduksi, dan disusun secara sistematis sehingga mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan, juga memperoleh peneliti untuk mencari kembali data
yang diperoleh bila diperlukan.
Maka dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari informan kunci, yaitu, pengasuh atau ketua pondok pesantren, para ustāż, dan para santri pondok
pesantren As-Sayutiyyah, disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitupun data yang diperoleh dari
informan yang disusun secara sitematis agar memperoleh gambaran yang sesuai
dengan tjuan penelitian.
2. Setelah data direduksi, data kemudian diklasifikasikan (diolah) berdasarkan
kategori masing-masing (menurut rumusan masalahnya)
3. Setelah data terklasifikasi kemudian data diverifikasi dengan dianalisis secara
kualitatif melalui langkah-langkah penafsiran data dengan metode analisis
komparatif dan selanjutya menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai jawaban
dari tiap item rumusan masalah, sekaligus memenuhi tujuan penelitian.
4. Melakukan generalisasi pada bagian akhir ini peneliti menarik kesimpulan
utama dari hasil penelitian dengan satuan analisisinya berupa pemikiran
rasional-argumentatif.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data perlu dilakukan agar data yang dihasilkan
dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan
dalam proses perolehan data penelitian, yang tentunya akan berimbas terhadap
hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan
keabsahan data pada penelitian ini, harus melalui beberapa teknik pengujian data.
Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang ddigunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti dalam metode penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan waktu untuk ikut serta pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan ini, berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian
sampai selesai pengumpulan data tercapai (RochajaHarun, 2007: 237).
Dalam hal ini peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian dan ikut serta
dalam mengamati kegiatan pembelajaran santri dan berbagai kegiatan yang ada
dalam waktu yang cukup panjang, dengan maksud untuk menguji benar atau
tidaknya informasi yang diperkenalkan oleh peneliti atau responden, serta
membangun kepercayaan terhadap subyek..
2. Ketekunan Pengamatan
Presistent observation (ketekunan pengamatan), yaitu mengadakan
observasi secara terus menerus terhadap berbagai aktivitas yang sedang
69
Sandika Mahardika, 2013
adalah untuk menentukan data dan informasi yang relevan dengan persoalan yang
sedang dicari oleh peneliti, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.
3. Tringulasi
Tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.
Dalam penelitian ini, teknik tringulasi yang di lakukan peneliti adalah dengan
membandingkan data yang diperoleh dari catatan di lapangan atau dari beberapa
dokumen. Teknik ini berguna untuk peran aktif peneliti dalam kegiatan
pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren As-Sayutiyyah dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkanpembahasanpadarumusanmasalahmengenaipenerapanmetodes
orogandalammemahamikitabkuning di pesantrensalafiyah (pesantren
As-Sayutiyyahkec.Cipakukab.Ciamis).Dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:
1. Penerapanmetodesorogandalammemahamikitabkuning di pesantren
As-Sayyutiyahtelahditerapkanmulaidariawalberdirinyapondokpesantrenhinggasekara
ng. Metodeinimasihdianggapsebagaimetode yang
cocokdalammempelajaridanmemperdalamkitabkuning.
Metodesoroganmengupayakankreatifitasdankemandirianparasantridalammempela
jaridanmengkajikitabkuning,
karenametodeinimengharuskanmasing-masingindividusantriuntukmembacadanmenerangkankandunganataumaknadarikit
abkuningdihadapankyai.
2. MenurutUstāżYayametodesoroganmerupakanmetodeklasikal yang
selaludipertahankan di pesantren As-Sayutiyyah,
Karenadenganmetodeinipemahamansantritentangkitabkuninglebihcepatdibanding
metode lain.
Beliaujugamemaparkantentangkelebihandankekurangandarimetodesorogan.
Sandika Mahardika, 2013
a. KelebihanMetodeSorogan
Mempercepatsantridalampemahamankhususnyatentangpemahamankitabkuning
.
Terjadinyahubungan yang eratantarasantridanustāż
Santri mendapatkan penjelasan yang pasti tanpa harus mereka–reka tentang
interpretasi suatu kitab, karena seorang santri berhadapan secara langsung
dengan ustāż, sehingga mereka dapat menanyakan secara langsung kepada
ustadz tentang isi kandungan kitab yang belum dimengerti.
Ustāżdapatmengetahuisecarapastidarikualitasdanpemahaman yang
telahdicapaisantri.
b. KekuranganMetodeSorogan
Tidakefisienkarenahanyamenghadapibeberapasantri (tidaklebihdari 5 orang),
apabilamenghadapisantri yang banyakmetodeinikurangbegitutepat
Membuatsantricepatbosankarenametodeinimenuntutkesabaran, kerajinan,
ketaatandandisiplinseorangsantri.
Santridalamkondisikelelahansertawaktuterbataskarenasantri yang
lainmenunggugiliran.
3. Faktorpendukungdanpenghambatmetodesorogandalammemahamikitabkuning
a. Faktorpendukung
Paraustāż yang mengajarmerupakan alumni pondokpesantren As-
Keinginan yang kuatdarikyaidanustāżuntukmengkajidanmelestarikanpembelajarankitabkunin
g di pondokpesantren
Keinginanparasantridalammempelajarikitabkuningdanmemahaminya.
b. Faktorpenghambat
Kurangnyatenagapengajar.
Kurangnyasaranadanprasarana di pesantrenAs-Sayutiyyah.
Kurangnyadukungandaripara orang tuaatauwalisantri.
4. Adapunupaya–upaya yang
dilakukanolehpihakpondokpesantrenAs-Sayutiyyahdalammengatasiproblematikaadalahsebagaiberikut :
a. Pendalamanilmualatsepertinaḥwu, ṣarafdanbālaghah.
b. Pengecekankelengkapanmaknadariparasantri yang
dijadwalkansetiaptigabulansekali.
c. Mengoptimalkanmusyawarah (belajarbersama) dantikrar (mengulangpelajaran
yang sudahlewat).
B. SARAN
Berdasarkanhasilpenelitiantentangpenerapanmetodesorogandalammemaha
mikitabkuning di pesantrensalafiyah (pesantren
As-Sayutiyyahkec.Cipakukab.Ciamis).Penelitimenyampaikanbeberapa saran
Sandika Mahardika, 2013
1. Santri,
memahamipentingnyapengkajiankitabkuningsertamempergunakansebagian
waktuistirahat di
asramauntukmempelajarikitabkuningdanmenanyakankepadasantri yang
dianggapsudahbisaataupahamtentangsuatukitabkuning yang dikaji.
2. Pihakpesantrenmengadakanpertemuandengan orang tuasantri,
tentangperkembanganpemahamananaknyamengenaikitabkuning,
halinibertujuan agar orang
tuajugaikutmengawasiperkembanganpemahamananaknyatentangkitabkuning
DAFTAR PUSTAKA
Team Penerjemah Departemen Agama. (2005). Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung: CV J-ART
Anwar, Ali. (2011). Pembaruan Pendidikan Di Pesantren Lirboyo Kediri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Arifin, M (1993). Kapita Selekta Pendidikan Islam Dan Umum. Jakarta: Bumi
Aksara
Azra, Azyurmadi. (2002). Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Mmenuju
Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Corbin, J Dan Strauus, A. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata
Langkah Dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensiklopesi Islam. Jakarta: Ictiar Baru
Departemen Agama. 2001. Pola Pembelajaran Di Pesantren. Jakarta: DEPAG
Departemen Agama. 2003. Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok
Pesantren. Jakarta: DEPAG RI
Departemen Agama. 2003. Pesantren Madrasah Diniyah Pertumbuhan Dan
Perkembangannya. Jakarta: DEPAG RI
Departemen Agama. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Pusat Informasi
99
Sandika Mahardika, 2013
Daulay, H.P. (2007) Sejarah Pertumbuhan Dan Pembeharuan Pendidikan islam
Di Indonesia. Jakarta: Paranada Media group
Dhofier, Zamakhsyari 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai (Edisi Revisi). Jakarta : LP3S
Furchan, A. (2004). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya Usaha
Nasional
Harun, Rochaja. (2007). Penelitian Kualitatif Untuk Pelatihan. Bandung: CV
Mandar Maju
Hamdani, Ihsan 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
Hasbullah. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
J, Lexy, Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Mardalis. (1999). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS
Mujib, Abdul. 2010 (cetakan ke 3). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Mulyana, D. (2002). Metoe Penelitian. Bandung: Rosda Karya
Nizar, S. 2007. Sejarah Pendidikan Islam . Jakarta: Pranada Media Group
Rahardjo, M, Dawan. 1995. Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES
Saebani. (2009). Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung: Cv Pustaka
Satori, D. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Soekanto, S. (2005). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Suryabrata, S. (1997). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Uno, B, Hamzah. 2010 (cetakan ke 4). Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Yusuf, Syamsu dan Nani, M Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik .
Jakarta: Rajawali Pers
Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren Dari Tranformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga
Ziemek, M. 1986. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M
Zubaidi. 2007. Pengembangan Masyarakat Bebasis Pesantren. Yogyakarta: