• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH (PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH (PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Sandika Mahardika, 2013

PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI

KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH

(PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

Sandika Mahardika 0705441

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

(2)

Penerapan Metode Sorogan Dalam

Memahami Kitab Kuning Di

Pesantren Salafiyyah (Study

Pesantren As-Sayutiyah Kec. Cipaku

Kab. Ciamis)

Oleh Sandika Mahardika

(3)

Sandika Mahardika, 2013

© Sandika Mahardika 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI

KITAB KUNING DI PESANTREN SALAFIYYAH

(PESANTREN AS-SAYUTIYYAH KEC. CIPAKU KAB. CIAMIS)

Disusun oleh:

Sandika Mahardika

0705441

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Abdul Somad, M.Pd.

NIP 19590624198611001

Pembimbing II

Wawan Hermawan, M.Ag.

NIP 19740209200511002

Mengetahui,

Ketua Prodi IPAI

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.

(5)

i

Sandika Mahardika, 2013

ABSTRAK

Sandika Mahardika, Penerapan Metode Sorogan Dalam Memahami Kitab Kuning Di Pesantren Salafiyyah (Pesantren As-Sayutiyyah Kec. Cipaku Kab. Ciamis).

Permasalahan penelitian ini di latar belakangi oleh pembelajaran kitab kuning disebuah pesantren salafiyyah. Dalam proses pembelajaran kitab kuning pesantren salafiyyah menggunakan bermacam metode, diantaranya metode

wetonan, bandongan dan sorogan. Dalam pembelajaraan kitab kuning terhadap

para santrinya pesantren salafiyyah sering menggunakan metode sorogan, karena menurut seorang kyai metode ini sangat membantu dalam pemahaman para santri terhadap makna serta kandungan dari kitab kuning. Dari latar belakang ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren salafiyyah. Adapun pesantren yang menjadi obyek penulis dalam melakukan penelitian, yaitu pesantren As-Sayutiyyah yang terletak di kabupaten Ciamis, karena di pesantren ini dalam pembelajaran kitab kuning terhadap santrinya masih menggunkan metode sorogan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi serta studi pustaka.

Setelah di lakukan penelitian di pesantren As-sayutiyyah dalam penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning ternyata terdapat faktor pendukung dan penghambat, diantaranya yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan metode ini adalah para ustāż yang mengajar, keinginan kyai dan para

ustāż untuk melestarikan metode sorogan yang digunakan pertama kali

didirikannya pesantren dalam proses pembelajaran pada kitab kuning. Adapun yang menjadi faktor penghambatnya, yaitu kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar dan kurangnya dukungan dari orang tua atau wali santri. Sehhingga pondok pesantren melakukan beberapa upaya dalam mengatasi permaslahan yang ada, yaitu dengan cara pengecekan makna terhadap santri setiap tiga bulan sekali, melakukan tikrar (mengulang pelajaran kembali), mengoptimalkan musyawarah serta menghimbau para santri untuk selalu mengkaji kitab kuning di luar proses belajar mengajar.

(6)

ABSTRACT

Sandika Mahardika, The Application of Sorogan Method to Understanding The

Yellow Book in Boarding of Salafiyyah.

The research is motivated by learning the yellow book in the one of Salafiyyah

boarding. In this learning process, boarding of salafiyyah using various methods

which is wetonan, bandongan and sorogan method. In learning the yellow book to

their student, the sorogan method is the most useful than the other, because

according to the one of kyai, this method is very helpful for the student to

understanding the meaning and the content of the yellow book. This is the reason

why the researcher interested to studying how to applying sorogan method and

unserstanding the yellow book in boarding of salafiyyah. However, the religious

school that being the research that is As-Sayutiyyah boarding that has been

located in Ciamis, because in this place, to learning the yellow book for the

student still using sorogan method.

The research method that used is descriptive method with a qualitative

approach thas supported by the literature study. Data collection techniques that

used are interviews, documentation and also literature study.

After the research at As-Sayutiyyah boarding, there is the supporting and

(7)

iii

Sandika Mahardika, 2013

preserve sorogan method that was be the first used since this boarding were

established in learning process of yellow book. As for the inhibiting factors those

are the lack of infrastructur, the lack of teachers, and the lack of support from

parents or guardians student. That is the reason why the boarding made several

attemps to overcome the existing problems that is by checking the significance of

the student for every three months. Making trikar (revision back), optimizing

counsel and urged the student to always examine the yellow book outside of the

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR TRANSLITERASI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusandanPembatasanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. RuangLingkupPembahasan ... 7

F. SistematikaPenulisan ... 7

BAB II: TINJAUAN TEORITIS ... 9

A. PENDIDIKAN ISLAM ... 9

1. PengertianPendidikan Islam ... 9

2. DasardanTujuanPendidikan Islam ... 10

(9)

viii

Sandika Mahardika, 2013

4. PesantrenSebagaiLembagaPendidikan Islam ... 16

B. PONDOK PESANTREN ... 17

1. PengertianPesantren ... 17

2. SejarahBerdirinyaPesantren ... 19

3. TujuanPesantren ... 22

4. Fungsi-FungsiPondokPesantren ... 22

5. TipologiPondokPesantren ... 26

6. Unsur-UnsurPondokPesantren ... 28

a. Kyai ... 28

b. Masjid ... 29

c. Santri ... 30

d. Pondok ... 32

e. Kitab-Kitab Islam Klasik ... 34

7. TujuanPendidikan Di PondokPesantren ... 35

8. PolaPendidikandanPembelajaran di Pesantren ... 39

9. SistemPengajaran di PondokPesantren ... 41

C. METODE SOROGAN ... 42

1. PengertianMetodeSorogan ... 42

2. TeknikPembelajaranMetodeSorogan ... 43

3. Tahap-TahapPelaksanaanPembelajaranSorogan ... 44

a. TahapPersiapan ... 44

b. TahapPelaksanaan ... 45

(10)

D. KITAB KUNING ... 49

1. PengertianKitabKuning ... 49

2. PengajianKitabKuning di Pesantren ... 51

3. EksistensiPengajaranKitabKuning di Pesantren ... 53

4. RuangLingkupPembahasanKitabKuning ... 56

BAB III: PROSEDUR PENELITIAN ... 58

A. PendekatandanMetodePenelitian ... 58

B. PenjajaganLokasipenelitian ... 61

C. TeknikPengumpulan Data ... 62

D. Langkah-LangkahPengumpulan Data ... 64

E. TeknikAnalisis Data ... 66

F. PengecekanKeabsahan Data ... 67

BAB VI: HASIL PENELITIAN ... 70

A. PROFIL PESANTREN AS-SAYUTIYYAH ... 70

1. SejarahBerdirinya ... 70

2. VisidanMisiPesantren As-Sayutiyyah ... 72

3. KepengurusanPesantren ... 72

4. KondisiSantri di Pesantren As-Sayutiyyah ... 73

5. PolaPembelajaran diPesantren As-Sayutiyyah ... 74

6. SaranadanPrasaranaPesantren As-Sayutiyyah ... 74

7. Kitab yang Dikaji di Pesantren As-Sayutiyyah ... 76

B. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 77

(11)

x

Sandika Mahardika, 2013

KitabKuning di PesantrenAs-Sayutiyyah ... 77

2. FaktorPendukungdanpenghambatMetodeSorogan ... 83

3. UpayaMengatasiPrroblematikaPenerapanMetodeSorogan DalamMemahamiKitabKuning ... 88

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 100

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mempunyai suatu tujuan,

membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang mengembangkan seluruh potensi

manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun rohaniyah, menumbuhsuburkan

hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan alam

semesta. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang Manusia.

Al-Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

sekaligus mencakup dua tugas pokok. Fungsi pertama, manusia sebagai Khalifah

Allah di bumi, makna ini mengandung arti bahwa manusia diberi amanah untuk

memelihara, merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam raya. Fungsi kedua,

manusia adalah makhluk Allah yang ditugasi untuk menyembah dan mengabdi

kepada-Nya. Selain dari itu, disisi lain manusia adalah makhluk yang memiliki

potensi lahir dan batin. Potensi lahir adalah unsurfisik yang dimiliki oleh manusia

tersebut. Sedangkan potensi batin adalah unsur batin yang dimiliki manusia yang

dapat dikembangkan kearah sempurna (Daulay, 2007: 6)

Indonesia merupakan negara tebesar yang mayoritas penduduknya

memeluk agama Islam. Oleh karena itu pendidikan Islam berkembang sesuai

(13)

2

Sandika Mahardika, 2013

ditandai dengan munculnya berbagai macam lembaga pendidikan secara bertahap,

mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung

modern dan lengkap. Lembaga pendidikan Islam telah memainkan fungsi dan dan

perannya sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zamannnya. Sehingga

lembaga-lembaga pendidikan tersebut telah menarik perhatian para ahli dari dalam maupun

luar negeri untuk melakukan studi ilmiah secara konfrehensif (Nizar, 2007: 279)

Pada awal masuknya Islam ke Indonesia, telah tumbuh lembaga

pendidikan informal, yakni berlangsungnya hubungan antara para pedagang atau

mubaligh dengan masyarakat sekitar. Hubungan itu telah dapat disebutkan

dengan hubungan pendidikan, karena telah memiliki lima unsur pokok

pendidikan, yaitu adanya pemberi, penerima, tujuan baik, cara dan jalan yang

baik secara konteks positif. Setelah terbentuk masyarakat Muslim, maka

kebutuhan pertama mereka adalah rumah ibadah, mulailah tumbuh masjid dan

langgar. Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan. Karena masjid tidak lagi

mampu menampung peserta didik serta tidak mungkin digunakan sepenuhnya

untuk kegiatan pendidikan, maka mulailah lembaga pendidikan di luar masjid.

Lembaga pendidikan di luar masjid tersebut bermacam-macam nama sesuai

dengan daerah masing-masing, misalnya di Jawa populer dengan nama

pesantren, di Aceh, meunsanah, rangkang, atau dayah dan di Sumatera Barat

bernama surau (Daulay, 2007: 23-24).

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang

keberadaannnya sangat penting dalam sejarah perkembangan agama Islam dan

(14)

berdiri dengan kokoh melalui lima unsur yang sangat menentukan yaitu, kyai,

santri, masjid, pondokan (asrama) dan pengajaran kitab Islam klasik. Pesantren

mempunyai suatu tugas yaitu, sebagai lembaga yang mencetak manusia sebagai

ahli dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan serta berakhlak

mulia. Untuk mencapai itumaka, Pesantren mengajarkan kitab-kitab wajib sebagai

buku teks yang dikenal dengan sebutan kitab kuning, untuk mempelajari kitab

kuning ini digunakan sistem atau metode tertentu.Pesantren secara garis besar

dibagi kepada dua macam, pertama pesantren salafi dan kedua pesantren khalafī.

Pesantren salafi adalah pesantren yang masih terikat dengan tradisi lama pesantren

yakni terkonsentrasi kepada kitab-kitab klasik dan nonklasikal. Sedangkan

pesantren khalafī, pesantren yang telah di modernisasi(Daulay, 2007: 24-25).

Pola pendidikan yang diselenggarakan di pesantren cukup beragam.

Namun demikian, fungsi yang diembannya sama, yakni mendidik dan

mengajarkan ilmu-ilmu agam Islam, sebagai upaya mewujudkan manusia

tafaqquh fi al-dīn. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis mata aji yang diajarkan di pesantren. Hampir seluruh pesantren di tanah air mengajarkan mata

aji yang sama, yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman, yang meliputi Al-Qur’an (tajwid, tafsīr), Al- adīṡ, Aqidah, Tau id, Akhlak, tasawwuf, fiqh, dan

Uṣūl Fiqh, bahasa Arab (na wu, ṣaraf, mantiq dan balāgah) serta tarikh (sejarah

Islam). Mata aji ilmu-ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab standar

yang disebut al-kutub al-qadīmah, karena kitab-kitab tersebut dikarang lebih dari

seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutnya sebagai al-kutub alsahfra’

(15)

4

Sandika Mahardika, 2013

kuning, selain itu ciri lain kitab-kitab yang dajarkan di pesantren biasanya

beraksara Arab gundul (huruf Arab tanpa harakat dan syakal). Keadaannya yang

gundul itu pada sisi lain ternyata merupakan bagian dari pembelajaran, sehingga

keberhasilan menemukan harakat-harakat yang benar merupakan salah satu tolak

ukur keberhasilan pembelajaran di pesantren (Departemen Agama, 2003: 31-32)

Selain itu, dalam proses pendidikannya pesantren mempunyai berbagai

macam metode, salah satunya adalah metode sorogan. Metode sorogan, yakni

suatu metode dimana santri mengahadap kyai seorang demi seorang dengan

membawa kitab yang akan di pelajarinya. Metode ini merupakan bagian yang

paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem

atau metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaataan dan disiplin pribadi

santriataukendatipundemikian, metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan

seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang masih terdapat

lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Di kota ini masih terdapat

pesantren-pesantren yang bercorak tradisional atau yang disebut dengan pesantren-pesantren salaf.

Salah satu pesantren yang bercorak tradsional adalah pesantren As-Sayutiyyah,

pesantren yang terletak di desa Gereba kecamatan Cipaku kabupaten

Ciamis.dikatakan tradisional atau salaf karena dalam proses pembelajaran di

pesantren As-Sayutiyyah masih menggunakan metode-metode non klasikal seperti

masih terdapatnya metode bandongan, wetonan dan metode sorogan

(16)

Dalam Memahami Kitab Kuning Di Pesantren Salafiyah (Pesantren

As-SayutiyyahKec. CipakuKab. Ciamis).

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi fokus kajian bagi penulis adalah

penerapan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah dalam memahami kitab

kuning. Permasalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini dapat diuraikan

kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di

pesantren As-Sayutiyyah?

2. Adakah faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As-Sayutiyyah?

3. Upaya apa yang dilakukan pesantren As-Sayutiyyah dalam mengatasi

hambatan-hambatan yang ada pada penerapan metode sorogan dalam

memahami kitab kuning?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

Perananmetodesorogandalammemahamikitabkuning di pesantren As-Sayutiyyah.

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini antara

lain:

1. Menggambarkan metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di

(17)

6

Sandika Mahardika, 2013

2. Menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada pada

penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren

As-Sayutiyyah

3. Mendeskripsikan uapaya yang dilakukan oleh pesantren As-Sayutiyyah dalam

mengatasi kendala pada pembelajaran kitab kuning.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendakdicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran tentang metode sorogan dalam memahami kitab

kuning yang ada di pesantren As-Sayutiyyah.

2. Menambah literatur penulisan pendidikan islam tardisional khususnya yang

membahas tentang lembaga pendidikan islam tradisional di Indonesia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan

agama islam di masa yang akan datang.

4. Memberikan kontribusi penelitian terhadap penulisan tentang metode yang

ada di pesantren salafiyyah mengenai peranan metode sorogan dalam

memahami kitab kunig di pesantren salafiyyah (pesantren As-Sayutiyyah kec

Cipaku kab. Ciamis).

5. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun sumbangan

pemikiran bagi pihak lain untuk mengkaji lebih lanjmetode sorogan yang ada

(18)

E. RuangLingkupPembahasan

Identifikasi masalah yang telah disebutkan tidak semua permasalahan di

uraikan dalam pembahasan skripsi ini, hal tersebut mengingat terbatasnya waktu

dan tenaga, oleh sebab itu penulis membatasi berbagai persoalan yang erat

kaitannya dengan judul. Namun, apabila ada uraian lain yang disisipkan pada

pembahasan skripsi ini hanya sebagai pelengkap untuk menjelaskan pokok

permasalahan yang berkaitan dengan judul. Adapun permasalahan yang akan di

bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang dilakukan oleh pondok

pesantren As-Sayutiyyah.

2. Hambatan apa saja yang dihadapi pondok pesantren As-Sayutiyyah dalam

pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan.

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Sayutiyyah untuk

mengatasi hambatan dalam pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan

metode sorogan.

F. Sistematika Penulisan

Bab pertama, Pendahuluan memuat tentang hal-hal yang berkaitan tentang

permulaian penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal tersebut antara lain latar

belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan

Bab kedua, kajian pustaka yang membahas beberapa sub bab yaitu: pertama

tinjauan tentang pendidikan Islam. Kedua, tinjauan tentang pesantren. Ketiga,

(19)

8

Sandika Mahardika, 2013

Bab ketiga, tentang metode penelitian menguraikan secara lebih rinci

tentang metode penelitian yang secara garis besarnya yang telah disajikan di bab I.

Adapun pembahasan mengenai metode penelitian ini, pengumpulan data, teknik

analisis data, uji keabsahan data, serta implementasi penelitian.

Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan memuat hasil penelitian di

lapangan sesuai dengan yang telah disusun dalam rumusan masalah. Pembahasan

meliputi, sejarah berdirinya pesantren, peranan metode sorogan dalam memahami

kitab kuning, kelebihan dari metode sorogan, faktor penghambat dalam

memahami kitab kning dengan menggunakan metode sorogan, upaya apa yang

dilakukan dalam menghadapi faktor penghambat dalam memahami kitab kuning

dengan menggunakan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah.

Bab kelima, berisi mengenai pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis

temuan penelitian dan rekomendasi ditujukan kepada pihak terkait khususnya

pihak pondok pesantren agar melakukan tindak lanjut atas kekurangan dari

penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren

(20)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Dan MetodePenelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu memperoleh data empiris saat penelitian dilakukan. Ada dua hal

penting yang sangat menonjol dalam penggunaan metode deskriptif, yaitu

deskripsi dan analitis (Soejono, 2005: 23).

Menurut Furchan (2004: 447), penelitian deskriptif dirancang untuk

memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian

ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyidikan itu

dilakukan. Sedangkan menurut Mardalis (2003:26)

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat

ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis

dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh

informasi-informasi yang ada saat ini, dan melihat kaitan antara

variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak

menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa

(21)

59

Sandika Mahardika, 2013

Adapun Moleong (2010:10) mengatakan “metode deskriptif akan

menghasilkan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data (berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka) untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut”.

Dengan menggunakan metode ini, penulis berharap hasil penelitiannya

dapat mengungkap rasa keingintahuan penulis serta dapat dengan mudah

dimengerti oleh pembaca karena tidak terdiri dari angka-angka melainkan berisi

informasi deskriptif yang terdiri dari kata-kata, sehingga dapat bermanfaat bagi

orang banyak.

Sedangkan menurut Suryabrata (2010: 75) tujuan penelitian deskriptif

adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian adalah

kualitatif yakni suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial

tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh

dari situasi yang alamiah (Satori, 2010: 25). Pendekatan ini akan mempermudah

penulis dalam mengungkap hal-hal yang menjadi sasaran dalam penelitian ini.

Seperti yang dikatakan Strauss dan Juliet Corbin (2009: 5), bahwa metode

kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru

(22)

dan tepat sasaran. Seperti yang dikatakan Sudjana (2009: 195), bahwa metode

kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang

timbul dari data bukan dari hipotesis.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2010: 175) mengemukakan bahwa dalam

kasus-kasus tertentu dimana teknik yang lain tidak mungkin digunakan,

pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat. Adapun beberapa keuntungan

menggunakan metode kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut :

a. Didasarkan pada pengalaman secara langsung.

b. Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri.

c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan

dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung

diperoleh dari data.

d. Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data

yang bisa.

e. Menghindarkan penulis dari keraguan akan data-data yang didapat.

f. Memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit.

Sedangkan menurut Ali Muhammad (1992: 160), Penelitian kualitatif

bertujuan untuk mengungkapkan data-data yang ada dilapangan dengan cara

menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya dan

menghubungkan sebab akibat terhadap sessuatu yang terjadi pada saat penelitian,

agar diperoleh gambaran realita mengenai hal yang diteliti. Adapun ciri-ciri dari

(23)

61

Sandika Mahardika, 2013

1. Tatanan alami merupakan sumber data yang bersifat langsung dan peneliti itu

sendiri menjadi instrumen kunci

2. Bersifat deskriptif

3. Penelitian kualitatif memperdulikan proses, bukan hasil dan produk

4. Analisis datanya bersifat induksi

5. Keperdulian utama penelitian kualitatif adalah pada “makna”

Dengan metode ini peneliti akan mendeskripsikan bagaimana peranan

metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di pesantren

As-Sayutiyyah.

B. PenjajaganLokasiPenelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan yang

mungkin dapat diteliti, penelitian terlebih dahulu mengadakan penjajagan ke

lokasi penelitian. Penjajagan lapangan ini bertujuan antara lain: (1) untuk

mengenali lokasi tempat penelitian, (2) untuk mengenali konsep dasar masalah

yang mungkin dapat dikembangkan, dan (3) untuk melihat kemungkinan tersedia

tidaknya sumber data yang diperoleh dan dapat dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya.

Penjajagan lokasi penelitian dilakukan terhadap Pondok Pesantren

As-Sayutiyyah, secara khusus padapengajiankitabkuning yang

menggunakanmetodesorogan. Penjajagan dilakukan dengan cara:

1. Mengadakan wawancara bebas dengan pengurus pondok pesantren

(24)

2. Mengadakan wawancara dengan Kyai, ustāż dan beberapa santri tentang

metode sorogan yang ada di pesantren As-Sayutiyyah.

3. Menyelenggarakan kunjungan lapangan ke pondok pesantren As-Sayutiyyah

C. TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui

keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan

data penelitian (Satori, 2010: 105). Observasi dibutuhkan untuk memahami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku

tersebut (Saebani, 2008: 186).

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengumpulkan data

tentang metode sorogan yang diterapkan oleh para ustāż terhadap para santri

dalam proses kegiatan belajar. Observasi dilakukan dengan mendatangi

tempat-tempat proses belajar yang sedang berlangsung,observasi yang dilakukan adalah

observasi nonpartisipasi, sehingga peneliti berada bersama santri selama kegiatan

berlangsung.Selama observasi, peneliti memperhatikan apa-apa yang dilakukan

ustadz dalam menerapkan metode sorogan terhadap para santri.

2. Wawancara

Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan

(25)

63

Sandika Mahardika, 2013

jawab (Satori, 2010: 130). Adapun maksud dari wawancara ini seperti yang

dikatakan Lincoln dan Guba (Moleong, 2004:186) antara lain sebagai berikut :

Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi

kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu;

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk

dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan

memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang

diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga

dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian

(Satori, 2010: 149). Schatzman dan Strauss (Mulyana, 2006: 195) menegaskan

bahwa dokumen historis merupakan bahan paling penting dalam penelitian

kualitatif.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menelusuri dan

menemukan informasi tentang pelaksanaan metode sorogan. Dokumen yang

menjadi sumber dalam penelitian ini adalah dokumen resmi (organisasi) pondok

pesantren, beberapa bahan-bahan tertulis, foto-foto, dan sebagainya serta

(26)

4. Studi Literatur

Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan

data dan informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Teknik ini selain digunakan untuk melengkapi serta memperkuat landasan penulis

dalam melakukan penelitian juga untuk melengkapi hasil penelitian yang penulis

lakukan.

Menurut Sarwono (2006: 47), tujuan utama melakukan studi literatur

antara lain:

 Menemukan variabel-variabel yang akan diteliti.

 Membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal

yang perlu dilakukan.

 Melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru.

 Menentukan makna dan hubungan antar variabel.

Dalam penelitian kualitatif harus dibedakan antara dokumen dengan

literatur. Literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan secara rutin ataupun

berkala (Satori, 2009: 152).

Literatur yang peneliti gunakan cukup banyak, seperti buku-buku, artikel,

skripsi, tesis yang berhubungan dengan penelitian, metode sorogan, pondok

(27)

65

Sandika Mahardika, 2013

D. Langkah–Langkah Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data

dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi tahap penelitian pendahuluan dan tahap

penyusunan proposal. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat

permasalahan yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan

dan kajian terhadap berbagai literatur, peneliti tertarik dengan permasalahan yang

berkaitan dengan metode sorogan. Selanjutnya dikembangkan proposal penelitian

dan mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Pada tahap

ini, peneliti juga melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk

mematangkan pemahaman dan memperoleh ijin penelitian.

2. TahapPelaksanaan

Pada tahap ini peneliti langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan

data yang berhubungan dengan peranan metode sorogan dalam memahami kitab

kuning di pondok pesantren As-Sayutiyyah. Tahap ini di awali dengan

pengumpulan informasi dari berbagai sumber di lokasi penelitian. Selanjutnya,

penelitian dilanjutkan dengan lebih memfokuskan pada informasi dan data yang

berhubungan langsung dengan tujuan penelitian.

3. Tahap Penyelesaian

(28)

a. Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah

diperoleh dilapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Pada

tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan

hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara lulusan dengan

orang lain.

b. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan

hasil pengumpulan.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam bukunya Lexy J. Moleong, analisis

data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Moleong, 2006: 248).

Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah menggunakan teknik

analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menuntut peneliti

agar menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung

didalamnya. Hal ini dilakukan peneliti karena sesuai dengan karakteristik masalah

penelitian ini yaitu adanya data-data kualitatif yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data di lapangan, adapun bentuk pengelolaan tahap-tahap analisis

sebagai berikut:

1. Pada tahap awal yaitu reduksi data. Didalam reduksi data, peneliti

mengumpulkan data hasil wawancara dan informasi lain dari hasil observasi

(29)

67

Sandika Mahardika, 2013

mentah disingkatkan, direduksi, dan disusun secara sistematis sehingga mudah

dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam

tentang hasil pengamatan, juga memperoleh peneliti untuk mencari kembali data

yang diperoleh bila diperlukan.

Maka dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari informan kunci, yaitu, pengasuh atau ketua pondok pesantren, para ustāż, dan para santri pondok

pesantren As-Sayutiyyah, disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitupun data yang diperoleh dari

informan yang disusun secara sitematis agar memperoleh gambaran yang sesuai

dengan tjuan penelitian.

2. Setelah data direduksi, data kemudian diklasifikasikan (diolah) berdasarkan

kategori masing-masing (menurut rumusan masalahnya)

3. Setelah data terklasifikasi kemudian data diverifikasi dengan dianalisis secara

kualitatif melalui langkah-langkah penafsiran data dengan metode analisis

komparatif dan selanjutya menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai jawaban

dari tiap item rumusan masalah, sekaligus memenuhi tujuan penelitian.

4. Melakukan generalisasi pada bagian akhir ini peneliti menarik kesimpulan

utama dari hasil penelitian dengan satuan analisisinya berupa pemikiran

rasional-argumentatif.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data perlu dilakukan agar data yang dihasilkan

dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan

(30)

dalam proses perolehan data penelitian, yang tentunya akan berimbas terhadap

hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan

keabsahan data pada penelitian ini, harus melalui beberapa teknik pengujian data.

Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang ddigunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Peneliti dalam metode penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan waktu untuk ikut serta pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan ini, berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian

sampai selesai pengumpulan data tercapai (RochajaHarun, 2007: 237).

Dalam hal ini peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian dan ikut serta

dalam mengamati kegiatan pembelajaran santri dan berbagai kegiatan yang ada

dalam waktu yang cukup panjang, dengan maksud untuk menguji benar atau

tidaknya informasi yang diperkenalkan oleh peneliti atau responden, serta

membangun kepercayaan terhadap subyek..

2. Ketekunan Pengamatan

Presistent observation (ketekunan pengamatan), yaitu mengadakan

observasi secara terus menerus terhadap berbagai aktivitas yang sedang

(31)

69

Sandika Mahardika, 2013

adalah untuk menentukan data dan informasi yang relevan dengan persoalan yang

sedang dicari oleh peneliti, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci.

3. Tringulasi

Tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.

Dalam penelitian ini, teknik tringulasi yang di lakukan peneliti adalah dengan

membandingkan data yang diperoleh dari catatan di lapangan atau dari beberapa

dokumen. Teknik ini berguna untuk peran aktif peneliti dalam kegiatan

pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren As-Sayutiyyah dengan

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkanpembahasanpadarumusanmasalahmengenaipenerapanmetodes

orogandalammemahamikitabkuning di pesantrensalafiyah (pesantren

As-Sayutiyyahkec.Cipakukab.Ciamis).Dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:

1. Penerapanmetodesorogandalammemahamikitabkuning di pesantren

As-Sayyutiyahtelahditerapkanmulaidariawalberdirinyapondokpesantrenhinggasekara

ng. Metodeinimasihdianggapsebagaimetode yang

cocokdalammempelajaridanmemperdalamkitabkuning.

Metodesoroganmengupayakankreatifitasdankemandirianparasantridalammempela

jaridanmengkajikitabkuning,

karenametodeinimengharuskanmasing-masingindividusantriuntukmembacadanmenerangkankandunganataumaknadarikit

abkuningdihadapankyai.

2. MenurutUstāżYayametodesoroganmerupakanmetodeklasikal yang

selaludipertahankan di pesantren As-Sayutiyyah,

Karenadenganmetodeinipemahamansantritentangkitabkuninglebihcepatdibanding

metode lain.

Beliaujugamemaparkantentangkelebihandankekurangandarimetodesorogan.

(33)

Sandika Mahardika, 2013

a. KelebihanMetodeSorogan

 Mempercepatsantridalampemahamankhususnyatentangpemahamankitabkuning

.

 Terjadinyahubungan yang eratantarasantridanustāż

 Santri mendapatkan penjelasan yang pasti tanpa harus mereka–reka tentang

interpretasi suatu kitab, karena seorang santri berhadapan secara langsung

dengan ustāż, sehingga mereka dapat menanyakan secara langsung kepada

ustadz tentang isi kandungan kitab yang belum dimengerti.

 Ustāżdapatmengetahuisecarapastidarikualitasdanpemahaman yang

telahdicapaisantri.

b. KekuranganMetodeSorogan

 Tidakefisienkarenahanyamenghadapibeberapasantri (tidaklebihdari 5 orang),

apabilamenghadapisantri yang banyakmetodeinikurangbegitutepat

 Membuatsantricepatbosankarenametodeinimenuntutkesabaran, kerajinan,

ketaatandandisiplinseorangsantri.

 Santridalamkondisikelelahansertawaktuterbataskarenasantri yang

lainmenunggugiliran.

3. Faktorpendukungdanpenghambatmetodesorogandalammemahamikitabkuning

a. Faktorpendukung

 Paraustāż yang mengajarmerupakan alumni pondokpesantren As-

(34)

 Keinginan yang kuatdarikyaidanustāżuntukmengkajidanmelestarikanpembelajarankitabkunin

g di pondokpesantren

 Keinginanparasantridalammempelajarikitabkuningdanmemahaminya.

b. Faktorpenghambat

 Kurangnyatenagapengajar.

 Kurangnyasaranadanprasarana di pesantrenAs-Sayutiyyah.

 Kurangnyadukungandaripara orang tuaatauwalisantri.

4. Adapunupaya–upaya yang

dilakukanolehpihakpondokpesantrenAs-Sayutiyyahdalammengatasiproblematikaadalahsebagaiberikut :

a. Pendalamanilmualatsepertinaḥwu, ṣarafdanbālaghah.

b. Pengecekankelengkapanmaknadariparasantri yang

dijadwalkansetiaptigabulansekali.

c. Mengoptimalkanmusyawarah (belajarbersama) dantikrar (mengulangpelajaran

yang sudahlewat).

B. SARAN

Berdasarkanhasilpenelitiantentangpenerapanmetodesorogandalammemaha

mikitabkuning di pesantrensalafiyah (pesantren

As-Sayutiyyahkec.Cipakukab.Ciamis).Penelitimenyampaikanbeberapa saran

(35)

Sandika Mahardika, 2013

1. Santri,

memahamipentingnyapengkajiankitabkuningsertamempergunakansebagian

waktuistirahat di

asramauntukmempelajarikitabkuningdanmenanyakankepadasantri yang

dianggapsudahbisaataupahamtentangsuatukitabkuning yang dikaji.

2. Pihakpesantrenmengadakanpertemuandengan orang tuasantri,

tentangperkembanganpemahamananaknyamengenaikitabkuning,

halinibertujuan agar orang

tuajugaikutmengawasiperkembanganpemahamananaknyatentangkitabkuning

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Team Penerjemah Departemen Agama. (2005). Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung: CV J-ART

Anwar, Ali. (2011). Pembaruan Pendidikan Di Pesantren Lirboyo Kediri.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Arifin, M (1993). Kapita Selekta Pendidikan Islam Dan Umum. Jakarta: Bumi

Aksara

Azra, Azyurmadi. (2002). Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Mmenuju

Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Corbin, J Dan Strauus, A. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata

Langkah Dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensiklopesi Islam. Jakarta: Ictiar Baru

Departemen Agama. 2001. Pola Pembelajaran Di Pesantren. Jakarta: DEPAG

Departemen Agama. 2003. Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok

Pesantren. Jakarta: DEPAG RI

Departemen Agama. 2003. Pesantren Madrasah Diniyah Pertumbuhan Dan

Perkembangannya. Jakarta: DEPAG RI

Departemen Agama. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Pusat Informasi

(37)

99

Sandika Mahardika, 2013

Daulay, H.P. (2007) Sejarah Pertumbuhan Dan Pembeharuan Pendidikan islam

Di Indonesia. Jakarta: Paranada Media group

Dhofier, Zamakhsyari 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai (Edisi Revisi). Jakarta : LP3S

Furchan, A. (2004). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya Usaha

Nasional

Harun, Rochaja. (2007). Penelitian Kualitatif Untuk Pelatihan. Bandung: CV

Mandar Maju

Hamdani, Ihsan 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia

Hasbullah. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo

J, Lexy, Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Mardalis. (1999). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara

Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS

Mujib, Abdul. 2010 (cetakan ke 3). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Mulyana, D. (2002). Metoe Penelitian. Bandung: Rosda Karya

Nizar, S. 2007. Sejarah Pendidikan Islam . Jakarta: Pranada Media Group

(38)

Rahardjo, M, Dawan. 1995. Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: PT Pustaka

LP3ES

Saebani. (2009). Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung: Cv Pustaka

Satori, D. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Soekanto, S. (2005). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Suryabrata, S. (1997). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Uno, B, Hamzah. 2010 (cetakan ke 4). Orientasi Baru Dalam Psikologi

Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Yusuf, Syamsu dan Nani, M Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik .

Jakarta: Rajawali Pers

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren Dari Tranformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga

Ziemek, M. 1986. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M

Zubaidi. 2007. Pengembangan Masyarakat Bebasis Pesantren. Yogyakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Berjiwa besar terhadap lingkungan yang membuat diri seseorang besar merupakan perwujudan diri yang siap memimpin orang lain tentunya setelah berhasil memimpin

Hasil kuesioner, GOMS Analysis dan Card Sorting akan digunakan sebagai acuan dari pembuatan saran antarmuka Tokopedia. Hasil dari penelitian adalah saran antarmuka

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk Merancang desain Sistem alat pengering ikan memanfaatkan panas gas buang motor induk kapal agar hasil tangkapan ikan dapat

Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan

konsolidasi ITB 84 dan memperkokoh keberadaan Forum ITB84 Terselenggaranya Reuni Perak tanggal 1 Agustus 2009 yang dihadiri Terselenggaranya Reuni Perak tanggal 1 Agustus 2009

Jika melihat dari ciri-ciri pasar yang ada di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan dimana tidak ada kesulitan berarti dalam memasuki pasar, banyaknya penjual dan

Daftar SAK16.P adalah daftar yang memuat nama-nama kepala rumah tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, dan sebagainya) dalam suatu blok sensus yang digunakan

Kemudian Muslim bisa dan harus mendorong dan mendukung, sebagai hasil keyakinan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan perbuatan yang dipertanggung jawabkan setiap umat