HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA
DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Sri Rezeqi Puja Lestari 1002113
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA
DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Sri Rezeqi Puja Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Sri Rezeqi Puja Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Sri Rezeqi Puja Lestari (1002113). Hubungan Antara SikapTerhadap Kampanye di Media Massa dengan Partisipasi Politik Pada Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan kuantitatif dengan korelasional. Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif jenjang pendidikan S1, berusia 18-23 tahun. Hasil penelitian menunjukan 1) Sikap mahasiswa terhadap kampanye di media massa tergolong kategori negatif, 2) Partisipasi politik mahasiswa berada pada kategori negatif, 3) Terdapat korelasi positif dan signifikan antara sikap terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia dengan koefisien korelasi 0.297. Penelitian ini memberi saran 1) Partai politik atau kandidat yang melakukan kampanye harus dengan cermat mengkaji faktor paling dominan dari setiap individu atau kelompok, 2) Pemilih harus lebih selektif dalam menerima setiap informasi yang disajikan dalam media massa mengenai isu politik yang sedang berlangsung, 3) Peneliti selanjutnya menjabarkan tentang macam-macam media massa yang digunakan dalam kegiatan kampanye agar penelitian lebih spesifik, kemudian membandingkan sikap terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi politik yang terjadi pada perempuan dan laki-laki.
ABSTRACT
Sri Rezeqi Puja Lestari (1002113). The Correlation between Attitude Towards Political Campaign on Mass Media and Political Participation of Students in Unversitas Pendidikan Indonesia. Department of Psychology Faculty of Education Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. (2015)
The purpose of this research is to examine the correlation between attitude toward political campaign on mass media and political participation of students in Universitas Pendidikan Indonesia. On this study, the researcher use quantitative correlational methods. The subjects of this research are undergraduate students of Universitas Pendidikan Indonesia and in age range 18-23 years old. The results of this research show 1) students attitude toward political campaign on
mass media is in negative category, 2) student’s political participation
is also in negative category, and 3) there are positive and significant correlation between attitude towards political campaign on mass media and political participation of students in Universitas Pendidikan Indonesia with coefficient correlation 0.297. This research suggest 1) political party or candidat who do the campaign should evaluate and study more about dominant factor in individual and groups 2) voter must be more selective towards information in mass media about recent political issue 3) the next researcher describes the various mass media used in the campaign so that more specific, and compare attitude towards political campaign on mass media and political participation on genders.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Struktur Organisasi Skripsi 6
BAB II LANDASAN TEORI 7
A. Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa 7
1. Definisi Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa 7
2. Komponen Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa 9
3. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Terhadap Kampanye
di Media Massa
10
B. Partisipasi Politik Mahasiswa 13
1. Pengertian Partisipasi Politik 13
2. Jenis-jenis Partisipasi Politik 14
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik 16
4. Partisipasi Politik Mahasiswa 18
C. Kerangka Penelitian 18
BAB III METODE PENELITIAN 22
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 22
1. Lokasi Penelitian
2. Subjek dan Populasi Penelitian
3. SampeldanTeknik Sampling
22
22
22
B. Metode Penelitian 23
C. Definisi Operasional 24
1. Variabel X: Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
2. Variabel Y: Partisipasi Politik
24
25
D. Teknik Pengumpulan Data 26
E. Instrumen Penelitian 26
1. Spesifikasi Instrumen
2. Pengisian Kuisioner
3. Penyekoran
26
27
27
F. Analisis Instrumen 28
1. Uji Konten (Expert Judgement)
2. Uji Keterbacaan Instrumen
3. Uji Validitas Item
4. Uji Reliabilitas Instrumen
28
28
29
30
G. Teknik Analisa Data 31
1. Uji Normalitas
2. Uji Korelasi
31
33
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pengolahan Data
4. Tahap Penyelesaian
34
34
35
35
35
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36
A. Temuan Penelitiandan Pembahasan 36
1. Gambaran Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
2. Gambaran Partisipasi Politik
3. Hubungan Antara Sikap Terhadap Kampanye di Media
37
40
Massa dengan Partisipasi Politik
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 49
A. Kesimpulan 49
B. Rekomendasi 50
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN 55
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di Media
Massa
26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Partisipasi PolitikMahasiswa 27
Tabel 3.3 Penyekoran Kuisioner 27
Tabel 3.4 Analisis Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa 29
Tabel 3.5 Analisis Instrumen Partisipasi Politik Mahasiswa 30
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di
Media Massa
31
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Partisipasi Politik 31
Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas 38
Tabel 3.9 Koefisien Korelasi Guilford 33
Tabel 4.1 Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Sikap Terhadap
Kampanye di Media Massa
36
Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa 37
Tabel 4.3 Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Partisipasi Politik
Statistik Deskriptif
40
Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Partisipasi Politik 41
Tabel 4.5 Hubungan Antara Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
dengan Partisipasi Politik
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 20
Gambar 3.1 Grafik Normalitas Variabel Sikap Terhadap Kampanye di
Media Massa 32
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.3
Grafik Normalitas Variabel Partisipasi Politik
Grafik Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
Grafik Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
33
37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Uji Coba
1. Data Mentah Uji Coba Sikap Terhadap Kampanye di
Media Massa
2. Data Mentah Uji Coba Partisipasi Politik
3. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Sikap Terhadap
Kampanye di Media Massa
4. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Partisipasi Polititik
Lampiran 2 Data Mentah dan Hasil Uji Coba Instrumen
1. Data Mentah Uji Sikap Terhadap Kampanye di Media
Massa
2. Data Mentah Uji Data Partisipasi Politik
Lampiran 3 Hasil Analisis Data
1. Statistik Deskriptif Variabel
2. Uji Korelasional Variabel
Lampiran 4 Lampiran-Lampiran
1. Kartu Bimbingan Pernyataan Expert Judgement
2. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi
3. Surat Izin Penelitian
4. Lembar Pernyataan Expert Judgement
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Untuk mewujudkan sistem demokrasi tersebut, suatu Negara biasanya
melakukan kegiatan yang disebut dengan Pemilihan Umum. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik yang penting untuk
dilaksanakan oleh warga Negara. Dalam hal ini, pemilihan umum dapat berupa
pemilihan presiden, pemilihan legislatif, ataupun pemilihan kepala daerah
(Asfar, 2006).
Partai politik sebagai organisasi artikulatif yang terdiri dari
pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan
perhatiannya dalam pengendalian kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing
untuk memperoleh dukungan rakyat (Dahlan, 1999). Partai politik berfungsi
sebagai alat bagi proses pembentukan sikap dan orientasi para anggota
masyarakat.
Mahasiwa dalam konteks ini disebut sebagai masyarakat intelektual
yang diaharapkan sebagai generasi yang akan mampu menjadi agen perubahan
dalam struktur masyarakat (Saidi, 1989). Dalam konteks sosial, mahasiswa
dianggap memiliki konsep pemahaman politik yang lebih baik atas dasar
pembelajaran pada tingkat perguruan tinggi. Hal tersebutlah yang menjadi
pembeda antara mahasiswa dengan masyarakat pada umumnya. Mahasiswa
dianggap golongan terdidik yang dapat menyuarakan dan mengungkapkan
aspirasi individu, kelompok, dan masyarakat dengan aktif dan provokatif.
Pemahaman akan kondisi tersebut disalurkan melalui keterlibatan
dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tidak
saja peduli dengan kegiatan dan kepentingannya dalam menuntut ilmu tetapi
juga terhadap masalah sosial politik yang berkembang di masyarakat. Melalui
berbagai kegiatan pada organisasi intra/ekstra di Universitas, mahasiswa
2
menyelesaikan permasalahan sosial politik yang ada disekitarnya, dengan cara
ikut berbuat aktif dengan arah dan tujuan yang pasti dan dapat
mengembangkan aktivitas politiknya.
Saidi (1989) menyebutkan mahasiswa pada dasarnya memiliki persepsi
politik yang terbentuk dari arus informasi yang dicernanya sehari-hari, melalui
proses pertukaran pikiran dengan sesama rekan yang berlangsung secara tidak
sengaja dalam kehidupan sehari-hari, realita kehidupan kemasyarakatan yang
dapat direkamnya. Ekspresi atau ungkapan, dan persepsi politik yang dimiliki
seseorang tergantung dari individu yang bersangkutan. Mereka dapat saja
menjadi reluctant, bahkan apatis sekalipun dengan kehidupan politik.
Dalam rangka menarik perhatian masyarakat, khususnya para pemilih
tentang isu politik yang sedang terjadi, maka para kandidat politik sebagai
calon perwakilan rakyat yang akan dipilih oleh rakyat melakukan suatu
kegiatan yang disebut dengan kampanye.
Dalam upaya untuk memberikan penguatan dan pandangan agar
mempengaruhi sikap setiap individu terhadap pelaku kampanye, maka suatu
organisasi bertumpu pada suatu gerakan komunikasi politik. Para pelaku
kampanye mencoba untuk memobilisasi konsensus, dan mencoba meyakinkan
setiap individu untuk berpihak kepada para pelaku politik tersebut
(Klandermans, 2005).
Dalam sebuah kajian singkat terhadap isu-isu terkini yang dilakukan
oleh Sanur (2014) tentang efektivitas kampanye pemilu legislatif 2014
mengungkapkan bahwa kampanye pemilihan legislatif 2014 lebih banyak
terjadi di media sosial daripadadalam bentuk rapat umum secara terbuka. Hal
tersebut merupakan bukti bahwamasyarakat Indonesia sudah mengalami
perubahan. Perubahan bentuk kampanye dari carakonvensional seperti turun ke
jalan, pengumpukan massa, berubah menjadicara komunikasi yang lebih
intensif di media sosial. Di sisi lain, kampanye dalam media sosial pun dapat
menimbulkan fenomena pelanggaran baru, dimana semakin meningkatnya
kampanye hitam yang terjadi.
Media tidak hanya sebagai sumber informasi biasa, tetapi juga dalam
3
yang bersifat wacana, dapat menjadi rujukan informasi. Melalui media,
mahasiswa dapat mengetahui gagasan-gagasan politik, partai politik, kandidat
pemimpinnya, sampai dinamika yang terjadi di lembaga-lembaga politik.
Hal tersebut akan membuat mahasiswa lebih paham mengapa setiap
kandidat kepala Negara hingga tingkat paing bawah, termasuk para calon
legislatif selalu menyertakan media massa dalam setiap aktivitas kampanyenya.
Melalui media massa, mereka melakukan persuasi lewat pesan-pesan politik
yang disampaikan kepada publik.Ini menunjukan bahwa setiap unsur berita
dapat membangkitkan kesetaraan penerima pesan untuk mendukung kegiatan
politik yang sedang berlangsung yaitu dengan melakukan partisipasi politik.
Sejalan dengan ungkapan Tabroni (2012), bahwa media massa memiliki
kontribusi yang signifikan dalam konteks partisipasi politik. Dalam tahap
tertentu, media massa dapat menyediakan berbagai pilihan untuk penerima
pesan. Sajian dalam media massa beragam sehingga dapat memperkaya
rujukan komunikasi. Informasi-informasi politik dapat diikuti dari sajian atau
tayangan media massa. Apa yang tidak dapat dilakukan secara interpersonal,
media massa dapat melakukannya.
Salah satu penelitian tentang the influence of social networking sites on
political attitudes and behavior yang ditulis oleh Zhang, Johnson, Seltzer, &
Bichard (2009), dilakukan untuk melihat sejauh mana situs jejaring sosial
mempengaruhi sikap politik dan partisipasi demokratis individu. Setelah
sebelumnya mengontrol variabel demografis dan peran diskusi politik
interpersonal dalam merangsang partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ketergantungan pada situs jejaring sosial secara signifikan
berhubungan dengan peningkatan partisipasi masyarakat, tetapi tidak pada
partisipasi politik secara nyata.
Menurut data statistik dari mediacenter KPU pada tanggal 4 Agustus
2009, dapat dilihat jumlah presentase tingkat partisipasi Pileg Nasional sebesar
70,99%, sedangkan presentase partisipasi Pilpres Nasional sebesar 72,09%.
Untuk daerah Jawa Barat khususnya, presentase tingkat partisipasi Pileg
sebanyak 73,11%, dan presentase tingkat partisipasi Pilpres sebanyak 76,61%.
4
yaitu 29.002.479 orang, jumlah yang tidak memilih 7.797.974 orang dan
jumlah suara tidak sah 2.552.901. Angka-angaka tersebut tidak dapat
dikategorikan kecil dalam penggunaan hak suara yang kurang tepat. Masih
terhitung banyak masyarakat yang tidak memberikan suara saat pemilu
dilaksanakan.
Nimmo (2000), mengungkapkan bahwa perspektif pemberi suara yang
utama adalah menyangkut citra politik. Persepsi khalayak sebagai citra politik
yang khas dalam pemilu merupakan hal yang akan menentukan pilihan para
pemilih, dalam hal ini bagaimana seseorang melakukan partisipasi politik.
Seseorang melakukan partisipasi politik secara selektif mempersepsi: partai,
kandidat, isu, peristiwa dalam kampanye, memberi makna kepada mereka, dan
berdasarkan itu menetukan pemeberian suara.Maka, dalam hal ini kompetensi
politik individu dapat meningkat dengan bertambahnya pengetahuan dari
informasi yang diterima.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum partisipasi politik yang
dilakukan oleh mahasiswa, peneliti ingin melakukan penelitian tentang
hubungan antara sikap terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi
politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena yang dipaparkan pada latar belakang di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap kampanye di media massa
dengan partisipasi politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan
5
C.TUJUAN PENELITIAN
Serangkaian aktivitas penelitian merupakan salah satu cara untuk
mencapai target yang sudah ditentukan yaitu berupa tujuan penelitian. Dengan
berpijak pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk:
Mengetahui hubungan antara sikap terhadap kampanye di media massa dengan
partisipasi politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.
D.MANFAAT PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmiah bagi wahana perkembangan Psikologi, khususnya Psikologi Sosial
dan Politik.
2. Kegunaan Praktis
1) Hasil penelitian inidapat diberikan kepada para pelaku politik agar
mendapatkan gambaran tentang sikap yang cenderung dimunculkan
dan partisipasi politik pada mahasiswa sebagai pemilih. Hal tersebut
dapat menjadi acuan dalam melakukan kampanye agar menarik
perhatian pemilih, khususnya golongan mahasiswa agar melakukan
partisipasi dengan tepat guna.
2) Bagi pemilih, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman
tentang berbagai cara kampanye massa yang dilakukan para pelaku
politik. Hal tersebut dapat memberikan gambaran agar para pemilih
lebih bijak dalam menggunakan hak suara yang dimilikinya.
3) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
informasi apabila akan mengadakan penelitian dengan tema yang
serupa agar hasilnya semakin berkualitas.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini, struktur dan sistematika penulisan skripsi yang
6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
B. Partisipasi Politik Mahasiswa
C. Kerangka Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Definisi Operasional
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen penelitian
F. Analisis Instrumen
G. Teknik Analisis Data
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian dan Pembahasan
B. Keterbatasan Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang
beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa Barat.
2. Subjek dan Populasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia. Kriteria mahasiswa dalam penelitian ini adalah tercatat sebagai
warga Negara Indonesia, berstatus aktif sebagai mahasiswa jenjang pendidikan
S1, berusia 18-23 tahun, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jenjang
pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia yang sudah memiliki hak
pilih. Adapun populasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
pada semester genap 2013/2014 sebanyak 22.860 orang.
3. Sampel dan Teknik Sampling
Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik sampel probabilitas yaitu proportionate stratified random sampling.
Sampel probabilitas merupakan teknik pengambilan sampel dengan
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian (Noor, 2011). Sedangkan proportionate stratified random
sampling merupakan teknik sampling dengan memerhatikan strata (tingkatan)
23
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin (Noor,
2011:158) sebagai berikut:
n = jumlah anggota sampel
N = jumlah anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan) (umumnya digunakan 1%, 5 %, dan 10%,
dapat dipilih oleh peneliti)
Maka dengan menggunakan tabel Slovin (Noor, 2011), dengan jumlah
populasi 22.468 orang dan tingkat kesalahan 5%, maka diperoleh sampel
sebanyak 377 orang. Karena melihat perbedaan jumlah yang dimiliki setiap
Fakultas, maka jumlah sampel setiap Fakultas adalah sebagai berikut:
Fakultas Ilmu Pendidikan: 65 orang
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: 58 orang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni: 77 orang
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: 48 orang
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan: 46 orang
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan: 39 orang
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis: 44 orang.
B.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang menggunakan
perhitungan statistik dalam melakukan pencatatan dan saat menganalisa hasil
penelitian (Arikunto, 2006). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan dua variabel atau lebih yang dilakukan dengan cara menghitung korelasi
antar variabel, sehingga diperoleh arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel
atau lebih yang diteliti (Sugiyono, 2011). Dua variabel dalam penelitian ini adalan
sikap terhadap kampanye di media massa dan partisipasi politik. n = N
24
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015 C.Definisi Operasional
1. Variabel X; Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
Sikap terhadap kampanye di media massa dalam penelitian ini
merupakan potensi reaksi yang diberikan individu baik bersifat positif ataupun
negatif terhadap pesan persuasi dalam kampanye kandidat politik yang
dilakukan melalui media massa. Media yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah seluruh media massa yang ada, tidak dibatasi pada media elektronik,
media cetak, dan sebagainya. Sikap terhadap kampanye di media massa dapat
tergambarkan oleh derajat skor kuisioner berdasarkan komponen - komponen
yang dikemukakan oleh Azwar (2009) yaitu:
a. Komponen kognitif
Dimensi ini berkaitan dengan pengolahan pikiran dan pengalaman
mahasiswa terhadap kegiatan kampanye yang dilakukan para kandidat
sebagai usaha untuk menjangkau dan mempengaruhi mahasiswa tersebut.
b. Komponen afektif
Dimensi ini berkaitan dengan perasaan dan pertimbangan mahasiswa
terhadap kegiatan kampanye yang dilakukan para kandidat sebagai usaha
untuk menjangkau dan mempengaruhi mahasiswa tersebut.
c. Komponen konatif
Dimensi ini berkaitan dengan sikap yang merujuk pada sebuah perilaku yang
dimunculkan mahasiswa terhadap kegiatan kampanye yang dilakukan para
kandidat sebagai usaha untuk menjangkau dan mempengaruhi mahasiswa
tersebut.
Secara operasional, variabel sikap terhadap kampanye di media massa
adalah jumlah skor yang diperoleh dari penjumlahan pasangan item pada
dimensi sikap yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen
konatif. Semakin tinggi skor keseluruhan yang diperoleh, maka semakin positif
sikap mahasiswa terhadap kampanye di media massa. Semakin rendah skor
keseluruhan yang diperoleh, maka semakin negatif pula sikap mahasiswa
25
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
2. Vaiabel Y; Partipasi Politik
Partisipasi politik merupakan keterlibatan mahasiswa sebagai warga
Negara pada suatu kegiatan politik yang dilaksanakan dalam Pemilihan Umum
dengan tujuan mempengaruhi kebijakan publik. Hal tersebut dapat
tergambarkan oleh derajat skor kuisioner berdasarkan pengklasifikasian yang
dikemukakan oleh Milbrath (1997) yaitu:
a. Bertindak sebagai gladiator
Dimensi ini berkaitan dengan mahasiswa yang terlibat secara aktif dalam
kegiatan politik seperti menjadi aktivis dalam sebuah partai, menjadi bagian
dari kegiatan kampanye, dan menjadi aktivis masyarakat.
b. Berperan sebagai spektator (penonton)
Dimensi ini berkaitan dengan mahasiswa yang pernah mengikuti pemilihan
umum dan hanya menjadi pengamat dalam kejadian politik yang sedang
berlangsung.
c. Apatis
Dimensi ini berkaitan dengan mahasiswa yang tidak berpartisipasi dan
menghindari berbagai proses politik yang sedang berlangsung.
Secara operasional, variabel partisipasi politik mahasiswa adalah jumlah
skor yang diperoleh dari penjumlahan pasangan item pada dimensi bertindak
sebagai gladiator, berperan sebagai spektator (penonton), dan apatis. Semakin
tinggi skor keseluruhan partisipasi politik yang diperoleh, maka semakin tinggi
tingkat partisipasi politik mahasiswa. Semakin rendah skor keseluruhan
partisipasi politik yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat partisipasi
politik mahasiswa.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa lembar kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis
26
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
responden yang cukup banyak, maka alat pengumpul data yang cocok dihgunakan
adalah kuisioner. Kuisioner yang akan diberikan kepada responden dalam bentuk
skala Likert dengan lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Sejutu, Ragu-Ragu,
Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
E.Instrumen Penelitian
1. Spesifikasi Instrumen
Penelitian ini menggunakan instrumen sikap terhadap kampanye di
media massa yang dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung
tiga komponen sikap dari Azwar (2009). Adapun kisi-kisi instrumen dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
No. Dimensi
Item
Favourable Unfavourable
1. Kognitif 1, 2, 6, 7 3, 4, 5
2. Afektif 8, 9 ,11 10, 12
3. Konatif 14 13, 15
Selain itu, penelitian ini menggunakan instrumen partisipasi politik
mahasiswa yang dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung
pengklasifikasian partisipasi politik dari Milbrath (1997). Adapun kisi-kisi
27
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Partisipasi Politik Mahasiswa
No. Dimensi
Item
Favourable Unfavourable
1. Gladiator 1, 4, 5, 6, 9 2, 3, 7, 8, 10, 11
2. Spektator 14, 15 12, 13, 16, 17
3. Apatis 18, 19, 20, 21, 22, 23
2. Pengisian Kuisioner
Responden menggisi kuisioner dengan cara memilih salah satu dari lima
alternatif jawaban yang tersedia, sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh
responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban dilakukan dengan
memberi tanda ceklis () pada kolom pilihan jawaban yang telah disediakan,
sesuai dengan pilihan jawaban yang diinginkan responden. Pilihan jawaban
terdiri sari lima kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R),
Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS).
3. Penyekoran
Penyekoran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Setiap item pernyataan dalam kuisioner disertai lima alternatif jawaban yang
harus dipilih oleh responden. Jawaban dari setiap pernyataan tersebut diberi
nilai dengan angka sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penyekoran Kuisioner
Pilihan Jawaban
Nilai Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
28
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Sangat Tidak Setuju 1 5
2) Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh setiap responden pada
instrument sikap terhadap kampanye massa ini.
3) Mengelompokan hasil data yang diperoleh menjadi dua level. Dalam
penelitian ini, hasil data akan dikelompokan menjadi dua level, yaitu positif
dan negatif untuk variabel sikap terhadap kampanye di media massa, tinggi
dan rendah untuk variabel partisipasi politik. Rumus dua level, yaitu:
Tinggi : T > 50
Rendah : T ≤ 50
(Ihsan, 2013)
F. Analisis Instrumen
1. Uji Konten (Expert Judgement)
Uji validitas isi merupakan validitas instrumen terhadap isi instrumen
yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgement
untuk memeriksakan masing-masing item telah sesuai dengan dimensi dan
indikator yang hendak diungkapkan (Azwar, 2011)
Sebelum instrumen ini digunakan, dilakukan uji konten terlebih dahulu
terhadap instrumen sikap terhadap kampanye di media massa dan instrumen
partisipasi politik. Uji konten dilakukan melalui expert judgement oleh dua
dosen Psikologi, yaitu Helli Ihsan, S.Ag., M.Si. dan Muhammad Zein Permana,
M.Si.
Berdasarkan hasil penilaian professional judgement, item-item dari
kedua instumen tersebut perlu diperbaiki baik secara kontekstual maupun
ketepatan isi sebelum akhirnya relevan dan dapat digunakan untuk try out.
2. Uji Keterbacaan Instrumen
Untuk menguji kelayakan alat ukur, perlu dilakukan uji keterbacaan
instrumen. Uji keterbacaan tersebut dilaksanakan sebelum uji validitas dan
29
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
pernyataan yang dipakai dalam kuisioner. Hal ini mejadi penting untuk
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara maksud yang ingin dinilai
oleh peneliti dengan persepsi responden terhadap pernyataan setiap item dalam
kuisioner. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji keterbacaan pada beberapa
rekan mahasiswa di Departemen Psikologi UPI.
3. Uji Validitas Item
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur (Muhidin &
Abdurahman, 2009). Untuk mendapatkan item yang dapat mengukur variabel
yang diteliti, maka dilakukan analisis item. Analisis item dilakukan dengan
mengkorelasikan skor item dengan skor total instrumen yang diambil dari data
hasil try out. Item yang akan dipilih untuk penelitian sebenarnya adalah item
final yang memiliki korelasi item total sama dengan atau lebih besar dari 0,30
(Ihsan, 2013). Namun, jika sebuah item tidak mencapai 0,30 dan jika tetap
dihapus akan ada indikator yang terbuang, maka kriterianya dapat diturunkan
menjadi 0,20 (Ihsan, 2013).
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 20 item
instrumen sikap terhadap kampanye di media massa dengan 150 responden dan
menggunakan software SPSS versi 16.0, kemudian diperoleh hasil 15 item yang
valid. Berikut rincian item tersebut:
Tabel 3.4 Analisis Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di Media Massa
No. Dimensi
Item
Layak Tidak Layak
1. Kognitif 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8 2
2. Afektif 9, 11, 12, 13, 14 10
30
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Sedangkan berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 30
item instrumen sikap terhadap kampanye di media massa dengan 150
responden dan menggunakan software SPSS versi 16.0, kemudian diperoleh
hasil 23 item yang valid. Berikut rincian item tersebut:
Tabel 3.5 Analisis Instrumen Partisipasi Politik Mahasiswa
No. Dimensi
Item
Layak Tidak Layak
1. Gladiator 1, 2, 3, 4 ,5 , 6, 7, 8, 9,
13, 14
10, 11, 12
2. Spektator 16, 18, 19, 20, 21, 22 15, 17
3. Apatis 25, 26, 27, 28, 29, 30 23, 24
Selanjutnya, item yang layak digunakan untuk instrumen penelitian
yang sesunguhnya. Item yang tidak layak dihapus dan tidak digunakan kembali
dalam instrumen penelitian, karena tidak dapat mengukur hal yang akan diukur.
4. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat diandalkan (Noor, 2011:130). Uji reliabilitas dilakukan untuk
menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab
kuisioner. Uji reliabilitas ini menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach,
yaitu untuk mengetahui seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif
berkorelasi satu sama lain (Noor, 2011:165).
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan
terhadap instrumen sikap terhadap kampanye di media massa dan partisipasi
politik, dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0, diperoleh
31
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
massa dan 0.906 untuk instrumen partisipasi politik. Hal tersebut memberi arti
bahwa instrumen sangat reliabel.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Terhadap Kampanye di
Media Massa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.809 15
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Partisipasi Politik
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.906 23
G.Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011:174).
Data yang baik adalah yang termasuk distribusi normal atau mendekati
normal. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh pada penelitian ini
apakan berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan teknik analisis
data yang akan digunakan, maka peneliti melakukan uji normalitas dengan
menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil dari uji nornalitas
32
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sikap Terhadap Kampanye di Media
Massa
Partisipasi Politik
N 377 377
Normal Parametersa,b Mean 46.1273 66.2149
Std. Deviation
8.17721 9.88438 Most Extreme
Differences
Absolute .055 .060
Positive .039 .060
Negative -.055 -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.072 1.162
Asymp. Sig. (2-tailed) .201 .134
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3.8, diketahui bahwa data
yang diperoleh dari instrumen sikap terhadap kampanye di media massa
memiliki signifikansi sebesar 0.201 dan data yang diperoleh dari instrumen
partisipasi politik memiliki signifikansi sebesar 0.134. Kedua data tersebut
berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi > 0.05. Uji normalitas
data sikap terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi politik dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 3.1 Grafik Normalitas Variabel Sikap Terhadap Kampanye di
33
[image:30.612.147.466.89.235.2]Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Gambar 3.2 Grafik Normalitas Variabel Partisipasi Politik
2. Uji Korelasi
Uji korelasi merupakan suatu analisi untuk mengetahui tingkat keeratan
hubungan antara dua variabel (Noor, 2011:179). Tingkat hubungan ini dapat
dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai
hubungan negatif, dan tidak mempunyai hubungan. Hubungan variabel X dan
Y dikatakan positif apabila kenaikan atau penurunan X pada umumnya diikuti
oleh kenaikan atau penurunan Y. Ukuran yang dipakai mengetahui kuat
tidaknya hubungan antara variabel X dan Y disebut koefisien korelasi (r).
Untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka
hasil dari koefisien korelasi yang didapat dapat dinterpretasikan melalui tabel
berikut.
Tabel 3.9 Koefisien Korelasi Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.000 – 0.199 Sangat Rendah
0.200 – 0.399 Rendah
0.400 – 0.599 Sedang
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
[image:30.612.183.468.529.679.2]34
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
Setelah dilakukan uji korelasi, selanjutnya dilakukan pula uji koefisien
determinasi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel
sikap terhadap kampanye di media massa terhadap partisipasi politik.
Koefisien determinasi menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
H.Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
Dalam penelitian ini, beberapa tahap persiapan yang dilakukan, yaitu:
a. Menentukan masalah yang akan diteliti
Peneliti menentukan masalah yang akan diteliti melalui fenomena yang
ditemukan oleh peneliti.
b. Melakukan studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari dan memahami teori yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
c. Penyusunan proposal penelitian
Penyususnan proposal penelitian dilakukan pada saat Mata Kuliah Seminar
Psikologi Sosial dan di akhir perkuliahan peneliti mengikuti Sidang Seminar
Proposal.
d. Mengajukan proposal penelitian pada Dewan Skripsi
Setelah melaksanakan sidang proposal dan merevis beberapa bagian
proposal, peneliti mengajukan proposal kepada Dewan Skripsi dan Dosen
Pembimbing, kemudian disetujui dan dibuatkan Surat Keputusan.
e. Penyusunan instrumen
Menyusun instrumen penelitian sesuai dengan teori yang dijadikan landasan
35
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015 f. Uji coba Instrumen
Melakukan uji coba instrumen kepada 150 responden yang sesuai dengan
kriteria subjek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner setelah
melalui uji coba instrumen. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada
subjek di Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk mengecek jumlah jawaban kuesioner yang
terkumpul dan mengecek identitas responden, agar dapat dipilih responden
yang memenuhi kriteria dan tidak memenuhi kriteria.
b. Input dan Skoring Data
Input data adalah memasukan data yang berupa jawaban responden terhadap
suatu pernyataan, sedangkan skoring data, yaitu memberikan bobot nilai
pada jawaban responden.
c. Pengolahan Data secara Statistik
Data yang diolah secara statistik merupakan hasil dari skoring yang telah
dilakukan. Data tersebut di kategorikan, diuji validitas dan reliabilitas,
dikorelasikan, dan diuji hipoteisnya. Pengolahan data tersebut dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007.
4. Tahap Penyelesian
a. Menampilkan data hasil penelitian.
b. Mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah.
c. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan.
d. Membuat kesimpulan, dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
e. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan sesuai dengan
36
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara sikap terhadap
kampanye di media massa dengan partisipasi politik pada mahasiswa di
Universitas Pendidikan Indonesia dengan metode penelitian korelasional pada 377
orang mahasiswa sebagai sampel, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Gambaran sikap terhadap kampanye di media massa pada mahasiswa di
Universitas Pendidikan Indonesia tergolong pada sikap yang bersifat
negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki kecenderungan memberi respon negatif terhadap kampanye di
media massa yang dilakukan oleh para kandidat politik.
2. Gambaran partisipasi politik mahasiswa di Universitas Pendidikan
Indonesia tergolong rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar mahasiswa memiliki kecenderungan untuk tidak melibatkan diri
pada kegiatan politik yang sedang berlangsung, dalam hal ini pemberian
suara dalam pemilu yang dilakukan oleh mahasiswa tergolong rendah.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap
kampanye di media massa dengan partisipasi politik mahasiswa di
Universitas Pendidikan Indonesia dengan tingkat korelasi rendah.
Hubungan antara sikap terhadap kampanye di media massa dengan
partisipasi politik pada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia
tidak besar dan tidak saling memberi kontribusi yang efektif. Hal itu dapat
disebabkan adanya variabel lain yang memberi pengaruh pada sikap
50
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
B. Rekomendasi
Rekomendasi ditujukan kepada para pelaku politik dan pemilih secara
umum, juga untuk penelitian selanjutnya. Rekomendasi untuk masing-masing
pihak dipaparkan sebagai berikut.
1. Bagi Pelaku Politik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap kampanye di media
massa dapat menjadi salah satu faktor pembentuk partisipasi politik. Para
pemilih akan melakukan partisipasi politik, dalam hal ini memberikan
suaranya pada partai atau kandidat yang sesuai dengan persepsi pemberi
suara terhadap isu dan program politik, yang dikembangkan dalam
kampanye politik pemilihan umum. Oleh karena itu, partai politik atau
kandidat yang melakukan kampanye harus dengan cermat mengkaji faktor
paling dominan bagi setiap individu atau kelompok. Memahami calon
pemberi suara ketika melakukan komunikasi politik.
2. Bagi Pemilih
Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi poltik seseorang mendapat
pengaruh dari sikap individu itu terhadap kampanye di media massa.
Adanya fungsi sosial dan fungsi ekonomi pada media, maka media massa
bukanlah suatu entitas yang pasif, yang hanya mendistribusikan pesan,
tetapi aktif, selektif, dan kritis. Hal itu terjadi karena media massa sebagai
suatu institusi memiliki kepentingan sendiri dan bahkan memiliki
pemikiran dan idealisme sendiri secara independen. Oleh karena itu,
pemilih harus lebih selektif dalam menerima setiap informasi yang
disajikan dalam media massa mengenai isu politik yang sedang
berlangsung.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Menjabarkan tentang macam-macam media massa yang digunakan dalam
51
Sri Rezeqi Puja Lestari, 2015
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
b. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan, namun tidak dilakukan perbandingan mengenai perilaku
politik terhadap setiap jenis kelamin. Peneliti selanjutnya bisa mengambil
sampel baik perempuan maupun laki-laki dengan menggunakan metode
yang lebih lengkap dan tepat untuk mengetahui perbandingan sikap
terhadap kampanye di media massa dengan partisipasi politik yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. 2011. Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori. Tujuan, Strategi, dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Asfar, M. 2006. Mendesain Managemen Pilkada. Surabaya: Pustaka Eureka.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bawono, M. 2008. Persepsi dan Perilaku Pemilih Terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan umum Legislatif 2004 di Kabupaten Nganjuk. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Baron, R.A. dan Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Bergner, C. R., Chaffe, S. H. 1987. Hand Book of Communication Science. California: Sage Publication, Newbury Park.
Budiardjo, M. 1996. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi parlementer dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Carolina. 2005. Political Participation in United State. Washington DC: Congressional Quaterly Inc.
Conway, M. M. 2000. Political Participation In The United State. USA: Congressional Quaterly Inc.
Data Statistik Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009. Tersedia di http://kpu.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/786 Diterima [30 Januari 2014]
Deaux, K. dan Wrightsman, L.S. 1988. Social Psychology. Ohio: Wadsworth, Inc.
Efriza, Dkk. 2006. Mengenal Teori-teori Politik. Bandung: Nuansa.
53
Gerungan, W. A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Hikmat, M. 2011. Komunikasi Politik: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Huntington, S. P., & Nelson, J. M. 1990. Partisipasi Politik Di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan, H. 2013. Metode Skala Psikologi. Bandung.
Iyengar, S., & Simon, A. F. 2000. New Perspectives And Evidence On Political
Communication And Campaign Effects. [Online] Tersedia di
http://pcl.stanford.edu/common/docs/research/iyengar/2000/newperspectives .pdf Diterima [30 Januari 2014]
Klandermans, B. 2005. Protes dalam Kajian Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Milbrath, L., & Goel, M. L. 1997. Political Participation. Chicago: Rand McNally College Publishing Co.
Nimmo, D. 1970. The Political Persuader. New York: Prentice-Hall, Engliwood Cliffs.
Nimmo, D. 2000. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media). Bandung: Remadja Posdakarya.
Nimmo, D. 2011. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media). Jalaluddin Rakhmat (penyunting). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Noor, J. 2011. Metode Penelitian. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Rush, M., & Althoff, P. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saidi, R. 1989. Mahasiswa dan Lingkaran Politik, Jakarta: lembaga Pers Mahasiswa Mapussy Indonesia.
Sanur. 2014. Efektivitas Kampanye Pemilu Legislatif 2014. [online] berkas.dpr.go.id Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sarwono, S. W., Meinarno, E. A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
54
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surbakti. 1992. Memahami Politik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tabroni, R.2006.Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tosi, H. L., Rizzo, J. R., & Carroll, S. J. 1990 . Managing Organizational Behavior (Second Edition). New York: Harper Collins Publisher.
Venus, A. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatana Media.
Zhang, W., Johnson, T. J., Seltzer, T., & Bichard, S. L. 2009. The Influence of Social Networking Sites on Political Attitudes and Behavior. [Online] Tersedia di http://blaz.lasi.cc/TheRevolutionWillBeNetworked.pdf Diterima [30 Januari 2014]