• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI

KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh:

RAHMI NOVITASARI 1105810

(2)

KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

Rahmi Novitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Rahmi Novitasari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

(3)
(4)

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi

yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang” ini dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka meraih

gelar Sarjana pada Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Secara garis besar skripsi ini

mendeskripsikan mengenai pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari

kekurangan dan keterbatasan, baik dari substansi maupun tata bahasanya, sehingga

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan

berupa saran dan kritik membangun yang dapat dijadikan bahan perbaikan skripsi ini

serta sebagai motivasi penulis untuk meningkatkan kemampuan di kemudian hari.

(5)

Segala puji kepada Allah SWT Karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis

masih diberikan umur guna menyelesaika skripsi ini. Tanpa dukungan dan bantuan

yang berupa doa, moril, materil, serta spiritual dari kedua orang tua terkasih yang

saya cintai yaitu Ibu Nani Candriani, S.Pd dan Bapak Kapten. Purn. Adang Iskandar

(Alm) mustahil penulis sanggup untuk menjalani tahap demi tahap dalam

menyelesaikan skripsi ini. Selain itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Eka Prihatin, M.Pd selaku pembimbing 1 dan pembimbing akademik

yang telah meluangkan waktunya dengan sabar untuk membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis sehingga mendapatkan kelancaran

dalam penulisan skripsi ini. Selain itu beliau selalu memberikan ide-ide

dan dukungan, sehingga banyak sekali memeberikan kontribusi yang

positif dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan senantiasa dengan penuh kesabaran dan

kesungguhan dalam memberikan arahan dan dorongan yang sangat

berharga bagi penyelesaian skripsi ini. Sehingga banyak sekali

memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan bimbingan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd dan Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Administrasi Pendidikan atas

segala kemudahan fasilitas belajar bagi penulis.

4. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Administrasi Pendidikan yang telah

mendidik dan memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak

(6)

nasihat dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.

7. Dian Nursakinah Alam,SE, Mila Mayeda, S.Ked, dan Anggun Rahayu M,

S, Hut yang setia dan selalu ada selama 7 tahun ini dengan selalu

memberikan motivasi dan hiburan yang tidak ada habisnya, serta

bersama-sama berjuang selama kuliah dan bermain ini.

8. Yuli dan Linda yang selama ini menjadi alarm hidup, serta membagi

ilmunya dan dukungan kepada penulis. Fitri, Novia, Bella, Rasela, dan

Syafira teman berbagai kondisi yang setia memberikan cerita senang dan

sedih namun selalu berakhir dengan canda tawa. Mariza dan Septi yang

selama kuliah selalu membagi ilmunya dengan ikhlas dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman Departemen

Administrasi Pendidikan 2011 yang memiliki sejuta cerita dan ekspresi

serta saling memotivasi satu sama lain.

9. Riska dan Azrina yang selalu memberikan kuliah tambahan dan selalu

berusaha membuat tawa canda disetiap ceritanya. Serta memberikan

dorongan dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta doa kepada

penulis sehingga membantu kelancaran kelancaran penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, dorongan dan kerjasama yang telah diberikan

semua pihak menjadi catatan ibadah disisi Allah S.W.T dan akan

diberikan rahmat, berkat dan ampunan serta balasan yang berlipat ganda.

Amin.

(7)
(8)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang”.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah masih banyak sekolah yang mengalami masalah dikarenakan guru tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Rendahnya kualitas peranan guru dalam sekolah salah satunya dikarenakan kinerja mengajarrnya yang masih rendah. Hal ini diduga karena kurangnya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sebanyak 150 guru dari populasi tersebut diambil seluruh populasi. Berdasarkan pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) diperoleh bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk supervisi akademik kepala sekolah berada pada kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk kinerja mengajar guru berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan analisis korelasi menunjukan bahwa tingkat koefisien supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru rendah. Uji signifiakansi menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Dari uji determinasi dan analisis regresi membuktikan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat menentukan kualitas kinerja mengajar guru. Dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan. Meskipun telah diketahui pengaruh yang ada cukup rendah. Hal ini memberikan petunjuk bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerja mengajar guru yang baik serta dalam meningkatkan mutu sekolah, maka kepala sekolah perlu memperhatikan supervisi akademik kepala sekolah yang telah diberikan. Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru yang baik juga bisa dilakukan dengan adanya motivasi dari kepala sekolah.

(9)

ABSTRACT

This study entitled “The Effect of Academic Supe rvision of School Principals towards Teaching Performance of Ele mentary School Teache rs in Conggeang District, Sumedang Regency”. The problem raised in this study is that there are many schools having problems caused by the teachers who do not carry their duties and functions well. The low

quality of the teachers’ roles is caused by the low of teaching performance. This is presumably due to the lack of academic supervision which is done by the school principals. This study used descriptive method in which qualitative approach was used. The population of the study is the whole elementary school teachers in Conggeang District, Sumedang Regency. The entire population of 150 teachers was taken as the participants. Based on the data collection which was calculated by WMS (Weight Means Scored) technique, is found that the average of the general tendency for academic supervision of the school principal is in

good category. Then the average of the general tendency for the teachers’ teaching

performance is in excellent category. Based on correlation analysis, shows that the rate coefficient of academic supervision of the school principal towards the teachers’ teaching performance is low. Significance test shows that academic supervision of the school principal has positive and significant correlation towards teaching performance of the teachers. From determination test and analysis of regression show that academic supervision of the school

principals can determine the quality of the teachers’ teaching performance. In conclusion,

academic supervision of the school principals has positive and significant effect although the

fact is quite low. This provides guidance to the school principals to improve the teachers’

teaching performance as well. Then to improve the quality of the schools, the school principals need to consider the academic supervision which is given. The school principals also can motivate the teachers to improve teaching performance.

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Indentifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi ... 9

(11)

a. Pengertian Supervisi ... 11

b. Pengertian Supervisi Akademik ... 12

c. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ... 13

d. Dimensi-dimensi Supervisi Akademik ... 15

e. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ... 16

f. Model-model Supervisi Akademik ... 17

g. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 24

2. Konsep Dasar Kinerja Mengajar Guru a. Pengertian Guru ... 27

b. Peran Guru ... 27

c. Jenis Kompetensi Guru ... 30

d. Pengertian Kinerja Guru ... 31

e. Penilaian Kinerja ... 32

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 34

g. Indikator Keberhasilan Kinerja ... 36

B.Penelitian yang Relevan ... 39

C.Kerangka Pikir Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 43

1. Metode Penelitian ... 45

2. Definisi Operasional... 46

B. Partisipan ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 47

D. Instrumen Penelitian... 50

(12)

E. Prosedur Penelitian... 60

F. Analisis Data ... 63

1. Mengukur Kecenderungan Umum Berdasrkan WMS ... 64

2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 65

3. Uji Normalitas ... 66

4. Uji Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PTEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan... 71

B. Pembahasan... 86

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 99

B. Implikasi ... 100

C. Rekomendasi ... 100

(13)
(14)

Tabel 3.2 Skala Likert ... 51

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 52

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 55

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 57

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 3.7 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 64

Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 68

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penyebaran Angket ... 71

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ... 72

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Praobservasi ... 73

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Observasi ... 74

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pascaobservasi ... 75

Tabel 4.6 Hasil Perhitangan WMS Variabel Y ... 76

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran ... 77

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 78

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi EvaluasiKegiatan Pembelajaran ... 79

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 81

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Korelasi... 82

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Hiptesis ... 83

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 84

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Fator-faktor yng Mempengaruhi Kinerja Guru... 6

Gambar 2.1 Tiga Tujuan Supervisi Akademik ... 14

Gambar 2.2 Model Supervisi Pengembangan ... 18

Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 35

Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir ... 40

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif ... 43

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 44

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 102

Lampiran 2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 103

Lampiran 3 Pengolahan Data ... 104

Lampiran 4 Persuratan Korespondensi dan Lembar Bimbingan ... 105

Lampiran 5 Tabel Statistik ... 106

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi ini, pendidikan menjadi sangat penting. Bekal pendidikan

yang telah dimiliki suatu masyarakat akan berkembang secara baik, dan dari

perkembangan tersebut akan muncul masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing

tinggi. Dalam suasana yang penuh daya saing ini diperlukan sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu menghadapi persaingan

dan terampil dalam berbagai aktivitas kehidupan. Sumber daya manusia yang

berkualitas dapat diciptakan melalui sekolah sebagai penyelenggara pendidikan

formal. Sekolah mendapat kepercayaan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mengantarkan generasi anak bangsa untuk mampu bersaing dalam kompetisi global

yang kian hari semakin terasa dampaknya terhadap berbagai aktivitas kehidupan

bermasyarakat.

Melihat tujuan dari proses pendidikan secara Nasional Indonesia tersebut

pemerintah dan bangsa Indonesia terus berupaya dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas gurunya. Guru sangat

menentukan keberhasilan pendidikan suatu negara. Berbagai kajian dan hasil

penelitian yang menggambarkan tentang peran strategis dan menentukan guru dalam

mengantarkan keberhasilan pendidikan suatu negara. Sebagaimana dikemukakan oleh

Mulyasa (1995, hlm. 9) bahwa “keberhasilan pembaruan sekolah sangat ditentukan

oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus

merupakan pusat inisiatif pembelajaran.”

Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri tidak

bergantung kepada inisiatif kepala sekolah saja. Peran guru dalam penyelenggaraan

pendidikan sangat dominan terhadap pencapaian kualitas pendidikan, oleh karenanya

(18)

profesional perlu penegasan yang konkret seperti yang tercantum dalam UU No. 14

Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa:

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Lebih jauh diungkapkan oleh Supriadi (1998, hlm. 178) bahwa “mutu

pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh

guru, yaitu 34% pada negara sedang berkembang dan 36% pada negara industri”. Peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan formal sangat dominan untuk

mencapai pendidikan yang berkualitas. Dalam hal pendidikan ini diperlukan guru

yang memiliki kinerja yang baik, karena dalam pendidikan ini guru tidak hanya

membentuk kecerdasan, tetapi juga membekali dengan kompetensi dan nilai- nilai etik

serta pembentukan watak yang membuat anak didik mempunyai jati diri dan

kepercayaan yang kuat atau kompetensinya.

Peningkatan terhadap kinerja guru perlu dilakukan baik oleh guru itu sendiri

melalui motivasi yang dimilikinya maupun pihak kepala sekolah melalui

pembinaan-pembinaan. Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah

bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tetapi, kinerja

guru tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja, kinerja juga ditunjukkan oleh perilaku

dalam bekerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah pembinaan oleh

kepala sekolah melalui supervisi. Menurut Mark, “salah satu faktor ekstrinsik yang

berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja, prestasi, dan profesionalisme

guru ialah layanan supervisi kepala sekolah” (Mark, et. Al, 1991:79). Lebih lanjut

dinyatakan bahwa “rendahnya motivasi, dan prestasi guru yang mempengaruhi profesi

guru tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala sekolah dalam membina guru di

(19)

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan

guru adalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi

akademik adalah serangkaian kegiatan yang diberikan oleh kepala sekolah guna

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar

demi pencapaian tujuan pengajaran. Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu

mendapat perhatian “(1) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan (2) hal-hal yang menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti pengelolaan

sekolah, ketatalaksanaan sekolah (administrasi), pelaksanaan bimbingan, kebersihan

dan keindahan, ketertiban, pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler dan sebagainya”

(Depdiknas, 1994).

Dalam hal supervisi akademik ini kepala sekolah sangat berperan. “Kepala sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatu karir profesi” (Rebore, 1985).

Karir profesi yang dimaksud adalah suatu posisi jabatan yang menuntut keahlian

untuk melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif. “Dalam

menunaikan tugasnya kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dan sebagai

supervisor” (Mantja, 2002). Sebagaimana dikemukakan oleh Marks dkk (1985)

bahwa “sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melakukan upaya perbaikan pengajaran di sekolahnya.”

Menurut Mukhtar dan Iskandar (2009: 81-82) mengemukakan bahwa “kepala

sekolah sebagai supervisor dapat mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi,

yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran

secara langsung terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang

digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat penguasaan

kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan

tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada

(20)

Dalam melaksanakan supervisi akademik kepala sekolah bukan hanya

mengwasi dan mencari-cari kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar

mengajar, tetapi juga berusaha memberikan solusi bagaimana cara memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga, dalam proses supervisi akademik

guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif nelainkan perlu rekan kerja yang

memiliki gagasan yang perlu saling didengar dan dihargai serta diikutsertakan dalam

usaha-usaha perbaikan pendidikan.

Secara hirarkis struktural kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan

terdepan, karena ia langsung berhadapan dengan guru- guru. Kepala sekolah lebih

banyak menghabiskan waktu kerjanya di sekolah bersama dengan guru- guru.

Kedekatannya dengan guru- guru diharapkan dapat membuat kepala sekolah lebih

mengenal dan memahami apa yang menjadi kebutuhan guru- guru serta

permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi di dalam melaksanakan tugas mengajar. Dengan

adanya supervisi akademik tersebut dimaksudkan agar guru mendapat wawasan yang

lebih luas, serta memiliki peningkatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

di kelas. Selain itu, dari hasil supervisi ini diharapkan guru mampu tampil di

tengah-tengah masyarakat dalam rangka memberikan pandangan-pandangan yang bermanfaat

dari segi moral maupun spiritual.

Tetapi pada kenyataannya yang terjadi disekolah masih banyak mengalami

masalah dikarenakan guru tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

Rendahnya kualitas peranan guru dalam sekolah salah satunya dikarenakan kinerja

yang masih rendah. Sedangkan saat ini kinerja guru sangat dituntut untuk dapat

bertahan hidup di tingkat persaingan ketat antar sekolah, karena tidak bisa dipungkiri

masyarakat sekarang sudah cerdas dalam memilih sekolah untuk anaknya.

Selain dilihat dari gejala-gejala tersebut peneliti juga mengadakan studi

pendahuluan di SD Negeri Kecamatan Conggeang melalui studi pendahuluan ini

menghasilkan temuan mengenai kinerja guru yang masih rendah dan kurang optimal.

(21)

Terlihat dari beberapa hal yang belum dilaksanakan dengan optimal, seperti

keterampilan membuat rencana pembelajaran dan pengelolaan kelas. Dalam

pembuatan rencana pembelajaran guru masih mengandalkan orang lain, selain itu

kurangnya alat peraga dalam proses belajar mengajar menjadi hambatan juga untuk

guru sehingga dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan cara yang

tradisional masih berpatokan pda buku paket dan Lembar Kerja Siswa. Dalam

pengelolaan kelas, guru masih mendapati kesulitan, seperti belum optimal dalam

melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, serta

membangkitkan motivasi siswa serta membina hubungan dengan peserta didik.

Melihat dari beberapa masalah yang muncul, salah satu cara untuk meminimalisir

masalah tersebut yaitu dengan adanya supervisi akademik dari kepala sekolah.

Supervisi akademik kepala sekolah dilakukan untuk meningkatkan kualitas mengajar

guru.

Namun, dalam kaitannya dengan supervisi akademik, guru masih belum

merasakan pengaruh dari supervisi akademik itu sendiri. Sehingga jelas dalam hal

peningkatan kinerja pun masih kurang terlaksana dengan optimal. Terlihat dari proses

belajar mengajar dikelas yang masih belum ada inovasi dalam pembelajaran. Tetapi

jika melihat kembali tujuan dari supervisi akademik itu sendiri harusnya sudah bisa

menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi oleh guru dalam proses belajar

mengajar. Melalui supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah seharusnya

guru bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbaiki kinerja nya. Dalam

melakukan supervisi akademik, kepala sekolah terlebih dahulu akan melakukan

penelitian secara seksama mengenai seluruh situasi pembelajaran, faktor-faktor

pengaruh, serta bagaimana sifat guru dan peserta didik dan sebagainya. Selanjutnya

penilaian akan dilakukan bersama oleh kepala sekolah dan guru untuk menemukan

kekurangan atau kelemahan. Setelah menemukan kelemahan dari guru tersebut kepala

sekolah akan memberikan bantuan pelayanan dan bimbingan terhadap guru agar

kualitasnya meningkat. Dalam implementasi di lapangan juga seharusnya supervisi

(22)

Beradasrkan fakta yang ditemukan, menunjukan bahwa kinerja mengajar guru

masih rendah, jika hal tersebut dibiarkan terlalu lama maka akan berpengaruh

terhadap mutu dan keberlangsungan pendidikan di sekolah. Melihat hal tersebut,

maka pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah sangat penting sebab

didalamnya terdapat upaya dan aktivitas guru itu sendiri dalam menciptakan proses

nelajar mengajar yang baik. Meskipun dilapangan kegiatan supervisi akademik kepala

sekolah masih belum bisa dikategorikan baik, tetapi jika dilakuka n secara rutin dan

saling membantu, memberikan masukan-masukan, maka dengan sendirinya kegiatan

supervisi akademik kepala sekolah bisa berjalan lancar.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di tas, penulis merasa

terdorong untuk melakukan penelitian terhadap permasalahn realitas supervisi

akademik dengan judul “Pengaruh Supervisi Akade mik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SDN Se-Kecamatan Conggeang”

(23)

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru (Oleh Penulis)

Dari uraian pada latar belakang di atas serta dilihat dari gambar di atas, dapat

diidentifikasikan bahwa kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh

empat faktor, yaitu supervisi akademik, motivasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan

iklim kerja. Pertama, supervisi Kepala Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah

mempunyai kewenangan yang sangat besar dalam upaya meningkatkan mutu sekolah

Kinerja

Mengajar

Guru

Supervisi

Akademik

Motivasi

Iklim

Kerja

Kepemimpi

(24)

lewat perbaikan proses pembelajaran. Fungsi lain dari kepala sekolah dalam hal

supervisi akademik kepala sekolah yaitu memberikan penilaian terhadap seluruh

komponen pendidikan yang salah satunya adalah guru. Dalam hal peningkatan mutu

pendidikan, maka kualitas kinerja guru harus diperbaiki. Kedua, yaitu motivasi yang

didapatkan dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain. Ketiga, kepemimpinan

kepala sekolah mempengaruhi kinerja mengajar guru karena kepala sekolah dapat

memberikan visi yang jelas dan dapat mengimplementasikan visi yang telah

dibuatnya untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Keempat, iklim kerja akan

mempengaruhi kinerja mengajar guru karena secara tidak langsung kenyamanan guru

di sekolah akan berpengaruh terhadap kondisi guru ketika mengajar.

Keempat faktor di atas menjadi sumber kekuatan dalam mencapai peningkatan

kualitas kinerja guru yang akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Namun,

dalam penelitian kali ini peneliti hanya mengambil satu faktor yang mempengaruhi

kinerja mengajar guru yaitu supervisi akademik kepala sekolah. Hal tersebut

dikarenakan permasalahan yang muncul di lapangan lebih menitik beratkan pada

kegiatan supervisi akademik kepala sekolah yang benar-benar mempengaruhi

peningkatan kualitas kinerja mengajar guru.

C. Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

a. Batasan Konseptual

Secara konseptual, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Ter hadap

Kinerja Menagajar Guru SD Negeri Di Kecmatan Conggeang Kabupaten

Sumedang.

b. Batasan Kontekstual

Secara kontekstual, penelitian ini dilakukan di seuruh SD Negeri

Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

(25)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan

suatu permasalahan yang akan dibahas dan diteliti, yakni:

a. Bagaimana proses supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah SD

Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah te rhadap kinerja

mengajar guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten

Sumedang?

c. Bagaimana kinerja mengajar guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang

Kabupaten Sumedang?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai proses supervisi

akademik yang dilakukan Kepala Sekolah SD Negeri Di Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang.

b. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai besaran pengaruh

supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar guru SD

Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

c. Untuk memperolah informasi yang jelas mengenai kinerja mengajar guru

SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam

(26)

Supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru SD

Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi peneliti, khususnya

mengenai pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Te rhadap

Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten

Sumedang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara umum

tentang pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Te rhadap Kinerja

Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten

Sumedang.

c. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah untuk terus

meningkatkan dan memperbaiki kualitas sekolahnya secara

berkesinambungan. Serta memberikan dorongan bagi guru untuk lebih

meningkatkan kinerja dalam mengajar.

F. Struktur Organisasi

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan

uraian dari sistematika yang telah diterapkan berdasarkan Peraturan Rektor

Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/UN40/HK/2014 dalam sebuah buku

yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2014” sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan penulis sajikan pada bagian pertama skripsi yang didalamnya

merupakan uraian Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian yang di

dalamnya berupa Batasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran.

Pada bagian kedua penulis sajikan yang didalamnya yaitu Kajian Pustaka yang

(27)

variabel Y yaitu Kinerja Mengajar Guru. Penelitian Terdahulu mengenai Supervisi

Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru. Kerangka Pemikiran.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bagian metode penelitian penulis sajikan dalam bagian ketiga yang

didalamnya yaitu Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Intrumen

Penelitian, Prosedur Penelitian, Analisis Data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan

Pada bagian Temuan dan Pembahasan penulis sajikan dalam bagian keempat

yang didalamnya yaitu Hasil Penelitian dari variabel X Supervisi Akademik Kepala

Sekolah dan variabel Y Kinerja Mengajar Guru, Pembahasan Hasil Penelitian yang

berisi mengenai jawaban dari rumusan masalah yang diteliti.

Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Pada bagian kelima penulis sajikan Simpulan yang berisi mengenai

Kkesimpulan dari hasil pembahasan penelitian yang menjawab rumusan masalah,

Implikasi dan Rekomendasi yang berisi mengenai masukan-masukan yang peneliti

berikan kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan guru serta kepada peneliti lain

yang akan meneliti mengenai masalah kinerja guru.

Daftar Pustaka

Pada bagian terakhir penulis sajikan Daftar Pustaka yang berisi mengenai

referensi-referensi yang peneliti gunakan dan sumber-sumber yang mendukung dalam

(28)
(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Suatu desain atau rancangan dalam sebuah penelitian sangatlah

penting hal tersebut berkaitan dengan kegiatan penelitian yang menuntut

kita harus lebih teliti, sistematis, dan objektif. Sebagai suatu model

perencanaan, desain penelitian bertujuan untuk member pertanggung

jawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Untuk lebih

memudahkan dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengacu pada

proses penelitian menurut Sugiyono (2011, hlm 30) sebagai berikut:

Gambar 3.1

(30)

Dari kesimpulan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa desain

penelitian adalah langkah- langkah yang dituangkan kedalam bagan atau

skematis secara menyeluruh yang mencakup seluruh program kegiatan

(31)

Dari gambar diatas, peneliti mencoba menggambarkan desain

penelitian ke dalam konsep sistem yang terdiri dari input, proses dan

output. Input diatas menggambarkan latar belakang penelitian. Latar

belakang tersebut tersusun atas fenomena di lapangan yang didapat dari

studi pendahuluan.Setelah dilakukan studi pendahuluan, peneliti

menentukan rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah ini akan

memperjelas mengenai alur penelitian terhadap pengujian hipotesis

penelitian.

1. Metode

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik

Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di

Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang” ini, maka menggunakan

metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang disesuaikan

dengan variabel penelitian yang memusatkan diri pada masalah actual dan

fenomena yang terjadi saat ini dengan bentuk hasil angka-angka dan

analisis menggunakan statistic sehingga mempunyai makna.

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah- masalah atau

kejadian-kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang.Dalam

penelitian ini, peneliti menganalisa penilaian guru atas supervisi akademik

yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Melalui metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

ini, peneliti menggunakan instrumen kuisioner, maka dapat diperoleh

gambaran mengenai pengaruh supervisi akademik kepala sekolah (variabel

X) dan kinerja mengajar guru (variabel Y) SD Negeri di Kecamatan

(32)

2. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi mengenai maslah

yang akan diteliti, serta dapat menjadi arah bagi penelitian, maka

diperlukan penjelasan mengenai pengertian dan makna dari istilah yang

digunakan dalam penelitian ini. Di dalam definisi operasional menjelaskan

pengertian atau definisi dari masing- masing variabel dan teknik

pelaksanaannya. Berikut definisi iperasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Supervisi akademik merupakan bantuan atau pembinaan secara

teratur dan sistematis dari kepala sekolah dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas guru yang akan berpengaruh terhadap mutu

pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan

supervisor.Supervisor di dalam pendidikan khususnya di sekolah

adalah kepala sekolah. Menurut N. A. Ametembun (1993, hlm. 5)

mengemukakan bahwa peranan pokok kepala sekolah sebagai

supervisor adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

b. Mengadakan observasi kelas untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

c. Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru.

d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar. e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam

(33)

Dari penjelasan diatas, kepala sekolah juga harus mampu

menjadi educator (pendidik), supervisor, innovator dan motivator guna

meningkatkan kegiatan pembelajaran di sekolah dan untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Kinerja Mengajar Guru

Secara terminology, pengertian “kinerja” adalah “hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau tanggung jawab

yang diberikan kepadanya” (Nawawi, 1985:238).Siagian (2002:327) berpendapat bahwa “kinerja merupakan suatu pencapaian pekerjaan

tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran

yang dihasilkan”.

Dari beberapa definisi diatas, diperoleh kesimpulan bahwa kinerja

adalah hasil pekerjaan yang telah dilakukan seseorang yang dilihat dari

kualitas dan kuantitas.Tugas guru salah satunya mengajar.Mengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.Dalam hal belajar mengajar di kelas kinerja mengajar guru

sangat penting demi pencapaian tujuan atau visi misi sekolah.

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri

di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.Diputuskan memilih guru

karena dirasakan sesuia dengan penelitian yang dilakukan. Karena kinerja

(34)

berasumsi bahwa guru-lah yang paling tepat untuk dijadikan sebagai

partisipan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Setiap penelitian memerlukan sumber data untuk menguji

hipotesis atau untuk menjawab masalah yang akan dianalisa atau

diteliti sehingga akan diperoleh kesimpulan. Populasi merupakan

sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa,

ataupun gejala yang berada disekeliling kita. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Arikunto dalam Munir (2008:72) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Berdasarkan pengertian diatas, untuk mendapatkan populasi

yang relevan , seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi

jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu

pada permasalahan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data

yang diperoleh harus sesuai dengan permasalahan dan jenis instrumen

pengumpulan data yang dipergunakan.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini

adalah seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah

terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang

Kabupaten Sumedang. Atas dasar permasalahan tersebut digunakan,

maka yang dijadikan populasi adalah guru SD Negeri di Kecamatan

(35)

masing-masing sekolah yang menjadi populasi dalam penelitian ini dapat

dilihat dalam table sebgai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SDN Conggeang I 9

2 SDN Conggeang II 9

3 SDN Conggeang IV 7

4 SDN Ungkal 7

5 SDN Kawungluwuk 9

6 SDN Cacaban 8

7 SDN Babakanasem 5

8 SDN Cibubuan I 7

9 SDN Cibubuan II 8

10 SDN Cibapa 8

11 SDN Margaluyu 7

12 SDN Margaasih 7

13 SDN Sirahcipelang 8

14 SDN Narimbang I 12

15 SDN Narimbang II 8

16 SDN Margamulya 8

17 SDN Neglasari 8

18 SDN Mekarjaya 7

19 SDN Cidempet 8

(36)

2. Sampel Penelitian

Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti

memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari

populasi.Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil

berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan

(representatif). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:118)

bahwa: “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Penarikan terhadap sampel suatu populasi harus

memperhatikan teknik-teknik yang benar sehingga dalam menentukan

sampel tersebut tidak begitu saja.Hal ini dimaksudkan agar sampel

yang diambil tersebut adalah sampel yang respentatif, dalam arti

sampel tersebut benar-benar dapat mewakili dari keseluruhan jumlah

populasi.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian

ini Teknik Probability Sampling, sesuai dengan yang diungkapkan

oleh Sugiyono (2011:120) bahwa,

Teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk mwnjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dengan cara Simple Random Sampling.

Lebih jelasnya lagi dikemukakan oleh Surakhmad (1994 dalam

Riduwan, 2013, hlm. 65):

(37)

Untuk penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus

yang dipaparkan oleh Surakhmad (2013, hlm. 65):

Dimana:

S = Jumlah Sampel yang diambil

n = Jumlah Anggota Populasi

D. Intrumen Penelitian

Suharsimi (2007, hlm. 10) mengemukakan bahwa instrumen

penelitian adalah “instrumen pengumpuln data adalah alat bantu yang

diplih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersenut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.Sugiyono

(2006, hlm. 119) mengemukakan bahwa “Instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”.

1. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 231) mengemukakan

bahwa, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah dan sebagainya.”Dokumen yang digunakan dalam

(38)

penelitian ini adalah pengumpulan data dari bahan-bahan laporan,

buku dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep

pembahasan yang diteliti.

b. Angket/Kuisioner

Menurut Riduwan (2013, hlm. 71) bahwa “Angket adalah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna”Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup

(berstruktur). Sugiyono (2013, hlm. 72) mengemukakan bahwa:

Angket tertutup (berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda ceklis ().

Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala

Likert:

bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel X Dimensi Indikator No Item

(39)

Akademik Kepala Sekolah

menciptakan suasana yang akrab.

 Kepala sekolah melakukan perbincangan terlebih dahulu

mengenai

aspek-aspekpembelajaran yang menjadi focus utama supervisi.

 Kepala sekolah menyusun instrumen observasi yang akan digunakan.

 Kepala sekolah melakukan observasi yang terfokus pada aspek yang telah disepakati.

 Kepala sekolah mencatat data-data sebanyak mungkin dengan menggunakan daftar check list

atau form yang disediakan.

 Membuat komentar yang terpisah

Pascaobservasi  Kepala sekolah mampu memberikan penguatan terhadap penampilan guru.

 Kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan pembelajaran.

 Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan dan menyampaikan

(40)

54

 Guru merencanakan serta menetapkan penggunaan media dan sumber pembelajaran

(41)

2. Uji Instrumen a. Uji Validitas

Berkaitan dengan pengujian validitas instrument, Arikunto

(dalam Riduwan, 2013, hlm. 97) menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”.

Sementara, menurut Sugiyono (2013, hlm. 363) mengemukakan

bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang

terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan

oleh peneliti”.

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak

valid item- item isntrumen penelitian. Adapun rumus yang

digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment yang

dikemukakan oleh Riduwan (2013, hlm. 98):

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ }

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

(∑ = Jumlah perkalian X dan Y

∑ = Jumlah skor tiap butir

∑ ) = Jumlah skor total

∑ = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

(42)

Setelah memperoleh hasil perhitungan korelasi Person

Product Moment (PPM), selanjtnya dilakukan uji signifikansi

menggunakan rumus Uji-t sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai

R = Koefisien korelasi hasil

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan

distribusi ( ), yang diketahui taraf signifikansi

dengan derajat kebebasan (dk=n-2), sehingga dk=15-2=13. Kaidah

keputusannya adalah :

- Jika thitung > ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah valid.

- Jika thitung ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah tidak valid.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

(43)

Item

1 0,68 0,423 VALID

2 0,79 0,423 VALID

3 0,51 0,423 VALID

4 0,56 0,423 VALID

5 0,69 0,423 VALID

6 0,66 0,423 VALID

7 0,40 0,423 VALID

8 0,37 0,423 VALID

9 0,58 0,423 VALID

10 0,45 0,423 VALID

11 0,32 0,423 VALID

12 0,66 0,423 VALID

13 0,51 0,423 VALID

14 0,69 0,423 VALID

15 0,63 0,423 VALID

16 0,64 0,423 VALID

17 0,34 0,423 VALID

18 0,62 0,423 VALID

19 0,34 0,423 VALID

20 0,36 0,423 VALID

21 0,39 0,423 VALID

22 0,52 0,423 VALID

23 0,37 0,423 VALID

24 0,43 0,423 VALID

25 0,40 0,423 VALID

(44)

27 0,36 0,423 VALID

28 0,35 0,423 VALID

29 0,41 0,423 VALID

30 0,49 0,423 VALID

31 0,30 0,423 VALID

32 0,30 0,423 VALID

33 0,02 0,423 TIDAK VALID

34 0,13 0,423 TIDAK VALID

35 0,52 0,423 VALID

36 0,45 0,423 VALID

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) No

Item Kesimpulan

1 0,31 0,423 VALID

2 0,39 0,423 VALID

3 0,74 0,423 VALID

4 0,49 0,423 VALID

5 0,74 0,423 VALID

6 0,65 0,423 VALID

7 0,13 0,423 TIDAK VALID

8 0,63 0,423 VALID

(45)

10 0,47 0,423 VALID

11 0,44 0,423 VALID

12 0,50 0,423 VALID

13 0,61 0,423 VALID

14 0,41 0,423 VALID

15 0,53 0,423 VALID

16 0,47 0,423 VALID

17 0,40 0,423 VALID

18 0,41 0,423 VALID

19 0,62 0,423 VALID

20 0,56 0,423 VALID

21 0,56 0,423 VALID

22 0,21 0,423 TIDAK VALID

23 0,35 0,423 VALID

24 0,61 0,423 VALID

25 0,55 0,423 VALID

26 0,73 0,423 VALID

27 0,47 0,423 VALID

28 0,51 0,423 VALID

29 0,58 0,423 VALID

30 0,35 0,423 VALID

31 0,35 0,423 VALID

32 0,53 0,423 VALID

33 0,58 0,423 VALID

34 0,80 0,423 VALID

35 0,43 0,423 VALID

(46)

Berdasarkan tabel hasil uji validitas diatas, dapat diperolah

kesimpulan bahwa angket dari variabel X terdapat 34 pernyataan yang

dianggap valid dan 2 pernyataan yang tidak valid, yakni nomor 33 dan 34.

Sedangkan, untuk ngket dari variabel Y terdapat 34 pernyataan yang

dinyatakan valid dan 2 dinyatkan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengethui tingkat konsstensi dan

ketabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpuan data. Reliabel

artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan, sehingga beberapa kali

diulang hasilnya akan tetap sama (konstan). Metode yang digunakan

dalam uji reliabilitas ini adalah metode alpha. Untuk menguji reliabilitas

atau keandalan alat ukur atau 60nstrument dalam penelitian ini digunakan

koefisien Alpha Cronbach. Koefisien keandalan menunjukkan mutu

seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian. Koefisien Alpha

Cronbach ditunjukkan dengan :

Alpha () =

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui

(47)

dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan

alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.

- Jika r < 0,20 maka tingkat keandalan sangat lemah atau tingkat keandalan

tidak berarti.

- Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang

rendah tetapi pasti.

- Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang

cukup berarti.

- Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang

tinggi.

- Jika r> 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang sangat tinggi.

Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan

Variabel X (Pngaruh Supervisi

Akademik Kepala Sekolah)

0,89 Reliabel

Variabel Y (Kinerja Mengajar

Guru)

0,8994 Reliabel

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan pemaparan secara kronologis

(48)

penelitian dioperasionalkan secara nyata. Berdasarkan desain penelitian

yang telah diajukan, maka penjelasan mengenai prosedurnya adalah

sebagai berikut:

1. Masalah

Setelah melakukan studi pendahuluan di dua sekolah yaitu

SDN Cibubuan II dan SDN Conggeang 1, peneliti

mendapatkan beberapa temuan.Melihat dilapangan guru belum

menjalankan tugas dan fungsi guru dengan baik.Terlihat dari

beberapa hal yang belum dilaksanakan dengan optimal, seperti

keterampilan membuat rencana pembelajaran dan pengelolaan

kelas. Dalam pembuatan rencana pembelajaran guru masih

mengandalkan orang lain, selain itu kurangnya alat peraga

dalam proses belajar mengajar menjadi hambatan juga untuk

guru sehingga dalam proses belajar mengajar guru masih

menggunakan cara yang tradisional masih berpatokan pda buku

paket dan Lembar Kerja Siswa. Dalam pengelolaan kelas, guru

masih mendapati kesulitan, seperti belum optimal dalam

melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian

siswa, serta membangkitkan motivasi siswa serta membina

hubungan dengan peserta didik. Melihat dari beberapa masalah

yang muncul, salah satu cara untuk meminimalisir masalah

tersebut yaitu dengan adanya supervisi akademik dari kepala

sekolah. Supervisi akademik kepala sekolah dilakukan untuk

meningkatkan kualitas mengajar guru.

2. Rumusan masalah

Setelah masalah yang ditemukan diidentifikasi dan dibatasi,

(49)

a. Bagaimana proses supervisi akademik yang dilakukan

Kepala Sekolah terhadap guru SD Negeri di Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah

terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang?

3. Landasan teori

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti

menggunakan berbagai teori yang relevan untuk

menjawabnya.Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru

menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis. Penelitian

terdahulu atau yang relevan pun bias dijadikan sebagai

referensi dalam menjawab rumusan masalah. Telaah teori

dalam peneilitian ini adalah mengenai pengaruh supervisi

akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD

Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

4. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran secara eksplisit

definisi dari setiap variabel sesuai dengan sudut pandang

penelitian yang dilakukan agar tidak terjadi kesalah

pahaman.Dari definisi operasional tersebut dapat disusun

kerangka pikir penelitian yang merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

(50)

tersebut dapat disusun kisi-kisi penelitian sebagai acuan dalam

pembuatan instrumen penelitian.

5. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Selanjutnya akan dibuktikan kebenara nnya

secara nyata. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang positif dan sigifikan anatara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang”.

6. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan

peneliti memiliku keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

tersebut. Agar hasilnya bersifat representatif, maka peneliti

menggunakan teknik random sampling.

Dalam penelitian sosial, sering kali instrumen yang akan

digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti harus

membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat

dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabitilasnya.Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berbentuk

angket/kuisioner.

7. Data

Instrumen yang sudah disesuaikan dengan validitas dan

reliabilitasnya, disebarkan pada sampel yang telah ditentukan,

dan hasilnya berupa data yang harus di rekap dan dianalisis.

(51)

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk

menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang

diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti

menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan

penelitian mengenai:

Variabel X (Supervisi akademik kepala sekolah)

Variabel Y (Kinerja mengajar guru)

9. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan

masalah berdasarkan data yangtelah terkumpul.Karena peneliti

melakukan penelitian untuk memecahkan masalah, maka

peneliti diwajibkan untuk memberikan saran-saran.Saran yang

diberikan harus berdasarkan kesimpulan penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langka h yang sangat penting

untuk dilakukan oleh pneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang

telah diperoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2013:

207) menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

yang lain terkumpul”. Dengan melakukan analisis data ii dapat membantu

peneliti menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian

melalui perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak SPSS 21.0 FOR Windows dan dengan bantuan Microsoft Office Exel

2007. Analisis dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

(52)

1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weight Means

Score.

Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk

mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari

masing- masing variabel penelitian. Perhitungan WMS

dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau

item. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam

menghitung WMS tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban item

dengan menggunakan skala Likert yang telah ditentukan.

b. Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaba n

yang tersedia.

c. Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada

masing- masing item dan dikalikan dengan bobot nilai

alternatif jawabannya masing- masing.

d. Menghitung niali rata-rata untuk setiap item pada

masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

X : Jumlah rata-rata yang dicari

X : Jumlah skor gabungan

N : Jumlah Responden

Menentukan kriteria untuk setiap item dengan

(53)

Tabel 3.7

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitngan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

3,01-4,00 Sangat Baik Selalu Selalu

2,01-3,00 Baik Sering Sering

1,01-2,00 Cukup Kadang-kadang Kadang-kadang 0,01-1,00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah

2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

Dalam proses mengubah skor mentah menjadi kor baku

untuk setiap variabel dapat menggunakan rumus sebagai

berikut (Riduwan, 2013:131):

Ket: : skor baku

: skor mentah

s : standar deviasi

X : rata-rata (Mean)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil.

(54)

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan menggunakan

rumusa Sturgess, yaitu:

d. Menentukan nilai panjang kelas (i), yaitu dengan cara

mengurangkan rentangan (R) dengan banyak kelas BK.

Adapun rumus tersebut sebagai berikut:

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi sesuai dengan

nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang

telah ditentukan sebelumnya.

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:

g. Menentukan smpangan baku atau standar deviasi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

√ ∑

(55)

3. Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi terhadap data variabel X dan

variabel Y berguna untuk menentukan teknik statistik yang

akan digunakan dalam pengolahan data.

Uji normalitas dilakukan mengunakan SPSS for

Windows 22.0 dengan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun hipotesis dasar pengambilan keputusan

yang digunakan sebagai berikut.

Hipotesis:

1) Ho: Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan

distribusi normal (berdistribusi normal)

2) Ha: Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan

distribusi normal (berdistribusi tidak normal)

Dasar Pengambilan Keputusan

1) Nilai Asymp Sig 2-tailed> 0,05, maka Ho diterima berarti

tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan

distribusi normal.

2) Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti

terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi

normal.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (supervisi

(56)

mengajar guru). Berikut langkah- langkah untuk melakukan

pengujian hipotesis:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X (supervisi akademik kepala

sekolah) terhadap variabel Y (kinerja mengajar guru). Karena

data distribusi keduanya normal, maka teknik perhitungannya

adalah statistik parametrik menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment. Adapun rumus korelasi Pearson

Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2009: 327):

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ }

Keterangan:

= Kofisien korelasi yang dicari

N = Banyaknya subjek pemilik nilai

X = Nilai variabel 1

Y = Nilai variabel 2

Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap

Kinerja Mengajar Guru.

Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

Mengajar Guru.

Dalam perhitungan diatas, merupakan hasil

koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y. Kemudian,

(57)

kesalahan sebesar 5%. Apabila > maka Ha

diterima, tetapi apabila < maka Ho

diterima. Agar dapat memberikan interpretasi terhadap kuat

atau tidak kuatnya hubungan, maka digunakan pedoman

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2013, hlm,257 )

b. Uji Tingkat Signifikan

Uji tingkat signifikansi dimaksudkan untuk

mengetahui signifikansi dari hasil koefisien korelasi

kedua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y, dan

untuk mengetahui apakah hubungan tersebut

ssignifikasi atau berlaku untuk seluruh populasi.

Untuk menguji signifikansi korelasi digunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai

Gambar

Gambar 1.1     Fator-faktor yng Mempengaruhi Kinerja Guru......................    6
Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
Tabel 3.2 Skala Likert
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Prokrastinasi dalam dunia akademik yaitu jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik dengan ciri-ciri: penundaan untuk

Selain pertimbangan besarnya permintaan pasar serta kendala yang dihadapi dalam mengembangkan desain Arsis sebagaimana tinjauan sebaelumnya, penelitian ini juga sangat penting

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast