PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI
KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Administrasi Pendidikan
Oleh:
RAHMI NOVITASARI 1105810
KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG
Oleh
Rahmi Novitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Rahmi Novitasari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi
yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang” ini dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka meraih
gelar Sarjana pada Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Secara garis besar skripsi ini
mendeskripsikan mengenai pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari
kekurangan dan keterbatasan, baik dari substansi maupun tata bahasanya, sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan
berupa saran dan kritik membangun yang dapat dijadikan bahan perbaikan skripsi ini
serta sebagai motivasi penulis untuk meningkatkan kemampuan di kemudian hari.
Segala puji kepada Allah SWT Karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
masih diberikan umur guna menyelesaika skripsi ini. Tanpa dukungan dan bantuan
yang berupa doa, moril, materil, serta spiritual dari kedua orang tua terkasih yang
saya cintai yaitu Ibu Nani Candriani, S.Pd dan Bapak Kapten. Purn. Adang Iskandar
(Alm) mustahil penulis sanggup untuk menjalani tahap demi tahap dalam
menyelesaikan skripsi ini. Selain itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Eka Prihatin, M.Pd selaku pembimbing 1 dan pembimbing akademik
yang telah meluangkan waktunya dengan sabar untuk membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis sehingga mendapatkan kelancaran
dalam penulisan skripsi ini. Selain itu beliau selalu memberikan ide-ide
dan dukungan, sehingga banyak sekali memeberikan kontribusi yang
positif dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan senantiasa dengan penuh kesabaran dan
kesungguhan dalam memberikan arahan dan dorongan yang sangat
berharga bagi penyelesaian skripsi ini. Sehingga banyak sekali
memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan bimbingan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd dan Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Administrasi Pendidikan atas
segala kemudahan fasilitas belajar bagi penulis.
4. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Administrasi Pendidikan yang telah
mendidik dan memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak
nasihat dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.
7. Dian Nursakinah Alam,SE, Mila Mayeda, S.Ked, dan Anggun Rahayu M,
S, Hut yang setia dan selalu ada selama 7 tahun ini dengan selalu
memberikan motivasi dan hiburan yang tidak ada habisnya, serta
bersama-sama berjuang selama kuliah dan bermain ini.
8. Yuli dan Linda yang selama ini menjadi alarm hidup, serta membagi
ilmunya dan dukungan kepada penulis. Fitri, Novia, Bella, Rasela, dan
Syafira teman berbagai kondisi yang setia memberikan cerita senang dan
sedih namun selalu berakhir dengan canda tawa. Mariza dan Septi yang
selama kuliah selalu membagi ilmunya dengan ikhlas dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman Departemen
Administrasi Pendidikan 2011 yang memiliki sejuta cerita dan ekspresi
serta saling memotivasi satu sama lain.
9. Riska dan Azrina yang selalu memberikan kuliah tambahan dan selalu
berusaha membuat tawa canda disetiap ceritanya. Serta memberikan
dorongan dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta doa kepada
penulis sehingga membantu kelancaran kelancaran penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan, dorongan dan kerjasama yang telah diberikan
semua pihak menjadi catatan ibadah disisi Allah S.W.T dan akan
diberikan rahmat, berkat dan ampunan serta balasan yang berlipat ganda.
Amin.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang”.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah masih banyak sekolah yang mengalami masalah dikarenakan guru tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Rendahnya kualitas peranan guru dalam sekolah salah satunya dikarenakan kinerja mengajarrnya yang masih rendah. Hal ini diduga karena kurangnya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sebanyak 150 guru dari populasi tersebut diambil seluruh populasi. Berdasarkan pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) diperoleh bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk supervisi akademik kepala sekolah berada pada kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk kinerja mengajar guru berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan analisis korelasi menunjukan bahwa tingkat koefisien supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru rendah. Uji signifiakansi menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Dari uji determinasi dan analisis regresi membuktikan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat menentukan kualitas kinerja mengajar guru. Dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan. Meskipun telah diketahui pengaruh yang ada cukup rendah. Hal ini memberikan petunjuk bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerja mengajar guru yang baik serta dalam meningkatkan mutu sekolah, maka kepala sekolah perlu memperhatikan supervisi akademik kepala sekolah yang telah diberikan. Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru yang baik juga bisa dilakukan dengan adanya motivasi dari kepala sekolah.
ABSTRACT
This study entitled “The Effect of Academic Supe rvision of School Principals towards Teaching Performance of Ele mentary School Teache rs in Conggeang District, Sumedang Regency”. The problem raised in this study is that there are many schools having problems caused by the teachers who do not carry their duties and functions well. The low
quality of the teachers’ roles is caused by the low of teaching performance. This is presumably due to the lack of academic supervision which is done by the school principals. This study used descriptive method in which qualitative approach was used. The population of the study is the whole elementary school teachers in Conggeang District, Sumedang Regency. The entire population of 150 teachers was taken as the participants. Based on the data collection which was calculated by WMS (Weight Means Scored) technique, is found that the average of the general tendency for academic supervision of the school principal is in
good category. Then the average of the general tendency for the teachers’ teaching
performance is in excellent category. Based on correlation analysis, shows that the rate coefficient of academic supervision of the school principal towards the teachers’ teaching performance is low. Significance test shows that academic supervision of the school principal has positive and significant correlation towards teaching performance of the teachers. From determination test and analysis of regression show that academic supervision of the school
principals can determine the quality of the teachers’ teaching performance. In conclusion,
academic supervision of the school principals has positive and significant effect although the
fact is quite low. This provides guidance to the school principals to improve the teachers’
teaching performance as well. Then to improve the quality of the schools, the school principals need to consider the academic supervision which is given. The school principals also can motivate the teachers to improve teaching performance.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Indentifikasi Masalah... 6
C. Rumusan Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi ... 9
a. Pengertian Supervisi ... 11
b. Pengertian Supervisi Akademik ... 12
c. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ... 13
d. Dimensi-dimensi Supervisi Akademik ... 15
e. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ... 16
f. Model-model Supervisi Akademik ... 17
g. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 24
2. Konsep Dasar Kinerja Mengajar Guru a. Pengertian Guru ... 27
b. Peran Guru ... 27
c. Jenis Kompetensi Guru ... 30
d. Pengertian Kinerja Guru ... 31
e. Penilaian Kinerja ... 32
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 34
g. Indikator Keberhasilan Kinerja ... 36
B.Penelitian yang Relevan ... 39
C.Kerangka Pikir Penelitian ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 43
1. Metode Penelitian ... 45
2. Definisi Operasional... 46
B. Partisipan ... 47
C. Populasi dan Sampel ... 47
D. Instrumen Penelitian... 50
E. Prosedur Penelitian... 60
F. Analisis Data ... 63
1. Mengukur Kecenderungan Umum Berdasrkan WMS ... 64
2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 65
3. Uji Normalitas ... 66
4. Uji Hipotesis ... 67
BAB IV HASIL PTEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan... 71
B. Pembahasan... 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 99
B. Implikasi ... 100
C. Rekomendasi ... 100
Tabel 3.2 Skala Likert ... 51
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 52
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 55
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 57
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 59
Tabel 3.7 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 64
Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 68
Tabel 4.1 Rekapitulasi Penyebaran Angket ... 71
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ... 72
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Praobservasi ... 73
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Observasi ... 74
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pascaobservasi ... 75
Tabel 4.6 Hasil Perhitangan WMS Variabel Y ... 76
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran ... 77
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 78
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi EvaluasiKegiatan Pembelajaran ... 79
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 80
Tabel 4.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 81
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Korelasi... 82
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Hiptesis ... 83
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Fator-faktor yng Mempengaruhi Kinerja Guru... 6
Gambar 2.1 Tiga Tujuan Supervisi Akademik ... 14
Gambar 2.2 Model Supervisi Pengembangan ... 18
Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 35
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir ... 40
Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif ... 43
Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 102
Lampiran 2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 103
Lampiran 3 Pengolahan Data ... 104
Lampiran 4 Persuratan Korespondensi dan Lembar Bimbingan ... 105
Lampiran 5 Tabel Statistik ... 106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi ini, pendidikan menjadi sangat penting. Bekal pendidikan
yang telah dimiliki suatu masyarakat akan berkembang secara baik, dan dari
perkembangan tersebut akan muncul masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi. Dalam suasana yang penuh daya saing ini diperlukan sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu menghadapi persaingan
dan terampil dalam berbagai aktivitas kehidupan. Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat diciptakan melalui sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
formal. Sekolah mendapat kepercayaan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mengantarkan generasi anak bangsa untuk mampu bersaing dalam kompetisi global
yang kian hari semakin terasa dampaknya terhadap berbagai aktivitas kehidupan
bermasyarakat.
Melihat tujuan dari proses pendidikan secara Nasional Indonesia tersebut
pemerintah dan bangsa Indonesia terus berupaya dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas gurunya. Guru sangat
menentukan keberhasilan pendidikan suatu negara. Berbagai kajian dan hasil
penelitian yang menggambarkan tentang peran strategis dan menentukan guru dalam
mengantarkan keberhasilan pendidikan suatu negara. Sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyasa (1995, hlm. 9) bahwa “keberhasilan pembaruan sekolah sangat ditentukan
oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus
merupakan pusat inisiatif pembelajaran.”
Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri tidak
bergantung kepada inisiatif kepala sekolah saja. Peran guru dalam penyelenggaraan
pendidikan sangat dominan terhadap pencapaian kualitas pendidikan, oleh karenanya
profesional perlu penegasan yang konkret seperti yang tercantum dalam UU No. 14
Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa:
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Lebih jauh diungkapkan oleh Supriadi (1998, hlm. 178) bahwa “mutu
pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh
guru, yaitu 34% pada negara sedang berkembang dan 36% pada negara industri”. Peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan formal sangat dominan untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas. Dalam hal pendidikan ini diperlukan guru
yang memiliki kinerja yang baik, karena dalam pendidikan ini guru tidak hanya
membentuk kecerdasan, tetapi juga membekali dengan kompetensi dan nilai- nilai etik
serta pembentukan watak yang membuat anak didik mempunyai jati diri dan
kepercayaan yang kuat atau kompetensinya.
Peningkatan terhadap kinerja guru perlu dilakukan baik oleh guru itu sendiri
melalui motivasi yang dimilikinya maupun pihak kepala sekolah melalui
pembinaan-pembinaan. Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah
bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tetapi, kinerja
guru tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja, kinerja juga ditunjukkan oleh perilaku
dalam bekerja.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah pembinaan oleh
kepala sekolah melalui supervisi. Menurut Mark, “salah satu faktor ekstrinsik yang
berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja, prestasi, dan profesionalisme
guru ialah layanan supervisi kepala sekolah” (Mark, et. Al, 1991:79). Lebih lanjut
dinyatakan bahwa “rendahnya motivasi, dan prestasi guru yang mempengaruhi profesi
guru tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala sekolah dalam membina guru di
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan
guru adalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan yang diberikan oleh kepala sekolah guna
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar
demi pencapaian tujuan pengajaran. Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu
mendapat perhatian “(1) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan (2) hal-hal yang menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti pengelolaan
sekolah, ketatalaksanaan sekolah (administrasi), pelaksanaan bimbingan, kebersihan
dan keindahan, ketertiban, pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler dan sebagainya”
(Depdiknas, 1994).
Dalam hal supervisi akademik ini kepala sekolah sangat berperan. “Kepala sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatu karir profesi” (Rebore, 1985).
Karir profesi yang dimaksud adalah suatu posisi jabatan yang menuntut keahlian
untuk melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif. “Dalam
menunaikan tugasnya kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dan sebagai
supervisor” (Mantja, 2002). Sebagaimana dikemukakan oleh Marks dkk (1985)
bahwa “sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melakukan upaya perbaikan pengajaran di sekolahnya.”
Menurut Mukhtar dan Iskandar (2009: 81-82) mengemukakan bahwa “kepala
sekolah sebagai supervisor dapat mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi,
yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran
secara langsung terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat penguasaan
kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan
tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
Dalam melaksanakan supervisi akademik kepala sekolah bukan hanya
mengwasi dan mencari-cari kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar
mengajar, tetapi juga berusaha memberikan solusi bagaimana cara memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga, dalam proses supervisi akademik
guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif nelainkan perlu rekan kerja yang
memiliki gagasan yang perlu saling didengar dan dihargai serta diikutsertakan dalam
usaha-usaha perbaikan pendidikan.
Secara hirarkis struktural kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan
terdepan, karena ia langsung berhadapan dengan guru- guru. Kepala sekolah lebih
banyak menghabiskan waktu kerjanya di sekolah bersama dengan guru- guru.
Kedekatannya dengan guru- guru diharapkan dapat membuat kepala sekolah lebih
mengenal dan memahami apa yang menjadi kebutuhan guru- guru serta
permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi di dalam melaksanakan tugas mengajar. Dengan
adanya supervisi akademik tersebut dimaksudkan agar guru mendapat wawasan yang
lebih luas, serta memiliki peningkatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Selain itu, dari hasil supervisi ini diharapkan guru mampu tampil di
tengah-tengah masyarakat dalam rangka memberikan pandangan-pandangan yang bermanfaat
dari segi moral maupun spiritual.
Tetapi pada kenyataannya yang terjadi disekolah masih banyak mengalami
masalah dikarenakan guru tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
Rendahnya kualitas peranan guru dalam sekolah salah satunya dikarenakan kinerja
yang masih rendah. Sedangkan saat ini kinerja guru sangat dituntut untuk dapat
bertahan hidup di tingkat persaingan ketat antar sekolah, karena tidak bisa dipungkiri
masyarakat sekarang sudah cerdas dalam memilih sekolah untuk anaknya.
Selain dilihat dari gejala-gejala tersebut peneliti juga mengadakan studi
pendahuluan di SD Negeri Kecamatan Conggeang melalui studi pendahuluan ini
menghasilkan temuan mengenai kinerja guru yang masih rendah dan kurang optimal.
Terlihat dari beberapa hal yang belum dilaksanakan dengan optimal, seperti
keterampilan membuat rencana pembelajaran dan pengelolaan kelas. Dalam
pembuatan rencana pembelajaran guru masih mengandalkan orang lain, selain itu
kurangnya alat peraga dalam proses belajar mengajar menjadi hambatan juga untuk
guru sehingga dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan cara yang
tradisional masih berpatokan pda buku paket dan Lembar Kerja Siswa. Dalam
pengelolaan kelas, guru masih mendapati kesulitan, seperti belum optimal dalam
melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, serta
membangkitkan motivasi siswa serta membina hubungan dengan peserta didik.
Melihat dari beberapa masalah yang muncul, salah satu cara untuk meminimalisir
masalah tersebut yaitu dengan adanya supervisi akademik dari kepala sekolah.
Supervisi akademik kepala sekolah dilakukan untuk meningkatkan kualitas mengajar
guru.
Namun, dalam kaitannya dengan supervisi akademik, guru masih belum
merasakan pengaruh dari supervisi akademik itu sendiri. Sehingga jelas dalam hal
peningkatan kinerja pun masih kurang terlaksana dengan optimal. Terlihat dari proses
belajar mengajar dikelas yang masih belum ada inovasi dalam pembelajaran. Tetapi
jika melihat kembali tujuan dari supervisi akademik itu sendiri harusnya sudah bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi oleh guru dalam proses belajar
mengajar. Melalui supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah seharusnya
guru bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbaiki kinerja nya. Dalam
melakukan supervisi akademik, kepala sekolah terlebih dahulu akan melakukan
penelitian secara seksama mengenai seluruh situasi pembelajaran, faktor-faktor
pengaruh, serta bagaimana sifat guru dan peserta didik dan sebagainya. Selanjutnya
penilaian akan dilakukan bersama oleh kepala sekolah dan guru untuk menemukan
kekurangan atau kelemahan. Setelah menemukan kelemahan dari guru tersebut kepala
sekolah akan memberikan bantuan pelayanan dan bimbingan terhadap guru agar
kualitasnya meningkat. Dalam implementasi di lapangan juga seharusnya supervisi
Beradasrkan fakta yang ditemukan, menunjukan bahwa kinerja mengajar guru
masih rendah, jika hal tersebut dibiarkan terlalu lama maka akan berpengaruh
terhadap mutu dan keberlangsungan pendidikan di sekolah. Melihat hal tersebut,
maka pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah sangat penting sebab
didalamnya terdapat upaya dan aktivitas guru itu sendiri dalam menciptakan proses
nelajar mengajar yang baik. Meskipun dilapangan kegiatan supervisi akademik kepala
sekolah masih belum bisa dikategorikan baik, tetapi jika dilakuka n secara rutin dan
saling membantu, memberikan masukan-masukan, maka dengan sendirinya kegiatan
supervisi akademik kepala sekolah bisa berjalan lancar.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di tas, penulis merasa
terdorong untuk melakukan penelitian terhadap permasalahn realitas supervisi
akademik dengan judul “Pengaruh Supervisi Akade mik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SDN Se-Kecamatan Conggeang”
Gambar 1.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru (Oleh Penulis)
Dari uraian pada latar belakang di atas serta dilihat dari gambar di atas, dapat
diidentifikasikan bahwa kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh
empat faktor, yaitu supervisi akademik, motivasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan
iklim kerja. Pertama, supervisi Kepala Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah
mempunyai kewenangan yang sangat besar dalam upaya meningkatkan mutu sekolah
Kinerja
Mengajar
Guru
Supervisi
Akademik
Motivasi
Iklim
Kerja
Kepemimpi
lewat perbaikan proses pembelajaran. Fungsi lain dari kepala sekolah dalam hal
supervisi akademik kepala sekolah yaitu memberikan penilaian terhadap seluruh
komponen pendidikan yang salah satunya adalah guru. Dalam hal peningkatan mutu
pendidikan, maka kualitas kinerja guru harus diperbaiki. Kedua, yaitu motivasi yang
didapatkan dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain. Ketiga, kepemimpinan
kepala sekolah mempengaruhi kinerja mengajar guru karena kepala sekolah dapat
memberikan visi yang jelas dan dapat mengimplementasikan visi yang telah
dibuatnya untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Keempat, iklim kerja akan
mempengaruhi kinerja mengajar guru karena secara tidak langsung kenyamanan guru
di sekolah akan berpengaruh terhadap kondisi guru ketika mengajar.
Keempat faktor di atas menjadi sumber kekuatan dalam mencapai peningkatan
kualitas kinerja guru yang akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Namun,
dalam penelitian kali ini peneliti hanya mengambil satu faktor yang mempengaruhi
kinerja mengajar guru yaitu supervisi akademik kepala sekolah. Hal tersebut
dikarenakan permasalahan yang muncul di lapangan lebih menitik beratkan pada
kegiatan supervisi akademik kepala sekolah yang benar-benar mempengaruhi
peningkatan kualitas kinerja mengajar guru.
C. Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah
a. Batasan Konseptual
Secara konseptual, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Ter hadap
Kinerja Menagajar Guru SD Negeri Di Kecmatan Conggeang Kabupaten
Sumedang.
b. Batasan Kontekstual
Secara kontekstual, penelitian ini dilakukan di seuruh SD Negeri
Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan
suatu permasalahan yang akan dibahas dan diteliti, yakni:
a. Bagaimana proses supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah SD
Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah te rhadap kinerja
mengajar guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten
Sumedang?
c. Bagaimana kinerja mengajar guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang
Kabupaten Sumedang?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai proses supervisi
akademik yang dilakukan Kepala Sekolah SD Negeri Di Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang.
b. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai besaran pengaruh
supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar guru SD
Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
c. Untuk memperolah informasi yang jelas mengenai kinerja mengajar guru
SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam
Supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru SD
Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi peneliti, khususnya
mengenai pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Te rhadap
Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten
Sumedang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara umum
tentang pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Te rhadap Kinerja
Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Conggeang Kabupaten
Sumedang.
c. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah untuk terus
meningkatkan dan memperbaiki kualitas sekolahnya secara
berkesinambungan. Serta memberikan dorongan bagi guru untuk lebih
meningkatkan kinerja dalam mengajar.
F. Struktur Organisasi
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan
uraian dari sistematika yang telah diterapkan berdasarkan Peraturan Rektor
Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/UN40/HK/2014 dalam sebuah buku
yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2014” sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan penulis sajikan pada bagian pertama skripsi yang didalamnya
merupakan uraian Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian yang di
dalamnya berupa Batasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.
Bab II Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran.
Pada bagian kedua penulis sajikan yang didalamnya yaitu Kajian Pustaka yang
variabel Y yaitu Kinerja Mengajar Guru. Penelitian Terdahulu mengenai Supervisi
Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru. Kerangka Pemikiran.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bagian metode penelitian penulis sajikan dalam bagian ketiga yang
didalamnya yaitu Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Intrumen
Penelitian, Prosedur Penelitian, Analisis Data.
Bab IV Temuan dan Pembahasan
Pada bagian Temuan dan Pembahasan penulis sajikan dalam bagian keempat
yang didalamnya yaitu Hasil Penelitian dari variabel X Supervisi Akademik Kepala
Sekolah dan variabel Y Kinerja Mengajar Guru, Pembahasan Hasil Penelitian yang
berisi mengenai jawaban dari rumusan masalah yang diteliti.
Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Pada bagian kelima penulis sajikan Simpulan yang berisi mengenai
Kkesimpulan dari hasil pembahasan penelitian yang menjawab rumusan masalah,
Implikasi dan Rekomendasi yang berisi mengenai masukan-masukan yang peneliti
berikan kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan guru serta kepada peneliti lain
yang akan meneliti mengenai masalah kinerja guru.
Daftar Pustaka
Pada bagian terakhir penulis sajikan Daftar Pustaka yang berisi mengenai
referensi-referensi yang peneliti gunakan dan sumber-sumber yang mendukung dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Suatu desain atau rancangan dalam sebuah penelitian sangatlah
penting hal tersebut berkaitan dengan kegiatan penelitian yang menuntut
kita harus lebih teliti, sistematis, dan objektif. Sebagai suatu model
perencanaan, desain penelitian bertujuan untuk member pertanggung
jawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Untuk lebih
memudahkan dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengacu pada
proses penelitian menurut Sugiyono (2011, hlm 30) sebagai berikut:
Gambar 3.1
Dari kesimpulan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa desain
penelitian adalah langkah- langkah yang dituangkan kedalam bagan atau
skematis secara menyeluruh yang mencakup seluruh program kegiatan
Dari gambar diatas, peneliti mencoba menggambarkan desain
penelitian ke dalam konsep sistem yang terdiri dari input, proses dan
output. Input diatas menggambarkan latar belakang penelitian. Latar
belakang tersebut tersusun atas fenomena di lapangan yang didapat dari
studi pendahuluan.Setelah dilakukan studi pendahuluan, peneliti
menentukan rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah ini akan
memperjelas mengenai alur penelitian terhadap pengujian hipotesis
penelitian.
1. Metode
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik
Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri di
Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang” ini, maka menggunakan
metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang disesuaikan
dengan variabel penelitian yang memusatkan diri pada masalah actual dan
fenomena yang terjadi saat ini dengan bentuk hasil angka-angka dan
analisis menggunakan statistic sehingga mempunyai makna.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah- masalah atau
kejadian-kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang.Dalam
penelitian ini, peneliti menganalisa penilaian guru atas supervisi akademik
yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Melalui metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
ini, peneliti menggunakan instrumen kuisioner, maka dapat diperoleh
gambaran mengenai pengaruh supervisi akademik kepala sekolah (variabel
X) dan kinerja mengajar guru (variabel Y) SD Negeri di Kecamatan
2. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi mengenai maslah
yang akan diteliti, serta dapat menjadi arah bagi penelitian, maka
diperlukan penjelasan mengenai pengertian dan makna dari istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Di dalam definisi operasional menjelaskan
pengertian atau definisi dari masing- masing variabel dan teknik
pelaksanaannya. Berikut definisi iperasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Supervisi akademik merupakan bantuan atau pembinaan secara
teratur dan sistematis dari kepala sekolah dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas guru yang akan berpengaruh terhadap mutu
pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan
supervisor.Supervisor di dalam pendidikan khususnya di sekolah
adalah kepala sekolah. Menurut N. A. Ametembun (1993, hlm. 5)
mengemukakan bahwa peranan pokok kepala sekolah sebagai
supervisor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.
b. Mengadakan observasi kelas untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru.
d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar. e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam
Dari penjelasan diatas, kepala sekolah juga harus mampu
menjadi educator (pendidik), supervisor, innovator dan motivator guna
meningkatkan kegiatan pembelajaran di sekolah dan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Kinerja Mengajar Guru
Secara terminology, pengertian “kinerja” adalah “hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau tanggung jawab
yang diberikan kepadanya” (Nawawi, 1985:238).Siagian (2002:327) berpendapat bahwa “kinerja merupakan suatu pencapaian pekerjaan
tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran
yang dihasilkan”.
Dari beberapa definisi diatas, diperoleh kesimpulan bahwa kinerja
adalah hasil pekerjaan yang telah dilakukan seseorang yang dilihat dari
kualitas dan kuantitas.Tugas guru salah satunya mengajar.Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Dalam hal belajar mengajar di kelas kinerja mengajar guru
sangat penting demi pencapaian tujuan atau visi misi sekolah.
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri
di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.Diputuskan memilih guru
karena dirasakan sesuia dengan penelitian yang dilakukan. Karena kinerja
berasumsi bahwa guru-lah yang paling tepat untuk dijadikan sebagai
partisipan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Setiap penelitian memerlukan sumber data untuk menguji
hipotesis atau untuk menjawab masalah yang akan dianalisa atau
diteliti sehingga akan diperoleh kesimpulan. Populasi merupakan
sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa,
ataupun gejala yang berada disekeliling kita. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Arikunto dalam Munir (2008:72) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Berdasarkan pengertian diatas, untuk mendapatkan populasi
yang relevan , seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi
jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu
pada permasalahan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data
yang diperoleh harus sesuai dengan permasalahan dan jenis instrumen
pengumpulan data yang dipergunakan.
Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini
adalah seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang
Kabupaten Sumedang. Atas dasar permasalahan tersebut digunakan,
maka yang dijadikan populasi adalah guru SD Negeri di Kecamatan
masing-masing sekolah yang menjadi populasi dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam table sebgai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru
1 SDN Conggeang I 9
2 SDN Conggeang II 9
3 SDN Conggeang IV 7
4 SDN Ungkal 7
5 SDN Kawungluwuk 9
6 SDN Cacaban 8
7 SDN Babakanasem 5
8 SDN Cibubuan I 7
9 SDN Cibubuan II 8
10 SDN Cibapa 8
11 SDN Margaluyu 7
12 SDN Margaasih 7
13 SDN Sirahcipelang 8
14 SDN Narimbang I 12
15 SDN Narimbang II 8
16 SDN Margamulya 8
17 SDN Neglasari 8
18 SDN Mekarjaya 7
19 SDN Cidempet 8
2. Sampel Penelitian
Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti
memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari
populasi.Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil
berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan
(representatif). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:118)
bahwa: “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Penarikan terhadap sampel suatu populasi harus
memperhatikan teknik-teknik yang benar sehingga dalam menentukan
sampel tersebut tidak begitu saja.Hal ini dimaksudkan agar sampel
yang diambil tersebut adalah sampel yang respentatif, dalam arti
sampel tersebut benar-benar dapat mewakili dari keseluruhan jumlah
populasi.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian
ini Teknik Probability Sampling, sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2011:120) bahwa,
Teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk mwnjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dengan cara Simple Random Sampling.
Lebih jelasnya lagi dikemukakan oleh Surakhmad (1994 dalam
Riduwan, 2013, hlm. 65):
Untuk penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus
yang dipaparkan oleh Surakhmad (2013, hlm. 65):
Dimana:
S = Jumlah Sampel yang diambil
n = Jumlah Anggota Populasi
D. Intrumen Penelitian
Suharsimi (2007, hlm. 10) mengemukakan bahwa instrumen
penelitian adalah “instrumen pengumpuln data adalah alat bantu yang
diplih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersenut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.Sugiyono
(2006, hlm. 119) mengemukakan bahwa “Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”.
1. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 231) mengemukakan
bahwa, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah dan sebagainya.”Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengumpulan data dari bahan-bahan laporan,
buku dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep
pembahasan yang diteliti.
b. Angket/Kuisioner
Menurut Riduwan (2013, hlm. 71) bahwa “Angket adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna”Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup
(berstruktur). Sugiyono (2013, hlm. 72) mengemukakan bahwa:
Angket tertutup (berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda ceklis ().
Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala
Likert:
bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel X Dimensi Indikator No Item
Akademik Kepala Sekolah
menciptakan suasana yang akrab.
Kepala sekolah melakukan perbincangan terlebih dahulu
mengenai
aspek-aspekpembelajaran yang menjadi focus utama supervisi.
Kepala sekolah menyusun instrumen observasi yang akan digunakan.
Kepala sekolah melakukan observasi yang terfokus pada aspek yang telah disepakati.
Kepala sekolah mencatat data-data sebanyak mungkin dengan menggunakan daftar check list
atau form yang disediakan.
Membuat komentar yang terpisah
Pascaobservasi Kepala sekolah mampu memberikan penguatan terhadap penampilan guru.
Kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan pembelajaran.
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan dan menyampaikan
54
Guru merencanakan serta menetapkan penggunaan media dan sumber pembelajaran
2. Uji Instrumen a. Uji Validitas
Berkaitan dengan pengujian validitas instrument, Arikunto
(dalam Riduwan, 2013, hlm. 97) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”.
Sementara, menurut Sugiyono (2013, hlm. 363) mengemukakan
bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
oleh peneliti”.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak
valid item- item isntrumen penelitian. Adapun rumus yang
digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment yang
dikemukakan oleh Riduwan (2013, hlm. 98):
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
= Koefisien korelasi
= Jumlah responden
(∑ = Jumlah perkalian X dan Y
∑ = Jumlah skor tiap butir
∑ ) = Jumlah skor total
∑ = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
Setelah memperoleh hasil perhitungan korelasi Person
Product Moment (PPM), selanjtnya dilakukan uji signifikansi
menggunakan rumus Uji-t sebagai berikut:
√ √
Keterangan:
= Nilai
R = Koefisien korelasi hasil
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan
distribusi ( ), yang diketahui taraf signifikansi
dengan derajat kebebasan (dk=n-2), sehingga dk=15-2=13. Kaidah
keputusannya adalah :
- Jika thitung > ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang
digunakan adalah valid.
- Jika thitung ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang
digunakan adalah tidak valid.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
Item
1 0,68 0,423 VALID
2 0,79 0,423 VALID
3 0,51 0,423 VALID
4 0,56 0,423 VALID
5 0,69 0,423 VALID
6 0,66 0,423 VALID
7 0,40 0,423 VALID
8 0,37 0,423 VALID
9 0,58 0,423 VALID
10 0,45 0,423 VALID
11 0,32 0,423 VALID
12 0,66 0,423 VALID
13 0,51 0,423 VALID
14 0,69 0,423 VALID
15 0,63 0,423 VALID
16 0,64 0,423 VALID
17 0,34 0,423 VALID
18 0,62 0,423 VALID
19 0,34 0,423 VALID
20 0,36 0,423 VALID
21 0,39 0,423 VALID
22 0,52 0,423 VALID
23 0,37 0,423 VALID
24 0,43 0,423 VALID
25 0,40 0,423 VALID
27 0,36 0,423 VALID
28 0,35 0,423 VALID
29 0,41 0,423 VALID
30 0,49 0,423 VALID
31 0,30 0,423 VALID
32 0,30 0,423 VALID
33 0,02 0,423 TIDAK VALID
34 0,13 0,423 TIDAK VALID
35 0,52 0,423 VALID
36 0,45 0,423 VALID
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) No
Item Kesimpulan
1 0,31 0,423 VALID
2 0,39 0,423 VALID
3 0,74 0,423 VALID
4 0,49 0,423 VALID
5 0,74 0,423 VALID
6 0,65 0,423 VALID
7 0,13 0,423 TIDAK VALID
8 0,63 0,423 VALID
10 0,47 0,423 VALID
11 0,44 0,423 VALID
12 0,50 0,423 VALID
13 0,61 0,423 VALID
14 0,41 0,423 VALID
15 0,53 0,423 VALID
16 0,47 0,423 VALID
17 0,40 0,423 VALID
18 0,41 0,423 VALID
19 0,62 0,423 VALID
20 0,56 0,423 VALID
21 0,56 0,423 VALID
22 0,21 0,423 TIDAK VALID
23 0,35 0,423 VALID
24 0,61 0,423 VALID
25 0,55 0,423 VALID
26 0,73 0,423 VALID
27 0,47 0,423 VALID
28 0,51 0,423 VALID
29 0,58 0,423 VALID
30 0,35 0,423 VALID
31 0,35 0,423 VALID
32 0,53 0,423 VALID
33 0,58 0,423 VALID
34 0,80 0,423 VALID
35 0,43 0,423 VALID
Berdasarkan tabel hasil uji validitas diatas, dapat diperolah
kesimpulan bahwa angket dari variabel X terdapat 34 pernyataan yang
dianggap valid dan 2 pernyataan yang tidak valid, yakni nomor 33 dan 34.
Sedangkan, untuk ngket dari variabel Y terdapat 34 pernyataan yang
dinyatakan valid dan 2 dinyatkan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengethui tingkat konsstensi dan
ketabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpuan data. Reliabel
artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan, sehingga beberapa kali
diulang hasilnya akan tetap sama (konstan). Metode yang digunakan
dalam uji reliabilitas ini adalah metode alpha. Untuk menguji reliabilitas
atau keandalan alat ukur atau 60nstrument dalam penelitian ini digunakan
koefisien Alpha Cronbach. Koefisien keandalan menunjukkan mutu
seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian. Koefisien Alpha
Cronbach ditunjukkan dengan :
Alpha () =
Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui
dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan
alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.
- Jika r < 0,20 maka tingkat keandalan sangat lemah atau tingkat keandalan
tidak berarti.
- Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang
rendah tetapi pasti.
- Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang
cukup berarti.
- Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang
tinggi.
- Jika r> 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang sangat tinggi.
Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas:
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Keterangan
Variabel X (Pngaruh Supervisi
Akademik Kepala Sekolah)
0,89 Reliabel
Variabel Y (Kinerja Mengajar
Guru)
0,8994 Reliabel
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan pemaparan secara kronologis
penelitian dioperasionalkan secara nyata. Berdasarkan desain penelitian
yang telah diajukan, maka penjelasan mengenai prosedurnya adalah
sebagai berikut:
1. Masalah
Setelah melakukan studi pendahuluan di dua sekolah yaitu
SDN Cibubuan II dan SDN Conggeang 1, peneliti
mendapatkan beberapa temuan.Melihat dilapangan guru belum
menjalankan tugas dan fungsi guru dengan baik.Terlihat dari
beberapa hal yang belum dilaksanakan dengan optimal, seperti
keterampilan membuat rencana pembelajaran dan pengelolaan
kelas. Dalam pembuatan rencana pembelajaran guru masih
mengandalkan orang lain, selain itu kurangnya alat peraga
dalam proses belajar mengajar menjadi hambatan juga untuk
guru sehingga dalam proses belajar mengajar guru masih
menggunakan cara yang tradisional masih berpatokan pda buku
paket dan Lembar Kerja Siswa. Dalam pengelolaan kelas, guru
masih mendapati kesulitan, seperti belum optimal dalam
melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian
siswa, serta membangkitkan motivasi siswa serta membina
hubungan dengan peserta didik. Melihat dari beberapa masalah
yang muncul, salah satu cara untuk meminimalisir masalah
tersebut yaitu dengan adanya supervisi akademik dari kepala
sekolah. Supervisi akademik kepala sekolah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas mengajar guru.
2. Rumusan masalah
Setelah masalah yang ditemukan diidentifikasi dan dibatasi,
a. Bagaimana proses supervisi akademik yang dilakukan
Kepala Sekolah terhadap guru SD Negeri di Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah
terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang?
3. Landasan teori
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti
menggunakan berbagai teori yang relevan untuk
menjawabnya.Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis. Penelitian
terdahulu atau yang relevan pun bias dijadikan sebagai
referensi dalam menjawab rumusan masalah. Telaah teori
dalam peneilitian ini adalah mengenai pengaruh supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD
Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
4. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran secara eksplisit
definisi dari setiap variabel sesuai dengan sudut pandang
penelitian yang dilakukan agar tidak terjadi kesalah
pahaman.Dari definisi operasional tersebut dapat disusun
kerangka pikir penelitian yang merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
tersebut dapat disusun kisi-kisi penelitian sebagai acuan dalam
pembuatan instrumen penelitian.
5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Selanjutnya akan dibuktikan kebenara nnya
secara nyata. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang positif dan sigifikan anatara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang”.
6. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan
peneliti memiliku keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Agar hasilnya bersifat representatif, maka peneliti
menggunakan teknik random sampling.
Dalam penelitian sosial, sering kali instrumen yang akan
digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti harus
membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat
dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabitilasnya.Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berbentuk
angket/kuisioner.
7. Data
Instrumen yang sudah disesuaikan dengan validitas dan
reliabilitasnya, disebarkan pada sampel yang telah ditentukan,
dan hasilnya berupa data yang harus di rekap dan dianalisis.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang
diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti
menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan
penelitian mengenai:
Variabel X (Supervisi akademik kepala sekolah)
Variabel Y (Kinerja mengajar guru)
9. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan
masalah berdasarkan data yangtelah terkumpul.Karena peneliti
melakukan penelitian untuk memecahkan masalah, maka
peneliti diwajibkan untuk memberikan saran-saran.Saran yang
diberikan harus berdasarkan kesimpulan penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langka h yang sangat penting
untuk dilakukan oleh pneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang
telah diperoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2013:
207) menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data
yang lain terkumpul”. Dengan melakukan analisis data ii dapat membantu
peneliti menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian
melalui perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan perangkat
lunak SPSS 21.0 FOR Windows dan dengan bantuan Microsoft Office Exel
2007. Analisis dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weight Means
Score.
Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari
masing- masing variabel penelitian. Perhitungan WMS
dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau
item. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam
menghitung WMS tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban item
dengan menggunakan skala Likert yang telah ditentukan.
b. Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaba n
yang tersedia.
c. Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada
masing- masing item dan dikalikan dengan bobot nilai
alternatif jawabannya masing- masing.
d. Menghitung niali rata-rata untuk setiap item pada
masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
X : Jumlah rata-rata yang dicari
X : Jumlah skor gabungan
N : Jumlah Responden
Menentukan kriteria untuk setiap item dengan
Tabel 3.7
Kriteria Konsultasi Hasil Perhitngan WMS
Rentang Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
3,01-4,00 Sangat Baik Selalu Selalu
2,01-3,00 Baik Sering Sering
1,01-2,00 Cukup Kadang-kadang Kadang-kadang 0,01-1,00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah
2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku
Dalam proses mengubah skor mentah menjadi kor baku
untuk setiap variabel dapat menggunakan rumus sebagai
berikut (Riduwan, 2013:131):
Ket: : skor baku
: skor mentah
s : standar deviasi
X : rata-rata (Mean)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil.
c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan menggunakan
rumusa Sturgess, yaitu:
d. Menentukan nilai panjang kelas (i), yaitu dengan cara
mengurangkan rentangan (R) dengan banyak kelas BK.
Adapun rumus tersebut sebagai berikut:
e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi sesuai dengan
nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang
telah ditentukan sebelumnya.
f. Menentukan rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:
g. Menentukan smpangan baku atau standar deviasi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
√ ∑ ∑
∑
3. Uji Normalitas
Uji normalitas distribusi terhadap data variabel X dan
variabel Y berguna untuk menentukan teknik statistik yang
akan digunakan dalam pengolahan data.
Uji normalitas dilakukan mengunakan SPSS for
Windows 22.0 dengan rumus One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun hipotesis dasar pengambilan keputusan
yang digunakan sebagai berikut.
Hipotesis:
1) Ho: Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan
distribusi normal (berdistribusi normal)
2) Ha: Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan
distribusi normal (berdistribusi tidak normal)
Dasar Pengambilan Keputusan
1) Nilai Asymp Sig 2-tailed> 0,05, maka Ho diterima berarti
tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan
distribusi normal.
2) Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti
terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi
normal.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (supervisi
mengajar guru). Berikut langkah- langkah untuk melakukan
pengujian hipotesis:
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X (supervisi akademik kepala
sekolah) terhadap variabel Y (kinerja mengajar guru). Karena
data distribusi keduanya normal, maka teknik perhitungannya
adalah statistik parametrik menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment. Adapun rumus korelasi Pearson
Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2009: 327):
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan:
= Kofisien korelasi yang dicari
N = Banyaknya subjek pemilik nilai
X = Nilai variabel 1
Y = Nilai variabel 2
Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Mengajar Guru.
Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru.
Dalam perhitungan diatas, merupakan hasil
koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y. Kemudian,
kesalahan sebesar 5%. Apabila > maka Ha
diterima, tetapi apabila < maka Ho
diterima. Agar dapat memberikan interpretasi terhadap kuat
atau tidak kuatnya hubungan, maka digunakan pedoman
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.8
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013, hlm,257 )
b. Uji Tingkat Signifikan
Uji tingkat signifikansi dimaksudkan untuk
mengetahui signifikansi dari hasil koefisien korelasi
kedua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y, dan
untuk mengetahui apakah hubungan tersebut
ssignifikasi atau berlaku untuk seluruh populasi.
Untuk menguji signifikansi korelasi digunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Nilai
√