• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria Di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali COVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria Di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali COVER"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA BAHARI PANTAI BINA RIA DI DESA KALIBUKBUK,

BULELENG, BALI

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Sosiologi

Oleh:

Gede Kamajaya

S251108004

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan pariwisata Bahari Pantai Bina Ria di Desa kalibukbuk, Buleleng, Bali” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs-UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Sosiologi PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbutkan oleh Prodi Sosiologi PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan puji syukur

kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmatnya peneliti bisa menyelesaikan tulisan ini. Merampungkan tulisan ini

bukan perkara mudah, dibutuhkan kesabaran, perjuangan tanpa lelah dan

pengorbanan, peneliti berkeyakinan atas berkat dan anugerah-Nyalah Tesis yang

berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Bahari

Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali” ini dapat diselesaikan

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Penelitian ini membahas tentang partisipasi masyarakat Desa Kalibukbuk

dalam pengembangan pariwisata bahari di Pantai Bina Ria. Ada beberapa hal

yang dilakukan masyarakat Desa Kalibukbuk sebagai wujud partisipasi baik

dalam bentuk ide, dan tenaga. Partisipasi dalam bentuk ide dalam istilah

masyarakat lokal biasa disebut dengan Paum. Dalam Paum ini masyarakat

menyumbangkan ide dan gagasan mereka sebagai bentuk partisipasi dalam

pengembangan pariwisata bahari yang dituangkan dalam kegiatan rapat-rapat.

Sedangkan partisipasi dalam bentuk tenaga dalam istilah masyarakat lokal disebut

dengan Tedun. Tedun adalah kegiatan fisik yang dilakukan masyarakat sebagai

bentuk partisipasi dalam pengembangan pariwisata bahari biasanya dilakukan

ketika kegiatan Beach Cleaning. Berdasarkan drajat kesukarelaannya bentuk

partisipasi masyarakat Desa Kalibukbuk dalam pengembangan pariwisata bahari

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

muncul atas inisitiatif sendiri sedangkan Orahina adalah partisipasi yang muncul

sesudah adanya pemberitahuan atau penyeluhan dan sejenisnya.

Dengan selesainya penulisan tesis ini yang tidak lepas dari adanya bantuan

berbagai pihak yang telah banyak memberi kontribusi. Maka dalam kesempatan

yang baik ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Argyo Demartoto, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu

memberikan masukan dan arahan terkait dengan tesis yang yang penulis

kerjakan.

2. Bapak Prof. Dr. RB. Soemanto, MA selaku pembimbing I yang selama ini

dengan sabar membimbing dan memberikan masukan kepada penulis selama

penulisan tesis ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

3. Bapak Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si selaku Pembimbing II dalam penulisan

Tesis ini yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan sehingga

tesis ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng yang telah banyak

membantu selama penelitian ini berlangsung

5. Bapak MD. Sutama selaku Kepala Desa, Desa Kalibukbuk, beserta seluruh

staf desa dinas yang dengan senang hati membantu banyak hal yang

dibutuhkan selama penelitian

6. Bapak MD. Mudana selaku Kelian Desa Pakraman Desa Adat Kalibukbuk

yang dengan senang hati memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Seluruh masyarakat Desa Kalibukbuk yang telah membantu memberikan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

8. Meme, Bapa (Ibuk dan Bapak) dengan kasih yang tak terbatas, dengan doa

yang tak henti terucap, dengan nasehat penuh ketulusan, dengan materi yang

tak terhitung, tak ada kata yang mampu mewakili untuk membalas, adik dan

kakak-kakakku terimaksih atas dukungan kalian, mari kita bertekad bahwa ini

baru di mulai untuk hal yang lebih baik, keluarga besarku terimakasih atas doa

dan dukungan kalian.

9. Teman-teman seangkatan yang telah banyak memberikan sumbangan

pemikiran dan dengan ikhlas meminjamkan buku-buku sumber yang tidak

dimiliki penulis dan atas waktu luangnya untuk melakukan diskusi secara

nonformal terkait dengan tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan semoga Tuhan membalas dan memudahkan jalan kita semua.

Surakarta, Februari 2013

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI………. iii

SURAT PERNYATAAN………... iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR FOTO……… viii

DAFTAR BAGAN………. ix

GLOSARIUM……… x

ABSTRAK……….. xi

ABSTRACT……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

A. Konsep... 11

1. Partisipasi ... 11

2. Pariwisata ... 21

3. Sosiologi Pariwisata ... 28

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Landasan Teori ... 33

D. Kerangka Pikir Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Waktu penelitian ... 42

B. Bentuk Penelitian ... 43

C. Sumber Data ... 46

D. Teknik Sampling ... 47

E. Teknik Pengunpulan Data ... 48

F. Validitas Data ... 52

G. Teknik Analisis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

1. Keadaan Demografi ... 54

2. Pantai Bina Ria... 56

3. Karateristik Sosial Budaya Masyarakat Desa kalibukbuk ... 64

4. Investor di Pantai Bina Ria ... 67

5. Wisatawan/tamu ... 71

6. Karateristik Informan ... 73

B. Sajian Data ... 77

1. Bentuk- BentukPartisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali ... 77

2. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali... .... 122

C. Analisi dan Pembahasan ... 134

1. Bentuk- Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di Desa kalibukbuk, Buleleng, Bali ... 134

2. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria... 164

D. Pokok-Pokok Temuan ... 171

BAB V PENUTUP... 174

A. Kesimpulan ... 174

B. Implikasi ... 177

C. Saran... 183

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ... 43

Tabel 4.1 : Perbedaan pola partisipasi Keneh Pedidi dan Orahina... .... 93

Tabel 4.3 : Bentuk Partisipasi Tedun ... 115

Tabel 4.4 : Bentuk Partisipasi Paum ... 121

Tabel 4.5 : Perbedaan Paum dan Tedun... 121

Tabel 4.6 : Hubungan Antar bentuk Partisipasi ... 122

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 : Maskot Pantai Bina Ria dan lokasi penelitian ... 63

Foto 4.2 : Deretan Kios Souvenir yang di Usulkan Masyarakat ... 88

Foto 4.3 : Beach Cleaning yang di Ikuti Oleh Masyarakat (Salah Satu

Kegiatan dalam Tedun)... 113

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR BAGAN

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

GLOSARIUM

No Istilah lokal Keterangan

1 Awig-awig Aturan/Undang-undang yang dibuat oleh desa adat dan diperuntukkan untuk warga adat 2 Bendesa/Kelian Desa

pakraman

Kepala adat yang bertugas mengurusi

3 Banjar Unit terkecil yang secara struktural berada di bawah naungan Desa Dinas ataupun desa adat atau biasa di sebut dusun secara umum

4 kurenan

5 Manyama braya Hubungan persaudaraan dalam suka ataupun duka 6 Matetulung Membantu tanpa pamerih

7 Nyama Saudara

8 Palemahan Hubungan manusia dengan alam 9 Parahyangan Hubungan manusia tuhan

10 Pawongan Hubungan manusia dengan manusia 11 pecalang Petugas keamanan adat

12 Perbekel Kepala desa

13 Pura kahyangan tiga Tiga pura pusat sebagai representasi fungsi tuhan sebagai pemelihara, pelebur dan pencipta

14 Subak Organisasi pertanian yang bertugas dalam pembagian air untuk pertanian

15 Trihitakarana Tiga penyebab kebahagiaan

16 Udeng Ikat kepala yang biasa digunakan ketika masyarakat Bali ke pura untuk melakukan persembahyangan/pakaian adat Bali

17 Sekeha Teruna-Teruni Organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan desa adat

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

GEDE KAMAJAYA. NIM: S251108004. 2013. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk,

Buleleng, Bali. TESIS. Pembimbing I: Prof Dr. RB.Soemanto, MA. II: Dr. Drajat

Trikartono, M.Si. Program Studi Sosiologi, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali dengan menggunakan teori tindakan sosial Weber.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi. Sumber data pada penelitian ini adalah informan, arsip dan dokumen. Dengan pourposive sebagai teknik samplingnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, dan observasi. Teknik triangulasi digunakan untuk mendapatkan validitas data sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis domain.

Hasil penelitian ini menunjukkan empat bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali yaitu bentuk partisipasi Keneh Pedidi dan Orahina. partisipasi Keneh Pedidi adalah bentuk partisipasi yang muncul atas dasar inisiatif sendiri maka tindakan sosial yang muncul adalah Zwerkrational action sedangkan partisipasi Orahina adalah partisipasi yang muncul setelah adanya pemberitahuan dari pihak lain maka tindakan sosial yang muncul adalah Werkrational action. Dua bentuk lain partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina Ria yaitu Tedun dan Paum. Tedun adalah partisipasi yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam bentuk kegiatan fisik tindakan sosial yang muncul adalah Werkrational actioan sedangkan Paum adalah kegiatan sejenis rapat tempat dimana masyarakat bisa berpartisipasi dengan menyumbangkan ide atau gagasan mereka dan tindakan yang muncul adalah Zwerkational action. Faktor pendorong internal masyarakat dalam berpartisipasi adalah adanya kesadaran dalam masyarakat akan pentingnya keterlibatan warga dalam pengembangan pariwisata faktor eksternalnya adalah adanya sosialisasi dan pemberitahuan untuk berpartisipasi menjaga dan merawat fasilitas yang ada, faktor penghambat internalnnya adalah dalam partisipasi fisik sikap masyarakat masih cenderung menunggu adanya pemberitahuan, sedangkan faktor penghambat eksternalnya adalah minimnya akses yang di dapat masyarakat dalam berpartisipasi.

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

GEDE KAMAJAYA. NIM: S251108004. 2013. Community Participation in Developing Marine Tourism of Bina Ria Beach in Kalibukbuk Village,

Buleleng, Bali. THESIS. Advisor I: Prof Dr. RB.Soemanto, MA. II: Dr. Drajat

Trikartono, M.Si. Sociology Study Program, Postgraduate Program, Surakarta Sebelas Maret University.

ABSTRACT

This research aimed to determine the forms, factors driving and inhibiting community participation in the developing of marine tourism Bina Ria beach in Kalibukbuk Village, Buleleng, Bali using Weber's social action theory.

This study was a qualitative research with phenomenological strategy. Sources of data in this study is the informant, archives and documents. With pourposive as sampling technique. Data collection techniques in this study were in-depth interviews, and observations. Techniques of collecting data used in this

research were in-depth interview and observation. Triangulation technique was used to validate the data, while technique of analyzing data used was domain analysis.

The result of research showed that the community participation in supporting the development of Bina Ria Beach marine tourism in Kalibukbuk Village, Buleleng, Bali fell into four form: Keneh Pedidi and Orahine participation form. Keneh Pedidi was the one resulting on the basis of own initiative, so that the social action emerging was Zwerkrational action, while Orahina was the one emerging after the presence of other’s information, so that the social action resulting was Werkrational action. There was two form of community participation in developing Bina Ria Beach marine tourism : Tedun was the participation the community demonstrated in the form of physical activity, the social action resulting was Werkrational action, while Paum was a kind of meeting activity, in which the community could participate by contributing their idea or thought, and the action emerging was Zwerkational action. The internal factor supporting the community in participation was the society’s awareness of the importance of community participation in developing tourism; while the external factor was the socialization and information to participate in keeping and maintaining the existing facility. The internal inhibiting factor was that in physical participation, the society’s attitude still tended to wait for information, while the external inhibiting one was the society’s limited access to participation.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia pemakaian kata pariwisata tampaknya baru dikenal

secara populer sejak tahun 1970-an. Secara etimologi pariwisata dapat dibagi

menjadi dua kata yaitu pari dan wisata yang berasal dari bahasa Sansekerta.

Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar dan wisata berarti perjalanan

atau bepergian. Jadi pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang

dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lainya

(Yoeti,1983:105).

Pariwisata adalah salah satu penghasil devisa terbesar bagi Indonesia

di luar sektor migas (Yoeti, 1997:44), maka tidak heran jika sektor ini menjadi

perhatian besar pemerintah Indonesia untuk menunjang pembangunan. Ini

terbukti dengan berbagai upaya yang dilakukan dinas terkait dalam hal ini

adalah Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan Tahun

Kunjungan Indonesia untuk menarik minat wisatawan datang ke Indonesia.

Perkembangan pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan

pariwisata dunia dengan kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan sosial

ekonomi masyarakat global untuk pemenuhan kebutuhan berlibur.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam

pariwisata di Indonesia. Kekayaan alam dan budaya menawarkan sesuatu yang

menarik bagi wisatawan untuk dilihat dan dinikmati ,sehingga dua kompenen

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kekayaan flora dan fauna di Indonesia merupakan anugrah yang tidak

banyak negara di belahan dunia memilikinya dan merupakan potensi yang

sempurna untuk menunjang perkembangan pariwisata. Dengan demikian agar

pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

bagi masyarakat dalam pelaksanaannya maka dibutuhkan strategi dan rencana

yang sistematis bagi masyarakat lokal. Keterlibatan atau partisipasi

masyarakat setempat dalam pembangunan dalam hal ini adalah pengembangan

pariwisata menjadi demikian penting dalam beberapa aspek yang mencakup

perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi kesejahteraan

masyarakat. Hal inilah kemudian menjadi perspektif penting dalam

pengembangan pariwisata. Sebagaimana dijelaskan Budiman yang

menjelaskan bahwa pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan

kehidupan masyarakat (Budiman, 200:1)

Pariwisata sebagai industri padat karya akan membuka lapangan

pekerjaan yang sangat besar dimana obyek wisata itu berada. Dari segi

ekonomi dan budaya pariwisata menjadi lahan subur untuk Pendapatan Asli

Daerah melalui retribusi dan pajak, pariwisata juga menjadi tempat

pelemparan produksi kerajinan dan industri kecil menengah barupa souvenir

khas dimana obyek wisata itu berada. Berbagai implikasi positif dari

pariwisata ini tentunya akan mampu menjamin pendapatan masyarakat

setempat. Perkembangan pariwisata tidak akan berarti apa-apa jika masyarakat

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

merupakan faktor penentu keberlangsungan dan berkembangnya suatu obyek

wisata.

Dengan semakin berkembangnya kebutuhan sosial ekonomi

masyarakat global berupa rekreasi maka pariwisata adalah sektor yang sangat

menjanjikan untuk menopang pembangunan nasional. Pariwisata diharapkan

mampu membawa aspek positif bagi masyarakat lokal dan pendapatan

daerah. Namun untuk menunjang perkembangan pariwisata pihak-pihak

terkait harus mengkemas, dan menggali setiap potensi yang ada tanpa

mengabaikan faktor-faktor penting didalamnya termasuk partisipasi

masyarakat lokal.

Salah satu daerah yang menjadi tujuan wisata di Indonesia adalah Bali.

Bali menjadi magnet dan tolak ukur pariwisata di Indonesia dalam beberapa

dekade terakhir. Keunikan budaya dan pesona alam baik laut maupun darat

mampu memanjakan wisatawan yang berkunjung di Bali. Hampir setiap

daerah di Bali memiliki daerah obyek wisata tersendiri baik obyek wisata alam

maupun budaya yang menawarkan kenyamanan bagi wisatawan. Demikian

pula dengan Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu Kabupaten di Bali,

Buleleng memiliki potensi wisata yang tinggi baik wisata budaya maupun

alam. Wisata alam berupa gunung, pantai, danau dan air terjun dapat dinikmati

di Bueleleng dengan penunjang pariwisata yang lengkap baik akomodasi

maupun yang lainnya.

Sebagai Kabupaten terluas di Bali, Buleleng memiliki garis pantai

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kabupaten Buleleng merupakan daerah pantai. Dari segi fungsinya daerah

pantai dapat berkembang sebagai suatu pusat rekreasi, dan sebagai suatu

kegiatan fungsional khusus seperti industri, stasiun angkutan laut, pusat

pengolahan atau kegiatan khusus lainnya seperti pariwisata (Mulyadi, 2005).

Perkembangan dan pertumbuhan daerah pantai terjadi karena potensi sumber

daya alam yang dimiliki oleh daerah pantai yang dapat dimanfaatkan secara

ekonomis, seperti perikanan dan hasil laut lainya (batu karang, tanaman laut,

garam laut dan lain-lain) serta potensi keindahan alam pantai yang dapat

dinikmati yang kemudian menjadi daerah tujuan wisata yaitu wisata bahari.

Belakangan ini wisata bahari banyak ditonjolkan oleh beberapa

Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal ini dapat dimengerti karena banyak daerah

di Indonesia yang memiliki daerah pesisir salah satunya adalah Buleleng. Di

samping itu tidak dapat dipungkiri bahwa wisata bahari sangat berpotensi

untuk dijadikan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sumber

devisa negara yang diperkirakan sangat besar.

Salah satu ikon wisata di Buleleng adalah wisata bahari yaitu Lovina.

Lovina adalah sebuah kawasan wisata bahari yang meliputi enam desa yaitu

Desa Kalibukbuk yang merupakan sentralnya dengan pantai Bina Ria sebagai

pusat aktivitas pariwisata di kawasan Lovina, Desa Tukad Mungga, Desa

Anturan, Desa Kaliasem, Desa Temukus, dan Desa Pemaron. Pantai Bina Ria

terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota. Tingkat kunjungan wisata yang

semakin meningkat di kawasan wisata Lovina yang terus meningkat dari bulan

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

wisata pada tahun 2012 Kabupaten Buleleng yang mengalami peningkatan

jika dilihat pada bulan Juni jumlah wisata yang berkunjung ke obyek wisata

Lovina sejumlah 6.305 jiwa maka pada bulan Juli meningkat menjadi 9.015

jiwa. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan Lovina memiliki daya tarik

yang menjadikan daerah tersebut layak untuk dikunjungi.

Pantai Bina Ria terkenal akan keindahan bawah laut dan atraksi

lumba-lumba yang dapat dilihat para wisatawan. Berbeda dengan pantai yang berada

di Bali bagian Selatan yang berpasir putih, pantai Bina Ria pantainya berpasir

hitam dengan air yang relatif tenang sehinggga menawarkan suasana baru bagi

wisatawan untuk menikmati keindahan pantai sembari menyaksikan matahari

tenggelam maupun matahari terbit, menyelam, dan juga snockling untuk

menikmati keindahan bawah laut pantai Bina Ria dengan air lautnya yang

tenang. Pantai Bina Ria terkenal akan atraksi lumba-lumbanya di habitat

aslinya, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing

maupun domestik karena hanya di kawasan Lovina para wisatawan dapat

menyaksikan langsung segerombolan lumba-lumba beraksi di habitat aslinya.

Maskot utama kawasan pantai Bina Ria adalah Dolphin atau lumba-lumba

yang ada dikawasan pantai Desa Kalibukbuk (Pantai Bina Ria). Ini

menjadikan obyek wisata Pantai Bina Ria merupakan obyek yang paling

potensial di antara obyek wisata yang ada di Kabupaten Buleleng.

Pantai Bina Ria sendiri merupakan pusat industri pariwisata bahari di

Kabupaten Buleleng yang ada di Desa Kalibukbuk dimana banyak terdapat

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

homestay, rumah makan, toko cenderamata, angkutan, money changer,

pelayanan informasi pariwisata, warnet, dan lain-lain. Pantai Lovina juga

ditunjang oleh banyak tempat-tempat wisata disekitarnya seperti Air Panas

Banjar, Air Terjun Gitgit, dan kawsan-kawasan desa eko wisata.

Untuk menjamin keberlangsungan pariwisata yang handal dan optimal

maka salah satu aspek yang sangat penting adalah aspek sosial, ekonomi dan

budaya. Aspek ini bermaksud bahwa masyarakatlah sebagai penggerak,

pelaku sekaligus tujuan dari pariwisata itu sendiri. Dengan demikian

diharapkan pariwisata dapat memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat

lokal. Untuk itu maka dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak untuk tujuan

tersebut diatas. Sesuai dengan pendekatan partisipastif dalam pengembangan

pariwisata yang mendorong terbentuknya kemitraan di antara stakeholder

terkait hal tersebut sebagaimana dalam pendekatan Community bassed tourism

(Demartoto, 2009:21).

Lebih jauh dari itu Diana Conyers menjelaskan bahwa ada tiga alasan

mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat penting adalah sebagai

berikut: (a) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memproleh

informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang

tanpa kehadirannya perogram-program pembangunan akan gagal; (b)

Masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan jika merasa

dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan, karena mereka akan lebih

mengetahui seluk beluk program tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri ( Conyers,

1994: 154) . Dengan demikian jelaslah bahwa partisipasi masyarakat dalam

pengembangan pariwisata demikian penting karena keberlangsungan sebuah

obyek wisata sangat bergantung dari respons masyarakat dimana sebuah

obyek wisata berada.

Partisipasi masyarakat secara tidak langsung mempengaruhi

peningkatan pendapatan. Hal ini berupa pemeliharaan situasi dan kondisi

obyek wisata yang aman, nyaman, tertib, bersih dan penuh kenangan sehingga

mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama. Kondisi ini tentu akan

menguntungkan karena masyarakat mendapat kesempatan untuk membuka

lapangan pekerjaan berupa jasa pelayanan dan sebagainya sesuai dengan

kebutuhan wisatawan selama tinggal di obyek wisata tersebut. Ada beberapa

bidang untuk partisipasi masyarakat yaitu: (1) Dalam proses pengambilan

keputusan atau proses perencanaan; (2) Dalam proses pelaksanaan program;

(3) Dalam proses monitoring serta evaluasi (Sastropoetro, 1986).

Sebenarnya sejak tahun 1988 Desa Kalibukbuk sudah mengembangkan

wisata bahari di pantai Bina Ria secara mandiri oleh Paguyuban Pengelola

Desa Wisata Kalibukbuk dan sudah tersentuh proyek wisata dari pemerintah

(Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa Kalibukbuk, 2010), namun

dalam kenyataannya hal itu tidak berjalan secara kontiyu hal ini dapat dilihat

pada tahun 2010 sampai dengan 2012 pada Format Laporan Profil Desa tidak

lagi tercantum nama Lembaga Pengelola Desa Wisata Kalibukbuk yang

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

daerah wisata tanpa mengabaikan partisipasi masyarakat didalamnya. Hal ini

menjadi tanda tanya besar mengapa badan ini kemudian tidak berjalan

sebagaimana mestinya mengingat badan pengelola ini adalah badan yang

bertugas untuk mengembangkan, menggali dan mengakomodir partisipasi

masyarakat dalam menunjang pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina

Ria.

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak bangunan yang

terbengkalai, rusak dan tidak terawat merupakan indikator yang secara kasat

mata bisa mencirikan mengapa masyarakat tidak mau merawat dan menjaga

bangunan tersebut dan hal ini pula mencirikan partisipasi masyarakat masih

minim dalam pengembangan pariwisata bahari di Pantai Bina Ria. Hal ini

tentu bertolak belakang dengan teori yang menyebutkan bahwa partisipasi

masyarakat begitu penting dalam setiap proses pembangunan tidak terkecuali

pembangunan pariwisata.

Dengan melihat pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

dan pengembangan pariwisata maka penulis tertarik untuk melakukan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam

pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk,

Buleleng, Bali?

2. Apa faktor-faktor penghambat dan pendorong partisipasi masyarakat

dalam pengembangan pariwisata bahari Pantai Bina Ria di Desa

Kalibukbuk, Buleleng, Bali?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan bentuk-bentuk masyarakat dalam perkembangan

pariwisata bahari Pantai Bina Ria di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali

2. Mendiskripsikan faktor-faktor penghambat dan pendorong masyarakat

dalam pengembangan pariwisata bahari Pantai Ria di Desa

kalibukbuk, Buleleng, Bali

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Dengan menerapkan teori tindakan sosial dalam penelitian ini

maka tindakan masyarakat dalam berpartisipasi akan dilihat tindakan

apa yang muncul dalam masyarakat sebagai bentuk partisipasi

sebagaimana dijelaskan Weber tentang tindakan sosial berdasarkan

rasionalitas. Teori tentang partisipasi masyarakat dalam pariwisata

yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pariwisata

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

diperoleh oleh masyarakat juga akan dilihat apakah masyarakat Desa

Kalibukbuk berpartisipasi dalam pariwisata hanya berkaitan dengan

kepentingan ekonomi atau lebih dari itu.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

pariwisata di Bali pada umumnya dan di Desa Kalibukbuk pada

khususnya dan memberikan gambaran pentingnya partisipasi

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep

1. Partisipasi

Webler menyatakan partisipasi sebagai berikut:

“ Participation is understood not as an end in itself but as a means to facilitate processes of deliberation between different stakeholders who-based on the principles of fairness and empathy-collectively use and broaden public spaces, aiming at structural and personal transformations in view of more sustainable forms of development” .

“Partisipasi dipahami bukan sebagai tujuan itu sendiri tetapi sebagai sarana untuk memfasilitasi proses-proses deliberasi antara stakeholder yang berbeda-yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan empati-kolektif digunakan dan memperluas ruang publik, dengan tujuan transformasi struktural dan pribadi sebagai bentuk pengembangan berkelanjutan”.

(Webler dan Tuler dalam Wiesman,Dee , 2005)

Kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari yang

bersangkutan (warga atau kelompok masyarakat), sedangkan kesempatan

berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberikan peluang. Apabila

ada kemauan tetapi tidak ada kemampuan dari warga atau kelompok

masyarakat, meskipun pemerintah juga telah memberikan peluang, maka

partisipasipun juga tidak akan terjadi. Demikian juga, jika ada kemauan

dan kemampuan tetapi tidak adanya ruang atau kesempatan yang diberikan

oleh pemerintah untuk warga atau kelompok masyarakat, maka

partisipasipun juga tidak akan terjadi.

Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pemerintah, tetapi harus dapat mewakili masyarakat itu sendiri sesuai

dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat

dilakukan, baik secara individu atau kelompok, bersifat spontan atau

terorganisasi, secara berkelanjutan atau sesaat, serta dengan cara-cara

tertentu yang dapat dilakukan.

Demikian halnya dengan partisipasi masyarakat dalam

pengembangan pariwisata Indonesia, perlu ditumbuhkan adanya kemauan

dan kemampuan warga atau kelompok masyarakat untuk berpartisipasi

dalam menunjang keberlangsungan pariwisata . Sebaliknya pihak

pemerintah atau Negara juga memberikan ruang atau kesempatan kepada

warga atau kelompok masyarakat untuk berpartispasi seluas mungkin

sehingga masyarakat bisa mencetuskan sebuah ide yang kreatif dan

imajinatif sebagai penunjang perkembangan pariwisata.

Selama ini, peran serta masyarakat hanya dilihat dalam konteks

yang sempit, artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk

mengurangi biaya pembangunan. Dengan kondisi ini, partisipasi

masyarakat terbatas pada implementasi atau penerapan program,

masyarakat tidak dikembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam

dirinya dan harus menerima keputusan yang sudah diambil pihak luar.

Akhirnya, partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki

kesadaran kritis (Nasdian, 2004). Untuk mengoreksi pengertian tersebut,

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

“Proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif” (Nasdian, 2004).

Alashi (1994) dalam penelitiannya di Afrika tentang pengelolaan

hutan partisipatif menjelaskan bahwa:

“Local community have their own ideas about enverotman and participation, wich differ from those of interested aoutsider as park management, goverment, and donors. It is sugested that this difference and management lack of information about comunity agendas, is a major reason why participation management is not succeeding”

“masyarakat lokal memiliki ide-ide mereka sendiri tentang pemberdayaan dan partisipasi, yang berbeda dari pihak luar yaitu pemerintah dan lembaga donor yang berminat mengelola hutan sebagai taman. perbedaan, dan kurangnya manajemen terhadap informasi tentang agenda masyarakat, merupakan alasan utama mengapa manajemen partisipatif tidak berhasil”.

Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi ke dalam beberapa

tahapan, yaitu: (a) Tahap pengambilan keputusan (perencanaan) yang

diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat; (b) Tahap

pelaksanaan dengan wujud nyata partisipasi berupa partisipasi dalam

bentuk sumbangan pikiran, partisipasi dalam bentuk sumbangan materi,

partisipasi dalam bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek, Partisipasi

dalam menjaga lingkungan (c) Tahap menikmati hasil, yang dapat

dijadikan sebagai indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap

perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan melihat posisi

masyarakat sebagai subyek pembangunan, maka semakin besar manfaat

proyek yang dirasakan berarti proyek tersebut berhasil menangani sasaran;

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan

demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

Sejalan dengan penjelasan di atas Demartoto menjelaskan bahwa

pariwisata berbasis masyarakat dikembangkan berdasarkan prinsip

keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan berbagai stakeholder

pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat

yang secara ideal prinsip pembangunan tersebut menekankan

pembangunan pariwisata dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan yang dimulai dari

perencanaan, pengelolaan dan pengambangan sampai dengan pemantauan

(Demartoto, 2009: 20).

Berdasarkan jenis sumbangannya, Kuncoro (1995) menjelaskan

partisipasi dapat berupa partisipasi ide, partisipasi tenaga, partisipasi

benda, partisipasi keterampilan dan partisipasi sosial. Koentjaraningrat

berpendapat bahwa partisipasi berarti frekuensi tinggi turut sertanya rakyat

pedesaan dalam aktifitas-aktifitas bersama. Partisipasi masyarakat

menyangkut dua bentuk yaitu:

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Partisipasi sebagai individu di luar aktivitas-aktivitas bersama dalam pembangunan. Dalam bentuk partisipasi yang kedua ini, tidak ada proyek aktifitas bersama yang khusus, tetapi ada proyek-proyek pembangunan biasanya yang tidak bersifat fisik dan tidak memerlukan suatu partisipasi rakyat atas perintah/paksaan dari atasannya, tetapi selalu atas dasar kemauan mereka sendiri

(Koentjaraningrat 1981:79).

Tjokrowonoto mendifinisikan partisipasi sebagai penyertaan

mental dan emosi seseorang di dalam situasi yang mendorong mereka

untuk menyumbangkan ide, pikiran dan perasaan, dan tenaga yang

terciptanya tujuan bersama-sama bertanggung jawab terhadap tujuan

tertentu (TJokrowonoto, 1987:29). Partisipasi menurut Soerjono Soekanto

merupakan setiap proses identifikasi atau menjadi peserta, suatu proses

komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial tertentu.

Partisipasi itu terdiri dari beberapa jenis diantaranya partisipasi politik dan

partisipasi sosial (Soekanto 1993: 335) . Partisipasi sosial adalah derajat

partisipasi individu dalam kehidupan sosial. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa partisipai adalah keterlibatan masyarakat baik dalam

bentuk fisik maupun non fisik dalam sebuah aktivitas tertentu.

Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menuntut

koordinasi dan kerjasama serta peran yang berimbang antara berbagai

unsur stakeholder termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh

karena itu salah satu pendekatan yang dapat dugunakan untuk

mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat adalah pendekatan

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Model pendekatan masyarakat menjadi standar baku bagi proses

pengembangan pariwisata, dimana melibatkan masyarakat didalamnya

adalah faktor yang sangat penting bagi kesuksesan produk wisata. D,amore

memberikan model bagi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat

yakni:

a. Mengidentifikasi prioritas pembangunan yang dilakukan penduduk lokal

b. Mempromosikan dan mendorong produk lokal c. Pelibatan penduduk lokal dalam industri

d. Investasi modal lokal atau wirausaha sangat dibutuhkan

e. Partisipasi penduduk dalam event-event dan kegiatan yang luas f. Produk wisata untuk menggambarkan identitas masyarakat lokal g. Mengatasi masalah-masalah yang muncul sebelum pengembangan

lebih jauh (Mualisin 2007).

Menurut Sumahadi (1998), partisipasi masyarakat dalam pariwisata

sebagai salah satu kegiatan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari

banyak ditentukan seberapa jauh tingkat manfaat ekonomi yang yang

dapat dirasakan langsung oleh masyarakat terutama masyarakat disekitar

daerah wisata. Dalam Laporan Akhir Study Pembangunan Wisata Minat

Khusus yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa

Yogyakarta (1995) menjelaskan bahwa pariwisata yang bertumpu pada

masyarakat bertujuan untuk:

a. Memajukan tingkat hidup masyarakat dan sekaligus melestarikan identitas serta tradisi lokal

2. Meningkatkan pendapatan secara ekonomis dan sekaligus mendistribusikan pada masyarakat lokal

3. ada pengembangan wirausaha berskala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga kerja besar dan berorientasi pada teknologi tepat guna.

Gambar

Tabel 4.1 : Perbedaan pola partisipasi Keneh Pedidi dan Orahina............. ....      93

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan kata baku yang tidak tepat pada paragraf di atas adalah .... Data objektif dasar teori dipakai dalam penulisan kutipan yang benar

Hasil biji kering kedelai varietas Anjasmoro dan Paderman pada tiga paket teknologi di lahan kering masam (tanah Ultisol) pada MH II di Desa Kunyit, Kecamatan Bajuin,

Penelitian yang dilakukan oleh (Guniarti, 2014) dan (Sianturi dan Pangestuti, 2015) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap aktivitas hedging , perusahaan

Salah satu bentuk model dalam perekrutan calon anggota legislatif adalah diutamakan para pengurus partai Golkar itu sendiri baik pengurus Dewan Pimpinan Daerah

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tangkulowi Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi, diharapkan petani dapat menfaatkan sumber daya yang ada khususnya

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SDN SUNGAI MIAI 5 DAN SDN SURGI MUFTI 4 DI BANJARMASIN.. Hamdan Husein Batubara 1 dan Dessy Noor

MEWUJUDKAN KONSEP ZERO WASTE DI KOTA SURAKARTA (Studi atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah) Tesis ini sebagai tugas

Lidah buaya dapat dimanfaat sebagai produk pangan yang bermanfaat