6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi selama kerjasama Public Private Partnership (PPP), yang didapat dari wawancara dengan responden, antara lain kesalahan pemilihan partner, profit yang didapatkan tidak sesuai yang diharapkan, banyak terjadi konflik yang berujung pada pembuatan addendum dan pemutusan kontrak/pengambilalihan hak pengelolaan, ketidakmampuan investor dalam mengelola gedung, dan kerusakan gedung/kondisi gedung pada saat transfer. Permasalahan yang terjadi disini hampir sama dengan permasalahan yang ada pada studi literatur yang menjelasakan tentang permasalahan yang terjadi pada kerjasama BOT di suatu negara berkembang. Hanya saja di Indonesia, khususnya di Surabaya, terdapat hal-hal yang perlu ditekankan agar permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat direduksi, antara lain keterlibatan pemerintah, penyusunan klausul kontrak/perjanjian kerjasama dan pemilihan partner kerjasama (pihak swasta) sebagai partisipan utama.
2. Hasil analisis data dengan analisa faktor, diperoleh tiga faktor untuk masing-masing fase. Pada fase build, faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor teknis dan finansial (nilai keragaman 28%), faktor komitmen (20%) dan faktor konsorsium (12.6%). Pada fase operate, faktor yang sangat berpengaruh adalah
faktor keterlibatan pemerintah (38%), faktor pengelolaan gedung (15.5%) dan faktor konsorsium (11.5%). Sedangkan pada fase transfer, faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor resiko transfer (32.6%), faktor status gedung (18.6%) dan faktor prospek marketing (17%).
3. Dari faktor-faktor yang dominan tersebut, setelah dilakukan uji perbedaan dengan uji Independent sample t-test, maka didapatkan 3 faktor, yaitu faktor analisa finansial (estimasi biaya), faktor kesepakatan operasional dan faktor kesepakatan konsesi, yang berbeda antara persepsi pihak pemerintah dan pihak swasta. Hal itu disebabkan perbedaan kepentingan dan harapan mengenai faktor tersebut. Pada faktor analisa finansial, swasta tidak mengharapkan adanya overrun biaya agar mereka bisa menghemat biaya konstruksi, sedangkan pemerintah menganggap hal itu penting namun pemerintah tidak mempedulikan hal tersebut jika memang terjadi, karena berpedoman pada perjanjian kerjasama semula. Pada faktor kesepakatan operasional dan konsesi, suatu kesepakatan operasional dibutuhkan apabila tidak ada perpanjangan kontrak dengan pihak investor pada saat masa transfer, sehingga perlu kesepakatan baik dengan pihak investor mengenai kondisi akhir gedung, dengan pengelola selanjutnya maupun dengan penghuni gedung. Bagi pemerintah, perlu ada jaminan mengenai kondisi gedung pada saat transfer agar tetap dapat bernilai ekonomis untuk pengelolaan selanjutnya. Sedang sektor swasta kurang memperhatikan faktor-faktor tersebut, justru memikirkan bagaimana mengurangi resiko biaya perbaikan gedung. Kesepakatan konsesi merupakan kebalikan dari kesepakatan operasional, yaitu kesepakatan jika terjadi perpanjangan kontrak/hak pengelolaan investor atas gedung tersebut.
Faktor ini dianggap penting oleh kedua belah pihak dalam konteks persepsi yang berbeda mengenai profit sharing dan manajemen pengelolaan. Sehingga terjadi perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak
6.2. Saran
Beberapa saran yang disampaikan disini lebih bersifat sebagai sebuah penyempurnaan untuk penelitian yang lebih lanjut.
1. Obyek penelitian bisa dikembangkan pada jenis proyek konstruksi lain diluar proyek konstruksi gedung, misalnya jalan raya atau infrastruktur lainnya 2. Penelitian dapat dikembangkan untuk melihat resiko dan mitigasinya agar
permasalahan-permasalahan yang dibahas dapat diketahui solusinya
3. Penelitian dapat dikembangkan dengan penentuan lama konsesi yang efektif 4. Penelitian lebih lanjut dapat mengkaitkan pada aspek politis
5. Penelitian lebih lanjut dapat melibatkan pihak-pihak yang lebih banyak dan berkompeten di bidang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Investment for African Development: Making It Happen; Encouraging Public Private Partnership in the Utilities Sector: The Role of Development Assistance, Background information in support of session 5 of roundtable sponsored by The Government of Uganda, Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) Investment Initiative, May (http://www.OECD.org)
Askar, M and Gab-Allah, 2002, Problems Facing Parties Involved in Build, Operate and Transfer Projects in Egypt. Journal of Management in Engineering, 18(4), 173-178
Berry, C. ,1991, Criteria for Successful Project Financing, Project finance Yearbook 1991/1992, Bedfordshire, U.K, 15–20.
Carmichael, David G, 2000, Contracts and International Project Management, A.A. Balkema, Rotterdam
Chua, D. K. H., Kog, Y. C., and Loh, P. K, 1999, Critical Success Factor for
Different Project Objectives, Journal of Construction Engineering
Management, 125 (3), 142-150
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Dinas Perlengkapan Kota Surabaya, 2003, Alih Pengelola Proyek Tunjungan Center Surabaya
Gupta M.C, and Narasimham, S,V, 2005, Discussion of CFSs in Competitive Tendering and Negotiation Model for BOT Projects by Tiong, Journal of Construction Engineering and Management, 124(5), 430
Jasa Marga, 2003, Jalan Tol Dalam Tahap Konstruksi, www.jasamarga.com
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 Tentang Pedoman Kerja Sama Perusahaan Daerah dengan Pihak Ketiga, PD Pasar Surya
Kurdi, M.Yasin, 2004, Pengembangan Kemitraan Pemerintah dan Swasta Dalam Bidang Infrastruktur. www.bapekin.com
Levy, Sidney M, 1996, Build Operate Transfer, Paving The Way For Tomorrow’s Infrastructure, John Wiley & Sons, New York
Li, Bing, Akintoye A, Edwards, P.J, and Hardcastle C, 2005, Critical Success Factor in PPP Projects in UK. Journal Construction Management and Economics, 23 (6), 459-471
Li, Bing, Akintoye A, Edwards, P.J, and Hardcastle C, 2005, Perceptions of Positive and Negative Factors Influencing the Attractiveness of PPP/PFI Procurement for Construction Projects in the UK. Journal of Engineering, Construction and Architectural Management, 12 (2), 125-148
Malhotra, Naresh K, 1996, Marketing Research: An Applied Orientation. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
McLeod, Raymond, 1995, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo Jakarta
Menheere, Sebastian CM, and Pollalis, Spiro N, Case Studies on Build Operate Transfer, Project Management and Real Estate Development, Delft University of Technology Netherlands
Morledge, R., and Owen, K, 1997, Developing a Methodological Approach to The Identification of Factors Critical to Success in Privatized Infrastructure Projects in the UK. Proc., CIB W92 and CIB TG 23Joint Symp.: Profitable Partnering in Construction Procurement, 487–498.
Nurgiyantoro, B; Gunawan dan Marzuki, 2002, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Ogunlana, S.O, 1997, Build Operate Transfer Procurement Traps: Examples from Transportation Projects in Thailand, Proceeding CIB W92 Symp on Procurement, IF Research Corporation, Montreal, 585-594
Pahlman, C, 1996, Build Operate Transfer (BOT) – Private Investment in Public Projects or Just More Public Subsidies for the Private Sector?, Watershed, vol 2, Towards Ecological Recovery and Regional Alliance, Bangkok, Thailand
Perpres No.67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, Kantor Menteri/Sekretaris Negara.
Ramdani, Denny M. Armand, 2004, Analisis Sistem Kelembagaan dan Pendanaan Pada Pengembangan Infrastruktur Kereta Api dalam Kerangka Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Studi Kasus di Propinsi Banten), Tesis, Program Studi Teknik Sipil, kekhususan Manajemen Proyek, Universitas Indonesia Schaufelberger, John E.M dan Wipadapisut, Isr, 2003, Alternate Financing
Strategies for Build Operate Transfer Projects, Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, 129 (2)
Sharma, Subhash. (1996). Applied Multivariate Techniques. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Singarimbun, M dan Effendi S, 1996, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Siregar, Doli D.,(2004) Manajemen Aset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soeharto, Iman, 1997, Manajemen Proyek, Dari Konseptual Sampai Operasional Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keenam. Alfabeta, CV Bandung Supranto J, Prof, 2004, Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi, Rineka Cipta,
Jakarta
Tiong, R. L. K. , 1995, Risks and Guarantees in BOT Tender, Journal of Construction Engineering Management, 121 (2), 183–188.
Tiong, R. L. K. , 1996, CSFs in Competitive Tendering and Negotiation Model for
BOT Projects. Journal of Construction Engineering Management,
122 (3), 205–211.
Tiong R.L.K, 1996, CFSs in Competitive Tendering and Negotiation Model for BOT Projects, Journal of Construction Engineering and Management, 122(3), 205-211
Tiong, R.L.K, Yeo,K.T, and Mc Caerthy S.C (1992), Critical Success Factor in winning BOT Contracts, Journal of Construction Engineering and Management, 118(2), 217-228
Yasin, Nazarkhan, 2003, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Zhang, X.Q, and Kumaraswamy, M.M, 2001, Paving the Way for private finance in public infrastructure projects, Proc., Int’l, Conf., on Construction, Hongkong Zhang, Xueqing, 2005, Critical Success Factors for Public Private Partnership in
Infrastructure Development, Journal of Construction Engineering and Management, 131(1), 3-14
Zhang, Xueqing, 2005, Concessionaire’s Financial Capability in Developing Build Operate Transfer Type Infrastructure Projects, Journal of Construction Engineering and Management, 131(10), 1054-1064