• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KENAGARIAN TALANG KUBU KECAMATAN RANAH AMPEK HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KENAGARIAN TALANG KUBU KECAMATAN RANAH AMPEK HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

DI KENAGARIAN TALANG KUBU KECAMATAN RANAH AMPEK

HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN 1995 - 2014

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

IBESRI PARSON

NPM. 10020033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

DI KENAGARIAN TALANG KUBU KECAMATAN RANAH AMPEK

HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN 1995 - 2014

Nama

Nim

Program Studi

Institusi

:

:

:

:

Ibesri Parson

10020033

Pendidikan Sejarah

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, 20 Maret 2015

Disetujui Oleh,

Pembimbing I

Drs. Kharles, M.Hum

Pembimbing II

Meldawati, M.Pd

(3)
(4)

PENDAHULUAN

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti akan mengalami perubahan-perubahan walaupun ruang lingkup perubahan tersebut tidak terlalu luas. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, mata pencaharian lain sebagainya.1 Disamping itu, kebutuhan maupun kepentingan masyarakat senantiasa berkembang terus, sehingga diperlukan perubahan agar kebutuhan dan kepentingan dapat dipenuhi secara wajar.

Masyarakat diklasifikasikan menjadi dua yaitu masyarakat statis dan masyarakat dinamis. Masyarakat statis adalah masyarakat yang mengalami perubahan yang berjalan lambat. Masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis, sedangkan pada masyarakat lainnya dianggap sebagai masyarakat yang dinamis.2

Dilihat dari perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kenagarian Talang

Kubu selama kurun waktu 1995-2014

memperlihatkan kecenderungan kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari kondisi rumah yang sebagian besar sudah direnovasi, bahkan sudah banyak anak yang kuliah di Kota Padang, meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat yang tingkat ekonominya masih rendah, hal itu terlihat dari kondisi rumah mereka yang sebagian belum terenovasi. Namun pada umumnya ekonomi masyarakat di Kenagarian Talang Kubu telah menjalani perubahan-perubahan sosial-ekonomi. Semula mereka yang hanya bekerja sebagai petani lahan gambut sekarang sudah membuka dan mempunyai lahan sendiri ataupun ikut bekerja di PT. Sari Lembah Subur guna mencari penghasilan tambahan3.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, dimana masyarakat di wilayah tersebut mengalami perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi dengan adanya keberadaan PT. Sari Lembah Subur. Dengan

1

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990, hlm. 301

2Ibid, hlm 302 3

Wawancara dengan Jamarin (45 Tahun) Wali Nagari Talang Kubu, pada 20 Februari 2015 di Kantor Wali Nagari Talang Kubu Ranah Ampek Hulu Tapan.

demikian dalam penelitian ini penulis akan

melaksanakan penelitian dengan judul

“Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1995 – 2014”

Tinjauan Pustaka

1. Kerangka Konseptual

a. Sejarah Sosial Ekonomi

Sejarah ekonomi secara garis besar mempunyai pengertian sebagai kegiatan

dan keadaan perekonomian suatu

masyarakat pada masa lampau. Sedangkan secara spesifik dapat dikatakan, sejarah

ekonomi adalah studi tentang

perekonomian berevolusi dari sebuah sudut pandang sejarah. Menurut Mestika Zed dan Emrizal Amri sejarah ekonomi mengkaji tentang bagaimana cara manusia memuaskan kebutuhan materilnya di masa lampau, sambil memperhatikan sarana-sarana yang dapat mereka gunakan dan

memaksa mereka mengadakan suatu

pilihan.4

Kemudian Sindung Haryanto, sejarah ekonomi memusatkan perhatian pada aktivitas perekonomian suatu kelompok masyarakat khususnya masalah pertumbuhan ekonomi sepanjang waktu, distribusi pendapatan, arah pertumbuhan dan kemunduran serta masalah berbagai kelompok pada masa lampau5.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sejarah ekonomi secara garis besar mempunyai pengertian sebagai kegiatan

dan keadaan perekonomian suatu

masyarakat pada masa lampau. Sedangkan secara spesifik dapat dikatakan, sejarah ekonomi adalah studi tentang bagaimana perekonomian berevolusi dari sebuah sudut pandang sejarah.

Berdasarkan uraian di atas kajian sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebagai suatu yang melibatkan masyarakat ekonomi atau keduanya. Selain itu sosial-ekonomi mesti mempunyai unsur-unsur ekonomi sosial, jadi sosial-ekonomi yang dimaksud sebagai suatu yang berkaitan dengan masyarakat dan ekonomi yang melibatkan unsur-unsur

4Mestika Zed dan Emrizal Amri. Sejarah

Sosial Ekonomi Jilid I, (Padang: UNP

Press,1994), hlm 36

5 Sindung Haryanto. 2011. Sosiologi

(5)

atau faktor-faktor yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan ekonomi.

b. Peranan Sejarah Sosial Ekonomi

Studi sejarah sosial merupakan segala sejarah yang memperlihatkan dalam kehidupan sosial seperti kehidupan masyarakat, keluarga, pendidikan, dan gaya hidup.6 Kuntowijoyo mengemukakan sejarah sosial ekonomi mempuyai garapan yang sangat luas dan beragam, kebanyakan sejarah sosial mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi.7

Sejarah sosial ekonomi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi masa depan. Sebagaimana yang dikemukakan Kuntowijoyo bahwa peranan sejarah sosial ekonomi dalam kehidupan masyarakat antara lain untuk penentu kebijakan dalam sosial ekonomi maksudnya adalah untuk

meneropong masa depan dengan

menggunakan pola kajian masalah yang telah lalu. Sejarah sosial dan ekonomi juga mempunyai peranan yang sama. Sering kali orang melakukan kebijakan ekonomi untuk memperbaiki keadaan yang akan datang dengan melihat sejarah perekonomian yang telah lalu8.

Studi Relevan

Penelitian tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat telah banyak dilakukan para peneliti terlebih dahulu, antara lain adalah peneltian yang dilakukan oleh :

Lince Yendra (2013), mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sumatera Barat melakukan penelitian dengan judul : Petani Kelapa Sawit di Nagari Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Sejarah Sosial

Ekonomi Tahun 2000-2011). Hasil penelitiannya

menyimpulkan Pertanian kelapa sawit telah memberikan dampak yang berarti bagi sosial ekonomi petani sawit yaitu dengan meningkatnya pendapatan masyarakat di Nagari Inderapura. Dampak yang dirasakan oleh petani diantaranya, terpenuhinya kebutuhan ekonomi petani, petani bisa menyisihkan sebagian dari hasil penjualan kelapa sawit untuk ditabung, petani sawit bisa membangun rumah dengan lebih baik dari

6Sartono Kartodirdjo. Pendekatan Ilmu

Sosial Dan Metodologi Sejarah , (Jakarta

Gramedia Pustaka Utama,1993), hlm 50

7Koentowidjoyo. Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana).hlm 33

8 Koentowidjoyo. Metodologi Sejarah,

(Yogyakarta: Tiara Wacana) 1995, hlm 35

sebelumnya, misalnya membangun rumah

permanen. Petani mulai bersemangat untuk menyekolahkan anaknya mereka ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP atau sederajat, SMA, ataupun ke Perguruan Tinggi. Meningkatkan semangat masyarakat akan pentingnya kesehatan mereka, ka rena dengan memiliki uang lebih mereka dapat berobat ke Puskesmas atau rumah sakit apabila meraka sakit.9

Selanjutnya tulisan Fitri (2012) Prodi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sumatera Barat dengan judul:

Kehidupan Petani di Rawang Jaya Nagari

Kambang Utara Kecamatan Langayang

Kabupaten Pesisir Selatan (1997-2012) (Studi Kasus: Dari Petani Talas Menjadi Petani Kelapa

Sawit). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

dengan adanya kehidupan petani di Rawang Jaya Kambang Utara dari petani talas menjadi petani kelapa sawit membuat kehidupan masyarakat di Rawang Jaya menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Dampak kehidupan masyarakat Rawang Jaya setelah menjadi petani kelapa sawit dapat dilihat dari segi pendapatan ekonomi, pendidikan dan gaya hidup masyarakat yang sudah mulai membaik dari pada sebelum disaat menjadi petani tanaman talas10.

Kemudian penelitian Cici Oktaviani (2007) Prodi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sumatera Barat melakukan penelitian dengan judul : Dampak STKIP PGRI Sumbar terhadap kehidupan Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Gunung

Pangilun Kecamatan Padang Utara Tahun

1984-2011. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

dengan dibukanya STKIP PGRI Sumbar,

masyarakat mulai berpikir untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membangun rumah kost, berdagang, membuka poto copy dan lain-lain. Hal ini terbukti dengan berdirinya STKIP PGRI Sumbar memberikan dampak baik terhadap pembangunan juga memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.11

9 Lince Yendra, Petani Kelapa Sawit di

Nagari Indra Pura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Sejarah Sosial

Ekonomi Tahun 2000-2011). STKIP PGRI

SUMBAR. (2013),

10

Fitri. Kehidupan Petani di Rawang Jaya Nagari Kambang Utara Kecamatan Langayang Kabupaten Pesisir Selatan (1997-2012) (Studi Kasus: Dari Petani Talas Menjadi Petani Kelapa

Sawit).. Skripsi STKIP PGRI SUMBAR, Padang,

(2012)

11 Cici Oktaviani. Dampak STKIP PGRI

(6)

Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat, namun perbedaannya adalah daerah penelitiannya, karena setiap daerah mempunyai perbedaan akan kebutuhan terhadap ekonomi dan karakteristik kehidupan masyarakatnya.

Metode Penelitian

Penelitian tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1995-2014, termasuk dalam penelitian sejarah. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode sejarah meliputi :

1. Pengumpulan Data (Heuristik)

Heuristik yaitu mengumpulkan dan menghimpun data yang relevan dengan topik penelitian ini. Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berupa arsip-arsip dan dokumen seperti data jumlah penduduk, pekerjaan, tingkat pendidikan dan data lainnya yang diperlukan yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari Kantor Wali Nagari Talang Kubu dan kantor Camat Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, mata pencaharian penduduk Nagari Talang Kubu Tahun 1995 - 2014 yang diperoleh dari kantor BPS Kabupaten Pesisir Selatan.

Selain arsip dan dokumen sumber pendukung primer juga di dapat dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat dan tokoh masyarakat, misalnya wawancara dengan Sugeng (57 Tahun) seorang transmigran dari Jawa, dengan Jama’an (55 tahun), Ardian (41 tahun), Dedi (45 tahun) masyarakat lokal, Lasmi (51 Tahun), salah seorang istri transmigran, Maridun (55 tahun) penduduk asli Nagari Talang Kubu. Wignyo (41). Jamarin Wali Nagari Talang Kubu, Burhanuddin Rajo Mudo ketua Kerapatan Adan Nagari Talang Kubu.

Sumber Sekunder yang penulis gunakan adalah melalui penelitian perpustakaan, dengan cara memahami buku-buku relevan serta yang berkaitan dengan masalah sejarah sosial ekonomi dan kehidupan masyarakat di Nagari Talang Kubu. Sumber tersebut diperoleh dari perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat Padang, Perpustakaan Universitas Negeri Padang

(UNP), Perpustakaan Daerah (PUSDA),

perpustakaan Universitas Andalas (UNAND), BPS Kabupaten Pesisir Selatan. Selain itu juga dilakukan observasi dan pengamatan lapangan.

Masyarakat Kelurahan Gunung Pangilun

Kecamatan Padang Utara Tahun 1984-2011.

Skripsi STKIP PGRI SUMBAR, Padang, (2007)

Observasi pengamatan lapangan ini dilakukan dengan cara melihat keadaan kehidupan masyarakat baik sosial maupun ekonomi.12

Metode penelitian sejarah, merupakan semua bukti-bukti peninggalan masa lampau, baik

berupa sumber benda, dokumen-dokumen

maupun sumber lisan, disebut sumber sejarah. Klasifikasi sumber sejarah yang paling lazim adalah perbedaan antara sumber primer dan sumber sekunder.13

2. Kritik Sumber

Setelah sumber primer dan sumber sekunder didapat, langkah selanjutnya adalah pengolahan sumber yaitu melakukan pengujian sumber yang didapat melalui kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal adalah pengujian otentitas (keaslian) materinya terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.14

Kritik internal adalah menguji keasihan (realibilitas) isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya, yang menekankan aspek “dalam” yaitu ini dari sumber “kesaksian” (testimony).15

Kritik sumber dalam hal ini sangat membutuhkan kecermatan karna peneliti harus mengetahui kredibilitas sumber yang di kumpulkan.

3. Interpretasi

Setelah melewati tahapan kritik maka tahapan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah analisis sintesis dan interpretasi. Analisis maksudnya peneliti memilah-milah atau membedah sumber sehingga ditemukan butir-butir informasi yang sebenarnya atau sudah di uji lewat saringan kritik sumber. Hasil saringan itu akan menghasilkan fakta-fakta lepas. Sedangkan sintesis adalah proses merangkaikan data yang telah di olah (fakta) kedalam unit-unit analisis yang sesuai dengan pokok permasalahan peneliti. Setelah peneliti melakukan analisis, tahap berikutnya adalah merangkai fakta atau merekontruksi sejarah yang melibatkan interpretasi (penafsiran) berdasarkan perspektif dan kerangka berfikir (teori) tertentu.

4. Historiografi

Fase terakhir dalam penulisan sejarah adalah Historiografi. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.16 Temuan penelitian yang diperoleh kemudian dibuat laporan hasil penelitian yang sesuai dengan syarat

12

Hellius Sjamsuddin. Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak,2007), hlm 67

13 Mestika Zed. Opcit. , hlm 155 14Ibid, hlm 132

15

Mestika Zed, Opcit, hlm 35

16Dudung Abdurahman. Metodologi

Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-rizz Media, 2002), hlm 125

(7)

atau gaya penulisan proposal. Dalam penulisan laporan hasil penelitian, peneliti menggunakan catatan kaki (footnote), dengan tujuan

menyampaikan keterangan tambahan dan

merujuik bagian lain dari teks.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Kenagarian Talang Kubu Kecamatan

Ranah Ampek Hulu Tapan

1. Geografis kenagarian Talang Kubu

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan adalah sebuah Kecamatan yang terletak pada 10 56' - 20 14' yang merupakan bagian selatan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat yang hasil pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Secara administrasi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan terbagi atas 10 Pemerintahan Nagari yaitu antara lain : Nagari Sungai Gambir Sako Tapan, Nagari Talang Balarik Tapan, Nagari Limau Purut Tapan, Nagari Tebing Tinggi Tapan, Nagari Binjai Tapan, Nagari Sungai Pinang Tapan, Nagari Talang Koto Pulai Tapan, Nagari Kampung Tengah Tapan, Nagari Talang Kubu Tapan, Nagari Simpang Gunung Tapan. Kecamatan memiliki luas wilayah 312,22 Km2, dengan persentase penggunaan lahan 5,43% 17

Posisi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan sangat strategis karena berada pada persimpangan tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu. Tapan menjadi jalur utama yang menghubungkan Kota Padang dan Painan di Pesisir Selatan Sumatera Barat, Kota Sungai Penuh di Kerinci Jambi dan Kota Bengkulu dan Mukomuko di Bengkulu. Jarak Tapan dengan kota sekitarnya sebagai berikut: Jarak dari kota Padang ±212 km (ke arah utara), dari kota Painan ±140 km (ke arah utara), dari Mukomuko Provinsi Bengkulu : ±60 km (ke arah selatan) dan dari Sungai Penuh Kerinci Provinsi Jambi : ± 64 km (ke arah timur) 18.

2. Penduduk

Penduduk merupakan faktor yang penting, karena tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk atau masyarakat. Peyebarannya, jumlah, kepadatan dan pola penduduk merupakan faktor pembentuk suatu kegiatan dan pembentuk karakteristik suatu wilayah. Pertumbuhan suatu wilayah banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonominya. Keberadaan penduduk harus direncanakan, baik

17

Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2013/2014

18 Profil Nagari Talang Kubu Kecamatan

Ranah Ampek Hulu Tapan 2014

pola persebaran maupun jumlah kepadatannya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung wilayah. Selain itu, hal yang lebih penting adalah masalah kualitas penduduk. Dengan kualitas penduduk yang rata-rata baik akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk. Kualitas penduduk juga akan menentukan pertumbuhan wilayah terutama dalam pemanfaatan seluruh potensi daerah yang dimiliki untuk pembangunan daerah.

Kanagarian Talang Kubu merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Wali Nagari Talang Kubu dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dari tahun 1997 – 2015 sebagai berikut.

3. Mata Pencaharian

Sebagian besar penduduk di Kenagarian Talang Kubu ini mempunyai Mata pencaharian di bidang pertanian baik itu petani kelapa sawit, petani sawah ataupun petani ladang. Hal ini ditunjang dengan potensi alam Nagari Talang Kubu yang sangat memungkinkan untuk ditanami berbagai jenis hasil pertanian, ini merupakan salah satu faktor kenapa masyarakat di daerah ini banyak yang berprofesi sebagai petani. Selain itu ada pula pula yang juga merangkap bekerja sebagai buruh musiman saat kebun kelapa sawit di daerah ini panen, serta ada juga masyarakat yang bekerja di PT. Sari Lembah Subur. Selain itu masyarakat Nagari Talang Kubu juga ada yang bergerak di bidang lainnya, seperti sebagai pedagang, buruh tani, petani ladang, Pegawai negeri/ swasta, ABRI/ Polisi, Bidan atau Perawat dan wiraswasta.19

B. Kondisi Sosial Budaya, Pendidikan dan

Lingkungan

1. Sosial Budaya

a. Agama

Masyarakat Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan umumnya beragama Islam,

meskipun ada yang beragama Kristen. Masyarakat yang beragama kristen di daerah ini lebih banyak dianut oleh pendatang yang berasal dari Batak dan Jawa. Mereka hidup berbaur dengan masyarakat Minangkabau. Data agama yang dianut oleh penduduk Kenagarian Talang Kubu

Kehidupan keagamaan masyarakat di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan

19 Profil Kenagarian Talang Kubu

(8)

Ranah Ampek Hulu Tapan saling menghargai dan tenggang rasa dalam melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing penduduk. Hal itu dapat terlihat dalam hal melakukan ibadah, apabila masyarakat Minangkabau melakukan ibadah sholat di mesjid atau mushala masyarakat beragama lain yang tinggal dekat lingkungan mesjid atau mushala berusaha menjaga keamanan dan ketenangan. Begitu juga apabila masyarakat agama Kristen yang ibadah pada hari Minggu, masyarakat yang beragama Islam juga akan menjaga keamanan dan ketenangan di sekitar lingkungan gereja.

b. Adat istiadat

Ditinjau dari aspek sosial budaya adat masyarakat Kenagarian Talang Kubu pada dasarnya sama dengan

budaya adat Minangkabau pada

umumnya yang ada di Sumatera Barat seperti sistem kekerabatan memakai garis keturunan ibu atau disebut dengan Matrilineal. Begitu juga dengan sistem pembagian harta pusaka dimana harta pusaka jatuh pada pihak perempuan. Meskipun secara adat warisan jatuh pada pihak perempuan tapi masyarakat sangat menghormati peran mamak. Seorang

mamak sangat berperan dalam

memperjuangkan kemenakannya. Bagi seorang mamak anak-anaknya sama nilainya dengan kemenakannya, sebagai mana yang ada dalam pepatah adat

Minangkabau (Anak dipangku

Kamanakan dibimbiang).20

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kualitas sumberdaya manusia yang akan menjadi pelaku pembangunan di daerah. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses mengajar dan mendidik dapat berlangsung dengan baik.

Pendidikan merupakan salah satu bagian pembangunan sosial yang terkait langsung dengan pembangunan masyarakat. Kegiatan di bidang pendidikan yang ada pada hakekatnya bertujuan untuk membangun manusia yang berpengetahuan dan berpendidikan tinggi, mempunyai kemampuan dan keterampilan serta berdaya guna dalam mewujudkan tercapainya pembangunan di segala bidang sesuai dengan keadaan dan kondisi daerah masing-masing.

20Opcit, Koentjaraningrat. hlm 254

1. Kondisi Lingkungan dan Tempat Tinggal

Pola pemukiman berjajar dan dibelah oleh jalan kampung yang di seberang jalannya terdapat perkebunan sawit tetapi bukan milik mereka melainkan milik para transmigran. Di belakang perkampungnya terdapat persawahan lahan gambut dan mereka. Penduduk selalu mengidentifikasi dirinya dengan nagari. Mereka mengenal satu sama lain dengan akrab bahkan seperti saudara, baik rupa, asal usul, sampai pekerjaannya yang memang homogen, jika bertemu satu sama lainnya mereka saling bertegor sapa.21

Kondisi rumah masyarakat di Kanagarian Talang Kubu pada umumnya berada pada keadaan tidak beraturan. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa di masyarakat di Kanagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan memiliki tingkat ekonomi yang bervariasi. Adapun bahan dasar bahan dasar dinding rumah di kawasan tersebut didominasi oleh bahan dasar kayu, ada juga rumah yang terbuat dari kayu yang diselingi oleh batu bata, seng bekas, dan daun atap rumbia. Bahan dasar lantai rumah terbuat dari semen cor yang kasar bahkan ada yang beralaskan tanah pasir karena tidak memiliki lantai ini kebanyakan rumah-rumah buruh tani, sedangkan rumah bagi para petani pemilik lahan sawit sudah ada yang dari perkerasan semen bahkan ada yang dikeramik bagus.22

C. Interaksi Sosial, dan Kegiatan Organisasi Kemasyarakatan

1. Interaksi Sosial antar Masyarakat

Masyarakat Kanagarian Talang Kubu tidak semua penduduk asli, tetapi hampir 50% adalah orang pendatang (transmigran) yang berasal dari Pulau Jawa. Para pendatang itu tidak membuat kelompok eksklusif di Kanagarian Talang Kubu, bahkan mereka menikahi putri dari kampung tersebut, sehingga keakraban tampak terbangun di kampung itu. Di dalam lingkungan Kanagarian Talang Kubu itu, yang dapat dikatagorikan orang luar adalah pendatang (transmigran) yang umumnya sukses sebagai petani sawit. Katakan saja, para pemilik lahan sawit yang berasal dari para pendatang (transmigran) dari Jawa.

2. Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Kehidupan organisasi sosial masyarakat di Kenagarian Talang dapat diketahui dengan melihat keterlibatan masyarakat dalam berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti Koperasi,

21 Wawancara dengan Afrizal (52 Tahun)

Ketua RW II, tanggal 22 Februari 2014, di Nagari Talang Kubu

22Wawancara dengan Ardian (41 tahun)

warga masyarakat Kenagarian Talang Kubu tanggal 24 Februari 2015 di Bukit Lengkuas

(9)

arisan, organisasi kematian, organisasi masyarakat transmigran atau pendatang dengan masyarakat lokal, organisasi pemuda seperti karang taruna. Keberadaan organisasi kemasyarakatan sangat penting terutama di dalam pembangunan. Melalui organisasi kemasyarakatan ini masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk membangun dan mengembangkan wilayahnya dan lain sebagainya. a. Kegiatan Arisan Ibu-Ibu

Pada umumnya masyarakat di

Kenagarian Talang Kubu berpartisipasi secara aktif di dalam kegiatan organisasi, terlihat dari kehadiran masyarakat pada saat kegiatan dilakukan.23 Hal ini menggambarkan bahwa walaupun masyarakat di Kenagarian Talang Kubu merupakan masyarakat percampuran transmigran dari Jawa dan masyarakat lokal serta sebagian lagi masyarakat pendatang dari dari daerah lain, namun kebebasan mereka dalam berpartisipasi tidak terhambat. Sehingga semua masyarakat memiliki peluang besar dalam kegiatan pembangunan yang partisipatif.

b. Kegiatan Sosial Kematian

Selain perayaan agenda keagamaan Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, ada bentuk kerja sama lain, ketika ada anggota masyarakat yang terkena musibah (sakit, dan kematian) seluruh masyarakat bersatu. Persatuan antar warga akan tampak kelihatan pada saat ada warga yang mendapatkan musibah kematian. Keluarga yang mengalami musibah kematian, biasanya tidak dibiarkan sendiri. Para tetangga dan kerabat saling berdatangan untuk membantu memandikan, membungkus sampai menguburkan jenazah. Biasanya juga mereka melakukan upacara tahlilan. Seperti yang dialami oleh keluaga Ibu Fatmawati ketika suami, anak dan menantunya meninggal dunia. Para tetangga secara spontan menyumbang juga menawarkan pengumpulan dana untuk mengkebumikannya kepada mereka yang ingin menyumbang. Selain itu, penduduk melakukan apa yang disebut dengan nama iuran kematian sebesar Rp.2.000,00. Setiap bulannya. Dana ini, biasanya digunakan untuk membeli kain kafan dan digunakan juga untuk melaksanakan ritual kematian, seperti tahlilan.24

23

Wawancara dengan Afrizal (52 Tahun) Ketua RT. II, Kenagarian Talang Kubu, tanggal tanggal 22 Februari 2015 di Nagari Talang Kubu

24 Wawancara dengan Fatmawati, (56

tahun) warga transmigran yang tinggal di RT 1 RW 1 Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, tanggal 23 Februari 2015 di Nagari Talang Kubu.

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KENA-GARIAN TALANG KUBU KECAMATAN RANAH AMPEK HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 1995 - 2014

A. Kehidupan Sosial Masyarakat di

Kenagarian Talang Kubu 1995-2014

Aktivitas-aktivitas sosial yang terbentuk sebagai akibat dari adanya interaksi sosial di dalam masyarakat Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan sebagai masyarakat percampuran suku Minang, suku Jawa (transmigran) dan suku lainnya dapat diklasifikasikan ke dalam suatu bentuk proses asosiasi atau kelompok sosial masyarakat yang mengarah pada kesatuan dan kekompakan bahkan terjadi pembauran.25 Proses asosiasi ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan yang harmonis. Interaksi yang bersifat positif yang mengarah pada terjalinnya kerjasama telah terbentuk di antara masyarakat Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, antara lain dalam

beberapa sektor kehidupan masyarakat

Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, seperti dalam beberapa sektor kehidupan masyarakat di bawah ini.

1. Hubungan sosial Masyarakat Pendatang

dengan Masyarakat Lokal yang ada di

Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan 1995-2014

Di dalam hidup bermasyarakat manusia selalu mengadakan interaksi antar sesamanya. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi tidak akan ada kehidupan bersama. Hubungan yang dijalin antara masyarakat warga Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan baik antara penduduk asli maupun masyarakat pendatang dalam berinteraksi pasti ada suka dan dukanya. Hubungan sosial suku masyarakat asli Minang maupun masyarakat pendatang tidak hanya berinteraksi dengan yang dekat jarak rumahnya dengan tempat tinggal mereka, namun yang berjauhanpun bila bertemu mereka bertegur sapa dengan akrab.

2. Hubungan Sosial bidang Agama

Dalam sektor sosial kemasyarakatan, adanya semangat yang tinggi dari warga suku Minang dan suku pendatang lainnya untuk turut

25Muhammad Nuh Hasan. Agama dalam

Perspektif Sosiologis: Sebuah Pengenalan

Awal.(Jakarta: Penelitian Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004) h. 75

(10)

serta dalam kegiatan yang dilakukan bersama-sama seperti kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar dan kegiatan olahraga. Partisipasi mayarakat terlihat begitu kuat dengan tidak memandang identitas keagamaan mereka bergotong royong, saling membantu satu sama lainnya dan terkadang diselingi dengan canda tawa.

3. Hubungan sosial untuk kegiatan gotong

royong

Dalam hubungan sosial untuk kegiatan gotong-royong masyarakat Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan sangat kompak, semua masyakarat ikut andil dalam mengambil bagian peran dalam gotong-royong di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Kegiatan tersebut dapat berupa membersihkan parit-parit, menebang pohon besar di areal Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Bila ada

kebersihan bersama-sama, semua warga

masyarakat yang ada di Kenagarian Talang Kubu

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

mempunyai peranan dan fungsi yang sama.

B. Perkembangan Kehidupan Ekonomi

Masyarakat Nagari Talang Kubu 1995-2014

Keadaan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari sistem ekonomi penduduknya, sehingga keadaan ekonomi tersebut dapat dilakukan, bagaimana usaha manusia untuk memenuhi keinginan materilnya yang merupakan rangkaian kegiatan untuk mendapatkan kepuasan serta pengumpulan dan penggunaan kekayaan. Masyarakat Nagari Talang Kubu merupakan percampuran antara masyarakat perantau (transmigran dai Pulau Jawa dengan Masyarakat asli Minang). Masyarkat perantau (transmigran Jawa) terkenal mempunyai sifat yang pekerja keras, gigih, berani dan juga pantang menyerah, tidak heran apabila pada masa kolonial Belanda dan Jepang orang Jawa banyak di pergunakan oleh para kolonial sebagai pekerja. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu ditanamkan kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian, seorang pemuda pemudi harus bersedia meninggalkan kampung halamannya untuk merantau ke daerah lain

1. Penggunaan Lahan Nagari Talang Kubu

Tahun 1995-2014

Mengingat lahan persawahan yang ada di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan merupakan lahan gambut yang masih sangat luas, bertani menjadi mata pencaharian pokok. Mereka menanami berbagai macam jenis tanaman seperti pinang, jagung, pisang, rambutan dan lainnya. Hasil panen yang mereka peroleh sangat membantu

mereka dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, sehingga terjadi peningkatan pendapatan bagi para petani tersebut. Penggunaan lahan di Kenagarian Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dalam mengoptimalkan perkembangan ekonomi masyarakat

2. Mata Pencaharian Nagari Talang Kubu

Tahun 1995-2014

Perubahan sosial ekonomi masyarakat Nagari Talang Kubu tahun 1995 – 2014 mengalami perkembangan yang sangat berarti, hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari segi pendapatan penghasilan para warga masyarakat yang dulunya hanya sebagai petani lahan bergambut tebal, sekarang sudah menjadi petani kelapa sawit sehingga tentunya mengalami peningkatan dan perubahan kehidupan mereka. Jika dilihat dari pendidikan anaknya mulai dari tingkat TK/RA sampai pada Perguruan Tinggi, dari aspek kehidupan dilihat dari bangunan tempat tinggal para warga masyarakat yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit bangunan rumah mereka sudah permanen dan minimalis.

Dari hasil penelitian ini dijelaskan sebelum tahun 1995 perekonomian masyarakat Nagari Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan tergantung dari hasil pertanian lahan gambut, seperti cabe, jagung, dan ubi kayu. Karena pengaruh kondisi tanahnya yang masih rawa dan bergambut tebal membuat masyarakat rugi, hasil panen mereka tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.karena hal itu membuat masyarakat kenagarian talang kubu ini beralih matapencaharian dari petani lahan gambut ke petani sawit demi untuk mendapat kebutuhan hidup yang lebih baik. Masyarakat yang pertama kali membudidayakan tanaman kelapa sawit adalah seorang transmigran yaitu Hendro pada tahun 1991. Faktor yang membuat masyarakat beralih matapencaharian dari petani ladang gambut ke petani kelapa sawit adalah timbulnya kesadaran masyarakat untuk hidup ke arah yang lebih baik.26 Setelah itu masyarakat secara berangsur mulai merubah matapencaharian.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan temuan dilapangan maka hasil dari penelitian ini adalah: Hasil pertanian yang beragam membuat penduduk tidak hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu musim panen, tetapi masyarakat di daerah ini telah menanam tanahnya dengan berbagai jenis tanaman yang bermanfaat bagi kebutuhan keluarganya. Mereka menanam berbagai jenis tanaman seperti

26 Wawancara dengan Jamarin, wali

Nagari Talang Kubu, pada tanggal 24 Februari 2015, di Kantor Wali Nagari Talang Kubu.

(11)

kelapa, cokelat, kopi, karet, sawit, ubi kayu (talas), pinang, kopi, jagung, padi dan sebagainya.27

Perubahan sosial ekonomi masyarakat Nagari Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan tahun 1995 – 2014 mengalami perubahan yang berarti, hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari segi pendapatan penghasilan masyarakat Nagari Talang Kubu mengalami peningkatan dan perubahan kehidupan mereka jika dilihat dari pendidikan anaknya mulai dari tingkat TK/RA sampai pada Perguruan Tinggi, dari aspek kehidupan dilihat dari bangunan tempat tinggal masyarakat yang memiliki lahan sendiri bangunan rumah mereka sudah permanen dan minimalis.

Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan antara lain :

1. Hendaknya kehidupan yang harmonis antara warga masyarakat pendatang dan masyarakat Minangkabau yang terjalin selama ini hendaknya tetap dijaga jangan sampai ada pertentangan yang mengganggap bahwa masyarakat pendatang di Nagari Talang Kubu itu apatis terhadap pembangunan lingkungan sekitar.

2. Hendaknya perbedaan-perbedaan yang

terdapat pada kedua belah pihak baik perbedaan status sosial ekonomi maupun lainnya tidak akan menjurus kepada pengasingan dan jurang antara warga dalam masyarakat, dan mencerminkan contoh teladan bagi umat manusia, karena perbedaan bukanlah salah satu jurang pemisah untuk bergaul dan berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

A. Arsip

Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 1997, 1999, 2001, 2002 (BPS Pesisir Selatan)

Kecamatan Lengayang Dalam Angka Tahun 2003, 2004, 2006, 2009, 2010 dan 2012 (BPS Pesisir Selatan)

Arsip Nagari Talang Kubu Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat

Arsip UPTD. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultural Peternakan dan Perkebunana Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

27 Wawancara dengan Jamarin, wali

Nagari Talang Kubu, pada tanggal 24 Februari 2015, di Wali Nagari Talang Kubu.

B. Buku dan Skripsi (Manuskrip)

Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Kelapa

Sawit Indonesia. Jakarta: CV. Sukorejo Bersinar.

Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian

Sejarah, (Yogyakarta: Ar-rizz Media,

2002), hlm 125

Erick R. Wolf. 1996. Petani; Suatu Tinjauan Antropologis, Jakarta: CV. Rajawali Hellius Sjamsuddin.2007. Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Ombak.

Jayadinata, Johara T., 1992. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perdesaan Perkotaan

dan Wilayah Perkotaan. Bandung,

Penerbit ITB.

Koentowidjoyo. 1995. Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Koencaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Mestika Zed dan Emrizal Amri. 1994. Sejarah Sosial Ekonomi Jilid I. Padang: UNP Press.

Mubyarto, dkk. 1989. Masalah dan Prospek

Komoditi Perkebunan. Yogyakarta :

UGM-press.

Mubyarto.1994. Pengantar Ekonomi Pertanian.

Jakarta: LP3ES,

Nanang Martono, 2011. Sosiologi perubahan

sosial: Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial,

Jakarta:Rajawali Pres

Roosary Tyas Wardani. Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan

Transmigrasi dalam

http://www.beritasatu.com/ekonomi/1365 10-kemnakertrans-kembangkan-industri-kelapa-sawit-di-sumatera-barat.html, diakses Kamis, 05 September 2013 | 22:09 Ratna Permatasari Zen. Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat. (Studi Kasus

:KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara,

Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu).Padang : USU. 2008. Sastraatmadja, Entang. 2010. Suara Petani.

Bandung: Masyarakat Geografi

Indoonesia.

Sartono Kartodirdjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dan Metodologi Sejarah , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

(12)

Sindung Haryanto. 2011. Sosiologi Ekonomi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI-press,.

Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radja Grafindo Prasada.

Soetrisno, R. dan R. Winahyu. 1991. Kelapa Sawit Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : UGMpress. 1991.

Veronika Reni Wijayanti (2010) Melakukan Penelitian Dengan Judul Usahatani Kakao Dan Tingkat Ekonomi Petani di Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang

Kabupaten Kulon Progo.Skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 2010

C. Wawancara

Wawancara dengan Yono (54 Tahun), salah seorang transmigran petani sawit, pada 28 November 2014 di Ranah Ampek Hulu Tapan.

Wawancara dengan Sugeng (57 Tahun), salah seorang transmigran petani sawit, pada 28 November 2014 di Ranah Ampek Hulu Tapan.

Wawancara dengan Lasmi (51 Tahun), salah seorang transmigran istri petani sawit, pada 28 November 2014 di Ranah Ampek Hulu Tapan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa selisih laju perubahan harga tingkat konsumen akhir dengan produsen relatif kecil (sedikit), sehingga struktur pasar yang terbentuk di

Pada masa ini muncul pemikiran bahwa Common School tidak hanya membekali siswanya dengan pendidikan dasar di bidang 3 R (reading, writing, aritmathic) dan pendidikan moral

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk agregat dalam campuran beton berpori terhadap nilai porositas air, yang akan diaplikasikan pada

Pencapaian kinerja perseroan berada di bawah ekspektasi konsensus analis. Meskipun demikian, kami menilai bahwa penurunan kinerja tersebut telah priced in dengan penurunan

#ri #rient entasi asi kary karyawan awan merupakan kegiatan upaya agar karyawan tersebut yang akan bekerja di unit kerja baru merupakan kegiatan upaya agar karyawan

Tanaman porang yang diambil dari 4 daerah yaitu, Blitar, Madiun, Nganjuk dan Jember diamati ciri morfologinya meliputi perawakan, corak tangkai daun (prismatik kecil,

Hasil perhitungan analisis variansi menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu maserasi berpengaruh nyata terhadap kadar karotenoid total pigmen karotenoid dari buah

Hal tersebut tentunya dianggap kurang efektif dan efisien dikarenakan keputusan yang diambil bisa saja tidak memiliki hasil yang maksimal dalam penilaiannya, oleh karna