• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Produksi Nano Partikel Dari Arang Bambu Dengan Peningkatan Energi Tumbukan Bola Baja Diameter 1/8 Inchi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Produksi Nano Partikel Dari Arang Bambu Dengan Peningkatan Energi Tumbukan Bola Baja Diameter 1/8 Inchi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PRODUKSI NANO PARTIKEL DARI ARANG BAMBU DENGAN PENINGKATAN ENERGI TUMBUKAN BOLA BAJA

DIAMETER 1/8 INCHI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

DENY SETIAWAN NIM : D 200 130 060

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KAJIAN PRODUKSI NANO PARTIKEL DARI ARANG BAMBU DENGAN PENINGKATAN ENERGI TUMBUKAN BOLA BAJA

DIAMETER 1/8 INCHI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DENY SETIAWAN D 200 130 060

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KAJIAN PRODUKSI NANO PARTIKEL DARI ARANG BAMBU DENGAN PENINGKATAN ENERGI TUMBUKAN BOLA BAJA

DIAMETER 1/8 INCHI

OLEH DENY SETIAWAN

D 200 130 060

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Univesitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Selasa 3 April 2018 dan dinyatakan telah

memenuhi syarat Dewan penguji:

1. Ir. H. Supriyono, MT, Ph.D. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ir. Bibit Sugito, MT. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Pramuko IP, MT. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Maret 2018

DENY

SETIAWAN

(5)

1

KAJIAN PRODUKSI NANO PARTIKEL DARI ARANG BAMBU DENGAN PENINGKATAN ENERGI TUMBUKAN BOLA BAJA

DIAMETER 1/8 INCHI ABSTRAK

Nano teknologi merupakan sebuah teknologi di masa depan yang memungkinkan manusia untuk memanipulasi partikel-partikel yang sangat kecil dan besarnya nyaris berukuran atom.Nano meter memiliki ukuran 1 per semilyar meter serta pemanfaatanya untuk kehidupan di masa depan yang lebih efisien.Pada penelitian ini dilakukan kajian nano partikel arang bambu wulung yang diproduksi dengan pendekatan top-down menggunakan metode tumbukan dengan model shaker mils dengan ukuran bola baja 1/8 inchi dan 3 juta siklus.Penilitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan antara siklus dengan penumbuk bola baja 1/8 inchi terhadap ukuran partikel arang bambu (karbon) serta mempelajari visualisasi atau morfologi permukaan dan komposisi yang terkandung dalam material hasil tumbukan.karakteristik partikel dengan uji PSA,uj i SEM dan EDX untuk menganalisa ukuran partikel karbon,morfologi permukaan dan komposisi kimia yang terkandung dalam material hasil tumbukan.Hasil yang di peroleh dari uji PSA ini adalah 658.6nm dan hasil yang di peroleh uji SEM adalah menghasilkan partikel gumpalan besar dan tak beraturan.Hasil uji EDX unsur menghasilkan ukuran partikel dan komposisi yaitu, Karbon,C 95,78 %, Silika Dioksida,Si020, 1,46%, Kalium Dioksida,K2 0,50%, Kalsium Oksida, Ca0 0,16 %, Besi (II) Oksida Fe0 0,79 %, Tembaga (II) Oksida,Cu0 0,76 %, Zink Oksida,Zn0 0,54%. Unsur-unsur yang terdapat pada nanopartikel arang bambu.

Kata Kunci: Nanopartikel, Siklus, Arang Bambu ABSTRACT

Nano technology is a technology in the future that allows humans to manipulate the particles are very small and almost atomic size. Nano meter has a size of 1 per billion meters and its use for life in the future more efficient. In this study conducted nano study wulung bamboo charcoal particles produced with top-down approach using collision method with mils shaker model with 1/8 inch steel ball sizes and 3 million cycles. This research was done to find out the relationship between cycles with a 1/8 inch steel ball with size bamboo charcoal particles (carbon) as well as studying the visualization or surface morphology and composition contained in the collision material. Particular characteristics with PSA test, SEM and EDX test to analyze carbon particle size, surface morphology and chemical composition contained in collision material. which obtained from this PSA test is 6 58.6nm and the result obtained by SEM test is to produce large and irregular clump particle. The result of EDX element test yields particle size and composition ie, Carbon, C 95,78%, Silica Dioxide, Si020, 1,46%, Potassium Dioxide, K2 0,50%, Calcium Oxide, Ca0 0,16%, Iron (II) Oxide Fe0 0,79%, Copper (II) Oxide, Cu0 0,76%, Zink Oxide, Zn0 0,54%. The elements contained in bamboo charcoal nanoparticles

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi di masa kini mengakibatkan kebutuhan akan suatu penelitian dan pengembangan keilmuan dalam segala bidang semakin meningkat ihan akan membantu dalam pengembangan nanoteknologi di indusri pesat, terutama dalam bidang material. Hal ini mendasarkan suatu kemajuan teknologi ini adalah semakin banyaknya di butuhkan material-material baru guna menunjang suatu bidang industri yang lain. Pengembangan material tertuju dalam material karbon, karena dengan keterbatasan sumber daya ini, material karbon di harapkan dapat memberi solusi untuk suatu pengembangan atau riset teknologi nanoteknologi, Karena struktur nano karbon yang memiliki banyak kelebihan akan membantu dalam pengembangan noteknologi industri.

Ada dua metode yang biasa di gunakan membuat nano material, yaitu top-down dan bottom up. Top top-down yaitu menggerus material yang besar hingga menjadi kecil. Buttom-up adalah menyusun atom atau molekul-molekul hingga menjadi suatu partikel berukuran nano.

Arang bambu atau karbon merupakan produk yang diperoleh dari pembakaran tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna terhadap bambu akan menyebabkan senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi menjadi karbon dioksida peristiwa tersebut disebut sebagai pirolisis. Pada saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga sebagian besar molekul karbon kompleks terurai menjadi karbon atau arang .Pirolisis untuk pembentukan arang terjadi pada temperatur 150-300 oC.Pembebentukan tersebut disebut sebagai pirolisis primer. Arang dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas –gas hidrokarbon.

Girun Alfathoni (2002) menulis dan menjelaskan karbon aktif, mempunyai pola struktur serta bahan yang memiliki permukaan dalam, sehingga memiliki daya serap yang lebih tinggi. Pada proses industry, karbon aktif di gunakan sebagai bahan pembantu dan dalam kehidupan modern ini karbon aktif semakin meningkat baik di luar negeri maupun dalam negeri.

(7)

3

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat banyak. Tanaman bambu salah satunya, Indonesia memiliki 159 tanaman spesies dari total 1.250 jenis bambu yang ada di dunia. Bambu merupakan jenis tanaman yang bertumbuh sangat cepat. Banyaknya spesies bambu yang ada ini bisa di jadikan sebuah penelitian untuk memproduksi karbon nano partikel dari arang bambu.

Perumusan Masalah Untuk memudahkan penelitian maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana hasil peningkatan energi dan jumlah siklus terhadap ukuran partikel arang bambu ?, Apa sajakah kandungan yang ada pada arang bambu setelah melakukan pengujian?

Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini berkonsentrasi pada: Arang bambu wulung jenis bahan yang digunakan, Ukuran partikel karbon yang di gunakan 200 mesh, Metode tumbukan yang di gunakan untuk pembuatan bahan uji, Gotri ukuran 1/8 dengan bahan stil yang di gunakan, Siklus dan peningkatan energi putaran mesin yang di gunakan 800 rpm 1 juta siklus pertama, 900 rpm 1 juta siklus kedua, 1000 rpm 1 juta siklus ketiga, Pengujian penelitian di lakukan langsung pada hasil partikel karbon yang menempel di gotri, Proses produksi partikel nano dengan menggunakan memodifikasi alat shaker mils, Karakteristik partikel karbon menggunakan uji PSA dan SEM-EDX pada material uji sampel.

Tujuan Penelitian ini adalah: Memproduksi nano partikel arang bambu dengan alat shaker mils dengan meningkatkan energi dan jumlah siklus, Mendapatkan visualisasi dan komposisi dari partikel arang bambu yang diuji.

Tinjauan Pustaka Nano partikel merupakan material yang mempunyai ukuran nano sangat kecil. Nano material yang biasa di gunakan mempunyai ukuran 1 nm hingga 100nm. Penggunaan nanopartikel ini termasuk perkembangan dalam bidang naonains dan nanoteknologi. Nanonains yaitu ilmu yang mempelajari berbagai gejala alam yang berukuran nano contoh gejala alam maupun objek alam berukuran nanometer misalnya partikel virus, partikel titanium dioksida. Nano teknologi di definisikan sebagai rekayasa pembuatan material, Fungsional dan piranti dalam skala nanometer (Dwandaru.2012).

(8)

4

Hingga saat ini ada beberapa metode pembuatan nanopartikel yang sering digunakan yaitu metode presipitasi, penggilingan, salting out, fluida superkritis, polimerisasi monomer, polimer hidrofilik, dan dispersi pembentukan polimer (Soppimath, et al., 2001; Mansouri, et al., 2011)

Para peneliti di Universitas Duisburg-Essen memproduksi partikel nano dalam skala industrial dengan secara langsung memproduksinya dari partikel gas. Para peneliti ini yang dipimpin professor Christof Schulz, mengembangkan tiga macam prosedur produksi dalam fase gas. Ketiga prosedur memiliki satu kesamaan, yaitui materialnya di dinginkan secara tiba-tiba dan mengkondesasikannya dalam fase gas, penelitian ini Prof. Schulz sebagai pemimpin menjelaskan: “Kami dapat menggambarkannya seperti uap air lewat jenuh, yang tiba-tiba menjadi tidak stabil dan membentuk kabut. Serupa pada logam dalam bentuk gas, yang juga dapat membentuk butiran kecil atau terkondensasi menjadi partikel. Jika ini di dinginkan akan terbentuk partikel padatan“.

Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan kecepatan adalah meter/detik atau m/s. Bergantung pada besarnya interval waktu yang dipakai untuk mendifinisikan kecepatan.

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (usaha). Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Ada dua bentuk energi yang kaitannya dengan mekanika, yaitu energi kinetik dan energi potensial.

Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Sejumlah mesin pada alat uji shaker mill yang bergerak dengan laju tertentu juga memiliki energy kinetik. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan usaha, karenanya dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik.

Istilah potensial memiliki kata dasar “potensi”, yang dapat diartikan sebagai kemampuan yang tersimpan. Secara umum, energipotensial diartikan sebagai

(9)

5

energi yang tesimpan dalam sebuah benda ataudalam suatu keadaan tertentu. Energi potensial, karena masih tersimpan, sehingga baru dimanfaatkan ketika sebuah benda berubah menjadi energy lain.

Dalam pengertian yang lebih sempit, yakni dalam kajian mekanika, energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukan atau keadaan benda tersebut. Dua contoh energi yang mengacu pada pengertian ini yakni energi potensial gravitasi dan energi potensial pegas.

Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak yang memiliki massa dan kecepatan.Peristiwa tumbukan dalam fisika di bagi menjadi 3 jenis yaitu: Tumbukan lenting sempurna, yaitu apabila tidak ada energi yang hilang selama tumbukan dan jumlah energy kinetic kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan sama,maka tumbukan itu di sebut tumbukan lenting sempurna contoh terjadi pada dunia mikroskopis yang terjadi antara partikel gas. Partikel gas yang saling bertumbukan akan saling terpental.jika dua benda bertumbukan lenting sempurna, maka koefisien restitusinya sama dengan satu. Dengan begitu dapat di simpulkan bahwa pada tumbukan lenting sempurna akan berlaku:

Hukum Kekekalan Momentum m1v1 + m2v2 =m2v1’ + m2v2’ Dengan:

m1 = massa benda 1 (kg) m2 = massa benda 2 (kg)

v1 = kecepatan awal benda 1 (m/s) v2 = kecepatan awal benda 2 (m/s) v2’ = kecepatan akhir benda 2 (m/s) Hukum Kekekalan Energi kinetic

½ m1v12 +½ m2v22 = ½ m1v1’2 + ½ m2v2’2 Koefisien Restitute (e = 1)

Berikut rumus koefisien restitusi yang berlaku untuk semua jenis tumbukan

(10)

6 (v1’-v2)

e = - (v1 - v2)

Tumbukan lenting sebagian, yaitu beberapa energi kinetik akan di ubah menjadi energy bentuk lain seperti panas, bunyi dan sebagainya.akibatnya,energy kinetik sebelum tumbukan lebih besar dari pada energy kinetik sesudah tumbukan contoh ketika bola dijatuhkan ke lantai, maka pantulan bola setelah tumbukan tidak akan sama dengan ketinggian semula. Pada tumbukan lenting sebagian, ada energy yang hilang sehingga tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Meski begitu, pada tumbukan ini juga berlaku hokum kekekalan momentum dan dengan koefisien restitusi di antara 0 sampai 1 (0 < e <1).

Tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu sesudah tumbukan ke dua benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama. Contoh Ayunan balistik seperangkat alat yang berguna untuk mengukur benda bergerak dengan kecepatan besar, misalnya kecepatan peluru. Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku:

Hukum Kekekalan Momentum

Karena kecepatan benda setelah tumbukan sama besar, maka rumus kekekalan momentum dapat di sederhanakan menjadi:

m1v1 + m2v2 = (m1+m2) v’ Dengan:

m1 =massa benda 1 (kg) m2 = massa benda 2 (kg)

v1 = kecepatan awal benda 1 (m/s) v2 = kecepatan awal benda 2 (m/s)

v’ = v1’ = v2’ = kecepatan akhir benda (m/s) Koefisien restitusi (e = 0)

(11)

7 2. METODE

2.1 Diagram Alir

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.2 Alat Dan Bahan Penelitian

2.2.1 Bahan Penelitian

a. Arang Bambu b. Aqua Pro Injection 1.2.2 Alat Penelitian

a. Penumbuk f. Toples b. Saringan ukuran 200 mess g. Centrifuge c. Botol aqua h. Alat Pengering d. Bola Baja Ukuran 1/8 i. Shaker mills

(12)

8 2.3Langkah Pengujian

1. Mempersiapkan alat dan bahan berupa serbuk arang bambu dengan ukuran awal mesh 200 dan alat yang digunakan untuk pengujian.

2. Melakukan pengujian dengan alat Shaker Mill

3. Mengambil hasil pengujian atau sampel partikel arang bambu yang telah diuji menggunakan modifikasi alat Shaker Mill, yang terdiri dari 1 sampell yaitu dengan3 juta siklus tumbukan di mana pada 1 juta siklus pertama putaran 800 rpm, 1 juta siklus kedua 900 rpm, 1 juta siklus ketiga 1000 rpm. 4. Mengambil sampel partikel arang bambu yang melekat pada gotri berukuran

1/8.

5. Melakukan pengujian PSA (Particle Size Analyer) pada 1 sampel, akan tetapi terlebih dahulu partikel disentrifuge agar sampel terpisah.

6. Melakukan pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) – EDX. 7. Melakukan analisa data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengujian PSA (Particle Size Analyer)

Pengujian PSA (Particle Size Analizer) di lakukan untuk mengetahui ukuran partikel. Untuk mengetahui ukuran partikel alat yang di gunakan yaitu PSA HORIBA SZ-10. Dalam pengujian PSA ini dilakukan 3 kali pengambilan pembacaan ukuran partikel dan dapat di ketahui ukuran partikel dengan rata – rata 658,6 nm. Pada pengujian PSA pada setiap percobaan dapat di lihat pada tabel 3.1

Tabel 1. Hasil Pengujian PSA

Percobaan Ukuran partikel (nm)

1 436.7

2 526.1

3 1013.2

Jumlah 1.976

Rata-rata 658.6

3.2 Pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDX

Pengujian SEM (Snanning Electron Microscope) adalah salah satu jenis mikroskop electron yang menggunakan berkas electron untuk mendapatkan bentuk permukaan dari material yang dianalisis. Pengujian SEM dikakukan untuk

(13)

9

mendapatkan visualisasi dari hasil nanopartikel yang telah diproduksi. Dari hasil pengujian SEM dapat di lihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 2. Hasi pengujian SEM

Dari gambar uji SEM 10.000x perbesaran di atas menunjukan bahwa ukuran nano partikel berbentuk bulat sempurna, lonjong, dan gumpalan. Ukuran rata-rata partikel kurang dari 1 mikron. Jika di bandingkan dengan hasil PSA maka hasil SEM saling berkaitan karena hasil PSA rata-rata 600-700 nm.

Pada perbesaran 10.000 x juga terlihat penggumpalan atau aglomerasi, pada butiran senyawa menyebabkan ukuran partikel lebih besar. Proses aglomerasi adalah proses bergabungnya partikel-partikel kecil menjadi struktur yang lebih besar. Aglomerasi terjadi karena proses mechanical chemical. Penelitian yang di lakukan oleh (Yan Jian-Wuet al, 2009) bahwa waktu milling yang terlampau lama membuat nano partikel mengalami aglomerasi.

3.3 Pengujian EDX (Energy Dispersion X-ray)

Pengujian EDX (Energy Dispersion X-ray) adalah sebuah teknik analisa yang digunakan untuk menganalisa unsur atau karakteristik kimia pada sampel

(14)

10

nano partikel.Pengujian ini kita dapatkan komponen dan kandungan dalam nano partikel arang bambu, sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil uji EDX (Energy Dispersion X-ray)

Komponen Kandungan

Karbon, C

Silika Dioksida,Si02 Kalium Dioksida,K2 Kalsium Oksida,Ca0 Besi (II) Oksida,Fe0 Tembaga (II) Oksida,Cu0 Zink Oksida,Zn0 95,78% 1,46 % 0,50 % 0,16 % 0,79% 0,76 % 0,54%

Berdasarkan tabel 3.2 komposisi dan kandungan yang di hasilkan dengan peningkatkan energi dari 800 rpm pada 1 juta siklus petama,900 1 juta siklus kedua, 1000 rpm 1 juta siklus ke tiga menghasilkan kandungan partikel Karbon (C)=95,78 %. Pada hasil EDX terdapat beberapa unsur dengan presentase kecil seperti Silika Dioksida,Si021,46 %,Kalium Dioksida, K2 0,50 %,Kalsium Oksida, Ca00,16 %,Besi (II) Oksida, Fe0 0,79%,Tembaga (II) Oksida Cu0 0,76 %,Zink Oksida,Zn00,5

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Dari pengujian hasil penelitian produksi nano partikel arang bambu dengan peningkatan energi tumbukan bola b aja dengan ukuran 1/8 didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Darihasil pengujian PSA (Particle Size Analizer) terdapat ukuran partikel yang berbeda-beda ukuranpartikel berukuran nano lebih banyak di hasilkan dan masih ada juga partikel berukuran micrometer, Pada hasil SEM rata-rata partikel berukuran sama dengan hasil yang di dapat pada pengujian PSA, Dari pengujian EDX dapat dilihat bahwa unsur terbesar dan paling dominan

(15)

11

pada pengujian ini adalah Karbon (C)=95,78, Unsur karbon memiliki presentase paling dominan disebabkan arang bambu merupakan karbon aktif.

4.2Saran

Setelah melakukan rangkaian pengujian sampai dengan mendapatkan kesimpulan ini, dengan ini beberapa saran yang dapat digunakan sebagai proses penelitian selanjutnya, yaitu: Mencari studi literaturelebih seksama lagi untuk pengujian selanjutnya agar lebih banyak referensi, Melakukan persiapan awal bahan dan alat dengan baik dan teliti agar diperoleh hasil produksi nano partikel yang lebih baik dan sempurna, Perencanaan dan persiapan yang matang dalam pengambilan data agar mendapat hasil yang baik dan lengkap, Memperhatikan dan mentaati prosedur yang ada dalam laboratorium dan selalu menerapkan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).

DAFTAR PUSTAKA

Alfhatoni, Girun. 2002. “Manfaat karbon aktif dari arang bambu”. (online),

(http:scolar.google.co.id?scolar?hl=id&q=partikel+nano-merupakan-suatu.html, diakses pada tanggal 2 Desember 2017)

Alfatah, Arif dan Muji Lestari. 2009. Bahas Tuntas 1001 Fisika SMP Kelas VII, VIII, XI. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G 2008. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al.safitri, A., Simarmata,L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta.

Dwandaru. 2012. “Definisi nanoteknologi sebagai aplikasi nanosains dalam berbagai bidang kehidupan” (online), (http:heptajayawrdana.blogspot.com, diakses pada tanggal 5 Desember 20017)

Hadiwono. Alvin. 2007. Sebuah Catatan Perjalanan Menuju Pemahaman Diri dan Alam Semesta. Edisi I, Granit. Jakarta.

Soderlind, F. 2008. Colloidal Synthesis of Metal Oxide Nanocrystals and Thin Films. Dissertation. Linkoping, Sweden. Linkoping University.

Purwanto, Agus. 2014. “Pembuatan Nano Partikel Seng Oksida (ZnO) menggunakan proses flame Assisted Spray Pyrolysis (FASP)”. Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta

Search.handycafe.com/results?q=teori+dasar+pembakaran+arang+bambu+berdas arka n+unsur&l=en&s=star&HL=en

(16)

12

Rachmawati H., Reker-Smit C., Hooge M. N. L., Loenen-Weemaes A. M. V., Poelstra K., Beljaars L., 2007, Chemical Modification of Interleukin-10 with Mannose 6- Phosphate Groups Yields a Liver-Selective Crytokine, DMD, 35: 814-821

Mohanraj, V.J .and Y Chen 2006.Nanoparticles: A Review. Tropical Journal of Pharmacceutical Research, 5: 1

Buzea, C,. I. I. P, and Robbie, K..2007. Nanomaterial and Nanoparticles: sources and Toxicity. Biointerphases2: MR170-MR172

C. R. Vestal, Z. J. Chang 2004. Int. J. Nanobiotechnology.Vol 1. Nos 1/2.

Abdullah, M., Virgius, Yudistira, Nirmin dan Khairulrrijal. 2008. Sintesis Nanomaterial, Jurnal Nanosains dan Nanoteknologi Vol. 1: 33-57.

Zhou, W. 2006. “SEM (Scanning Electron Microscope)”, (Online), (http://materialcerdas.wordpress.com/teori-dasar/scanningelectron-micros cope, diakses tanggal 11 Juni 2017).

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian  2.2 Alat Dan Bahan Penelitian
Gambar 2. Hasi pengujian SEM
Tabel 2. Hasil uji EDX (Energy Dispersion X-ray)

Referensi

Dokumen terkait

1 - ・ 一・          研究業績 種類別 題名 発表・発行 掲載詰名 発表・ 発行年月 連名者 講演 ヒメアオキの光合成・呼吸活性

Hal ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya baik ekononi, sosial, budaya dan kurangnya pemahaman agama dan pengamalannya dalam upaya meningkatkan pengamalan

Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menelitidan menganalisis bagaimana tingkat efektivitas dan kontribusi Pajak Air Permukaan (PAP), dimana pada

Merujuk pada kondisi tersebut, maka komunitas pers Indonesia yang terdiri dari organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers bersepakat membuat Pedoman Pemberitaan

perkembangan anak. Bangunan yang humanis bagi anak harus bisa mencerminkan seluruh karakter anak agar anak bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar,

Menurut WHO, diare mengakibatkan 2,5 juta kematian setiap tahun dengan 80% korban di antaranya adalah balita.Laporan Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi diare di Indonesia