• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pesaingnya. Strategi-strategi yang handal tentunya dilakukan dalam setiap sektor,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pesaingnya. Strategi-strategi yang handal tentunya dilakukan dalam setiap sektor,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik didepan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya. Strategi-strategi yang handal tentunya dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna untuk pembuatan atau pengambilan keputusan (Priyambodo, 2015). Menurut (Marshall B. Romney, 2016) Informasi yang berguna memiliki karakteristik relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses sehingga para pengguna dapat mengambil keputusan dengan tepat.

Menurut FASB, terdapat dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Buwono, 2010)

(2)

Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik disuatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan dinegara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Mulyadi, 2002:2).

Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit (Siti NurMawar, 2010).

Auditing adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Islahuzzaman, 2012:47). Guna menilai tingkat kesesuaian penyajian laporan keuangan, seorang auditor harus mengevalasi internal control dan memperoleh bukti-buki, yaitu segenap informasi yang bisa diperoleh untuk menentukan tingkat kesesuaian tersebut dalam laporan auditing, serta sumber-sumber lain yang dimungkinkan dan dibenarkan. Salah satu jenis bukti tersebut adalah file-file yang disimpan dalam media perekam data komputer (Islahuzzaman, 2010)

(3)

Menurut ISA 200.3 menjelaskan mengenai tujuan audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju terhadap laporan keuangan itu, tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan keuangan disusun, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan.

Para pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan jasa profesional (yaitu akuntan publik) untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen (Siti NurMawar, 2010).

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan pubik maka dalam melaksanakan tugas auditnya. Auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan (Elfarini,

(4)

2007). Penerapan standar audit yang benar akan berdampak terhadap peningkatan kualitas audit yang dihasilkan. (K. Dwiyani dan Ni Luh Sari, 2014).

Kualitas audit merupakan kemungkinan seorang auditor dinilai berdasarkan laporan keuangan klien yang telah diauditnya. Auditor diharapkan dapat menemukan kemungkinan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien pada saat mengaudit laporan keuangan klien serta melaporkan pelanggaran tersebut dalam laporan keuangan auditan (De Angelo, 1981).

Standar auditing dan standar professional akuntan publik merupakan pedoman auditor dalam melaksanakannya tugasnya. Seorang auditor harus independen dalam melaksanakan tugasnnya. Independensi sebagai suatu sikap dimana auditor tidak memihak harus selalu dapat dipertahankan. Sikap ketidakberpihakan yang ditunjukkan auditor ketika melaksanakan tugasnya mencerminkan auditor jujur dan bebas dari pengaruh apapun, sehingga laporan auditannya dapat dipercaya. Kehilangan independensi seorang auditor akan berimbas terhadap rendahnya kualitas proses audit yang dihasilkannya sehingga laporan audit sebagai hasil akhir pekerjaannya tidak sesuai dengan kenyataan dan terdapat keraguan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (K. Dwiyani dan Ni Luh Sari, 2014)

Pada saat ini profesi auditor tidak lepas dari pelanggaran dan kasus yang terjadi beruhubungan dengan kualitas audit yang diberikan oleh auditor kepada kliennya. Salah satu contohnya ialah Kementrian Keuangan Republik Indonesia menjatuhkan sanksi administratif kepada masing-masing Akuntan Publik Marlinna,

(5)

Akuntan Publik Merliyana Syamsul, dan Kantor Akuntan Publik Satrio Bing, Eny & Rekan (Deloitte Indonesia) sanksi ini diberlakukan sehubungan dengan pengaduan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menginformasikan adanya pelanggaran prosedur audit oleh KAP. Hal ini terkait dengan audit yang dilakukan oleh kedua akuntan publik atas laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) tahun buku 2012 hingga 2016. Untuk memastikan hal tersebut Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) melakukan pemeriksaan terhadap KAP, dan dua akuntan publik tersebut. Hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul belum sepenuhnya mematuhi Standar Audit – Standar Professional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP Finance. OJK menilai AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan pelanggaran berat sehingga melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Ini sebagaimana tertera dalam penjelasan Pasal 39 huruf b POJK Nomor 13/POJK.03/2017, bahwa pelanggaran berat yang dimaksud antara lain AP dan KAP melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan. Sanksi yang diterima dua AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu memberikan opini “ Wajar Tanpa Pengecualian” dalam hasil audit terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya secara signifikan. Sehingga, menyebabkan kerugian

(6)

banyak pihak termasuk perbankan (

https://tirto.id/kasus-snp-finance-dan-pertaruhan-rusaknya-reputasi-akuntan-publik-c4RT).

Dari kasus tersebut dapat terlihat dalam melaksanakan proses auditnya ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik tersebut:

1. Pelanggaran dalam pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik Marlinna dan Akuntan Publik Merliyana Syamsul atas laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Finance tahun buku 2012-2016. Bahwa telah melanggar POJK No.13/POJK.03/2017 tentang penggunaan jasa Akuntan Publik, yaitu Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan.

2. Kedua Akuntan Publik mengeluarkan opini “Wajar Tanpa Pengecualian”, sedangkan hasil dari pemeriksaan OJK mengindikasikan PT SNP Finance menyajikan laporan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya sehingga menyebabkan kerugian banyak pihak termasuk perbankan.

3. Dalam pelaksanaan proses audit laporan keuangan PT SNP Finance, bahwa kedua Akuntan Publik belum sepenuhnya memenuhi standar-standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam melakukan audit laporan keuangan.

(7)

Auditor dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara profesional dan independen. Sikap independensi harus diterapkan dalam semua tahap proses audit, untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam audit. Independensi dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan (Arens et all, 2015). Hal ini juga disampaikan dalam pernyataan standar auditing (SA seksi 220) dalam buku Auditing (Agoes, 2012:33) Auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern), tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani (2014) menyatakan bahwa independensi auditor dan besaran fee audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit baik secara simultan maupun parsial. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Galuh Tresna Murti dan Iman Firmansyah (2017) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan atas independensi auditor terhadap kualitas audit.

Seiring perkembangan, kualitas audit tidak hanya ditentukan oleh kompetensi, etika dan independensi. Sehingga IAPI mengeluarkan Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016). Menurut Panduan tersebut, faktor lain yang dapat menghasilkan audit yang berkualitas adalah fee audit. Fee audit yang tinggi akan memungkinkan KAP menggunakan sumber daya

(8)

yang lebih banyak. Semakin banyak sumber daya atau auditor yang ditugaskan maka ketelitian dan penerapan prosedur audit dapat dilakukan dengan efektif. Selain itu, semakin tinggi fee audit yang diterima oleh auditor maka akan membuat auditor melakukan prosedur audit yang lebih luas dan mendalam sehingga kualitas audit yang dihasilkan semakin tinggi. (Bella Dwi S, 2017).

Fee audit menurut Mulyadi (2010:63) merupakan fee yang diterima akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit. Seorang auditor berkerja untuk mendapatkan imbalan atau upah yaitu berupa fee audit. De Angelo (1981) menyatakan bahwa fee audit merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi karena tergantung pada beberapa faktor dalam penugasan audit seperti; ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang ditangani oleh auditor, risiko audit yang dihadapi auditor dari klien serta nama Kantor Akuntan Publik yang melaksanakan Jasa Audit.

Bella Dwi Sulistiarini (2017) mengatakan bahwa semakin besar fee audit suatu penugasan audit, maka semakin baik kualitas audit yang dapat diberikan, karena semakin besar fee audit yang diterima oleh auditor maka imbalan tersebut mencukupi untuk melaksanakan proses pengumpulan dan pengujian bukti berdasarkan standar auditing guna mendukung kesimpulan, temuan audit, maupun rekomendasi yang terkait sehingga laporan yang dihasilkan memuat informasi yang andal. Selain itu, dengan fee audit yang tinggi memungkinkan KAP untuk melibatkan lebih banyak auditornya untuk bertugas sehingga ketelitian dalam penerapan setiap prosedur akan semakin baik dan auditor dapat tepat waktu dalam melakukan prosedur audit maupun menyelesaikan laporan audit.

(9)

Hasil penelitian Bella Dwi Sulistiarini (2017) menyatakan bahwa Independensi dan fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Tetapi, penelitian Maharany dkk (2016) menyatakan bahwa Independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dan penelitian yang dilakukan Garit Arum Dewana (2015) menyatakan bahwa fee Audit tidak berpengaruh terhadap kualitas Audit.

Berdasarkan uraian diatas dan masih adanya gap dari hasil penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (SURVEY PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA JAKARTA DAN BANDUNG)”.

(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kulitas audit. 2. Apakah fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Apakah independensi auditor dan fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui pengaruh Fee Audit terhadap kualitas audit.

3. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis

Pengembangan Ilmu Pengetahuan

a. Melalui penelitian ini, dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca mengenai kualitas audit.

(11)

b. Melalui penelitian ini, dapat memberikan tambahan informasi mengenai bagaimana Independensi Auditor dan Fee Audit dapat mempengaruhi kualitas audit.

c. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para penulis lain yang ingin mengangkat masalah yang sama untuk penelitian berikutnya mengenai kualitas audit.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian diharpakan dapat digunakan sebagai masukan bagi auditor agar dapat meningkatkan kualitas audit.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi para auditor.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memperoleh data pada beberapa Kantor Akuntan Publik diwilayah Kota Jakarta dan Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan November - Selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penilaian siswa terhadap guru menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter SMK Futuhiyyah Mrangen Demak tahun pelajaran 2013/2014 sudah dilaksanakan dengan

Sedangkan dari aspek tatalaksana/infrastruktur; pemerintah desa telah membuat surat keputusan (SK) penetapan kelompok wisata (Pokdarwias) Dewa Bejo, namun masih terdapat

Selama praktik kerja, penulis melakukan pekerjaan pencatatan surat masuk pada buku agenda dan pengarsipan surat masuk, pencatatan surat keluar pada buku agenda dan pengarsipan

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti pada tahun 2013 dengan judul “Penerapan Konseling Kelompok Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk Meningkatkan

Melalui kegiatan kampanye penempelan poster dan pembuatan peta risiko bencana epidemik, pemuda menjadi agen dan kelompok yang berperan penting dalam upaya mereduksi

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dan data analisis SPSS 15.0 analisis korelasi yang digunakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman

Rekomendasi Rincian Kewenangan klinik untuk Ahli Fisioterapi Medis dalam menjalankan prosedur tindakan terapi di Rumah Sakit Mutiara Bunda diberikan dalam rangka

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa baik secara keseluruhan maupun siswa berkemampuan