• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMBUTAN ACARA INDONESIA OCEAN JUSTICE PERAN PEMERINTAH DALAM PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI KAPAL IKAN ASING Kamis, 14 Mei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMBUTAN ACARA INDONESIA OCEAN JUSTICE PERAN PEMERINTAH DALAM PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI KAPAL IKAN ASING Kamis, 14 Mei"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 SAMBUTAN ACARA INDONESIA OCEAN JUSTICE

“PERAN PEMERINTAH DALAM PENEMPATAN DAN

PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI KAPAL IKAN ASING”

Kamis, 14 Mei 2020, 14.00-16.00 Webinar

(2)

2 BADAN PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA (BP2MI)

2020

Yang Saya Hormati

Bapak Dr. Mas Achmad Santosa, CEO Indonesia Ocean Justice Initiative,

Para Narasumber

Peserta Webinar yang saya hormati,

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

(3)

3 Om Swasti Astu,

Namo Budaya, Salam Kebajikan.

1. Pertama tentu saya mengucapkan terima kasih sudah diberikan kepercayaan panitia untuk memberikan sambutan ini. Saya mengapresiasi penyelenggaraan Webinar ini sebagai bentuk kontribusi nyata kita semua untuk bersama-sama memperbaiki tata kelola penempatan dan pelindungan ABK Awak Kapal Perikanan, ini juga bentuk kepedulian nyata kita bersama atas persoalan yang menimpa saudara-saudara kita pada akhir-akhir ini.

2. Hari ini genap satu bulan saya menjabat sebagai Kepala BP2MI. Dalam periode kerja yang sangat pendek ini saya berusaha memahami, dan belajar dalam waktu yang sangat cepat berbagai

(4)

4 persoalan berkaitan dengan upaya pelindungan bagi PMI dan keluarganya, termasuk pelindungan ABK Kapal Perikanan.

3. BP2MI sekarang ini tengah mempersiapkan proses transisi pembentukan Badan baru dengan sejumlah rancangan perubahan struktur organisasi Badan, sumber daya manusia, penyesuaian Rencana Strategis (Restra) lima tahun ke depan, bisnis proses, dan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan Badan baru yang lebih efektif dan efisien.

4. Dari sisi substansi pelayanan, perubahan fundamental tata kelola penempatan dan pelindungan PMI serta revitalisasi BNP2TKI menjadi BP2MI yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan, baik di pusat maupun di daerah, mengingat adanya perubahan kewenangan dan tanggung jawab dari swasta ke

(5)

5 Pemerintah dan dari Pemerintah Pusat ke Daerah serta dari Kementerian ke Badan serta teman-teman masyarakat Sipil dan Civil Society. InsyaAllah dengan konsep dan strategi yang terukur serta upaya-upaya yang keras dari seluruh jajaran BP2MI, kami dapat mendukung visi misi Presiden dengan meningkatkan PMI terampil dan profesional serta menekan PMI low level, high risk dan dapat pula mengelola PMI non prosedural.

Bapak Ibu yang kami hormati,

5. Secara jujur Dunia Pekerja Migran memang bukan dunia saya namun demikian saya memahami pangkal persoalan PMI secara umum, dan ABK perikanan didalamnya adalah sudah mengurat dan mengakarnya sindikasi pengirimanan Pekerja Migran Ilegal. Karenanya dalam serah terima jabatan sebulan lalu saya

(6)

men-6 declare untuk menyatakan perang!! perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran ilegal, baik perseorangan maupun badan usaha. Karena sejatinya mereka adalah musuh negara yang harus kita perangi bersama-sama. Kita buktikan negara hadir untuk melindungi para Pekerja Migran.

6. Saya berkeyakinan bila kita benahi tata kelola penempatan Pekerja Migran termasuk ABK Perikanan, maka akan mengikis Pekerja Migran ilegal secara signifikan, dan akhirnya negara akan diuntungkan dari peningkatan devisa yang dihasilkan. Saya mencermati dan mesti mengakui ketiadaan data tunggal yang valid mengenai jumlah ABK Perikanan dan PMI secara umum menjadi kendala, bagaimana kita dapat memberikan pelindungan maksimal bila jumlah yang kita lindungi tidak tahu pasti berapa jumlahnya? Kondisi-kondisi demikian harus dapat kita antisipasi dengan lebih

(7)

7 meningkatkan koordinasi, sinergi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal, termasuk dari masyarakat sipil.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

7. Dalam sebulan ini disela-sela konsentrasi kita memberikan pelayanan kepulangan repatriasi PMI akibat pandemi Covid 19 di berbagai negara penempatan, seiring dengan itu, peristiwa yang menyedihkan dan mengoyak rasa kemanusiaan kita dialami oleh saudara kita, adik-adik kita yang mendapatkan perlakuan yang jauh dari rasa kemanusiaan, kuatnya indikasi adanya pelanggaran HAM, perlakuan yang tidak diskriminatif, dan lain-lain. Ini masalah serius dan negara saya pastikan hadir untuk menangani masalah ini hingga tuntas. Kami sudah menengok 14 ABK yang dipulangkan dan ditempatkan di shelter atau tempat transit sementara di RPTC

(8)

8 Bambu Apus minggu lalu, berdialog langsung dengan adik-adik ABK ini. Saya sudah mendengar langsung cerita dari para ABK ini, dan kita secara tanggap sudah membentuk Tim Investigasi untuk menyelidiki kasus ini.

8. Secara kelembagaan, BP2MI sesuai dengan kewenangannya, telah meminta kepada Menteri Luar Negeri untuk melayangkan nota diplomatik kepada Pemerintah China untuk melakukan penyelidikan atas kasus pelarungan jenazah saudara AR pada akhir Maret lalu. Selain itu, melalui Menteri Tenaga Kerja kami meminta kepada Menlu untuk memerintahkan Perwakilan RI menyatakan dan mengumumkan Dalian Ocean Fishing, prinsipal tempat bekerjanya almarhum saudara AR sebagai Mitra Bermasalah sebagaimana diatur dalam UU No. 18/2017.

(9)

9

Bapak, Ibu yang kami hormati,

9. Ini momentum untuk kita berbenah, momentum untuk memperbaiki tata kelola penempatan dan pelindungan ABK Awak Kapal Perikanan, khususnya yang bekerja di laut lepas. Perlu kami sampaikan bahwa perubahan UU No. 39 tahun 2004 menjadi UU No. 18 tahun 2017 membawa perubahan tata kelola pelindungan PMI secara cukup mendasar, terutama dalam hal penanganan ABK Awak Kapal Perikanan. Perlu kami sampaikan bahwa pada dalam UU No. 39 Tahun 2004, Pasal 28 disebutkan bahwa “Penempatan TKI pada pekerjaan dan jabatan tertentu diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Menteri.” Yang dimaksud dengan pekerjaan atau jabatan tertentu

dalam penjelasan pasal tersebut adalah pelaut. Namun demikian, sayangnya sejak UU Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri tersebut diundangkan, hingga sekarang belum diterbitkan aturan pelaksanaan tersebut. Sehingga tugas fungsi BNP2TKI

(10)

10 dahulu tidak mencakup penempatan dan pelindungan ABK atau kita kenal sebagai sea based dan hanya berkonsentrasi pada isu ketenagakerjaan yang bersifat land based.

10. Hingga kemudian UU No. 18 Tahun 2017 diundangkan pemerintah pada tanggal 22 November 2017, mengganti UU No. 39 Tahun 2004. Dalam UU No. 18 Tahun 2017 disebutkan salah satu jenis Pekerja Migran Indonesia, pengganti nomenklatur Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-undang tersebut, salahsatunya Pelaut Awak Kapal dan Pelaut Perikanan.

Bapak-ibu para hadirin sekalian,

11. Saya ingin tegaskan kembali, karut marutnya persoalan tata kelola ABK ini disebabkan oleh tidak adanya kejelasan dan ketegasan dalam pengaturan pembagian kewenangan serta pihak-pihak yang

(11)

11 berhak untuk melakukan penempatan. Sebagai gambaran, surat izin penempatan ABK dapat dilakukan oleh berbagai instansi misalnya Kementerian Perdagangan atau Dinas Perdagangan dapat mengeluarkan SIUP Penempatan ABK oleh Manning

Agency. Kemudian Kementerian Perhubungan juga

mengeluarkan Surat Ijin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal (SIUPPAK). Demikian juga Kementerian Tenaga Kerja mengeluarkan Surat Ijin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (atau dikenal SIP3MI) kepada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

12. Namun demikian, meskipun belum adanya kejelasan kewenangan faktanya BNP2TKI sebelum menjadi BP2MI telah menangani masalah ABK ini yang dalam kurun waktu 2 tahun dari 2018 hingga 13 Mei 2020 sebanyak 411 kasus, dengan variasi kasus,

(12)

12 namun yang terbanyak masalah gaji yang tidak layak, dan tidak dibayarkan sepenuhnya, jam kerja yang tidak terbatas, kondisi kerja yang tidak manusiawi, tidak adanya jaminan sosial dan keselamatan kerja serta tindak kekerasan. Jadi dapat disimpulkan, pokok permasalahan sulitnya penyelesaian penanganan kasus ABK Perikanan ini muaranya adalah ketidakjelasan tata kelola penempatan dan pelindungan ABK.

13. Sulitnya penanganan kasus ABK Perikanan ini juga disebabkan sebagian besar ABK ini bekerja di Kapal Perikanan berbendera asing secara individual atau dikenal dengan skema mandiri dan ini sangat berisiko dan jauh dari pantauan atau pengawasan pemerintah. Sehingga bila ada masalah mengenai ABK akan sulit untuk ditangani, meskipun kasat mata.

(13)

13 14. Kami telah mengidentifikasi beberapa masalah krusial soal ABK Awak Kapal Perikanan, yakni: pertama, perihal isi perjanjian kerja; kedua, perihal kondisi kerja; ketiga, tidak adanya kontrol secara memadai oleh institusi Pemerintah; keempat, penempatan oleh manning agency tidak melalui mekanisme yang diatur undang-undang; kelima, tidak adanya database terpadu terintegrasi baik database manning agency, database ABK yang ditempatkan, database agensi di luar negeri, dan database pengguna jasa, sehingga sulit untuk menangani kasus dengan segera, keenam, Perjanjian Kerja Laut yang tidak memihak ABK menyebabkan banyaknya manning agency dan pemilik kapal lepas dari tanggung jawab perlindungan ABK.

(14)

14 15. Dalam dua minggu terakhir ini kita intensif rapat internal dengan jajaran BP2MI dan sudah rapat koordinasi dengan Menko Maritim dengan Menaker, Menhub, Menteri KKP khusus membahas rancangan peraturan pemerintah tentang Penempatan dan Pelindungan Awak Kapal Niaga Migran dan Awak Kapal Perikanan Migran. Dan kami sudah menyampaikan saran tindak untuk penguatan Tata Kelola ABK, baik pada tahap rekrutmen, tahap saat bekerja, dan tahap setelah bekerja. Besok akan dilanjutkan kembali pembahasan dengan Menko Maritim terkait Rancangan PP tersebut. Semoga kehadiran PP ini nantinya dapat memberikan kepastian hukum terhadap upaya pelindungan ABK Awak Perikanan.

16. Demikian saya sampaikan, selamat berdiskusi untuk memberikan penguatan tata kelola ABK Awak Kapal Perikanan. Kami sangat

(15)

15 senang bila hasil diskusi ini dirumuskan menjadi masukan bagi kami untuk memperkaya substansi Rancangan Peraturan Pemerintah yang dibahas.

Terima kasih

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq Wassalamualaikum Wr. Wb

Referensi

Dokumen terkait

9 Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat dari hubungan aktu kejadian dan penggunaan obat adalah tidak  mungkin (Event or laboratory

8.6 Bagi permohonan untuk murid Tahun 1 (Kategori 3), permohonan perlu dibuat menggunakan proses yang sama dan perlu dihantar ke Bahagian Biasiswa pada atau sebelum 1 Mac

Pada umumnya polutan utama yang terkandung dalam limbah cair bahan resin adalah senyawa-senyawa organik yang biasanya dapat merupakan racun yang dapat

Animasi pendek 3D merupakan media yang sangat efektif untuk mensosialisasikan tentang pentingnya membaca, selain anak lebih suka dan mudah untuk menangkap alur

Korporasi asing sebagai pelaku tindak pidana illegal fishing belum diatur dalam Undang-Undang perikanan di Indonesia, dalam hal kapal asing melakukan pencurian ikan di

Kapal-kapal ikan Vietnam dikawal oleh beberapa kapal patroli perikanan Vietnam Fisheries Resources Surveillance (VFRS) di sepanjang garis Landas Kontinen

• Dampak kepada PMI di kapal ikan asing yaitu menjamin perlindungan dan pemenuhan hak-hak PMI sesuai dengan standar kondisi kerja yang layak di kapal ikan... Ketentuan-Ketentuan

Orang Tua tercinta yang senantiasa selalu mendoakan penulis dalam keberlangsungan magang di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia agar selalu sehat, selamat dan