• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KEGIATAN DIALOG PELIBATAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME T. A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KEGIATAN DIALOG PELIBATAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME T. A."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KEGIATAN

“DIALOG PELIBATAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME”

T. A. 2017

1. Latar Belakang

Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan oleh Litbang Departemen Agama tahun 1996 pada empat perguruan tinggi sekuler yakni UI, UGM, Unair dan Unhas terjadi peningkatan aktivitas keagamaan di sejumlah kampus-kampus tersebut, bahkan disebutkan bahwa kampus-kampus tersebut menjadi tempat yang paling potensial berkembangnya aktivitas keislaman (religius) yang cenderung eksklusif dan radikal. Dengan demikian, revivalisme Islam tidak muncul dari kampus-kampus berbasis keagamaan, tetapi dari kampus-kampus sekuler atau umum.

Perguruan tinggi umum lebih mudah menjadi target rekrutmen gerakan-gerakan radikal, sementara perguruan tinggi berbasis keagamaan dianggap lebih sulit. Kalau ternyata faktanya menunjukkan bahwa gerakan radikal juga sudah marak dan subur di kampus-kampus berbasis keagamaan, maka ini dapat membuktikan dua hal. Pertama, telah terjadi perubahan di dalam perguruan tinggi berbasis keagamaan itu sendiri. Kedua, telah terjadi metamorfosa bentuk dan strategi gerakan di internal gerakan-gerakan radikal.

Ansyaad Mbai, Mantan Kepala BNPT menyebut radikalisme saat ini semakin hebat perkembangannya. Berpenetrasi ke dalam perguruan tinggi berkualitas sejumlah pihak universitas, mulai dari rektor, dekan, sampai pembantu rektor pernah melapor kepada BNPT soal isu radikalisme di kampus mereka.

Meskipun penelitian dan pernyataan di atas sudah relative lama, tapi mesih relevan untuk dijadikan tolak ukur kewaspadaan terhadap penyebaran radikalisme agama di pergutuan tinggi.

Azyumardi Azra, mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah mengatakan kampus sebagai ranah publik membuat kehadiran kelompok radikal dan ekstrem selalu mengintai mahasiswa.Menurutnya perlu ada desain ulang terhadap mata kuliah yang bersifat ideologis seperti Pancasila, pendidikan kewarganegaraan dan agama.

(2)

Azyumardi juga menyoroti disorientasi kegiatan mahasiswa yang dalam dua tahun terakhir ini dinilai mengalami penurunan secara signifikan, padahal hasil penelitian UIN Jakarta menunjukkan, aktivitas dalam organisasi merupakan faktor penting untuk mencegah terjerumusnya seseorang ke dalam gerakan radikal dan ekstrem.

Hasil penelitian LIPI tahun 2011 yang dilakukan pada lima universitas ternama di Indonesia yaitu UGM, UI, IPB, Unair dan Undip, menunjukkan ada peningkatan pemahaman fundamentalisme keagamaan di kalangan mahasiswa di kampus-kampus umum.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan, hasil riste yang dilakukan pihaknya menemukan pola-pola gerakan radikal di Indonesia.Salah satunya melalui penyusupan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan tingkat kampus yang sebagian besar terdapat di perguruan tinggi non-keagamaan, " kata Nuke dalam diskusi dengan judul Membedah pola gerakan radikal di Indonesia di kantor LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kamis (18/2/2016).

Berdasarkan pada survei LIPI tahun 2015,4% orang Indonesia menyetujuii kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka berumur antara 19-25 tahun. Sedangkan 5 persen di antaranya adalah mahasiswa. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anas Saidi mengatakan"Radikalisme ideologi jika tidak dicegah dari sekarang bukan mustahil Indonesia menjadi negara yang porak poranda dan dipecah karena perbedaan ideologis," kata Anas saat diskusi Membedah Pola Gerakan Radikal, di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis (18/2).

Maka dari itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk melakukan pencegahan paham radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi, dengan melibatkan Mahasiswa dan birokrasi kampus. Sehingga terjalin sinergitas antara BNPT, Mahasiswa, dan Birokrasi Kampus dalam menghapat perkembangan radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.

2. Dasar Hukum

a. Peraturan Presiden Nomor: 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012;

(3)

b. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Nomor : Per-02/K. BNPT/1/2012 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Daerah;

c. Peraturan Kepala BNPT Nomor PER-01/K.BNPT/10/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Terorisme;

d.

DIPA dan Program Kerja BNPT TA. 2017;

3. Maksud danTujuan a. Maksud.

Untuk memberikan gambaran rencana pelaksana kegiatan dialog pelibatan Mahasiswa dan Birokrasi Kampus dalam upaya pencegah paham radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi. Untuk memberikan pencerahan dan pengetahuan tentang radikalisme dan terorisme dalam upaya membangun sinergitas dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.

b. Tujuan.

Sebagai pedoman dan arahan bagi para pelaksana agar kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal..

4. Nama Kegiatan

Tema kegiatan yaitu“Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (Ldk) Dalam Pencegahan Terorisme Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme”.

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu :

Tempat : Pelaksana :

6. Tujuan Kegiatan

a. Membangun sinergitas Mahasiswa dan Birokrasi Kampus dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.

b. Memberikan pemahaman kepada Mahasiswa mengenai bahaya radikalisme dan terorisme dan langkah-langkah pencegahannya.

(4)

c. Peningkatan peran birokrasi kampus dalam mengcegah paham ekstrim dan fundamental di kalangan mahasiswa.

d. Penguatan wawasan kebangsaan dan islam Rahmatan Lil Alamin kepada Mahasiswa.

e. Meningkatkan peran organisasi internal dan eksteral dalam menghambat perkembangan radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.

f. Membumikan sikap toleransi dalam beragama di dunia kampus.

g. Untuk mengetahui potensi pertumbuhan dan perkembangan kelompok-kelompok radikal di perguruan tinggi sehingga dapat dengan mudah terdeteksi secara dini.

7. SasaranKegiatan

a. Pengurus lembaga mahasiswa, organisasi internal dan organisasi eksternal kampus.

b. Birokrasi kampus, khususnya yang bersentuhan langsung dengan kemahasiswaan.

8. Output dan Outcome Kegiatan a. Output.

1) Peningkatan wawasan bagi para mahasiswa dan birokrasi kampus mengenai paham radikalisme dan terorisme.

2) Memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri radikalisme dan terorisme serta langkah-langkah pencegahannya.

3) Menumbuhkan kesadaran mahasiswa dan birokrasi kampus dalam menghalau perkembangan radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.

4) Peserta mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan radikalisme dan terorisme di Indonesia yang begitu membahayakan bagi NKRI

b. Outcome.

1) Memudahkan pembinaan sebagai tindakan pencegahan radikalis terorisme yang kemungkinan berkembang di perguruan tinggi seluruh Indonesia.

2) Menumbuhkan gerakan antiradikalisme dikalangan mahasiswa dan birokrasi kampus di perguruan tinggi seluruh Indonesia.

3) Munculnya kesadaran Mahasiswa dan birokrasi kampus untuk melakukan deteksi dini tentang gejala-gejala radikal terorisme di dunia kampus.

(5)

9. Materi Kegiatan

a. Kebijakan dan Strategi BNPTdalam Pencegahan Pahan Radikal Terorisme.

b. Peranan birokrasi kampus dan organisasi internal/eksternal dalam Pencegahan radikalisme danTerorisme di perguruan tinggi.

c. Mecegah paham radikalisme dengan pendekatan Islam rahmatan lil-’Alamin (Islam

Masa Kini) (Dakwah Islam Wasathiyah)

d. Menanamkan Paham Kebangsaan yang terbuka bagi keberagaman.(Membumikan

Ulang Pancasila)

10. Metode yang Digunakan

Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu metode Ceramah, Dialog, Diskusi, dan Tanya Jawab tentang pencegahan terorisme di kalangan mahassiwa.

11. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme bekerjasama dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

12. Tahapan Kegiatan

a. Perencanaan dan Persiapan

1) Mempelajari rencana kegiatan dan Referensi.

2) Membuat/menyusun konsep awal rencana kegiatan.

3) Melaksanakan Survei lokasi ataun tempat pelaksanaan kegiatan.

4) Melaksanakan Koordinasi dengan pihak terkait (sarana / prasarana /fasilitas dan narasumber).

5) Menyempurnakan rencana kegiatan.

6) Mempersiapkan surat undangan dan keperluan lainnya.

7) Menyebarkan surat undangan kepada narasumber dan peserta kegiatan.

b. Pelaksanaan

1) Melakukan Briefing Kesiapan untuk pengecekan personel, materiil/alat perlengkapan yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan Dialog yang diawali dengan pembukaan dan pembagian kuesioner kepada para peserta untuk mengetahui pandangan peserta terhadap terorisme

(6)

3) Penyampaian materi oleh masing-masing narasumber yang diakhiri dengan sesii Tanya jawab

4) Pembagian kuisioner sebagai evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan tersebut. 5) Melaksanakan pengecekan setiap pelaksanaan acara.

6) Melaksanakan tertib susunan acara.

7) Rekomendasi/Rencana Tindak Lanjut (RTL) c. Pengakhiran

1) Evaluasi

2) Pelaporan Kegiatan 3) DistribusiLaporan

13. Susunan Acara (Terlampir)

14. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) / (Terlampir)

15. Daftar Personel (Terlampir)

16. Daftar Narasumber (Terlampir)

17. Daftar Peserta (Terlampir)

18. Susunan Acara (Terlampir)

(7)

20. Penutup

Demikian rencana kegiata “Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Dalam Pencegahan Terorisme Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme” ini dibuat sebagai gambaran kegiatan dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan ini nantinya.

Bogor, ……, ………. 2017 Direktur Pencegahan

Referensi

Dokumen terkait

Dari Cezanne ia belajar bahwa warna dalam sebuah lukisan yang terorganisasi dengan baik dapat memiliki power, sehingga menunjang keseluruhan performance lukisan.. la

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan anti MPS ecto-CIK dengan konsentrasi 0, 5, 10, dan15 µl dan lama inkubasi 5, 30, 60, dan 120 menghambat viabilitas

Pola wujud, tujuan, dan genre wacana grafiti bak truk dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing yang akan dideskripsikan menyangkut beberapa gejala,

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T., atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yangberjudul ANALISIS

kegiatan yang menjanjikan ini turut pula membawa dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan hidup manakala kegiatan tersebut tidak dilakukan berdasarkan

Forum Alumni Pengurus BEM FMIPA UNY merupakan salah satu program kerja dari biro Humas BEM FMIPA UNY sebagai sarana untuk menjaga silaturahmi dan mempererat

Sehingga menurut Snouck, dalam bidang agama Pemerintah Hindia Belanda hendaknya memberikan kebebasan kepada umat Islam Indonesia untuk menjalankan Agamanya sepanjang

Pendengar radio dalam penelitian ini merupakan pendengar radio yang mendengarkan siaran RRI di Kota Jayapura. Berdasarkan pada hasil kuesioner menunjukkan bahwa